Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Perhatian Terhadap Pembangunan Ekonomi
Kurangnya perhatian terhadap masalah pembangunan ekonomi
disebabkan oleh beberapa faktor (Meier & Rouch, 2000) antara lain :
Pertama, Pada masa sebelum PD II sebagian besar negara-negara sedang
berkembang (NSB) masih merupakan negara jajahan. Para penjajah merasa tidak
perlu untuk memikirkan secara serius mengenai masalah pembangunan dari negara
jajahan mereka. Tujuan mereka mencari negara-negara jajahan adalah hanya untuk
menciptakan keuntungan bagi mereka bukan untuk meningkatkan tingkat
kesejahteraan negara-negara jajahannya tersebut,
Kedua, kurangnya usaha dan perhatian dari para pemimpin masyarakat
negara-negara jajahan untuk membahas masalah-masalah pembangunan ekonomi
Menurut mereka, pembangunan ekonomi hanya bisa dilakukan jika penjajahan
telah berakhir.
Ketiga, Penelitian dan analisis tentang masalah pembangunan ekonomi
(masalah ekonomi jangka panjang) masih terbatas, setelah PD II perhatian terhadap
pembangunan ekonomi tumbuh dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor:
Pertama, Berkembangnya cita-cita negara-negara yang baru merdeka
untuk mengejar ketertinggalan mereka dalam bidang ekonomi dari negara-negara
maju, misalnya Indonesia, India, Pakistan, dan Korea. Negara-negara tersebut
relatif miskin dan juga mengalami masalah kependudukan yang cukup
serius ,tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan pertumbuhan penduduk
sangat cepat.
Kedua, Berkembangnya perhatian negara-negara maju terhadap usaha
pembangunan (khususnya ekonomi) di NSB, disebabkan oleh rasa kemanusiaan
untuk membantu NSB dalam mempercepat laju pembangunan ekonomi mereka dan
mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju. Selain itu pertimbangan lain
yaitu untuk dapat dukungan dalam perang ideologi antara Blok Barat dan Timur

1
pada saat itu.
Bantuan-bantuan tersebut sifatnya bermacam-macam, misalnya hibah
(grant), yang berarti bahwa NSB yang menerimanya tidak perlu membayar kembali
bantuan tersebut. Bantuan untuk melakukan studi kelaikan suatu proyek, atau
pinjaman yang syarat-syaratnya biasanya jauh lebih ringan dari pada pinjaman
komersial biasa. ( tingkat bunga rendah dan waktu pengembalian yang panjang,
misalnya 20-25 tahun).
1.2 Evolusi Fokus Ekonomi Pembangunan
Menurut Meier & Rouch (2000) selama dekade 1950-an hingga awal
dekade 1960-an, kebijakan-kebijakan pembangunan ditujukan terutama sekali pada
maksimisasi pertumbuhan GNP melalui proses akumulasi modal dan industrialisasi.
Oleh karena adanya pandangan yang tidak mempercayai mekanisme pasar dan
pendapat tentang terjadinya kegagalan pasar (market failure),Kenyataannya.
strategi ini mengarahkan kita pada pilihan antara pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pertumbuhan dan pemerataan merupakan dua
kutub strategi pembangunan yang seringkali saling mengabaikan (trade- off)
Artinya, pembangunan yang menitikberatkan pada aspek pertumbuhan ekonomi
cenderung akan "mengorbankan" aspek pemerataan, begitu juga sebaliknya. Dan,
Angka-angka yang ditunjukkan oleh pendapatan nasional bruto (Gross National
Income-GNI) atau produk nasional bruto (Gross Nationall Domestic Product
GNP/GDP) tidak cukup peka dalam mengungkapkan state of mind masyarakat.
Bank Dunia memperkenalkan pendekatan pembangunan pertumbuhan dengan
pemerataan (redistribution with growth) dan 110 Unternational Labor Organization)
menawarkan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need approach)
sebagai solusi. Fokus kajian ekonomi pembangunan sudah lebih ditekankan pada
analisis tentang keberagaman NSB dan pengidentifikasian faktor penyebab
mengapa terjadi perbedaan tingkat kinerja ekonomi dari setiap negara. Analisis
berubah dari model pertumbuhan yang sangat agregatif menuju ke model mikro
yang disagregatif.

2
1.3 Cakupan Bahasan Ekonomi Pembangunan
Usaha-usaha pembangunan yang dilakukan NSB pasca PD II banyak
mengalami kegagalan dalam memecahkan masalah-masalah pembangunan,
misalnya masalah kemiskinan dan masalah kepincangan distribusi pendapatan.
Kegagalan-kegagalan tersebut menimbulkan dorongan bagi para ilmuwan
(ekonom), untuk memperdalam pengetahuan mereka mengenai masalah yang
mempengaruhi kehidupan sebagian besar umat manusia di bumi ini. Sejak itu
aspek-aspek yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi menjadi pusat perhatian
yang sering dibahas para ekonom.
Pandangan-pandangan para ekonom mengenai aspek yang berkaitan
dengan masalah pembangunan di NSB itulah yang disebut sebagai ekonomi
pembangunan. Namun demikian, pola pembahasan seperti dalam analisis teori
ekonomi mikro dan ekonomi makro yang mempunyai bentuk yang seragam tidak
kita temukan dalam analisis ekonomi pembangunan. Cabang ilmu ekonomi ini
belum memiliki suatu pola analisis tertentu yang dapat diterima oleh kebanyakan
ekonom.
1.3.1 Belum Adanya Pola Yang Disepakati Tentang Ekonomi Pembangunan
Disebabkan Oleh Beberapa Faktor, Antara Lain :
1. Kompleksitas masalah pembangunan
2. Tidak adanya teori-teori pembangunan yang dapat menciptakan suatu
kerangka dasar yang berlaku umum (grand theory) dalam memberikan
gambaran mengenai proses pembangunan ekonomi.
Jika kita cermati, pada hakikatnya pembahasan-pembahasan dalam ekonomi
pembangunan dapat dimasukkan dalam dua kelompok.
1. Kelompok pertama adalah pembahasan mengenai pembangunan
ekonomi, baik yang bersifat deskriptif maupun analitis untuk
memberikan gambaran tentang berbagai sifat perekonomian dan
masyarakat di NSB serta implikasinya kepada kemungkinan untuk
membangun ekonomi kawasan tersebut.
2. Kelompok kedua memberikan berbagai pilihan kebijaksanaan

3
pembangunan yang dapat dilaksanakan untuk mempercepat proses
pembangunan ekonomi di NSB.
Oleh karena itu, Ekonomi Pembangunan dapat didefinisikan sebagai suatu
cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah pembangunan
yang dihadapi oleh NSB dan memberikan landasan teori dan strategi untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut agar NSB dapat membangun
ekonominya cepat dan berkelanjutan (sustainable).

4
1.4 Karakteristik Umum Negara Sedang Berkembang
Berdasarkan pada tingkat kesejahteraan masyarakat, negara-negara di
dunia sekarang ini biasanya dibedakan dalam dua kelompok besar :
Kelompok Negara-negara maju di Eropa Barat, Amerika Utara, Australia, New
Zealand, dan Jepang, Selain itu sebagian besar dari negara-negara komunis/sosialis
yaitu yang terdapat di Eropa Timur seperti mantan negara Uni Sovyet, Bulgaria,
Cekoslowakia, dan Polandia.
Kelompok NSB terdapat di benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin di
mana diperkirakan dua pertiga penduduk dunia berada. Taraf pembangunan mereka
masih rendah dan banyak di antara mereka yang mempunyai pendapatan per kapita
kurang dari US $ 770 ,batas untuk disebut negara berpendapatan rendah (lihat
World Development Report 1996). Negara-negara maju yang sekarang ini
kebanyakan berpendapatan per kapita lebih dari US $ 9.000. Beberapa NSB
pendapatan per kapita lebih dari dari US$ 770 bahkan melebihi negara-negara
maju misalnya Saudi Arabia (US$7.050), Kuwait (US$19.420). Namun demikian,
belum dianggap sebagai negara maju karena struktur ekonomi dan masyarakat
mereka tidak berbeda dengan NSB lainnya.
Menurut Celso Furtado (1964), seorang ekonom Amerika Latin, suatu
negara masih disebut negara belum maju (under developed) atau NSB jika di
negara tersebut masih terjadi ketidakseimbangan antara jumlah faktor produksi
yang tersedia dengan teknologi yang mereka kuasai sehingga penggunaan modal
dan tenaga kerja secara penuh (full utilization) tidak tercapai.
Negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang mulanya dianggap sebagai NSB
tetapi sekarang dianggap sebagai negara maju adalah Jepang. Belakangan ini telah
muncul pula beberapa negara yang mempunyai taraf pembangunan yang telah
hampir mencapai taraf negara-negara maju seperti: Korea Selatan, Singapura,
Taiwan, dan Hongkong. Mereka ini sering disebut sebagai Newly Industrializing
Countries (NICs).
Berdasarkan kriteria tingkat pendapatan per kapita tersebut, maka
Indonesia tergolong kepada negara berpendapatan menengah, karena menurut

5
World Development Report 1996 tingkat pendapatan per kapita Indonesia per tahun
sebesar US $ 880.
1.4.1 Standar Hidup yang Rendah
Pada umumnya tingkat kehidupan sebagian besar penduduk NSB
cenderung rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara maju tetapi juga jika
dibandingkan dengan sekelompok kecil (elite) penduduk di dalam NSB itu
sendiri.
Tingkat kehidupan yang rendah itu tampak jelas secara kuantitatif
maupun kualitatif: Pendapatan per kapita yang rendah :
a. Kondisi perumahan yang tidak memadai
b. Sarana kesehatan yang sangat terbatas
c. Tingkat pendidikan yang rendah
d. Tingkat kematian bayi yang tinggi
e. Tingkat harapan hidup yang rendah, adanya perasaan tidak aman, dan rasa
putus asa.
1.4.2 Tingkat Produktivitas Rendah
Konsep fungsi produksi yang secara sistematis menghubungkan output
dengan kombinasi-kombinasi input pada tingkat teknologi tertentu bisa digunakan
untuk menjelaskan cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan materinya.
Namun demikian, konsep teknis ekonomis dari fungsi produksi perlu ditunjang
oleh konseptualisasi yang luas termasuk di antaranya input-input lainnya seperti
motivasi pekerja, dan keluwesan kelembagaan. Di seluruh NSB, tingkat
produktivitas tenaga kerja (output per pekerja) sangat rendah dibandingkan
dengan negara-negara maju. Hal ini bisa di jelaskan dengan menggunakan
beberapa konsep ekonomi.
1.4.3 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan yang Tinggi
Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk
suatu negara yaitu:
1. Tingkat kelahiran kasar (crude birth rate) yang ditunjukkan oleh jumlah
kelahiran per 1.000 penduduk tiap tahunnya.

6
2. Tingkat kematian (death rate) yang ditunjukkan oleh jumlah kematian per
1.000 penduduk tiap tahunnya Selama ini, tingkat kelahiran maupun tingkat
kematian antara dua kelompok negara tersebut juga sangat timpang Data
UNDP (2005) menyebutkan bahwa hingga tahun 2003, rata-rata tingkat
kelahiran kasar di NSB masih sangat tinggi yaitu sekitar 22 kelahiran per
1.000 penduduk, sedangkan di negara-negara maju hanya sekitar 12 kelahiran
per 1.000 penduduknya. Di sisi lain, tingkat kematian di NSB juga relatif
lebih tinggi yaitu sekitar 11 kematian per 1.000 penduduk, sedangkan pada
negara- negara maju "hanya" mencapai angka sekitar 9 kematian per 1.000
penduduknya.
Satu hal lagi yang menambah kompleksitas masalah kependudukan di NSB
adalah proporsi penduduk di bawah usia 15 tahun (usia nonproduktif) yang
cukup tinggi. Hal tersebut berdampak pada semakin tingginya rasio beban
tanggungan (burden of dependency ratio).
1.4.4 Tingginya Tingkat Pengangguran
Penggunaan tenaga kerja yang tidak sesuai dan tidak efisien dibanding
negara-negara maju. Terwujud dalam dua bentuk.
Pertama, dalam bentuk pengangguran semu (underemployment) yang
ditunjukkan oleh orang-orang pedesaan dan perkotaan yang bekerja kurang
dari apa yang dapat mereka kerjakan (harian, mingguan, atau musiman).
Pengangguran semu ini juga termasuk mereka yang biasanya bekerja secara
penuh (fulltime) tetapi produktivitasnya begitu rendah sehingga dengan
pengurangan-pengurangan jam kerja tidak akan mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap jumlah output.
Kedua adalah pengangguran terbuka (open employment) yaitu orang-
orang yang mampu dan sangat ingin bekerja tetapi tidak ada pekerjaan yang
tersedia bagi mereka. Berarti bahwa lapangan kerja harus diciptakan dan
disediakan sesuai dengan perkembangan jumlah tenaga kerja.

7
1.4.5 Ketergantungan terhadap Produksi Pertanian dan Ekspor Produk Primer
Sebagian besar (sekitar 80 persen) penduduk di NSB bermukim di
daerah pedesaan, sedangkan di negara maju kurang dari 30 persen pada tahun
1994. Jika dilihat dari proporsi tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian,
maka untuk NSB adalah sekitar 69 persen di bandingkan dengan sekitar 18
persen di negara maju. Sementara itu kontribusi sektor pertanian terhadap GDP
adalah sekitar 30 persen di NSB, sedangkan di negara maju hanya berkisar 5
persen.
Pada umumnya perekonomian NSB berorientasi kepada produksi
produk-produk primer untuk menyaingi kegiatan-kegiatan sekunder (industri)
dan tersier (jasa- jasa). Komoditi-komoditi primer tersebut merupakan ekspor
utama mereka ke negara- negara lain. Misalnya, hampir untuk semua NSB,
ekspor produk-produk primer ini (makanan, bahan baku, bahan bakar, dan
bahan-bahan logam), kontribusinya terhitung hampir 70 persen dari nilai ekspor
keseluruhan.
1.4.6 Dominasi Negara Maju, Ketergantungan Terhadap Negara Maju, dan
Vulnerabilitas dalam Hubungan-hubungan Internasional
Bagi NSB, faktor yang menyebabkan rendahnya standar hidup,
tingginya angka pengangguran, dan munculnya masalah ketidakmerataan
pembagian pendapatan adalah tingginya ketimpangan kekuasaan ekonomi dan
politik antara negara-negara miskin dan negara-negara kaya.
Keadaan seperti yang diungkapkan di muka akan melahirkan sikap
ketergantungan NSB terhadap negara-negara maju. Akibatnya
keadaan tersebut akhirnya akan menimbulkan sifat mudah terpengaruh
(vulnerability) dari NSB terhadap kekuasaan-kekuasaan di luar pengendalian
mereka yang akhirnya bisa menguasai dan mendominasi kehidupan ekonomi
dan sosial mereka.
1.5 Pembangunan Ekonomi Atau Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian pembangunan ekonomi mengalami perubahan karena
pengalaman pada tahun 1950-an dan 1960-an-seperti telah disinggung di muka-itu

8
menunjukkan bahwa pembangunan yang berorientasikan pada pertumbuhan GNP
saja tidak akan mampu memecahkan permasalahan-permasalahan pembangunan
secara mendasar Oleh karena itu, Todaro & Smith (2003) menyatakan bahwa
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan oleh tiga nilai pokok
yaitu :
1. Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya (sustenance).
2. Meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia, dan
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from
servitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi manusia.
Ekonomi itu sangat luas bukan hanya sekadar bagaimana meningkatkan
GNP per tahun saja. Pembangunan ekonomi itu bersifat multidimensi yang
mencakup berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, bukan hanya salah satu
aspek (ekonomi) saja.
Pembangunan ekonomi itu bisa definisikan sebagai kegiatan yang
dilakukan suatu negara dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf
hidup masyarakatnya. Dengan adanya batasan di atas maka pembangunan ekonomi
pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
per kapita penduduk suatu negara meningkat dalam jangka panjang.
Pembangunan ekonomi mempunyai 4 unsur-unsur pokok dan sifat :
1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara kontinu.
2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita, dan
3. Peningkatan pendapatan per kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka
panjang
4. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi, politik,
hukum, sosial, dan budaya).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi hanya didefinisikan sebagai
kenaikan GDP atau GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau
lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, dan apakah terjadi perubahan
struktur ekonomi atau perbaikan sistem kelembagaan atau tidak. Namun demikian

9
ada beberapa ekonom memberikan definisi yang sama untuk kedua istilah tersebut,
khususnya dalam konteks negara maju. Secara umum, istilah pertumbuhan ekonomi
biasanya digunakan untuk menyatakan perkembangan ekonomi di negara- negara
maju, sedangkan istilah pembangunan ekonomi untuk menyatakan perkembangan
ekonomi di NSB.
1.5.1 Pembangunan Ekonomi Sebagai:
1. Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat yaitu tingkat pertambahan
GDP/GNP pada suatu tahun tertentu adalah melebihi tingkat pertambahan
penduduk, atau
2. perkembangan GDP/GNP yang terjadi dalam suatu negara dibarengi oleh
3. perombakan dan modernisasi struktur ekonominya.
1.5.2 Pertumbuhan Ekonomi Diartikan Sebagai :
Kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar
atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan
struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Namun , pada umumnya para ekonom memberikan pengertian sama
untuk kedua istilah tersebut. Mereka mengartikan pertumbuhan atau
pembangunan ekonomi sebagai kenaikan GDP/GNP saja. Pertumbuhan
ekonomi biasanya digunakan untuk menyatakan perkembangan ekonomi di
negara-negara maju, sedangkan istilah Pembangunan ekonomi untuk menyatakan
perkembangan ekonomi di NSB.
Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik, dan penurunan ekspor,
misalnya, dapat mengakibatkan suatu perekonomian mengalami penurunan
tingkat kegiatan ekonominya. Jika keadaan demikian hanya bersifat sementara,
dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun, maka
masyarakat tersebut dapatlah dikatakan mengalami pembangunan ekonomi.

10
1.5 3 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi adalah sebagi suatu ukuran Kuantitatif yang


menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pembangunan Ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi ditambah dengan
perubahan, artinya ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu Negara
pada suatu tahun tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan
jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu diukur dari perubahan
lainnya yang berlaku dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti
perkembangan pendidikan,perkembangan teknologi, peningkatan dalam
kesehatan, peningkatan dalam infrastruktur yang tersedia.
Investasi akan menambah barang modal dan teknologi yang digunakan
juga makin berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan
keterampilan mereka.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting guna
menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi suatu negara. ”pertumbuhan”
(growth) tidak Menurut Arsyad (1999) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
kenaikan Produk Domestik Bruto/ Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak identik
dengan ”pembangunan” (development) .Pertumbuhan ekonomi adalahsalah satu
syarat dari banyak syarat yangdiperlukan dalam proses pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang
dan jasa secara nasional, sedang pembangunan berdimensi lebih luas.
Salah satu sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi daerah.Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan
pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut harga
konstan. Laju pertumbuhan PDRB akan memperlihatkan proses kenaikan output

11
perkapita dalam jangka panjang. Penekanan pada ”proses”, karena mengandung
unsur dinamis, perubahan atau perkembangan. Oleh karena itu pemahaman
indikator pertumbuhan ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu
tertentu, misalnya tahunan. Aspek tersebut relevan untuk dianalisa sehingga
kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah untuk
mendorong aktivitas perekonomian domestik dapat dinilai efektifitasnya.
 = melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni persentase kenaikan
PDB yang bersumber dari 1% penambahan modall fisik dan modal manusia.
Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan
output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni kenaikan
kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi)
dan penyempurnaan teknologi.
1.6 Proses Tranformasi Struktural
Perubahan pada komposisi tenaga kerja sektoral juga mampu menjelaskan
tentang dimensi transformasi struktural. Berdasarkan Tabel 1.3, dapat kita ketahui
bahwa komposisi tenaga kerja di sektor pertanian menurun cukup tajam, dari 67,04
persen di tahun 1970 menjadi 45,28 persen di tahun 2000.
Satu hal lain yang senantiasa mengiringi proses transformasi struktural adalah
urbanisasi. Adanya urbanisasi secara langsung akan memperburuk kesenjangan
struktural antara desa dan kota.Di sisi lain, distribusi kesempatan kerja sebagian
besar masih berada di daerah perdesaan, hal tersebut tentu saja menambah
kompleksnya permasalahan ketenagakerjaan selama proses transformasi berjalan.
Proses transformasi struktural yang dramatis juga turut memperparah masalah
kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia.
Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa selain membawa dampak
positif berupa modernisesi struktur ekonomi dan kemasyarakatan, kenaikan
pendapatan nasional, serta perbaikan kapasitas-kapasitas produksi yang ada, proses
transformasi struktural juga membawa dampak negatif berupa melebarnya
kesenjangan antarsektor dan timbulnya dualisme desa-kota sebagai konsekuensi
terkonsentrasinya industri di daerah perkotaan.

12
1.7 Pendapatan Nasional

pembangunan suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan


masyarakatnya,
maka pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita dari waktu ke
waktu menjadi titik tolaknya.Metode Perhitungan Pendapatan NasionalPerhitungan
pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode produksi
(nilai tambah), metode pendapatan, dan metode pengeluaranPada GNP digunakan
istilah national karena batasannya adalah nasionalitas atau kewarganegaraan. Hal
ini menunjukkan bahwa keseluruhan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara suatu negara, baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada
di luar negeri harus dimasukkan ke dalam perhitungan GNP, sedangkan istilah
domestic digunakan karena batasannya adalah wilayah suatu negara, termasuk di
dalamnya adalah orang-orang dan perusahaan asing yang beroperasi di lingkungan
domestik suatu negara.maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penanaman modal
asing (PMA atau investasi asing) di negara tersebut lebih besar daripada
penanaman modal negara itu di luar negeri.

13
BAB II
(INDIKATOR PEMBANGUNAN)
2.1 Mengukur Keberhasilan Pembangunan
Pengertian pembangunan itu sangat luas, seperti telah dibahas pada Bab
I sebelumnya. Tidak hanya sekedar proses peningkatan GNP per kapita saja. Oleh
karena itu seperti telah dibahas di Bab I Pembangunan Ekonomi seringkali
didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan riil per kapita dalam
jangka panjang saja tidak cukup bagi kita untuk mengatakan telah terjadi
pembangunan ekonomi, tetapi perbaikan struktur sosial, sistem kelembagaan baik
organisasi maupun aturan main, dan perubahan sikap dan prilaku masyarakat juga
merupakan kompunen penting dari pembangunan ekonomi.
2.2 Indikator Moneter
2.2.1 Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita merupakan indikator yang paling sering digunakan
sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu negara.
Pendapatan per kapita itu sendiri merupakan indikator atas kinerja perekonomian
secara keseluruhan. Pendapatan per kapita adalah indikator moneter atas setiap
kegiatan ekonomi penduduk suatu negara.
2.2.2 Kelemahan Umum Pendekatan Pendapatan per Kapita
Salah satu kelemahan mendasar dari pendapatan per kapita suatu negara
tidak disertai oleh perbaikan kualitas hidup masyarakatnya. Sebenarnya, sudah
sejak lama ada keraguan pada konsep pendapatan per kapita sebagai sebuah
cerminan dari tingkat kesejateraan yang diknikmati oleh seluruh anggota sebagai
sebuah cerminan dari tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh seluruh anggota
masyarakat. Namun, kita harus tetap menyadari bahwa tingkat pendapatan
masyarakat merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan
mereka, meskipun di samping itu ada beberapa faktor lain nonekonomi yang
dinilai cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan mereka.
Faktor-faktor nonekonomi seperti adat istiadat keadaan iklim dan alam
sekitar, serta ada atau tidaknya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan

14
bertindak merupakan faktor-faktor yang juga dapat menyebabkan adanya
perbedaan tingkat kesejateraan di negara-negara yang mempunyai tingkat
pendapatan per kapita yang relatif sama. Misalnya apabila penduduk di daerah
pegunungan kita asumsikan mempunyai tingkat pendapatan yang relatif sama
dengan penduduk yang hidup di daerah dataran rendah. Berdasarkan pada
perbedaan kondisi alam dapat dikatakan bahwa tingkat kesejateraan penduduk di
daerah dataran rendah menghadapi tantangan alam yang relatif lebih ringan
dibandingkan dengan penduduk di daerah pegunungan.
2.2.3 Kelemahan Metodologis Pendekatan Pendapatan Per kapita
Secara metodologis, pendapatan per kapita sebagai indeks yang
menunjukan perbandingan tingkat kesejahteraan antar masyarakat ternyata
memiliki kelemahan. Kelemahan itu timbul karena ini mengabaikan adanya
perbedaan karakteristik antarnegara misalnya struktur umur penduduk, distribusi
pendapatan masyarakat, kondisi sosial, budaya dan perbedaan nilai tukar kurs satu
mata uang terhadap mata uang yang lain.
Selain tingkat pendapatan, distribusi pendapatan merupakan faktor
yang cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Faktor
ini sering kali kurang di perhatikan dalam perhitungan tingkat pendapatan per
kapita, karena asumsi pokok yang digunakan dalam konsep pendapatan per kapita
adalah one dollar, one man, yang artinya setiap orang memiliki proporsi yang
sama atas pembentukan pendapatan per kapita.
Berdasarkan pengalaman negara maju , pada tahap awal pembangunan
biasanya kondisi distribusi pendapatan ini semakin membaik. Namun demikian,
perkembangan di banyak NSB menunjukkan bahwa seiring dengan proses
pembangunannya, kondisi distribusi pendapatan seringkali justru semakin
memburuk. Kondisi distribusi tersebut menimbulkan ketidakpuasan terhadap
usaha-usaha pembangunan di beberapa NSB, karena usaha pembangunan
dianggap hanya menguntungkan sebagian kecil anggota masyarakat.

15
2.2.4 Pola Pengeluaran Masyarakat
Perbedaan pola pengeluaran masyarakat menyebabkan dua negara dengan
per kapita yang sama belum tentu menikmati tingkat kesejahteraan yang sama.
Misalnya kita asumsikan ada dua orang dengan tingkat pendapatan relatif sama,
tetapi salah seorang diantaranya harus mengeluarkan biaya transfortasi yang lebih
tinggi untuk pergi ke tempat kerja, harus berpakaian necis, dan sebagainya,
sementara yang satu tidak. Oleh karena itu kita tidak dapat, menagatakan bahwa
kedua orang tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan yang sama tingginya.
2.2.5 Perbedaan Iklim
Adanya perbedaan iklim juga memungkinkan timbulnya perbedaan pola
pengeluaran masyarakat di negara-negara maju NSB. Masyarakat di negara maju
harus mengeluarkan uang yang banyak untuk mencapai suatu tingkat
kesejahteraan yang sama dengan yang lain yang sama di NSB. Oleh karena itu
negara maju sering kali harus mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar untuk
dapat menikmati iklim tropis seperti yang biasa dinikmati oleh penduduk NSB.
2.2.6 Struktur Produksi Nasional
Adanya perbedaan yang mencolok pada komposisi sektoral juga akan
mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Suatu masyarakat akan
menikmati tingkat kesejahteraan yang lebih rendah jika proporsi pendapatan
nasional (Pengeluaran) yang digunakan untuk anggaran pertahanan dan
pembentukan modal (capital formation) lebih tinggi di bandingkan di negara lain
yang memiliki tingkat pendapatan per kapita yang relatif sama. Selama ini metode
perhitungan pendapatan nasional bersifat agresif sehingga tidak dapat menunjukan
perubahan serta distribusi sektoral.
Misalnya jika sektor pertanian memiliki proporsi sebesar 50 persen dari GNP dan
sektor nonpertanian juga 50 persen dari GNP.

16
Kombinasi D menunjukan adanya stagnasi di sektor pertanian. Keadaan ini
menidentifikasi bahwa pembangunan sektor pertanian mengalami kegagalan.
Padahal sebagian besar penduduk NSB menguntungkan hidupnya di sektor
pertanian.
Masih berkaitan dengan metoda perhitungan pendapatan nasional, ada
anggapan bahwa harga pasar suatu barang mencerminkan nilai sosial dari barang
tersebut. Anggapan tersebut tidak selamanya benar karena adanya
ketidaksempurnaan pasar (market imperfection) sebagai akibat dari adanya
beberapa hasil produksi yang tidak di pasarkan. Dengan adanya nilai tukar juga
mengakibatkan perbandingan tingkat pendapatan perkapita antara negara-negara
maju dan NSB selalu timpang sehingga perbedaan tingkat kesejahteraan yang di
gambarkan jauh lebih besar dari pada yang sebenarnya terjadi di anatra kedua
kelompok negara tersebut.
Sebagai contoh : Usher 1963 mengestimasi bahwa perbandingan
pendapatan per kapita Thailand 1 : 13, 06, Artinya jumlah pendapatan per kapita
inggris adalah 13,06 kali lebih besar dari pada pendapatan per kapita Thailand.
Jika pendapatan per kapita Inggris dan Thailand dinilai secara langsung pada
tingkat harga di Thailand maka perbandingan tersebut hanya 1 : 6,27 dan jika
pendapatan per kapita antara kedua negara tersebut dinilai pada tingkat harga
Inggris maka perbandingan tersebut akan menurun menjadi 1 : 2,76.
Kesalahan dalam mengestimasi tingkat pendapatan per kapita di NSB di
sebabkan adanya ketidaksempurnaan tersebut di sebabkan oleh dua hal yaitu :
a. Adanya masalah dalam menentukan jenis-jenis kegiatan yang harus di
masukkan dalam perhitungan pendapatan nasional. Selama jenis-jenis
kegiatan yang di masukkan ke dalam perhitungan pendapatan nasional
adalah setiap kegiatan hasil jualnya ke pasar.
b. Adanya kesulitan dalam mengkoversi nilai pendapatan per kapita dari
mata uang suatu negara ke mata uang negara lainnya. Biasanya nilai
tukar resmi mata uang suatu negara dengan negara lain tidak
mencerminkan perbandingan tingkat harga di kedua negara tersebut.

17
2.2.7 Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih
Sebuah pendekatan baru tentang indikator pembangunan dikemukakan
oleh Wiliam Nordhaus & James Tobin 1973 mereka mencoba menyempurnakan
metode perhitungan GNP dalam upaya untuk memperoleh suatu indikator
pembangunan ekonomi yang baik yaitu dengan mengenalkan konsep Net
Economic (NEW). Penyempurnaan metode perhitungan GNP dilakukan dengan
dua cara yaitu melakukan koreksi positif dan koreksi negatif.
a. Koreksi Positif
Koreksi Positif mengharuskan kita untuk memperhatikan waktu senggang
(iesure) dan perkembangan sektor ekonomi informal. Waktu senggang ini
berkaitan dengan jumlah jam kerja kita selama seminggu dan waktu yang kita
luangkan untuk kegiatan-kegiatan nonekonomi. Seadanya kita menjadi lebih
kaya, mungkin kita akan memutuskan untuk berkerja lebih singkat dalam
seminggun, dengan harapan akan memperoleh tamabahan kepuasan karena
adanya tambahan waktu senggang untuk menikmati hidup.
b. Koreksi Negatif
Koreksi Negatif berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan (eksternal
negatif) yang di timbulkan oleh kegiatan di sektor produktif. Koreksi negatif
mempertimbangkan biaya-biaya sosial (sosial costs) yang di timbulkan oleh
kegiatan-kegiatan ekonomi. Misalnya adanya proyek pembangunan perumahan
selain membawa hasil yang bermanfaat berupa adanya perumahan yang nyaman,
juga air dan usaha yang di timbulkan oleh pabrik semen penggalian pasir dan
batu kali yang di timbulkan oleh proyek pembangunan perumahan.
2.3 Indikator Nonmoneter
2.3.1 Indikator Sosial
Beckerman dalam International Camparisons of Real Incomes 1966
mengelompokkan berbagai studi mengenai metode untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan suatu negara kedalam tiga kelompok.
1. Kelompok yang membandingkan tingkat kesejahteraan di beberapa negara
dengan memperbaiki metode yang digunkan dalam perhitungan pendapatan

18
konvensional. Usaha ini dipelopori oleh colin clark dan selanjutnya
disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis 1956.
2. Kelompok yang membuat penyesuain dalam perhitungan pendapatan nasional
dengan mempertimbangkan adanya perbedaan tingkat harga di setiap negara
3. Kelompok yang membandingkan tingkat kesejahteraan setiap negara
berdasarkan pada data yang bersifat (moneter non monetary indictors), seperti
jumlah kendaraan bermotor, tingkat elektrifikasi, konsumsi minyak.
Menurut metode ini, tingkat kesejahteraan dari setiap neagra ditentukan oleh
beberapa indikator berdasarkan pada tingkat konsumsi atau jumlah persediaan
beberapa jenis barang tertentu yang datanya dapat dengan mudah di peroleh di
NSB.
1. Jumlah konsumsi baja dal satu tahun (kg)
2. Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun di kalikan 10 (ton)
3. Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun
4. Jumlah persediaan pesawat radio di kalikan 10
5. Jumlah persediaan telepon dikalikan 10
6. Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (Kg)
Usaha lain dalam menentukan dan membandingkan tingkat
kesejahteraan antaranegara dilakukan pula oleh (United Research Institute
for Social Devolopment) (UNRISD).
a. Tingkat harapan hidup
b. Konsumsi protein hewani per kapita
c. Persentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah
d. Persentase anak-anak yang belajar di sekola kejuruan
e. Jumlah surat kabar
f. Jumlah telpon
g. Jumlah radio
h. Jumlah penduduk di kota-kota yang mempunyai 20.000 penduduk atau
lebih
i. Persentase laki-laki dewasa di sektor pertanian

19
j. Persentase tenaga kerja yang berkerja di sektor lisrik, gas, air, kesehatan,
pengangukutan, pergudangan dan komunikasi
k. Persentase tenaga kerja yang memperoleh gaji upah
l. Persentase produk domestik bruto (PDB) yang berasal dari industri-
industri manufaktur
m. Konsumsi energi per kapita
n. Konsumsi listrik per kapita
o. Konsumsi baja per kapita
p. Nilai per kapita perdangangan luar negeri
q. Produk pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki di sektor pertanian
r. Pendapatan per kapita produk nasional bruto (PNB)
Jika indeks pembangunan yang diusulkan UNRISD tersebut digunakan sebagai
indikator kesejahteraan maka dapat di pastikan perbedaan tingkat pembangunan
antara negara-negara maju dan NSB tidaklah terlampau besar seperti yang di
gambarkan. Hasil studi UNRISD menyebutkan bahwa dari 58 negara dihitung
indeks pembangunannya, Thailand merupakan negara dengan indeks paling
rendah 10, sementara indeks pembangunan Inggris adalah 104. Oleh karena itu
relatif dapat dikatakan bahwa indeks pembangunan Inggris 10 X lebih besar dari
Thailand.
2.3.2 Indeks Kualitas Hidup
Pada tahun 1979 Morris memperkenalkan satu indikator alternatif dalam
mengukur kinerja pembangunan suatu negara yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH)
atau physical quality of life index, Ada tiga indikator utama yang dijadikan acuan
pada indeks ini yaitu tingkat harapan hidup pada usia satu tahun, tingkat kematian
bayi, dan tingkat melek huruf.
Angka Indeks Kualitas Hidup (IKH) dapat diperoleh dengan rumus :
IHH + IKB+ IMH
IKH
3

20
Dimana IHH adalah Indeks harapan hidup, IKB adalah tingkat kematian bayi per 1.000
kelahiran, dan IMH adalah indeks melek huruf.
a. Indeks Harapan Hidup
(IH −28)
IHH =
0,39

Di mana IH adalah harapan hidup persatu tahun kelahiran di suatu negara 28


adalah tingkat harapan hidup terendah di Guinea Bissau pada tahun 1950, dan 0,39
adalah angka yang menunjukan bahwa bila terjadi kenaikan umur harapan hidup
sebesar 0,39 tahun, maka akan mengahsilkan 1 point angka indeks.
b. Indeks Kematian Bayi
299−Tingkat Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Pada Sebuah Negara
IKB=
2,22

Dimana 299 adalah tingkat kematian bayi maksimum per 1000 penduduk yang
ada di Gabon 2,22 adalah pembagi yang jika teradapat tingkat kematian bayi
terendah yaitu 9 bayi per 1.000 kelahiran, maka akan didapatkan indeks = 100.
c. Indeks Melek Huruf (IMH)
Sama dengan persentase tingkat melek huruf yaitu jumlah melek huruf per 100
orang dewasa. Kesimpulan umum yang didapat dari studi Morris 1979 adalah
bahwa negara-negara dengan pendapatan perkapita yang rendah cendrung
memiliki IKH tidak selamanya searah. Namun hubungan antara pendapatan per
kapita yang tinggi justru malah memiliki IKH yang rendah, bahkan lebih rendah
IKH negara-negara miskin.
2.4 Indikator Campuran
2.4.1 Indikator Susenas Inti
Pada tahun 1992 Biro Pusat (BPS) mengembangkan suatu indikator
kesejahteraan rakyat yang disebut Indikator Susenas Inti (Core Susenas).
Indikator Susenas inti ini merupakan indikator campuran karena terdiri indikator
sosial ekonomi. Indikator Susenas Inti ini meliputi aspek-aspek sbb :

21
a. Pendidikan
Dengan indikator tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi
pendidikan.
b. Kesehatan
Dengan indikator rata-rata hari sakit dan fasilitas kesehatan yang tersedia
c. Perumahan
Dengan indikator sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan kualitas tempat
tinggal
d. Angkatan Kerja
Dengan indikator Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan
utama, dan status pekerjaan.
e. Keluarga Berencana dan Fertilitas
Dengan indikator penggunaan ASI tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
2.4.2 Indeks Pembangunan Manusia
Sejak tahun 1990, United Nations for Development Program (UNDP)
Mengembangkkan sebuah indeks kinerja pembangunan yang kini dikenal
sebagai indeks pembangunan Manusia atau IPM (Human Development Index).
Nilai IPM ini di ukur berdasarkan tiga indikator sebagai acuan yaitu tingkat
harapan hidup, tingkat melek huruf, dan pendapatan riil per kapita berdasarkan
paritas daya beli.
a. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia rendah, (Low
Human Development)
b. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia menengah
(Medium human development).

22
BAB III
(TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI)
3.1 Pengelompokan Teori
Delman 1961 mengidentifikasi ada tiga faktor utama yang mendorong
perubahan teori dan pradigma pembangunan ekonomi dari masa kemasa pertama,
adanya perubahan ideologi sendiri-sendiri serta memiliki rujukan teoristis dan
rekomendasi kebijakan (policy prescription) yang berlainan.
Ekonomi antar bangsa gejala integrasi ekonomi yang lazim disebut
perekonomian tanpa batas (borderless economy) di tandai oleh
a. Liberalisasi Ekonomi dan intensifikasi perdagangan bebas antarnegara
b. Meluasnya wilayah operasi perusahaan-perusahaan multinasional
c. Pesatnya perkembangan bisnis keuangan internasional
3.1.1 Mazhab Historismus
Mazhab Historismus dikenal sebagai penganjur paham nasionalisme,
baik dalam kehidupan ekonomi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Hal
tersebut dikarenakan paham tersebut sudah tertanam begitu dalam, bahkan
menjadi bagian dari masyarakat jerman pada umumnya.
Semenjak pecah perang Napoleon pada abad ke 18 dan dipacu oleh rasa
patriotisme dan nasionalisme yang begitu kuat, masyarakat Jerman yang semula
terbagi ke 39 negara bagian sebagian konsekuensi dari penjajahan damai dengan
pihak prancis memimpikan adanya unifikasi atau penyuatan Jerman berjalan
lambat dan memakan waktu yang cukup lama.
Pola pemikiran maszhab historismus ini didasarkan atas perspektif
sejarah terhadap masalah dan fenomena ekonomi. Gagasan yang dikemukakan
oleh penganut mazhab ini tidak lepas dari kondisi sosial ekonomi masyarakat
Jerman pada abad ke 19.
3.1.2 Prinsip dan Ajaran Mazhab Historismus
Ada 4 prinsip utama dan ajaran dari Mazhab Historismus ini. Pertama,
Mazhab Historismus menekankan pendekatan yang bersifat evolusioner pada
ilmu ekonomi. Kedua, Mazhab Historismus menekankan pentingnya peranan

23
pemerintah dalam perekonomian. Ketiga, Mazhab Historismus mengunakan
pendekatan induktif dalam analisisnya para ekonom mazhab ini menekankan
pentingnya mempelajari ekonomi dalam persfektif sejarah, karena fenomena ini
ekonomi dipandang sebagai bagian dari perjalanan umat manusia. Keempat,
Mazhab Historismus memberikan dukungan pada pandangan yang bersifat
konservatif. Mazhab ini memandang ekonomi bukan hanya menganalisa tentang
sebuah motif di balik setiap tindakan ekonomi.
3.1.3 Friedrich List
Friedrich List lahir di reutlingen jerman tidak mengikuti jejak sang ayah
sebagai pengrajin kulit yang sukses, List kecil memutuskan untuk menjadi
pegawai pada salah satu kantor pelayanan publik dikotanya.
Pada tahun 1824 samapi 1832 List merantau di AS dan mendalami ilmu
jurnalistik. Ide-idenya tantang proteksionismne mendapat sambutan hangat di
AS. Sekembalinya dari AS pada tahun 1834 ide List tentang perlunya kawasan
perdagangan dan pasar bersama (common market) terwujuud di tandai dengan
lahirnya Zollverein yakni semacam perjanjian bersama untuk menentukan tarif
pebean mirip dengan (custom union) pada masa sekarang.
3.1.4 Pokok Pikiran List
Friedrich List, dipandang sebagai pelopor pemikiran ekonomi pada
mazhab Historismus selain itu, List juga menojolkan sebagai eksponen konsep
nasionalisme ekonomi. Pemikiran List tertuang secara rinci didalam buku yang
berjudul Das Nationale System der Politischen Oekonomie.
List juga menyatakan bahwa perkembang suatu masyrakat dapat
ditinjau secara Historis, Menurut List, ada lima tahap perkembangan ekonomi
didasarkan pada cara produksi suatu masyarakat tahap berburu, berternak, agraris,
kombinasi.
Pada awal pembangunan industri sebuah negara perlu memberikan proteksi,
terutama bagi industri yang berkembang (Infant Industries).

24
3.1.5 Bruno Hilderbrand
Hilderbrand merupakan seorang ekonom yang sangat aktif dalam
penelitian dan penulisan karya ilmiah. Dia senantiasa menekankan adanya
evolusi dalam perekenomian masyarakat. Karyanya sebagian besar hanyalah
berupa monografi sejarah yang bersifat deskriftif tentang masalah-masalah
ekonomi.
Sebagai kritiknya terhadap List, Hilderbrand menyatakan bahwa perkembangan
ekonomi bukan didasarkan pada cara produksi ataupun cara konsumsi, tetapi
pada cara distribusi.
3.1.6 Karl Bucher
Pendapat Bucher merupakan sintesa dari pendapat List dan Hilderbrand
perkembangan ekonomi akan melalui tiga tahap :
1. Perekonomian subsisten, dimana produksi untuk keperluan sendiri
2. Perekonomian kota, diamana perdagangan sudah meluas
3. Perekonomian nasional, dimana peran pedagang menjadi semakin
penting.
3.1.7 Walt Whitman Rostow
Walt Whitman Rostow lahir pada bulan oktober tahun 1916 di newyork,
Amerika Serikat, Rostow terlahir dari keluarga imigran yahudi yang berasal dari
rusia. Pada tahun 1947 Rostow menjadi salah satu orang yang berpengaruh pada
economic Cosmmission for Europe dan menjadi salah satu penggagas Marshall
Plan.
3.1.8 Pokok Pikiran Rostow

Salah satu teori pembangunan ekonomi yang sangat populer dan sering
menjadi bahan perdebatan di kalangan para ekonom adalah teori pertumbuhan
ekonomi linier (Linier stages model) Dasar yang digunakan Rostow dalam
membedakan tahap-tahap pembangunan ekonomi tersebut diatas adalah
karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang bterjadi.

25
1. Perubahan pada orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial dari yang
semula berorientasi keluar daerah
2. Perubahan pada pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam
keluarga, dari semula menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3. Perubahan pada sikap hidup dan adat istiadat yang kurang merangsang
pembangunan ekonomi, misalnya perubahan sikap yang semula kurang
menghargai waktu.
3.1.9 Masyarakat Tradisional
Ciri ekonomi yang utama masyarakat tradisional adalah suatu
masyarakat yang strukturnya berkembang dengan fungsi produksi yang terbatas
yang terefleksi pada skala dan pola perdagangan pertukaran yang kecil dan
tradisional. Pada tahap ini struktur sosial bersifat hirarkis sehingga mobilitas
vertikal anggota masyarakat sulit terjadi. Hal tersebut berarti bahwa kedudukan
seseorang dalam sistem sosial tidak akan berbeda dengan kedudukan nenek
moyang.
3.1.10 Tahap Prasyarat Lepas Landas
Corak dari tahap ini dibedakan Rostow menjadi 2 jenis, Pertama tahap
prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-negara kawasan Erofa, Asia,
Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Afrika tahap ini dicapai dengan adanya
perombakan pada sistem masyarakat tradisional. Rostow mendifinisikan tahap
ini sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya
untuk mencapai tahap pertumbuhan yang berkesinambungan dengan kekuatan
sendiri (self sustained growth). Seperti yang telah di singgung sebelumnya,
rostow sangat menekankan perlunya perubahan yang bersifat
multidimensional, karena dia yakin akan kebenaran pandangan klasik yang
menyatakan bahwa tingkat tabungan tinggi akan memungkinkan adanya
peningkatan pada kegiatan investasi.

26
3.2 Mazhab Klasik
Diantara ekonom Klasik, Adam Smith dan David Ricardo yang
meletakan landasan bagi perkembangan pemikiran ekonomi selanjutnya.
Beberapa tokoh dari aliran Klasik lainnya adalah Jean Baptist.
1. Adam Smith
Sebelum membahas pokok pikiran adam smith tentang pertumbuhan ekonomi,
ada baiknya kita terlebih dahulu sedikit mengenal pribadi smith yang
merupakan bapak ilmu ekonomio ini.
a. Fokok pikiran adam smith
Meskipun pemikiran tentang ekonomi sudah berkembang sejak abad ke 15
yakni pada saat terjadi revolusi pertanian di eropa, pengakuan terhadap
ilmu ekonomi sebagai satu disiplin ilmu tersendiri baru terjadi pada abad
ke 18 yang ditandai oleh terbitnya buku adam smith yang bejudul An
Inquiry into the nature and Causes of the wealth of nations
Pertumbuhan Outpu total
Menurut unsur adam smith unsur pokok dari sistim produksi suatu negara ada tiga
yaitu :
1. Sumber daya alam yang tersedia
2. Sumber daya manusia
3. Akumulasi modal yang dimiliki.
Selain itu ada 2 faktor yang lain mempengarauhi pertumbuhan output di
samping akumulasi modalh yaitu :
1. Makin meluasnya pasar
2. Adanya tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimal.
Kritik terhadap Teori Adam Smith
1. Adanya Pembagian Kelas dalam masyarakat
2. Alasan menabung
3. Asumsi persaingan sempurna
4. Pengabaian peranan
5. Asumsi stasioner

27
3.2.1 David Ricardo (1772-1823)
David Ricardo lahir london, Inggirs tahun 1772 Ricardo terlahir dari keluarga
imigran Yahudi yang beimigrasi dari belanda ke inggris, dia meruppak anak ke 3
dari 17 bersaudara.
1. Pokok Pikiran Ricardo
Jika adam smith di anggap sebagai pakar utama dan pelopor pemikiran ekonomi
mazhab klasik, maka ricardo merupakan pemikir yang paling menonjol diantara
para pakar mazhab tersebut.
Didalam menganalisa masalah-masalah ekonomi, ada 2 perbedaan antara
pemikiran Ricardo dan Smith yaitu :
1. Smith menggunakan pendekatan yang bersifat empiris induktif.
2. Smith memandang masa depan perkembangan masyarakat dengan nada
optimis, sedangkan Ricardo memberikan isyarat tentang masa depan yang
suram.
a. Kritik terhadap teori Ricardo
1. Pengabaian pengaruh kemajuan teknologi
2. Pengertian yang salah tentang keadaan stasioner
3. Pengabaian faktor-faktor kelembagaan
4. Teori Ricardo bukan teori pertumbuhan
5. Pengabaian suku bunga
3.3 Mazhab Keynesian (Harrod Domar)
Teori pertumbuhan Harrod Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom
sesudah keyness yaitu Roy F Harrod dan Evsey D. Domar. Harrod mengemukakan
teorinya tersebut pertama kali pada tahun 1939 dalam Economic Journal dengan
Judul An Essay on Dynamic Theory sedangkan domar mengemukakan teorinya
pertama kali pada tahun 1947 dalam America Economic Review.
3.3.1 Pokok Pikiran
Pada hakikatnya, teori harrod domar merupakan pengembangan dari teori
makro keynes Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak
mengungkapkan masalah-masalah ekonomi dalam jangka panjang.

28
Teori Harrod Domar ini mempunyai beberapa asumsi yakni :
1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh
2. Perekonomian terdiri dari dua sektor sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan
3. Besarnya tabungan masyarakat proposional dengan besarnya pendapatan
nasional
4. Kecenderungan menabung.
3.4 Teori Pertumbuhan Neoklasik (Solow-Swan)
Robert Solow pemenang nobel ekonomi 1987 lahir di brooklyn, new york,
amerika serikat, pada tahun 1924. Dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
1940, solow belajar sosiologi dan antropologi di harvard college. Pada akhir tahun
1942 dia meninggal bangku kuliah dan bergabung dengan angkatan perang AS US.
Army sampai perang dunia II usai.
1. Pokok Pikiran Solow Swan
Teori pertumbuhan ekonomi neoklasik ini berkembang sejak tahun 1950an.
Teori ini mengacu pada kerangka analisis pertumbuhan ekonomi menurut
pandangan ekonomi klasik.
3.5 Teori Pertumbuhan Endogen
Paul Michael Romer yang merupakan anak dari mantan gubernur colorado,
roy romer adalah seorang pakar ekonomi dan guru besar dari stanford universiy,
romer dikenai sebagai pakar pertumbuhan ekonomi dan pernah menjadi salah satu
kandidat penerimaan sebagai pakar pertumbuhan ekonomi dan pernah menjadi
salah satu kandidat penerima nobel di bidang ekonomi.
1. Poko Pikiran
Teori pertumbuhan endogen memiliki perspektif yang lebih luas dari pada teori
pertumbuhan sebelumnya. Pada umumnya, teori pertumbuhan ekonomi
sebelumnya hanya menekankan pentingnya proses akumulasi modal dalam
pertumbuhan ekonomi.

29
3.5.1 Kritik Terhadap Teori Pertumbuhan Endogen
Teori pertumbuhan endogen tidak terlepas dari kritik dan kelemahan.
Salah satu kelemahan adalah bahwa teori ini masih mengunakan beberapa
asumsi teori klasik yang terbukti tidak cocok untuk di terapkan di NSB. Sebagai
contoh teori ini mengasumsikan hanya ada satu sektor produksi, atau dengan
kata lain semua sektor di anggap simetris.
3.6 Teori Schumpeter
Joseph Alois Schumpeter lahir pada 8 Februari 1883 di Austria, Schumpeter
memulai studinya dibidang hukum pada University of Vienna. Pada tahun 1906, dia
manyelesaikan program doktornya di bidang ekonomi dibawah bimbingan seorang
tokok neoklasik sekaligus pakar teori tentang modal, eugen con bohm bawerk.
1. Pokok Pikiran Schumpeter
Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukan dalam bukunya yang berbahasa
jerman pada tahun 1911 yang dikemukakan pada tahun 1934 di terbitkan dalam
bahasa inggris dengan judul the theory of economic development. Kemudian dia
mengulas lebih dalam teorinya mengenai proses pembangunan dan faktor utam
yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun
1939 dengan judul Business Cycle.
Sekarang bagaimana tentang proses perkembangan ekonomi, menurut
Schumpeter ?
Menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan
ekonomi dalah proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau
pengusaha (entepreneur) Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa
diterapkan dengan adanya inovasi oleh para (entrepreneur). Dan kemajuan
ekonomi tersebut dapat dimaknai sebagai peningkatan output total masyarakat.
3.6.1 Faktor-Faktor Penunjang Inovasi
Schumpeter membedakan pengertian Inovasi dan Invensi (Penemuan).
Seseorang yang menemukan mesin uap dapat disebut sebagai seorang inventor
(Penemu), tetapi bukan inovator.

30
Menurut Schumpeter, inovasi mempunyai tiga pengaruh yaitu :
1. Diperkenalkan teknologi baru
2. Menimbulkan keuntungan lebih
3. Inovasi akan selalu diikuti oleh timbulnya proses peniruan (Imitasi) .
3.7 Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan (dependencia theory) Pertama kali berkembang di
Amerika Latin pada tahun 1960 oleh paul baran. Menurut para penganut teori ini,
fenomena keterbelakangan (underdevelopment) kedalam sistem ekonomi dunia
yang kapitalistik. Untuk melengkapi pandangan mengenai proses keterbelakangan
yang mendera negara-negara Amerika Latin, Andre Gunder Frank dalam The
Development of Underdevelopment 1972 mangajukan empat hepotesis yaitu :
a. Dalam struktur hubungan, negara-negara pusat ekonomi (core) akan
berkembang pesar, sedangkan negara-negara pinggiran akan semakin terpuruk.
b. Negara-negara miskin yang menjadi satelit bagi negara-negara maju, dapat
mengalami perkembangan ekonomi yang pesat apabila mereka mampu
melepaskan diri dari ikatan sistem kapitalisme dunia.
c. Sebagian besar negara-negara yang pada masa sekarang di kelompokan sebagai
negara-negara yang pada masanya sekarang dikelompokan sebagai negara-
negara terbelakang adalah negara-negara yang pada masa lampau mempunyai
hubungan yang erat dengan sistem kapitalisme dunia.
d. Pertumbuhan yang pesat pada kawasan-kawasan latifundia merupakan hasil
langsung dari dinamika dalam negeri di negara-negara.
1. Ketergantungan Kolonial
2. Ketergantungan Industri Keungan
3. Ketergantungan Teknologi Industri
3.7.1 Model Ketergantungan Neokolonial
Aliran pemikiran ini secara tidak langsung dijiwai oleh pemikiran
Marx, apabila Marx menggunakan perspekif lokal dalam analisisnya yaitu
tentang adanya pertentangan antarkelas masyarakat dalam suatu negara, maka

31
aliran ini menggunakan perspektif global dalam analisisnya yaitu tentang
adanya pertentangan antara kelas negara dalam satu dunia.
3.7.2 Model Pradigma Palsu
Aliran pemikiran ini mencoba menghubungkan keterbelakangan NSB
dengan kesalahan dan ketidaktepatan pada tahap implementasi kebijakan-
kebijakan pembangunan. Seringkali para pakar dari negara-negara maju
menawarkan konsep dan kebijakan pembangunan yang serba canggih dengan
model-model ekonomi yang begitu memukau, namun pada tahap implementasi
sering kali konsep dan kebijakan tidak tepat guna, bahkan tidak sesuai sama
sekali karena tidak memperhatikan faktor-faktor kelembagaan dan kondisi
domestik dari negara-negara terkait.
3.7.3 Kritik Terhadap Teori Ketergantungan
Meskipun teori ketergantunagn pada awal kembangkan dikawasan
Amerika latin, namun beberapa ekonom dan pemerhati masalah-masalah
pembangunan berusaha untuk menjelaskan fenomena keterbelakang NSB
lainnya dengan menggunakan kerangka analisis teori ketergantungan tersebut.
1. Meskipun teori menawarkan penjelasan yang cukup menarik mengenai
fenomena keterbelakangn di NSB, teori ini tidak mampu memberikan solusi
bagaimana cara negara-negara tersebut dapat terlepas dari jerat
keterbelakangan yang selama ini mengekang mereka.

32
BAB IV
(STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI)
4.1 Lingkaran Kemiskinan
Konsep lingkaran kemiskinan (Vicios circle of poverty) ini pertama kali
dikenalkan oleh ragnar nurkes dalam bukunya yang berjudul Problems Of Capital
Formation In Underdevelopment Coutries (1953). Pembentukan modal NSB.
Nurkse mengemukakan konsep tersebut sebagai sebuah landasan untul menjelaskan
tentang perlunya strategi pembangunan seimbang di NSB. Pada satu sisi,
pembentukan modal dipengaruhi juga oleh ada tidaknya faktor pendorong investasi.
Pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan nurkse ada 2 jenis
lingkaran kemiskinan yang menghalangi NSB untuk mencapai tingkat
pembangunan yang pesat yaitu :
1. Dari segi penawaran modal
2. Dari segi permintaan modal
Dari segi permintaan modal, corak lingkaran kemiskinan mempunyai bentuk yang
agak berbeda. DI NSB faktor pendorong untuk kegiatan investasi relatif rendah
karena luas pasar untuk berbagai jenis barang terbatas. Terbatasnya pasar
disebabkan oleh pendapatan masyarakatnya rendah. Sedangkan pendapatan yang
rendah disebabkan oleh terbatasnya pembentukan modal di masa lampau. Pada
bagian lain dari analisisnya, nurkse menyatakan bahwa peningkatan pembentukan
modal bukan hanya di batasi oleh lingkaran kemiskinan, tetapi juga oleh adanya
efek pamer internasional (Internatonal demonstration effect).

4.1.1 Kritik Terhadap Konsep Lingkaran Kemiskinan


Meskipun konsep ini mampu menjelaskan dengan baik tentang penyebab
kemiskinan yang tidak berkesudahan dan fakto-faktor yang dinilai menjadi
penghambat pembangunan di NSB, tetapi bukan berarti bahwa konsep ini terlepas
dari berbagai kelemahan dan kritik. Beur 1979 mengkritik dengan tajam dan
bahkan terang-terangan menolak konsep lingkaran kemiskinan tersebut.

33
4.2 Teori Kuasasi Kumulatif
Gunnar Myrdal dalam bukunya yang Economic Theory and
Underdeveloped regions 1957 menjelakan sebuah konsep yang sekarang kita kenal
sebagai proses kuasasi kumulatif (circular cumulative causations)
Menurut Myrdal pembangunan di negara-negara yang lebih maju akan
menyebabkan keadaan yang dapat menimbulkan hambatan yang lebih besar bagi
negara yang terbelakang untuk dapat maju dan berkembang. Keadaan yang
menghambat pembangunan ini disebut sebagai backwash effect. Disis lain
perkembangan di negara-negara yang lebih maju ternyata juga dapat menimbulkan
keadaan yang mendorong perkembangan ekonomi negara-negara yang miskin.
Ada 3 faktor menurut Myrdal munculnya backwash effects,
1. Pola perpindahan penduduk (migrasi) dari negara miskin ke negara yang lebih
maju.
2. Pola aliran modal yang terjadi ada 3 hal yang menyebabkan negara miskin
a. Kurangnya ketersedianan modal di negara miskin
b. Pendapatan yang lebih tinggi di negara yang lebih maju
c. Pola perdagangan didominasi oleh industri-industri di negara-negara yang
lebih maju.
3. Jaringan transfortasi yang lebih baik di negara-negara yang lebih maju.
Pada hakikatnya inti dari pradigma Myrdal adalah bahwa selama
negara yang lebih kaya belum mengalami disekonomis eksternal, maka
mekanisme pasar tidak akan mampu jika suatu negara yang lebih kaya sudah
atau sedang mengalami disekonomis eksternal maka dengan sendirinya
mekanisme pasar akan menyeimbangkan dan mengahapuskan perbedaan
tingkat pertumbuhan dan pembangunan antarnegara.
4.2.1 Kritik Terhadap Proses Kausasi Kumulatif
Secara umum konsep yang diajukan Myrdal tersebut sangatlah logis pasti
ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kegiatan-kegiatan ekonomi di
berbagai negara, tidak peduli apakah negara tersebut adalah negara miskin
ataupun negara kaya.

34
4.3 Teori Perangkap Keseimbangan Tingkat Rendah
Richard R. Nelson dalam tulisannya berjudul A theory of the low level
equilibrium trap ini underdevelopment economis didalam American economic
review 1956.
1. Adanya korelasi yang tinggi antara tingkat pendapatan per kapita dan laju
pertumbuhan penduduk.
2. Rendahnya kecenderungan untuk mengunakan tambahan pendapatan perkapita
untuk meningkatkan investasi per kapita
3. Terbatasnya lahan produktif untuk kegiatan pertanian
4. Metode produksi yang tidak efisien, atau dengan kata lain teknologi
produksinya masih rendah.
4.3.1 Pertumbuhan Penduduk Meruapakan Fungsi dari Pendapatan Per kapita
Tesis leibenstein didasarkan pada kenyataan bahwa laju pertumbuhan
penduduk merupakan fungsi dari laju pendapatan per kapita. Laju pertumbuhan
penduduk berkaitan erat dengan berbagai tahap pembangunan ekonomi.
Jika pendapatan perkapita naik di atas posisi keseimbangan tersebut
maka tingkat kematian (Mortalitas) akan menurun, tetapi tanpa dibarengi
penurunan tingkat kesuburan.
4.3.2 Faktor Lain yang Memerlukan Upaya Minimum Kritis
Selain pertumbuhan penduduk, ada beberapa faktor lain yang
memerlukan penerapan uapaya minimum kritis, yaitu :
1. Skala disekonomis internal
2. Skala disekonomis eksternal
4.3.3 Agen Pertumbuhan
Upaya minimum kritis dapat dilakukan jika ada dukungan dari kondisi
ekonomi yang relevan terhadap kegiatan usaha, sehingga laju kekuatan
pendorong berkembang lebih cepat dari pada laju kekuatan penghambat
pendapat.

35
4.3.4 Rangsangan Pertumbuhan
Menurut Leibenstein berhasil tidaknya upaya yang dilakukan oleh agen
pertumbuhan tergantung pada hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut dan
pada rangsangan untuk pengembangan atau penyusunan selanjutnya yang timbul
melalui interaksi antara harapan kegiatan dan hasil.
Menurut Leibenstein hanya kegiatan positive sum yang dinilai mampu
menghasilkan pembangunan ekonomi.
1. Kegiatan bukan dagang untuk menjamin posisi monopolistik yang lebih
besar kekuatan politik dan prestise sosial
2. Kegiatan dagang yang membawa ke posisi monopolistik yang lebih besar
yang menambah sumber agregat
3. Kegiatan yang memang menggunakan tabungan neto, tetapi investasi yang
dilakukan hanya mencakup bidang-bidang usaha yang nilai sosialnya sama
dengan nol atau lebih rendah dari nilai sosialnya sama dengan nol atau lebih
rendah dari nilai privatnya.
4.3.5 Kritik Terhadap Strategi Leibenstein
Didalam kata pengantar bukunya, menulis tujuan dari analisanya adalah
memberikan penjelasan atau pemahaman bukan memberikan resep.
Ada beberapa strategi yang diajukan oleh leibenstein ini mengandung beberapa
kelemahan antara lain :
1. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan tingkat kematian
2. Penurunan tingkat kelahiran bukan di sebabkan oleh kenaikan pendapatan
per kapita
3. Mengabaikan peran pemerintah dalam menekankan tingkat kelahiran
4. Tingkat pertumbuhan yang lebih besar dari 3% tidak akan mendorong
negara tersebut mencapai tahap lepas landas.
5. Mengabaikan unsur waktu
6. Adanya hubungan yang kompleks antara pendapatan per kapita dan laju
pertumbuhan
7. Hanya dapat diterapkan pada perekonomian tertutup.

36
4.4 Strategi Pembangunan Seimbang

Pembangunan seimbang dapat diartikan sebagai pembangunan berbagai jenis


industri tersebut saling menciptakan pasar secara berbarengan sehingga industri
tersebut saling menciptakan pasar bagi yang lain. Oleh karena itu di perlukan
kesimbangan anatara sisi permintaan dari sisi penawaran.
4.4.1 Menurut Rosenstein Rodan
Istilah pembangunan seimbang itu diciptakan oleh Nurkse 1956. Namun
demikian teori ini pertama kali dikemukakan oleh paul Rosenstein Rodan 1953
dengan teori dorongan besar-besaran.
Menurut Rosenstein Rodan ada 3 jenis syarat mutlak minimal dan eksternalitas
ekonomi, yaitu
1. Syarat mutlak minimal dalam fungsi
2. Syarat mutlak minimal pada permintaan
3. Syarat mutlak minimal pada persedian tabungan
4.4.2 Menurut Nurkse
Pada dasarnya pandanganya tidak banyak berbeda dengan Rosenstein
Rodan dalam analisinya Nurkse 1956 menekankan bahwa pembangunan ekonomi
bukan hanya menghadapi masalah pada kelangkaan modal, tetapi juga dalam
mendapatkan pasar bagi barang-barang industri yang akan dikembangkan.
4.4.3 Menurut Scitovsky
Mengelompokkan Tibor Scitovsky dan Arthur Lewis sebagai pencetus
strategi pembangunan keseimbangan pada sisi penawaran, sedangkan Rosentein
Rodan menekankan pada sisi permintaan.
4.4.4 Menurut Lewis
Sementara itu analisinya 1954 menekankan tentang perlunya
pembangunan seimbang yang didasarkan pada keuntungan yang akan diperoleh
dari adanya saling ketergantungan yang diperoleh dari adanya saling
ketergantungan antara berbagai sektor, yaitu antara sektor pertanian.

37
4.4.4.1 Kritik Terhadap strategi Pembagunan Seimbang
1. Peningkatan Biaya
2. Tidak Menaruh Perhatian pada penurunan biaya
3. Adanya kecenderungan hubungan yang bersifat substitutif antar industri
4. Gagal sebagai teori pembanguna
5. Diluar kemampuan NSB
6. Kelangkaan sumberdaya di NSB
7. Adanya disproporsi pada faktor produksi di NSB
8. Investasi secara besar-besaran bukanlah sebuah solusi
9. Tidak mempertimbangkan faktor perencanaan
10. Menimbulkan eksternalitas negatif
4.4.5 Pembangunan Tidak Seimbang Antara Sektor Prasarana Dan Sektor
Produktif
Persoalan mendasar yang dianalisi Hirschman dalam strategi
pembangunan tidak seimbang adalah bagaimana cara untuk menentukan proyek
pembangunan yang harus didahulukan berdasarkan suatu prioritas tertentu.
4.4.6 Pembangunan Tak Seimbang Dalam Sektor Produktif
Menurut Hirschman didalam sektor produktif, mekanisme pendoroang
pembangunan yang tercipta sebagai akibat dari adanya hubungan antara berbagai
industri dalam menyediakan barang yang digunakan sebagai bahan baku dalam
industri lainnya dibedakan menjadi 2 macam.
a. Pengaruh keterkaitan ke belakang

b. Pengaruh keterkaitan kedepan

4.4.7 Kritik Terhadap Strategi Pembangunan Tidak Seimbang

Strategi pembangunan tidak seimbang, seperti yang dikemukan


Hirsvchman merupakan suatu doktrin yang ralistis dan mempertimbangkan
hampir seluruh aspek dalam perencanaan pembangunan.

38
Terlepas dari itu semua konsep pembangunan tidak seimbang ini juga
tidak luput dari beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Kurangnya perhatian pada komposisi arah dan waktu petumbuhan tidak
seimbang
2. Mengabaikan kemungkinan tumbulnya konflik internal
3. Kurangya sumberdaya yang dimiliki NSB
4. Rendahnya mobilitas sumberdaya di NSB
5. Adanya ancaman inflasi
6. Terlalu banyak penekanan pada investasi

39
BAB V
(PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI)
5.1 Sejarah Perkembangan Perencanaan
Pasca PD II perkembangan perhatian terhadap perencanaan pembangunan
meningkat pesat. Perkembangan perhatian yang pesat tersebut disebabkan oleh 3
Faktor utama. Pertama dan mungkin merupakan faktor yang paling dominan adalah
adanya hasrat dan ambisi dari NSB untuk segera membangun ekonomi negaranya,
meningkatkan kesejateraan masyarakat dan mengejar ketertinggalan dari negara-
negara sosialis pada masa pasca PD II tersebut.
Pada masa itu uni soviet ketika belum terpecah dipandang sebagai negara
pertama yang menerapkan sistem perencanan pembangunan ekonomi yang
sistimatis, dimana rencana pembangunan lima tahun pertamanya dimulai pada
tahun 1929.
5.2 Pengertian, Unsur, Dan Fungsi Perencanaan
Istilah perencanaan pembangunan ekonomi sudah sangat umum kita
dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Tetapi, hampir semua buku teks yang
membahas masalah perencanaan pembangunan memberikan pengertian yang
berbeda-beda, selain itu tidak sedikit pula dokumen perencanaan nasional atau
mungkin pernyataan dari pemimpin politik yang mengartikan perencanaan
pembangunan menurut pandangan mereka sendiri.
a. Suatu usaha sadar terorganisasi dan terus menerus guna memilih alternatif
yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai satu tujuan tertentu
(Waterson 1965)
b. Suatu aktivitas berkelanjutan dan memutuskan apa yang dapat dilakukan dan
inginkan untuk masa depan serta bagaimana mencapainya (Melville J
Branch)
c. Suatu penyusunan rangkaian tindakan secara berturut yang mengarahkan
pada pencapaian tujuan tertentu (Peter Hall 1992)

40
d. Suatu proses yang berkesimbungan yang mencakup proses pengambilan
keputusan atau memilih berbagai alternatif penggunaan sumberdaya untuk
mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
5.3 Perlunya Perencanaan di Negara Sedang Berkembang
Dalam ekonomi, kita mengenal teori keseimbangan yang stabil (Stable
equilibrium) teori ini menyatakan bahwa jika kondisi keseimbangan berubah, akan
timbul suatu reaksi dalam bentuk perubahan ke arah yang berlawanan dengan
keadaan awal.
Ada 2 metode yang dapat digunkan untuk memotong lingkaran serta kemiskinan
tersebut. Pertama dengan cara melakukan pembangunan yang terencana yaitu
dengan jalan mencari modal dari luar negeri, atau seringkali disebut dengan istilah
industrialisasi yang diproteksi. Kedua dengan cara menghimpun tabungan wajib
dalam negeri atau seringkali disebut dengan istilah industrial dengan kemampuan
sendiri.
5.4 Sifat dan Peranan Perancanaan Ekonomi
Sejak dekade 1950, dunia dikejutkan oleh munculnya beberapa NSB sebagai
salah satu kekuatan ekonomi dan politik baru yang berkembang cukup pesat.
Adanya ambisi untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju juga
menjadi pendorong bagi NSB untuk melakukan perubahan yang drastis dalam
rangka mempercepat laju pertumbuhan ekonominya.
Berikut difinisi perencanaan pembangunan, seperti telah di singgung dimuka
adalah suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku aktor, baik pemerintah
pubik, swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda
untuk menciptakan suatu pola saling ketergantungan dan berkaitan.
a. Secara kontinu menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan
b. Merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan daerah
c. Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah
d. Melaksanakannya dengan mengunakan segenap sumberdaya yang tersedia

41
5.4.1 Syarat-syarat Keberhasilan Suatu Perencanaan
Menurut Jhingan 1983 ada beberapa syarat atau kondisi yang diperlukan
untuk keberhasilan suatu perencanaan.
1. Badan perencanaan
2. Data Statistik
3. Tujuan
4. Penetapan Sasaran dan Prioritas
5. Mobilisasi Sumberdaya
6. Keseimbangan dalam Perencanaan
5.5 Perencanaan Dan Sistem Ekonomi
5.5.1 Perencanaan Dalam Perekonomian Kapitalis
Seperti yang telah dijelaskan sebelumya perencanaan memainkan
perananan yang sangat penting dalam proses ekonomi, bahkan dinegara kapitalis
sekalipun, meskipun secara tidak langsung. Hal tersebut di buktikan oleh adanya
sistem perencanaan yang matang di negara-negara yang perekonomiannya
didominasi oleh sektor swasta, seperti amerika serikat, inggris dan jepang.
Tingkat Kesempatan kerja yang lebih besar dan tingkat pendaptan
yang lebih tinggi disebabkan oleh adanya kebijakan ekspensi moneter,
peningkatan pengeluaran pemerintah dan penyesuaian tarif pajak.
5.5.2 Perencanaan Dalam Perekonomian Sosialis
Dalam perekonomian sosialis serimgkali dikaitkan dengan perekonomian
Uni Soviet (Sebelum Negara ini Bubar) dan perekonomian ala sovyet di
kawasan erofa timur dan asia terutama asia dimana pemerintah secara aktif dan
langsung mengendalikan gerak perekonomian melalui proses pengambilan
keputusan yang terpusat. Jadi perbedaan yang mendasar antara perencanaan
dalam perekonomian kapitalis dan perencanaan dalam perekonomian sosialis
adalah rangsangan dan pengendalian.

42
5.5.3 Perencanaan Dalam Perekonomian Campuran
Perekonomian campuran merupakan sebuah ekonomi yang bercirikan
adanya lingkungan kelembagaan dimana sebagian sumberdaya, produktif dimiliki
dan dikelola oleh pihak swasta.
Ada 3 bentuk pola kepemilikan individu pada sektor swasta dalam sistem
perekonomian campuran yaitu :
1. Sektor Tradisional
2. Perusahaan kapitalis
3. Perusahaan asing dan perkebunan

43
BAB VI
(TABUNGAN DALAM NEGERI)
6.1 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Kita perlu harus menjadi pengikut aliran fundamentalisme modal jika hanya
ingin memahami arti bidang tabungan dan modal bagi pertumbuhan ekonomi.
Keterkaitan antara tabungan, modal dan pertumbuhan ekonomi telah ditujukan
dengan baik sekali oleh pengalaman negara industri.
6.1.1 Efisiensi Pengunaan Modal
Salah satu penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya
di NSB adalah masalah efisiensi alokasi sumberdaya ekonomi yang dimilikinya.
Pembangunan ekonomi tanpa memperhatikan efisiensi alokasi sumberdaya
ekonomi hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tidak optimal
karena terjadi pemborosan dalam alokasi sumberdaya ekonomi yang ada.
6.1.2 Rasio-Rasio Investasi di NSB
Dalam beberapa hal, penekanan perhatian padat modal yang sering
dijumpai di NSB merupakan hasil yang tidak di sengaja dari kebijakan
pemerintah. Selain itu hal tersebut dapat juga menunjukan keyakinan bahwa
hanya modal teknologi yang efisien, dan dalam setiap pemilihan teknologi tidak
memperhitungkan harga-harga relatif antara tanaga kerja dan modal.
6.2 Sumber Tabungan Dalam Negeri
Pada umumnya NSB membiayai rasio investasi GDP mereka yang tinggi
dengan cara mengitensifkan usaha-usaha mobilisasi tabungan dari berbagai sumber,
baik tabungan domestik maupun tabungan luar negeri, tabungan pemerintah
maupun tabungan swasta.
Ada beberapa Tabungan, Tabungan Domestik, Tabungan Swasta
6.2.1 Faktor Penentu Tabungan Swasta
Pada dasarnya semua tori prilaku tabungan rumah tangga berusaha untuk
menjelaskan tiga pola berikut ini :

44
1. Dalam suatu negara, pada suatu waktu tertentu bagian pendapatan yang ditabung
oleh rumah tangga yang berpendapatan lebih tinggi cendrung lebih besar dari
pada rumah tangga yang berpendapatan lebih rendah.
2. Dalam suatu negara, rasio tabungan rumah tangga cendrung konstan sepanjang
waktu
3. Rasio Tabungan rumah tangga bervariasi antar negara tanpa menunjukkan
adanya hubungan yang jelas dengan pendapatan.
6.2.2 Sekilas Tentang Sumber Pembiyaan Dalam Negeri
Indonesia sebagai NSB juga mengalami masalah kesenjangan investasi
tabungan karena pembangunan ekonomi nasional yang beroreatasi pada
pertumbuhan dan industrialisasi menuntut adanya investasi dalam jumlah besar,
sejumlah tabungan domestik yang berhasil dihimpun melalui tabungan.

45
BAB VII
(SUMBER DANA DARI LUAR NEGERI)
7.1 Bantuan Luar Negeri
7.1.1 Lembaga-Lembaga Bantuan Internasional
The asian Development Bank (ADB), berdiri pada tahun 1966 dan
bertugas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta berkerja sama dengan
semua pihak yang berkepentingan di kawasan asia. ADB merupakan lembaga
pengembangan keungan internasional yang melaksanakan penyaluran dana,
menyokong investasi dan memberikan kerja sama teknis kepada NSB menjadi
anggota. ADB merupakan lembaga negara, yang anggotanya adalah pemerintah
dari berbagai negara.
7.1.2 Latar Belakang Berdirinya ADB
Pada pertengahan tahun 1960, negara-negara dikawasan Asia sangat
membutuhkan bantuan ekonomi untuk membiayai pertumbuhan dan
pembangunannya. Kemudian dari berbagai penjuru dunia datanglah bantuan
untuk negara-negara Asia, baik berupa dukungan politik maupun bantuan
ekonomi.
1. Fungsi dan Tujuan ADB
a. Menyokong investasi modal pemerintahan maupun swasta di kawasan
Asia untuk tujuan-tujuan pembangunan
b. Memanfatkan bebagai sumber dana yang tersedia untuk membiayai
pembangunan, dngan memprioritaskan wilayah asia, berupa beberapa
proyek dan program regional yang berperan secara efektif terhadap
pertumbuhan ekonomi yang selaras diwilayah tersebut secara
keseluruhan.
c. Memenuhi permintaan negara-negara anggota untuk membantu mereka
dalam mengkordinasikan kebijakan-kebijakan dan rencana pembangunan
mereka dengan tujuan untuk lebih memanfaatkan setiap sumber daya
yang dimiliki menyehatkan perekonomian, dan meningkatkan ekspansi

46
perdagangan luar negeri, terutama di antara negara-negara di kawasan
asia sendiri.
d. Memberikan bantuan teknis untuk menyiapkan, membiayasi dan
melaksanakan berbagai program dan proyek pembangunan, termasuk
juga merumuskan usulan bagi proyek tertentu
e. Berkerja sama dengan PBB
f. Melaksanakan berbagai kegiatan dan memberikan berbagai jasa lainya
sesuai tujuan ADB
7.2 Dampak Bantuan Luar Negeri Terhadap Pembangunan

Dengan menggunkan pendekatan Harrod Domar mungkin akan lebih


mudah bagi kita untuk menjelaskan peranan bantuan dan tabungan luar negeri
dalam pembangunan. Menurut Harrod Domar, perananan tabungan luar negeri
adalah untuk menumbuhkankembangkan tabungan domestik sehingga dapat
meningkatkan investasi dan pada akhirnya akan mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi. Biasanya digunakan untuk menutupi kesenjangan tabungan investasi
yang terjadi di tingkat domestik. Misalnya, jika kita asumsikan pertumbuhan
bantuan dan tabungan luar negeri sebesar 6 % dari GDP, dan semuanya
dipergunakan untuk kegiatan investasi dan jika rasio modal output COR yang
dimiliki negara tersebut pertumbuhan sebesar 2 %.
7.3 Manfaat Investasi Asing
Adanya serangkaian peraturan perundang-undangan negara tuan rumah
berkenaan dengan investasi asing menunjukkan bahwa NSB tentang cukup aktif
untuk mencari investor asing dan mengaharpkan berbagai menfaat yang nyata dari
adanya investasi asing tersebut.
1. Perluasan Kesempatan Kerja
2. Alih Teknologi
3. Manfaat Perolehan Devisa

47
7.4 Kebijakan-Kebijakan NSB Terhadapa Investasi Asing
Pemerintah NSB biasanya menggunakan berbagai kebijakan yang besifat
restriktif dan insentif bagi perusahaan-perusahaan asing. Kebijakan yang bersifat
restriktif tersebut antara lain :
1. Persyaratan kinerja
2. Hukum kejenuhan
3. Pengendalian repatriasi laba
7.4.1 Restriksi
Persyaratan kinerja biasanya ditetapkan untuk setiap industri. Misalnya,
bagi TNC yang memasuki industri perakitan automobil diharuskan
meningkatkan kandungan lokal dari mobil secara progresif. Sedangkan mereka
yang memasuki bidang ekstraksi pengolahannya di masa mendatang. Prasyarat
kinerja ini biasanya ditetapkan NSB agar mereka memperoleh manfaat nyata
dari adanya investasi asing tersebut, yaitu lapangan kerja, alih teknologi dan
untuk kegiatan yang berorientasi ekspor, perolehan devisa.
7.4.2 Insentif Pajak
Bagi para investor asing yang mampu memenuhi prasyarat-prasyarat
kinerja yang di ajukan NSB, maka biasanya NSB akan memberikan beberapa
insentif, misalnya dan insentif pajak lainnya, hak monopoli di pasar lokal, dan
jaminan bahwa para investor tersebut boleh melakukan repatriasi laba negara
asalnya.
7.3.3 Pinjaman Komersial
Belakang ini sumber dana dari luar negeri yang sangat cepat
perkembangannya adalah pinjaman swasta yang berasal dari tiga sumber yaitu,
1. Bond lending
2. Pinjaman Komersial
3. Kredit Ekspor
7.4 Sumber pinjaman Luar Negeri Bagi Pembangunan di Indonesia
Sejak tahun 1966, pemerintah orde baru mulai mengambil langkah
kebijakan stabilisasi reorganisasi, dan rehabilitasi terhadap sistem perekonomian

48
sebagai basis yang penting untuk pertumbuhan ekonomi. Dalam bidang keungan
internasional, pemerintah orde baru berusaha memperbaikinya dengan cara
mencari penyelesain pinjaman Orde Lama dan menarik investasi asing serta
meminta bantuan keuangan dab bantuan teknik.

49
BAB VIII

(TRANSNATIONAL CORPORATION)

8.1 Asal Mula Pertumbuhan TNC


Arus modal telah mengalir secara internasional sejak hari-hari pertama
kapitalisme diteruskan. Pola perdagangan dan jasa yang begitu meluas plus
adanya arus modal yang tiada henti melintasi batas-batas geografis suatu negara
telah menandai munculnya cara produksi kapitalis di erofa.
8.2 Peranan TNC Dalam Perekonomian Dunia
Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam memahami tentang makna dari
TNC dalam perekonomian dunia, yaitu :
1. Secara kuantitatif, yaitu dengan menyoroti ukuran besarnya perusahaan-
perusahaan tersebut dan pengaruh mereka terhadap produksi dunia asing,
penciptaan teknologi, keuangan, dari perdagangan
2. Secara kualitatif yaitu dengan melihat pertumbuhan TNC sebagai proses yang
berkaitan erat dengan sistem kapitalis.
8.3 Perspektif Teoritis tentang TNC
Masalah pertumbuhan dan pengaruh TNC terhadap NSB telah melahirkan
banyak perdebatan dan perbincangan para paka, baik yang pro maupun yang anti
terhadap TNC. Kelompok pemikiran yang pro TNC tentu saja menekankan
analisinya pada manfaat yang dibawa TNC ke NSB, sedangkan kelompok
pemikiran yang anti TNC yang merupakan pendekatan kritis lebih menekankan
analisisnya pada efek negatif yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan TNC
tersebut.
8.4 TNC Dan Alih Teknologi
Sebelum membicarakan tentang peranan TNC di bidang teknologi,
mungkin perlu bagi kita untuk menjelaskn beberapa difinisi mengenai teknologi
antara lain:
1. Teknologi merupakan pengetahuan yang teratur untuk diproduksi

50
2. Bagaimana untuk melakukan segala sesuatu yang terkait dengan kegiatan
ekonomi.
3. Teknologi sebagai pengetahuan tentang bagaimana cara mengendalikan dan
mengeksploitasi fenomena alamiah untuk produksi.
a. Perkembangan Teknologi
b. Teknologi Tepat Guna
c. Produk Tepat guna

51
BAB IX

(PERTUMBUHAN EKONOMI, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN


KEMISKINAN)
9.1 Pertumbuhan Ekonomi
Selama lebih dari 2 dekade yang lalu, fokus perhatian ekonomi dunia
ditujukan pada berbagai macam upaya guna meningkatkan pertumbuhan
pendapatan nasional riil. Para ekonom memandang bahwa pertumbuhan pendapatan
nasional riil dapat digunakan sebagai sebuah ukuran kinerja (Performance)
perekonomian suatu negara.
a. Akumulasi Modal
b. Pertumbuhan Penduduk
c. Kemajuan Teknologi
9.1.1 Sumber Daya Institusi (Sistem Kelembagaan)
Menurut Douglas C North 1991 Pemenag Nobel Ekonomi 1993
anggapan sebagai sebagai besar ekonom arus utama selama ini bahwa ekonomi
sangat sentral pengertian menafikan pesan institusi adalah keliru. Menurut North
peran institusi dalam pertumbuhan dan pembagunan ekonomi sangat sentral
pengertian institusi yang dimaksudkan oleh North 1991 adalah aturan-aturan
yang mengatur interaksi politik, ekonomi, dan sosial. Institusi terdiri dari aturan
informal adat istiadat, tradisi, norma sosial dan agama. Dan aturan formal
konstitusi, undang-undang peraturan-peraturan dan hak pemilik.
9.1.2 Karakterisktik Pertumbuhan Ekonomi Modren
Simon Kuznets, ekonomi penerima hadiah nobel ekonomi pada tahun
1971 atas kepeloporannya dalam mengukur dan menganalisis sejarah
perumbuhan pendapatan nasional negara-negara maju, mendifinisikan
pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai peningkatan kemampuan suatu
negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya,
kenaikan pada kemampuan ini di sebabkan oleh adanya kemajuan teknologi,
kelembagaan serta penyesuain ideologi yang dibutuhkan.

52
Ketiga Komponen pokok :
1. Kenaikan Output
2. Kemajuan Teknologi
3. Penyesuian Kelembagaan
9.2 Distribusi Pendapatan
Penghapusan kemiskinan dan berkembangnya ketidak merataan distribusi
pendapatan merupakan inti dari proses pembangunan. Meskipun titik perhatian kita
pada masalah ketidak merataan seringkali tercurah pada masalah ketidak merataan
distribusi pendapatan dan harta kekayaan (assets), hal tersebut hanyalah merupakan
bagian kecil dari masalah ketidak merataan yang ada di NSB.
9.2.1 Distribusi Pendapatan Perorangan
Distribusi pendapatan perorangan merupakan indikator yang paling
umuam digunakan oleh para ekonom. Indikator sederhana ini menunjukan
hubungan antara individu dengan pendapatan total yang mereka terima.
a. Distribusi Fungsional
b. Distribusi Regional
1. Indikator Disribusi Pendapatan
a. Kurva Lorenz
9.3 Aspek Pokok dalam Distribusi Pendapatan
Three Kian Wie dalam salah satu tulisannya yang berjudul Pemerataan,
kemiskinan dan ketimpangan 1981, mengemukakan tiga aspek pokok dalam
proses distribusi pendapatan yaitu :
1. Distribusi harta (Aset)
2. Strategi Pembangunan
3. Kebijakan Fiskal
9.4 Masalah Kemiskinan
Pada tahun 1990 yang lalu, perhatian masyarakat terhadap masalah
kemiskinan kembali digugah setelah cukup lama tidak banyak di perbincankan di
media masa. Perhatian masyarakat tersebut berdasarkan dari pernyataan Bank

53
Dunia 1990 di media masa yang memuji keberhasilan indonesia dalam mengurangi
jumlah penduduk miskin. Di antara lain
a. Aspek Politik
b. Aspek Sosial
c. Aspek Ekonomi
d. Aspek Budaya atau nilai

9.5 Strategi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan


9.5.1 Pembangunan Sumber Daya Manusia
Perbaikan akses terhadap konsumsi pelayanan sosial pendidikan, kesehatan dan
gizi merupakan alat kebijakan penting dalam strategi pemerintah secara keseluruhan
untuk mengurangi angka kemiskinan dan memperbaiki kesejahteraan penduduk
indonesia. Perluasan ruang lingkup dan kualitas dari pelayanan-pelayanan pokok
tersebut membutuhkan investasi modal manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas golongan miskin tersebut.
1. Pembangunan Pertanian dan Perdesaan
2. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

54
BAB X
(PEMBAGUNAN DAERAH)
10.1 Difinisi Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembagunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah dan
masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara kemitraan pemerintah daerah dan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi dalam wilayah tersebut.
10.2 Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah
Saat ini tidak ada suatu teori pun yang mampu untuk menjelaskan tentang
pembangunan ekonomi daerah secara komprenshif. Meskipun demikian, ada
beberapa teori yang secara persial dapat membantu kita untuk memahami arti
penting pembangunan ekonomin daerah. Pada hakekatnya inti dari pembahasan
teori-teori tersebut berkisar pada 2 hal, yaitu metode analisis perekonomian suatu
daerah dan teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu. Untuk menganalisis perekonomian
suatu daerah sangatlah sulit karena :
1. Data tentang daerah sangatlah terbatas
2. Data yang tersedia umumnya tidak sesuai
3. Sangat sulit dikumpulkan
4. Sulit untuk dipercaya
Dan ada beberapa teori :
a. Teori Ekonomi Neo Klasik
b. Teori Basis Ekonomi
c. Teori Lokasi
d. Teori Tempat Sentral
e. Teori Kasusasi Kumulatif
10.3 Arti Pentingnya Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah dapat dianggap sebagai
perencanaan untuk memperbaiki penggunaan setiap sumberdaya publik yang

55
tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam
menciptakan nilai sumberdaya swasta secara bertanggungjawab.
Berikut ini adalah akibat kurang menguntungkan bagi daerah miskin
1. Daerah miskin
2. Oleh karena sempitnya kesempitan kerja di daerah.
10.4 Kapasitas Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Informasi tentang kondisi perekonomian tidaklah cukup sebagai
indikator kemampuan masyarakat dalam pembangunan ekonomi.
1. Lembaga-lembaga masyarkat
Misalnya, organisasi-organisasi keagamaan, organisasi-organisasi sosial,
kelompok masyrakat dan sebagainya
2. Struktur Ekonomi
Organisasi dengan fokus daerah, misalnya : Kadinda, asosiasi kelompok
usaha, organisasi pekerjaan serikat pekerja, perusahaan yang berada di
daerah
3. Lembaga-Lembaga Politik
Pemerintah daerah merupakan kunci keberhasilan pembangunan ekonomi
daerah tersebut, oleh karena itu pemerintah daerah dalam dam semua
jajaran harus mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menjadi partisipan
yang penuh dalam proses pembangunan daerah.

56
BAB XI
(MASALAH KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN)
11.1 Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan yang dimasukkan disini adalah masalah
pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi di NSB. Pertumbuhan penduduk
ini akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-upaya
pembangunana yang dilakukan karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut
akan menyebabkan cepatnya laju pertambahan jumlah angkatan kerja, sedangkan
kemampuan NSB dalam menciptakan kesempatan kerja baru sangatlah terbatas.
11.2 Struktur Umur dan Penyebaran Penduduk
Masalah kependudukan yang dihadapi NSB dewasa ini jauh lebih rumit
dibandingkan dengan masa sebelum PD II.
Tingkat perumbuhan penduduk yang semakin cepat di NSB menyebabkan
proporsi penduduk yang belum dewasa menjadi bertambah tinggi dan jumlah
anggota keluarga juga relatif bertambah besar. Dewasa ini, dinegara-negara maju,
jumlah penduduk yang mereka, sedangkan di NSB, proporsi tersebut antara 40
sampai 45 %.
11.3 Teori Perangkap Penduduk Dari Malthus
Pada tahun 1798, Reverend Thomas Malthus mengemukakan sebuah teori
tentang hubungan antara pertumbuhan pendudk dan pembangunan ekonomi.
Dalam tulisannya yang berjudul Essay on The Principle of Populations, malthus
melukiskan konsep hasil yang semakin menurun, concept of diminishing returns.
Akhirnya, dapat kita simpulkan bahwa ada tiga kelemahan mendasar dari teori
malthus dan Neo Malthusian, yaitu :
1. Teori tersebut tidak memperhitungkan peranan dan dampak dari kemajuan
teknologi.
2. Teori tersebut didasarkan pada suatu hipotesis tentang hubungan secara
makro antara pertumbuhan penduduk dan tingkat pendapatan per kapita tanpa
dibuktikan dengan uji empiris

57
3. Teori tersebut memfokuskan perhatiannya pada variabel yang keliru yaitu
pendapatan per kapita sebagai faktor penentu utama tingkat pertumbuhan
penduduk.
11.3 Teori Transisi Kependudukan
Teori transisi kependudukan (Demographic Transition) berusaha untuk
mejelaskan tiga tahapan perkembangan kependudukan berdasarkan pengalaman
dari negara-negara maju. Sebelum adanya modrenisasi perekonomian, negara-
negara tersebut selama berabad-abad lamanya mengalami pertumbuhan penduduk
yang sangat lambat, karena laju tingkat kelahiran hampir sama dengan laju tingkat
kematian. Fase inilah yang dikenal sebagai tahap I dan teori transisi
kependudukan.
Tahap II mulai terjadi pada saat terjadi modrenisasi perbaikan kesehatan
masyarakat pendapatan yang lebih tinggi, kualitas makanan yang baik, yang pada
akhirnya menyebabkan penurunan tingkat kematian dan secara perlahan
menaikkan tingkat harapan hidup dari yang semula di bawah 40 tahun menjadi
lebih dari 60 tahun.
11.3.1 Proses Migrasi dan karakteristik pada Migran
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah tertentu
kedaerah alinnya migrasi ini di pengaruhi oleh banyak faktor dan kompleks.
Oleh karena migrasi merupakan suatu proses memilih (Selective Process) Yang
mempengaruhi individu-individu dengan karakteristik ekonomi.
Penekanan-penekanan tersebut antara lain ditunjukan kepada :
1. Faktor-faktor sosial, termasuk hasrat pada migran untuk keluar dari kendala-
kendala tradisional dari organisasi
2. Faktor-faktor fiskal, termasuk iklim dan bencana alam, seperti banjir dan
longsor
3. Faktor-faktor termasuk penurunan tingkat kematian dan bersamaan dengan itu
tingkat pertumbuhan penduduk perdesaan yang sangat tinggi.
Ada beberapa karakteristik
a. Karakteristik Demografis

58
b. Karakteristik Pendidikan
c. Karakteristik Ekonomi
11.4 Pengangguran dan Pembangunan
Dudley Seers mengangkat isu yang mendasar tentang arti pembanguan
ekonomi dengan mempertanyakan hal-hal berikut : apa yang terjadi dengan
kemiskinan pengangguran, ketidakmerataan apabila ketiga hal ini semakin
menurun.
11.4.1 Macam-macam Pengangguran
Menurut Edgar O. Edwards (1974), untuk melakukan pengelompokan
terhadap jenis-jenis pengangguran, kita perlu memahami dimensi-dimensi
berikut :
1. Waktu banyak di antara mereka yang ingin berkerja lebih lama, misalnya
jam kerjanya per hari, per minggu, per bulan
2. Intensitas perkerjaan yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan
3. Produktivitas kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya
sumberdaya komplenter dalam melakukan perkerjaan.
Berdasrkan beberapa kriteria tersebut, Edwards mengklasifikasi lima jenis
pengangguran yaitu :
1. Pengangguran terbuka
2. Setengah menganggur
a. Pengangguran tidak kentara
b. Pengangguran tersembunyi
c. Pensiun lebih awal
11.4.2 Hubungan antara pengangguran, kemiskinan dan Distribusi Pedapatan
Ada hubungan yang erat antara tinggi tingkat pengangguran, luasnya
kemiskinan, dan distibusi pendapatan yang merata. Bagi sebagian besar
mereka, yang tidak mempunyai perkerjaan tetap atau hanya berkerja paruh
waktu (part-time) selalu berada di antara kelompok masyarakat yang sangat
miskin.

59
Salah satu mekanisme pokok dalam mengurangi kemiskinan dan
kepincangan distibusi pendapatan di NSB adalah dengan memberikan upah
yang memadai dan menyediakan kesempatan- kesempatan kerja bagi kelompok
masyarakat miskin.
11.5 Sekilas Tentang Migrasi Penduduk di Indonesia
Migrasi pendudk merupakan bagian integral dari proses pembangunan
secara keseluruhan. Migrasi telah menjadi penyebab dan penerima dampak dari
perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial suatu daerah.
11.5.1 Migrasi Penduduk dan Kebijakan Ekonomi Makro
Sejarah masa lalu negeri ini memperlihatkan adanya keterkaitan dan
hubungan antara strategi atau kebijakan pembangunan ekonomi dan pola migrasi
penduduk. Sejak rezim pemerintah Orde Baru secara resmi berkuasa, paling
tidak terdapat tiga pola kebijakan ekonomi makro yang mempengaruhi
persebaran dan migrasi penduduk indonesia.
1. Strategi makro ekonomi makro
2. Sementara itu progrma transmigrasi yang secara besar-besaran diterapkan
pemerintah Orde baru.
3. Pada dekade 1980 an, pemerintah memiliki minat yang cukup besar untuk
mengembangkan Kawasan Timur Indonesia (KTI)

60
BAB XII
(PEMBANGUNAN INDUSTRI)
12.1 Peranan Sektor Industri Dalam Pembangunan Ekonomi
Konsep pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrilisai hal
tersebut dikarenakn seringkali pengertiannya dianggap sama. Negara maju yang
pertama kali menerapkan industrialisasi adalah inggris. Dalam sejarah, proses
industrialisasi di inggris tersebut dikenal dengan nama revolusi industri. Dalam
praktiknya, dalam revolusi industri di inggris seringkali terjadi inovasi yang
memungkinkan inggris untuk meningkatkan produksi industrinya sebesar 400
persen selama paruh pertama abad ke 19.
12.2 Perhatian Terhadap Pembangunan Industri
Perhatian terhdap upaya pembangunan industri di daerah baru populer
sesudah PD II Usai. Upaya tersebut yang dipelopori oleh Perroux 1970, Myrdal
195, dan Hircshman 1958. Teori Perroux yang kemudian kita kenal dengan sitilah
Pusat pertumbuhan merupakan teori yang menjadi dasar dari strategi kebijakan
pembangunan industri daerah yang banyak diterapkan di berbagai negara dewasa
ini.
Adapun inti dari toeri Perroux tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dalam setiap porses pembangunan, akan senantiasa mencul industri
pemimpin yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan
suatu daerh.
2. Pemusatan industri pada suatu daerah
3. Perekonomian merupakan gabungan antara sistem industri yang relatif aktif
dan industri- industri yang relatif pasif
Secara konseptual, keutungan skala ekonomis ini dapat di bagi kedalam
tiga kelompok, yaitu :
1. Keuntungan Internal Perusahaan
2. Keuntungan lokalisasi
3. Keuntungan Eksternal

61
Secara konseptual, keuntungan skala ekonomis ini dapat di bagi kedalam tiga
kelompok, yaitu :
a. Keuntungan Internal Perusahaan
b. Keuntungan Lokalisasi
c. Keuntungan Eksternal
Bagi NSB, agar pembangunan tidak hanya menumpuk pada satu daerah, maka
perlu ada campur tangan pemerintah terutama untuk membantu perkembangan
daerah-daerah yang sulit berkembang.
1. Kebijakan Negatif
2. Kebijakan Fiskal
a. Pembebasan atas pajak
b. Pembebasan atas pajak dan cukai impor terhadap impor barang-barang
modal, alat pengganti dan bahan mentah yang diperlukan industri.
c. Mempercepat depresiasi atau penyusutan
d. Perangsang keuangan
12.2.1 Kebijakan Institusional
Kebijakan jenis ini berhubungan dengan industri, perekonomian secara
umum, dan administrasi pemerintah. Secara umum, kinerja dari ketiga faktor
tersebut di NSB kurang baik. Administrasi pemerintah yang kurang efisien,
seperti prosedur yang terlalu berbelit-belit dan peroses kerja yang lambat,
merupakan sinyal negatif bagi para penanam modal yang hendak menanamkan
modal di daerah yang bersangkutan.

62
BAB XIII
(KESIMPULAN)
11.1 Kesimpulan
Pembangunan ekonomi bukanlah sebuah topik baru dalam ekonomi,
karena studi tentang pembangunan ekonomi telah menarik perhatian para ekonom
sejak jaman Merkantilis, klasik, samapi Marx dan Keynes.
Bapak ekonomi, Adam Smith misalnya, telah menyinggung berbagai aspek tentang
pembangunan ekonomi dalam karya fenomenalnya yang berjudul The Wealth of
Nations (1776). Oleh karena itu, tidaklah tepat kita mengangap ekonomi
pembangunan merupakan suatu bidang analisis yang baru dalam ilmu ekonomi.
Pengertian pembangunan itu sangat luas, seperti telah dibahas pada Bab I
sebelumnya. Tidak hanya sekedar proses peningkatan GNP per kapita saja. Oleh
karena itu seperti telah dibahas di Bab I Pembangunan Ekonomi seringkali
didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan riil per kapita dalam jangka
panjang saja tidak cukup bagi kita untuk mengatakan telah terjadi pembangunan
ekonomi, tetapi perbaikan struktur sosial, sistem kelembagaan baik organisasi
maupun aturan main, dan perubahan sikap dan prilaku masyarakat juga merupakan
kompunen penting dari pembangunan ekonomi.
Delman 1961 mengidentifikasi ada tiga faktor utama yang mendorong
perubahan teori dan pradigma pembangunan ekonomi dari masa kemasa pertama,
adanya perubahan ideologi sendiri-sendiri serta memiliki rujukan teoristis dan
rekomendasi kebijakan (policy prescription) yang berlainan.
Konsep lingkaran kemiskinan (Vicios circle of poverty) ini pertama kali
dikenalkan oleh ragnar nurkes dalam bukunya yang berjudul Problems Of Capital
Formation In Underdevelopment Coutries (1953). Pembentukan modal NSB.
Nurkse mengemukakan konsep tersebut sebagai sebuah landasan untul menjelaskan
tentang perlunya strategi pembangunan seimbang di NSB. Pada satu sisi,
pembentukan modal dipengaruhi juga oleh ada tidaknya faktor pendorong investasi.
Pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan nurkse ada 2 jenis

63
lingkaran kemiskinan yang menghalangi NSB untuk mencapai tingkat
pembangunan yang pesat yaitu :
1. Dari segi penawaran modal
2. Dari segi permintaan modal
Dari segi permintaan modal, corak lingkaran kemiskinan mempunyai bentuk yang
agak berbeda. Pasca PD II perkembangan perhatian terhadap perencanaan
pembangunan meningkat pesat. Perkembangan perhatian yang pesat tersebut
disebabkan oleh 3 Faktor utama. Pertama dan mungkin merupakan faktor yang
paling dominan adalah adanya hasrat dan ambisi dari NSB untuk segera
membangun ekonomi negaranya, meningkatkan kesejateraan masyarakat dan
mengejar ketertinggaln dari negara-negara sosialis pada masa pasca PD II tersebut.
Kita perlu harus menjadi pengikut aliran fundamentalisme modal jika
hanya ingin memahami arti bidang tabungan dan modal bagi pertumbuhan
ekonomi. Keterkaitan antara tabungan, modal dan pertumbuhan ekonomi telah
ditujukan dengan baik sekali oleh pengalaman negara industri.
Kita perlu harus menjadi pengikut aliran fundamentalisme modal jika hanya
ingin memahami arti bidang tabungan dan modal bagi pertumbuhan ekonomi.
Keterkaitan antara tabungan, modal dan pertumbuhan ekonomi telah ditujukan
dengan baik sekali oleh pengalaman negara industri.
The asian Development Bank (ADB), berdiri pada tahun 1966 dan bertugas
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta berkerja sama dengan semua
pihak yang berkepentingan di kawasan asia. ADB merupakan lembaga
pengembangan keungan internasional yang melaksanakan penyaluran dana,
menyokong investasi dan memberikan kerja sama teknis kepada NSB menjadi
anggota. ADB merupakan lembaga negara, yang anggotanya adalah pemerintah
dari berbagai negara.
Arus modal telah mengalir secara internasional sejak hari-hari pertama
kapitalisme diteruskan. Pola perdagangan dan jasa yang begitu meluas plus adanya
arus modal yang tiada henti melintasi batas-batas geografis suatu negara telah
menandai munculnya cara produksi kapitalis di erofa.

64
Selama lebih dari 2 dekade yang lalu, fokus perhatian ekonomi dunia
ditujukan pada berbagai macam upaya guna meningkatkan pertumbuhan
pendapatan nasional riil. Para ekonom memandang bahwa pertumbuhan pendapatan
nasional riil dapat digunakan sebagai sebuah ukuran kinerja (Performance)
perekonomian suatu negara.
Masalah kependudukan yang dimasukkan disini adalah masalah
pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi di NSB. Pertumbuhan
penduduk ini akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-
upaya pembangunana yang dilakukan karena pertumbuhan penduduk yang tinggi
tersebut akan menyebabkan cepatnya laju pertambahan jumlah angkatan kerja,
sedangkan kemampuan NSB dalam menciptakan kesempatan kerja baru sangatlah
terbatas. Konsep pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrilisai
hal tersebut dikarenakn seringkali pengertiannya dianggap sama. Negara maju
yang pertama kali menerapkan industrialisasi adalah inggris. Dalam sejarah,
proses industrialisasi di inggris tersebut dikenal dengan nama revolusi industri.
Dalam praktiknya, dalam revolusi industri di inggris seringkali terjadi inovasi
yang memungkinkan inggris untuk meningkatkan produksi industrinya sebesar
400 persen selama paruh pertama abad ke 19.

65
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2015. Ekonomi Pembangunan Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Badan Pusat Statistik DIY. 2016. ICOR Sektoral Kota Yogyakarta 2016. Yogyakarta: Badan
Pusat Statitik Dengan Pemerintah Kota Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. 2000-2017. Produk Domestik Bruto Di Indonesia Menurut Penggunaan
Atas Dasar Harga Konstan. Jakarta: Badan Pusat Statitik.
Badan Pusat Statisik. 2000-2017. Produk Domestik Bruto Di Indonesia Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan. Jakarta: Badan Pusat Statitik.
Badan Pusat Statistik. 2000-2017. Produk Domestik Bruto Di Indonesi Menurut Pengeluaran
Atas Dasar Harga Konstan. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik Banten. 2014. Incremental Capital Output Ratio Provinsi Banten Tahun
2014. Banten: Badan Pusat Statistik.
Bank Indonesia. 2016. Indonesia dalam angka, Publikasi Online.
Boianovsky, Mauro. 2018. Beyond Capital Fundamentalism: Harrod, Domar and the History
of Development Economics. Cambridge Journal of Economy, Vol.42: 477-504. Devi,
Paramita dan Indrajaya, Bagus. 2014. Analisis Kebutuhan Investasi Sektor Potensial di
Kabupaten Buleleng. Universitas Udayana. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.3 No.12. ISSN:
2303-0178.
Egbetunde, Tajudden dan Fadeyibi, Isaac Olungbenga. 2015. Invesment and Economic
Growth In Nigeria: Evidence Form Vector Error Correction Model. Journal of Sustainable
Development in Africa, Vol.17 No.3. ISSN : 1520-5509.
Faizun, Nurul. dkk. 2014. Analisis Kebutuhan Investasi Sektor Pertanian Dalam Rangka
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol.2 No.4.
ISSN: 2302-0172.
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang:
Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Hapsari, Indah dan Ma’mun Sitti Zakiah. 2017. Analisis Efesiensi Investasi di Provinsi
Sulawesi Tenggara pada Periode 2001- 2013. Jurnal Mega Aktiva, Vol.6 No.1. ISSN: 2086-
1974.

66

Anda mungkin juga menyukai