Anda di halaman 1dari 12

INDIKATOR

PEMBANGUNAN
• Mengukur Keberhasilan Pembangunan
• Indikator Moneter
• Indikator Nonmoneter
• Indikator Campuran

Nama : Utari Setyowati


Nim : 1820103145
Kelas : 6 Pagi
Tugas : Ekonomi Pembangunan
MENGUKUR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN

Pengertian pembangunan itu sangat luas, seperti telah dibahas pada


bab 1 sebelumnya. Tidak hanya sekedar proses peningkatan GNP per
kapita saja, tetapi juga bersifat multidimensi yang mencakup berbagai
aspek (ekonomi, sosial dan politik) dalam kehidupan masyarakat.

Oleh karena itu pembangunan ekonomi seringkali didefinisikan


sebagai suatu proses kenaikan pendapatan rill per kapita dalam janka
panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Jadi, proses
kenaikan pendapatan per kapita secara terus menerus dalam jangka
panjang saja tidak cukup bagi kita untuk mengatakan telah terjadi
pembangunan ekonomi, tetapi perbaikan struktur sosial, sistem
kelembagaan (bank organisasi maupun aturan main), dan perubahan sikap
dan perilaku masyarakat juga merupakan komponen penting dari
pembangunan ekonomi.
berdasarkan pengertian tentang pembangunan ekonomi tersebut,
diperlukan suatu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan pemabngunan
ekonomi suatu negara. Manfaat utama dari indikator tersebut adalah agar
dapat digunakan untuk memperbandingkan tingkat kemajuan pembangunan
atau tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah atau antar negara dan
mengetahui corak pembangunan setiap negara atau suatu wilayah. Indikator
– indikator tersebut dapat bersifat fisikal, ekonomi, sosial dan politik.

INDIKATOR MONETER

1. PENDAPATAN PER KAPITA


pendapatan per kapita merupakan indikator yang paling sering digunakan
sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu negara.
Pendapatan per kapita itu sendiri merupakan indikator atas setiap kegiatan
ekonomi penduduk suatu negara.
Beberapa ekonomi memandang bahwa pendapatan per kapita bukanlah
indikator yang terbaik untuk menilai kinerja pembangunan suatu negara,
karena seperti telah disinggung dimuka – pembangunan bukan hanya sekedar
meningkatkan pendapatan rill saja, tetapi juga harus disertai oleh perubahan
sikap dan perilaku masyarakat yang sebelumnya menjadi penghambat
keuangan – keuangan ekonomi.
KELEMAHAN UMUM PENDEKATAN PENDAPATAN PER KAPITA

Salah satu kelemahan mendasar dari pendapatan per kapita sebagai


sebuah indikator pembangunan terletak pada ketidak mampuannya untuk
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara utuh. Seringkali
adanya kenaikan pendapatan per kapita suatu negara tidak disertai oleh
perbaikan kualitas hidup masyarakatnya.

sebenarnya, sudah sejak lama ada keraguan pada konsep pendapatan per
kapita sebagai sebuah cerminan diri tingkat kesejahteraan yang dimilikki oleh
seluruh anggota masyarakat. Namun, kita harus tetap menyadari bahwa
tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor yang
menentukan tingkat kesejahteraan mereka, meskipun di samping itu ada
bebrapa faktor lain (nonekonomi) yang dinilai cukup penting dalam
menentukan tingkat kesejahteraan mereka.

ada tidaknya kebebasan dalam bertindak dalam mengeluarkan pendapatan


juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Tidak adanya
kebebasan dalam bertindak dan mengeluarkan pendapat di suatu negara
(misalnya, pada negara – negara yang bersifat otoritarian) menyebabkan
tingkat kesejateraan masyarakat selalu di pandang lebih rendah dari yang
dicerminkan oleh tingkat pertumbuhan ekonominya.
KELEMAHAN METODOLOGIS PENDEKATAN PENDAPATAN PER KAPITA

Secara metodologis, pendapatan per kapita sebagi indeks yang menunjukan


perbandingan tingkat kesejahteraan antar masyarakat ternyata memilikki
kelemahan. Kelemahan itu timbul karena pendekatan ini mengabaikan adanya
perbedaan karakteristik antar negara.

selain tingkat pendapatan, distribusi pendapatan merupakan faktor yang


cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Faktor ini
seringkali kurang diperhatikan dalam perhitungan tingkat pendapatan perkapita,
karena asumsi pokok yang digunakan dalam konsep pendapatan per kapita adalah
one dollar, one man yang artinya setiap orang memilikki proporsi yang sama
atas pembentukan pendapatan per kapita.

ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat kesejahteraan


masyarakat berbeda, meskipun tingkat pendapatan per kepitanya relatif sama :

1. Pola Pengeluaran Masyarakat


Perbedaan pola pengeluaran masyarakat menyebabkan dua negara dengan
pendapatan per kapita yang sama belum tentu menikmati tingkat kesejahteraan
yang sama.

Lanjutan ......
2. Perbedaan Iklim
Adanya perbedaan iklim juga memungkinkan timbulnya perbedaan pola
pengeluaran masyarakat di negara – negara maju dan NSB.

3. Struktur Produksi Nasional


Adanya perbedaan yang mencolok pada komposisi sektoral juga akan
mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Suatu masyarakat akan
menikmati tingkat kesejateraan yang lebih rendah jika proporsi pendapatan
nasional (pengeluaran) yang digunakan untuk anggaran pertahanan dan
pembentukan modal (capital formation) lebih tinggi dibandingkan di negara lain
yang memilikki tingkat pendapatan per kapita yang relatif sama.

Kesalahan dalam mengestimasi tingkat pendapatan per kapita di NSB


disebabkan oleh adanya “ketidaksempurnaan” dalam metode perhitungan
pendapatan per kapita. Ketidaksempurnaan tersebut di sebabkan oleh dua hal
yaitu :
1. Adanya masalah dalam menentukan jenis – jenis kegiatan yang harus
dimasukan dalam perhitungan pendapatan nasional selama ini jenis – jenis
kegiatan yang dimasukan kedalam perhitungan pendapatan nasional adalah
setiap kegiatan hasilnya dijual kepasar. Hal ini berarti pemilik faktor
produksi memperoleh balas jasa atas kegiataanya tersebut.
2. Adanya kesulitan dalam mengkonversi nilai pendapatan per kapita dari mata
uang suatu negara ke mata uang negara lainnya.
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih

Sebuah pendekatan baru tentang indikator pembangunan dikemukan oleh


William Nordhous dan James Tobin (1973). Mereka mencoba menyempurnakan
metode perhitungan GNP dalam upaya untuk memperoleh suatu indikator
pembangunan ekonomi yang lebih baik yaitu dengan mengenalkan konsep Net
Economic Welfare (New). Penyempurnnaan metode perhitungan GNP dilakukan
dengan dua cara yaitu melakukan koreksi positif dan koreksi Negatif.

Koreksi Positif

Koreksi positif adalah berkaitan dengan sektor ekonomi informal. Seperti


kita ketahui, perekonomian NSB ditandai oleh besarnya peranan sektor ekonomi
informal yang tumbuh pesat. Sektor ekonomi informal ini dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu :

(1). Kegiatan ekonomi yang ilegal atau melawan hukum.

(2).Kegiatan ekonomi yang ilegal tetapi tidak tercatat sehingga terhindar dari
pajak.
Koreksi Negatif

Koreksi Negatif berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan (eksterlalitas


negatif) yang ditimbulkan oleh kegiatan – kegiatan di sektor produktif
koreksi negatif mempertimbangkan biaya – biaya sosial (sosial cots) yang
ditimbulkan oleh kegiatan – kegiatan ekonomi.

INDIKATOR NONMONETER

1. Indikator Sosial

Menurut Beckerman (1966), dari berbagai metode di atas metode yang


digunakan oleh Gilbert dan Kravis (1956) adalah metode yang paling sempurna,
pada metode ini dilakukan perbaikan pada metode perhitungan pendapatan
konversional dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing –
masing negara. Oleh karena itu beckerman (1966) mengemukakan metode lain
dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di berbagai negara
yaitu dengan menggunakan data yang bukan bersifat moneter. Metode ini
dinamakan indikator nonmoneter yang disederhanakan (modifed non-
monetary indicators).
Indikator Kualitas Hidup
pada tahun 1979, morris D. Morris memperkenalkan satu indikator
alternatif dalam mengukur kinerja pembangunan suatu negara yaitu indeks
kualiatas hidup ( IKH) atau Physial Qualilty Of Life Index. Ada tiga indikator
utama yang dijadikan acuan pada indeks ini yaitu tingkat harapan hidup pada usia
satu tahun, tingkat kelemahan bayi dan tingkat melek huruf.

Angka indeks kualitas hidup (IKH) dapat di peroleh dengan Rumus :


IKH = IHH + IKB +IMH

3
Indeks Harapan Hidup dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
IHH = ( IH – 28)
0,39
Indeks Kematian Bayi :
IKB = 229 – Tingkat kematian bayi per 1000 kelahiran pada sebuah negara
2,22

Indeks melek hruf (IMH) sama dengan presentase tingkat melek huruf yaitu
jumlah melek huruf per 100 orang dewasa.
INDIKATOR CAMPURAN

1. Indikator Susenas Inti


Pada tahun 1992, biro pusat statistik (BPS) mengembangkan suatu indikator
kesejahteraan rakyat yang disebut indikator susenas inti (core susenas).
Indikator susenas inti ini merupakan indikator “ campuran “ karena terdiri
indikator sosial dan ekonomi.

Indikator susenas inti ini meliputi aspek – aspek sebagai berikut :


a. Pendidikan, dengan indikator : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf dan
tingkat partisipasi pendidikan.
b. Kesehatan, dengan indikator: rata – rata hari sakit dan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
c. Perumahan, dengan indikator : sumber air bersih dan listrik sanitasi dan
kualitas tempat tinggal.
d. Angkatan kerja, dengan indikator : partisipasi tenaga kerja, jumlah jam
kerja , sumber penghasilan utama dan status pekerjaan.
e. Keluarga berencana dan fasilitas, dengan indikator penggunaan asi, tingkat
imunisasi , kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran dan penggunaan alat
kontasepsi.
f. Ekonomi : tingkat konsumsi per kapita.
g. Kriminalitas : indikator angka kriminalitas per tahun.
h. Perjalanan wisata, dengan indikator : frekuensi perjalanan wisata per tahun.
i. Akses ke media masa, dengan indikator : jumlah surat kabar, jumlah radio
dan jumlah televisi

2. Indeks Pembangunana Manusia

Sejak tahun 1990, United Nations For Development Program (UNDP)


mengembangkan sebuah indeks kinerja pembangunan yang kini dikenal sebagai
indeks pembangunana manusia atau IPM ( human Development index). Nilai
IPM inii diukur berdasarkan tiga indikator sebagai acuannya yaitu tingkat
harapan hidup, tingkat melek huruf dan pendapatan rill per kapita
berdasarkan palitas daya beli.

Berdasarkan indeks ipm – nya negara – negara di dunia ini di kelompokan


menjad tiga yaitu :
a. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang rendah ( how
human development ) bisa memilikki nilai ipm antara 0 sampai 0,50.
b. Kelompok negara dengan tingkat pembangunana manusia menengah
( medium human development ) bila memilikki nilai ipm antara 0,50 sampai
0,79
c. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi ( high
human development ) bila memilikki nilai ipm antara 0.79 sampai 1
Selesai 

Anda mungkin juga menyukai