Anda di halaman 1dari 8

KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, April 2017 http://ejournal.umm.ac.id/index.

php/
Volume 3, Nomor 1, hlm 41-48 kembara/index
PISSN 2442-7632 EISSN 2442-9287

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN


DALAM BENTUK DIALOG
UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERBICARA
BAHASA MANDARIN SISWA KELAS XI SMAN 2 MALANG

Erfan Mokhamad Wijaya


Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Negeri Malang
erfanmowi@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam bentuk
dialog untuk melatih keterampilan berbicara siswa kelas XI SMAN 2 Malang pada mata pelajaran
bahasa Mandarin, serta faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas XI LMT
bahasa Mandarin semester genap tahun ajaran 2014/2015. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semua siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode bermain
peran dalam bentuk dialog. Selain itu, siswa juga berpendapat bahwa metode bermain peran dalam
bentuk dialog ini perlu diterapkan pada pembelajaran bahasa Mandarin, khususnya pada pembelajaran
keterampilan berbicara. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain peran
dalam bentuk dialog terbukti dapat digunakan sebagai salah satu metode yang efektif dan menyenangkan
untuk pembelajaran berbicara bahasa Mandarin.

Kata kunci: bermain peran, dialog, keterampilan berbicara

Abstract: This study aimed at describing the application of role playing method in the form of dialogs
to train Mandarin speaking skill of 11th grade students of SMAN 2 Malang on Mandarin subject along
with its supporting and hampering factors. This study applied qualitative descriptive approach. Data
source in this study was students of 11th grade LMT of Mandarin, event semester of academic year
2014/2015. Data collection was conducted by observation, interview and documentation. The result
of the study showed that all students were active and enthusiastic in following the learning process by
role playing method in form of dialogs. Besides that, students also argued that role playing method
in form of dialog is needed to be implemented in Mandarin subject learning process, especially in
speaking skill part. A conclusion can be drawn from this study that role playing method in form of
dialog was proven to be one of effective and fun methods to learn how to speak Mandarin.

Keyword: role play, dialog, speaking skill

PENDAHULUAN untuk mempunyai keterampilan berbahasa yang


baik. Seseorang yang mempunyai keterampilan
Sejalan dengan perkembangan ilmu berbahasa yang baik akan lebih mudah menyerap
pengetahuan dan teknologi, seseorang dituntut dan menyampaikan informasi baik secara lisan

41
42

maupun tulisan. Untuk menguasai keterampilan sehingga siswa merasa takut salah dan malu, atau
berbahasa yang baik, seseorang diharuskan bahkan kurang berminat untuk berlatih berbicara
menguasai empat aspek, yaitu (1) keterampilan di depan kelas. Tidak heran, bila masih banyak
menyimak atau mendengarkan, (2) keterampilan siswa yang belum bisa berbicara menggunakan
berbicara, (3) keterampilan menulis, dan (4) bahasa Mandarin dengan lancar serta baik
keterampilan membaca. dan benar. Kesulitan untuk berbicara dengan
Salah satu dari empat aspek keterampilan menggunakan bahasa Mandarin dengan lancar
berbahasa yang harus dikuasai oleh seorang serta baik dan benar tersebut juga dialami oleh
pelajar adalah keterampilan berbicara, sebab siswa kelas XI LMT di SMAN 2 Malang.
keterampilan berbicara menunjang keterampilan Berdasarkan hasil observasi di kelas
lainnya (Tarigan, 1986: 86). Keterampilan XI LMT SMAN 2 Malang, diketahui bahwa
berbicara harus dikuasai oleh seorang siswa keterampilan berbicara bahasa Mandarin siswa
karena keterampilan ini secara langsung kelas XI LMT SMAN 2 Malang masih rendah.
berkaitan dengan seluruh proses belajar mengajar. Siswa beranggapan bahwa berbicara bahasa
Keberhasilan belajar seorang siswa dalam Mandarin merupakan pelajaran yang sulit,
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar sehingga penguasaan materi di kelas XI LMT
di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan SMAN 2 Malang terhadap materi pelajaran
keterampilan berbicara mereka. Seorang siswa berbicara bahasa Mandarin masih kurang.
yang tidak terampil berbicara dengan baik Sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dan benar akan mengalami kesulitan dalam disebabkan kurangnya latihan berbicara dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua pembelajaran bahasa Mandarin, serta pemahaman
mata pelajaran. siswa terhadap materi masih rendah. Hal ini
Dalam pembelajaran bahasa asing terutama disebabkan keterbatasan media dan metode
bahasa Mandarin, keterampilan berbicara adalah pembelajaran. Akibatnya, banyak dari mereka
komponen terpenting dalam tujuan pembelajaran. yang belum berani dan tidak percaya diri
Untuk bisa berbicara menggunakan bahasa berbicara menggunakan bahasa Mandarin. Ini
Mandarin, dibutuhkan latihan ekstra dengan terbukti ketika guru mengajak berkomunikasi
menggunakan bahasa tersebut dengan baik menggunakan bahasa Mandarin, banyak dari
dan benar. Keterampilan berbicara bahasa mereka yang masih malu dan kurang percaya
Mandarin perlu diajarkan khususnya di diri dalam menanggapi materi yang dijelaskan
Sekolah Menengah Atas (SMA), karena dengan oleh guru.
keterampilan tersebut seorang pembelajar Sebagai salah satu solusinya, seorang guru
akan mampu mengembangkan kemampuan dituntut kemampuannya untuk menggunakan
berpikir, menyimak, membaca, dan menulis. metode pembelajaran secara tepat. Salah satu
Biasanya seorang siswa bisa berkomunikasi metode yang dapat diterapkan secara tepat
dalam situasi tidak resmi atau di luar sekolah, untuk melatih keterampilan berbicara bahasa
tetapi ketika mereka diminta berbicara di depan Mandarin, serta dapat menciptakan suasana
kelas akan mengalami penurunan kelancaran belajar yang sangat menyenangkan adalah dengan
berkomunikasi. Ada sejumlah siswa yang masih menggunakan metode bermain peran dalam
merasa takut dan kurang percaya diri berbicara bentuk dialog.
menggunakan bahasa Mandarin di depan kelas. Penggunaan metode bermain peran dalam
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Supriyadi bentuk dialog sebagai metode pembelajaran
(2005: 179) bahwa siswa yang belum lancar keterampilan berbicara perlu dilakukan. Adapun
berbicara tersebut dapat disertai dengan sikap alasan pemilihan menggunakan metode bermain
siswa yang pasif, malas berbicara (ogah-ogahan), peran dalam bentuk dialog adalah dengan

KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 3, Nomor 1, April 2017, hlm 41-48
43

pertimbangan bahwa metode ini dapat membuat yang menggambarkan setiap kejadian yang
pembelajaran keterampilan berbicara bahasa terjadi pada saat setiap tahapan penelitian
Mandarin lebih efektif dan menyenangkan. berlangsung (Arikunto, 2010: 3). Pada penelitian
Metode bermain peran dalam bentuk dialog ini peneliti mendeskripsikan semua kejadian yang
dikatakan lebih efektif karena siswa tampil terjadi secara alami yang terjadi pada saat proses
praktik berbicara secara berkelompok. Selain pembelajaran menggunakan metode bermain
itu, siswa dapat menghilangkan perasaan malu peran dalam bentuk dialog.
dan lebih percaya diri karena mereka tampil dan Kehadiran peneliti dalam penelitian
bekerja sama dengan anggota kelompoknya. ini menjadi pengamat partisipan, di samping
Malik (2005: 68) menyatakan bahwa sebagai pengamat peneliti juga berperan sebagai
dalam metode bermain peran peserta diminta partisipan yang berfungsi sebagai pengumpul
untuk melakukan peran tertentu dan menyajikan data. Peneliti berkeinginan untuk memecahkan
“permainan peran” dan melakukan “dialog- masalah yang dihadapi oleh siswa pada kelas
dialog” tertentu yang menekankan pada karakter, lintas minat bahasa Mandarin. Agar peneliti
sifat atau sikap yang perlu dianalisa. Bermain mendapat kepercayaan dari informan dan subjek
peran haruslah mengungkapkan suatu masalah penelitian, maka peneliti memberitahukan
atau kondisi nyata yang akan dipergunakan identitas atau status peneliti kepada perangkat
bahan diskusi atau pembahasan materi tertentu. sekolah di SMAN 2 Malang.
Setelah selesai melakukan peran, langkah berikut Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri
adalah analisis dari bermain peran tersebut. 2 Malang yang terletak di jalan Laksamana Laut
Para pemain diminta untuk mengemukakan RE Martadinata nomor 84, Malang, Jawa Timur,
perasaan mereka tentang peran yang dimainkan, Indonesia dengan kepala sekolah yang dijabat
demikian pula dengan peserta lain. Dari pendapat oleh ibu Dr. Rr. Dwi Retno Undjian Ningsih,
tersebut dapat disimpulkan bahwa metode M.Pd. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI
bermain peran merupakan salah satu metode lintas minat bahasa Mandarin. Pemilihan SMA
pembelajaran yakni peserta didik melakukan Negeri 2 Malang sebagai lokasi penelitian adalah
kegiatan memainkan peran dan melakukan berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai
dialog-dialog berdasarkan suatu kasus yang berikut.
dibahas sebagai materi pembelajaran. 1. Sekolah tersebut mengizinkan untuk
dilaksanakan kegiatan penelitian dengan
METODE tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran
bahasa Mandarin di SMAN 2 Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan 2. Sekolah bersedia memberikan data yang
kualitatif. Menurut pendapat Moleong (2011: 4), diperlukan peneliti.
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang 3. Keterampilan berbicara bahasa Mandarin di
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata sekolah tersebut masih rendah.
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Peneliti mengumpulkan data Di sekolah tersebut pembelajaran bahasa
dan informasi yang selengkap mungkin mengenai Mandarin belum pernah digunakan sebagai objek
penerapan metode bermain peran dalam bentuk penelitian. Penelitian ini diharapkan mampu
dialog untuk melatih keterampilan berbicara memberikan manfaat besar bagi sekolah tersebut.
siswa kelas XI SMAN 2 Malang pada mata Sumber data dalam penelitian ini adalah
pelajaran bahasa Mandarin. 11 orang siswa kelas XI LMT SMAN 2 Malang
Jenis penelitiannya merupakan penelitian semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang
deskriptif, yaitu penelitian yang bersifat alamiah, mengikuti pembelajaran bahasa Mandarin.

Erfan Mokhamad Wijaya, Penerapan Metode Bermain Peran dalam Bentuk Dialog untuk Melatih Keterampilan Berbicara
Bahasa Mandarin Siswa Kelas XI SMAN 2 Malang
44

Data berupa catatan-catatan atau observasi Wawancara adalah percakapan dengan


yang diperoleh selama proses pembelajaran maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh
dengan metode bermain peran dalam bentuk dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
dialog, hasil wawancara dengan guru dan siswa pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan
setelah diterapkan metode tersebut serta hasil jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:
dokumentasi. 186). Menurut Sugiyono (2015: 317), wawancara
Prosedur pengumpulan data adalah cara- digunakan sebagai teknik pengumpulan
cara atau langkah-langkah yang digunakan untuk data apabila peneliti ingin melakukan studi
memperoleh data. Dalam penelitian ini, data pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang dikumpulkan berupa penerapan metode yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti
bermain peran dalam bentuk dialog untuk melatih ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
keterampilan berbicara bahasa Mandarin siswa lebih mendalam. Teknik pengumpulan data
kelas XI SMAN 2 Malang. Pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
dilaksanakan dengan 3 teknik, yaitu observasi, sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
wawancara, dan dokumentasi. pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Observasi adalah suatu proses yang Peneliti menggunakan wawancara dengan tujuan
komplek yang disengaja dan dilakukan secara untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
sistematis, terencana, terarah, pada suatu tujuan proses pelaksanaan penerapan metode bermain
dengan mengamati dan mencakup fenomena peran dalam bentuk dialog. Adapun sumber
satu atau sekelompok orang dalam kehidupan informasi (informan) adalah Ibu Ismi Rahayu
sehari-hari untuk mendapatkan informasi yang selaku guru bahasa Mandarin SMA Negeri 2
dibutuhkan. Observasi digunakan sebagai salah Malang dan beberapa siswa SMA Negeri 2
satu cara pengumpulan data apabila penelitian Malang (Ghea, Hurul, Yovita, Yuniar, Dhisti,
yang dilakukan berhubungan dengan perilaku Axnes, Cisilia, Ilham, Putri).
manusia, proses kerja, dan responden yang Dokumentasi yang dilakukan dalam
diamati jumlahnya tidak terlalu besar (Sugiyono, proses pembelajaran dengan metode bermain
2015: 203). Kegiatan observasi ini dilakukan peran dalam bentuk dialog adalah hasil foto dan
untuk melihat aktivitas siswa selama proses rekaman video siswa selama proses pembelajaran
pembelajaran dengan metode bermain peran pada saat penelitian tersebut berlangsung. Dengan
dalam bentuk dialog. menggunakan dokumentasi dapat diperoleh data
Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk secara nyata bahwa metode tersebut dijalankan.
memperoleh data nyata di lapangan dan dilakukan Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti 1. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan lembar pedoman observasi. yang dilakukan dengan menerapkan metode
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: bermain peran dalam bentuk dialog.
1. Menentukan tujuan pembuatan lembar 2. Mendeskripsikan hasil dokumentasi berupa
observasi, yaitu untuk merekam data berapa foto-foto dan video rekaman siswa selama
banyak siswa di kelas aktif belajar dan proses pembelajaran dengan menerapkan
bagaimana kualitas aktivitas belajar siswa- metode bermain peran dalam bentuk dialog
siswa tersebut. tersebut berlangsung.
2. Menyusun pernyataan-pernyataan dalam Penelitian ini merupakan penelitian
lembar observasi yang akan digunakan dalam deskripif yang memberikan gambaran atau
proses penelitian. uraian atas keadaan yang diamati secara jelas
3. Mengisi pernyataan-pernyataan sesuai dengan tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
keadaan yang ada di dalam kelas. Sugiyono (2015: 334) menyatakan bahwa analisis

KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 3, Nomor 1, April 2017, hlm 41-48
45

data adalah proses mencari dan menyusun secara kolaboratif untuk mengidentifikasikan
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil permasalahan pada proses pembelajaran.
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan b. Peneliti dan guru merancang pelaksanaan
lain sehingga mudah dipahami, dan temuannya pemecahan masalah dengan menerapkan
dapat diinformasikan kepada orang lain. Oleh metode bermain peran dalam bentuk dialog.
sebab itu, peneliti menguraikan tahapan-tahapan c. Menyusun perangkat pembelajaran yang
penelitian deskriptif kualitatif sebagai berikut. terdiri dari RPP dan media pembelajaran.
1. Mengecek kelengkapan data d. Menyusun alat perekam data yang berupa
2. Mengecek isian data lembar observasi, perekam suara untuk
3. Mengolah data (dapat dilihat dari hasil wawancara serta kamera untuk merekam saat
observasi, hasil wawancara, foto, dan rekaman penelitian berlangsung.
video siswa) 2. Pelaksanaan
4. Menyimpulkan semua penelitian yang telah Dalam pelaksanaan peneliti bertindak
dilaksanakan.
sebagai pengamat saat guru ahli menerapkan
Kriteria keabsahan data yang digunakan
metode bermain peran dalam bentuk dialog.
dalam penelitian penerapan metode bermain
Sesuai dengan RPP yang telah dibuat, terdapat tiga
peran dalam bentuk dialog adalah kriteria
tahapan dalam pembelajaran, yaitu pendahuluan,
derajat kepercayaan (credibility). Derajat
kegiatan inti, dan penutup. Pada pendahuluan,
kepercayaan yang digunakan dalam penelitian
guru memberikan materi singkat tentang tema
ini adalah triangulasi. Sugiyono (2015: 373)
(richang shenghuo/ kehidupan
menjelaskan bahwa triangulasi merupakan cara
sehari-hari). Selanjutnya pada kegiatan inti, guru
yang digunakan untuk mengecek data dengan
menerapkan metode bermain peran dalam bentuk
menggabungkan berbagai teknik pengumpulan
dialog dengan menggunakan tema tersebut dalam
data dan sumber data yang sudah ada. Dalam
pembelajaran untuk mengetahui keterampilan
penelitian ini, dilakukan tringulasi sumber, yaitu
berbicara siswa. Pada kegiatan penutup, guru
pengecekan data yang dilakukan dari beberapa
membimbing siswa untuk menyimpulkan
sumber yang telah diperoleh, yaitu dalam
pembelajaran setelah diterapkannya metode
hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
bermain peran dalam bentuk dialog.
Berdasarkan triangulasi sumber tersebut, peneliti
melakukan pengecekan data yang diperoleh HASIL DAN PEMBAHASAN
dari observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penerapan Metode Bermain Peran dalam
Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini
Bentuk Dialog
didampingi oleh Ibu Ismi Rahayu, S.Pd. selaku
guru ahli bahasa Mandarin SMAN 2 Malang Penerapan metode bermain peran dalam
dan dikonsultasikan dengan Bapak Dr. Rizman, bentuk dialog menuntut keaktifan dan partisipasi
M.Pd. dan Ibu Dra. Rosyidah, M.Pd. selaku dosen siswa dalam kegiatan belajar mengajar seoptimal
pembimbing jurusan Sastra Jerman Universitas mungkin, sehingga siswa mampu mengubah
Negeri Malang. tingkah laku secara efektif dan efisien dalam
Tahap-tahap penelitian pada penelitian ini adalah: kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anas (2014: 52) yang mengungkapkan,
1. Persiapan penelitian bahwa penggunaan metode bermain peran harus
Persiapan penelitian yang dilakukan oleh disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, agar
peneliti sebelum menggunakan metode bermain tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
peran dalam bentuk dialog adalah sebagai berikut. Secara umum, pelaksanaan penerapan
a. Refleksi awal antara guru dan peneliti metode bermain peran dalam bentuk dialog

Erfan Mokhamad Wijaya, Penerapan Metode Bermain Peran dalam Bentuk Dialog untuk Melatih Keterampilan Berbicara
Bahasa Mandarin Siswa Kelas XI SMAN 2 Malang
46

untuk melatih keterampilan berbicara siswa beberapa kesalahan dalam pelafalannya, serta
kelas XI SMA Negeri 2 Malang pada mata tidak segan-segan untuk bertanya kepada guru
pelajaran bahasa Mandarin. Hal ini berjalan ketika mengalami kesulitan dalam memahami
lancar dan mengikuti langkah-langkah yang ada materi (richang shenghuo/ kehidupan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang sehari-hari). Siswa juga bekerja sama dengan baik
sebelumnya sudah dipersiapkan oleh guru dan di dalam kelompok dan mampu bermain peran
peneliti. Langkah-langkah yang dimulai dengan dengan baik.
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup Berdasarkan hasil wawancara diperoleh
terlaksana dengan sangat baik dan lancar. bahwa siswa tertarik, antusias, dan bersemangat
Dalam penerapan metode bermain dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan
peran dalam bentuk dialog, guru mendesain materi åe8^u;m (richang shenghuo/kehidupan
pembelajaran dengan membagi siswa ke dalam sehari-hari) dengan menggunakan metode
kelompok-kelompok yang telah ditetapkan. Setiap bermain peran dalam bentuk dialog. Hal ini
kelompok terdiri dari 2 sampai 3 orang siswa. disebabkan oleh metode bermain peran dalam
Masing-masing anggota kelompok mendapatkan bentuk dialog yang menarik dan menyenangkan,
dialog tentang (richang shenghuo/ sehingga memotivasi siswa untuk lebih giat dalam
kehidupan sehari-hari). Selanjutnya, masing- belajar bahasa Mandarin dan memudahkan siswa
masing kelompok bersiap-siap menerapkan dalam memahami materi (richang
metode bermain peran dalam bentuk dialog. shenghuo/kehidupan sehari-hari), serta lebih
Kemudian guru mempersilahkan kepada setiap aktif berbicara bahasa Mandarin di kelas. Semua
kelompok untuk berdiskusi dan latihan bermain siswa juga berpendapat bahwa metode bermain
peran dalam bentuk dialog. Setelah diskusi dan peran dalam bentuk dialog sangat tepat untuk
latihan bermain peran dalam bentuk dialog diterapkan pada pembelajaran keterampilan
selesai dilakukan, guru secara acak meminta berbicara bahasa Mandarin.
beberapa kelompok untuk menampilkan hasil Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa
diskusi dan latihan mereka untuk bermain peran dituntut untuk aktif agar siswa mempunyai
dalam bentuk dialog di depan kelas. Sama pemahaman yang lebih tentang materi yang
halnya dengan pendapat Malik (2005: 63) yang diajarkan serta hasil belajar siswa diharapkan
mengungkapkan, bahwa metode bermain peran meningkat. Dari pelaksanaan pembelajaran
melibatkan seluruh peserta dalam kelas untuk penerapan metode bermain peran dalam bentuk
memainkan peran masing-masing yang telah dialog, diperoleh hasil berupa nilai keterampilan
ditentukan oleh pemandu. berbicara siswa kelas XI SMA Negeri 2 Malang
Selama proses pembelajaran berlangsung, pada mata pelajaran bahasa Mandarin. Hal-hal
siswa terlihat sangat bersemangat dan antusias. yang dinilai oleh guru adalah pelafalan, ketepatan
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kosakata, intonasi, mimik wajah, dan gerak tubuh.
dan wawancara yang menyatakan bahwa Nilai keterampilan berbicara siswa kelas
pembelajaran dengan penerapan metode bermain XI SMA Negeri 2 Malang sangat memuaskan.
peran dalam bentuk dialog mampu menarik Hal ini terbukti dari data tabel hasil belajar
minat dan perhatian siswa terhadap materi yang siswa, dapat diketahui bahwa sebanyak 4 siswa
disampaikan oleh guru. memperoleh nilai 100, selanjutnya sebanyak 2
Berdasarkan hasil observasi, dapat siswa memperoleh nilai 95, kemudian 2 siswa
disimpulkan bahwa siswa antusias dalam bermain memperoleh nilai 90, dan yang terakhir 1 siswa
peran dalam bentuk dialog, aktif, dan sudah memperoleh nilai 85. Berdasarkan hasil penilaian
mulai percaya diri dalam berbicara menggunakan yang sudah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan
bahasa Mandarin, meskipun masih terdapat bahwa 100% siswa sudah mampu mencapai

KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 3, Nomor 1, April 2017, hlm 41-48
47

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ini sesuai dengan pendapat Anas (2014: 52)
ditetapkan di SMA Negeri 2 Malang, yaitu 75. yang mengungkapkan bahwa metode bermain
Melalui penerapan metode bermain peran peran dapat memberikan siswa kesenangan dan
dalam bentuk dialog selain siswa menjadi suasana yang menggembirakan. Selama mereka
lebih aktif, bersemangat, dan antusias dalam belajar dengan metode bermain peran dapat
mengikuti pembelajaran, metode ini juga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena pelajaran.
siswa secara langsung melakukan praktik
berbicara dalam bahasa Mandarin. Demikian Faktor Penghambat Penerapan Metode
pula halnya dengan Zuhaerini (1983: 56) yang Bermain Peran dalam Bentuk Dialog
mengungkapkan, bahwa dalam metode bermain
peran, siswa diperlakukan sebagai subjek Dalam penerapan metode bermain peran
pembelajaran, secara aktif melakukan praktik- dalam bentuk dialog untuk melatih keterampilan
praktik berbahasa bersama teman-temannya berbicara siswa kelas XI SMA Negeri 2 Malang
pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari pada mata pelajaran bahasa Mandarin ada dua
lingkungan yang berpusat pada diri murid. Oleh faktor yang menghambat penerapan metode
karena itu, metode pembelajaran sangat penting tersebut, yaitu efisiensi waktu dan siswa masih
untuk digunakan di dalam proses pembelajaran. merasa malu-malu, serta tidak percaya diri tampil
di depan kelas. Penerapan metode bermain peran
Faktor Pendukung Penerapan Metode dalam bentuk dialog memang membutuhkan
banyak waktu. Penggunaan waktu yang banyak
Bermain Peran dalam Bentuk Dialog
sesuai dengan pendapat Anas (2014: 53) yang
Faktor pendukung dalam penerapan mengungkapkan, bahwa membutuhkan banyak
metode bermain peran dalam bentuk dialog waktu untuk melakukan persiapan dalam bermain
untuk melatih keterampilan berbicara siswa kelas peran dan dibutuhkan kecakapan bahasa yang
XI SMA Negeri 2 Malang pada mata pelajaran baik dari siswa. Siswa yang masih malu-malu
bahasa Mandarin adalah: dan tidak percaya diri juga membutuhkan latihan
1. Penggunaan materi yang sederhana dan teks lebih banyak bersama kelompok agar dapat
dialog yang mudah dipahami oleh siswa tampil sempurna di depan kelas.
2. Petunjuk yang diberikan guru jelas
3. Adanya tuntutan siswa untuk aktif berbicara Pembahasan
4. Adanya kerjasama dalam kelompok
5. Adanya semangat siswa dalam belajar bahasa Dalam pelaksnaan proses pembelajaran
Mandarin menggunakan metode bermain peran dalam
Dengan adanya beberapa faktor pendukung bentuk dialog telah memberikan kemudahan
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kepada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
metode bermain peran dalam bentuk dialog ini siswa yang aktif dan antusias dalam mengikuti
memang perlu diterapkan untuk pembelajaran pembelajaran. Selain itu, dengan menggunakan
bahasa Mandarin, khususnya untuk keterampilan metode ini siswa dapat langsung melakukan
berbicara siswa. Penerapan metode bermain praktik berbicara bahasa Mandarin, sehingga
peran dalam bentuk dialog ini merupakan metode dapat langsung mengaplikasiannya. Dengan
yang menyenangkan. Dengan menerapkan demikian, perlu langkah nyata untuk menindak
metode tersebut, siswa menjadi termotivasi, lanjuti beberapa faktor yang sudah diulas di
bersemangat dan dapat meningkatkan pemahaman bagain hasil untuk mendapatkan pembelajaran
mereka tentang materi yang dipelajari. Hal yang menyenangkan.

Erfan Mokhamad Wijaya, Penerapan Metode Bermain Peran dalam Bentuk Dialog untuk Melatih Keterampilan Berbicara
Bahasa Mandarin Siswa Kelas XI SMAN 2 Malang
48

KESIMPULAN Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah


dipersiapkan guru dan peneliti sebelumnya.
Metode bermain peran dalam bentuk dialog Semua siswa terlibat dan berpartisipasi secara
merupakan salah satu metode pembelajaran aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
yang efektif diterapkan pada pembelajaran Semua siswa mampu menerapkan metode
keterampilan berbicara di SMA Negeri 2 Malang. bermain peran dalam bentuk dialog dengan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sangat baik.
pembelajaran dengan menerapkan metode ini
terbukti mampu membuat siswa bersemangat DAFTAR PUSTAKA
dan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran Anas, M. (2014). Mengenal Metodologi
bahasa Mandarin, khususnya pada keterampilan Pembelajaran. Jakarta: Muhammad Anas.
berbicara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Penerapan metode bermain peran dalam Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
bentuk dialog ini terbukti mampu menumbuhkan Cipta.
semangat, motivasi, dan dapat meningkatkan Malik, J. (2005). Pemberdayaan Pesantren
hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Menuju Kemandirian dan Profesionalisme
Mandarin. Pada saat proses pembelajaran Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan.
berlangsung, semua siswa aktif berbicara, Jakarta: Pustaka Pesantren.
diskusi, dan bekerja sama di dalam kelompoknya Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian
masing-masing. Siswa yang awalnya malu-malu Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
dan tidak percaya diri dalam berbicara bahasa Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan
Mandarin menjadi tidak malu lagi dan sudah Pengembangan Research and Development.
mulai percaya diri. Bandung: Alfabeta.
Pembelajaran dengan penerapan metode Supriyadi, dkk. (2005). Pendidikan Bahasa
bermain peran dalam bentuk dialog berjalan Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.
dengan lancar dan sesuai dengan Rencana Zuhaerini. (1983). Filsafat Pendidikan Islam.
Jakarta: Depag.

KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 3, Nomor 1, April 2017, hlm 41-48

Anda mungkin juga menyukai