Anda di halaman 1dari 15

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA DENGAN

FILM BERBAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII


DI SMPN 1 BELALAU

Oleh: Septina, Adelina Hasyim, Muhammad Sukirlan


FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
e-mail : septinabatrisya@gmail.com
082378475222

Absract: Increasing Vocabulary Mastery Through Movie in English for


Grade VIII Students of State Junior High School 1 Belalau. The purposes of
this research to describe (1) lesson plan to increase vocabulary mastery through
movie in English , 2) learning process, 3) students' activeness, and 4) using
animation movie. This research was a class action research that was conducted in
State Junior High School 1 Belalau for grade VIII A and VIII B Students. There
were three cycles in this research. On the first cycle, the students were asked to
listen to the movie in an audio form, reading subtitles, understanding word
meaning, and looking for word function in sentence. On the second cycle,
understanding subtitles sentence meaning. The result of this research were : 1)
lesson plan syntax design using movie using movie in English, 2) the learning
process using movie in English could make students' active in expressing opinion,
answering and asking question, listening practice to the movie, fill vocabulary,
reading subtitles, pronounce, understanding word meaning, training the memory
and using vocabulary in simple sentence, 3) student learning activeness look more
active, 4) student learning mastery in vocabulary mastery in the first cycle of 60%,
second cycle of 76% and third cycle of 81%.
Keywords: increasing vocabulary mastery, movie in English, vocabulary

Abstrak: Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Dengan Film Berbahasa


Inggris Siswa Kelas VIII di SMP Negeri I Belalau. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan desain (1) RPP untuk peningkatan penguasaan vocabulary
dengan film berbahasa Inggris. (2) proses pembelajaran, (3) Keaktifan siswa, (4)
memanfaatkan film animasi. Penelitian ini menggunakan PTK dalam tiga siklus
pada siswa kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri I Belalau. Siklus I dengan
menyimak film dalam bentuk audio, membaca teks film, pemahaman arti kata,
dan mencari fungsi kata dalam kalimat. Siklus II dengan menyimak film dan
mengisi kalimat rumpang. Dan siklus III dengan pemahaman makna kalimat
dalam teks film. Kesimpulan penelitian adalah; (1) sintak RPP dirancang dengan
memanfaatkan film berbahasa Inggris; (2) Proses pembelajaran dengan
memanfaatkan film berbahasa Inggris menjadikan siswa aktif dalam
mengemukakan pendapat, menjawab dan mengajukan pertanyaan, berlatih
mendengarkan film, mengisi kosa kata, membaca teks film, melafalkan,
memahami arti kata, melatih ingatan, dan menggunakan kosa kata dalam kalimat
2

sederhana. (3) Keaktifan belajar siswa terlihat lebih aktif, (4) Ketuntasan belajar
siswa pada penguasaan vocabulary pada siklus I sebesar 60%, siklus II sebesar
76%, dan siklus III sebesar 81%.
Kata kunci: kosa kata, film berbahasa Inggris, peningkatan penguasaan kosa kata

PENDAHULUAN kata yang memadai itu menentukan


Sebagaimana pembelajaran bahasa kualitas orang seorang dalam
pada umumnya, pembelajaran berbahasa, tanpa pengetahuan yang
Bahasa Inggris juga memiliki cukup tentang kosa kata Bahasa
keterampilan berbahasa yang Inggris, siswa tidak akan mampu
tersusun secara hirarki yang harus menyampaikan atau menerima pesan
dikuasai. Susunan ini diawali dengan secara efektif. Pernyataan ini
keterampilan menyimak (listening diperkuat oleh Natianal Institute
skill), kemudian diikuti dengan Leteracy (2006:126) bahwa,
keterampilan berbicara (speaking Pembelajaran kosa kata harus
skill), lalu berturut-turut diikuti oleh dilakukan secara efektif, yaitu
keterampilan membaca (reading pembelajaran kosa kata secara
skill), menulis (writing skills). kontekstual, pembelajaran yang
Keterampilan ini harus dikuasai oleh sesuai dengan tujuan komunikasi,
siswa agar mereka memiliki pembelajaran yang bermakna dalam
kompetensi berbahasa Inggris secara kehidupan sehari-hari, dan
lebih menyeluruh tanpa dilaksanakan secara aktif, kreatif,
mengenyampingkan pentingnya dan menyenangkan.
komponen Bahasa Inggris (english
componens) yaitu kosa kata Berdasarkan pengalaman belajar
(vocabulary), pengucapan kata mengajar di SMPN 1 Belalau
(pronunciation), dan tata bahasa Lampung Barat, fasilitas yang telah
(structure) yang baik. disediakan pada sekolah tersebut
laboratorium komputer, selain itu
Keterampilan berbahasa ditunjang oleh tenaga pengajar yang
membutuhkan penguasaan kosa kata sesuai dengan bidangnya. Tetapi
yang memadai. Penguasaan kosa pada kenyataannya, masih terdapat
3

permasalahan pembelajaran pada kesulitan dalam mengerjakan tugas-


penguasaan kosa kata siswa yang tugasnya khususnya pada tahun
masih rendah bahwa selama proses pertama proses kegiatan belajar
pembelajaran siswa sangat pasif dan mengajar. Hal ini dapat dilihat dari
banyak mengeluh karena munculnya hasil akhir pembelajaran kosa kata
rasa tidak percaya diri, selain karena (vocabulary) dengan ceramah. Tabel
kurangnya penguasaan kosa kata, nilai hasil ulangan harian siswa kelas
pelafalan kata, dan penguasaan tata VIII SMPN I Belalau semester ganjil
bahasa yang mereka miliki, 2013-2014 yang berasal dari dua
kesempatan yang diberikan pun tidak kelas berikut menunjukkan bahwa
memberikan mereka ruang gerak sebanyak 76,6% siswa mencapai
untuk bisa mengeksplorasi nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
kemampuan mereka. Sehingga pada Minimal.
akhirnya mereka mengalami banyak

Dengan demikian, pembelajaran Pemanfaatan film berbahasa Inggris


dengan metode ceramah seperti ini siswa berkesempatan
sangat tidak efektif bila diterapkan mengembangkan kemampuan
dalam mencapai tujuan KD tersebut. mengamati segala benda yang
Seharusnya pembelajaran dapat sedang terlibat dalam proses, serta
berlangsung secara interaktif, dapat menciptakan suasana yang
inspiratif, menyenangkan, menyenangkan selama proses
menantang, memotivasi siswa untuk pembelajaran, menimbulkan minat
berpartisipasi aktif, serta dan semangat belajar siswa,
memberikan ruang yang cukup bagi disamping dapat pula dijadikan
prakarsa, kreativitas,dan kemandirian media pembelajaran kosa kata
sesuai dengan bakat, minat, dan (vocabulary), pengucapan
perkembangan fisik serta psikologis (pronunciation) dialog Bahasa
siswa. Inggris sebagai alat untuk
membetulkan ucapan yang salah
tanpa menimbulkan rasa malu di
4

pihak siswa yang belajar. Siswa lebih Berdasarkan pembatasan masalah


mudah memahami apa yang tersebut di atas, maka rumusan
dipelajari, proses pembelajran lebih permasalahannya adalah: (1)
menarik, siswa dirangsang untuk Bagaimana langkah-langah
aktif mengamati dan mencoba untuk mendesain Rencana Pelaksanaan
melakukannya sendiri. Pembelajaran (RPP) dengan
memanfaatkan film berbahasa
Berdasarkan latar belakang masalah Inggris yang tepat guna
di atas, maka dapat diidentifikasi meningkatkan penguasaan
beberapa permasalahan sebagai vocabulary siswa?; (2) Bagaimana
berikut. (1) Rendahnya nilai Bahasa proses pembelajaran vocabulary
Inggris siswa dilihat dari nilai dengan menggunakan film berbahasa
prestasi belajar Bahasa Inggris.; (2) Inggris yang tepat sehingga dapat
Guru belum mampu merencanakan meningkatkan aktivitas belajar
peningkatan kemampuan Bahasa siswa? (3) Bagaimana keaktifan
Inggris yang tetuang dalam Rencana belajar siswa terhadap penggunaan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (3) film berbahasa Inggris untuk
Dalam media pembelajaran belum mengajar vocabulary?; (4) Jenis film
memanfaatkan media film untuk apakah yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan kosa kata mengajar vocabulary?.
Bahasa Inggris; (4) Keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran Bahasa Berdasarkan permasalahan yang
Inggris belum maksimal. telah dirumuskan, penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan mutu
Masalah dalam penelitian tindakan proses dengan cara: (1) Mendesain
kelas ini dibatasi dengan RPP menggunakan film berbahasa
pemanfaatan film berbahasa Inggris Inggris yang tepat agar dapat
sebagai upaya peningkatan meningkatkan penguasaan
penguasaan vocabulary siswa. vocabulary siswa; (2) Proses
pembelajaran vocabulary dengan
memanfaatkan film berbahasa
5

Inggris untuk meningkatkan belajar untuk berbuat yakni belajar


keaktifan siswa dalam pembelajaran; untuk mengaplikasi ilmu, bekerja
(3) mengetahui keaktifan belajar sama dalam kelompok, belajar
siswa terhadap penggunaan film memecahkan masalah dalam
berbahasa Inggris; (4) Jenis film berbagai situasi, belajar untuk
yang digunakan adalah film animasi. berkarya atau mengaplikasikan ilmu
Menurut UNESCO (United Nations, yang didapat oleh siswa. Proses
Educational, Scientific, and Cultural belajar menghasilkan perubahan
Organization) dalam Atika Aziz dalam ranah kognitif, peningkatan
(2010: 1), ada empat pilar kompetensi, serta pemilihan dan
pendidikan, yaitu : 1. learn to know penerimaan secara sadar terhadap
yakni belajar untuk mengetahui nilai, sikap, penghargaan, perasaan,
dalam prosesnya tidak sekedar serta kemauan untuk berbuat atau
mengetahui apa yang bermakna merespon suatu stimulus. Pendidikan
tetapi juga sekaligus mengetahui apa membekali manusia tidak sekedar
yang tidak bermanfaat bagi untuk mengetahui, tetapi lebih jauh
kehidupan. Guru harus menjadi untuk terampil berbuat atau
inspirator dalam pengembangan, mengerjakan sesuatu sehingga
perencanaan, dan pembinaan menghasilkan sesuatu yang
pendidikan dan pembelajaran. Hal ini bermakna bagi kehidupan. 3.
juga secara eksplisit di cantumkan Learning to be menjadi diri sendiri
dalam Perauran Pemerintah No 19 diartikan sebagai proses pemahaman
tahun 2005, yaitu guru sebagai agent terhadap kebutuhan dan jati diri.
pembelajaran harus menjadi Belajar berperilaku sesuai dengan
fasilitator, pemacu, motivator, dan norma dan kaidah yang berlaku di
inspirator bagi peserta didik. Di masyarakat, belajar menjadi orang
samping itu guru dituntut untuk yang berhasil, sesungguhnya
dapat berperan ganda sebagai kawan merupakan proses pencapaian
berdialog bagi siswanya dalam aktualisasi diri. Hal ini erat sekali
rangka mengembangkan penguasaan kaitannya dengan bakat, minat,
pengetahuan siswa. 2. learn to do perkembangan fisik, kejiwaan,
6

tipologi pribadi anak serta kondisi behaviorisme dikembangkan pada


lingkungannya. Sebagai contoh tahun 1920-an dan 1930-an oleh
siswa yang agresif, akan menemukan psikolog Skinner, Pavlov dan
jati dirinya bila diberi kesempatan Thorndike. Hingga saat ini, teori ini
cukup luas untuk berkreasi. Dan masih memiliki pengaruh yang kuat
sebaliknya bagi siswa yang pasif, pada praktik pendidikan, bahkan
peran guru sebagai kompas penunjuk mungkin juga teori pendidikan.
arah sekaligus menjadi fasilitator Masih banyak pengajar, baik di
sangat diperlukan untuk lingkungan formal maupun non
menumbuhkembangkan potensi diri formal yang menerapkan teori ini.
siswa secara utuh dan maksimal. 4.
Learning to live together belajar Teori belajar yang dikembangkan
memahami dan menghargai orang oleh Pavlov dalam Kusumah (2010),
lain. dikenal dengan teori Conditional
Reflexes atau reflek terkondisi. Teori
Teori belajar konstruktivistik didasarkan pada reaksi sistem tak
disumbangkan oleh Jean Piaget, yang terkondisi dalam diri seseorang,
merupakan salah seorang tokoh yang refleks emosional yang dikontrol
disebut-sebut sebagai pelopor oleh sistem urat syaraf otonom serta
konstruktivisme. Peserta didik diberi gerak refleks setelah menerima
kesempatan untuk melakukan stimulus dari luar. Lebih lanjut
eksperimen dengan objek fisik, yang dijelaskan bahwa dari eksperimen
ditunjang oleh interaksi dengan yang dilakukan Pavlov menghasilkan
teman sebaya dan dibantu oleh hukum-hukum belajar, diantaranya:
pertanyaan tilikan dari guru. Guru 1. Law of Respondent Conditioning
hendaknya banyak memberikan yakni hukum pembiasaan yang
rangsangan kepada siswa agar mau dituntut, jika dua macam stimulus
berinteraksi dengan lingkungan dihadirkan secara simultan (yang
secara aktif, mencari dan salah satunya berfungsi sebagai
menemukan berbagai hal dari Reinforcer), maka refleks dan
lingkungan. Teori belajar stimulus lainnya akan meningkat. 2.
7

Law of Respondent Extinction yakni kognitif seseorang. Struktur kognitif


hukum pemusnahan yang dituntut. ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan
Jika refleks yang sudah diperkuat generalisasi-generalisasi yang telah
melalui Respondent Conditioning itu dipelajari dan diingat siswa.
didatangkan kembali tanpa Pembelajaran bermakna adalah suatu
menghadirkan reinforcer, maka proses pembelajaran di mana
kekuatannya akan menurun. Respon informasi baru dihubungkan dengan
terkondisi yang paling sederhana struktur pengertian yang sudah
diperoleh melalui serangkaian dimiliki seseorang yang sedang
penguatan, yaitu tindak melalui pembelajaran.
lanjut/penguatan yang terus
berkembang dari suatu stimulus Miarso (2004:463), menyatakan
terkondisi pada interval waktu bahwa media presentasi yang paling
tertentu. Pembentukan respon canggih adalah media yang dapat
terkondisi pada umumnya bersifat menyampaikan lima macam bentuk
bertahap atau gradual. Semakin informasi: gambar, garis, simbol,
banyak stimulus terkondisi yang suara dan gerakan. Media itu adalah
diberikan bersama-sama stimulus gambar hidup (film) dan televisi atau
tidak terkondisi, semakin kuatlah video.
respon terkondisi yang terbentuk,
sampai pada suatu ketika respon Sedangkan Menurut Smaldino
terkondisi yang terbentuk, sampai (2011:404), video atau film tersedia
pada suatu ketika respon terkondisi untuk hampir seluruh jenis topik dan
akan muncul walaupun tanpa ada untuk seluruh jenis pemelajar
stimulus tak terkondisi. diseluruh ranah pengajaran seperti:
(1) Ranah kognitif, dalam ranah
Menurut Ausubel dalam Mulyana kognitif, para pembelajar mengamati
(2011:5) Pembelajaran bermakna reka ulang dramatis dari kejadian
merupakan suatu proses mengaitkan bersejarah dan perekaman aktual dari
informasi baru pada konsep-konsep kejadian yang lebih belakangan.
relevan yang terdapat dalam struktur Warna, suara, dan gerakan mampu
8

menghidupkan kepribadian. Video kemampuan interpersonal, dengan


atau film bisa memperlihatkan meliahat sebuah program video atau
proses, hubungan, dan teknik; (2) film bersama-sama, sebagai
Ranah afektif, ketika terdapat salah kelompok pemelajar beragam bisa
satu unsur dari emosi atau keinginan membangun kesamaan pengalaman
untuk belajar afektif, video atau film sebagai katalis untuk diskusi. Ketika
biasanya bekerja dengan baik. Model siswa sedang belajar kemampuan
peran dan pesan dramatis pada video interpersonal, seperti penyelesaian
atau film dapat mempengaruhi sikap. konflik dan hubungan sesama siswa,
Karena potensinya yang besar untuk mereka bisa mengamati orang lain
dampak emosional, video atau film dalam video atau film untuk
bisa bermanfaat dalam membentuk pertunjukannya dan di analisis.
sikap personal dan social; (3) Ranah Penelitian ini menggunakan
kemampuan motorik, video atau film pengembangan ASSURE, (1)
sangat hebat untuk menampilkan Menganalisis Siswa (Analyse
bagaiman sesuatu bekerja. Sebagai Learners); (2) Menyatakan Standar
contoh, terdapat sebuah video atau dan Tujuan (State Standards and
film pendidikan singkat berjudul Objects); (3) Memilih Strategi,
Colonial Cooper, yang menampilkan Teknologi, Media, dan Bahan Ajar
seseorang tukang kayu abad ke-18 (Select Strategies, Technologies; (4)
membuat gentong. Pertunjukan Menggunakan Teknologi, Media,
kemampuan motorik bisa dengan dan Bahan Ajar (Utilize Technology,
mudah dilihat melalui media Media and Materials) ; (5)
ketimbang dalam kehidupan nyata. Mengharuskan Partisipasi Siswa
Jika guru sedang mengajar proses (Require Learner Participation); (6)
tahap-demi-tahap, bisa Mengevaluasi dan Merevisi
menampilkannya dalam waktu saat (Evaluate and Revise).
itu juga, mempercepatnya untuk
memberikan sebuah tinjauan, atau METODE PENELITIAN
melambatkanya untuk menampilkan Dalam penelitian ini, metode yang
detail-detail yang spesifik; (4) Ranah digunakan adalah metode penelitian
9

tindakan. Karena ruang lingkupnya ranah 1) Grammar dan Vocabulary


adalah pembelajaran di sekolah yang (Leksikogramatika), 2) Manajemen
dilaksanakan guru di dalam kelas, Wacana Monolog, 3) Ucapan dan
maka penelitian ini disebut intonasi, 4) Komunikasi Interaktif,
Penelitian Tindakan atau Action dan 5) Fluency .Tes formatif ini
Reasearch. Penelitian Tindakan dilaksanakan pada setiap akhir
merupakan suatu jenis penelitian siklus. Sedangkan data kualitatif
yang dilakukan guru untuk dalam penelitian ini adalah tidak
memecahkan masalah pembelajaran hanya berupa deskripsi dari beberapa
di kelasnya. Menurut Arikunto kesimpulan dan permasalahan tapi
(2002), PTK merupakan paparan juga mendeskripsikan kejadian atau
gabungan definisi dari tiga kata, aktivitas-aktivitas siswa serta
penelitian, tindakan, dan kelas. kekurangan maupun kelebihan dari
Pemanfaatan film berbahasa Inggris masing-masing siklus yang dihadapi
dalam penelitian ini bertujuan untuk dan kesesuaian antara indikator
meningkatkan proses dan kualitas keberhasilan dengan realisasi hasil
guru. Di setiap akhir siklus dilakukan penelitian di kelas.
revisi sesuai dengan perubahan atau
tujuan yang ingin dicapai. Setelah Merujuk pada data evaluasi dan
satu rangkaian pemberian materi observasi, selanjutnya dilakukan
selesai dilakukan, maka diberikanlah analisis data dengan cara
test untuk mengetahui tingkat menganalisa penguasaan konsep
penguasaan siswa terhadap materi siswa terhadap materi pembelajaran
yang telah diberikan. di setiap siklus dengan
Peneliti melakukan pengumpulan memperhatikan indikator kinerja
data yang bersifat kualitatif dan yang telah ditetapkan sebelumnya.
kuantitatif. Data kuantitatif dalam Data yang terkumpul akan dijadikan
penelitian ini adalah data hasil tes pedoman dalam merefleksikan
penguasaan pencapaian hasil belajar apakah proses pembelajaran
yang diperoleh dari hasil tes formatif penguasaan vocabulary dengan
terdiri atas lima domain meliputi pemanfaatan film berbahasa Inggris
10

sesuai dengan konsep seperti yang lain sebagainya; (b) APKG2, khusus
telah dituangkan dalam rencana dipergunakan untuk mengevaluasi
pembelajaran yang telah dibuat kemampuan guru dalam
sebelumnya. Temuan-temuan yang melaksanakan pembelajaran di kelas;
ada tersebut kemudian menjadi (2) Rubrik Aktivitas Belajar Siswa;
pijakan untuk menentukan langkah- (3) Tes.
langkah pada siklus-siklus
berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat berlatih pengucapan
Untuk memperoleh data penelitian, contoh teks film, baik dalam
maka digunakan beberapa instrumen kelompok maupun secara individu,
yang meliputi: (1) Observasi, Mitra masih banyak siswa yang enggan
akan mengamati kemampuan guru di maju ke depan kelas. Hal ini bukan
dalam mempersiapkan dan karena mereka tidak mampu
melaksanakan pembelajaran di kelas. mengucapkan kembali cara
Alat penilaiannya disebut APKG, pengucapan yang benar oleh native
singkatan dari Alat Penilaian speaker, namun mereka merasa ragu
Kemampuan Guru. APKG ini terdiri dan khawatir akan membuat
atas dua bagian yaitu sebagai kesalahan dalam pengucapan yang
berikut.(a) APKG1, khusus untuk tepat. Berdasarkan hasil observasi
menilai kemampuan guru dalam aktivitas belajar siswa kelas VIII.A
mempersiapkan pembelajaran berupa pada siklus I, total persentase
persiapan perangkat pembelajaran, keaktifan siswa mencapai 46% dan
bahan ajar, media pembelajaran dan 45% pada kelas VIII.B.

Dari Lembar Observasi Aktivitas pembelajaran. Siswa yang menjawab


Belajar Siswa dalam Kegiatan pertanyaan yang diberikan olah guru
Pembelajaran pada Siklus I Kelas untuk melatih penguasaan kosa kata
VIII.A dan VIII.B tampak bahwa di dalam kelas VIII.A hanya
masih sedikit sekali jumlah siswa berjumlah 19 orang dan 15 orang di
yang terlibat aktif dalam proses kelas VIII.B. Hanya 10 siswa yang
11

mampu menceritakan kembali isi dengan belum mampunya guru


film dengan sesama teman, dan 12 mengatasi keheningan di dalam kelas
siswa membuat kalimat berdasarkan yang diakibatkan keraguan dan
kosa kata yang dipelajari di kelas kekhawatiran siswa dalam membuat
VIII.A dan 15 siwa di kelas VIII.B. kesalahan, baik dalam berpendapat,
15 siswa mengajukan pertanyaan menjawab pertanyaan, bertanya, dan
kepada guru di kelas VIII.A. berdiskusi baik kepada sesama
Sementara itu, dalam berlatih temannya maupun kepada guru itu
membaca kata-kata dalam teks film sendiri. Bila guru mampu mengemas
dengan pengucapan yang baik dengan baik pendekatannya dalam
jumlah siswa yang berani pembelajaran, maka pemanfaatan
melakukannya masih sedikit. film berbahasa Inggris ini akan
menciptakan proses pembelajaran
Sementara itu, hasil observasi yang kondusif dan I2M3.
kegiatan pembelajaran oleh guru Berdasarkan hasil pengamatan kedua
menunjukkan bahwa guru masih mitra, aktivitas guru pada siklus I ini
belum mampu menciptakan proses masuk dalam kategori baik dengan
pembelajaran yang kondusif dan total perolehan skor APKG 2
I2M3 (Interaktif, Inspiratif, berjumlah 3,7 di kelas VIII.A dan 3,5
Menyenangkan, Menantang, dan di kelas VIII.B.
Memotivasi). Hal ini ditunjukkan

Dari Lembar Observasi Aktivitas kosa kata berjumlah 10 orang di


Belajar Siswa dalam Kegiatan kelas VIII.A dan 12 orang di kelas
Pembelajaran pada Siklus II Kelas VIII.B. 14 siswa yang mampu
VIII.A dan VIII.B tampak bahwa mengajukan pertanyaan kepada guru,
sudah mulai ada peningkatan jumlah dan 20 siswa yang mampu membaca
siswa yang terlibat aktif dalam kata-kata dalam teks film dengan
proses pembelajaran. Siswa yang pengucapan yang baik di kelas
menjawab pertanyaan yang diberikan VIII.A dan 17 siswa di kelas VIII.B ,
olah guru untuk melatih penguasaan dan hanya 12 siswa yang mampu
12

meceritakan kembali isi film dengan sudah bertambah jumlah siswa yang
sesama teman siswa di kelas VIII.A. berani melakukannya. Tabel 4.3
Dalam penguasaan vocabulary berikut menunjukkan hasil observasi
dengan memanfaatkan film aktivitas belajar siswa kelas VIII.A
berbahasa Inggris, mencari kata-kata dan VIII.B pada siklus III, meningkat
dalam teks film yang berkaitan dibandingkan dengan siklus II
dengan materi pembelajara, menjadi 63% di kelas VIII.A dan
membaca kata-kata dalam teks film 61% di kelas VIII.B.
dengan pengucapan yang baik juga

Dari Lembar Observasi Aktivitas kepada guru. Dalam membuat


Belajar Siswa dalam Kegiatan kalimat berdasarkan kosa kata yang
Pembelajaran pada Siklus III Kelas dipelajari juga sudah bertambah
VIII.A dan VIII.B tampak bahwa jumlah siswa yang berani
sudah mulai ada peningkatan jumlah melakukannya. Dengan kata lain,
siswa yang terlibat aktif dalam dalam siklus kali ini, sudah banyak
proses pembelajaran. Siswa yang siswa yang terlibat aktif dalam
membaca kata-kata dalam teks film proses pembelajaran.
dengan pengucapan yang baik
bertambah menjadi 23 orang di kelas Dalam pemanfaatan film berbahasa
VIII.A dan 26 orang di kelas VIII.B. Inggris siswa harus mampu
Sebanyak 19 siswa yang mampu menggunakan tata bahasa yang benar
membuat kalimat berdasarkan kosa dan kosa kata yang tepat,
kata yang dipelajari, dan 22 siswa mengucapkan dan berintonasi
yang mampu membuat kalimat dengan sangat jelas, percaya diri
berdasarkan kosa kata yang dalam bermonolog dan mampu
dipelajari di kelas VIII.B dan mengoreksi diri sendiri jika membuat
sebanyak 14 siswa yang mampu kesalahan, serta melakukannya
menjawab pertanyaan guru untuk dengan sangat lancar. Semua aspek
melatih penguasaan kosa kata, dan tersebut harus diperhatikan oleh guru
16 siswa mengajukan pertanyaan di dalam penilaian akhir dari proses
13

pembelajaran. Tabel 4.6 dan tabel bermonolog pada kelas VIII.A dan
4.7 berikut menunjukkan tingkat VIII.B pada ketiga siklus.
penguasaan indikator keterampilan

Dari Tingkat Kemampuan menjawab dan mengajukan


Penguasaan Vocabulay dengan pertanyaan, berlatih mendengarkan
memanfaatkan film berbahasa film (listening), mengisi kosa kata
Inggris Kelas VIII.A dan VIII.B (writing), membaca teks film
dapat dinyatakan bahwa penguasaan (reading), melafalkan
vocabulary siswa pada kelas VIII.A (pronunciation), memahami arti kata
dengan rata-rata mencapai 77,5% (meaning), melatih ingatan
dan pada kelas VIII.B dengan rata- (memory), menceritakan kembali
rata mencapai 72,5%. (speaking), dan menggunakan kosa
kata dalam kalimat sederhana dan
KESIMPULAN tense yang benar; (3) Keaktifan
Berdasarkan rumusan masalah dan belajar siswa terlihat lebih aktif
tujuan penelitian, hasil penelitian dan karena mereka mulai menikmati dan
pembahasan dalam penelitian ini termotivasi untuk melakukan
dapat disimpulkan bahwa: (1) Sintak menyerap materi pelajaran lebih
RPP yang dirancang dengan mendalam dan utuh. Hal ini
memanfaatkan film berbahasa disebabkan oleh peran pemanfaatan
Inggris meliputi tiga tahap, yaitu film berbahasa Inggris yang
stimulasi, asimilasi, dan aplikasi; (2) membuat siswa bersemangat untuk
Proses pembelajaran dengan menunjukkan kepada teman-
memanfaatkan film berbahasa temannya proses apa yang sedang
Inggris yang baik memerlukan peran terjadi dalam mencari kata-kata
aktif guru yang meliputi penyiapan dalam teks film yang berkaitan
pembelajaran, pengorganisasian dengan materi pembelajaran, siswa
materi teks film, sampai penilaian tidak merasa kesulitan untuk
hasil belajar, serta peran aktif siswa memahami makna dari suatu kata
dalam mengemukakan pendapat, karena telah tervisualisasikan dalam
14

bentuk yang nyata; (4) Jenis film harus memperhatikan karakteristik


yang digunakan adalah film animasi, siswa dan tujuan pembelajaran yang
memilih film animasi harganya lebih hendak dicapai; (2) Pemanfaatan
murah dan mudah didapat, dalam film berbahasa Inggris digunakan
proses pembelajaran menjadi lebih guru dalam proses pembelajaran
menarik. Berbagai potensi yang vocabulary harus melibatkan peran
dimilikinya, film animasi dapat serta siswa secara aktif dalam proses
menampilkan informasi melalui pembelajaran sehingga akan terjadi
suara, gambar, gerakan dan warna, interaksi siswa dengan siswa, guru
serta menarik minat siswa. Dengan dengan siswa dan siswa dengan
film animasi bisa membangkitkan media sehingga pada akhirnya akan
rasa keingintahuan siswa dan meningkatkan penguasaan
merangsang siswa bereaksi baik vocabulary siswa dalam komunikasi
secara fisik maupun emosional. bahasa Inggris; (3) Guru bahasa
Singkatnya, film animasi dapat Inggris hendaknya dapat
membantu guru untuk menciptakan memanfaatkan film berbahasa
suasana belajar menjadi lebih hidup, Inggris dalam usaha meningkatkan
tidak monoton, dan tidak penguasaan vocabulary siswa.
membosankan. Dengan menggunakan Pedoman
Penskoran penguasaan vocabulary
REKOMENDASI dengan memanfaatkan film
Berdasarkan pembahasan dan berbahasa Inggris sebagai panduan
simpulan di atas, ada beberapa hal dalam mengevaluasi peningkatan
yang bisa dijadikan saran untuk penguasaan vocabulary siswa, guru
perbaikan di masa yang akan datang: bisa menilai seluruh aspek
(1) Peningkatan penguasaan keberhasilan dengan lebih rinci dan
vocabulary dengan memanfaatkan menyeluruh dari masing-masing
film berbahasa Inggris untuk siswa; (4) Sekolah hendaknya
menyampaikan materi pelajaran yang memfasilitasi pemanfaatan sarana
akan disampaikan dengan dan prasarana serta kebutuhan guru
memanfaatkan media yang tepat dalam menunjang kegiatan
15

pembelajaran. Memfasilitasi yang Kusumah, W dan Dwitagama, D.


2010. Pendidikan
dimaksud dapat berupa penyediaan
Tindakan Kelas. Jakarta :
alokasi anggaran untuk kegiatan PT Indeks.
pengembangan kompetensi guru Mulyana. 2011. Teori Belajar
tentang berbagai model, metode, dan Bermakna Dari David Paul
Ausubel.
strategi pembelajaran http://sd3megawon.blogsp
ot.com/2011/04/teori-
belajar-bermakna-dari-
DAFTAR PUSTAKA david-paul.html (3 Januari
Arikunto, S. 2002. Prosedur 2014)
Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktik. Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai
Jakarta: Rineka Cipta Benih Teknologi
Pendidikan. Edisi Ke-1.
Aziz, Atika. 2010. 4 Pilar Cet. 1. Jakarta: Kencana.
Pendidikan Menurut
UNESCO. Smaldino, E,S, Deborah, L.L, dan
http://atikatikaaziz.blogspo James, D,R. 2011.
t.com/2010/09/4-pilar- Instructional Technology
pendidikan-menurut- and Media For Learning:
unesco.html (5 Januari Edisi kesembilan, Cetakan
2014) ke-I. Jakarta: Kencana
Perdana Media Group.

Anda mungkin juga menyukai