Anda di halaman 1dari 10

80 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS


MELALUI MEDIA ANAGRAM DALAM METODE KOOPERATIF
TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

IMPROVING THE ENGLISH VOCABULARY MASTERY


THROUGH ANAGRAM MEDIA IN COOPERATIVE METHODS OF STUDY
TEAMS GAMES TOURNAMENT TYPE

Hengki Yudha Barnaba, Asruddin Barori Tou


- , Universitas Negeri Yogyakarta
pakdebarna@yahoo.com; asruddintou@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV
SDN Sagan Yogyakarta menggunakan media anagram dalam metode pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilak-
sanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 25 orang. Jenis
tindakan yang diterapkan adalah media anagram dalam metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Tindakan dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu, tahap presentasi kelas, tahap diskusi kelompok,
tahap permainan turnamen, dan yang terakhir tahap penghargaan kelompok. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, tes hasil belajar, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan media anagram dalam metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat mening-
katkan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD Negeri Sagan Yogyakarta.
Kata kunci: penguasaan kosakata, media anagram, pembelajaran kooperatif, Teams Games
Tournament.

Abstract
This study aims to improve the English vocabulary mastery of year four student of SD Negeri
Sagan Yogyakarta through anagram media in cooperative learning methods of Teams Games
Tournament (TGT) type.This research is classroom action research conducted in two cycles. The
subject were 25 fourth grade student. The kind of the intervention implemented was anagram media in
cooperative learning method of TGT type. The actions implemented in four stages, Teach, Team
study, tournament, and team recognition. The data collection was conducted through observation, test,
and document analysis. The results show that the application of the anagram media in the
cooperative learning method of TGT type can improve the English vocabulary mastery of fourth grade
students of Elementary School Sagan Yogyakarta.
Keywords: mastery of english vocabulary, anagram media, Cooperative Learning, Teams Games
Tournament.
Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Anagram .... 81
Hengki Yudha Barnaba, Asruddin Barori Tou

Pendahuluan Oleh karena itu, siswa membutuhkan suatu sis-


tem atau strategi untuk menerima, menyimpan,
Bahasa merupakan hal yang penting
dan memunculkan kembali kosakata itu setiap
untuk dikuasai oleh anak, karena semua ide,
saat.
konsep dan angan-angan disalurkan melalui
Berdasarkan praobservasi selama 4
bahasa. Adakalanya seorang anak yang pandai
minggu di kelas IV SD Negeri Sagan Yogya-
dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus ter-
karta, didapati bahwa pembelajaran bahasa
henti hanya karena dia tidak bisa menyampai-
Inggris secara umum di kelas tersebut masih
kan idenya dalam bahasa yang baik. Bahasa
menggunakan pendekatan konvensional, yaitu
yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai
dimana guru lebih banyak mendominasi kegiat-
dengan situasi dan keadaan.
an pembelajaran (kegiatan pembelajaran berpu-
Bahasa juga merupakan penunjang ke-
sat pada guru), dan ketuntasan belajar siswa
berhasilan dalam mempelajari semua bidang
diukur dari selesainya siswa mengerjakan LKS.
studi, oleh karena itu pembelajaran bahasa dira-
Guru terbiasa menggunakan metode yang sama
sakan perlu diberikan semenjak dini, tentu tuju-
dalam menyampaikan materi pelajaran, sehing-
annya agar anak mampu menggunakan bahasa
ga penyampaian pembelajaranpun kurang me-
dengan baik dan benar dan mampu mengkomu-
narik bagi siswa, begitu pula dalam pelajaran
nikasikan apa yang dirasakannya secara baik.
pengembangan berbahasa khususnya dalam me-
Belajar berbahasa bagi anak usia dini sangat
ningkatkan kemampuan kosakata bahasa Ing-
penting untuk pencapaian perkembangan kecer-
gris masih terlihat kaku, siswa cenderung tidak
dasan berbahasa di masa yang akan datang.
bersemangat dalam belajar. Hal ini dapat ter-
Salah satu pembelajaran bahasa yang tentunya
amati bahwa perilaku siswa memperlihatkan
sangat berguna bagi anak baik untuk saat ini
sikap acuh tak acuh terhadap proses pembel-
dan dimasa mendatang adalah belajar bahasa
ajaran, adanya perilaku melamun, mengantuk,
Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris disekolah
dan berbicara dengan teman sewaktu guru men-
dasar diajarkan kepada siswa sebagai kegiatan
jelaskan di depan kelas.
kurikuler untuk mengembangkan keterampilan
Permasalahan lain yang ditemukan di
berbahasa. Keterampilan berbahasa Inggris ter-
lapangan adalah bahwa siswa kelas IV masih
sebut mencakup keterampilan mendengar, ber-
senang bermain dan ketika guru menjelaskan
bicara, menulis, dan membaca.
didepan kelas beberapa siswa terlihat acuh dan
Tarigan (2011, p.2) menyakatan bahwa
sibuk dengan kegiatannya sendiri. Selain itu pe-
kualitas berbahasa seseorang tergantung pada
neliti mendapatkan sebagian besar siswa masih
kualitas kosakata yang dimiliki. Makin kaya
terlihat bingung ketika dalam penulisan kosa-
kosakakata yang dimiliki makin besar pula ke-
kata. Siswa yang tahu bunyi dan makna dari
mungkinan terampil berbahasa. Pernyataan
satu kata belum tentu tahu bagaimana penulisan
Tarigan tersebut menjelaskan bahwa kosakata
kata yang benar. Contohnya pada kata “table”
memegang peranan yang penting dalam berba-
beberapa siswa menulis sesuai dengan bunyi-
hasa, baik sebagai penyalur gagasan secara ter-
nya, yakni menjadi “teabel”, atau kata ”like”
tulis maupun berbahasa sebagai penyalur gagas-
ditulis menjadi “laik”.
an secara lisan.
Dalam upaya meningkatkan penguasa-
Para ahli bahasa dalam mendefinisikan
an kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SD
tentang pengertian kosakata berbeda-beda, teta-
Sagan Yogyakarta, peneliti menerapkan metode
pi mereka sepakat bahwa kosakata merupakan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
alat utama yang harus dimiliki seseorang dalam
Tournament (TGT). TGT merupakan salah satu
belajar bahasa. Sebab kosakata adalah perben-
metode yang ditawarkan dalam pembelajaran
daharaan kata atau sejumlah kata yang dimiliki
kooperatif yang menekankan pada bekerja sama
seseorang, semakin kaya kosakata seseorang
untuk mencapai tujuan bersama. Johnson &
semakin besar kemungkinan seseorang untuk
Johnson (2002, p.20)
terampil berbahasa dan semakin mudah pula ia
Proses pembelajaran TGT dilakukan se-
menyampaikan dan menerima informasi baik
cara berkelompok, dimana setiap kelompok
secara lisan, tulisan, maupun menggunakan tan-
terdiri dari 4 (empat) sampai 5 (lima) orang sis-
da-tanda dan isyarat. Pada prinsipnya kosakata
wa yang memiliki kemampuan, latar belakang,
dipelajari siswa bertujuan untuk dapat mening-
dan gender yang berbeda. Adapun komponen
katkan pertumbuhan kegiatan menyimak, ber-
atau tahapan dari pembelajaran kooperatif tipe
bicara, membaca, dan menulis dengan baik.
TGT adalah sebaga berikut: Presentase kelas,

Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014


82 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014

belajar kelompok, permainan, turnamen, dan pembelajaran kosakata terjadi ketika siswa aktif
penghargaan kelompok. Slavin (1995, p.87) dalam menemukan bagaimana kata-kata yang
Dalam penelitian ini peneliti akan me- berkaitan dengan pengalaman dan satu sama
ningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris lain. Maka penerapan media anagram dalam
siswa kelas IV SD Negeri Sagan Yogyakarta metode kooperatif tipe TGT dirasa tepat untuk
dengan menerapkan media anagram dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dipilihnya Inggris.
anagram sebagai media pembelajaran di karena- Dengan memperhatikan kajian teori
kan media anagram merupakan permainan kartu dan kerangka berpikir di atas dan kaitannya de-
dan permainan menyusun kata yang dimainkan ngan permasalahan yang ada, hipotesis tindakan
secara perorangan maupun kelompok. yang diajukan adalah penggunaan media ana-
Kridalaksana (2008, p.56) mengemuka- gram dalam metode pembelajaran kooperatif
kan bahwa anagram adalah kata atau kelompok tipe Teams Games Tournament dapat mening-
kata yang disusun dengan huruf yang sama dari katkan penguasaan kosakata bahasa Inggris
kata atau kelompok kata yang lain. Nurhadi siswa kelas IV SD Negeri Sagan Yogyakarta.
(1995, p.131) mengatakan anagram merupakan
Metode
suatu pengajaran kosakata yang dilakukan de-
ngan cara pembelajar diminta untuk mengubah Penelitian ini merupakan Classroom
urutan huruf-huruf suatu kata sehingga mem- Action Research (CAR) atau dalam bahasa
bentuk kata lain. Lebih lanjut Tarigan (1986, Indonesia dikenal dengan Penelitian Tindakan
p.256). Mencontohkan dari kata kain dapat di- Kelas (PTK), yakni suatu pencermatan terhadap
bentuk menjadi kata kina, naik, dan ikan. Dari kegiatan belajar berupa tindakan yang berfokus
kata gula dapat dibentuk kata lagu, gaul dan pada upaya untuk mengubah kondisi rill seka-
agul. rang kearah kondisi yang diharapkan (improve-
Contoh: ment oriented). Penelitian tindakan ini dilaku-
kan dengan tujuan untuk meningkatkan pengua-
Kain Kina Gula Galu
saan kosakata bahasa Inggris melalui model
Naik Gaul
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
Ikan Agul
menggunakan media anagram. Penelitian ini
Dari contoh di atas juga dapat dilihat dilakukan melalui kolaborasi para pelaku dalam
mobilitas huruf yang dapat dibentuk dalam per- proses pembelajaran, yakni guru yang mengajar
mainan anagram. Mobilitas huruf yang dapat bahasa Inggris, para siswa dan subjek lain yang
dibentuk dapat berjumlah satu buah atau lebih. terkait seperti kepala sekolah dan teman
Anagram sangat menarik untuk diterapkan se- sejawat.
bagai salah satu teknik pembelajaran bahasa, Dalam penelitian ini, pelaksana atau
karena anagram merupakan salah satu jenis per- pengajar adalah guru bahasa Inggris kelas IV
mainan. Permainan anagram dapat membang- yaitu ibu Tri Hartanti, S.Pd, dan peneliti seba-
kitkan kreativitas anak. Anak berusaha kreatif gai observer bekerjasama dan membantu me-
mengerjakan huruf-huruf untuk mencari dan nyiapkan media pembelajaran, membuat Ren-
menentukan kata-kata yang baru. Kesalahan cana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mem-
anak ketika melakukan permainan anagram buat perlengkapan pembelajaran dan membantu
menjadi pelajaran berharga bagi anak. Pencari- dalam proses pembelajaran. Peneliti dan kola-
an dan penemuan kata baru tersebut dengan borator mengamati dan mencatat secara cermat
sendirinya akan diklasifikasikan oleh anak-anak dan sistematik tentang berbagai aspek situasi
dengan cara dapat membedakan kata yang ber- yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
makna dan tidak. Di samping itu anak akan Penelitian tindakan kelas dilakukan
diperkaya dengan kata-kata yang belum dikua- melalui proses perencanaan (planning), tindak-
sai sebelumnya. an (acting), observasi (observing), serta reflesi
(reflecting). Desain dalam penelitian ini berda-
Metode kooperatif tipe TGT meng-
sarkan pada tujuan memberikan tindakan agar
gunakan media anagram dirasa mampu untuk
dapat menganalisis keadaan dan melihat kesen-
memecahkan permasalahan yang ada di kelas
jangan antara keadaan yang nyata dan keadaan
IV SD Negeri Sagan Yogyakarta karena TGT
yang diinginkan dan merumuskan rencana tin-
merupakan metode yang disertai permainan,
dakan. Dalam proses penelitian ini dipilih
menurut Blachowicz and Fisher (1996, p.7)
model spiral atau siklus menurut Kemmis dan
Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Anagram .... 83
Hengki Yudha Barnaba, Asruddin Barori Tou

Taggart yaitu berupa perangkat-perangkat sik- Rencana Tindakan


lus tindakan dimana satu perangkat terdiri dari
Rencana tindakan yang dilakukan pada
tiga tahapan yaitu; perencanaan (planning),
penelitian ini adalah penerapan media anagram
tindakan (acting) dan observasi (observing),
dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT
serta reflesi (reflecting). Ketiga komponen yang
pada mata pelajaran bahasa Inggris di kelas IV
berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu
SD Negeri Sagan Yogyakarta tahun ajaran
siklus. Siklus tersebut diartikan sebagai suatu
2012/2013 untuk meningkatkan penguasaan
putaran kegiatan yang terdiri dari tahapan-
kosakata bahasa Inggris anak. Penelitian ini
tahapan, sebagaimana dalam gambar berikut
dilaksanakan dengan mengikuti alur penelitian
ini:
tindakan kelas berdasarkan model siklus peneli-
tian tindakan kelas menurut Kemmis &
Taggart, maka langkah-langkah penelitian
dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan adalah mengembangkan fokus
penelitian yang diawali dengan menyusun alur
pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar obser-
vasi, menyiapkan soal tes, dan menyiapkan me-
dia pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Adapun rencana tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah: (a) Ber-
diskusi dengan guru bidang studi tentang model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dan langkah-
Gambar 1. Tahapan pada Siklus Penelitian langkah pelaksanaan pembelajaran dengan
Tindakan Kelas menurut Kemmis & menggunakan tipe TGT; (b) Berdiskusi dengan
McTaggart guru bidang studi tentang media permainan
anagram dan teknik penggunaannya; (c) Berdis-
Waktu Penelitian kusi dengan guru untuk membuat jadwal pelak-
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksa- sanaan tindakan yang dimulai dari pra survey
nakan pada semester II (dua) tahun ajaran 2012/ sampai selesai; (d) Membuat RPP, LKS, lembar
2013 bulan Januari sampai dengan awal Juni obsevasi, dan tes; (e) Memvalidasi instrumen
2013. Penelitian ini dimulai dengan observasi kepada dosen ahli; (f) Menyampaikan peng-
awal untuk mendapatkan gambaran yang jelas arahan dan rambu-rambu kepada guru kelas
mengenai keadaan lapangan dengan segala per- sebagai praktisi agar dalam melaksanakan tin-
masalahannya. Selanjutnya dilakukan penelitian dakan sesuai dengan langkah-langkah yang ada
lapangan dan menyusun laporan penelitian. didalam model TGT.
Serangkaian dari keseluruhan jenis kegiatan Pelaksanaan (Action) dan Observasi
penelitian tersebut meliputi kegiatan observasi (observing)
awal, penyusunan proposal, seminar proposal,
penyusunan instrumen penelitian, validasi ins- Pelaksanaan tindakan pada dasarnya di-
trumen penelitian, pengurusan izin penelitian, sesuaikan dengan setting tindakan yang telah
pengumpulan data, analisis data, dan penulisan ditetapkan dalam perencanaan. Tindakan yang
laporan penelitian dilakukan didasarkan pada perencanaan yang
telah disusun sesuai dengan permasalahan. Pe-
Subjek dan Karakteristiknya laksanaan tindakan bersifat fleksibel dan ter-
Subjek dalam penelitian ini adalah sis- buka terhadap perubahan-perubahan. Guru ke-
wa-siswi kelas IV SD Negeri Sagan Yogya- las sebagai kolaborator bertindak sebagai pelak-
karta, yang berjumlah 25 murid yang terdiri dari sana tindakan. Sedangkan peneliti sebagai
10 orang murid laki-laki dan 15 orang murid pengamat dibantu oleh seorang rekan sejawat.
perempuan. Fokus penelitian ini adalah pengua- Pada saat tindakan berlangsung, peneliti dengan
saan kosakata bahasa Inggris. dibantu teman sejawat melakukan observasi

Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014


84 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014

dengan menggunakan instrumen observasi guru menggunakan teknik pengumpulan data berupa:
dan instrumen observasi siswa yang telah di- observasi, tes, dan dokumentasi.
siapkan. Pengamatan dilakukan dengan meng-
Observasi
gunakan instrumen yang telah disiapkan. Peng-
amatan dilakukan dengan cermat dari awal Observasi merupakan kegiatan untuk
hingga akhir tindakan berlangsung. Dalam mengenali setiap gejala dan indikator dari pro-
mengobservasi peneliti dan kolaborator harus ses dan hasil yang dicapai, baik yang ditim-
mendapatkan data yang sesungguhnya, peneliti bulkan oleh tindakan maupun akibat samping-
dan kolaborator mencatat hal-hal yang terjadi annya. Jenis observasi dalam penelitian ini
pada saat pembelajaran berlangsung. Pada tahap adalah observasi sistematis, yaitu observasi
pelaksanaan tindakan, peran penelti adalah: (a) yang dilakukan pengamat dengan menggunakan
Merancang teknik yang akan digunakan dalam pedoman sebagai instrument pengamatan. Ob-
pembelajaran; (b) Bekerja sama dengan guru servasi dilakukan sebelum dan selama proses
dalam pelaksanaan tindakan; (c) Peneliti ber- pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan de-
peran sebagai pendamping guru dalam kegiatan ngan menggunakan lembar observasi yang telah
pembelajran untuk memberikan pengarahan, divalidasi sebelumnya. Peneliti dibantu oleh
motivasi, dan stimulus, agar praktisi dapat me- kolabator dalam hal ini teman sejawat mela-
laksanakan perannya berdasarkan rencana yang kukan pengamatan dan pencatatan secara siste-
telah disepakati. matis terhadap kejadian pada saat tindakan
Perencanaan dan tindakan yang dilaku- dilaksanakan yaitu meliputi; (a) Tindakan/ke-
kan pada setiap siklus dengan menggunakan giatan yang dilakukan guru. Tindakan ini me-
media permainan anagram dalam teknik TGT liputi proses pembelajaran yang dilakukan guru
diharapkan dapat memberikan perubahan dalam berdasarkan model kooperatif tipe TGT; (b)
pelaksanaan pembelajaran dikelas yang nanti- Tindakan/kegiatan yang dilakukan siswa. Tin-
nya akan memberi peningkatan pada pengua- dakan ini meliputi aktivitas siswa selama proses
saan kosakata dan hasil belajar bahasa Inggris pembelajaran bahasa Inggris dengan mengguna-
siswa. kan media anagram dalam metode kooperatif
tipe TGT.
Refleksi (Reflection)
Tes
Pada tahap ini, hasil observasi dan per-
masalahan yang ada dalam pembelajaran diana- Teknik ini digunakan untuk mengukur
lisis dan didiskusikan bersama guru kelas. Ta- hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas IV SD
hap refleksi ini merupakan evaluasi terhadap Negeri Sagan, khususnya mengenai penguasaan
pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan, kosakata bahasa Inggris yang diajarkan dengan
apakah dalam proses pembelajaran yang telah menggunakan media permainan anagram pada
dilakukan sesuai dengan yang diharapkan serta teknik pembelajaran kooperatif tipe TGT. Ada-
kendala yang dihadapi selama proses pembel- pun teknik tes yang digunakan pada penelitian
ajaran. Berdasarkan hasil refleksi peneliti dapat ini adalah tes subjektif, yang mengacu kepada
melakukan perbaikan terhadap rencana awal pendapat Djiwandono (2011, p.129) yang me-
yang telah dibuatnya, jika pembelajaran pada ngatakan bahwa tes penguasaan kosakata aktif-
siklus sebelumnya kurang berhasil maka akan produktif seharusnya menggunakan tes subjek-
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kekurangan tif.
yang ditemui pada siklus sebelumnya diguna- Dokumentasi
kan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan
pada siklus berikutnya. Demikian seterusnya, Teknik dokumentasi digunakan sebagi
sehingga siklus berikutnya akan berjalan lebih teknik pengumpulan data dengan jalan melihat
baik dari pada siklus sebelumnya. dan mempelajari dokumen-dokumen yang ber-
kaitan dengan kegiatan pembelajaran dengan
Teknik Pengumpulan Data model pembelajaran kooperatif TGT. Teknik ini
Data utama yang dikumpulkan dalam dilakukan untuk memperkuat data yang diper-
penelitian ini adalah proses pembelajaran de- oleh dalam observasi. Dokumentasi juga dila-
ngan tipe TGT dengan menggunakan media kukan dengan cara pengambilan foto pada pro-
anagram dalam pembelajaran bahasa Inggris ses pembelajaran berlangsung. Siswa di ambil
untuk meningkatkan penguasaan kosakata sis- fotonya saat melakukan kegiatan-kegiatan sela-
wa. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti
Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Anagram .... 85
Hengki Yudha Barnaba, Asruddin Barori Tou

ma proses pembelajaran dan pengumpulan hasil yaitu pada perhitungan rerata hasil tes siswa
tes yang telah digunakan. dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Data kuantitatif merupakan informasi yang
Instrumen Penelitian
muncul di lapangan yang dapat ditampilkan
Setelah menentukan teknik yang akan dalam bentuk angka. Data yang terkumpul dari
digunakan dalam pengumpulan data penelitian, penelitian ini berupa nilai tes hasil belajar siswa
tahap selanjutnya peneliti menyusun instrumen setiap siklus dengan mencari rerata (mean).
penelitian. Instrumen Penelitian merupakan alat Analisis data secara kualitatif digunakan untuk
bantu yang digunakan untuk mengumpulkan mengetahui secara kualitatif hasil penelitian
data. Adapun instrumen dalam penelitian ini tindakan yang dilakukan. Analisis data dimulai
adalah sebagai berikut: sejak awal sampai akhir pengumpulan data.
Pedoman Observasi Adapun hasil analisis tersebut diuraikan dengan
kalimat-kalimat yang berbentuk deskriptif kua-
Observasi dalam penelitian ini adalah litatif. Analisis data pada penelitian ini adalah
observasi langsung yaitu peneliti, rekan sejawat sebagai berikut:
dan guru kelas IV melihat dan mengamati seca-
ra langsung, kemudian mencatat perilaku siswa Analisis Hasil Observasi
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Observasi Observasi dalam penelitian ini untuk
dilakukan selama proses pembelajaran dari ke- mengetahui aktivitas selama proses pembelajar-
giatan awal sampai kegiatan akhir. an. Pernyataan dalam lembar observasi memu-
Soal Tes nyai rerata nilai skor dari skor 0 (nol) dan skor
1 (satu). Apabila observer dalam hal ini peneliti
Tes hasil belajar ini diujikan pada se- dan teman sejawat memberikan ceklist (√) pada
tiap akhir siklus. Tes digunakan untuk meng- kolom 0 (nol) maka itu berati tidak baik atau
ukur keberhasilan siswa terutama peningkatan tidak terlaksana, jika memberikan ceklist (√)
penguasaan kosakata bahasa Inggris. Tes hasil pada kolom 1 (satu) berati baik atau terlaksana.
belajar yang digunakan adalah tes yang sudah Jumlah skor yang diperoleh pada lembar obser-
divalidasi oleh dosen ahli dan praktisi. Adapun vasi dijumlahkan, kemudian dianalisis dengan
penyusunan tes hasil belajar didasarkan pada menggunakan rumus sebagai berikut;
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
berlaku di kelas IV SD Negeri Sagan Yogya-
karta.
Dalam membuat kisi-kisi tes, peneliti
menggunakan taksonomi tujuan pendidikan me- Tabel 1. Kualifikasi Persentase Skor Hasil
nurut Bloom (Sanjaya, 2010, p.128), yaitu ra- Observasi
nah kognitif. Ranah kognitif adalah kemam-
Rentang Skor Kualifikasi
puan berpikir, kompetensi memperoleh penge-
tahuan, pengenalan, pemahaman, konseptual- 80,01%-100% Sangat Tinggi
isasi, penentuan dan penalaran. Ranah kognitif
yang digunakan meliputi: (a) Pengetahuan (CI), 60,01%-80% Tinggi
Pada tingkat pengetahuan, siswa menjawab
pertanyaan berdasarkan hafalan saja; (b) Pema- 40,01%-60% Sedang
haman (C2), Pada tingkat pemahaman, siswa 20,01%-40% Rendah
dituntut untuk menyatakan masalah dengan
kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu 0%-20% Sangat Rendah
prinsip atau contoh; (c) Aplikasi (C3), Pada
tingkat aplikasi siswa dituntut untuk mene- Analisis Hasil Tes
rapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi Hasil tes yang telah diperoleh dari sis-
yang baru. wa dianalisis secara kuantitatif untuk mengolah
Teknik Analisis Data data yang diperoleh dari hasil uji tes yang
digunakan untuk mengetahui seberapa besar
Data yang sudah dikumpulkan kemudi- peningkatan penguasaan bahasa Inggris pada
an dianalisis dengan menggunakan analisis siswa kelas IV SD Negeri Sagan dibuktikan
kuantitatif dan kualitatif. Analisis data secara
dengan peningkatan hasil evaluasi yang dilak-
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini sanakan sebanyak siklus yang dilakukan.

Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014


86 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014

Nilai yang diperoleh siswa dari hasil subjek penelitian yaitu siswa kelas IV
tes kemudian dicari reratanya dan dianalisis SD Negeri Sagan).
untuk mengetahui ada atau tidaknya pening-
Kriteria Keberhasilan
katan penguasaan bahasa Inggris pada siswa
kelas IV setelah menggunakan model pembel- Kriteria keberhasilan ini dibagi menjadi
ajaran kooperatif TGT. Adapun cara menge- dua yaitu, secara kualitatif dan kuantitatif. Indi-
tahui peningkatan penguasaan bahasa Inggris katornya meliputi: (1) Proses pembelajaran de-
siswa adalah dengan menghitung rerata nilai ngan media anagram dikatakan berhasil jika
siswa yang berhasil memperoleh nilai KKM guru telah melaksanakan pembelajaran dengan
(Kriteria Ketuntasan Minimal) dari jumlah baik sesuai dengan langkah-langkah metode
kelas. Adapun ketuntansan minimal SD Negeri pembelajaran tipe TGT; (2) Dari segi proses
Sagan adalah sebagai berikut: pembelajaran, dikategorikan berhasil apabila
terdapat peningkatan aktivitas mengajar guru
Tabel 2. Standar Ketuntasan Minimum Mata
dan aktivitas belajar siswa dalam proses pem-
Pelajaran B. Inggris SD N Sagan
belajaran. Secara kuantitatif, minimal 90% dari
No Standar Nilai Kategori aktivitas mengajar guru telah sesuai dengan
langkah-langkah metode pembelajaran tipe
1 70-100 Tuntas TGT; (3) Adanya peningkatan hasil belajar Ba-
hasa Inggris khususnya pada penguasaan kosa-
2 0-69 Tidak Tuntas/Remedial
kata dengan pencapaian ketuntasan minimal
Untuk mencari perhitungan rerata seca- 90% dari julah siswa kelas IV telah memeroleh
ra klasikal dari sekumpulan nilai yang telah nilai minimal 70 secara perorangan. Hal ini ber-
diperoleh siswa tersebut, peneliti menggunakan dasarkan KKM SD Negeri Sagan Yogyakarta.
rumus mean ( ) sebagai berikut: Hasil Penelitian dan Pembahasan

=
X Penelitian ini berangkat dari permasa-
lahan masih rendahnya penguasaan kosakata
N bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri Sagan
Yogyakarta. Indikasi munculnya permasalahan
Keterangan ini disebabkan karena masih dominannya guru
= Mean (nilai rata-rata). dalam praktek pembelajaran, dan penerapan
∑x = Jumlah nilai total yang diperoleh dari sistem mengajar yang digunakan masih menitik
penjumlahan nilai setiap hasil individu. beratkan pada metode konvensional, seperti ce-
N = Banyaknya siswa. ramah dan penugasan yang kurang motivasi,
Penguasaan kosakata siswa dikatakan sehingga kurang mampu melibatkan siswa seca-
meningkat apabila terdapat peningkatan rata- ra aktif dalam proses pembelajaran
rata nilai dari nilai hasil evaluasi sebelumnya. Kegiatan Pra Tindakan
Apabila jumlah nilai rata-rata yang diperoleh
seluruh siswa mencapai 70% ke atas, maka di- Kegiatan pra tindakan dilakukan de-
katakan penguasaan kosakata bahasa Inggris ngan berdialog antara peneliti bersama kola-
siswa meningkat. Dan untuk menghitung pre- borator mata pelajaran bahasa Inggris ibu Tri
sentase keberhasilan siswa secara individual Hartanti, S.Pd dan kepala sekolah ibu Endri
dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai Suwartini, kami berdiskusi tentang kompetensi
berikut : siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris di
SDN Sagan Yogyakarta.
F Kegiatan lanjutan dari wawancara anta-
P x100%
N ra peneliti dan kolaborator adalah terjunnya
Keterangan peneliti kedalam proses pembelajaran bahasa
P = Angka presentase Inggris di kelas. Pada tahap ini, atas izin kepala
F = Frekuensi yang sedang dicari pre- sekolah dan guru mata pelajaran bahasa Inggris
sentasinya (dalam hal ini adalah jumlah peneliti mengamati proses pembelajaran yang
siswa yang mencapai KKM). terjadi di dalam kelas pada hari kamis 10
N = Jumlah frekuensi atau banyaknya in- Januari 2013 yang berlangsung selama 2 x 35
dividu dalam subjek penelitian (dalam menit atau dua jam pelajaran
hal ini adalah jumlah siswa sebagai
Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Anagram .... 87
Hengki Yudha Barnaba, Asruddin Barori Tou

Dari kegiatan pra tindakan peneliti Tabel 4. Ketuntasan Belajar Siklus I


memeroleh nilai hasil ulangan harian bahasa
Inggris siswa kelas IV SD Sagan. Hasil nilai Siklus I
ulangan diperoleh dari nilai ulangan harian Rata-rata
Jumlah
yang diselenggarakan dikelas pada kamis, 4 Ketuntasan Presentase Nilai
Siswa
April 2013. Hasil ulangan ini diperoleh dari Siswa
guru bidang studi bahasa Inggris SD Negeri T BT T BT
Sagan Yogyakarta. Adapun hasil ulangan terse-
25 18 7 72% 28% 75,12
but adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Pra Tindakan Dari tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa banyaknya siswa yang memenuhi KKM
Pra Siklus adalah sebanyak 18 siswa dengan persentase
Rata-rata
Jumlah 72% dan dengan nilai rata-rata nilai siswa se-
Ketuntasan Presentase Nilai
Siswa besar 75,12 %. Jumlah ini menandakan adanya
Siswa
T BT T BT peningkatan nilai hasil belajar dari kegiatan
sebelum dilakukannya tindakan.
25 11 14 44% 56% 65,40
SIklus II
Hasil Penelitian
Pelaksanaan tindakan siklus II pada da-
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara sarnya sama dengan tindakan siklus I, yang
mengikuti alur penelitian tindakan kelas menu- membedakan adalah adanya perubahan. Per-
rut Kemmis & Taggart. Langkah kerja dalam ubahan ini ada karena berasal dari hasil refleksi
penelitian ini terdiri dari tahap perencanaan, kelemahan-kelemahan pada tindakan siklus I.
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan siklus ke II ini terdiri dari
Penelitian ini diterapkan melalui dua siklus di dua kali pertemuan, yaitu pada hari kamis
mana satu siklusnya dilakukan dua kali perte- tanggal 23 Mei 2013 dan 30 Mei 2013 dengan
muan. masing-masing pertemuan berdurasi 2 materi pelajaran Foods & Drinks. Berdasarkan
(dua) jam mata pelajaran selama 2 x 35 menit hasil tes yang dilaksanakan pada akhir siklus
yakni pada jam 09.45 WIB-10.15 WIB. didapat hasil sebagai berikut :
Siklus I Tabel 5. Ketuntasan belajar siklus II
Penelitian pada Siklus I dilaksanakan
Siklus II
dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama Rata-rata
Jumlah
dilaksanakan pada tanggai 9 Mei 2013 dengan Ketuntasan Presentase Nilai
Siswa
materi “My Pets”. Tindakan pertemuan kedua Siswa
pada siklus I dilaksanakan seminggu kemudian, T BT T BT
yakni pada hari Kamis, 16 Mei 2013 dengan 25 23 2 92% 8% 83,80
materi yang sama. Selama pembelajaran ber-
langsung, peneliti dibantu oleh teman sejawat Dari tabel di atas dapat disimpulkan
dalam mengadakan pengamatan dengan meng- bahwa banyaknya siswa yang memenuhi KKM
gunakan lembar observasi yang telah disiapkan adalah sebanyak 23 siswa dengan persentase
Berdasarkan hasil tes yang dilaksana- 92% dan dengan nilai rata-rata nilai siswa se-
kan pada akhir siklus dapat disimpulkan siswa besar 83,80%. Jumlah ini menandakan adanya
yang memenuhi KKM sebanyak 18 orang dan peningkatan nilai hasil belajar dari kegiatan
yang tidak sebanyak 7 orang, secara rinci dapat sebelum dilakukannya tindakan, dan dari tin-
dilihat pada tabel berikut ; dakan pada siklus I.
Pembahasan
Observasi Siswa dan Guru dalam Proses
Pembelajaran pada Siklus I dan II
Berdasarkan hasil observasi secara kua-
litatif, baik pada pembelajaran siklus I dan II
menunjukan bahwa siswa sudah mulai menun-
jukan sikap senang dan aktif dalam belajar.

Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014


88 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014

Sebagian besar siswa telah mampu bekerjasama lis dan berbicara. Peningkatan penguasaan ko-
dengan baik bersama teman dan kelompoknya, sakata bahasa Inggris siswa dapat dibuktikan
bertanggung jawab pada kegiatan kelompok dari adanya peningkatan aktivitas siswa dalam
dan menjalin komunikasi yang baik dengan pembelajaran dan dari hasil belajar siswa yang
teman kelompoknya. Dipihak lain, dalam pelak- terus meningkat pada tiap siklusnya.
sanaan pembelajaran guru juga telah melaksa- Berdasarkan tindakan yang dilaksana-
nakan pembelajaran yang sesuai dengan skena- kan dalam tiap siklus dapat dilihat adanya pe-
rio pembelajaran yang telah direncanakan. ningkatan siswa dalam pembelajaran dan dari
Selama proses pembelajaran, guru memotivasi hasil belajar siswa yang terus meningkat pada
siswa dan membimbing siswa dengan sangat tiap siklusnya. Adapun data peningkatan
baik. Pengaturan waktu serta pengelolaan siswa penguasaan kosakata siswa dapat dilihat pada
ke dalam kelompok juga dilaksanakan dengan grafik berikut:
baik. Hal tersebut memberikan gambaran bah-
wa pembelajaran yang berlangsung pada siklus 100
I dan II telah terlaksana dengan baik dan Siklus II
berorientasikan pada tipe TGT. 50
Hasil observasi secara kuantitatif terha- 0 Siklus I
dap penerapan media anagram dalam metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT ditinjau
melalui dua aspek yaitu aktivitas siswa dalam
pembelajaran dan aktivitas guru selama proses
pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa Gambar 2. Grafik Peningkatan Penguasaan
dalam pembelajaran pada siklus I dan II adalah Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas IV
sebagai berikut : Simpulan dan Saran
Tabel 6 Peningkatan akitivitas siswa Berdasarkan hasil pengamatan dan pe-
Siklus I Siklus II nilaian yang telah dilaksanakan dapat disim-
Pertemuan Pertemuan pulkan penerapan media anagram dalam meto-
I II I II de cooperative learning tipe TGT dapat me-
Jumlah Skor 14 19 20 20 ningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris
Jumlah siswa yang ditandai dengan peningkatan hasil
70% 95% 100% 100%
Rata-rata belajar siswa, yakni sebelum diberi tindakan
Apabila ditinjau dari aspek aktivitas rata-rata nilai siswa sebesar 65,40% dengan
guru selama proses pembelajaran pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 11
dan II adalah sebagai mana disajikan pada tabel (sebelas) orang dari 25 (dua puluh lima) siswa.
berikut : Kemudian setelah diberi tindakan pada siklus I
rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 75,
Tabel 7. Peningkatan akitivitas guru 12% dengan siswa yang tuntas sebanyak 18
Siklus I Siklus II orang, dan peningkatan juga terjadi pada siklus
Pertemuan Pertemuan II, yakni dari hasil tes diperoleh rata-rata nilai
I II I II siswa sebanyak 83.80%.
Jumlah Skor 16 19 20 20 Mencermati hasil penelitian yang di-
Jumlah temukan, maka saran disampaikan kepada be-
80% 95% 100% 100%
Rata-rata berapa pihak berikut: (1) Siswa, Penguasaan
kosakata siswa dan keaktifan dalam proses
Penguasaan Kosakata Siswa
pembelajaran sudah meningkat, oleh karena itu
Berdasarkan deskripsi keterampilan perlu dipertahankan; (2) Guru, diharapkan bisa
berbahasa siswa selama pelaksanaan tindakan meneruskan proses pembelajaran ini dan me-
dari siklus I hingga siklus II sebagaimana telah nerapkannya dikelas-kelas lain; (3) Pihak Seko-
diuraikan pada bab sebelumnya, maka diketahui lah, penerapan media anagram dalam metode
bahwa penerapan media anagram dalam metode cooperative learing tipe Teams-Games-Tourna-
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat me- ment (TGT) hendaknya diteruskan oleh sekolah
ningkatkan penguasaan kosakata siswa. Yakni kepada guru-guru bersangkutan pada tema kelas
kosakata aktif produktif atau kosakata yang se- yang lain, untuk pengembangan dan pening-
ring digunakan yakni meliputi indikator menu- katan mutu sekolah.
Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Anagram .... 89
Hengki Yudha Barnaba, Asruddin Barori Tou

Daftar Pustaka Kridalaksana, H. (2008) Kamus Linguistik.


Jakarta: Gramedia
Blachowicz, C. & Fisher, P. (1996) Teaching
vocabulary in all classroms. Columbus, Nurhadi. (1995). Tata bahasa pendidikan.
Ohio: Englewood Clifs, New Jersey Semarang: IKIP Semarang Press

Djiwandono, S. (2011). Tes bahasa pegangan Slavin. (1995). Cooperative learning, theory,
bagi pengajar bahasa. Malang: Indeks research, and practice. America:
United States of America
Johnson, D.W & Johnson, R.T. (2002).
Meaningful assessment; a manageable Tarigan, H. G (2011). Pengajaran kosakata.
and cooperatve process. Boston: A Bandung: Angkasa
Pearson Education Company.

Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014

Anda mungkin juga menyukai