Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN MODEL WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN

KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD

Oleh:
Rusmidah Yulianti1), Suhartono2), Kartika Chrysti Suryandari3)

Abstract. The Using of Word Square Model for Increasing English Vocabulary in the Fourth
Grade Students State Elementary School. The purpose of this research to increase English
vocabulary for the fourth grade students using Word Square model. This research is a class
action research in three cycle. The subjects were elementary school students in fourth grade
state Mangunranan with total 24 students. Data collection techniques using observation,
interviews, tests, analysis of students work, and questionnaires. Data analysis using
qualitative analysis data technique. The validation of data is using triangulation technique.
The conclusions show the Word Square model can increase English vocabulary for the fourth
grade students state elementary school.
Keywords: Word Square, Vocabulary, English

Abstrak. Penggunaan Model Word Square dalam Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa
Inggris Siswa Kelas IV SD. Tujuan penelitian meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
Inggris siswa kelas IV menggunakan model Word Square. Penelitian ini penelitian tindakan
kelas dalam tiga siklus. Subjek penelitian siswa kelas IV SDN Mangunranan semester 2
sejumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan datanya observasi, wawancara, analisis kerja murid,
tes, dan angket. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Validitas data
menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan penggunaan model Word
Square dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SD.
Kata Kunci: Word Square, Kosakata, Bahasa Inggris

Pendidikan merupakan salah satu Pengajaran kosakata memegang


upaya untuk mendidik generasi penerus peranan sangat penting dalam pembelajar-
bangsa agar memiliki pengetahuan yang an bahasa Inggris. Pengajaran kosakata
tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu diarahkan untuk mengembangkan keteram-
pengetahuan dan teknologi serta memiliki pilan-keterampilan berbahasa yang melipu-
kemampuan yang dapat membekali hidup- ti mendengarkan, berbicara, membaca, dan
nya di masyarakat. Mengingat pentingnya menulis agar lulusan mampu berkomuni-
pendidikan tersebut, maka kegiatan pem- kasi dan berwacana dalam bahasa Inggris
belajaran di dalam kelas harus ditingkatkan dengan baik. Kemampuan memahami ko-
agar mutu pendidikan di sekolah semakin sakata terlihat dalam kegiatan membaca
meningkat. Kualitas pembelajaran sangat dan menyimak, sedangkan kemampuan
menentukan keberhasilan siswa. Kualitas mempergunakan kosakata tampak dalam
pembelajaran bergantung pada cara guru kegiatan menulis dan berbicara. Dalam ku-
menyajikan materi, memberikan peneguh- rikulum tingkat satuan pendidikan, peng-
an, dan mengaktifkan siswa supaya berpar- ajaran kosakata diajarkan sacara implisit
tisipasi dan merasa terlibat dalam proses artinya pengajaran kosakata diajarkan ber-
belajar. Keberhasilan seorang guru dalam sama dengan wawancara yang muncul pa-
melaksanakan proses pembelajaran salah da saat pembelajaran pada saat itu, atau ti-
satunya ditentukan oleh kemampuan guru dak secara mandiri.
dalam memahami serta menerapkan model
pembelajaran di kelas.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Judul dari Skripsi Penelitian Tindakan Kelas S1 PGSD Tahun 2013 di SDN Mangunranan
2) Mahasiswa Program Transfer S1 PGSD Kampus VI Kebumen Tahun 2011 Kelas B NIM X7211093
3) Dosen PGSD FKIP UNS
4) Dosen PGSD FKIP UNS
Seiring dengan kemajuan ilmu analisis, dan menyimpulkan penggunaan
pengetahuan dan teknologi di era yang dari kosakata yang dipelajari. Model Word
smakin mengglobal ini, tak dapat dipung- Square merupakan model pembelajaran
kiri bahwa kemampuan dalam berbahasa yang memadukan kemampuan menjawab
asing, terutama bahasa Inggris sangat pen- pertanyaan dengan kejelian dalam menco-
ting. Namun demikian tidak sedikit siswa cokkan jawaban pada kotak-kotak jawa-
yang prestasi belajar bahasa Inggrisnya be- ban; mirip seperti mengisi teka-teki silang
lum memadai. Rendahnya penguasaan ko- tetapi bedanya jawabannya sudah ada
sakata siswa dalam bahasa Inggris secara namun disamarkan dengan menambahkan
umum dipengaruhi oleh berbagai faktor kotak tambahan dengan sembarang huruf
antara lain (1) minimnya pengetahuan sis- atau angka penyamar. Berdasarkan latar
wa; (2) rendahnya kemauan siswa terhadap belakang tersebut, peneliti melakukan pe-
bacaan terutama bacaan dalam bahasa Ing- nelitian dengan judul Penggunaan Model
gris; (3) kurangnya media dalam peng- Word Square dalam Peningkatan Pengua-
ajaran kosakata; (4) rendahnya kualitas saan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas
tugas-tugas siswa; dan (5) kurang tepatnya IV SDN Mangunranan Tahun Ajaran
model pembelajaran yang digunakan guru. 2012/ 2013.
Di SDN Mangunranan, kemam- Anak kelas IV SD berusia antara
puan penguasaan kosakata bahasa Inggris 9-11 tahun. Pada usia ini anak berada pada
siswanya masih rendah. Hal ini dapat dili- fase operasional konkret. Anak aktif berge-
hat dari nilai hasil ulangan harian siswa pa- rak dan mempunyai perhatian yang besar
da semester I tahun ajaran 2012/2013 yang pada lingkungan. Stadium operasional
masih rendah serta tes lisan oleh guru da- konkret dapat digambarkan sebagai menja-
lam proses belajar mengajar di kelas. Dari dinya positif ciri-ciri yang negatif pada sta-
24 siswa hanya 9 siswa atau 37,5% saja dium berfikir praoperasional (Monks,
yang memperoleh nilai lebih dari atau sa- Knoers, dan Haditono, 2006). Uno dan
ma dengan KKM yaitu 65, sisanya 62,5% Mohamad (2012) menjelaskan bahwa pada
masih belum tuntas. tahap operasional konkret (usia 7-11 ta-
Bagi siswa kelas IV, bahasa Ing- hun) peserta didik sudah mulai memahami
gris merupakan mata pelajaran yang tergo- aspek-aspek kumulatif materi, misalnya
long baru karena baru diajarkan mulai volume dan jumlah, serta mempunyai
kelas IV, sehingga siswa membutuhkan kemampuan memahami cara mengom-
penyesuaian untuk mempelajarinya. Mi- binasikan beberapa golongan benda yang
nimnya penggunaan media dalam penga- bervariasi tingkatannya. Selain itu, peserta
jaran kosakata juga menjadi faktor penye- didik sudah mampu berpikir sistematis
bab rendahnya penguasaan kosakata siswa. mengenai benda-benda dan peristiwa-
Selama ini media yang digunakan hanya peristiwa yang konkret. Pada tingkatan
berupa gambar-gambar yang bertuliskan operasional konkret, anak sudah mampu
bahasa Inggris di bawahnya sebatas yang berpikir secara logis serta mampu meme-
ada dalam LKS. Ditinjau dari aspek guru, cahkan masalah-masalah konkret. Impli-
idealnya mata pelajaran bahasa Inggris kasinya, hal-hal yang bersifat abstrak perlu
diampu oleh guru yang menguasai disiplin dikonkretkan menggunakan alat peraga
ilmu bahasa Inggris, namun kenyataannya atau simbol-simbol konkret yang berada di
di SDN Mangunranan diampu oleh guru sekitar anak. Di samping itu anak juga
yang basicnya bukan dari bahasa Inggris. sudah tidak egosentris lagi. Ia sudah mam-
Untuk mengatasi hal tersebut per- pu bekerja secara berkelompok dan mema-
lu penggunaan model pembelajaran yang tuhi aturan-aturan kelompok yang telah
menarik, menyenangkan, komunikatif, dan disepakati bersama.
sesuai dengan makna ajar, sehingga penga- Bahasa Inggris merupakan bahasa
jaran kosakata dengan menggunakan mo- resmi dari negara-negara persemakmuran
del pembelajaran ini, terbuka peluang bagi dan dipahami serta dipergunakan secara
siswa untuk berinteraksi, berlatih meng- meluas. Bahasa Inggris dipergunakan di
lebih banyak negara di dunia dibanding orang lain. Kosakata merupakan kunci uta-
bahasa yang lain serta dibanding bahasa ma dalam berkomunikasi. Untuk dapat me-
yang lain kecuali bahasa Cina, bahasa ini lakukan kegiatan komunikasi dengan baik,
juga lebih banyak dipergunakan orang. diperlukan penguasaan kosakata dalam
Dewasa ini bahasa Inggris sudah diterima jumlah yang memadai. Penambahan kosa-
sebagai bahasa internasional. Karena itu kata seseorang secara umum dianggap
bahasa Inggris dianggap sebagai sarana merupakan bagian penting, baik dari pro-
komunikasi terpenting masyarakat Indo- ses pembelajaran suatu bahasa ataupun
nesia untuk merespon tuntutan kemajuan pengembangan kemampuan seseorang
zaman. Bahasa Inggris adalah alat untuk dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai.
berkomunikasi baik secara lisan maupun Murid sekolah sering diajarkan kata-kata
tulisan karena menggunakan bahasa ter- baru sebagai bagian dari mata pelajaran
sebut merupakan suatu keharusan pada era tertentu dan banyak pula orang dewasa
globalisasi. Ruang lingkup pembelajaran yang menganggap pembentukan kosakata
bahasa Inggris di sekolah dasar dapat dibe- sebagai suatu kegiatan yang menarik dan
dakan berdasarkan aspek membaca edukatif. Kosakata dari suatu bahasa itu
(reading), mendengarkan (listening), ber- selalu mengalami perubahan dan berkem-
bicara (speaking), dan menulis (writing). bang karena kehidupan yang semakin
Menurut Unila (2009) reading (membaca) kompleks.
adalah kegiatan fisik dan mental untuk Mills berpendapat bahwa model
menemukan makna dari tulisan walaupun adalah bentuk representasi akurat sebagai
dalam kegiatan itu terjadi pengenalan proses aktual yang memungkinkan sese-
huruf-huruf. Listening (mendengarkan) orang atau sekelompok orang mencoba
menurut Suprawoto (2009) adalah proses bertindak berdasarkan model itu. Model
menangkap, memahami, dan mengingat merupakan interpretasi terhadap hasil ob-
sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau servasi dan pengukuran yang diperoleh da-
sesuatu yang dikatakan orang lain kepada- ri beberapa sistem (Suprijono, 2009: 45).
nya. Speaking (berbicara) menurut Caray Model pembelajaran menurut Joice dan
(2009) adalah kemampuan mengucapkan Weil adalah suatu pola atau rencana yang
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk sudah direncanakan sedemikian rupa dan
mengekspresikan, menyatakan serta me- digunakan untuk menyusun kurikulum,
nyampaikan pikiran, gagasan, dan perasa- mengatur materi pelajaran, dan memberi
an. Writing (menulis) menurut Sutrisna petunjuk kepada pengajar di kelasnya
(2011) adalah kegiatan menyalin ilmu pe- (Isjoni, 2009: 73).
ngetahuan yang mereka dengar atau baca Menurut Widodo (2009) model
dalam proses belajar mengajar. Aspek- Word Square merupakan model pembela-
aspek tersebut dianalisis untuk diajarkan jaran yang memadukan kemampuan men-
menggunakan tema-tema sederhana yang jawab pertanyaan dengan kejelian dalam
memiliki tindak tutur yang berterima se- mencocokan jawaban pada kotak-kotak ja-
ukuran siswa kelas IV SD sebagai individu waban; mirip seperti mengisi teka-teki si-
pemula mengenal bahasa Inggris. lang tetapi bedanya jawabannya sudah ada
Kosakata, perbendaharaan kata, namun disamarkan dengan menambahkan
atau kata saja, juga: leksikon, adalah keka- kotak tambahan dengan sembarang huruf
yaan kata yang dimiliki oleh (terdapat da- atau angka penyamar (pengecoh). Uno dan
lam) suatu bahasa (Nurgiyantoro, 2001). Mohamad (2012: 92) mengemukakan
Menurut Jo (2011) kosakata yaitu him- langkah-langkah model pembelajaran
punan kata yang diketahui oleh seseorang Word Square sebagai berikut: a) sam-
atau entitas lain, atau merupakan bagian paikan materi sesuai kompetensi; b) bagi-
dari suatu bahasa tertentu. Jadi, kosakata kan lembar jawaban sesuai contoh; c) sis-
adalah himpunan kata-kata yang dimenger- wa disuruh menjawab soal kemudian
ti seseorang yang digunakan untuk menyu- mengarsir huruf dalam kotak sesuai ja-
sun kalimat dalam berkomunikasi dengan waban; d) berikan poin setiap jawaban da-
lam kotak. LKS Word Square merupakan Square dapat meningkatkan penguasaan
salah satu alat bantu atau media pembela- kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV
jaran berupa kotak-kotak kata yang berisi SDN Mangunranan tahun ajaran 2012/
kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf ter- 2013?; (2) apakah kendala dan solusi peng-
sebut terkandung konsep-konsep yang ha- gunaan model Word Square dalam pening-
rus ditemukan oleh siswa sesuai dengan katan penguasaan kosakata bahasa Inggris
pertanyaan yang berorientasi pada tujuan siswa kelas IV SDN Mangunranan tahun
pembelajaran. Langkah-langkah atau cara ajaran 2012/2013?.
membuat LKS Word Square yaitu: me- Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
nentukan topik sesuai konsep atau sub- meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
konsep; menuliskan kata-kata kunci sesuai Inggris siswa kelas IV SD menggunakan
dengan tujuan yang akan dicapai; me- mo-del Word Square; (2) mendeskripsikan
nuliskan kembali kata-kata kunci dimulai kendala dan solusi penggunaan model
dengan kata-kata terpanjang; membuat Word Square dalam peningkatan pengua-
kotak-kotak Word Square; mengisikan saan kosakata bahasa Inggris siswa kelas
kata-kata kunci pada kotak Word Square; IV SD.
menambahkan huruf dan pengisian ke
kotak kosong secara acak. METODE PENELITIAN
Beberapa kelebihan dari model Penelitian ini merupakan pene-
pembelajaran Word Square yaitu: (1) baik litian tindakan kelas dengan metode siklus.
untuk menguji hasil belajar yang ber- Penelitian dilaksanakan selama tiga siklus
hubungan dengan pengetahuan tentang is- yang masing-masing siklus terdiri tiga
tilah dan definisi; (2) kegiatan tersebut pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari
mendorong pemahaman siswa terhadap empat tahap yaitu tahap perencanaan,
materi pelajaran; (3) dapat melatih sikap pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pene-
teliti dan kritis; (4) merangsang siswa litian ini dilaksanakan di SDN Mangun-
untuk berpikir efektif; (5) mampu sebagai ranan, dengan subjek penelitian siswa ke-
pendorong dan penguat siswa terhadap las IV semester 2 tahun ajaran 2012/2013
materi yang disampaikan; (6) melatih ke- yang berjumlah 24 siswa. Sumber data
telitian dan ketepatan dalam menjawab dan berupa siswa, guru, teman sejawat, dan
mencari jawaban dalam lembar kerja, tentu dokumen. Teknik pengumpulan data yang
saja yang ditekankan di sini adalah dalam digunakan adalah observasi, wawancara,
berpikir efektif, jawaban mana yang pa- tes, analisis kerja murid, angket, dan
ling tepat; dan (7) mudah diskor. Sedang- dokumen. Alat pengumpul datanya berupa
kan beberapa kekurangan atau kelemahan lembar observasi, pedoman wawancara,
dari model pembelajaran Word Square lembar tes, lembar analisis kerja murid,
yaitu: (1) mematikan kreativitas siswa; (2) lembar angket, dan pencermatan dokumen.
siswa tinggal menerima bahan mentah; (3) Untuk menguji validitas data, peneliti
siswa tidak dapat mengembangkan materi menggunakan teknik triangulasi yaitu
yang ada dengan kemampuan atau potensi triangulasi sumber dan triangulasi alat
yang dimilikinya; (4) terlalu mengandalkan pengumpulan data. Analisis data yang
pada pengujian aspek ingatan; (5) lebih digunakan adalah analisis data kualitatif.
banyak berpusat pada guru karena siswa
hanya menerima apa yang disampaikan HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh guru dan jawaban dari lembar kerja Berdasarkan catatan dokumen, pa-
pun tidak bersifat analisis sehingga siswa da kondisi awal nilai mata pelajaran bahasa
tidak dapat menggali lebih dalam materi Inggris mereka masih tergolong sangat
yang ada dengan model pembelajaran rendah. Hanya siswa-siswa tertentu yang
word square ini. mampu mencapai nilai di atas KKM itu-
Berdasarkan latar belakang masa- pun belum memperoleh hasil yang me-
lah di atas, maka rumusan masalahnya ya- muaskan. Hal ini karena bagi siswa kelas
itu: (1) apakah penggunaan model Word IV bahasa Inggris merupakan pelajaran
yang masih baru karena mulai diajarkan di tiap siklusnya. Siswa mulai beradaptasi
kelas IV. Dari hasil pretest diperoleh per- dengan model pembelajaran yang peneliti
sentase ketuntasan siswa sebesar 16,6% terapkan. Mereka antusias mengikutinya
dan nilai rata-rata kelasnya hanya 52,5. Se- karena pembelajaran lain dengan biasanya.
lanjutnya dilaksanakan tindakan selama ti- Kemampuan mereka terus meningkat dari
ga siklus, masing-masing siklus tiga kali siklus ke siklus.
pertemuan dengan materi yang berbeda

Tabel 1. Persentase Ketuntasan Penguasaan Kosakata Siswa


Persentase Ketuntasan (%) Peningkatan
No Ketuntasan
Pretest Siklus I Siklus II Siklus III (%)
1. Keterampilan Proses
a. Speaking 40,27 62,50 86,11 45,84
b. Reading 44,45 62,50 83,33 38,88
c. Listening 61,11 72,22 90,27 29,16
d. Writing 48,61 65,28 86,12 37,51
2. Hasil 16,6 37,49 52,77 81,95 44,46

Dari data perolehan pada tabel 1, Terakhir adalah aspek reading. Dari siklus
dapat diketahui bahwa pada keterampilan I yang hanya tuntas 44,45%, setelah diada-
proses siswa yang mencakup empat aspek kan perbaikan pembelajaran pada siklus II
keterampilan berbahasa yaitu speaking, meningkat 18,05% menjadi 62,5%, dan
reading, listening, dan writing pencapaian meningkat lagi 20,83% pada siklus III se-
tertinggi selama tiga siklus adalah pada as- hingga ketuntasan menjadi 83,33%. Selain
pek listening dengan peningkatan 29,16%. pada keterampilan proses, peningkatan
Dari siklus I yang hanya tuntas 61,11% persentase ketuntasan juga terjadi pada ha-
meningkat 11,11% menjadi 72,22%. Siklus sil penguasaan kosakata siswa. Dari hasil
III meningkat lagi sebesar 8,05% sehingga pretest yang hanya tuntas 16,60% setelah
ketuntasan mencapai 90,27%. Berikutnya dilaksanakan tindakan selama tiga siklus
adalah aspek writing, pada siklus I yang persentase ketuntasan siswa mencapai
hanya tuntas 48,61% meningkat pada 81,95%. Hasil tersebut juga diikuti oleh
siklus II sebesar 16,67% menjadi 65,28% hasil angket siswa yang meningkat setiap
dan meningkat lagi pada siklus III sebesar siklusnya. Pada siklus I persentase hasil
20,84 sehingga ketuntasan aspek writing angket hanya sebesar 62,67%. Kemudian
mencapai 86,12%. Aspek speaking berada terjadi peningkatan pada siklus II sebesar
pada urutan ketiga setelah writing. Siklus I 9,00% sehingga persentase ketuntasan
yang hanya tuntas 40,27%, setelah dilak- menjadi 71,67%. Pada siklus III meningkat
sanakan perbaikan pada siklus II menjadi lagi sebesar 10,33% sehingga persentase
62,50% dan siklus III mencapai 86,11%. ketuntasan mencapai 82,00%.

Tabel 2. Nilai Hasil Observasi


Nilai
No Observasi Peningkatan
Siklus I Siklus II Siklus III
1. Guru 3,21 3,50 3,71 0,50
2. Siswa 3,13 3,47 3,74 0,61

Berdasarkan tabel 2 dapat dike- siswa selalu meningkat setiap sijkusnya.


tahui bahwa nilai hasil observasi guru dan Pada observasi guru, siklus I dengan nilai
3,21 meningkat sebesar 0,29 sehingga nilai litas media pembelajaran yang memadai
pada siklus II yaitu 3,50. Pada siklus III untuk mendukung proses belajar mengajar
terjadi peningkatan lagi sebesar 0,21 se- di kelas khususnya media pembelajaran
hingga nilai yang dicapai adalah 3,71. Pe- bahasa Inggris sehingga motivasi belajar
ningkatan observasi guru dari siklus I sam- siswa akan tinggi serta tercipta situasi bela-
pai siklus III adalah 0,50. Nilai observasi jar yang menyenangkan; (4) hendaknya pa-
siswa juga selalu mengalami peningkatan. ra orang tua memberikan perhatian lebih
Dari siklus I yang hanya 3,13 meningkat terhadap anak dan selalu memantau kegia-
sebesar 0,34 menjadi 3,47. Pada siklus III tan belajarnya agar anak termotivasi untuk
juga meningkat lagi sebesar 0,27 sehingga mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
nilai yang dicapai adalah 3,74.
Dengan demikian model Word DAFTAR PUSTAKA
Square dapat meningkatkan penguasaan Caray. 2009. Pengertian Berbicara.
kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SD Diperoleh 6 Agustus 2012, dari
Negeri Mangunranan tahun ajaran 2012/ http://makalahdanskripsi.blogspot.c
2013. Penelitian ini relevan dengan om/2009/03/pengertian-
penelitian yang dilakukan oleh Ningsih berbicara.html/
(2011) yang menyatakan bahwa penggu-
naan media kartu huruf dapat meningkat- Haryadi. 2010. Peningkatan Penguasaan
kan penguasaan kosakata bahasa Inggris Kosakata Bahasa Inggris Siswa
siswa kelas IV SD Negeri 1 Pringtutul Kelas V SDN Pehserut I Nganjuk
tahun ajaran 2011/2012; serta penelitian dengan Menggunakan Strategi
Haryadi (2010) yang menunjukan bahwa Four-Pronged. Diperoleh 11 Mei
pembelajaran kosakata bahasa Inggris de- 2012, dari
ngan strategi four-pronged berpengaruh http://library.um.ac.id/free-
positif. contents/index.php/pub/detail/penin
gkatan-penguasaan-kosakata-
SIMPULAN DAN SARAN bahasa-inggris-siswa-kelas-v-sdn-
Berdasarkan hasil dan pembahas- pehserut-i-nganjuk-dengan-
an penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa menggunakan-strategi-four-
penggunaan model Word Square dapat pronged-haryadi-47593.html
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
Inggris siswa kelas IV SD. Hal tersebut Isjoni, H. 2011. Pembelajaran Kooperatif
dibuktitan dengan peningkatan keteram- Meningkatkan Kecerdasan
pilan proses siswa dan hasil penguasaan Komunikasi Antar Peserta Didik.
kosakata bahasa Inggris dari siklus I Yogyakarta: Pustaka Pelajar
sampai siklus III. Peningkatan tersebut
juga diikuti oleh hasil angket yang selalu Jo, D. 2011. Pengertian Kosakata.
meningkat setiap siklusnya. Diperoleh 28 Juli 2012, dari
Saran yang peneliti sampaikan an- http://dwi-
tara lain: (1) guru diharapkan dapat mene- jo.blogspot.com.2011/05/pengertia
rapkan suatu model pembelajaran yang n-kosakata-kosakata-adalah.html
inovatif, sehingga tujuan pembelajaran da-
pat dicapai dengan optimal, oleh karena itu Monks, Knoers, dan Haditono, S. R. 2006.
dalam memilih model pembelajaran yang Psikologi Perkembangan
tepat haruslah memperhatikan kondisi sis- Pengantar dalam Berbagai
wa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah
yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri; Mada University Press
(2) untuk mencapai hasil belajar yang opti-
mal, siswa dituntut untuk aktif dalam Ningsih, R. Q. 2012. Penggunaan Media
mengikuti proses pembelajaran di kelas; Kartu Huruf dalam Peningkatan
(3) hendaknya sekolah menyediakan fasi- Penguasaan Kosakata Bahasa
Inggris Siswa Kelas IV SDN dari
Pringtutul Tahun Ajaran http://hendysutrisna.blogspot.com/2
2011/2012. Skripsi Tidak 012/04/pengertian-menulis-
Dipublikasikan. Surakarta: FKIP indah.html
Universitas Sebelas Maret
Unila, M. 2009. Pengertian Membaca.
Nurgiyantoro, B. 2001. Penilaian dalam Diperoleh 4 Agustus 2012, dari
Pengajaran Bahasa dan Sastra: http://mathedu-
Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE unila.blogspot.com/2009/10/penger
Yogyakarta tian-membaca.html

Suprawoto. 2009. Pembelajaran Uno, H. B. dan Mohamad, N. 2012.


Mendengarkan. Diperoleh 4 Belajar dengan Pendekatan
Agustus 2012, dari PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara
http://www.slideshare.net/suprawan
to/pembelajaran-mendengarkan Widodo, R. 2009. Model Pembelajaran
Word Square. Diperoleh 7 Mei
Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning 2012, dari
Teori dan Aplikasi Paikem. http://wyw1d.wordpress.com/2009/
Yogyakarta: Pustaka Pelajar 11/14/model-pembelajaran-word-
square/
Sutrisna, H. 2012. Pengertian Menulis
Indah. Diperoleh 4 Agustus 2012,

Anda mungkin juga menyukai