Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

BERBASIS ASESMEN KINERJA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA


BAHASA INGGRIS DAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI DI SMK N 1
SINGARAJA

Oleh
Gede Sukerama

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh
pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis asesmen kinerja terhadap
kemampuan berbicara Bahasa Inggris dan efikasi diri siswa. Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMK N 1 Singaraja yang berjumlah 413
orang. Sample pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposif yang
mengambil sample siswa kelas XI UPW. Penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu dengan menggunakan rancangan ”posttest-only control group
design”. Data penelitian tentang kemampuan berbicara Bahasa Inggris
dikumpulkan dengan menggunakan rubrik penilaian kinerja dan data tentang
efikasi diri dikumpulkan dengan kuesioner efikasi diri. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan one way Multivariate Analysis of Variance.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan
berbicara Bahasa Inggris antara siswa yang mengikuti pendekatan pembelajaran
kontekstual berbasis asesmen kinerja dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional, ini ditunjukan oleh harga F sebesar 23,952 yang signifikan pada
taraf signifikansi 0,05. (2) terdapat perbedaan efikasi diri antara siswa yang
mengikuti pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis asesmen kinerja dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, ini ditunjukan oleh harga F
sebesar 43,739 yang signifikan pada taraf signifikansi 0,05. (3) secara simultan
terdapat perbedaan kemampuan berbicara Bahasa Inggris dan efikasi diri antara
siswa yang mengikuti pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis asesmen
kinerja dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, ini ditunjukan
oleh harga F hitung = 21,81031 lebih besar daripada F tabel = 19,48 pada taraf
signifikansi 0,05.
Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan berbicara Bahasa
Inggris dan efikasi diri baik secara sendiri maupun simultan. Sehingga, disarankan
agar guru-guru Bahasa Inggris dalam usaha meningkatkan kemampuan berbicara
Bahasa Inggris dan efikasi diri siswa mengoptimalkan penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual.

Kata-kata kunci: pendekatan pembelajaran kontekstual, kemampuan berbicara,


efikasi diri .

1
ABSTRACT

The purpose of this research is to know and to describe the influence of


learning approach on English speaking skill and self-efficacy of student of SMK
Negeri 1 Singaraja. The population of this research is 413 students of eleventh
grade of SMK Negeri 1 Singaraja. The sample of this study is eleventh grade of
UPW using purposive sampling method. This quasi experiment research used
posttest-only control group design. The English speaking data were collected by
oral speaking test using performance assessment rubric and self-efficacy data
were collected by self-efficacy questionnaire. The data were analyzed by using
One Way Multivariate Analysis of Variance (Manova).
The findings showed that: (1) there was difference of English speaking
skill between students treated under performance assessment-based contextual
learning approach and those treated under conventional learning approach, it was
indicated by the value of F = 23,952 which was significant at 0,05 significance
level. (2) there was difference of self-efficacy between students treated under
performance assessment-based contextual learning approach and those treated
under conventional learning approach, it was indicated by the value of F = 23,952
which was significant at 0,05 significance level. (3) Simultaneously, there was
difference of English speaking skill and self-efficacy between students treated
under performance assessment-based contextual learning approach and those
treated under conventional learning approach, it was indicated by the value of F
empiric = 21,81031 which was higher than F theory = 19,48 at 0,05 significance
level.
The result of this research indicated that the use performance assessment-
based contextual learning approach affected significantly on students’ speaking
skill and-self efficacy both individually and simultaneously. It is suggested that
English teachers apply the approach intensively in order to improve students’
speaking ability and self efficacy.

Key Terms: performance assessment-based contextual learning approach , English


speaking skill, self-efficacy.

1. PENDAHULUAN yakni peserta didik mempelajari

UNESCO (dalam Marhaeni, pengetahuan, (2) learning to do,

2007; Aunurrahman, 2010) telah yakni peserta didik menggunakan

menetapkan empat pilar pendidikan kemampuannya untuk

sebagai landasan pendidikan era mengembangkan keterampilan, (3)

global, yaitu: (1) learning to know, learning to be, yakni peserta didik

2
menggunakan pengetahuan dan mampu memilih karir, ulet dan gigih

keterampilannya untuk hidup, dan dalam berkompetisi serta mampu

(4) learning to live together, learning mengembangkan sikap profesional

to live with others, yakni peserta dalam bidang keahlian yang

didik menyadari adanya saling diminatinya.

ketergantungan sehingga diperlukan Pembelajaran di SMK

adanya saling menghargai antar dirancang dengan pendekatan

sesama manusia. Landasan pembelajaran berbasis kompetensi.

pendidikan tersebut mengisyaratkan Pendekatan berbasis kompetensi

pendidikan pada pembentukan (Competency-based Training)

kompetensi meliputi pengetahuan, menekankan pada pembekalan

keterampilan, nilai dan sikap yang penguasaan kompetensi kepada

relevan dengan tuntutan dunia nyata. peserta didik mencakup aspek sikap,

Sekolah Menengah Kejuruan pengetahuan, keterampilan dan tata

(SMK) mengemban misi untuk (a) nilai secara tuntas dan utuh.

menyiapkan peserta didik agar dapat Dewasa ini, untuk memiliki

bekerja, baik secara mandiri atau etos kerja yang baik di dunia kerja

mengisi lowongan pekerjaan yang dituntut kemampuan penguasaan

ada di dunia usaha dan dunia industri bahasa asing yang memadai.

sebagai tenaga kerja tingkat Teridentifikasi bahwa bahwa, peserta

menengah, sesuai dengan bidang dan didik memiliki kemampuan berbicara

program yang diminati dan (b) Bahasa Inggris yang sangat rendah,

membekali peserta didik agar sehingga pekerjaan pelayanan

3
pemanduan wisata, pemesanan ticket dari dalam diri siswa dan faktor

penerbangan dan pemasaran paket eksternal meliputi faktor guru,

wisata tidak bisa dilakukan dengan prasarana dan sarana pembelajaran,

baik dan profesional. kebijakan penilaian, lingkungan

Persoalan dan polemik sosial siswa di sekolah dan

seputar rendahnya kemampuan kurikulum.

berbicara menggunakan bahasa Faktor internal bisa

target/Bahasa Inggris sebagai hasil bersumber baik dari domain

dari proses pembelajaran, masih kognitif peserta didik meliputi

merupakan isu yang mengundang kecerdasan, bakat, tipe, strategi dan

silang pendapat di kalangan dunia gaya belajar individu secara umum

pendidikan hingga sekarang. maupun domain afektif yang lebih

Berbagai kajian tentang penyebab banyak terkait dengan sisi emosional

dan solusi alternatif sudah sering perilaku manusia meliputi minat,

diangkat sebagai materi kajian oleh motivasi, keyakinan diri/pengetahuan

beberapa pihak dan ahli. diri/kepercayaan diri pelajar akan

Hasil kajian pakar psikologi, kemampuan dirinya untuk

bahasa dan pembelajaran bahasa melakukan sebuah pekerjaan,

disimpulkan bahwa kemampuan kepribadian pelajar-apakah ia

bahasa Inggris sebagai hasil dari termasuk pelajar berkarakter

proses pembelajaran, hakikatnya introvert atau berkarakter ekstrovert

bersumber dan ditentukan oleh faktor (Brown, 1980; Dulay,Burt dan

internal yaitu faktor yang bersumber Krashen, 1985).

4
Faktor eksternal yang paling keberhasilan proses pembelajaran di

berkontribusi terhadap rendahnya kelas. Kondisi itu hanya bisa

kemampuan berbicara Bahasa dilakukan oleh seorang guru melalui

Inggris sebagai bahasa asing ( penerapan pendekatan pembelajaran

bahasa yang dipelajari di luar (Fathurrohman dan Sutikno, 2007).

lingkungan dan budaya penutur asli) Pembelajaran kontekstual

yaitu belum terciptanya kondisi dan (Contextual Teaching and Learning)

lingkungan pembelajaran yang adalah sebuah strategi pembelajaran

mendukung pelatihan berbicara yang menghubungkan antara materi

menggunakan bahasa target. Di pembelajaran dengan situasi

samping alokasi waktu pelatihan kehidupan nyata (penyatuan

berbicara yang dinilai masih kurang teori/pengetahuan abstrak dan

(Dulay, Burt & Krashen, 1985; praktik/penerapan pengetahuan,

Bygate, 1998; dan Byrne, 1990). mendorong peserta didik mengaitkan

Lingkungan bahasa (language antara pengetahuan dan pengalaman

environment) yang difasilitasi oleh yang didapatnya di sekolah dengan

guru semestinya diarahkan ke kehidupannya sebagai anggota

penggunaaan bahasa target untuk masyarakat, keluarga dan dunia

berbagai tujuan komunikasi secara kerja, memberikan siswa kesempatan

lisan di kelas. Kualitas lingkungan belajar baik secara individu maupun

bahasa tersebut memegang peranan kelompok sesuai dengan potensi dan

yang penting dalam kesuksesan bakatnya, memberikan siswa

belajar bahasa asing dan kesempatan untuk tumbuh dan

5
berkembang sesuai dengan harkat pemecahan masalah, menggunakan

dan martabatnya, mengedepankan konteks yang bervariasi, menghargai

pembelajaran yang menuntut siswa keberagaman individu, mendukung

berfikir kritis dan kreatif, dan pembelajaran mandiri (self-regulated

pendekatan pengajaran dengan learning), menggunakan kelompok

menggunakan penilaian otentik. belajar secara kooperatif, dan

Muslich (2009) menyatakan menggunakan jenis asesmen otentik

bahwa pembelajaran dengan yang menilai kemampuan riil siswa

pendekatan kontekstual melibatkan dalam kaitannya dengan kehidupan

tujuh komponen utama, yaitu (1) sehari-hari yang dilakukan secara

constructivism (konstruktivisme, terpadu dengan pembelajaran sebagai

membangun, membentuk), (2) tolak ukur memantau proses dan

questioning (bertanya), (3) inquiry hasil belajar.

(menyelidiki, menemukan), (4) Untuk bisa mewujudkan hal

learning community (masyarakat tersebut, guru semestinya

belajar), (5) modelling (pemodelan), menggunakan pendekatan

(6) reflection (refleksi atau umpan pembelajaran yang (a)

balik), dan (7) authentic assessment menghubungkan antara materi

(penilaian yang sebenarnya). pembelajaran dengan situasi

Sedangkan, Clifford dan Wilson kehidupan nyata yang didapatnya di

(dalam Marhaeni, 2007) pendidikan sekolah dengan kehidupannya

kontekstual dicirikan oleh proses sebagai anggota masyarakat,

pembelajaran yang diarahkan pada keluarga dan dunia kerja, (b)

6
memberikan siswa kesempatan sangat berperan dalam pembelajaran

belajar dan pengalaman belajar yang bahasa asing (Brown, 1980) dan jika

bermakna baik secara individu pendekatan pembelajaran

maupun kelompok, (c) memberikan kontekstual diterapkan secara

siswa kesempatan untuk tumbuh dan proporsional sebagaimana yang

berkembang sesuai dengan harkat, disampaikan oleh Alwasilah (2008)

martabat, potensi dan bakatnya, (d) dan Popham & Baker (2008) akan

mengedepankan pembelajaran yang memungkinkan untuk mencapai apa

menuntut siswa berfikir kritis dan yang menjadi harapan stakeholder

kreatif, dan (e) menggunakan pendidikan dan kesuksesan baik guru

asesmen yang berorientasi kinerja dan murid.

untuk mengukur kemampuan Umumnya setiap aktivitas

berbicara individu peserta didik belajar disertai hasil belajar berupa

dengan segala kelebihan dan perubahan tingkah laku baik yang

kekurangan sebagai umpan balik bisa diamati (observable) pada ranah

untuk dilakukan perbaikan yang psikomotorik maupun yang tidak

dilakukan secara terus menerus dan bisa diamati (unobservable) pada

terintegrasi dengan proses belajar ranah kognitif dan afektif.

mengajar. Karakteristik pendekatan (Aunurrahman, 2010). Keterampilan

pembelajaran tersebut merupakan menggunakan bahasa asing baik

hakikat pendekatan pembelajaran secara lisan dan tulisan merupakan

kontekstual. Menggunakan konteks satu dari hasil pembelajaran bahasa

yang sesuai merupakan hal yang yang mungkin bisa diamati langsung.

7
Di lain pihak, keyakinan dan Pengambilan sampel

penilaian diri akan kemampuan diri dilakukan dengan teknik sampling

melakukan tugas kinerja (efikasi purposif yang mengambil sampel

diri) khususnya menggunakan kelas XI UPW. Kelas XI B UPW

bahasa target baik lisan maupun tulis yang berjumlah 39 orang digunakan

tidak bisa diamati secara langsung. sebagai kelas eksperimen dan kelas

Namun, perubahan aspek ini XI A UPW yang berjumlah 39 orang

umumnya tidak mudah dilihat dalam digunakan sebagai kelas kontrol.

waktu yang singkat, tetapi dalam Kelompok eksperimen diberikan

rentang waktu yang relatif lama. Hal dengan pendekatan pembelajaran

inilah yang menarik perhatian kontekstual dan kelompok kontrol

penulis untuk mengkaji lebih jauh diberikan pendekatan pembelajaran

secara empirik dampak penerapan konvensional. Penelitian ini

pendekatan pembelajaran merupakan penelitian eksperimen

kontekstual pada kemampuan semu (Quasi Experimen) dengan

berbicara yang menurut kebanyakan menggunkan rancangan posttest-only

orang identik dengan kemampuan control group design.

Bahasa Inggris secara umum dan Desain Eksperimen

efikasi diri/keyakinan diri siswa akan Kelompok treatment Post-Test

kemampuannya dalam menggunakan Eksperimen X1 O1

Bahasa Inggris secara lisan maupun Kontrol X2 O2

tulis. Keterangan

2. METODE PENELITIAN X1 = pendekatan pembelajaran


kontekstual

8
X2 = pendekatan pembelajaran Hipotesis 3
konvensional
O1 = Post test kelompok    12 
eksperimen H0 :  11  =  
O2 = Post test kelompok kontrol   21    22 
   12 
H1 :  11  ≠  
  21    22 
Data penelitian tentang
Keterangan:
kemampuan berbicara bahasa Inggris
Ho = Hipotesis nol
H1 = Hipotesis altenatif
dikumpulkan dengan menggunakan
 A1Y1 = Rerata skor
rubrik penilaian kinerja melibatkan 3 kemampuan berbicara
Bahasa Inggris siswa
orang penilai guru bahasa Inggris yang mengikuti
pendekatan
dan data tentang efikasi diri pembelajaran
kontekstual.
dikumpulkan dengan kuesioner  A2Y1 = Rerata skor
kemampuan berbicara
efikasi diri. Data yang diperoleh Bahasa Inggris siswa
yang mengikuti
dianalisis dengan menggunakan one pendekatan
pembelajaran
way Multivariate Analysis of konvensional.
 A1Y2 = Rerata skor efikasi
Variance. diri siswa yang
mengikuti pendekatan
Hipotesis statistik yang diuji pembelajaran
kontekstual berbasis
dalam penelitian ini adalah sebagai asesmen kinerja.
 A2Y2 = Rerata skor efikasi
berikut. diri siswa yang
mengikuti pendekatan
Hipotesis 1 pembelajaran
konvensional.
H0 :  A1Y1 =  A2Y1  11 
H1 :  A1Y1 ≠  A2Y1   = Vektor mean
  21 
Hipotesis 2 kemampuan berbicara
Bahasa Inggris dan
H0 :  A1Y2 =  A2Y2 efikasi diri siswa yang
mengikuti pendekatan
H1 :  A1Y2 ≠  A2Y2 pembelajaran
kontekstual.

9
 12  Bahasa Inggris dan efikasi diri
  = Vektor mean
  22  siswa baik yang mengikuti
kemampuan berbicara
Bahasa Inggris dan pendekatan pembelajaran
efikasi diri siswa yang
mengikuti pendekatan kontekstual maupun yang
pembelajaran
konvensional. mengikuti pendekatan

pembelajaran konvensional
Kriteria pengujian jika angka
memiliki distribusi normal.
signifikansi yang dihasilkan kurang
b. Uji homogenitas varians secara
dari 0,05 hipotsis nol ditolak dan
sendiri-sendiri dilakukan
dalam hal lain hipotesis nol diterima.
dengan uji Levene Test dan

3. HASIL PENELITIAN DAN secara bersama-sama

PEMBAHASAN digunakan uji Box’s. Hasil


Sebelum data dianalisis,
pengujian menunjukkan bahwa
terlebih dahulu dilakukan uji
data kemampuan berbicara
prasyarat analisis seperti uji
Bahasa Inggris dan efikasi diri
normalitas sebaran data dan uji
baik secara sendiri-sendiri
homogenitas (uji homogenitas
maupuan secara bersama-sama
varians dan uji homogenitas matriks
memiliki varians yang
varians/covarians).
homogen.
a. Uji normalitas sebaran data
Setelah kedua uji persyaratan
digunakan uji Lilliefors. Hasil
hipotesis dipenuhi dilanjutkan
pengujian normalitas
dengan uji hipotesis MANOVA.
menunjukkan bahwa sebaran
Dalam penelitian ini dibedakan
data kemampuan berbicara

10
kemampuan berbicara Bahasa 8197,91 8793,98
W 8793,98 21263,95
Inggris dan efikasi diri siswa yang * = 
B W 10801,46 14438,53
mengikuti pendekatan pembelajaran 14438,53 33501,50

kontekstual berbasis asesmen kinerja =


8197,91 x 21263,95  8793,98 x 8793,98
dan siswa yang mengikuti
10801,46 x 33501,50  14438,53 14438,53
pendekatan pembelajaran
= 96986022,26/153393883,74 =
konvensional. Hasil analisis dengan 0,632
Kemudian dilakukan
Manova disajikan dalam tabel 1.1
pengujian hipotesis nol,
sebagai berikut.
H 0   1   2  0 melawan hipotesis
Tabel 1.1 Tabel Ringkasan Manova
alternatif, Ha : terdapat  1 ≠ 0. Tes
Dera
Matrik Jumlah jat statistik yang digunakan adalah:
Sumber
Kuadrat dan Keb
Variasi
Perkalian Silang ebas F=
an  ni  p 11 *   78 2 11 0,632
  
 p  *   2  0,632 
Treatm  2603,54 5644,56  2-1   
en 5644,56 12237,55 = 1 = 21,81031
 
Hasil analisis multivariat
Residu 8197,91 8793,98  39+3
(Error) 8793,98 21263,95 9 – 2
  tentang kemampuan berbicara
= 76
Bahasa Inggris dan efikasi diri

Total 10801,46 14438,53 39-1 menunjukan bahwa harga F untuk


(terkore 14438,53 33501,50 = 38
ksi) 
Wilks’ Lambda memberikan hasil

sebesar 21,81031. Setelah hasil F


Menghitung Koefisien  * dengan
hitung tersebut dibandingkan dengan
menggunakan rumus:
harga F tabel pada tabel distribusi F,

dengan v1 = p = 2 dan v2 = ∑ni – p –

11
1 = 78-2-1 = 75. ternyata F 2,75(0,05) = pendekatan pembelajaran

19,48 ternyata F hitung > F tabel . Ini konvensional diterima. Jadi, secara

berart Ho ditolak dan H1 diterima. simultan terdapat perbedaan

Jadi dapat disimpulkan kemampuan berbicara Bahasa

bahwa Ho yang menyatakan secara Inggris (Y1) dan efikasi diri (Y2)

simultan tidak terdapat perbedaan antara siswa yang mengikuti

antara kemampuan berbicara Bahasa pendekatan pembelajaran

Inggris dan efikasi diri siswa yang kontekstual berbasis asesmen kinerja

mengikuti pendekatan pembelajaran (A1) dengan siswa yang mengikuti

kontekstual berbasis asesmen kinerja pendekatan pembelajaran

dengan siswa yang mengikuti konvensional (A2).

pendekatan pembelajaran Untuk mengetahui pengaruh

konvensional ditolak sehingga H1 pendekatan pembelajaran terhadap

yang menyatakan secara simultan kemampuan berbicara Bahasa

terdapat perbedaan antara Inggris dan efikasi diri siswa,

kemampuan berbicara Bahasa dilakukan dengan test of between-

Inggris dan efikasi diri siswa yang subjects effects. Hasil dari test of

mengikuti pendekatan pembelajaran between-subjects effects tersebut

kontekstual berbasis asesmen kinerja tercantum dalam tabel berikut.

dengan siswa yang mengikuti

12
Tabel 4.16 Rekapitulasi Tests of Between-Subjects Effects

Sumber Variabel JK Dk MK F hitung F tabel


Variasi Terikat (0,05)
Kemampuan 2592,002 1 2592,002 23,952 19,48
Berbicara
Pendekatan
Bahasa
Pembelajaran
Inggris (Y1)
(X)
Efikasi Diri 12237,551 1 12237,551 43,739 19,48
(Y2)
Kemampuan 8224,300 76
Berbicara
Bahasa
Residu (Error)
Inggris (Y1)
Efikasi Diri 21263,949 76
(Y2)
Kemampuan 10816,302 77
Berbicara
Bahasa
Total
Inggris (Y1)
Efikasi Diri 33501,500 77
(Y2)
(Lampiran SPSS)

Hasil dari test of between- diakibatkan oleh perbedaan

subjects effects dalam tabel 4.16 pendekatan pembelajaran.

menunjukan bahwa hubungan antara Analisis deskriptif tentang

pendekatan pembelajaran (X) dengan kemampuan berbicara Bahasa

kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa ditinjau dari

Inggris (Y1) memberikan harga F pendekatan pembelajaran yang

sebesar 23,952 menunjukan digunakan menunjukan skor rata-rata

signifikan pada taraf signifikansi kemampuan berbicara Bahasa

0,05. Ini berarti bahwa terdapat Inggris siswa yang mengikuti

perbedaan kemampuan berbicara pendekatan pembelajaran

Bahasa Inggris siswa yang kontekstual sebesar 63,18 berada

pada kategori baik dan skor rata-rata

13
kemampuan berbicara Bahasa Hasil dari test of between-

Inggris siswa yang mengikuti subjects effects dalam tabel 4.16

pendekatan pembelajaran menunjukan bahwa hubungan antara

konvensional sebesar 51,62 berada pendekatan pembelajaran (X) dengan

pada kategori sedang. Hal ini berarti, efikasi diri (Y2) memberikan harga F

kemampuan berbicara Bahasa sebesar 43,739 menunjukan

Inggris siswa yang mengikuti signifikan pada taraf signifikansi

pendekatan pembelajaran 0,05. Ini berarti bahwa terdapat

kontekstual berbasis asesmen kinerja perbedaan efikasi diri siswa yang

lebih baik dibandingkan dengan diakibatkan oleh perbedaan

siswa yang mengikuti pendekatan pendekatan pembelajaran.

pembelajaran konvensional. Analisis deskriptif tentang

Dengan demikian dapat efikasi diri siswa ditinjau dari

dikatakan bahwa hipotesis nol pendekatan pembelajaran yang

ditolak dan menerima hipotesis digunakan menunjukan skor rata-rata

penelitian yang menyatakan bahwa efikasi diri siswa yang mengikuti

terdapat perbedaan kemampuan pendekatan pembelajaran

berbicara Bahasa Inggris antara kontekstual sebesar 135,03 berada

siswa yang mengikuti pendekatan pada kategori baik dan skor rata-rata

pembelajaran kontekstual berbasis efikasi diri siswa yang mengikuti

asesmen kinerja dengan siswa yang pendekatan pembelajaran

mengikuti pendekatan pembelajaran konvensional sebesar 109,97 berada

konvensional. pada kategori sedang. Hal ini berarti,

14
efikasi diri siswa yang mengikuti 1. Terdapat perbedaan kemampuan

pendekatan pembelajaran berbicara Bahasa Inggris antara

kontekstual berbasis asesmen kinerja siswa yang mengikuti

lebih baik dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran

efikasi diri siswa yang mengikuti kontekstual berbasis asesmen

pendekatan pembelajaran kinerja dengan siswa yang

konvensional. mengikuti pendekatan

Dengan demikian dapat pembelajaran konvensional. Hal

dikatakan bahwa hipotesis nol ini ditunjukkan oleh harga F

ditolak dan menerima hipotesis sebesar 23,952 dengan

penelitian yang menyatakan bahwa signifikansi 0,000 yang

terdapat perbedaan efikasi diri antara menunjukan signifikan pada taraf

siswa yang mengikuti pendekatan signifikansi 0,05. Temuan

pembelajaran kontekstual berbasis tersebut juga ditunjukan oleh

asesmen kinerja dengan siswa yang skor rata-rata kemampuan

mengikuti pendekatan pembelajaran berbicara Bahasa Inggris siswa

konvensional. yang mengikuti pendekatan

4. PENUTUP pembelajaran kontekstual sebesar

Berdasarkan hasil 63,18 berada pada kategori baik

penelitian dapat disimpulkan, bahwa: dan skor rata-rata kemampuan

Berdasarkan hasil pengujian berbicara Bahasa Inggris siswa

hipotesis dan hasil pembahasan, yang mengikuti pendekatan

ditemukan sebagai berikut. pembelajaran konvensional

15
sebesar 51,62 berada pada konvensional sebesar 109,97

kategori sedang. berada pada kategori sedang.

2. Terdapat perbedaan efikasi diri 3. Secara simultan terdapat

antara siswa yang mengikuti perbedaan kemampuan berbicara

pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris dan efikasi diri

kontekstual berbasis asesmen antara siswa yang mengikuti

kinerja dengan siswa yang pendekatan pembelajaran

mengikuti pendekatan kontekstual berbasis asesmen

pembelajaran konvensional. Hal kinerja dengan siswa yang

ini ditunjukkan oleh harga F mengikuti pendekatan

sebesar 43,739 dengan pembelajaran konvensional. Hal

signifikansi 0,000 yang ini ditunjukkan oleh harga F

menunjukan signifikan pada taraf hitung sebesar 21,81031 lebih

signifikansi 0,05. Temuan besar daripada harga F tabel

tersebut juga ditunjukan oleh sebesar 19,48 pada taraf

skor rata-rata efikasi diri siswa signifikansi 0,05.

yang mengikuti pendekatan Berdasarkan temuan tersebut,

pembelajaran kontekstual sebesar disimpulkan bahwa pendekatan

135,03 berada pada kategori baik pembelajaran kontekstual

dan skor rata-rata efikasi diri berpengaruh terhadap kemampuan

siswa yang mengikuti berbicara Bahasa Inggris dan efikasi

pendekatan pembelajaran diri baik secara sendiri maupun

simultan.

16
DAFTAR PUSTAKA Jasmine Amelia Puteri. Public
Speaking for Success. 1986.
Anderson, Lorin W. 2003. Jakarta: Ragam Media.
Classroom Assessment
Enhancing the Quality of Carter, Ronald dan David Nunan.
Teacher Decision Making. New 2001. Teaching English to
Jersey: Lawrence Erlbaum Speakers of Other Languages.
Associates Publishers. USA: Cambridge University
Press.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Celce-Murcia, Marianne dan Elite
Alfabeta. Olshtain. 2000. Discourse and
Context in Language Teaching.
Bower, Gordon H., dan Ernest R. United Kingdom: Cambridge
Hilgard. 1981. Theories of University Press.
Learning. Englewood
Cliffs,N.J.: Prentice-Hall, Inc. Cohen, Andrew D. 1994. Assessing
Language Ability in the
Brown, H. Douglas. 1980. Principles Classroom. United States of
of Language Learning and America: Heinle & Heinlee
Teaching. Englewood Publishers.
Cliffs,N.J.: Prentice-Hall,Inc.
Dulay, Heidy et.al. 1982. Language
Burkart, G. Stovall. 1998. Spoken Two. New York: Oxford
Language: what it is and how University Press.
to teach it. Washington D.C.:
Center for Applied Linguistics. Gumilar, Gumgum. ”Teori Belajar
Sosial (Social Learning
Bygate, Martin. 1987. Speaking. Theory) dari Albert Bandura”.
Oxford: Oxford University http://
Press. www.gumilarcenter.com/arsipa
rtikel/ teoribelajarsosial. Html.
Byrne, Donn. 1990. Teaching Oral Diunduh tanggal 12 September
English. Singapore: Longman 2010.
Singapore Publisher (Pte) Ltd.
Hanna, Gerald S. dan Peggy A.
Candiasa, I Made. 2007. Statistik Dettmer. 2004. Assessment for
Multivariat. Singaraja: Effective Teaching Using
Program Pascasarjana Context-Adaptive
Universitas Pendidikan Planning.USA: Pearson
Ganesha. Education, Inc.

Carnegie, Dale et.al. 2009. Public Harmer, Jeremy. 2007. The Practice
Speaking for Success Meraih of English Language Teaching.
Sukses dengan Kemahiran UK: Pearson Longman.
Berbicara. Terjemahan

17
Johnson, Elaine B . 2002. Contextual Englewood Cliffs, N.J.:
Teaching and Learning. Prentice-Hall,Inc.
.California-USA: Corwin Press,
Inc. Popham, W. James. 1995. Classroom
Assessment: What Teachers
Johnson, Elaine B. et.al. 2008. Need to know. USA: Allyn &
Contextual Teaching dan Bacon A Simon & Schuster
Learning Menjadikan Kegiatan Company.
Belajar-Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna. Thornbury, Scott. 2005. How to
Terjemahan A.Chaedar Teach Speaking. England:
Alwasih. Contextual Teaching Pearson Education Limited.
and Learning. 2002. Bandung:
Penerbit MLC. Wade, Carole dan Carol Tavris et.al.
2008. Psikologi. Terjemahan
Marhaeni, A.A.I.N. 2006. Asesmen Padang Mursalin. Psychology.
Otentik dan Implementasinya 2007. Jakarta: Erlangga.
dalam Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Makalah.
Disajikan pada Pelatihan Bagi
Guru-Guru Bahasa Inggris
SMK se-Kabupaten Buleleng
tanggal 14 Oktober 2006
Singaraja.

Marhaeni, A.A.I.N. 2007.


Pembelajaran Inovatif dan
Asesmen Otentik Dalam
Rangka Menciptakan
Pembelajaran yang Efektif dan
Produktif. Makalah. Disajikan
pada Lokakarya Penyusunan
Kurikulum dan Pembelajaran
Inovatif di Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana
Denpasar tanggal 8-9
Desember 2007.

Muslich, Masnur. 2009. KTSP


Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Popham, W. James. 1975.


Educational Evaluation.

18

Anda mungkin juga menyukai