Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN SPEAKING MATERI DESCRIPTIVE

DENGAN PEMANFAATAN MEDIA REALIA PADA PESERTA DIDIK


KELAS X.A SMA N 1 BULU SUKOHARJO
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Parmono *)
parmono18@yahoo.co.id
Abstrak: Rumusan masalah penelitian bagaimana proses dan peningkatan pembelajaran
dan perubahan perilaku peserta didik setelah menerapkan pembelajaran speaking dengan
memanfaatkan media realia. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, masing-masing siklus
3 kali pertemuan. Subjek penelitian keterampilan speaking peserta didik kelas X.A SMA
Negeri 1 Bulu Sukoharjo semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Terjadi peningkatan
rata-rata nilai dari 64,42 pada siklus I menjadi 78,97 pada siklus II, diiringi dengan perubahan
perilaku yang lebih baik.
Kata kunci: keterampilan speaking, materi descriptive, dan media realia
Abstract: The formula of the problem discussed in this research are how the process
and the increase of instructional and how exchange of attitude after applying descriptive
material by using media realia at the students of X.A Senior high school of Bulu Sukoharjo.
This research is designed into two cycles, each cycle held in 3 meetings, The research
subject is speaking skill of students X.A of State of SMA Bulu Sukoharjo semester two,
2011/2012. The average of test result from 64,42 in cycle I to 78,97 in cycle II, followed by
the exchanges of students’ attitude get better.
Keywords: speaking skill, material of descriptive, and media of realia

PENDAHULUAN
Speaking skill merupakan salah satu Thompson dalam Supriyanto (2001:1) belum
keterampilan yang sangat penting dari terselenggara dengan baik.
keempat keterampilan berbahasa yaitu
Materi descriptive yang menyodorkan
speaking, reading, listening, dan writing.
banyak informasi tentang seseorang, suatu
Kebutuhan untuk menguasai bahasa
benda, seekor binatang, tumbuhan tertentu
Inggris, khususnya speaking merupakan
secara gamblang, rinci, dan sering kali
kebutuhan yang mendesak sebagai media
divisualisasikan, itupun masih belum bisa
komunikasi. Para praktisi dan guru bahasa
memotivasi peserta didik untuk berbicara
Inggris selalu berharap bahwa pada akhir
dalam bahasa Inggris, tanpa didukung
proses pembelajaran bahasa Inggris di
penggunaan media pembelajaran yang
setiap jenjang pendidikan, peserta didik
sesuai, seperti yang dikatakan Djauharie
mampu berbahasa Inggris khususnya pada
(2007:24) descriptive mengacu pada bagian
tarap berbicara, senada isi dari kurikulum
yang menggambarkan hal atau benda yang
berbasis kompetensi, bahwa pendekatan
diulas, penggambaran dapat mencakup
yang biasanya bermakna Let’s talk about
fungsi, kualitas atau keadaan, kebiasaan,
something dalam pelajaran conversation
perilaku yang dimiliki benda atau hal yang
diubah menjadi Let’s do something with
bersangkutan.
language. Namun, secara umum disadari
bahwa hasil pembelajaran bahasa Inggris Dalam upaya meningkatkan keteram-
di SMA N 1 Bulu, belumlah memuaskan, pilan speaking materi descriptive inidiper-
terutama pada speaking skill. Pendekatan lukan alat sebagai perantara agar apa yang
yang dianggap efektif oleh para praktisi kita ungkapkan dapat dipahami orang lain
pendidikan bahasa Inggris dewasa ini dengan lebih jelas, alat sebagai perantara
yaitu pendekatan komunikatif menurut tersebut adalah media. Association of

*) Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Bulu, Sukoharjo


66 Parmono, Peningkatan Keterampilan Speaking Materi Descriptive

Education and Communication Technology dengan karakteristik peserta didik tersebut,


(AECT) dalam Surtikanti dan Hartini (2009:3) hingga pelaksanaan pembelajaran; 2)
memberikan batasan tentang media sebagai peningkatan keterampilan speaking materi
bentuk dan saluran yang digunakan untuk descriptive peserta didik kelas X.A SMA
menyampaikan pesan atau informasi, yang N 1 Bulu Sukoharjo akan nampak lebih
berfungsi untuk menarik dan mengarahkan baik, karena peserta didik akan benar-
siswa berkonsentrasi, sebagai penggugah benar dijelaskan secara rinci unsur-unsur
emosi dan sikap siswa, memperlancar atau ciri-ciri yang berkaitan dengan teks
pencapaian tujuan, mengakomodasi siswa descriptiveterlebih dengan bantuan media
yang lemah dan lambat menerima dan realia, dan 3) perubahan perilaku peserta
memahami isi pelajaran. Dalam penelitian didik kelas X.A SMA N 1 Bulu Sukoharjo
ini penggunaan media pembelajaran setelah melaksanakan pembelajaran
dikhususkan pada jenis media realia yaitu speaking materi descriptive dengan media
alat bantu visual dalam pendidikan yang realia diharapkan akan tumbuh keberanian,
memberikan pengalaman langsung (direct kreatif, aktif, dan akan tumbuh rasa percaya
experience) kepada peserta didik dengan diri dalam berbahasa Inggris.
tujuan agar hasil pembelajaran lebih
Dengan demikian, tujuan penelitian ini
bermakna, konkret, dan menyenangkan.
untuk: 1) mendeskripsi proses pembelajaran
Masalah utama yang menjadi bahan speaking materi descriptive dengan
penelitian ini adalah keterampilan speaking pemanfaatan media realia pada peserta
pada materi descriptive peserta didik masih didik kelas X.A SMA N 1 Bulu Sukoharjo;
rendah, hal tersebut dikarekan belum 2) mendeskripsi peningkatan keterampilan
memanfaatkan media realia. Masalah speaking materi descriptive peserta didik
diatas dapat diatasi dengan melaksanakan kelas X.A SMA N 1 Bulu Sukoharjo setelah
pembelajaran materi descriptive dengan melaksanakan pembelajaran speaking
memanfaatkan media realia. dengan media realia; dan 3) mendeskripsi
Berdasarkan pembatasan masalah yang perubahan perilaku peserta didik kelas
telah ditetapkan diatas, maka secara khusus X.A SMA N 1 Bulu Sukoharjo setelah
permasalahan tersebut dapat dirumuskan melaksanakan pembelajaran speaking
sebagai berikut: 1) bagaimana proses materi descriptive dengan media realia.
pembelajaran speaking materi descriptive Harapan penulis agar penelitian ini se-
dengan media realia pada peserta didik kelas cara teoretis dapat menghasilkan model baru
X.A SMA N 1 Bulu Sukoharjo?; 2) bagaimana dalam pembelajaran speaking khususnya
peningkatan keterampilan speaking materi descriptive melalui pemanfaatan media realia,
descriptive peserta didik kelas X.A SMA N sebagai acuan penelitian selanjutnya pada
1 Bulu Sukoharjo setelah melaksanakan pembelajaran yang sejenis. Secara praktis
pembelajaran speaking dengan media penelitian ini akan memberikan kemudahan
realia?; dan 3) bagaimana perubahan dalam meningkatkan keterampilan berbicara
perilaku peserta didik kelas X.A SMA N dengan bantuan media realia yang mudah
1 Bulu Sukoharjo setelah melaksanakan didapat, mudah digunakan, murah, dan
pembelajaran speaking materi descriptive menyenangkan, dengan menguasai bahasa
dengan media realia? Inggris khususnya speaking peserta didik
Dari rumusan masalah yang telah akan merasa bangga, dan bagi guru akan
ditetapkan diatas,Pemecahan permasalahan mendapatkan ilmu baru dalam peningkatan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut: mutu pembelajaran bahasa Inggris
1) proses pembelajaran speaking materi khususnya pembelajaran speaking yang
descriptive dengan pemanfaatan media menarik, menyenangkan, berkualitas, kreatif,
realia pada peserta didik kelas X.A SMA dan inovatif, bagi sekolah hasil penelitian
N 1 Bulu Sukoharjo harus benar-benar ini dapat digunakan sebagai bagian dari
dipersiapkan, mulai dari penyusunan administrasi sekolah khususnya pada saat
perangkat pembelajaran yang disesusaikan sekolah diakreditasi.
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 4 Nomor 16, Desember 2012 67

LANDASAN TEORETIS ini memiliki persamaan yaitu sama-sama


DAN HIPOTESIS TINDAKAN memanfaatkan alat bantu atau media dalam
Penelitian yang penulis lakukan ini mendeskripsikan sesuatu atau seseorang,
bersifat sebagai pelengkap dan penyempurna sedangkan perbedaanya terletak pada
penelitian terdahulu, seperti penelitian yang setting tempat, objek, dan waktu penelitian.
dilakukan oleh Supriyanto (2001) yang Dari kedua hasil penelitian tindakan kelas
berjudul “Usaha Meningkatkan Keterampilan yang penulis jadikan acuan di atas, penulis
Berbicara melalui Penumbuhan Keberanian berkeyakinan bahwa tema penelitian yang
Bertanya dan Mengemukakan Gagasan sedang penulis lakukan ini memang benar
dalam Bahasa Inggris pada Pelajaran benar permasalahan serius yang juga
Bahasa Inggris Kelas 1.1 SMU Negeri 1 dihadapi oleh sebagian besar para pendidik
Tawangsari”. Penelitian tersebut mengkaji terhadap peserta didik mereka, khususnya
tentang penumbuhan keberanian bertanya bagaimana upaya untuk meningkatkan
dan mengemukakan pendapat dalam rangka keterampilan berbicara dalam bahasa
meningkatkan keterampilan berbicara. Hasil Inggris.
penelitian tindakan tersebut menunjukkan
Hakikat Keterampilan Speaking
bahwa telah tumbuh keberanian bertanya
dan mengemukakan gagasan siswa, Ralp dalam Supriyanto (2001:5) menga-
hal tersebut dapat dibuktikan adanya takan bahwa berbicara adalah sesuatu yang
peningkatan persentase hasil penelitian yaitu bisa dipakai oleh manusia untuk bertukar
dari keberanian bertanya 30% pada siklus I pikiran, informasi maupun pencarian solusi
menjadi 45,3% pada siklus II,50% pada siklus terhadap sesuatu permasalahan bersama-
III dan pada siklus IV menjadi 50% dan dari sama, Speech is what usually used when
mengemukakan gagasan 30% pada siklus I, human being exchange ideas and information
25,4% siklus II, 30,1% pada siklus III, dan and solve the problem cooperative.
menjadi 60,2% pada siklus IV. Persamaan Di dalam kurikulun berbasis kompetensi
penelitian ini sama-sama menfokuskan pada (2004:2) dikatakan bahwa berbicara
keterampilan berbicara (speaking) sedangkan sebagai salah satu keterampilan bahasa
perbedaannya bahwa penelitian ini dilakukan tidak dapat berdiri sendiri, karena dari
dengan setting lokasi, tempat, dan waktu keempat keterampilan berbahasa (listening,
yang berbeda. Hasil penelitian tindakan speaking, reading, dan writing) merupakan
kelas yang dilakukan oleh Zaida tahun satu kesatuan yang utuh, ditambah lagi
2010 yang berjudul “Upaya Meningkatkan penguasaan kosa kata dan kemampuan
Kompetensi Mendeskripsikan Orang secara untuk memahami maksud pembicaraan.
Lisan melalui Strategi Permainan dan Senada dengan pendapat diatas Mora
Alat Peraga Wayang Bingo pada Siswa (2010) menyatakan bahwa komunikatif
Kelas VIII SMP Negeri 8 Semarang Tahun adalah pertukaran antara orang-orang,
Pelajaran 2009/2010”. Dari hasil penelitian pengetahuan, informasi, ide, pendapat,
diatas penulis menyimpulkan bahwa perasaan sehingga harus menjadi gagasan
penerapan strategi dan media wayang bingo konsep dan mengikuti, dari apa yang mereka
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam akan katakan. Menurut pendapatSolahudin
berperan serta berbicara mendeskripsikan (2010:42) dalam bukunya yang berjudul
orang, kompetensi berbicara siswa quantum speaking mengatakan bahwa
terutama untuk mendeskripsikan seseorang, belajar speaking dibutuhkan suasana yang
mengalami peningkatan yang cukup nyaman dan menyenangkan sehingga
signifikan. Hal tersebut dapat dibuktikan merangsang siswa berani berbicara.
dengan adanya peningkatan hasil ulangan
Sumber lain di internet (2012)
harian, persentase sebelum penerapan
mengatakan manusia adalah makhluk
kegiatan 50% menjadi 75% pada siklus I,
sosial. Manusia baru akan menjadi manusia,
dan menjadi 92,5% pada siklus II.
bila ia hidup dalam lingkungan manusia.
Penelitian yang sedang penulis lakukan Mereka selalu hidup berkelompok mulai dari
68 Parmono, Peningkatan Keterampilan Speaking Materi Descriptive

kelompok kecil, misalnya keluarga, sampai dan mendeskripsikan benda, hewan, atau
kelompok yang besar seperti organisasi manusia yang khusus (sesuatu benda
sosial. Dalam setiap kelompok itu mereka tertentu, hewan peliharaan kita atau
berinteraksi. Interaksi antarwarga kelompok seseorang secara khusus).
ditopang dan didukung oleh alat komunikasi
Dari pendapat-pendapat diatas dapat
vital yang mereka miliki dan pahami bersama,
penulis simpulkan bahwa teks descriptive
yakni bahasa.
merupakan teks yang bertujuan untuk
Dari berbagai batasan-batasan diatas menggambarkan atau mendeskripsikan,
dapat disimpulkan bahwa keterampilan memberikan informasi akan benda, hewan,
speaking atau berbicara adalah cara yang atau manusia secara khusus.
digunakan untuk menyampaikan atau
tukar menukar informasi, pengetahuan, Pengertian Media
ide, gagasan, pendapat, perasaan yang Heinich dan kawan-kawan dalam
membutuhkan suasana yang nyaman dan Surtikanti dan Hartini (2009:3) menge-
menyenangkan yang didalam penerapannya mukakan istilah medium sebagai perantara
merupakan satu kesatuan yang utuh dengan yang mengantar informasi antara sumber
keterampilan lain. dan penerima, jadi televisi, film, photo, radio,
rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,
Teks Descriptive bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya
Yusak (2004:9) mengatakan bahwa adalah media komunikasi. Jadi, menurut
“the social function of description is to pengertian ini media bisa berupa perangkat
describe a particular person, place, or lunak (software) maupun perangkat
thing, tujuan dari teks description” adalah keras (hardware) yang bisa dijadikan alat
untuk mendeskripsikan orang, tempat, atau komunikasi.
sesuatu secara khusus. Dari definisi diatas
Association of Education and
berarti berbagai benda, orang, hewan,
Communication Technology (AECT) dalam
atau apa saja secara khusus bisa dijadikan
Listiyani (2010:14) memberikan pengertian
sebagai sumber untuk menjelaskan teks
tentang media sebagai segala bentuk dan
description. Sejalan dengan definisi di atas,
saluran yang digunakan untuk menyam-
Djauhari (2007:20-24) menyatakan bahwa
paikan pesan dan informasi. Dari pendapat
tujuan dari teks descriptive adalah untuk
di atas berarti pengertian media sangatlah
menggambarkan seseorang, sesuatu, atau
luas yang terpenting dapat digunakan
suatu tempat, teks ini meng-highlight satu
untuk memperlancar atau mempermudah
orang, benda, tempat atau binatang secara
pencapaian tujuan pembelajaran. Ditam-
khusus. Teks description memiliki struktur:
bahkan oleh Murtini (2011:97-104), bahwa
Identification, yaitu pengenalan subjek atau
fungsi media pembelajaran adalah untuk
hal yang akan dideskripsikan. Description,
mengatasi hambatan proses komunikasi,
yaitu penginformasian ciri-ciri subjek misalnya
sikap pasif siswa dalam belajar, dan
sifat-sifat psikologis, perilaku, tampilan fisik.
mengatasi keterbatasan fisik kelas.
Dalam teks description sering menggunakan
unsur kebahasaan tertentu, misalnya: (a) Media Realia
Kata benda yang spesifik, my father, my Surtikanti dan Hartini (2009:18) menga-
dog, my school; (b) simple present tense, takan bahwa media realia adalah merupakan
keadaan yang terjadi secara terus menerus; alat bantu visual dalam pendidikan yang
(c) noun phrase, kelompok kata benda, an memberikan pengalaman langsung (direct
intelligent tall student, a very beautiful cat, an experience) kepada siswa. Realia ini
expensive car: (c) berbagai jenis adjective merupakan objek nyata dari suatu benda
(kata sifat) yang bersifat describing. seperti mata uang, tumbuhan, binatang, dan
Dijelaskan lagi oleh Zaida (2011:77- sebagainya. Dengan kata lain, media realia
84), bahwa pada dasarnya tujuan teks benda apapun yang nyata ada di sekitar
descriptive adalah untuk memberi informasi kita.
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 4 Nomor 16, Desember 2012 69

Selaras dengan pendapat di atas, Hipotesis Tindakan


Indriana (2011:46-48) mengatakan bahwa Berdasarkan landasan teoretis
media realia adalah benda nyata dimana dan kerangka berpikir di atas, maka
benda tersebut tidak harus dihadirkan di hipotesis tindakan pada penelitian ini
ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat adalah pembelajaran materi descriptive
langsung ke obyek. Kelebihan dari media dengan pemanfaatan media realia dapat
realia ini adalah dapat memberikan penga- meningkatkan keterampilan speaking
laman nyata kepada siswa. Misal untuk peserta didik kelas X.A SMA N 1 Bulu
mempelajari keanekaragaman makhluk Sukoharjo serta akan terjadi perubahan
hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, perilaku peserta didik ke arah yang positif.
dan organ tanaman.
Berbagai definisi atau batasan-batasan
yang diberikan para ahli, ada persamaan- METODE PENELITIAN
persamaan yang dapat dikombinasikan Penelitian ini penulis lakukan pada saat
bahwa media realia adalah alat bantu visual pembelajaran speaking dalam monolog
yang berupa objek nyata dari suatu benda, berbentuk descriptive,di kelas X.A SMA N
hewan, tumbuhan, dan manusia yang dapat 1 Bulu Sukoharjo yang berjumlah 36 siswa
digunakan untuk menyalurkan atau pengantar terdiri dari 10 siswa putra dan 26 siswa
informasi atau pesan dari pengirim (sumber) putri pada semester genap tahun pelajaran
ke penerima sebagai perantara, sehingga 2011/2012, alasan penulis melakukan
dapat merangsang pikiran, perasaan, penelitian di kelas ini adalah karena tingkat
perhatian, dan minat peserta didik dalam penguasaan speaking pada teks descriptive
proses pembelajaran yang pada akhirnya kelas tersebut sangat rendah, khususnya
hasil pembelajaran lebih bermakna. ketika mereka harus mendeskripsikan suatu
benda secara lisan di depan kelas. Oleh
Kerangka Berpikir karena itu, sebagai subjek penelitian disini
Berbagai model pembelajaran bahasa adalah keterampilan speaking peserta didik
Inggris yang diterapkan di sekolah tidak kelas X.A SMA N 1 Bulu Sukoharjo.
dapat dipisahkan dari keempat keterampilan
berbahasa, yaitu listening, speaking, reading, Desain penelitian pada penelitian ini
dan writing, yang keempat keterampilan penulis laksanakan dalam 2 siklus, masing-
berbahasa tersebut sering diintegrasikan masing siklus ada empat tahapan yaitu
dalam proses pembelajaran. perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Pada penelitian ini penulis
Kenyataan di lapangan menunjukkan menggunakan teknik pengumpulan data
bahwa para peserta didik SMA Negeri 1 wawancara, observasi atau pengamatan,
Bulu kabupaten Sukoharjo masih sangat dan pemberian kuesioner sebelum dan
sulit untuk berkomunikasi secara lisan sesudah tindakan.
dengan menggunakan bahasa Inggris,
sementara tuntutan kurikulum Depdiknas Analisis validasi data pada penelitian
2006 mensuratkan pesan pembelajaran ini melibatkan kolaborator dalam kegiatan
berbasis pada genre (genre-based wawancara, disamping oleh peneliti sendiri,
learning) yang salah satunya adalah teks pada validasi pengamatan penulis melibatkan
descriptive, yang didalam pembelajarannya orang yang ahli, untuk mengetahui apakah
harus memaparkan atau mendeskripsikan lembar pengamatan telah mewakili data
sesuatu, seseorang, atau seekor binatang yang akan diambil, dan validasi kuesioner
secara lisan. Namun, karena kemampuan dilakukan dua kali yaitu sebelum dan
atau keterampilan berbicara dalam bahasa sesudah tindakan.
Inggris para peserta didik masih sangat Fokus penelitian ini adalah peserta didik
rendah, maka diperlukan media realia kelas X.A SMA N 1 Bulu sukoharjo pada
yang dapat membantu peserta didik dalam semester genap tahun pelajaran 2011/2012,
meningkatkan keterampilan speaking. dengan indikator yang diteliti, peningkatan
70 Parmono, Peningkatan Keterampilan Speaking Materi Descriptive

keterampilan speaking, dengan jenis data Siklus I


kualitatif. Berdasar pada teknik pengumpulan Proses Pembelajaran Speaking
data diatas, maka penulis menggunakan
instrumen pedoman wawancara, lembar Proses pembelajaran speaking pada
pengamatan, kuesioner, dan lembar kerja materi descriptive dengan bantuan media
peserta didik. realia dilaksanakan tiga tahap. Kegiatan
belajar mengajar tahap pertama diawali pra
Indikator keberhasilan dari pemanfaatan pendahuluan dengan salam dan mengecek
media realia dalam peningkatan keteram- jumlah kehadiran peserta didik, guru
pilan speaking materi descriptive ini adalah mengkondisikan kelas kemudian dilanjutkan
sebagai berikut: a) hasil wawancara pada tahap building knowledge of the
menunjukkan bahwa lebih dari 75% peserta field (BKOF) yaitu pengenalan pada topik
didik merasa senang dan merasa terbantu yang akan dibahas, pada tahap ini penulis
dengan pemanfaatan media realia untuk menggunakan metode communicative
meningkatkan keterampilan speaking materi language teaching dengan diawali memper-
descriptive; b) berdasarkan pengamatan kenalkan kalimat-kalimat pertanyaan seder-
lebih dari75% peserta didik mampu hana secara lisan yang mengarah ke
mendeskripsikan sesuatu dengan bantuan teks descriptive misalnya “what is this ?”,
media realia secara lisan; dan c) peserta “what is the colour?”, “what is the shape?”,
didik mempunyai perasaan senang dan dan sebagainya. Dengan demikian, akan
pikiran yang positif terhadap penelitian ini terbentuk tanya jawab dengan kata sifat, kata
dengan rerata hasil kuestioner diatas 7,5 benda dan penggabungan keduanya yang
Alat pengumpulan data pada penelitian nanti kata-kata tersebut akan digunakan
ini berupa: instrumen sebelum dan sesudah untuk mendeskripsikan atau memaparkan
tindakan, lembar pengamatan, pedoman ciri-ciri pada media realia yang akan dipakai.
wawancara, dan lembar kerja peserta didik. Apalagi pada tahap ini peserta didik cukup
antusais mengikuti pembelajaran, namun
ada beberapa yang masih terlihat berbicara
HASIL PENELITIAN sendiri namun setelah dipancing dengan
DAN PEMBAHASANNYA beberapa pertanyaan akhirnya peserta
Hasil Penelitian didik tersebut mau memperhatikan, dengan
Kondisi awal peserta didik kelas X.A modal respon yang positif dari peserta
SMA N 1 Bulu Sukoharjo semester genap didik tersebut menjadi modal yang baik
tahun pelajaran 2011/2012 adalah rendahnya untuk proses pembelajaran. Pada kegiatan
keterampilan berbicara dalam bahasa pembelajaran ini peserta didik menemukan
Inggris, dikarenakan kurang seringnya atau melontarkan kata-kata yang akan
penerapan speaking dalam pembelajaran digunakan untuk mendeskripsikan benda,
dan masih jarangnya pemanfaatan media binatang, atau orang sebagai media
pembelajaran. Dari hasil pengamatan dan realia yang akan membantu dalam proses
penelitian pra siklus menunjukkan bahwa pembelajaran speaking, sehingga guru
nilai rata-rata peserta didik masih dalam harus rajin membantu, mengarahkan,dan
kategori kurang, yaitu sebesar 58,00. Peserta menggali kata-kata yang tepat.
didik yang memperoleh nilai dalam kategori Peningkatan Keterampilan Speaking
kurang sebanyak 25 orang atau 69,44%
dalam interval nilai 0-59 sedangkan peserta Dari tabel 1 menunjukkan hasil tes siklus
didik yang termasuk dalam kategori cukup I mengalami peningkatan disbanding pra
dalam interval 60-74 adalah 11 orang atau siklus. Peserta didik sudah mulai berbicara
sebesar 30,56% dan tidak satupun peserta dengan pronunciation atau pengucapan
didik yang masuk dalam kategori baik dan tentang kata-kata yang jelas, content atau isi
amat baik atau sebesar 0%. dari pokok media yang dideskripsikan sudah
mengarah ke topik, diction atau pemilihan
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 4 Nomor 16, Desember 2012 71

Tabel 1. Hasil Tes Speaking Materi Descriptive dengan Media Realia pada Siklus I

Bobot Persentase Nilai Ketuntasan


Kategori Interval F
Skor (%) Rata-rata (%)

Amat baik 85-100 2 150 5,56


2499/36=
Baik 75-84 16 1281 44,44 69,42 18/36X100=
Cukup 60-74 14 852 38,89 (kategori 50 %
cukup
Kurang 0-59 4 216 11,11
Jumlah 36 2499 100 69.42 50,00

kata yang berkaitan dengan media yang 69,42 yang masih belum memenuhi batas
dideskripsikan sudah tepat, dan fluency atau ketuntasan yang ditentukan oleh peneliti,
kelancaran yang kedengaran sudah bagus. yaitu 75. Peserta didik yang memperoleh
nilai di atas 75 atau yang termasuk tuntas
Perubahan Perilaku
sebanyak 18 peserta didik, sedangkan 18
Hasil perilaku peserta didik pada siklus peserta didik lainnya masih belum tuntas.
I dilihat dari aspek keaktifan sebagian besar
peserta didik dengan antusias dan penuh Berdasarkan analisis hasil tes speaking
perhatian memperhatikan ketika guru sedang materi descriptive menunjukkan bahwa
menjelaskan dan memberikan contoh pada kelemahan pesera didik terletak pada
pembelajaran speaking materi descriptive unsur-unsur seperti diction, pronunciation,
dengan bantuan media realia. Pada aspek fluency, dan content, yang tersebut dapat
kedisiplinan, peserta didik kelas X.A SMA N dijadikan sebagai acuan pelaksanaan siklus
1 Bulu cukup bagus. Pembelajaran dapat berikutnya. Namun, peserta didik harus
dimulai dengan awal dan lancar karena guru banyak berlatih dan guru juga harus sering
tidak lagi menunggu peserta didik yang ada di memotivasi peserta didik untuk berani dan
kamar mandi atau kantin, buku paket, kamus sering berbicara dalam bahasaI Inggris.
dan catatan selalu dipersiapkan, peserta Siklus II
didik juga memperlihatkan kejujuran pada
saat diberi tugas untuk membawa media Proses Pembelajaran Speaking
dari rumah dan memaparkan, namun juga Berdasarkan refleksi siklus I yang
masih ada dua peserta didik yng berpura- dijadikan acuan pada pelaksanaan siklus II,
pura ketinggalan di rumah. Kepercayaan penulis memulai menyusun RPP yang rinci
diri sendiri dapat diamati pada saat peserta dan mencakup seluruh unsur dan tahap
didik mempresentasikan hasil diskusi pelaksanaan siklus II. Langkah selanjutnya
kelompoknya ke kelompok lain dan juga penulis mempersiapkan beberapa sampel
pada saat mendeskripsikan media realia di pakaian sebagai media realia. Secara
depan kelas yang hasilnya cukup lumayan acak peserta didik mengambil salah satu
namun perlu ditingkatkan.Kerja Sama dan media realia yang dijadikan bahan tanya
Berbagipun juga harus ditingkatkan pada jawab dengan peserta didik lain. Tahap
siklus II. berikutnya peserta didik diberi teks rumpang
sambil mendengarkan monolog yang
Refleksi Siklus I diperdengarkan peserta didik melengkapi
Refleksi siklus I dilaksanakan berda- teks rumpang tersebut dan selanjutnya
sarkan hasil tes dan hasil nontes pembela- didiskusikan dalam kelompok kecil. Masing-
jaran speaking materi descriptive dengan masing kelompok mendeskripsikan hasil
bantuan media realia yang telah terlaksana karyanya, selanjutnya pada pertemuan
pada siklus I. Hasil tes menunjukkan bahwa berikutnya peserta didik sudah siap
target penelitian belum tercapai. Hal tersebut mendeskripsikan jenis pakaian yang sudah
dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas sebesar mereka siapkan dari rumah secara mandiri.
72 Parmono, Peningkatan Keterampilan Speaking Materi Descriptive

Pada tahap ini dilakukan pengambilan nilai. dan juga pada saat mendeskripsikan media
realia di depan kelas yang hasilnya sudah
Peningkatan Keterampilan Speaking cukup bagus. Kerja Sama dan Berbagi
Hasil tes speaking pada siklus II sudah sangat baik, terlihat dari pemantauan
menunjukkan peningkatan dari hasil tes saat diskusi dalam kelompok.
pada siklus I. Peserta didik sudah berbicara
dengan pronunciation atau pengucapan Refleksi Siklus II
dengan jelas, content atau isi dari pokok Refleksi hasil pembelajaran speaking
media yang dideskripsikan sudah mengarah materi descriptive dengan bantuan media
ke topik, diction atau pemilihan kata yang realia pada siklus II, munculnya semangat
berkaitan dengan media yang dideskripsikan berbicara dalam bahasa Inggris yang diiringi
sudah tepat, dan fluency atau kelancaran dengan meningkatnya kualitas pembicaraan.
sudahbagus.Hasil tes speaking pada siklus Hal ini terbukti adanya peningkatan rata-
II dijelaskan pada tabel 2. Berdasarkan tabel rata nilai menjadi 78,97 dengan angka
2 tersebut dapat dijelaskan bahwa rata- peningkatan sebesar 9,55 atau 13,76%.
rata keterampilan berbicara peserta didik Dengan kata lain pemanfaatan media realia
meningkat dari kategori cukup pada siklus I dapat meningkatkan keterampilan speaking
menjadi kategori baik pada siklus II dengan materi descriptive.
Perubahan Perilaku Pembahasan
Dilihat dari aspek keaktifan hampir Proses pembelajaran speaking materi
semua peserta didik dengan antusias dan descriptive dengan bantuan media realia
penuh perhatian memperhatikan ketika guru dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus I dan
sedang, menerangkan dan memberikan siklus II, masing-masing siklus terdiri atas
contoh pada pembelajaran speaking materi tiga pertemuan. Setiap pertemuan terdiri
descriptive dengan bantuan media realia, atas pre-teaching, while teaching, dan post-
Pada aspek kedisiplinan, peserta didik kelas teaching. Karena pembelajaran bahasa
X.A SMA N 1 Bulu sudah sangat bagus, Inggris menurut kurikulum KTSP genre
pembelajaran dapat dimulai dengan awal based learning, maka urutan pembelajaran
dan lancar karena guru tidak lagi menunggu tahap inti dimulai dengan Building knowledge
peserta didik yang ada di kamar mandi of the field (BKOF), Modelling of the text
atau kantin, buku paket, kamus dan catatan (MOT), Joint construction of the text (JCOT),
selalu dipersiapkan, sebagian besar peserta dan Independent Cunstruction of the text
didik sudah memperlihatkan kejujuran pada (ICOT). Pembelajaran pada siklus I dan
saat diberi tugas untuk membawa media siklus II menggunakan urutan yang sama
dari rumah dan memaparkan, tidak ada lagi namun tentu saja tidak sama persis karena
yang berpura-pura ketinggalan di rumah. pada siklus II sudah ada perbaikan dari hasil
Kepercayaan pada diri sendiri dapat diamati refleksi pada siklus I, sehingga hasil siklus II
pada saat peserta didik mempresentasikan lebih maksimal.
hasil diskusi kelompoknya ke kelompok lain

Tabel 2. Hasil Tes Speaking Materi Descriptive dengan Media Realia pada Siklus II
Kategori Interval F Bobot Persentase Nilai Ketuntasan
Skor (%) Rata-rata (%)
Amat baik 85-100 12 1,035 33,33 2843/36= 33/36X100=
Baik 75-84 21 1,605 58,33 78,97 91,67 %
(kategori
Cukup 60-74 3 203 8,33 baik)
Kurang 0-59
Jumlah 36 2,843 100 78,97 91,67
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 4 Nomor 16, Desember 2012 73

Pada tahap pre-teaching atau tahap of the field (ICOT) yaitu peserta didik diberi
pendahuluan siklus I, guru mengadakan tugas mencari media realia di rumah masing-
pengkondisian kelas dan apersepsi dengan masing, berlatih dan mendiskripsikan media
mengajukan beberapa pertanyaan kepada tersebut. Kegiatan inti pada pertemuan
peserta didik mengenai pembelajaran yang ketiga pada siklus I ini, peserta didik
materi descriptive yang dikaitkan dengan akan mendeskripsikan media realia yang
keterampilan speaking, dan sampai di mana secara bebas mereka persiapkan dari ruma,
peserta didik mengenal dan menggunakan hasil pengamatan menunjukkan mereka
media realia. Berdasarkan pengamatan membawa bermacam-macam media
peserta didik sudah memberikan respons seperti radio, jam tangan, boneka, pesawat
yang bagus terhadap pertanyaan guru, mainan, mobil mainan, dan lain-lain. Pada
namun masih ada beberapa peserta didik tahap ini para peserta didik sudah dapat
yang asik berbincang-bincang dengan teman mendeskripsikan secara lisan media realia
lain. Namun, pada tahap pendahuluan siklus yang mereka persiapkan dari rumah.
II, peserta didik sudah memberikan perhatian
penuh kepada guru sehingga memudahkan Berdasarkan uraian di atas dapat
guru dalam mengkondisikan kelas. disimpulkan bahwa pembelajaran speraking
pada materi descriptive dengan bantuan
Pada tahap inti siklus I memasuki media realia pada siklus I sudah berlangsung
tahap Modelling of the text (MOT) yaitu lumayan baik, dan pada siklus II kegiatan
memberikan suatu model sebagai contoh tersebut sudah berlangsung dengan sangat
dengan memperdengarkan sebuah monolog baik.
dengan menggunakan audio tentang
deskripsi seekor burung Beo dan secara Peningkatan Keterampilan Speaking
visual dipertontonkan di depan para peserta Hasil pencapaian rata-rata nilai
didik. Berdasarkan catatan harian guru, keterampilan speaking peserta didik
selama proses tersebut hanya ada beberapa pada siklus I adalah 69,42 dan berada
peserta didik yang berani aktif, berkomentar, pada kategori cukup. Pencapaian nilai
atau berpendapat. Namun, hal itu berbeda tersebut belum maksimal meskipun sudah
pada siklus II. Pada siklus II hampir semua menunjukkan peningkatan dari pra siklus.
peserta didik aktif bertanya jawab. Hal tersebut disebabkab peserta didik belum
Tahap berikutnya memasuki tahap joint terbiasa dengan model pembelajaran dan
construction of the field (JCOT) dimana penggunaan media realia.
mereka harus bekerja dalam kelompoknya Namun setelah guru merefleksi
dengan cara tiap kelompok diberi media realia kekurangan-kekurangan pada siklus I
yang berbeda-beda dan mendiskusikan akan dan melakukan perbaikan pada siklus II,
deskripsi dari media yang dimiliki kelompok nilai rata-rata peserta didik mengalami
tersebut secara lisan. Hasil diskusi disusun peningkatan menjadi rata-rata 78,97 dengan
dalam bahasa yang runtun. Selanjutnya angka peningkatan sebesar 9,55 dengan
salah satu anggota pergi ke kelompok lain persentase peningkatan sebesar 13,76%.
dan mempresentasikan hasil deskripsi Pada siklus II, nilai rata-rata setiap aspek
dari media yang sudah didiskusikan sudah mencapai kategori baik dan sangat
dikelompoknya tersebut. Berdasarkan baik. Sebagian besar sudah berani berbicara
pengamatan sebagian besar kelompok dalam bahasa Inggris dengan bantuan media
sudah melaksanakan diskusi dengan baik, realia.
walaupun tentu saja ada beberapa peserta
Berdasarkan perbandingan hasil rata-
didik yang kurang aktif, namun pada siklus
rata nilai tes tersebut dapat disimpulkan
II semua peserta didik sudah menunjukkan
bahwa model pembelajaran dengan
keaktifan dan melaksanakan tugasnya
bantuan media realia dapat meningkatkan
dalam diskusi.
keterampilan speaking peserta didik dalam
Pada tahap berikutnya peserta didik memahami materi descriptive.
memasuki tahap Independent construction
74 Parmono, Peningkatan Keterampilan Speaking Materi Descriptive

Perubahan Perilaku Peserta Didik I peneliti menggunakan media realia animal


Peningkatan keterampilan speaking dan pada siklus II menfokuskan pada media
materi descriptive dengan bantuan media clothes. Pelaksanaan proses pembelajaran
realia disertai pula dengan perubahan pada siklus I sudah berlangsung dengan
perilaku peserta didik siklus I dan siklus II. baik namun masih ditemukan beberapa
Dari hasil catatan harian guru, catatan harian kelemahan, dan berdasarkan refleksi siklus
peserta didik, wawancara, dan dokumen foto I, maka peneliti melakukan perbaikan
pada sikuls I menunjukkan bahwa masih ada pada pelaksanaan pembelajaran siklus
sebagian peserta didik yang menunjukkan II sehingga pembelajaran pada siklus II
perilaku negatif. Perilaku-perilaku negatif sudah berlangsung dengan sangat baik; (2)
tersebut antara lain berbicara sendiri atau keterampilan speaking materi descriptive
kurang memperhatikan saat guru sedang dengan bantuan media realia pada peserta
menerangkan, mondar-mandir sesana didik kelas X.A SMA N 1 Bulu Sukoharjo,
kemari, berbohong saat ketahuan tidak mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-
membawa media realia dari rumah seperti rata peserta didik sebelum diberi tindakan
yang sudah disepakati, malu-malu atau adalah 58,00 dan berada dalam kategori
kurang percaya diri saat mendeskripsikan kurang. Pada siklus I, nilai rata-rata peserta
media di kelas, bahkan kurang peduli dalam didik 69,42 dalam kategori cukup, dan nilai
kerja kelompok. rata-rata pada siklus II 78,42 berarti berada
dalam kategori baik. Peningkatan nilai rata-
Pada sikuls II perilaku peserta didik rata tersebut membuktikan keberhasilan
mengalami perubahan yang signifikan. pembelajaran speaking materi descriptive
Peserta didik sudah berkonsentrasi dan dengan bantuan media realia; dan (3)
memberikan perhatian saat guru sedang perilaku peserta didik kelas X.A SMA N
menerangkan, peserta didik yang berbicara 1 Bulu Sukoharjo setelah melaksanakan
atau bercanda dengan teman pada saat pembelajaran speaking materi descriptive
pelajaran sudah berkurang, keaktifan dan dengan bantuan media realia, mengalami
kedisplinan dalam kegitan diskusi kelompok perubahan kearah positif. Perubahan
sudah meningkat, peserta didik sudah perilaku peserta didik tersebut tercakup
lebih displin dalam menyelesaikan dan dalam lima karakter penting yaitu, keaktifan,
mengumpulkan tugas, serta jujur pada saat kedisiplinan, kejujuran, kepercayaan diri,
membawa atau menggunakan media realia, dan kerjasama peserta didik. Perubahan
rasa percaya diripun juga sudah mantap. peserta didik dibuktikan dengan hasil data
Dengan kata lain telah terjadi perubahan nontes yang berupa catatan perilaku peserta
peri laku negatif menjadi peri laku yang lebih didik, catatan harian guru, catatan harian
baik. peserta didik, wawancara, dan dokumen
foto. Berdasarkan hasil data non tes pada
siklus I masih ditemukan sebagian peserta
PENUTUP didik yang berlaku kurang baik, kurangnya
Simpulan perhatian saat guru sedang menerangkan,
Simpulan berdasarkan hasil penelitian kurang disiplin saat berdiskusi maupun
keterampilan speaking materi descriptive mengumpulkan tugas, kurangnya kejujuran
dengan bantuan media realia adalah: (1) saat diminta mengumpulkan media dari
proses pembelajaran speaking materi rumah, kurangnya kekompakkan kerja sama
descriptive dengan bantuan media realia dalam kelompok diskusi. Namun, pada
pada siklus I dan siklus II berlangsung melalui siklus II peserta didik sudah mengalami
tahap tahap yang sama, yaitu masing-masing perubahan kearah yang lebih positif, lebih
menerapkan tiga kali pertemuan, dengan aktif dalam pembelajaran, lebih disiplin
metode pembelajaran yang digunakan pada dalan melaksanakan tugas, lebih jujur saat
siklus I dan siklus II sama, namun media membawa tugas media realia dari rumah,
realia yang digunakan berbeda, pada siklus lebih kompak dan mampu bekerja sama
serta berbagi dengan temannya.
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 4 Nomor 16, Desember 2012 75

Saran Murtini, S. 2011. “Upaya Meningkatkan Minat


Berdasarkan simpulan pada penelitian Belajar Siswa pada Pembelajaran
tersebut, maka saran yang diberikan oleh Out Door Activity melalui Permainan
peneliti adalah sebagai berikut: (1) guru Tradisional Hadang di Kelas XII
Bahasa Inggris disarankan menggunakan IPA 1 SMA Negeri 1 Pekalongan
model pembelajaran speaking materi Tahun Pelajaran 2009/2010”: Jurnal
descriptive dengan bantuan media realia. Pedagogik. Volume 5, Nomor 1, Januari
Karena model pembelajaran ini terbukti dapat 2011:97-104.
meningkatkan speaking skill, kreativitas, dan
Solahudin, M. 2010. Quantum Speaking.
membangun karakter yang aktif, disiplin,
Yogyakarta: Citra Media.
jujur, kompak, dan saling berbagi pada
peserta didik; (2) model pembelajaran ini Supriyanto, Maman. 2001. “Usaha
merupakan model yang sangat efektif dan Meningkatkan Keterampilan Berbicara
efisien karena dapat diterapkan diberbagai melalui Penumbuhan Keberanian
kondisi lingkungan yang berbeda-beda; dan Bertanya dan Mengemukakan Gagasan
(3) para peneliti khususnya di bidang bahasa dalam Bahasa Inggris pada Siswa
Inggris dapat melakukan penelitian lanjutan Kelas 1.1 SMA Negeri 1 Tawangsari”:
berkaitan dengan keterampilan speaking Laporan penelitian.
dengan bantuan media realia, sehingga
hasil penelitian ini dapat dijadikan inspirasi Surtikanthi & Sri Hartini. 2009. Media
dan rujukan untuk menghasilkan penelitian- Pembelajaran dan Evaluasi. Surakarta:
penelitian yang lebih berkualitas. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yusak, Muchlas. 2004. A Brief Introduction
to Genre. Semarang: LPMP
DAFTAR PUSTAKA JawaTengah.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi
kurikulum 2004. Jakarta: Balitbang Zaida, Nur. 2011. “Upaya Peningkatan Kom-
Depdiknas. petensi Mendeskripsikan Orang Secara
Lisan melalui Strategi Permainan dan
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Alat Peraga Wayang Bingo pada Siswa
Kompetensi Dasar Bahasa Inggris Kelas VIII SMP Negeri 8 Semarang
untuk Sekolah Menengah Atas dan Tahun Pelajaran 20009/2010”. Jurnal
Madrasah Aliyah Negeri. Jakarta: Pedagogik. Volume 5, Nomor 1, Januari
Depdiknas. 2011:77-84.
Djauharie, Otong Setiawan. 2007. Genre.
Bandung: CV. Yrama Widya.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu
Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA
Press.
Listiyani, Dwi Ari. 2011. “Pemanfaatan
Media Power Point dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Sejarah Siswa Kelas XI IPS-2 SMA
N 1 Bulu Sukoharjo Tahun Pelajaran
2010/2011”. Laporan penelitian.
Mora, Minda. 2010. “Teaching Speaking”.
http//www.scribd.com.2735/ teaching
speaking in class room: diunduh
tanggal 1 Maret 2012.
76 Parmono, Peningkatan Keterampilan Speaking Materi Descriptive

Anda mungkin juga menyukai