Anda di halaman 1dari 6

JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL

JESA Agustus 2019 Vol. 3 No. 2

PEMBELAJARAN SPEAKING DENGAN METODE ROLE PLAY


MENGGUNAKAN TEKS BERBENTUK NARRATIVE
PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PASEH

Oo Fahturrohman
Guru Bahasa Inggris

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh (1) format RPP metode role play untuk peningkatan
kemampuan speaking siswa dalam teks berbentuk narrative, (2) bentuk pelaksanaan pembelajaran
speaking dengan metode role play dalam teks berbentuk narrative, (3) sistem evaluasi untuk
pembelajaran speaking dalam teks berbentuk narrative dengan metode role play, dan (4) peningkatan
keterampilan speaking siswa dalam teks berbentuk narrative menggunakan metode role play yang tepat.
Penelitian ini menggunakan model PTK yang terbagi menjadi tiga siklus pada siswa kelas IX.A dan IX.B
SMPN 1 Paseh. Siklus I dengan media naskah cerita berbentuk fable, siklus II dengan media naskah cerita
berbentuk fairy tales, dan siklus III dengan media naskah cerita berbentuk bebas. Instrumen penelitian
berupa pedoman penskoran aspek speaking dan panduan observasi.Berdasarkan hasil yang diperoleh
dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Sintak RPP yang dirancang metode role play meliputi tiga
tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut, (2) pelaksanaan pembelajaran dengan metode role
play yang baik memerlukan peran aktif guru yang meliputi penyiapan pembelajaran, pengorganisasian
materi teks narrative dengan metode role play yang menggunakan media naskah cerita fabel, fairy tales,
dan teks narrative bebas sampai penilaian hasil belajar, serta peran aktif siswa dalam mengemukakan
pendapat, menjawab dan mengajukan pertanyaan, berlatih bermain peran dengan melafalkan dan
menggunakan kata dan tense yang benar, (3) sistem evaluasi dengan Pedoman Penskoran Aspek
Speaking pada Teks Narrative dengan Menggunakan Metode Role Play, dan (4) keterampilan siswa
dalam berbicara pada teks berbentuk narrative dengan menggunakan metode role play meningkat, yakni
pada siklus I sebesar 58%, pada siklus II sebesar 74,5%, dan pada siklus III sebesar 86,5%.

Kata Kunci: metode role play, speaking, teks narrative


kompetensi yang dimiliki serta ala- san
1. Pendahuluan praktikal lainnya seperti meme- nuhi syarat
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 administrasi (Selvianti, 2013: 2). passive
Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk English bukan active English sehingga hal ini
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, masih kurang menan- tang siswa untuk lebih
dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus menggali ke- mampuan sesuai dengan learner’s
untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam needs seperti tersebut diatas. Pembe- lajaran
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap bahasa Inggris seharusnya mencakup
guru pada satuan pendidikan berkewajiban pengetahuan dan ketera- mpilan bahasa Inggris
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk menun- jang kemampuan siswa dalam
(RPP) secara lengkap dan sistematis agar berkomunikasi.
pembelajaran berlangsung seca- ra interaktif, Berdasarkan hasil wawancara antara
inspiratif, menyenang- kan, menantang, peneliti dengan siswa serta hasil pengamatan,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, ditemukan bahwa selama proses pembelajaran
serta mem-berikan ruang yang cukup bagi pra- siswa sangat pasif dan banyak mengeluh karena
karsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan munculnya rasa tidak percaya diri, selain karena
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta kurangnya penguasaan kata, pelafalan kata, dan
psikologis siswa. Namun pada kenyataan yang penguasaan tata bahasa yang mereka miliki,
banyak terjadi di lapangan, hal ini belum kesempatan yang diberikan pun tidak
dilaksanakan sepenuhnya oleh sebagian besar memberikan mereka ruang gerak un- tuk bisa
guru mata pelajaran bahasa Inggris di beberapa mengeksplorasi kemampuan mereka sehingga
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan (MTS). pada akhirnya me- reka mengalami banyak
Guru cenderung lebih memilih mengunduh RPP kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
yang banyak tersebar di internet atau memilih Materi pembelajaran bahasa Inggris di
cara termudah yakni copy paste dari RPP yang SMP relatif sama dengan materi bahasa Inggris ,
sudah ada sebe- lumnya, tanpa memperhatikan selain itu materi bahasa Inggris yang diberikan
kesesuaian unsur-unsur yang telah dise- butkan masih bersifat Role play adalah simulasi
sebelumnya dengan karakter siswa di satuan tingkah laku dari orang yang diperankan, yang
pendidikan masing- masing. Hal ini dilakukan bertujuan untuk melatih siswa dalam
karena beragam alasan, antara lain kurangnya menghadapi situasi yang sebe- narnya; melatih

65
JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL
JESA Agustus 2019 Vol. 3 No. 2
praktik berbahasa lisan secara intensif; dan maka perubahan terha- dap strategi pembelajaran
memberi- kan kesempatan kepada siswa untuk yang bersifat passive English menjadi active
mengembangkan kemampuan berko- munikasi. English dapat terjadi, sehingga pada akhirnya
Joyce dan Weil (1972: 70) menerangkan bahwa siswa lebih memahami dan mencapai tujuan
melalui teknik role play, siswa dapat akhir dari pembelajaran.
meningkatkan kemampuan mereka untuk
menghargai diri sendiri dan perasaan orang lain, Penelitian ini bertujuan untuk:
mereka dapat belajar perilaku yang baik untuk 1. Format RPP metode role play untuk
menangani situasi yang sulit, dan mereka dapat peningkatan kemampuan speaking siswa
melatih kema- mpuan mereka dalam mengunakan teks berbentuk narrative.
memecahkan masalah. Teknik role play ini 2. Bentuk pelaksanaan pembelajaran speaking
sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran dengan metode role play mengunakan
mengungkapkan makna dalam teks mono- log teks berbentuk narrative.
berbentuk narrative. Siswa bela- jar menjadi 3. Sistem evaluasi untuk pembela- jaran
pengguna bahasa sebagai alat berkomunikasi speaking dalam teks ber- bentuk narrative
secara lebih berma- kna dengan memerankan dengan metode role play.
tokoh-tokoh yang terdapat dalam suatu cerita, 4. Peningkatan keterampilan speak- ing siswa
yang pada prosesnya siswa berperan aktif dalam dalam teks berbentuk narrative menggunakan
proses pembelajaran. Bila hal ini diterapkan, metode role play.
Terjadi peningkatan kemampuan berbicara
2. Metode Penelitian siswa pada materi Nar- rative Text yang ditandai
Dalam penelitian ini, metode yang dengan tingkat ketuntasan belajar siswa dapat
digunakan adalah metode penelitian tindakan. mencapai 75% atau lebih.
Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran
di sekolah yang dilaksanakan guru di dalam Untuk memperoleh data penelitian, maka
kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian digunakan beberapa instrumen berikut.
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom 1) Observasi
Action Reasearch (CAR). PTK merupakan Mitra mengamati kemampuan gu- ru di dalam
suatu jenis pene- litian yang dilakukan guru mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran
untuk memecahkan masalah pembelajaran di di ke- las. Alat penilaiannya disebut APKG,
kelasnya. Menurut Arikunto (2002: 3), PTK singkatan dari Alat Peni- laian Kemampuan Guru.
merupakan paparan gabungan definisi dari 2) Rubrik
tiga kata, penelitian, tindakan, dan kelas. Aktivitas Belajar Siswa Penilaian proses
Penelitian tindakan kelas ini pembelajaran dilakukan dengan rubrik aktivitas
dilaksanakan di SMPN 1 Paseh Kabupaten belajar siswa. Aktivitas dikatakan ber- hasil jika
Lampung Utara. Subjek penelitian ini adalah setiap siklusnya ada peningkatan siswa yang
siswa kelas IX.A dan kelas IX.B pada aktif, di- mana siswa mampu melakukan 4 dari 7
SMPN 1 Paseh Tahun Pelajaran 2018/2019 yang indikator aktivitas.
masing-masing ke- las terdiri dari 37 siswa. 3) Tes
Pemberian tindakan dihentikan apabila telah Tes dilakukan selama proses pem- belajaran
tercapai indikator-indikator keberha- silan sebagai berlangsung pada tiap siklus yang bertujuan
berikut: untuk meng- etahui kemampuan berbicara sis-
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam wa pada materi narrative teks da- lam
proses pembelajaran; pembelajaran menggunakan metode role play.
2. Meningkatnya aktivitas siswa pada tiap
siklus;

3. Hasil dan Pembahasan Siklus


NO. Kelas I II III
Hasil Penelitian
1. IX.A 4.48 4.8 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(APKG1)
2. IX.B 4.4 4.7 4.95
Hasil yang diperoleh dari peren- canaan
pembelajaran pada ketiga siklus adalah sebagai Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
berikut : (APKG2)
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Hasil yang diperoleh dari pelak- sanaan
Merencanakan Kegiatan Pembelajaran pada kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
siklus I, II, dan III pada Kelas IX.A

66
JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL
JESA Agustus 2019 Vol. 3 No. 2
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam dalam kemampuan awal serta gaya belajarnya.
Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran pada Ada beberapa siswa yang memiliki gaya
siklus I, II, dan III pada Kelas IX.A belajar audio, ada yang memiliki gaya belajar
visual, bahkan kinestetik. Untuk itu diper- lukan
metode dan media yang mam- pu mengakomodir
Siklus kebutuhan seluruh siswa agar proses
NO. Kelas I II III pembelajaran dapat berjalan dengan baik guna
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
1. IX.A 3.67 4.3 4.9
Salah satu KD yang harus dikuasai
oleh siswa Kelas IX SMP adalah
2. IX.B 3.6 4.1 4.6 mengungkapkan makna dalam teks monolog
sederhana dengan me- nggunakan ragam bahasa
lisan secara akurat, lancar dan berterima
dalam berbagai konteks kehidupan sehari- hari
Aktivitas Siswa dalam teks berbentuk narrative. Pemilihan
Hasil peningkatan aktivitas siswa dalam proses strategi, teknologi, media dan materi
pembelajaran pada setiap siklusnya ditunjukkan pembelajaran harus sesuai agar pembelajaran
pada tabel berikut: menjadi lebih ef- ektif, efisien,
Tabel 4.3. Tingkat Aktivitas Siswa pada Siklus menyenangkan, dan berpusat kepada siswa,
I,II, dan III dimana da- lam pembelajaran speaking
hendak- nya siswa yang lebih aktif dalam ber-
latih dalam kegiatan pembelajaran.
Siklus
Metode Role Play Menjadikan Siswa Aktif
No Kelas I II III Harmer dalam Ladousse (1987: 6)
1. IX.A 54% 68% 84% menegaskan, role play digunakan de- ngan
2. IX.B 62% 81% 89% alasan sebagai berikut: a) me- nyenangkan dan
Rata-rata 58% 74,5% 86,5% memotivasi, b) sis- wa yang diam mendapat
kesempatan untuk mengekspresikan diri
mereka ke arah kemajuan, c) lingkungan di
Dengan meningkatkan aktivitas dan kreatifitas
dalam kelas dan di luar kelas menjadi tak
siswa dalam proses pem- belajaran, maka
terbatas, dan d) menawarkan ke- sempatan
kualitas pembelaja- ran dapat menjadi lebih
penggunaan bahasa secara luas. Situasi nyata
baik.
dapat tercipta dan para siswa mendapatkan
keuntungan dari latihan. Kesalahan apapun yang
Penguasaan Aspek Speaking pada Teks
mereka buat tidak membebani.
Narrative
Lebih lanjut Ladousse menyatakan
Berikut adalah tingkat ketuntasan pa- da
bahwa role play merupakan salah sa- tu dari
penilaian penguasaan Ketuntasan Penguasaan
seluruh metode komunikasi yang dapat
Aspek Speaking pada Teks Narrative dengan
mengembangkan siswa lancar berbahasa, yang
Meng- gunakan Metode Role Play pada Siklus I,
memajukan interaksi di dalam kelas, dan yang
II, dan III Siswa Kelas IX.B dan IX.A.
meningkatkan motivasi. Role play juga tidak
Tabel 4.4 Tingkat Ketuntasan Peng- uasaan
hanya mendorong siswa belajar bersama rekan
Aspek Speaking pada Teks Narrative dengan
seusianya, te- tapi juga meningkatkan
Menggunakan Metode Role Play pada Siklus I,
kebersamaan guru dan siswa untuk bertanggung
II, dan III Siswa Kelas IX.B dan IX.A
jawab terhadap proses belajar. Role play
mungkin merupakan metode yang paling
Siklus
fleksibel dan guru-guru yang segera
No Kelas I II III mengunakan role play dapat mempertemukan
1. IX.B 75% 85% 92% kebutuhan– kebutuhan yang tak terbatas dengan
2. IX.A 77% 88% 95% latihan bermain peran secara efektif dan tepat.
Rata-rata 76% 86,5% 93,5%
Hasil observasi kegiatan siswa pada
pertemuan pertama siklus pertama adalah siswa
Pembahasan masih menampakkan keraguannya dalam
RPP Metode Role Play mengungkapkan pendapat, menjawab
Kegiatan pembelajaran berbicara pada pertanyaan, bertanya kepada guru,
teks narrative melalui metode role play ini berdiskusi dengan teman. Dalam penggunaan
dirancang berdasarkan teori desain ASSURE. bahasa Inggris, ada empat jenis kesalahan yang
Dari hasil analisis karakteristik siswa kelas IX dilakukan oleh siswa, yakni pemilihan kata
di SMPN 1 Paseh, dapat diketahui bahwa secara (word choice), grammar, pronunciation, dan
umum siswa cenderung bersifat heterogen baik
67
JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL
JESA Agustus 2019 Vol. 3 No. 2
into- nation. Pada saat berlatih bermain peran melafalkan dan menggunakan kata yang kurang
dengan teks narrative dalam kelompok, masih tepat.
banyak siswa yang enggan maju ke depan kelas. Dalam berlatih bermain peran dalam
Hal ini bukan karena mereka tidak mampu kelompok, terlihat banyak siswa yang aktif
bermain peran kembali apa yang telah dan menggunakan bahasa Inggris, bahkan ketika
dilakukan kelompok sebelum- nya, namun mereka ber- tanya kepada guru mengenai kata
mereka merasa ragu dan khawatir akan membuat tertentu, mereka sudah tampak berani
kesalahan dalam merangkai kata dan dalam bertanya dalam bahasa Inggris. Mereka sudah
menggunakan tense yang tepat. berani mengajukan diri sendiri untuk tampil
Dari data yang diperoleh, pada siklus II berlatih di depan kelas. Dalam berlatih berbi-
menunjukkan adanya penurunan dan cara menggunakan bahasa Inggris pada teks
peningkatan di beberapa hal. Bila pada siklus I, berbentuk narrative deng- an menggunakan
jumlah siswa yang menyatakan merasa kesulitan metode role play, melafalkan kata dalam
mema- hami arti kosa kata dan ungkapan relatif bahasa Inggris, berlatih bermain peran deng- an
banyak, maka di siklus II jumlahnya berkurang. sesama teman dan menggunakan kata dan tense
Ini disebabkan siswa tidak mengalami kesulitan yang benar juga sudah bertambah jumlah siswa
untuk mengucapkan kata-kata dan ungkapan yang berani melakukannya. Dengan kata lain,
yang ada karena telah banyak berlatih dalam siklus kali ini, sudah banyak siswa yang
sebelumnya baik dengan sesama teman maupun terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
bertanya langsung kepada guru. Kegiatan
berlatih bermain peran berjalan lancar walau Metode Role Play dapat Mening- katkan
ada beberapa siswa memerlukan jeda waktu Kemampuan Speaking Siswa
untuk berpikir sebelum memerankan peran- nya Hasil temuan pada penelitian yang
pada teks narrative dengan menggunakan naskah peneliti lakukan ini ternyata mendu- kung
fairy tales sebagai medianya. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan oleh Susanti
motivasi siswa yang tinggi mampu mengurangi (2007). Dari hasil anali- sis penelitiannya,
rasa kurang percaya diri dan keraguan ketika terbukti bahwa skor berbicara siswa yang
mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan diajarkan dengan menggunakan role play lebih
dan bertanya, berlatih berbicara di depan kelas, baik. Hasil ini telah menjawab perta- nyaan
meskipun masih ada beberapa siswa yang penelitian bahwa penggunaan role play dalam
menggunakan tense, melafalkan dan mengajar berbicara cukup efektif. Penggunaan
menggunakan kata yang kurang tepat. Dalam role play membuat aktivitas berbicara dan
berlatih bermain peran dalam kelompok, terlihat belajar lebih menyenangkan dan menarik.
banyak siswa yang aktif dan menggunakan Hal ini dikarenakan role play membantu
bahasa Inggris, bahkan ketika mereka bertanya siswa pemalu dengan menyediakan topeng, di
kepada guru mengenai kata tertentu, mereka mana siswa kesulitan dalam percakapan.
sudah tampak berani bertanya dalam bahasa Selain itu, metode menyenangkan dan seba-
Inggris. Mereka sudah berani mengajukan diri gian besar siswa setuju bahwa pem- belajaran
sendiri untuk tampil berlatih di depan kelas. mereka mengarah ke pem- belajaran yang
Pada siklus III, dari data yang diperoleh lebih baik. Dalam bermain peran, dunia kelas
menunjukkan adanya peningkatan di beberapa diperluas untuk mencakup dunia luar. Ini
hal. Seperti pada siklus II, ada sebagian kecil menawarkan lebih luas peluang bahasa.
siswa yang masih salah dalam memilih dan Jadi, siswa bisa menjadi siapa saja dan
melafalkan kata dan ungkapan, namun di dalam situasi apa pun yang mereka inginkan.
siklus III terlihat sudah ada perbaikan. Ini Penggunaan role play membuat kelas lebih
disebabkan siswa tidak mengalami kesulitan aktif dan hidup. Siswa bersedia untuk
untuk mengucapkan kata-kata dan ungkapan berpartisipasi tanpa dipaksa oleh guru.
yang ada karena telah banyak berlatih Penggunaan role play membuat siswa lebih
ssebelumnya baik dengan sesama teman termotivasi dalam belajar dan lebih mudah
maupun ber- tanya langsung kepada guru. untuk memahami pelajaran. Masalah yang
Kegia- tan berlatih bermain peran berjalan lancar dihadapi para siswa terutama di role play
walau ada beberapa siswa memerlukan jeda adalah kurangnya rasa percaya diri dan
waktu untuk berpi- kir sebelum memerankan kurangnya kosa kata.
perannya pada teks narrative dengan meng-
gunakan naskah cerita bebas sebagai medianya. 4. Simpulan dan Saran
Selain itu, motivasi siswa yang tinggi mampu Simpulan
mengurangi rasa kurang percaya diri dan Berdasarkan rumusan masalah dan
keraguan ketika mengemukakan pendapat, tujuan penelitian, hasil penelitian dan
menjawab pertanyaan dan bertanya, berlatih pembahasan dalam penelitian ini dapat
berbicara di depan kelas, meskipun masih ada disimpulkan bahwa:
beberapa siswa yang menggunakan tense,

68
JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL
JESA Agustus 2019 Vol. 3 No. 2
1. Sintak RPP yang dirancang meto- de role 1. Penggunaan metode role play untuk
play meliputi tiga tahap: (1) persiapan, menyampaikan materi pelajaran yang akan
yang terdiri mencari teks narrative yang disampaikan dengan memanfaatkan media
menarik untuk dipentaskan, membagi siswa yang tepat harus memperhatikan karakteristik
ke- dalam kelompok; (2) pelaksanaan, siswa dan tujuan pembelajaran yang hendak
peneliti berperan sebagai fasilita- tor, dicapai.
penonton yang selalu membe- rikan 2. Metode role play yang digunakan guru dalam
komentar dan nasihat, feed in language dan proses pembelajaran speaking harus
pembetul kesala- han; dan (3) penilaian, melibatkan peran serta siswa secara aktif
peneliti melakukan performance test deng- an dalam proses pembelajaran sehingga akan
mengunakan format yang telah disediakan, terjadi interaksi siswa dengan siswa, guru
melakukan observasi kinerja kerja kelompok, dengan siswa dan siswa dengan media
minat dan motivasi, penilaian diri dan sehingga pada akhirnya akan mening- katkan
penilaian teman sejawat. keterampilan berbicara siswa dalam
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode komunikasi lisan bahasa Inggris.
role play yang baik me- merlukan peran aktif 3. Guru bahasa Inggris hendaknya dapat
guru yang meliputi penyiapan pembelajaran, menerapkan metode role play dalam usaha
pengorganisasian materi teks nar- rative meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
dengan metode role play yang menggunakan Dengan menggunakan Pedoman Penskoran
media naskah cerita fabel, fairy tales, dan Aspek Speaking pada Teks Narrative dengan
teks narrative bebas sampai penilaian hasil Menggu- nakan Metode Role Play sebagai
belajar, serta peran aktif sis- wa dalam panduan dalam mengevaluasi
mengemukakan pen- dapat, menjawab dan kemampuan berbicara siswa, guru bisa
mengajukan pertanyaan, berlatih bermain menilai seluruh aspek keberhasilan dalam
peran dengan melafalkan dan menggu- berbicara dengan lebih rinci dan
nakan kata dan tense yang benar. menyeluruh dari masing-masing siswa.
3. Sistem evaluasi dengan Pedoman Penskoran 4. Sekolah hendaknya memfasilitasi
Aspek Speaking pada Teks Narrative dengan pemanfaatan sarana dan prasara- na serta
Menggunakan Metode Role Play harus kebutuhan guru dalam menunjang kegiatan
dipersiapkan secermat mungkin un- tuk dapat pembelaja- ran. Memfasilitasi yang dimak-
mengukur kemampuan kinerja siswa yang sud dapat berupa penyediaan alokasi
mencakup kemampuan Leksikogramatikal, anggaran untuk kegiatan pengembangan
manajemen wacana, ucapan dan intonasi, kompetensi guru tentang berbagai model,
komunikatif interaktif dan fluency. metode, dan strategi pembelajaran.
4. Peningkatan keterampilan siswa
Keterampilan siswa dalam berbi- cara pada Daftar Pustaka
teks berbentuk narrative dengan
menggunakan metode role play meningkat, APKG:http://sman1bebandem.wordp
yakni pada siklus I sebesar 58%, pada siklus ress.com/2011/06/02/model-alat- penilaian-
II sebe- sar 74,5%, dan pada siklus III kemampuan-guru-apkg- dalam-mempersiapkan- dan-
sebesar 86,5%. melaksanakan-pembelajaran/ (9 Agustus 2012)
Arikunto, S, 2002. Prosedur Penelitian,
Saran Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Berdasarkan pembahasan dan simpulan di
atas, ada beberapa hal yang bisa dijadikan saran
ntuk perbaikan di masa yang akan datang. Susanti, A.D.H. 2007. Using Role Play in
Teaching Speaking (A Pre- Experimental Study at
Joyce, Bruce R. and Weil, Marsha. 1972. Islamic Junior High School Soebono Mantofani
Models of Teaching. Michigan: Prentice-Hall Jombang-Ciputat) A Paper Presented to the Faculty of
Tarbiyah and Teachers Training.
Ladousse, G.P. 1987. Role Play. https://www.google.com/url?sa=t&rc
Oxford English Resource Books for Teachers t=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
Series. Oxford: Oxford University Press 4&cad=rja&ved=0CFAQFjADOAo
&url=http%3A%2F%2Fidb4.wikispa
Selvianti,. 2013. Peningkatan ces.com%2Ffile%2Fview%2Frc19-
Kemampuan Siswa Mengungkapkan Makna USING%2BROLE%2BPLAY%2BI
dalam Monolog Bahasa Inggris Berbentuk N%2BTEACHING%2BSPEAKING.
Teks Prosedur melalui Metode Demonstrasi di pdf&ei=zPe2UvupM8mIrQewlIDwB
Kelas X SMPN 1 Paseh. Tesis Telah Disahkan A&usg=AFQjCNHw833cDM-
pada 21 Juni 2013. Lampung: Unila.

69
JURNAL EDUKASI SEBELAS APRIL
JESA Agustus 2019 Vol. 3 No. 2
NwO1C2hI5Otc_8PRMOA&sig2=G
cfoYF4AVwuTiRqIXTF21g&bvm=b v.58187178,d.bmk
(22 Desember
2013)

70

Anda mungkin juga menyukai