Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR VOCABULARY MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD LABORATORIUM PGSD FIP UNJ


JAKARTA SELATAN

Gusti Yarmi

Vidya Atika

ABSTRAK; Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk menganalisis
pengaruh metode Role-Playing dalam meningkatkan hasil belajar vocabulary di kelas IV SD
Laboratorium PGSD FIP UNJ Jakarta Selatan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Laboratorium PGSD
FIP UNJ kelurahan Setiabudi, Jakarta Selatan pada Semester II Tahun Pelajaran 2012-2013. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
model siklus dari Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui tahap
perencanaan, tindakan kelas/pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan instrumen tes dan non tes berupa instrumen pemantau tindakan, soal evaluasi,
dan catatan lapangan. Uji validitas dan reliabilitas instrumen ditempuh melalui expert judgement. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar vocabulary siswa dengan
menerapkan metode Role-Playing. Persentase hasil belajar pada siklus I mencapai 73,33 % dan pada
siklus II 78,05 %. Hal tersebut meningkat karena dengan persentase efektivitas pembelajaran dengan
menerapkan metode Role-Playing siklus I 64,29 % dan siklus II 87,14 %. Dengan demikian
pembelajaran dengan penerapan metode Role-Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah hasil belajar vocabulary yang diperoleh akan semakin tinggi
jika pembelajaran dengan menerapkan metode Role-Playing semakin efektif.

Kata kunci: hasil belajar, vocabulary, role-playing.

PENDAHULUAN menjelaskan, membuka dan menutup


Sebagai pendidik professional guru pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil,
tentunya memerlukan kecakapan khusus yang mengelola kelas, serta mengajar kelompok
menunjang dalam menjalankan tugasnya kecil dan perorangan. Delapan keterampilan
sehingga menjadi pendidik profesional. Pada yang diungkap oleh Turney tersebut harus
saat menjalankan tugasnya, seorang guru juga diketahui, dipahami, dikuasai, dan diterapkan
memiliki kewajiban dalam merencanakan oleh seorang guru untuk memenuhi
pembelajaran, melaksanakan proses tuntutannya sebagai pendidik profesional yang
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan melaksanakan pembelajaran di sekolah. Salah
mengevaluasi hasil pembelajaran. satu pembelajaran yang dilaksanakan oleh
Menurut Turney yang dikutip oleh guru di sekolah khususnya tingkat sekolah
Mulyasa ada 8 keterampilan mengajar yang dasar yaitu pembelajaran pada mata pelajaran
sangat berperan dan menentukan kualitas Bahasa Inggris. Ruang lingkup pada mata
pembelajaran yang harus dikuasai oleh pelajaran Bahasa Inggris meliputi aspek
seorang guru, yaitu keterampilan bertanya, mendengarkan, berbicara, membaca, dan
memberi penguatan, mengadakan variasi, menulis. Ada beberapa tujuan mata pelajaran

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 61


Bahasa Inggris diajarkan kepada peserta didik Minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah
pada tingkat sekolah dasar yaitu yaitu 80 %. Kesulitan siswa kelas IV SD
mengembangkan kompetensi berkomunikasi Laboratoriun PGSD FIP UNJ Setiabudi Jakarta
dalam bentuk lisan secara terbatas untuk Selatan dalam pelajaran bahasa Inggris
mengiringi tindakan (language accompanying khususnya dalam penguasaan vocabulary
action) dalam konteks sekolah dan memiliki umumnya disebabkan karena materi
kesadaran tentang hakikat dan pentingnya disampaikan secara klasikal dan berpusat
bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing pada guru. Pembelajaran yang dilaksanakan
bangsa dalam masyarakat global. oleh guru membuat siswa tidak dilibatkan
Persepsi negatif siswa terhadap mata secara aktif dalam pembelajaran. Keadaan
pelajaran Bahasa Inggris akan berdampak kelas yang demikian mengakibatkan
buruk pada proses pembelajarannya di kelas. pembelajaran bahasa Inggris yang menuntut
Buruknya proses pembelajaran di kelas pada penguasaan vocabulary menjadi tidak efektif.
akhirnya akan berakibat pada rendahnya hasil Keadaan demikian dapat terjadi karena
belajar vocabulary siswa. Oleh karena itu, pemilihan metode oleh guru yang kurang tepat
proses pembelajaran Bahasa Inggris perlu dengan materi ajar.
mendapat perhatian khusus. Salah satu metode pembelajaran yang
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diterapkan oleh guru dalam upaya
termasuk dalam pembelajaran Bahasa Inggris meningkatkan kompetensi siswa dalam
sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek yang pembelajaran Bahasa Inggris khususnya
diantaranya penguasaan materi dan cara guru dalam penguasaan vocabulary adalah dengan
menyampaikan materi. Ada kemungkinan menerapkan metode Role-playing. Metode
rendahnya kompetensi siswa dalam Role-playing adalah salah satu proses belajar
menguasai materi ajar yang disampaikan oleh mengajar yang tergolong dalam metode
guru disebabkan oleh kurangnya kompetensi simulasi. Menurut Ali dalam situs internet
guru dalam memilih dan menggunakan metode mengemukakan bahwa metode simulasi
pembelajaran. Saat ini masih banyak pula guru adalah suatu cara pengajaran dengan
yang menggunakan metode pembelajaran melakukan proses tingkah laku secara tiruan.
konvensional yang kurang melibatkan siswa Kegiatan simulasi ini dilakukan secara verbal
secara aktif di dalam proses pembelajarannya. dengan melakukan aktivitas gerak (motor
Penguasaan vocabulary sebagai salah activity). Pernyataan tersebut di atas dapat
satu komponen bahasa sangatlah penting. diartikan bahwa metode simulasi atau bermain
Kasihani berpendapat setidaknya vocabulary peran ini dilakukan dengan cara menirukan
(kosakata) bahasa Inggris yang perlu dipelajari tingkah laku seorang tokoh dengan melakukan
oleh siswa sekolah dasar diperkirakan aktivitas gerak tubuh yang telah disesuaikan
sebanyak lebih kurang 500 kata. Berdasarkan dengan perannya.
prakondisi penelitian di lapangan ditemukan Kegiatan role-playing yang dilakukan
bahwa sekitar 11 siswa kelas IV SD di dalam kelas dengan peran guru dan siswa
Laboratoriun PGSD FIP UNJ Setiabudi Jakarta mengandung dua kategori yang disebutkan,
Selatan masih di bawah Kriteria Ketuntasan yaitu aural: oral activities dan cultural

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 62


awareness: oral-activities. Lee menambahkan upaya meningkatkan hasil belajar vocabulary
bahwa “role-playing is an aspect of simulation. siswa kelas IV SD.
A whole situation is simulated in the
TINJAUAN PUSTAKA
classroom, and the participants adopt roles
Berdasarkan pendapat para ahli
which belong to it”. Dapat disimpulkan bahwa
diantaranya Hamalik menjelaskan bahwa hasil
role-playing merupakan bagian dari kegiatan
belajar adalah perubahan tingkah laku yang
simulasi, dimana para pembelajarnya
terjadi pada orang yang telah belajar seperti
memerankan peran dalam situasi keseluruhan
dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak
tersebut. Dijelaskan pula bahwa role-playing
mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar akan
bermanfaat untuk membantu membawa
tampak pada setiap perubahan pada aspek-
bahasa ke dalam kehidupan atau memberikan
aspek antara lain pengetahuan, emosional,
pengalaman nyata kepada pembelajar
pengertian, hubungan sosial, kebiasaan,
menggunakan bahasa sebagai alat
jasmani, keterampilan, etika/budi pekerti,
komunikasi. Ada beberapa asumsi mengenai
apresiasi, dan sikap. Berdasarkan pengertian
pembelajaran bahasa yang harus
tersebut maka dapat diartikan bahwa hasil
dipertimbangkan saat mengajarkan bahasa
belajar adalah perubahan tingkah laku dari
Inggris sebagai bahasa asing kepada anak,
tidak tahu menjadi tahu yang nampak pada
salah satu diantaranya pengartian harus
setiap aspek mulai dari perubahan
diberikan dengan kegiatan yang konkret atau
pengetahuan, perubahan emosional, sampai
dengan memberikan peragaan.
perubahan sikap.
Penerapan metode role-playing dalam
Lebih lanjut Bloom mengklasifikasikan
pembelajaran Bahasa Inggris diharapkan hasil
hasil belajar terdiri atas: ranah kognitif, afektif,
belajar vocabulary siswa semakin meningkat.
dan psikomotor yang dikenal dengan sebutan
Selain itu, pada metode role-playing juga
‘Taksonomi Bloom’. Pada dasarnya ketiga
menekankan efektifitas pembelajaran sehingga
taksonomi tersebut merupakan suatu kesatuan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
atau totalitas. Sebagai sebuah contoh, peserta
dan siswa akan mencapai tujuan pembelajaran
didik tidak akan mampu melakukan gerakan
yang telah ditentukan sebelumnya.
dengan baik (psikomotor), tanpa memiliki
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
pengetahuan bagaimana melakukan gerakan
tertarik untuk melakukan penelitian kaji tindak
tersebut dengan baik (kognitif) dan tanpa
pada siswa kelas IV SD Labratorium PGSD
disertai kemauan yang keras untuk melakukan
FIP UNJ Setiabudi Jakarta Selatan dengan
gerakan tersebut (afektif).
menerapkan metode role-playing dalam
Berdasarkan beberapa pengertian dan
pembelajaran Bahasa Inggris. Kaji tindak ini
pendapat di atas, dapat diketahui bahwa hasil
dilakukan dalam upaya peningkatan hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku atau
belajar vocabulary di kelas IV SD Labratorium
kemampuan tentang pengetahuan yang
PGSD FIP UNJ Setiabudi Jakarta Selatan.
dimiliki siswa sebagai akibat dari pengalaman
Hasil penelitian ini diharapkan mampu
atau proses belajar yang telah dilaluinya.
memberikan kontribusi yang signifikan dalam

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 63


METODE PENELITIAN Subjek/Partisipan yang Terlibat Dalam
Tujuan Penelitian Penelitian
Ada beberapa tujuan dalam penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas
yang dilakukan, namun hal yang paling esensi ini adalah siswa kelas IV SD Laboratorium
dari tujuan-tujuan tersebut yaitu untuk PGSD FIP UNJ Setiabudi Jakarta Selatan
mengetahui peningkatan hasil belajar yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 13 siswa
vocabulary siswa melalui metode role-playing dan 5 siswi. Murid-murid tersebut tercatat di
di kelas IV SD Laboratorium PGSD FIP UNJ kelas IV SD Laboratorium PGSD FIP UNJ
Jakarta Selatan. Setiabudi Jakarta Selatan pada tahun
pelajaran 2012/2013.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian dilaksanakan di SD
1. Perencanaan Tindakan (Planning)
Laboratorium PGSD FIP UNJ Jakarta Selatan
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
yang berlokasi di Jalan Setiabudi I No.1
3. Pengamatan Tindakan (Observing)
Setiabudi Jakarta Selatan.
4. Refleksi Tindakan (Reflecting)
Secara keseluruhan waktu penelitian
dilaksanakan selama 5 bulan. Adapun
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
penelitian ini dilaksanakan pada semester
Berdasarkan intervensi tindakan
genap yaitu bulan Januari-Mei 2013.
terhadap pembelajaran Bahasa Inggris yang
dilakukan melalui penerapan metode Role-
Metode dan Disain Intervensi
Playing, maka hasil intervensi tindakan yang
Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian
diharapkan pada penelitian ini adalah adanya
Metode penelitian yang dilakukan oleh
peningkatan hasil belajar vocabulary siswa
peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas atau
kelas IV SD Laboratorium PGSD FIP UNJ
yang sering dikenal dengan istilah PTK. Dalam
Jakarta Selatan. Peningkatan hasil belajar
PTK, proses yang digunakan adalah Model
vocabulary siswa yang diharapkan dibatasi
Proses Siklus (Putaran/Spiral). Siklus yang
pada aspek kognitif.
dimaksud dalam PTK adalah putaran kegiatan
yang terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
HASIL DAN PEMBAHASAN
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
refleksi. PTK yang dilaksanakan dimulai dari
di kelas IV SD Laboratorium Pendidikan Guru
satu tahapan siklus satu ke siklus berikutnya
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
dengan tujuan agar pembelajaran Bahasa
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Selatan
Inggris semakin meningkat yang disertai
oleh peneliti yang sekaligus bertindak sebagai
dengan peningkatan hasil belajar vocabulary
pemimpin, pelaksana, dan pengajar di kelas
siswa. Peningkatan hasil belajar vocabulary
dimana dilaksanakan tindakan penelitian.
siswa tersebut dapat diketahui dan ditelaah
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dan
melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap
tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Alokasi
akhir siklus.
waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit.
Jadi total waktu yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah 4 x 2 x 35 menit = 280
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 64
menit. Pelaksanaan tiap siklus melalui tahap dipelajari dalam permainan role-playing
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan tersebut.
refleksi. Berdasarkan hasil pengamatan yang
Sebelum melaksanakan penelitian dilakukan, ada beberapa hal yang ditemukan
tindakan kelas pada siklus I, peneliti membuat pada pelaksanaan tindakan baik pada
perencanaan tindakan, menyiapkan media pertemuan pertama maupun pada pertemuan
pembelajaran, instrumen pengamatan kedua dalam siklus I. Maka dilanjutkan ke
tindakan, dan kamera untuk siklus II untuk lebih memaksimalkan hasil
mendokumentasikan gambar. kegiatan belajar bahasa Inggris.
peneliti memulai pembelajaran siklus I kegiatan pembelajaran dimulai dengan
dengan apersepsi yaitu dengan warming-up apersepsi menunjukkan berbagai macam
berupa tanya jawab tentang menu sarapan buah-buahan dan beberapa makanan dan
favorit mereka dengan menggunakan bahasa siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang
Inggris dan bahasa Indonesia. preference, guru mengaitkan materi yang akan
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan diajarkan dengan materi yang lalu kemudian
dengan meminta salah satu siswa maju ke menyampaikan tujuan dari pembelajaran pada
depan untuk menceritakan sedikit tentang hari itu.
menu sarapan paginya. Siswa diberi Setelah siswa mampu memperagakan
penekanan vocabulary dengan benda yang ekspresi kesukaannya, guru membagi siswa
telah disediakan dengan tujuan siswa dapat dalam kelompok. Setiap kelompok mengambil
menuliskan kata ataupun kalimat yang conversation script secara acak.
diucapkan. Setelah semua kelompok mendapatkan script
siswa diajak bermain role-playing. mereka saling berlatih memperagakan
Sebelum bermain siswa dibagi menjadi percakapan yang tertera dalam script.
beberapa kelompok dimana setiap kelompok Guru mengarahkan kelompok yang
beranggotakan dua siswa. Setelah siswa sudah siap untuk memperagakan permainan
dibagi dalam kelompok setiap siswa diberikan role-playing, tak lupa pengamat dari teman
conversation script. sebaya mengamati jalannya pertunjukkan.
Setelah itu para siswa dibantu dengan Usai pertunjukkan guru memberikan
guru menyiapkan panggung untuk pementasan evaluasi pada kelompok yang telah
di depan kelas. Panggung disetting sederhana menampilkan Role-Playing dilanjutkan dengan
dengan dilengkapi media-media penunjang perbaikan oleh kelompok yang bersangkutan
pementasan. Setelah semua siswa siap dengan menampilkan ulang Role-Playing yang
dengan penampilan role-playing, guru memilih masih kurang tepat. Jika sudah melakukan
secara acak kelompok mana yang harus tampil pengulangan role-playing, guru kembali
terlebih dahulu di panggung yang sudah memberikan evaluasi untuk memberikan
disediakan. Untuk memperdalam pemahaman saran/ masukan bagi kelompok tersebut.
pada siswa, guru memberikan conversation Diakhir pembelajaran guru
script yang kurang lengkap dan siswa memberikan lembar latihan soal. Lembar
melengkapinya dengan kata-kata yang telah

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 65


latihan soal diberikan pada masing-masing Tabel 1:
Peningkatan Hasil Pemantau Tindakan
anak untuk dikerjakan sendiri-sendiri.
Selama Dua Siklus
Lembar soal dikumpulkan dilanjutkan Data Setiap Persentase
No. Siklus Pemantau
dengan pembahasan jawaban dari lembar
Tindakan
latihan soal yang telah diberikan sebelumnya. 1. Siklus I 64,29 %
Guru dan siswa mengakhiri proses 2. Siklus II 87,14 %
Peningkatan Hasil 22,85 %
pembelajaran yang dilaksanakan. Pemantau Tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
Berdasarkan tabel peningkatan hasil
dilakukan, ada beberapa hal yang ditemukan,
belajar dan pemantau tindakan di atas, maka
pada pelaksanaan tindakan baik pertemuan
terdapat peningkatan hasil belajar vocabulary
pertama maupun pada pertemuan kedua
melalui metode Role-Playing. Siklus I-II
dalam siklus II. Temuan-temuan itu antara lain
peningkatan hasil belajar vocabulary mencapai
siswa sudah mulai berani berbicara dalam
4,72 % dan peningkatan pemantau tindakan
bahasa Inggris walaupun masih dalam hal-hal
22,85 %.
yang sederhana, selain itu pada siklus II guru
Peningkatan hasil belajar vocabulary
juga secara bertahap mulai menyampaikan
siswa dengan metode Role-Playing ternyata
tujuan pembelajaran di setiap awal proses
menemukan adanya peningkatan dari siklus I
pembelajaran.
hingga siklus II. Peningkatan ini menunjukkan
Selain itu berdasarkan pada catatan
bahwa identifikasi dan analisis peneliti
lapangan dan instrumen pemantau tindakan
bersama kolaborator terhadap temuan-temuan
yang dibuat oleh observer, guru telah
masalah yang terjadi pada setiap siklus telah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
ditemukan pemecahannya dan menunjukkan
berbicara dalam bahasa Inggris. Observer dan
hasil yang optimal.
peneliti juga melihat hampir seluruh siswa
telah dapat memperagakan conversation script PENUTUP
dengan baik dan benar. Dengan menerapkan metode Role-
Hal terpenting dalam pelaksanaan Playing dalam pembelajaran bahasa Inggris
tindakan pada siklus II ini adalah penerapan pada materi “Food and Beverage” di kelas IV
metode Role-Playing dalam proses SD, siswa lebih mampu memahami materi
pembelajaran semakin membaik. Hal ini yang disampaikan karena metode Role-
terbukti pada hasil tes pada siklus ini sudah di Playing menjadikan siswa lebih aktif untuk
atas rata-rata dari yang telah ditetapkan atau bergerak dengan memperagakan langsung
dengan kata lain sudah tuntas. Berdasarkan kalimat percakapan yang diinstruksikan
perolehan data tersebut, maka pemberian sehingga secara langsung maupun tidak
tindakan diakhiri sampai dengan siklus II. langsung siswa dapat menambah vocabulary
Berdasarkan hasil analisis data hasil tanpa harus diterjemahkan langsung oleh guru
tindakan siklus I dan II terlihat adanya di kelas.
peningkatan dari semua data yang diambil. 1. Role-Playing sebagai salah satu metode
Adapun hasil pemantau tindakan/instrumen pembelajaran merupakan metode yang
non tes dapat dilihat pada tabel berikut ini: tepat diterapkan untuk mata pelajaran

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 66


bahasa Inggris karena dapat dan menghasilkan pembelajaran dengan
meningkatkan hasil belajar Inggris siswa pemahaman yang optimal.
terutama hasil belajar vocabulary siswa. 3. Bagi guru-guru yang belum menerapkan
2. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar metode Role-Playing sebaiknya
siswa dalam mata pelajaran bahasa membiasakan menerapkan metode Role-
Inggris khususnya dalam meningkatkan Playing dalam pembelajaran bahasa
hasil belajar vocabulary sudah Inggris mulai dari sekarang karena dapat
seharusnya kita menerapkan metode mendorong peningkatan keaktifan dan
pembelajaran yang variatif seperti metode antusiasme siswa dalam belajar.
Role-Playing sehingga dapat menciptakan

DAFTAR PUSTAKA
Enco Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008)
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Kasihani K. E. Suyanto, English For Young Learners (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Wijaya Kusumah, dkk, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2010)

Daftar Riwayat Hidup


Dra. Gusti Yarmi, M.Pd., Adalah Dosen PGSD FIP UNJ.
Vidya Atika, S.Pd., Adalah Guru SDS Lab. PGSD FIP UNJ.

Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VIII No.2 Oktober 2015 67

Anda mungkin juga menyukai