Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI

METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS II SEMESTER II


SD NEGERI 04 UJUNGGEDE KECAMATAN AMPELGADING
KABUPATEN PEMALANG
Permasalahan

 Sebagian besar siswa pasif dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan proses
berbicara terutama pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswa kurang tertarik
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Setelah dilakukan pengamatan, ternyata
kondisi ini diakibatkan karena siswa belum terbiasa dalam berbicara. Masih ada siswa
yang berbicaranya tidak lancar ketika menceritakan kembali, dan masih ada siswa yang
kurang percaya diri untuk berbicara di depan kelas. Inilah yang menyebabkan siswa
kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia materi berbicara.
 Rendahnya keterampilan berbicara siswa
menjadi permasalahan yang terjadi di SD
Negeri 04 Ujunggede, hal ini disebabkan
karena penggunaan metode dalam
pembelajaran yang masih belum tepat,
sehingga penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa
melalui penggunaan metode bermain
peran, dan untuk meningkatkan aktifitas
pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
SD Negeri 04 Ujunggede.
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran bahasa
Indonesia terutama dalam keterampilan berbicara. Untuk mengoptimalkan hasil
belajar, terutama keterampilan berbicara, diperlukan metode yang lebih menekankan
pada aktivitas belajar aktif dan kreativitas para siswa selama proses pem belajaran
berlangsung. Untuk itu guru perlu mengubah metode konvensional dengan penerapan
metode bermain peran. Bermain peran merupakan teknik bermain peran secara
sederhana. Dalam bermain peran, siswa dibagi untuk memerankan tokoh-tokoh
tertentu sesuai dengan tema pelajaran saat itu. Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti menerapkan metode bermain peran dalam bentuk penelitian tindakan kelas.
Adapun alasan pemilihan metode bermain peran adalah dengan pertimbangan bahwa
metode ini dirasa lebih efektif dan lebih efisien untuk diterapkan dalam pembelajaran
keterampilan berbicara. Hal ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis bagi guru, siswa, sekolah dan peneliti berikutnya.
Catatan pada awal melakukan tindakan
No Kendala/Kesulitan Solusi/Saran Perbaikan

1 Masih terdapat siswa yang kurang disiplin Guru bersikap lebih tegas lagi agar siswa disiplin.
selama pembelajaran berlangsung.

2 Masih terdapat beberapa siswa yang Diperlukan bimbingan khusus bagi

kemampuan berbicaranya rendah dan belum mencapai nilai siswa yang lambat setelah jam pelajaran usai.

KKM.

3 Guru masih terlihat melirik-lirik ke RPP, sehingga terlihat kurang Sebaiknya tidak usah terlalu kaku, yang terpenting
luwes. secara garis besar isi dari RPP terlaksana dengan baik
dan sistematis.

4 Bermain perannya kurang maksimal, karena siswa masih malu- Perlu sedikit modifikasi dalam bermain peran.
malu. Sebaiknya pembagian dialog disesuaikan
dengan kemampuan setiap siswa.

5 Ketika dilakukan tes berbicara, siswa yang belum mendapat Guru memberikan tugas bagi siswa yang belum
giliran sedikit gaduh karena tidak diberikan mendapat giliran untuk meminimalisir kegaduhan dalam
kesibukan. kelas.
Setelah melakukan penerapan metode
bermain peran
 Kemampuan berbicara pada siswa kelas II SDN 04 Ujunggede
terjadi peningkatan. Peningkatan kemampuan berbicara tersebut
dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai kemampuan
menceritakan kembali isi dongeng yang diperankan pada setiap
siklusnya yaitu: sebelum tindakan nilai rata-rata kemampuan
berbicara siswa 61,8, siklus I nilai rata-rata kemampuan berbicara
siswa 68,5 dan siklus II nilai rata-rata kemampuan berbicara siswa
78,17. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal sebanyak
8 siswa atau 29,41%, pada siklus I yaitu 18 siswa atau 82,35%,
dan pada siklus II sebanyak 20 siswa atau 100 %.
Saran

 Berdasarkan simpulan di atas, maka guru memberikan saran-saran bagi


Sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan
pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan berbicara dengan menggunakan metode
bermain peran. Bagi Guru, penggunaan metode bermain peran
dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa membosankan dan
membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicaranya. Bagi
Siswa hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah
pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Ikut
berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin belajar sehingga
dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai