Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Hal yang tidak dapat dipungkiri adalah keberadaan bahasa Inggris yang

merupakan salah satu bahasa yang paling banyak di gunakan di dunia, dan

menempati peringkat 1 tentunya. Posisi bahasa Inggris di dunia saat ini sama

dengan posisi bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia, Rakyat Indonesia yang

terdiri dari berbagai suku bangsa, dan tentu memiliki bahasa daerah sendiri –

sendiri, namun dapat berkomunikasi dengan baik karena menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional. Begitu juga dengan bahasa Inggris. Bangsa

– bangsa di dunia yang memiliki bahasa ibu masing – masing, saling

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris.

Kita pun juga menyadari betapa pentingnya peranan bahasa Inggris

dalam pergaulan Internasional. Hal yang sudah dapat dipastikan bahwa jika

suatu bangsa tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa Inggris maka bangsa itu akan terkucilkan dari pergaulan

bangsa – bangsa di seluruh dunia. Apalagi jika kita berbicara tentang ilmu

pengetahuan dan teknologi. saat ini dunia barat, sebagai penggunaasli bahasa

Inggris, masih jadi pemimpin dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.

Artinya jika kita ingin menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk

mewujudkanya kita harus menguasai bahasa asing. Dalam lampiran standar isi

Bahasa Inggris (BSNP, 2006) ditulis bahasa pembelajaran bahasa Inggris di

SMP / MTs ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat fungsional
2

yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menjelaskan masalah sehari –

hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk .

Penggunaan kosa kata yang cukup baik memanglah sangat penting

dalam memahami kalimat – kalimat dalam bahasa inggris, namun penggunaan

tata bahasa dalam bahasa inggris tidak kalah penting. Hal ini dimaksudkan agar

tidak adanya penafsiran ganda dalam memahami kalimat, karena telah

dilakukan sesuai dengan struktur bahasanya.

Kelas IX SMP 1 Koba sering kebingungan untuk menentukan jenis kata

dalam sebuah kalimat. Jika guru bertanya tentang jenis kata siswa sering kali

keliru, sering kali kata benda disebut dengan kata kerja, kata kerja disebut

dengan kata sifat, bahkan sebaliknya.

Penggunaan kata kerja dalam setiap teks bahasa inggris hampir berbeda

– beda, contohnya dalam teks descriptive kita menggunakan VI,Vs, atau bahkan

V – es. Sementara dalam teks recount kita menggunakan V2, yang disebut

dengan past tense. Kata kerja juga terdiri – dari regular verbs ( kata kerja

beraturan ) dan irregular verbs ( kata kerja tak beraturan ). Perubahan kata kerja

untuk menunjukan waktu terjadinya peristiwa memang tidak ada dalam bahasa

Indonesia. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya menggunakan kata ,

kemarin, saat ini, besok, lusa atau tahun depan untuk menunjukan waktu

terjadinya peristiwa, bahasa inggris juga memerlukan berubahnya kata kerja,

inilah yang membuat siswa kesulitan.

Dapat dipastikan bahwa dengan menentukan sendiri jenis kata kerja baik

yang regular verbs maupun irregular verbs dalam teks siswa akan keliru. Tidak
3

jarang jenis kata benda, kata sifat maupun keterangan dianggap sebagai kata

kerja. Dengan menggaris bawahi kata kerja beraturan ( regular verbs ) dan kata

kerja tidak beraturan ( irregular verbs ) yang terdapat dalam teks, diharapkan

dapat membantu memberikan kemudahan kepada siswa untuk membedakan

kedua jenis kata kerja tersebut. Dan diharapkan dalam mengerjakan soal yang

berhubungan dengan regular verbs dan irregular verbs mereka dapat

menggunakannya.

Salah satu metode pembelajaran yang digunakan adalah metode diskusi.

Metode diskusi merupakan metode yang membuat para siswa aktif karena

semua siswa memperoleh kesempatan berbicara atau berdialog satu sama lain.

B. Rumusan masalah

Apakah dengan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran regular verbs dan irregular verbs pada siswa kelas IX A SMP 1

Koba Semester 1 Tahun Ajaran 2012 / 2013 ?”.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini :

1. Bagi siswa :

a. Meningkatkan hasil belajar.

b. Menguasai regular verbs dan irregular verbs.

2. Bagi guru :

Dapt meningkatkan kualitas dalam penyampaian materi pembelajaran.


4

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan pengamatan masalah diatas, tujuan Penelitian Tindakan

Kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran regular verbs dan irregular verbs dengan metode diskusi.

E. Batasan masalah

Dari sekian banyak masalah yang muncul dalam pembelajaran, maka

penulis membatasi masalah pada meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran regular verbs dan irregular verbs, dengan metode

diskusi pada siswa kelas IX A SMP 1 Koba Semester I tahun pelajaran

2012/2013.
5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil belajar

Setiap proses belajar mengajar keberasilannya diukur dengan dari seberapah

jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu

hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa

yang telah dilakukan. Berikut ini adalah beberapa depinisi tentang prestasi

belajar.

1. Muhibbin Syah (1997 : 141 ) menyatakan prestasi adalah taraf

keberhasilan proses belajar mengajar.

2. Hamalik (2001 : 159 ) menyatakan prestasi merupakan indikator adanya

perubahan tingka laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari

sesuatu, baik berupa belajar maupun bekerja.

Sedangkan definisi belajar menurut para ahli sebagai berikut :

1. Ahmadi et.al ( 2004 : 124 ) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Sutikno (2004 ) mengartikan bahwa suatu proses usaha seseorang yang

dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil

pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.


6

Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

pada hakekatnya adalah proses perubahan prilaku siswa dalam bakat

pelatihan dan pengalaman. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah

perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan,

sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar

seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar,

termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil

belajar.

Yang menjadi pentunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap

berasil menurut Syiful et.al ( 2012 : 12 ) ialah

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok .

b. Prilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus

(tik ) telah dicapai oleh siswa.

Berdasarkan ungkapan pendapat diatas maka dapat ditegaskan bahwa

salah satu fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai

prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta

siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka

hadapi / alami.

B. Regular verbs dan irregular verbs

Bhaskara (2009) menyatakan. Regular verbs, yang dalam bahasa

Indonesia disebut ” kata kerja beraturan ” , adalah kata – kata kerja yang verb 1

ke verb 2 atau ke verb 3 berubah dengan menambahkan – ed atau hanya dengan


7

menambahkan imbuhan – d saja jika verb-nya diakhiri dengan hurup e.

Misalnya ; dare – dared – dared ( berani – lancang ); encourage – encouraged –

encouraged ( mendorong / memicu ) dan seterusnya. Sebaliknya, irregular

verbs ( kata kerja tidak beraturan )adalah kata – kata kerja yang perbahan dari

verb 1 ke verb 2 atau ke verb 3 tidak dengan menambahkan imbuhan – ed, atau

– d, kata – kata kerja ini berubah secara tidak beraturan. Contohnya, go – gone

– gone, ( pergi ), write - wrote - written, ( menulis ), drink – drank – drunk,

( minum ) dan seterusnya.

C. Metode diskusi

Dalam kegiatan pembelajaran guru harus menerapkan metode

pembelajaran yang sesuai dengan kerakteristik peserta didiknya. Tiap – tiap

kelas bisa memungkinkan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda

dengan kelas lain. Untuk itu guru harus mampu menerapkan berbagai metode

pembelajaran.

Gagne et.al (1979 : 251 ) mengatakan metode pembelajaran diskusi

adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk saling brtukar

pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah

sehingga di dapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang

menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif.

Dibanding dengan metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak

dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah.

Menurut Davies , ( 1998 : 239 ) keunggulan metode diskusi terletak

pada efektivitasnya untuk mencapai tujuan – tujuan pembelajaran tingkat tinggi

dan tujuan pembelajaran ranah efektif. Karena itu ada tiga macam tujuan
8

pembelajaran yang cocok untuk dalam penggunaan metode diskusi ;

penggunaan bahan pembelajaran, pembentukan dan modifikasi sikap,

pemecahan masalah.

Menurut Seniwan ( 1990 : 76 ) mengatakan metode diskusi adalah suatu

cara penyampaian materi pembelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk

memecahkan persoalan yang dihadapi.

Suryo Subroto ( 1997 : 179 ) mengemukakan metode diskusi adalah

suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan

kesempatankepada siswa atau kelompok – kelompok untuk mengadakan

perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau

menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.

Kamsinah ( 2010) menyatakan ; metode diskusi sebagai suatu jalan

untuk memecahkan suatu permasalahan yang memerlukan beberapa jawaban

alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses pembelajaran.Metode

ini bila digunakan dalam proses belajar mengajar dapat merangsang murid

untuk berpikir sistematis, logis, kritis dan bersikap demonstratif dalam

mengembangkan pikiran – pikirannya untuk memecahkan masalah.


9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Setting
a. Tempat

Tempat penelitian adalah SMP 1 Koba, dengan Alamat Jalan Raya Arung

Dalam koba.

b. Waktu

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober sampai bulan Nopember 2012.

Penelitian tindakan kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Penyusunan proposal penelitian, pada minggu ke-1 dan ke-2 Oktober

2012;

2. Menyusun instrumen penelitian, pada minggu ke-3 dan ke-4 Oktober

2012;

3. Pengumpulan data dengan melakukan tindakan pre test dilakukan pada

hari Senin tanggal 22 Oktober 2012. Siklus I dilaksanakan ada hari

Senin tanggal 29 Oktober 2012.

4. Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 1 November 2012.

5. Analisis data, dilaksanakan minggu ke-I dan ke-2 bulan November

tahun 2012;

6. Pembahasan dan diskusi, pada minggu ke-3 bulan November 2012;

7. Menyusun laporan hasil penelitian, dilaksanakan pada minggu ke-4

bulan November 2012.


10

Sekema Waktu Penelitian

NO Uraian kegiatan Oktober November


1. Menyusun Proposal PTK
2. Menyusun Instrumen
Penelitian
3. Pengumpulan data dengan
melakukan tindakan :
a. Siklus 1
b. Siklus 2
4. Analisis data
5. Pembahasan / Diskusi
6. Menyusun Laporan Hasil
penelitian

2. Subjek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IX SMP I koba tahun

pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 27 siswa.

3. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini berupa,

a. Data primer

Data primer dalam penelitian ini terdiri dari ;

− Pre test

Dalam pre - test peneliti memberikan test kepada siswa berupa pilihan

ganda yang berjumlah 10 soal.Test diberikan sebelum dilakukan

− Post test

Dalam post peneliti memberikan test yang sama seperti dalam kegiatan

pre – test.Namun test diberikan setelah dialkukannya tindakan oleh

penulis.
11

b. Data skunder

− Observasi rekan sejawat

Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh rekan sejawat, atau

yang disebut kolaborator. kolaborator melakukan observasi terhadap

keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan dan penugasan.

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah,

a. Pre test

Peneliti memberikan test kepada siswa sebelum melakukan tindakan.

Peneliti juga melakukan penilaian terhadap test, yang disebut sebagai hasil

test.

b. Post test

Peneliti memberikan test setelah melakukan tindakan. Peneliti juga

melakukan penilaian terhadap test sebagai hasil test.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersama rekan sejawat terhadap keaktifan siswa .

5. Validasi data

Validasi data yang dilaksanakan penulis dalam kegiatan ini,

Dengan menghubungkan hasil test dan hasil observasi .

6. Analisis data

Dalam menganalisis data penulis melaksanakan dengan cara, deskriftif kualitatif

dan kuantitatif serta persentase test dan observasi.


12

7. Prosedur tindakan terdiri dari 2 siklus,

Siklus 1

a. Rencana tindakan

 Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1

 Menempatkan peserta didik sesuai denah yang disusun guru

 Menyiapkan teks recount

 Menyiapkan teks

 Menyiapkan lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran

b. Pelaksanaan tindakan

Sesuai dengan langkah – langkah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

c. Observasi

d. Refleksi

Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus

1.

Tahapan – tahapan dalam siklus 2 sama dengan siklus 1.


13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Pra siklus

Dalam kegiatan pra siklus, penulis memberikan test kepada siswa

berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal test. Soal tersebut

menguji kemampuan siswa dalam menentukan bentuk kata kerja kedua

dalam kalimat past tense, yang berupa kata kerja beraturan ( regular verb )

maupun ( iregular verb ). Pada dasarnya pembelajaran kalimat past tense ini,

baik regular verb, maupun iregular verb telah pernah dipelajari siswa ketika

mereka berada di jelas VIII. Setelah siswa selesai mengerjakan test, penulis

memberikan penilaian. Maka diperoleh hasil test sebagai berikut :

Diagram 1. Hasil tes Pra – Siklus

30.00%

25.00%

20.00% Sangat baik


Baik
15.00% Cukup
Kurang
10.00%

5.00%

0.00%
Persentase Nilai
14

2. Siklus. 1

Penulis melakukan empat tahapan dalam siklus 1, yang terdiri dari

tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pengamatan dan

tahapan refleksi.

a. Tahapan Perencanaan

Penulis selaku peneliti bersama rekan sejawat menyusun RPP

selanjunya penulis memilih teks yang akan diberikan kepada

siswa.Kemudian peneliti menggaris bawahi setiap kata kerja yang

terdapat di dalam teks. Peneliti juga memberikan nomor secara

berurutan pada kata – kata kerja tersebut peneliti juga menyusun alat

penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Selain itu peneliti

juga menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi.

b. Tahapan Pelaksanaan

Peneliti mulai melakukan kegiatan pembelajaran dengan

bertanya jawab seputar topik ( brainstorming ), mereview kembali

tata bahasa berupa penggunaan kalimat simple past tense dalam teks,

peneliti menjelaskan kata kerja kedua dalam simple past tense yang

terdiri dari regular verbs dan regular verbs. Setelah peneliti

menjelaskan materi tentang past tense. Penulis meminta siswa untuk

membentuk kelompok yang terdiri dari 2 kelompok berjumlah 6

siswa, dan 3 kelompok berjumlah 5 siswa. Kemudian peneliti

membagikan lembaran kertas yang telah di foto kopi sebanyak

jumlah siswa ( 27 siswa ). Teks tersebut diambil dari buku Detik –


15

Detik Ujian Nasional kelas IX karangan Bachtiar Bima tentang jenis

– jenis teks. Penulis juga memberikan lembaran folio yang

digunakan oleh siswa untuk menulis kata – kata yang terdapat di

dalam teks yang telah digaris bawahi dan diberikan nomor secara

berurutan. Jumlah kata kerja dalam teks adalah 21 kata kerja. Dalam

tahap ini siswa juga membuat kolom - kolom pada lembaran folio

sebanyak 5 kolom, kolom – kolom tersebut terdiri dari , no, word,

regular verb, irreguler verb dan meaning. Siswa diharapkan dapat

membedakan regular verb atau irregular verb dengan memberikan

tanda √ ( cek ) pada salah satu kolom serta menemukan arti

( meaning ) dengan menggunakan kamus.

c. Tahapan Pengamatan

Peneliti bersama teman sejawat mengamati masing – masing

siswa dengan menggunakan lembar observasi . Hasil pengamatan itu

adalah sebagai berikut :

Table 1. Hasil observasi kelas siklus 1

N Kriteria
Poin yg diamati
o Sangat baik Baik Cukup Kurang
1 Keaktifan siswa  X
2 Perhatian siswa  X
3 Kedisiplinan  X
4 Penugasan/resitasi  X

Keterangan √ ( Peneliti ) : X ( Kolaborator )

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam

pembelajaran regular verb dan irregular verb adalah baik. Menurut

peneliti keaktifan siswa terbangun karena teks yang diberikan


16

dengan kata – kata kerja yang telah digaris bawahi menimbulkan

rasa ingin tahu bagi para siswa. Perhatian siswa dalam kegiatan

pembelajaran ini adalah baik, hal ini dikarenakan adanya kata kerja

ke dua yang jarang dijumpai siswa. Dalam hal kedisiplinan peneliti

maupun kolaborator sepakat bahwa siswa belum sepenuhnya

disiplin. Ada beberapa dari siswa datang terlambat, sementara

kegiatan pembelajaran telah berlangsung beberapa menit. Sedangkan

dalam hal penugasan baik menurut peneliti maupun kolaborator

adalah baik, siswa mengerjakan tugas seperti apa yang

diperintahkan, semua tugaspun dikerjakan, dan pengumpulan tugas

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Tahapan Refleksi

Pada akhir siklus peneliti memberikan tes kepada siswa secara

individu, dengan menggunakan tes yang sama pada para siklus. Hal

ini masih dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Diagram 2 Hasil tes siklus 1

70.00%

60.00%

50.00%
Sangat baik
40.00% Baik
Cukup
30.00% Kurang
20.00%

10.00%

0.00%
Persentase Nilai
17

Kesimpulan dari hasil di atas adalah sebagai berikut :

Banyak siswa yang sudah mampu menentukan bentuk kata kerja ke

dua dalam kalimat past tense. Namun masih banyak juga siswa yang

keliru, kesalahan ini terjadi karena mereka belum bisa menentukan

bentuk kata kerja ke dua yang tepat dalam kalimat.

Dari temuan ini dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa belum

mengalami hasil yang lebih baik dalam pembelajaran regular dan

irregular verb. Namun jika dibandikan dengan hasil belajar siswa

pada prasiklus hasil belajar siswa lebih baik dalam siklus 1.

3. Siklus 2

a. Tahapan perencanaan

Setelah melaksanakan refleksi siklus 1, dan menemukan keliruan

dalam menentukan bentuk kata kerja yang tepat, penulis melakukan

hal yang sama seperti siklus 1 dalam tahapan perencanaan yang

membedakan adalah isi teks berbeda dengan siklus 1 jumlah kata

kerja lebih banyak dari klus 1 dan lebih bervariasi. Penulis meyusun

alat penilaian dan lembar observasi.

b. Tahapan pelaksanaan

Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan melakukan


tanya jawab seputar topik ( Broinstoring ) dan mereview materi
recount teks serta regular verbs dan irregular verbs. Hal yang lain
pun sama seperti siklus 1 dalam tahap pelaksanaan. Yang
membedakan adalah dalam siklus 2 siswa dibentuk dalam kelompok
yang lebih kecil, siswa yang dirasa sudah lebih meningkat hasil
belajarnya diharapkan dapat menjadi tutor teman sebaya bagi teman
yang lain sehingga jumlah kelompok lebih banyak. Namun jumlah
siswa dalam tiap kelompok lebih sedikit daripada siklus 1
18

c. Tahapan pengamatan

Peneliti sama teman sejawat mengamati masing – masing siswa

dengan menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan itu

adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil observasi kelas siklus 2

Kriteria
N
Poin yg diamati Sangat baik Baik Cuku Kuran
o
p g
1 Keaktifan siswa  X
2 Perhatian siswa  X
3 Kedisiplinan  X
4 Penugasan/  X
resitasi
Keterangan √ ( Peneliti ) ; X ( Kolaborator )

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa sangat aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Menurut peneliti hal ini dapat dilihat dari

adanya pertanyaan dari siswa serta kemampuan siswa menjawab

pertanyaan yang di ajuakan oleh peneliti. Peneliti merasa bahwa hal

ini muncul dari keingintahuan yang lebih dari para siswa , perhatian

siswa dalam siklus ini sangat baik, hal ini muncul karena kata –kata

kerja yang bervariasi dan siswa merasa mereka mempunyai

penambahan kata kerja baru. Dalam hal kedisiplinan baik peneliti

maupun kolaborator sepakat baik tidak adanya siswa terlambat

dalam mengikuti kegiatan belajar. Hal ini cendrung disebabkan

kesadaran dari siswa akan pentingnya pelajaran ini. Untuk

penugasan atau resitasi penulis dan kolaborator tetap sama yaitu

sangat baik. Hal ini tentunya dapat dilihat ketika siswa mengerjakan
19

tugas yang diberikan oleh guru, semua melaksanakan dengan baik

dan penuh rasa tanggung jawab.

d. Tahap refleksi

Sama halnya dengan siklus 1, pada kegiatan akhir siklus 2

diadakan tes soal tes pun sama dengan soal tes pada pra siklus dan

siklus 1. Adapun hasil belajar yang di peroleh siswa dalam siklus 2

adalah sebagai berikut :

Diagram 3. Hasil tes siklus 2.

45.00%
40.00%
35.00%
30.00% Sangat baik
25.00% Baik
20.00% Cukup
Kurang
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Persentase Nilai

Kesimpulan dari hasil di atas adalah sebagai berikut

Banyak siswa yang sudah mampu menentukan bentuk kata kerja

kedua baik yang regular maupun yang irregular. Menurut peneliti hal

ini dikarenakan banyaknya kata kerja kedua baik yang regular

mapun irregular yang didapat siswa dari teks yang diberikan mulai

dari siklus 1 sampai siklus 2. Sehingga hal ini memacu siswa untuk

memiliki kosakata yang lebih banyak dari sebelumnya jadi


20

peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 2 lebih baik dari pada pra

siklus dan siklus 1.

Berikut di sajikan tabel hasil tes Pra siklus, Siklus 1 dan siklus 2

Tabel 3. Hasil Tes Pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

Jumlah Persentase
Kriteria Pra Siklus Siklus Pra Siklus 1 Siklus 2
Siklus 1 2 Siklus
Sangat 7 17 11 25,93% 62,96% 40,74%
baik
Baik 5 0 10 18,52% - 27,04%
Cukup 7 3 6 25,93% 11,11% 22,22%
Kurang 8 7 0 29,63% 25’93% -

Jumlah 27 27 27 100% 100% 100%

A. Pembahasan

Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa jumlah

siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria sangat baik pada siklus

1, dibandingkan dengan pra siklus mengalami peningkatan 10 siswa

atau 37,04%. Sementara pada siklus 2 kriteria sangat baik mengalami

peningkatan 4 orang atau 14,81%. Namun dalam siklus 2 mengalami

penurunan sebanyak 6 siswa atau sekitar 22,22 %. kriteria baik pada

siklus 1 dibandingkan dengan pra siklus mengalami penurunan

sebanyak 5 siswa atau sekitar 18,52%. Sementara pada siklus 2

kriteri baik jika dibandingkan dengan pra siklus mengalami

peningkatan sebanyak 5 siswa atau sekitar 18,52%. Dan apabila

dibandingkan dengan siklus 1, pada siklus 2 kriteria baik tetap


21

mengalami peningkatan sebanyak 10 siswa atau sekitar 37,04%.

Untuk kriteria nilai cukup dalam siklus 1 mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan pra siklus yaitu 4 siswa atau 14,81%. Begitu

juga dalam siklus 2, jika dibandingkan dengan pra siklus untuk

kriteria nilai cukup mengalami penurunan 1 siswa atau 3,70%, dan

jika dengan siklus 1, dalam siklus 2 kriteria cukup mengalami

peningkatan yaitu sebanyak 3 siswa atau 11,11%. untuk kriteria nilai

kurang pada siklus 1 jika dibandingkan dengan pra siklus mengalami

penurunan sebanyak 1 siswa atau 3,70%. Sementara pada siklus 2

kriteria nilai kurang jika dibandingkan dengan pra siklus juga

mengalami penurunan sebanyak 8 orang atau 29,63%. Dan

dibandingkan dengan siklus 1 pada siklus 2 tetap mengalami

penurunan 7 orang atau 25,93% untuk kriteria nilai kurang. Dari

analisis hasil tes ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil akhir

dari seluruh tes mengalami peningkatan karena pada akhir siklus

tidak adanya siswa yang mempunyai nilai kurang dan ini harapan dari

penulis. Begitu pula halnya dengan observasi yang dilakukan penulis

maupun rekan sejawat, terus mengalami peningkatan yang lebih baik

dari tingka laku para siswa.

Penulis menyimpulkan bahwa peningkatan hasil mencapai

prestasi tinggi, hal ini didukung pula dengan prilaku siswa terutama

keaktifan, perhatian siswa, kedisiplinan dan penugasan yang

meningkat pula menjadi lebih baik.Sehingga penulis menyimpulkan

bahwa dengan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa


22

pada pembelajaran regular verbs dan irregular verbs. Menurut Syiful

dan Zaim ( 2012 : 12 ) yang menyatakan bahwa proses belajar

mengajar dianggap berhasil apabila daya serap terhadap bahan

pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara

individu maupun kelompok. Serta perilaku yang digunakan dalam

tujuan pengajaran khusus ( Tik ) telah dicapai oleh siswa.

Dengan menggaris bawahi kata kerja ke dua yang terdapat di

dalam teks juga sangat membantu siswa untuk membedakan kata kerja

beraturan ( regular verbs) dan ( irregular verbs ). Semakin banyaknya

teks yang diberikan kepada siswa dengan menggaris bawahi kata kerja

kedua akan sangat membantu siswa dalam memahami kata kerja ke dua

baik yang regular verbs maupun irregular verbs.

Begitu pula halnya dengan metode diskusi yang dilakukan, siswa

sangat aktif selama kegiatan pembelajaran. Kamsinah ( 2010)

menyatakan ; metode diskusi sebagai suatu jalan untuk memecahkan

suatu permasalahan yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang

dapat mendekati kebenaran dalam proses pembelajaran.Metode ini bila

digunakan dalam proses belajar mengajar dapat merangsang murid

untuk berpikir sistematis, logis, kritis dan bersikap demonstratif dalam

mengembangkan pikiran – pikirannya untuk memecahkan masalah.

Dan dapat pula disimpulkan penulis bahwa siswa akhirnya

memahami regular verb pada kalimat past tense yaitu kata kerja yang

ditambahkan - ed dibelakangnya, sementara yang irrelular verb selain

yang ditambahkan – ed diakhir kata kerjanya.


23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, dapat disimpulkan

bahwa dengan menggaris bawahi kata – kata kerja bentuk kedua dalam teks

recount terbukti mampu membantu siswa dalam memahami regular verb dan

irregular verb. Hal ini bias dilihat dari perbandingan tes ketiga siklus tersebut

pada bab IV. Dari analisis hasil tes, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil

akhir dari seluruh tes tetap mengalami peningkatan. Karena pada akhir siklus

tidak adanya siswa yang mempunyai nilai kurang. Dan ini merupakan kriteria

ketuntasan minimal dan sekaligus harapan penulis.

B. Saran

Dengan menggarisi kata – kata kerja yang terdapat di dalam teks recount
mampu membuat siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Selain itu siswa
mampu mengingat dan memahami kata – kata kerja bentuk kedua baik yang
regular verb maupun irregular verb. Namun penulis menyarankan agar kata –
kata kerja yang terdapat di dalam teks, tidak hanya sebatas jenis teks recaunt
saja. Tetapi bisa juga pada jenis teks lainya seperti descriptive, report dan teks
yang lain. Hal ini dimaksudkan agar siswa memahami bentuk – bentuk kata
kerja. Baik kata kerja bentuk 1, kata kerja yang mendapatkan penambahan –s, -
es, pada akhir kata, kata kerja bentuk kedua, dan kata kerja bentuk ketiga siswa
juga perlu dibiasakan mencatat/ mengingat meaning ( arti ) setiap kata kerja.
Sebuah metode terbaik sekaligus memerlukan pembiasaan agar dapat berhasil
guna.
24

REFERENSI

1. Bachtiar, Bima. 2007. Let’s talk - Pakar Raya Bandung


2. Bachtiar, Bima. 2012. Detik-Detik Ujian Nasional

Bahasa Inggris, Intan Pariwara. Klaten

3. Bhaskara, swara ( 2009 ) www. Claro- search .com /common Irregular


Verbs,
4. Wurianto, Eko. 2011. Penelitian Tindakan kelas. Pacitan
5. Kamsinah, 2010.www. scribd . com / doc / 29412743 / Metode - diskusi

Anda mungkin juga menyukai