1, April 2014
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan
teknik role play berbantuan video mampu meningkatkan keterampilan berbicara
bahasa Inggris mahasiswa kelas 2C Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang
mengambil mata kuliah Speaking 2 tahun ajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini
terdapat tiga siklus dan empat tahapan dalam tiap siklusnya, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan, yaitu
pembahasan materi dan bermain peran, menonton video yang disiapkan di rumah
dan berdiskusi, serta pelaksanakan tes akhir dan kuesioner. Dari 16 (67%) pada
pre tes, nilai rata-rata mahasiswa meningkat menjadi 16,93 (70,55%) pada post tes
I, 18,52 (77,16%) pada post tes II, dan 19,21 (80,03%) pada post tes III. Hal ini
berarti penggunaan teknik role play berbantuan video mampu meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiswa dengan mencapai standar
ketuntasan (80%). Peningkatan tersebut selaras dengan data yang diperoleh dari
hasil kuesioner dan jurnal kegiatan.
Abstract
This classroom action research was aimed at finding whether role play combined
with video recorded task could improve the speaking skill of 2C students of English
Education Department who took Speaking 2 subject in academic year 2011/2012.
There were three cycles with four steps applied in this study; planning, action,
observation, and reflection. Each cycle was conducted in three meetings, one for
discussing the topic dan playing a role play, one for watching video and discussing,
and the last for giving post test and questionnaire. From 16 (67%) on pre test,
students‟ mean score is improved to 16,93 (70,55%) on post test I, 18,52 (77,16%)
on post test II, and 19,21 (80,03%) on post test III. It means that role play
combined with video recorded task can improve students‟ speaking skill and it is
supported by the result of questionnaire and the journal.
diri dan kerjasama antar mahasiswa jika makna dan mood pembicara bisa
diterapkan dengan efektif. Dengan disampaikan baik itu melalui ekspresi
berpartisipasi pada peran-peran bahasa, intonasi, dan/atau gerak tubuh.
tertentu, secara perlahan-lahan Selain itu, penggunaan video juga
mahasiswa akan melihat bahwa dirinya memiliki sifat yang sangat memotivasi.
bisa, sehingga pada gilirannya akan Kirkgoz (2011) menyarankan
merasa percaya diri untuk berbicara. penggunaan video karena sesuai hasil
Selain itu, Ur juga mengungkapkan penelitian yang dilakukannya di Turki,
bahwa roleplay juga memberikan penggunaan video dalam pembelajaran
kesempatan pada mahasiswa untuk berbicara bahasa Inggris mampu
melatih real life spoken language yang menumbuhkan sikap kritis mahasiswa
sesungguhnya di kelas. Pernyataan ini dalam mengevaluasi keterampilan yang
jelas menunjukkan sifat kebermaknaan dimiliki olehnya maupun oleh teman
dari teknik roleplay yang mampu sekelasnya.
menghubungkan dunia sehari-hari dan Mengacu pada paparan
situasi di kelas. sebelumnya, peneliti tertarik untuk
Ide yang sama juga diungkapkan mengimplementasikan teknik roleplay
oleh Harmer (2002) yang menyatakan yang berbantuan video untuk
bahwa roleplay menyenangkan dan meningkatkan keterampilan berbicara
memotivasi, meningkatkan rasa percaya mahasiswa kelas 2C yang mengambil
diri, dan memberikan kesempatan pada mata kuliah Speaking 2 tahun ajaran
mahasiswa untuk menggunakan ragam 2011/2012. Peneliti ingin mengetahui
bahasa yang lebih luas dengan apakah teknik ini mampu meningkatkan
memasukkan “dunia luar” ke dalam kemampuan berbicara Bahasa Inggris
kelas. Hal ini didukung oleh hasil mahasiswa. Sehingga, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Shen dan latar belakang tersebut, masalah yang
Suwanteph (2011) di Thailand, yang ingin diselesaikan dalam penelitian ini
menggunakan role play dan e-learning adalah „apakah Role Play yang
dalam meningkatkan kemampuan berbantuan video mampu meningkatkan
berbicara mahasiswa. Hasil penelitian kemampuan berbicara mahasiswa kelas
menunjukkan bahwa role play dan 2C jurusan Pendidikan bahasa Inggris
learning memberikan pengaruh positif e- yang mengambil mata kuliah Speaking
terhadap peningkatan keterampilan 2.‟
mahasiswa dalam berbicara, terutama
dalam hal kualitas dan produksi bahasa. METODE
Terkait dengan teknik roleplay, Penelitian tentang peningkatan
penggunaan video dapat memberi suatu kualitas pembelajaran ini tergolong
nilai tambah dan inovasi yang lebih penelitian tindakan kelas. Permasalahan
dalam proses pembelajaran. Menurut yang diidentifikasi yaitu tentang
Harmer (2002), penggunaan video rendahnya kemampuan berbicara
memungkinkan mahasiswa melihat mahasiswa kelas 2C Jurusan
penggunaan bahasa dalam realitas Pendidikan Bahasa Inggris, diberikan
yang sebenarnya. Dalam hal ini, tindakan yaitu penggunaan teknik role
mahasiswa bisa memahami bagaimana
play dibantu dengan video, sehingga instruksi sesuai topik. (4) Menentukan
permasalahan tersebut dapat diperbaiki. jadwal dan waktu pelaksanaan. (5)
Sesuai dengan sifat penelitian Menyiapkan jurnal kegiatan, dan (6)
tindakan kelas, yaitu bersifat siklik menyiapkan post test, rubrik, dan
(berupa siklus), maka penelitian ini kuesioner akhir yang berisi penilaian diri
dilaksanakan dalam bentuk siklus. tentang kemampuan berbicara dan
Tahap awal dari penelitian ini adalah implementasi teknik role play
melakukan observasi dan refleksi awal, berbantuan video.
yang dipergunakan sebagai informasi Setelah kegiatan perencanaan di
awal untuk membuat perencanaan atas, segala rencana diimplementasikan
dalam setiap siklus. Berdasarkan pada tahap pelaksanaan tindakan. Pada
refleksi awal, terlihat bahwa tahap ini, dilakukan pula 2 tahap
kemampuan berbicara mahasiswa observasi, yaitu pada saat mahasiswa
masih rendah dan perlu diupayakan melaksanakan pembelajaran dan
suatu kegiatan yang dapat memfasilitasi setelah mahasiswa selesai melakukan
mahasiswa untuk tidak merasa pembelajaran. Selain observasi,
terbebani, dapat berbicara dengan dilaksanakan pula evaluasi terhadap
lancar, tidak berbelit-belit, tidak keberhasilan teknik yang digunakan.
menimbulkan interpretasi berbeda, Hasil observasi dan evaluasi
berbicara menggunakan kosakata dan yang telah dilakukan digunakan untuk
tata bahasa yang sesuai, dan tampil melakukan refleksi untuk mencermati
dengan lebih percaya diri. fenomena dan hubungan antar
Berdasarkan observasi dan fenomena yang terjadi pada saat
refleksi awal di atas, maka secara berlangsungnya pembelajaran,
kolaboratif tim peneliti mendesain sehingga akan dapat ditemukan dampak
pembelajaran speaking 2 dengan positif dan negatif dari tindakan yang
menggunakan teknik role play, yang diberikan sebagai bahan perencanaan
kemudian dikombinasikan dengan tugas tindakan selanjutnya.
speaking yang direkam dalam bentuk Data dalam penelitian
video, dan merancang tes dan dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner. Secara lebih rinci, kegiatan- kuesioner, jurnal kegiatan, dan tes.
kegiatan yang dilakukan dalam tahap Kuesioner dipergunakan untuk
perencanaan siklus adalah sebagai mengambil data tentang respon
berikut. (1) Membuat skenario mahasiswa terhadap pelaksanaan role
pembelajaran berdasarkan silabus play berbantuan video, yaitu apakah
speaking 2. (2) Mendesain materi teknik ini dapat membantu
lengkap dengan language function dan meningkatkan kemampuan berbicara
language expression yang digunakan mahasiswa. Kuesioner diisi oleh
untuk topik tertentu, disertai dengan mahasiswa pada pertemuan ketiga pada
latihan berupa skenario role play yang setiap siklusnya, setelah pelaksanaan
dilakukan di kelas setelah membahas post tes. Jurnal kegiatan digunakan
materi. (3) Menentukan pemberian untuk mengambil data tentang
tugas yaitu membuat video percakapan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
dengan bermain peran berdasarkan Jurnal ini diisi oleh peneliti setelah
kegiatan menonton video yang telah berpikir apa yang akan diucapkannya.
dibuat dan membahas kesalahan- Pelafalan kata-kata tertentu yang
kesalahan dalam hal penyelesaian sebenarnya umum dan sering
tugas, penyampaian pesan, kefasihan, digunakan mahasiswa masih belum
pelafalan, kosa kata, dan tata bahasa. dapat dilafalkan dengan baik oleh
Sedangkan pertemuan ketiga diisi beberapa mahasiswa. Dalam hal kosa
dengan pemberian post test dan kata, mahasiswa sudah lebih mampu
kuesioner pasca implementasi teknik. berbicara dengan kosa kata yang
Nilai rata-rata mahasiswa dalam bervariasi, namun masih terdapat
keterampilan berbicara bahasa Inggris kesalahan pemakaian kosa kata
pada Post test I adalah 16,93 (70,55%) sehingga menimbulkan makna yang
dan berada pada kategori baik, berbeda dan membingungkan. Yang
meningkat sedikit dari pre tes yaitu 16 terakhir, masih terdapat kesalahan
(67%) dengan kategori cukup. Dari 29 dalam hal grammar atau tata bahasa.
mahasiswa yang mengikuti Post test I, 3 Dalam implementasi role play
orang (10, 34%) mendapat nilai yang berbantuan video pada siklus I, peneliti
sangat baik, 14 orang (42,28%) mengalami beberapa kendala, yaitu
mendapat nilai baik, 12 orang (41,38%) pada pertemuan pertama, saat
mendapat nilai cukup, dan tidak ada mahasiswa diperkenalkan dengan topik
yang mendapat nilai kurang. Hal ini yang dibahas dan diminta menyiapkan
menunjukkan kemampuan berbicara percakapan, mahasiswa cenderung
mahasiswa sudah meningkat namun menulis percakapan yang akan
masih dibawah standar ketuntasan ditampilkan. Hal tersebut membuat
(80%). mahasiswa memerlukan waktu yang
Pada siklus I, kemampuan cukup banyak untuk menyatukan
mahasiswa setelah implementasi role persepsi mengenai percakapan yang
play yang berbantuan video telah mereka buat, apalagi satu kelompok
berada pada kategori baik. Mahasiswa terdiri dari 4 orang. Hal ini menunjukkan
mampu berbicara sesuai peran dengan mahasiswa belum mampu untuk
baik, namun tidak disertai penjelasan memberi respon langsung dalam
yang lebih dalam tentang prediksinya percakapan menggunakan bahasa
mengenai masa depan. Mahasiswa Inggris, mereka memerlukan persiapan
mengetahui teknik membuka dan yang cukup lama. Saat mahasiswa
menutup percakapan, namun masih menampilkan percakapannya,
bermasalah dalam penyampaian pesan, mahasiswa lain banyak yang tidak
menggunakan kalimat berbelit-belit, memperhatikan, mereka sibuk
tidak nyambung dalam segi sebab menyiapkan diri untuk maju ke depan,
akibat, menggunakan kalimat yang sehingga mereka tidak benar-benar
rancu sehingga membingungkan menyimak masukan yang diberikan
pendengar dan menimbulkan untuk memperbaiki kesalahan-
interpretasi yang berbeda. Mahasiswa kesalahan yang dilakukan. Kendala lain,
belum mampu berbicara tanpa berhenti pada pertemuan kedua, saat menonton
dan terdiam atau mengulang kata-kata video yang dibuat mahasiswa, pengeras
tertentu sambil mengingat-ingat dan suara yang dipergunakan tidak dapat
bersuara dengan keras sehingga kerap adalah giving opinions, agreeing and
kali peneliti menekan pause dan disagreeing, and discussing, yaitu
meminta mahasiswa untuk tenang dan mereka berperan sebagai dua orang
mendengarkan dengan seksama. teman yang membicarakan mitos yang
Berdasarkan refleksi diatas, mereka percayai dan menanyakan
ditarik kesimpulan bahwa siklus II perlu pendapat temannya, apakah setuju atau
dilakukan untuk lebih meningkatkan tidak dengan mitos yang disebutkan dan
kemampuan mahasiswa dalam memberi alasan untuk mendukung
berbicara sampai mencapai standar pendapat tersebut.
ketuntasan belajar. Hal-hal perbaikan Setelah diadakan post test II,
yang perlu dilakukan pada siklus kedua diperoleh data bahwa nilai rata-rata
adalah mahasiswa diminta untuk mahasiswa dalam keterampilan
mengulas lebih dalam mengenai topik berbicara bahasa Inggris pada Post test
yang dibicarakan, tidak menggunakan II adalah 18,52 (77,16%) dan berada
kalimat yang berbelit-belit, rancu, yang pada kategori baik, meningkat dari post
membingungkan pendengar, melatih tes I yaitu 16,93 (70,55%) dengan
kemampuannya di rumah dalam kategori baik pula. Dari 29 mahasiswa
memberi respon terhadap pertanyaan yang mengikuti Post test II, 5 orang
yang diberikan dengan bercakap-cakap (17,24%) mendapat nilai yang sangat
menggunakan bahasa Inggris di rumah, baik, 18 orang (62,07%) mendapat nilai
dan melatih kemampuannya dalam hal baik, dan 6 orang (20,69%) mendapat
pelafalan kata dengan membaca nilai cukup. Hal ini menunjukkan
bacaan bahasa Inggris, dan kemampuan berbicara mahasiswa
mempelajari lagi tata bahasa. semakin meningkat namun masih
Sementara itu, dalam hal implementasi dibawah standar ketuntasan (80%).
teknik, peneliti perlu menyiapkan Kemampuan mahasiswa dalam
ekspresi-ekspresi bahasa yang lebih berbicara menggunakan bahasa Inggris
bervariasi yang sesuai dengan topik setelah implementasi role play yang
yang dibahas, menyiapkan situasi yang berbantuan video pada Siklus II tetap
lebih rinci yang memudahkan berada pada kategori baik. Mahasiswa
mahasiswa berbicara dalam bermain mampu bercakap-cakap dengan
peran tanpa perlu waktu yang lama menanyakan dan menyatakan pendapat
untuk menyatukan persepsi, tentang mitos yang beredar di
memperhatikan dan melibatkan masyarakat, apakah mereka
mahasiswa agar lebih aktif dalam sesi sependapat atau tidak dengan mitos-
diskusi untuk menghindari kesalahan mitos tersebut, dan memberikan alasan
yang sama terulang kembali, dan yang untuk memperkuat pendapat mereka.
terakhir mempersiapkan pengeras suara Mahasiswa mampu menyampaikan
yang lebih baik demi kelancaran pesan dengan baik dan merespon
pembelajaran. pertanyaan yang diberikan tanpa
Kegiatan yang dilakukan pada menimbulkan interpretasi yang berbeda,
silkus II sama dengan kegiatan pada namun dalam penyampaian pendapat,
siklus sebelumnya, namun dengan topik beberapa mahasiswa terkesan
yang berbeda. Topik pada siklus II memaksakan pendapatnya agar
teman untuk meredam rasa grogi dalam adalah grammar karena mahasiswa
berbicara. masih belum mampu berbicara dengan
tata bahasa Inggris yang baik dan
SIMPULAN DAN SARAN benar.
Berdasarkan hasil penelitian dan Penelitian ini merupakan suatu
pembahasan, peneliti menyimpulkan upaya inovatif dalam pembelajaran
bahwa implementasi teknik role play keterampilan berbicara yang diterapkan
yang berbantuan video terbukti mampu di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.
meningkatkan keterampilan berbicara Untuk itu, hasil-hasil penelitian yang
mahasiswa kelas 2C jurusan Pendidikan diperoleh diharapkan dapat
Bahasa Inggris Undiksha yang berkontribusi optimal terhadap
mengambil mata kuliah Speaking 2 mahasiswa, mahasiswa dapat
tahun ajaran 2011/2012. Terjadi meningkatkan keterampilannya dalam
peningkatan nilai rata-rata mahasiswa berbicara dengan menggunakan teknik
mulai dari pre test, post test I, post test yang menyenangkan yaitu bermain
II, dan post test III. Pada post test III, peran sesuai topik yang dipelajari dan
nilai rata-rata mahasiswa telah menuangkan kreatifitasnya dalam
mencapai standar ketuntasan, sehingga bentuk rekaman video yang nantinya
penelitian dapat diakhiri sampai pada ditonton bersama-sama di dalam kelas.
siklus III saja. Peningkatan nilai rata-rata Mahasiswa dapat belajar dari kesalahan
mahasiswa terjadi secara bertahap dan sendiri dan juga kesalahan teman-
disertai dengan kesan mahasiswa temannya, dan menjadikannya acuan
terhadap teknik role play berbantuan untuk tampil lebih baik dikemudian hari.
video yang digunakan. Semakin hari Dalam berbicara, mahasiswa harus
mahasiswa merasa semakin menyukai mampu mengatasi rasa grogi,
teknik yang digunakan dan merasa memperhatikan dan menghargai
terbantu dan termotivasi dalam pendapat orang lain, dan meningkatkan
berbicara. Mereka suka menonton video kemampuannya dalam hal kefasihan,
mereka, apalagi menonton hasil karya kosa-kata, dan tata bahasa. Bagi dosen,
teman-temannya. Diskusi yang dosen dapat menggunakan teknik role
dilaksanakan untuk membahas play yang berbantuan video karena
penampilan mahasiswa dalam video teknik ini terbukti mampu meningkatkan
dinilai sangat berkontribusi terhadap keterampilan berbicara mahasiswa
pengetahuan dan pemahaman mereka kelas 2C yang diobservasi paling
dalam berbicara. Hal-hal yang masih bermasalah pada saat perkuliahan
perlu ditingkatkan oleh mahasiswa Speaking 1 pada semester sebelumnya.
adalah melatih mental agar tidak grogi Teknik role play berbantuan video ini
saat berbicara di depan kelas dan dapat dijadikan alternatif dalam
meningkatkan kemampuan dalam hal merancang kegiatan belajar mengajar
pelafalan kata dan keragaman kosa kata mata kuliah Speaking 2. Hal-hal yang
dengan banyak membaca, baik perlu disiapkan untuk memperlancar
membaca dengan keras maupun jalannya kegiatan di kelas adalah
membaca pemahaman. Selain itu, hal rencana pembelajaran, materi, alat
yang harus mendapat perhatian serius perekam, laptop, LCD, dan pengeras