Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN METODE PEMUTARAN AUDIO VISUAL DALAM BAHASA

INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SPEAKING PADA SISWA


DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAWONII TENGGARA

PROPOSAL OBSERVASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

OLEH

Hasriani
(A1M220102)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dalam
masyarakat. Bahasa itu sangat penting untuk semua orang didunia ini, dengan bahasa mereka
mampu menjalin hubungan dengan orang lain yang berasal dari latar belakang bahasa
yang berbeda. Misalnya Bahasa inggris, bahasa inggris adalah sebuah bahasa internasional.
Dimana Bahasa ini digunakan sebagai alat komunikasi dalam forum-forum internasional.
Sekarang ini, banyak Negara didunia ini menggunakannya sebagai alat komunikasi. Oleh
karena itu Bahasa inggris menjadi mata pelajaran yang sangat penting yang harus diajarkan
sejak dini sampai dengan perguruan tinggi seperti SD, SMP, SMA dan Universitas.

Maka dari itu generasi muda Indonesia dituntut untuk bisa berbahasa inggris. Sejalan
dengan itu para pemerintah daerah yang ada di Indonesia mengambil kebijakan untuk
memasukkan Bahasa inggris sebagai salah satu pelajaran tambahan yang sudah bisa di
ajarkan dari sekolah-sekolah dasar. Tapi meskipun demikian rancangan yang telah disusun
rapi oleh parapejabat yang berwenang. Tetapi masih banyak permasalahan-permasalahan
yang ditemui dalam pengajaran bahasa inggris ini. Permasalahan-permasalahan yang timbul
disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah minat belajar siswa untuk mempelajari.

Kurangnya minat dalam belajar bahasa inggris disebabkan oleh; (1) kurangnya
perbendaharaan kata dari siswa tersebut. (2) waktu yang digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Inggris ini tidak cukup, karena untuk belajar bahasa inggris ada empat materi pokok
yang mesti diajarkan, yaitu mendengar, membaca, menulis, dan mengucapkan. (3) peran guru
dalam mengajarkan. Dalam pengajaran bahasa inggris, guru, khususnya guru bahasa inggris
dituntut untuk lebih aktif dan menggunakan teknik-teknik yang kreatif dalam pengajaran.
Kalau tidak dengan metode atau teknik yang menarik dalam pengajaran Bahasa inggris ini
akan menimbulkan kebosanan pada siswa. Hal inilah yang membuat siswa untuk malas
belajar bahasa inggris yang akhirnya membuat mereka benci belajar bahasa inggris.
Pernyataan serupa juga diucapkan oleh Mar’at.

Menurut Mar’at (2005) ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran
bahasa Inggris. Diantaranya (a) waktu yang digunakan; (b) peran guru; (c) materi dan metode
pengajaran yang di pakai; (d) motivasi; (e) fungsi kognitif; (f) keurutan pemerolehan; (g)
kepercayaan diri; interferensi bahasa; (h) usia.

Sebenarnya ada banyak metode dalam pengajaran bahasa inggris ini. Salah satunya
adalah dengan menggunakan alat atau media pembelajaran yang disertai dengan visualisasi
atau yang lebih dikenal dengan Audio visual. Pembelajaran menggunakan audio visual para
siswa akan lebih mudah untuk mencerna permasalahan yang disampaikan. Karena
pendengar diransang untuk menggunakan imajinasi dan mengoptimalkan fungsi otak
mereka baik itu otak kiri ataupun otak kanan untuk mengingat bahasa yang mereka pelajari
lebih lama.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian, berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang “Penerapan Metode
Pemutaran Audio Visual dalam Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Keterampilan
Speaking pada Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 1 Wawonii Tenggara”

B. Rumusan Masalah
Beradasarkan dari latar belakang dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “apakah metode pemutaran audio visual dapat
mempengaruhi keterampilan speaking siswa?”.

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh keterampilan speaking siswa setelah
menggunakan metode Pemutaran Audio visual.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Audio Visual
a. Definisi Audio

Pengertian audio menurut Sudjana dan Rivai (2003: 129), audio merupakan media
yang dapat di gunakan sebagai media pengajaran yang ddalamnya mengandung pesan dalam
bentuk audirif yang berguna untuk dapat merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan juga
kemauan yang dimiliki siswa sehingga akan terjadi suatu proses belajar mengajar. Terdapat
berbagai macam jenis audio diantaranya audio visual, audio streaming, dan audio modem
riser. Selain itu audio juga memiliki berbagai jenis format, antara lain: mp3 (format untuk
musik digital), format wav, format aac, wma, ogg vorbis, dan lain-lain.

b. Definisi Audio Visual

Azhar (2008: 52) mengatakan Audio Visual adalah media pengajaran dan media
pendidikan yang mengaktifkan mata dan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar
mengajar berlangsung. Lebih jelas sanajaya (2011: 211) menjelaskan bahwa Media Audio
Visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar
yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain
sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwan Audio Visual adalah sejenis media
yang mengandung unsur suara, gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai
ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

2. Keterampilan Speaking (Berbicara)


a. Definisi speaking (berbicara)

Menurut Madhuri, J. N. (2013: 5) bahwa Speaking atau berbicara adalah suatu


keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar
dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata
yang diperoleh oleh sang anak; melalui kegiatan menyimak dan membaca.
Keterampilan berbicara adalah proses interaktif untuk membangun makna
produksi,
penerimaan dan pengolahan informasi ini dilakukan ketika seseorang berbicara karena
pada saat itu dia mengungkapkan gagasan perasaan dan pemikirannya melalui komunikasi.
Dalam kesempatan ini, siswa harus menguasai tata bahasa, kosa kata, dan kefasihan.
Singkatnya, guru bahasa Inggris harus kreatif dalam mengembangkan proses belajar
mengajar mereka untuk menciptakan suasana yang nyaman, meningkatkan ketrampilan
berbicara siswa, memberi perhatian pada komponen berbicara dan membuat pelajaran bahasa
Inggris lebih menarik kata atau kalimat yang tidak berhubungan dengan topic kalimat.

b. Tujuan speaking (berbicara)

Menurut Tarigan (2008: 16), tujuan utama dari berbicara adalah berkomunikasi.
Lebih lanjut, menurut Ochs dan Winker (dalam Tarigan, 2008:10), pada dasarnya speaking
mempunyai tiga maksud umum, yaitu sebagai berikut:

1) Memberitahukan dan melaporkan (to inform)


2) Menjamu dan menghibur (to entertain),
3) Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade)

Dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan berbicara adalah berkomunikasi.


yang dilakukan oleh manusia karena manuisa adalah makhuk sosial yang butuh saling
menukar
pengalaman, pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan, serta
menyetujui suatu pendirian atau atau keyakinan.

c. Penilaian keterampilan speaking


Ada lima komponen miliki ratting berkisar 1-5 dengan bobot poin yang berbeda
dari yang terendah ke paling tinggi. Pengukuran berbicara terdiri dari beberapa komponen
yang diuraikan keterampilan siswa dalam pengucapan.

Adapun aspek penilaian dalam keterampilan speaking sebagai berikut:

5
Berbicara dan aksen (style) mirip penutur asli

4
Sedikit kesalahan dalam pengucapan
3
Memerlukan konsentrasi tinggi agar terhindar dari kesalahan pemahaman

2
Sering melakukan kesalahan berbicara saat

1
Pengucapan sering tidak bisa di mengerti
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penelitian tindakan kelas
dapat dipakai sebagai implementasi berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji
berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil implementasi berbagai program di sekolah.

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru,
perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan atau
mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang di ajar oleh guru tersebut
sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses
pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wawonii Tenggara pada tahun
ajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa 21 orang, terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 10
orang siswa perempuan.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Wawonii Tenggara pada
semester genap tahun pelajaran 2021/2022. Cara berbicara siswa dalam melafalkan kata
perkata dalam Bahasa Inggris masih kurang sehingga perlu menggunakan metode pemutara
audio visual dalam Bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan speaking siswa.
Penelitian ini akan dilaksanakan secara siklus.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar
observasi. Tes diberikan kepada siswa untuk mendapatkan pemahaman siswa dalam
berbicara bahasa inggris. Lembar Pengamatan digunakan untuk mencatat informasi dari
semua kegiatan yang sedang berlangsung. Lembar pengamatan terdiri dari aktivitas siswa,
waktu, respon siswa, situasi kelas, dan catatan lainnya yang terjadi saat prosses tindakan
berlangsung.

Alat yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah hasil dari test, questionnaire,
lembar observasi, dan dokumentasi.

E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Ada empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu (1)
Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi (Arikunto, 2007: 11). Seperti
pada
model di bawah ini:
Perencanaan

SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1.1: Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan rancangan pembelajaran yang akan


dikembangkan berdasarkan masalah yang ditemukan dan metode belajar yang akan dipakai
yaitu pemutaran audio visual untuk memecahkan masalah rendahnya keinginan dan
pemahaman siswa.
2. Pelaksanaan

Pada langkah ini peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan


menerapkan
teknik audio visual sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah disiapkan.

a. Langkah pertama (pendahuluan)


Tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti pada langkah pertama adalah sebagai
berikut:
1) Membuka pelajaran dengan kegiatan pembukaan
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
3) Menyampaikan garis besar dari materi pelajaran kepada siswa
b. Langkah kedua (pembelajaran)
1) Memutarkan audio visual (dalam hal ini lagu beserta liriknya) sebanyak 3 kali.
2) Menyuruh siswa mengisi bagian kosong dari lirik lagu tersebut. Kemudian
siswa menyanyikan kembali berdasarkan lirik yang mereka tulis.
3) Memonitori siswa ketika mereka melakukan aktivitasnya.
4) Menguji hasil kinerja siswa.
c. Langkah ke 3 (kegiatan penutup)
1) Mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari
2) Memberikan motivasi kepada siswa
3) Menutup pembelajaran
3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Peneliti mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan tes dan lembar pengamatan yang telah disusun sebelumnya.

No Hal-hal yang diamati Baik Cukup Kurang


1. Perhatian siswa saat menerima perintah
2. Keseriusan siswa dalam proses tindakan
3. Tanggapan siswa
4. Situasi pembelajaran
5. Efektivitas media pembelajaran
6. Respon siswa dalam menerima perintah
7. Ketepatan waktu
8. Motivasi siswa terhadap pelajaran
9. Perubahan sikap
10. Kepercayaan diri
11. Peningkatan keterampilan
4. Refleksi

Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
(Arikunto, 2013, hlm. 140).

a. Siklus I

Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk berdiskusi tentang proses pembelajaran


yang telah dilaksanakan berdasarkan lembar observasi yang disediakan. Keberhasilan pada
siklus pertama akan dijadikan acuan dalam melaksanakan siklus selanjutnya.

b. Siklus II

Peneliti akan melakukan tindakan pada siklus kedua dengan matang serta melakukan
kekurangan yang ada pada siklus satu. Sehingga peneliti dapat menentukan perbaikan
pembelajaran sebagai bahan menyusun tindakan pada siklus berikutnya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data akan dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan
setelah selesai di lapangan. Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian. Namun dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama proses
dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2012: 336).

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan berikutnya sampai tahap tertentu, sampai
diperoleh data yang dianggap kredibel. Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis
data.
Penelitian dianalisis dari awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Metode
pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar juga membutuhkan data yakni
hasil, adakah peningkatan minat masing-masing siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
oleh peneliti, pada data kualitatif yang terdiri dari beberapa komponen yaitu sebagai berikut
(Sugiyono, 2013: 338).

Menurut trianto (2013) pada data kualitatif yang merupakan hasil observasi aktivitas
siswa dapat dihitung melalui:

A
Persentase respon siswa ¿ x 100%
B

Dimana:

A = Proporsi siswa yang memilih (aktif)

B = Jumlah siswa (keseluruhan)

Dengan penilaian:

0 – 19 = Tidak aktif

20 – 59 = Kurang aktif

60 – 69 = Cukup aktif

70 – 79 = Aktif

80 – 100 = Aktif sekali

Hasil tes yang telah diperoleh, selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis
deskriptif kuantitatif. Hasil tes tersebut kemudian dicari nilai ketuntasan belajar dan
persentase ketuntasan belajar siswa untuk setiap siklusnya.

a. Ketuntasan Individu

Setiap siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 70. Data diolah dengan
menggunakan rumus di bawah ini. Persentase siswa individu menurut Daryanto (2018: 195)
yakni seperti berikut ini.
∑x
X=
n
Dengan :

X = Nilai Rata-Rata
∑x = Jumlah Semua Nilai Siswa
n = Jumlah Siswa
Setelah mencari persentase ketuntasan siswa, selanjutnya menentukan kriteria
ketuntasan dengan kriteria seperti pada Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Individu (Sugiyono,
2013: 135).

NO Niilai Keberhasilan Taraf Keberhasilan


.
1. 85% - 100% Sangat Baik
2. 75% - 84,99% Baik
3. 65% - 74,99% Cukup
4. 55% - 64,99% Kurang
5. <55% Sangat Kurang

b. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan belajar klasikan menurut Daryanto (2018: 196) dapat dirumuskan seperti
berikut ini.

∑ siswayangtuntasbelajar
P= x 100 %
∑ siswa

Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika ≥ 70% siswa memperoleh skor minimal 70
yang akan dilihat pada hasil evaluasi tiap-tiap siklus.

G. Kriteria Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat
sedikitnya 70% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau ketuntasan
belajar dilihat berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa berdasarkan Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang digunakan di SMP Negeri 1 Wawonii Tenggara. Siswa dikatakan
berhasil atau tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 70% - 100% atau nilai 70. Sedangkan
KKM yang digunakan peneliti dalam meningkatkan kreativitas pada proses pembelajaran
dikatakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 70% - 100% atau nilai 70.
BAB IV

PENUTUP

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku
peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan atau mengubah
kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang di ajar oleh guru tersebut sehingga
terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Wawonii Tenggara, dengan tujuan untuk
meningkatkan keterampilan speaking siswa. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pemutaran audio visual (berbentuk lagu beserta liriknya / video lirik lagu), sehingga
dapat melatih keterampilan speaking siswa sekaligus bernyanyi.

Berdasarkan data hasil penelitian yang di lakukan di SMP Negeri 1 Wawonii Tenggara
menunjukkan adanya perubahan pola belajar siswa. 16 dari 21 siswa mengaku lebih cepat
paham dengan menggunakan metode pemutaran audio visual karena mereka bisa melihat
langsung lirik dan bagaimana cara melafalkannya, daripada melalui sistem belajar membaca
teks yang ada dibuku. Kebanyakan siswa mengaku kesulitan belajar bahasa inggris karena;
belum mengetahui cara pelafalan kata yang benar, belum mengetahui makna dari kalimat,
sehingga mengganggu kelancaran siswa ketika berbicara bahasa inggris. Ini artinya,
penggunaan metode pemutaran audio visual di SMP Negeri 1 Wawonii Tenggara berhasil
mempengaruhi nilai belajar bahasa inggris siswa setidaknya 80%.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2020. Pengertian Audio Menurut Para Ahli, Macam-Macam, Jenis Format Audio dan
Contohnya. Diakses di https://www.ilmuips.my.id

Ratmininngsih, N. M. 2016. Efektivitas Media Audio Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis


Lagu Kreasi Di Kelas Lima Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal
Pendidikan Indonesia ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016.

Suparti. 2017. Evaluasi Model Media Audio Daily English Conversation Pada Siswa Smp Di
Yogyakarta. Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan
(BPMRK).

Evyanto, Winda. 2018. Efektifitas Media Audio Visual dalam Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Bahasa Inggris Siswa. Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Basis UPB.

Girsang, Lailany N I & Simartama, Radode Kristanto. 2021. Penerapan Media Audio Visual

Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Di Sd N


122379 Pematangsiantar. Vol 1 No 1 (2021)
LAMPIRAN
Gambar 1.2: Dokumentasi Siswa dan Guru

Anda mungkin juga menyukai