MAKALAH
(Tugas Kelompok Mata Kuliah Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan
Irama)
Dosen pengampu:
Dra. Zulmiyetri, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok III
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para rasul
dan pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami dengan rendah hati
menyampaikan kata pengantar untuk makalah berjudul "Pengembangan Kemampuan
Komunikasi dan Pengembangan Program Bunyi." Makalah ini membahas tentang
pentingnya memahami bunyi dalam konteks pendidikan, khususnya bagi peserta
didik dengan hambatan pendengaran.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.
Zulmiyetri, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Bina Komunikasi, Persepsi
Bunyi, dan Irama. Bimbingan dan arahan Ibu telah membantu kami dalam
mengeksplorasi topik ini dengan lebih mendalam.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi amal jariyah bagi
kita semua. Mari kita terus berusaha meningkatkan pemahaman dan komunikasi,
serta memperkaya diri dengan ilmu yang bermanfaat.
sebuah inisiatif yang dianggap esensial bagi peserta didik dari berbagai tingkat
pendidikan, mulai dari TKLB hingga SMALB. Pandangan yang mendasari program
ini bersumber dari pemikiran para pakar pendidikan khusus yang menegaskan bahwa
layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus seharusnya tidak semata-
Salah satu potensi yang dapat diperluas bagi peserta didik tunarungu adalah
menggunakan Alat Bantu Mendengar (ABM) atau tanpa menggunakan alat bantu
kemampuan komunikasi dan bahasa bagi peserta didik tunarungu, baik melalui
model layanan pembelajaran, baik untuk peserta didik secara umum maupun
verbal.
Beberapa pertanyaan yang akan kita eksplorasi dalam makalah ini meliputi:
1.3 Tujuan
1. Pengertian
2. Tujuan
b. Latihan pernafasan
1. Pengertian
sehingga kemampuan dengar yang masih dimiliki serta perasaan vibrasi yang
terhadap bunyi latar belakang yang hadir pada situasi pembelajaran di kelas,
seperti tiba-tiba terdengar bunyi motor, bunyi bel sekolah, suara bedug,
pembelajaran yang terhenti karena peserta didik bereaksi terhadap bunyi latar
belakang tadi.
dan irama yang intensif dan berkesinambungan anak tunarungu yang beratpun
akan mampu berbicara secara berirama. Hal ini penting artinya sebab irama
bahasa akan menunjang daya ingat anak, dan daya ingat akan besar
dapat membentuk sikap terhadap bicara yang lebih baik dan jelas. Dalam hal
melatih proses emosional, melatih motorik dan melatih indra serta memberi
perasaan senang.
Program PKPBI secara umum bertujuan meningkatkan kepekaan
kemampuan pendengaran dan perasaan vibrasi peserta didik yang masih ada
berkomunikasi kita dapat mencurahkan segala hal yang kita pikirkan dan
mampu berbahasa lisan seperti halnya kaum tunarungu. Media utama untuk
sehari hari baik secara ekspresif maupun secara reseptif. Dalam berbagai
tunarungu?
orang lain atau atau orang lain memahami apa yang disampaikan oleh kita.
Namun pada anak tunarungu sulit memahami apa yang disampaikan oleh
upaya terjadinya integrasi atau identifikasi atau kesatuan yang erat antara
mengembalikan gejala bunyi pada asalnya yaitu gerak tubuh. Gerak tubuh
pernapasan.
dihantarkan lewat udara dapat mencapai kita lewat cara lain seperti telah
diuraikan sebelumnya yaitu dirasakan pada kulit dan bagian tubuh lain.
gelombang bunyi atau suara lewat vibrasi dan atau sisa pendengaran. Jadi
pada peserta didik tunarungu bukan yang dituntut untuk “ mendengar “ dalam
karena pengamatan bunyi lewat ujung jari atau rongga dada tentu tidak bisa
melalui rasa vibrasi dan kemampuan pengamatan lewat dua saluran yaitu
melalui vibrasi dan atau sisa pendengaran sebagai satu kesatuan yang utuh.
a. Tujuan Umum.
sebagai berikut:
1) Agar peserta didik tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang semata-
mata tergantung pada daya penglihatan saja, sehingga cara hidupnya lebih
seimbang dan kaya, karena dapat menghayati irama, tekanan (aksen) dan
3) Agar pola penyesuaian peserta didik tunarungu menjadi lebih baik berkat
(sensorik).
5) Meningkatkan keterampilan wicara dan membaca ujaran. Dengan PKPBI
b. Tujuan Khusus
mengenal bunyi
mengenal irama
1) Tahap diteksi bunyi yaitu kemampuan menyadari ada dan tidak ada bunyi.
tunarungu meliputi penghayatan bunyi yang paling primitif hingga bunyi yang
tertinggi yaitu:
bunyi yang dengar dilakukan secara verbal maupun non verbal, yaitu dalam
bentuk:
5) Bermain peran
cepat.
dan mempersepsi vibrasi. Berikut adalah beberapa aspek yang akan dibahas:
a. Deteksi Bunyi
b. Identifikasi Bunyi
serupa, seperti mengenal perbedaan antara bunyi huruf "b" dan "p".
d. Komprehensi Bunyi
makna bunyi. Ini termasuk memahami pesan yang disampaikan melalui suara,
KESIMPULAN
bunyi .
SARAN
individu.
DAFTAR PUSTAKA