Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Inggris masih menjadi bahasa asing yang dianggap sulit
untuk dipahami oleh siswa SMA. Anggapan akan sulitnya belajar bahasa
Inggris ini sangat memengaruhi psikologis siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa menjadi tidak bersemangat belajar dan sulit
memahami materi. Sudirman (2012) mengemukakan bahwa kehadiran
faktor-faktor psikologis dalam belajar memiliki peran yang cukup penting.
Faktor-faktor psikologis akan memberikan kemudahan dalam pencapaian
tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa faktor-faktor psikologis,
dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang
disebut dengan motivasi. Thursan (2005) mengungkapkan bahwa dalam
belajar, diperlukan ketekunan yang ditentukan oleh kuat lemahnya motivasi
belajar. Media pembelajaran interaktif dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa sehingga siswa merasa senang ketika belajar bahasa Inggris.
Aplikasi Powtoon adalah aplikasi digital pembuat video animasi
presentasi yang menarik. Selain memiliki design dan animasi yang unik dan
bervariatif, Powtoon juga mudah untuk digunakan. Siswa dapat mengedit
dan mendesain sendiri presentasi tentang materi bahasa Inggris dengan
animasi-animasi unik yang mereka sukai. Siswa juga dapat menambahkan
suara mereka ke dalam video animasi presentasinya. Aplikasi ini dapat
dijadikan sebagai alat untuk membuat video pembelajaran interaktif yang
mana nantinya digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar secara mandiri.
Dengan menggunakan aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam
pelajaran bahasa Inggris.

1
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian itulah penulis
bermaksud membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Powtoon Sebagai
Media Pembelajaran Bahasa Inggris Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI SMA Boarding Al Irsyad Al Islamiyyah
Purwokerto”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas. Adapun
rumusan masalahdalam karya tulis ilmiah ini sebagai berikut.
1. Bagaimana aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran Bahasa
Inggris dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI?
2. Bagaimana aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran Bahasa
Inggris dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris
menggunakan media pembelajaran aplikasi Powtoon dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI.
2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas XI dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris menggunakan media pembelajaran aplikasi
Powtoon.
D. Manfaat
Manfaat karya tulis ilmiah ini terbagi menjadi tiga manfaat, yaitu
untuk sekolah, guru, dan peserta didik.
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan sebagai bahan kajian lanjutan
ataupun dapat menambah pengetahuan pada aspek memotivasi belajar siswa
di SMA Boarding Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto sehingga sanggup
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut agar
menjadi lebih baik.

2
Karya tulis ilmiah ini juga bermanfaat untuk memberikan inspirasi
dan alternatif bagi guru untuk menggunakan aplikasi Powtoon dalam proses
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Penggunaan media menarik pada
proses pembelajaran jelas akan memunculkan lebih banyak variasi media
pembelajaran, tidak sekadar menyampaikan informasi kemudian
melakukan hal-hal yang telah dipahami sebelumnya. Guru dapat
menggunakan teknik dan media tersebut secara langsung di dalam kelas
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran bahasa
Inggris.
E. Dampak
Karya tulis inovasi pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan
dampak positif sebagai berikut.
1. Peserta didik merasa termotivasi belajar bahasa Inggris.
2. Peserta didik lebih bersemangat dalam bekerja sama memahami materi
bahasa Inggris.
3. Peserta didik mendapat hasil baik dalam belajar bahasa Inggris .
4. Guru memiliki semangat untuk terus berinovasi dengan menggunakan
teknik dan media yang inovatif dalam pembelajaran.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
Kajian teori menguraikan teori-teori yang diungkapkan para ahli
dari beberapa buku acuan yang mendukung karya tulis ilmiah ini. Bahan
kajian yang akan digunakan sebagai kajian teori dalam karya tulis ilmiah ini
adalah bahasa Inggris, motivasi belajar, hasil belajar, media pembelajaran,
Powtoon.
1. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah media komunikasi utama bagi masyarakat di
negara Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, New Zealand,
Afrika Selatan, dan di banyak negara lainnya. Bahasa Inggris (English)
merupakan bahasa resmi dari banyak negara-
negara persemakmuran dan dipahami serta dipergunakan secara
meluas. Bahasa Inggris dipergunakan di lebih banyak negara di dunia
dibanding bahasa yang lain.
Namun, di Indonesia bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang
menjadi materi pelajaran di sekolah. Di tingkat SMA, Bahasa Inggris
merupakan mata pelajaran pokok yang harus dipahami seluruh siswa
baik pada jurusan Bahasa, MIPA, maupun IPS karena mata pelajaran
ini menjadi salah satu mata pelajaran yang akan diujikan pada Ujian
Nasional (UN).
Bagi sebagian siswa SMA, bahasa asing yaitu bahasa Inggris
merupakan bahasa yang sulit untuk dipahami. Hal itu karena bahasa
Inggris mempunyai banyak sekali aturan seperti tenses dan grammar
yang sangat berbeda dengan kaidah atau tata bahasa Indonesia yang
terbilang cukup simple. Selain itu pengucapan kata dalam bahasa
Inggris juga berbeda dengan pengucapan kata bahasa Indonesia,
sehingga membuat sebagian siswa sulit untuk menghafalkan kosakata

4
bahasa Inggris. Kesulitan-kesulitan itulah yang akhirnya menjadi salah
satu faktor lemahnya motivasi belajar bahasa Inggris.
2. Motivasi Belajar
Menurut Mc Donal dalam Oemar Hamalik (2003:158), motivasi
adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam Am
Sardiman (2005:75) motivasi belajar diartikan sebagai rangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-komdisi tertentu sehingga seseorang mau
dan ingin melakukan sesuatu.
Sedangkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan
lingkungannya (Muhibbin, 2006:132). Sementara Morgan dalam
Wisnubrata (1983:3) mengatakan belajar adalah setiap perubahan yang
relativ tetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan dan pengalaman.
Berdasarkan pendapat di atas, motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak baik dalam diri maupun dari luar siswa dengan
menciptakan situasi tertentu sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.
3. Hasil Belajar
Menurut Julius (1984) dalam Rasyid (2007: 40), hasil belajar
diartikan sebagai prestasi, yakni kemampuan seseorang untuk mencapai
keadaan optimal dalam rangka aktivitas belajar. Dalam pandangan
Saeful Bakri (1999:19) prestasi diartikan hasil optimal dari suatu
kegiatan yang dikerjakan diciptakan baik secara individual maupun
kelompok.
Menurut Dimyati (2009:3): “hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa
hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu
pencapaian tujuan pengajaran. Sementara itu, Syaiful Bakhri Djamarah

5
(1994:19) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, maupun yang telah diciptakan, baik
secara individu maupun kelompok yang dapat terlihat dalam perubahan
tingkah laku dan pola pikir yang dialami oleh siswa”.
Winkel dalam Hanafi (1996;15) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman
keterampilan dan nilai sikap yang bersifat konstan/menetap”. Dalam
proses yang melibatkan individu dalam mencapai tujuan belajar,
dibutuhkan perubahan perubahan dalam pengetahuan kearah yang lebih
baik dari sebelumnya. Kemampuan untuk mendapatkan hasil yang
positif juga dibutuhkan pemahaman keterampilan dan sikap yang
konsisten, konstan atau tetap yang mendorong siswa agar lebih
termotivasi dalam mendapatkan hasil yang positif tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan
lingkungannya yang dikerjakan baik secara indipidual maupun
kelompok.
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses
belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan
lebih baik dan sempurna (Kustandi,2013:8). Arsyad (2014:10)
mengartikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa
dalam belajar.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut penulis
menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat atau
benda yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan
pesan/materi kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar,

6
sehingga siswa menjadi lebih semangat dan lebih mudah
memahami materi pembelajaran yang disampaikan.

5. Powtoon
Aplikasi Powtoon adalah aplikasi digital pembuat video animasi
presentasi yang menarik. Selain memiliki design dan animasi yang unik
dan bervariatif, Powtoon juga mudah untuk digunakan. Siswa dapat
mengedit dan mendesain sendiri video presentasi tentang materi bahasa
Inggris dengan animasi-animasi unik yang mereka sukai. Siswa juga
dapat menambahkan suara mereka ke dalam video animasi
presentasinya. Aplikasi ini dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
video pembelajaran interaktif yang mana nantinya digunakan oleh
siswa sebagai sumber belajar secara mandiri. Dengan menggunakan
aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa
Inggris.

7
B. Kerangka Berpikir

1. Hasil belajar siswa dalam


pelajaran Bahasa Inggris masih
PERMASALAHAN
rendah.
2. Motivasi belajar bahasa Inggris
kurang.
3. Karakter siswa kelas XI SMA
yang cenderung mudah bosan
perlu diatasi
4. Media interaktif perlu diterapkan
dalam pembelajaran.

SOLUSI Penerapan media interaktif Powtoon


dalam pembelajaran bahasa Inggris.

1. Hasil belajar siswa dalam mata


pelajaran bahasa Inggris
KONDISI AKHIR meningkat.
2. Semangat belajar siswa meningkat.
3. Diskusi kelompok pelajaran bahasa
Inggris lebih mengasikan.
4. Penerapan teknik dan media
pembelajaran yang berkualitas.

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir

Bahasa Inggris masih menjadi bahasa asing yang dianggap sulit


untuk dipahami oleh siswa SMA khususnya siswa kelas XI putri
SMA Boarding Al Irsyaad Al Islamiyyah Purwokerto tahun ajaran
2018/2019. Anggapan akan sulitnya belajar bahasa Inggris ini

8
sangat memengaruhi motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Siswa menjadi tidak bersemangat belajar dan sulit memahami
materi. Media pembelajaran yang kurang menarik juga menjadi
faktor lemahnya minat dan motivasi belajar siswa pada pelajaran
Bahasa Inggris.

Berdasarkan analisis permasalahan tersebut, penulis berupaya


untuk dapat menemukan alternatif pemecahannya. Adapun solusi
yang direncanakan adalah dengan menerapkan pembelajaran yang
sesuai dengan minat siswa, yakni dengan menggunakan media
interaktif aplikasi Powtoon. Diharapkan, dengan penggunaan
media ini, motivasi dan hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa
Inggris meningkat, serta karakter positif dan kreatifitas siswa dapat
berkembang.

9
BAB III
KARYA INOVASI PEMBELAJARAN
A. Ide Dasar
Ide penulis dalam karya inovasi ini berawal dari keresahan penulis
saat mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas XI putri. Siswa
cenderung sulit belajar berkelompok atau diskusi dengan teman sejawat.
Sementara tantangan pembelajaran abad ini mengharapkan dengan model
pembelajaran diskusi siswa mampu berkomunikasi dengan baik dengan
orang lain. Baik dalam menyampaikan pendapat maupun dalam mengambil
jalan keluar atau solusi yang dapat diterima oleh anggota kelompoknya.
Kendala lain yang membuat siswa tidak antusias dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Inggris adalah lemahnya motivasi belajar.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan
beberapa siswa, faktor yang menjadikan lemahnya motivasi belajar siswa
adalah rumitnya pelajaran bahasa Inggris. Selain itu, pengadaan sarana dan
penerapan media pembelajaran yang kurang bervariasi dan kurang menarik
merupakan kendala utama yang ditemui. Hal ini mengakibatkan rasa bosan
pada diri siswa saat melakukan proses pembelajaran di dalam kelas.
Berdasarkan realita tersebut, penulis melakukan studi literatur dan
mini riset mengenai aktivitas belajar yang diinginkan oleh siswa. Sebagian
besar siswa lebih senang dan fokus dengan media audio-visual karena ada
unsur hiburan di dalam video. Penulis mencoba mencari beberapa video
pembelajaran yang menarik melalui youtube dan menemukan video animasi
presentasi berisi materi pembelajaran bahasa Inggris. Ketika ditayangkan,
siswa terlihat tertarik dan antusias dengan tayangan tersebut. Tidak sedikit
siswa yang mengomentari animasi dan penyajian video animasi interaktif
yang menarik.
Setelah melakukan refleksi kembali, penulis menemukan sebuah ide
untuk menyediakan media pembelajaran interaktif yaitu aplikasi Powtoon
yang dapat digunakan siswa untuk membuat sendiri video animasi
pembelajaran sesuai minat dan kreatifitas masing-masing siswa. Video

10
animasi pembelajaran yang mereka buat sendiri dapat juga dijadikan
sebagai sumber belajar mandiri untuk siswa ketika ingin mereview kembali
materi yang pernah dipelajari. Jenis inovasi ini adalah inovasi teknik dan
media pembelajaran interaktif berbasis digital dengan aplikasi Powtoon.

B. Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran


Penerapan media pembelajaran aplikasi Powtoon cukup mudah
dilakukan. Langkah-langkah penerapan Powtoon sebagai media
pembelajaran bahasa Inggris di kelas sebagai berikut.
1. Guru membagi 28 siswa menjadi 4 kelompok.
2. Guru memberikan materi yang akan didiskusikan dan dijadikan bahan
pembuatan projek video pembelajaran animasi.
3. Siswa antusias berdiskusi dalam kelompok tentang materi bahasa
Inggris yang akan dibahas dalam video animasi pembelajaran.

Gambar 1.1 Siswa berdiskusi secara berkelompok tentang materi Brochure

4. Siswa antusias bertanya kepada guru untuk meyakinkan pemahaman


mereka atas materi yang didiskusikan dengan teman kelompok dan
antusias dalam menyusun alur cerita dalam video.

11
Gambar 1.2 Cuplikan hasil kreatifitas siswa menggunakan aplikasi Powtoon

5. Guru menyediakan laptop untuk mengakses aplikasi Powtoon melalui


internet.

Gambar 1.3 Siswa dalam proses pembuatan video animsi pembelajaran


menggunakan Powtoon

6. Siswa mendemonstrasikan materi yang telah dipelajari dan didiskusikan


dengan teman dan guru dalam bentuk video animasi pembelajaran
melalui aplikasi Powtoon.

12
Gambar 1.4 Siswa Siswa dalam proses pengeditan dan finishing video animsi
pembelajaran menggunakan Powtoon
7. Setelah menyelesaikan pembuatan video animasi pembelajaran, siswa
mempublikasikan video tersebut di akun Youtube mereka. Dengan
adanya publikasi melalui media sosial, siswa merasakan ada kepuasan
dan penghargaan tersendiri pada diri mereka sehingga mereasa senang
mengikuti pelajaran bahasa Inggris.

Gambar 1.5 Hasil video pembelajaran animasi melalui Powtoon telah


dipublikasikan di channel Youtube siswa

8. Guru menampilkan hasil pembuatan video masing-masing kelompok di


dalam kelas untuk diberikan kritik dan saran oleh kelompok lain. Kritik
dan saran yang membangun ditujukan tidak hanya dari animasi atau
tampilan dari video mereka melainkan juga kejelasan isi atau materi

13
yang dipaparkan di dalam video tersebut. Saran dan kritik baik dari guru
dan teman sejawat membuat siswa merasa termotivasi untuk perbaikan
dan menambah kreatifitas dan ketelitian siswa dalam membuat suatu
projek video pembelajaran.
C. Proses Pembaharuan
Proses awal penemuan karya inovasi ini melalui observasi gaya
belajar siswa dan wawancara terkait proses pembelajaran yang
menyenangkan bagi mereka. Selain itu, penulis juga melakukan refleksi diri
mengenai kekurangan yang masih dilakukan dalam proses pembelajaran.
Setelah proses tersebut, penulis melakukan studi literatur dan mencari
beberapa video pembelajaran animasi interaktif yang sesuai dengan minat
dan kegemaran siswa untuk dijadikan media pembelajaran bahasa Inggris
di kelas XI SMA.
Setelah melakukan studi literatur dan refleksi terkait kurang
efektifnya pembelajaran dengan metode ceramah, penulis menetapkan
sebuah teknik pembelajaran yang dipadupadankan dengan media
pembelajaran dalam bentuk audio-visual. Media audio-visual dipilih karena
banyak peserta didik yang tertarik dengan media tersebut. Setelah
mendapatkan beberapa masukan dari rekan guru mata pelajaran Bahasa
Inggris, penulis membuat desain pembelajatan dengan media aplikasi
Powtoon.
Pembaharuan yang dilakukan oleh penulis adalah menjadikan
aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran yang mengasikan sekaligus
alat untuk mengeksplor kreatifitas siswa di bidang komuniasi digital dan
pemanfaatan media sosial sebagai wadah untuk mengunggah informsi
edukatif.
D. Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran
1. Implementasi dalam Pembelajaran
Implementasi Powtoon sebagai media pembelajaran bahasa Inggris
yang penulis laksanakan sebenarnya tidak hanya sekali pembelajaran,
namun penulis lakukan secara bertahap. Secara umum, pembelajaran

14
pertama penulis fokuskan untuk mendiskusikan bahan materi yang akan
dibahas dalam pembuatan projek video pembelajaran animasi Powtoon
dan menyusun skenario video animasi.
Berikut implementasi media Powtoon secara umum dalam proses
pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas XI.
a. Guru melakukan kegiatan prapembelajaran (berdoa, mengecek
kehadiran, kerapian, dan kebersihan kelas).
b. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
mengenai materi Brochure.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi
belajar how to make brochure.
d. Guru menjelaskan konsep aplikasi Powtoon yang akan digunakan
sebagai media dalam proses pembelajaran how to make brochure.
e. Siswa dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 siswa.
f. Siswa diarahkan untuk berdiskusi lebih dalam tentang how to make
brochure dengan berbagai sumber seperti buku paket pelajaran dan
contoh brochure yang disediakan oleh guru dan membuat kerangka
desain video animasi yang akan mereka ciptakan.
g. Siswa berhasil membuat video pembelajaran animasi interaktif
menggunakan aplikasi Powtoon dengan pendampingan guru.
h. Siswa mempublikasikan hasil video pembelajaran animasi mereka
ke akun youtube.
i. Guru menampilkan hasil karya siswa didepan kelompok lain.
j. Siswa diarahkan untuk memberi dan menerima kritik dan saran atas
hasil video pembelajaran yang diciptakan oleh teman kelompok lain
untuk menjadi perbaikan selanjutnya.
k. Siswa dan guru mengapresiasi hasil dan menyimpulkan materi
pembelajaran.
l. Guru menutup proses pembelajaran dengan bersyukur dan berdoa.

15
2. Kendala Penerapan Powtoon dalam Pembelajaran
Kendala dalam proses pembelajaran menggunakan media Powtoon
penggunaan aplikasi Powtoon harus tersambung dengan akses internet,
sehingga jika sedang ada pemadaman listrik di sekolah akan
menghambat proses pembelajaran.
3. Upaya Perbaikan
Upaya perbaikan yang diakukan oleh penulis untuk menghindari
kegagalan proses pembelajaran menyediakan paket data internet melalui
handphone atau mobile hotspot.
E. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran
Data penggunaan teknik dan media Powtoon disajikan dalam dua
aspek, yaitu motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Bahasa
Inggris menggunakan media Powtoon dan hasil belajar siswa.
1. Motivasi Belajar Siswa
Dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan media
Powtoon, siswa menjadi lebih antusias dan inisiatif untuk memahami
materi pelajaran dengan berdiskusi dengan teman dan bertanya kepada
guru. Mereka merasa tertantang untuk menyajikan video pembelajaran
dengan isi yang benar, jelas dan semenarik mungkin.
Tumbuhnya rasa antusias, senang dan tertantang inilah yang
membuat penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa lebih termotivasi
dalam pembelajaran bahasa Inggris tentunya menggunakan media
aplikasi Powtoon ini.

2. Hasil Belajar Siswa


Pengukuran peningkatan hasil belajar peserta didik diukur dengan
tes tertulis tentang pemahaman materi ajar how to make brochure.
Berikut data mengenai hasil evaluasi siswa sebelum dan sesudah
menggunakan media pembelajaran Powtoon.

16
Tabel 3.1 Hasil Evaluasi Siswa Kelas XI Putri
Sebelum Menerapkan Media Powtoon
No Rentang Nilai Banyak Ketuntasan
Peserta Didik Tuntas Tidak Tuntas
1. 0-49 -
2. 50-59 -
3. 60-69 -
4. 70-79 13 Tidak Tuntas
5. 80-89 10 Tuntas
6. 90-99 5 Tuntas
7. 100 -
Jumlah Peserta 28
Nilai Terendah 70
Nilai tertinggi 92
Rata-Rata 81
Persentase 53%
Ketuntasan

17
Tabel 3.2 Hasil Evaluasi Siswa Kelas XI Putri
Setelah Menerapkan Media Powtoon
No Rentang Nilai Banyak Ketuntasan
Peserta Didik Tuntas Tidak Tuntas
1. 0-49 -
2. 50-59 -
3. 60-69 -
4. 70-79 2 Tidak tuntas
5. 80-89 16 Tuntas
6. 90-99 10 Tuntas
7. 100 -
Jumlah Peserta 28
Nilai Terendah 78
Nilai tertinggi 96
Rata-Rata 87
Persentase 93%
Ketuntasan

Berdasarkan data pada tabel dan grafik di atas, penerapan media


Powtoon pada pembelajaran bahasa Inggris how to make brochure dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum menggunakan media Powtoon,
persentase ketuntasan belajar siswa kelas XI putri sebesar 53%, kemudian
setelah menggunakan media Powtoon naik menjadi 93%.
F. Analisis Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran
Berdasarkan data yang telah ditampilkan pada tabel 3.1 terlihat
adanya siswa yang belum tuntas sebanyak 13 peserta atau 47% siswa belum
tuntas memahami materi tentang brochure. Pada tabel 3.2 setelah siswa
menggunakan aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran, seluruh siswa
kelas XI putri tuntas 93%. Hal itu membuktikan bahwa penerapan media
aplikasi Powtoon sangat bermanfaat dalam membantu peningkatan hasil
belajar siswa.

18
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Karya inovasi penggunaan media Powtoon ini digunakan untuk
membantu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI putri
SMA Boarding Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto dalam pembelajaran
bahasa Inggris.
Berdasarkan data hasil aplikasi pembelajaran diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran dengan menerapkan Powtoon sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik.
Mereka lebih antusias dan tertantang untuk menghasilkan karya video
pembelajaran yang menarik, jelas dan benar sehingga layak untuk
dipublikasikan ke media youtube mereka.
2. Ketuntasan hasil belajar siswa setelah menggunakan media Powtoon
mengalami peningkatan yaitu 53% menjadi 93%.

B. Saran
Peran guru dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan
dan memudahkan siswa untuk belajar harus terus diupayakan agar dapat
mewujudkan generasi yang unggul. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
terus melakukan inovasi dan berupaya menggunakan teknik dan media
pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan. Selain itu, media yang
digunakan juga harus merangsang siswa untuk semangat dan antusias
belajar dan memudahkan siswa untuk aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada.


Fitri, Agus Zaenul. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di
Sekolah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Kustandi,Cecep dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran Manual
dan Digital. Bogor:Ghalia Indonesia.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembeljaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana.

Tukiran, Taniredja. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Winataputra, Udin S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:


Universitas Terbuka.

20

Anda mungkin juga menyukai