Anda di halaman 1dari 13

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

J. Manajemen & Pendidikan


Pembangunan Manusia

ISSN: ISSN: 2775 - 7765


tautan web:http://www.ijmehd.com

Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan Bahasa Inggris Melalui Audio-Visual

Untuk Siswa
Kori Pamangin

Guru, SMPN 17 Kendari

Diterima: 06/07/2022 Diterima: 03/08/2022 Diterbitkan: 08/09/2022

Email perwakilan:-
ABSTRAK
Penulisan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Audio Visual dapat meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa. Metode pengumpulan data adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis data bersifat
deskriptif baik untuk data kualitatif maupun data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Audio-Visual dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa. Hal ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I yaitu 6,3 untuk prestasi belajar. Dari
Siklus I ke Siklus II meningkat menjadi 7,9 untuk prestasi belajar. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model
pembelajaran Audio Visual dapat meningkatkan prestasi belajar

Kata kunci:Audio-Visual, Siswa

I. PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Bahasa sangat penting bagi setiap
orang di dunia ini, dengan bahasa mereka mampu membangun hubungan dengan orang lain yang berasal dari latar belakang bahasa
yang berbeda. Misalnya bahasa Inggris, bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Dimana bahasa ini digunakan sebagai alat
komunikasi di forum internasional. Saat ini, banyak negara di dunia menggunakannya sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu,
Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang sangat penting yang harus diajarkan sejak usia dini hingga perguruan tinggi seperti
SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Salah satu tujuan pembelajaran di SMP adalah mengembangkan keterampilan menyimak dalam bahasa Inggris. Tujuan dalam
kurikulum Bebas Kompetensi ini dinyatakan dalam Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs
adalah “memahami makna dalam percakapan percakapan dan interpersonal yang sangat sederhana untuk berinteraksi dengan
lingkungan terdekat”.
Ketika kita belajar bahasa Inggris, kita mengenal empat komponen bahasa, seperti: mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara, dan
keempat komponen ini merupakan faktor utama dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Komponen-komponen tersebut akan
mengembangkan kemampuan komunikasi siswa baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan menyimak, salah satu dari kemampuan menerima, adalah suatu teknik komunikasi yang dengannya pendengar dapat memahami,

menafsirkan dan mendengarkan apa yang mereka dengar. Kemampuan mendengarkan secara aktif dapat meningkatkan hubungan pribadi dengan
mengurangi konflik, memperkuat kerja sama, dan mengembangkan pengertian.
Menyimak merupakan salah satu komponen bahasa yang masih menjadi kendala bagi siswa untuk belajar. Kita bisa mengetahuinya
dari siswa. Skor yang mereka peroleh masih rendah jika dibandingkan dengan komponen bahasa lainnya seperti membaca dan menulis.

Komunikasi akan berjalan lebih baik jika pendengar dapat menanggapi apa yang dibicarakan pembicara. Namun, sebagian
besar siswa mengalami kesulitan mendengar karena perbedaan dialek. Perbedaannya tidak hanya dalam hal pengucapan tetapi juga
dalam budaya. Secara gramatikal juga dapat menimbulkan kesalahpahaman antara pembicara dan pendengar.
Rendahnya kemampuan mendengarkan siswa dalam bahasa Inggris dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
kurangnya pengetahuan siswa tentang bahasa Inggris, kurangnya kosa kata siswa, kurangnya praktik komunikasi bahasa
Inggris siswa dalam kehidupan sehari-hari, rendahnya aktivitas pemahaman siswa. Inggris, kualitas tugas siswa. , dan teknik
yang kurang tepat digunakan oleh guru.
Diantara faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam memahami teknik pembelajaran bahasa Inggris yang kurang
tepat merupakan faktor yang paling dominan. Guru secara terus menerus memperkenalkan pola dan ungkapan bahasa Inggris tanpa
melalui konteks atau situasi yang tepat dan tidak diikuti dengan latihan dan penerapan atau latihan menyimak. Interaksi antar siswa
sangat minim. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris belum optimal.

IJMEHD 586
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

Dalam mengatasi masalah tersebut, guru harus terus berusaha mencari cara untuk memecahkan masalah tersebut. Guru harus dapat
menggunakan beberapa metode pembelajaran, khususnya dalam pengajaran menyimak. Dan salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan keterampilan menyimak siswa adalah Audio-Visual. Audio-lingual atau Audio-visual merupakan metode yang sangat menarik
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, metode ini bertujuan agar siswa atau mahasiswa mampu memahami bahasa sasaran, berbicara
dengan lafal yang berterima dan tata bahasa yang benar, serta mampu memahami materi yang disampaikan.
Suleiman (1985:11) mengatakan bahwa Audio-visual atau Audio-lingual adalah media yang dapat dilihat dan didengar dalam
melakukan komunikasi. Salah satu metode audio lingual adalah video. Video dapat diputar sesuai dengan materi yang dibutuhkan.
Bisa digunakan untuk menonton film. Berdasarkan film dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas dan mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran menyimak dan kurangnya
kemampuan siswa dalam memahami menyimak. Maka penulis memfokuskan pengajaran menyimak melalui Audio-Visual untuk siswa
SMPN 17 Kendari kelas VIII.5 dengan menggunakan DVD (Digital Video Disc).

II. TINJAUAN LITERATUR


2.I. Kajian Teori Belajar Mendengarkan
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan berbahasa lainnya seperti menulis, membaca, dan berbicara.

Kegiatan menyimak merupakan hal yang penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa seseorang. Mendengarkan sangat dekat artinya dengan mendengar

dan mendengarkan. Menyimak atau menyimak adalah proses menangkap pesan atau gagasan yang disampaikan melalui tuturan. Menyimak merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang sangat penting, selain membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat berjalan lancar tanpa adanya keterampilan

Mendengarkan. Keterampilan menyimak merupakan dasar dari keterampilan berbicara yang baik.

Sutari, dkk. (1997:17) menyatakan bahwa mendengarkan berarti menyimak atau memperhatikan dengan seksama apa yang
dikatakan orang lain. Faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak cukup besar, lebih besar dari menyimak karena menyimak adalah
dalam kegiatan memahami apa yang didengarkan dan dalam kegiatan memahami yang belum dilakukan. Dalam kegiatan menyimak,
bahasa yang ditangkap oleh pendengar kemudian diidentifikasi, akhirnya menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan akhirnya
menjadi wacana.
Tarigan (1983:19) menyatakan bahwa menyimak adalah proses menyimak lambang-lambang verbal dengan penuh perhatian,
pemahaman, penghayatan, dan interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, dan memahami komunikasi yang tidak
disampaikan oleh pembicara melalui lisan atau bahasa.
Menyimak menurut Akharga (dalam Sutari, dkk. 1997:19) adalah suatu proses yang meliputi kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa, mengidentifikasi,

menafsirkan, dan bereaksi terhadap makna-makna yang terkandung di dalamnya. Mendengarkan adalah salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang

fasilitator. Mendengarkan hanya mendengarkan sesuatu “di telinga kiri keluar telinga kanan” atau sebaliknya.

2.2. Kajian Teori Tentang Audio Visual


Istilah Audio-Visual pertama kali dikemukakan oleh Prof. Nelson Brooks pada tahun 1964. Metode ini diklaim sebagai metode
belajar bahasa asing yang paling efektif dan efisien dan diklaim sebagai metode yang mengubah pengajaran bahasa dari sekedar tip
menjadi ilmu. .
Richards & Rodgers (1986;51 dalam Prayogo, 1998:9) menambahkan beberapa prinsip pembelajaran yang menjadi dasar
psikologi audiolingualisme dan penerapannya sebagai berikut:
1. Mempelajari bahasa asing pada dasarnya adalah proses pembentukan kebiasaan yang mekanistik
2. Keterampilan berbahasa yang dipelajari lebih efektif jika aspek-aspek yang akan dipelajari dalam bahasa sasaran disajikan dalam
bentuk lisan sebelum dilihat dalam bentuk tulisan.
3. Bentuk analogi lebih baik bagi pembelajar bahasa daripada analisis bentuk, generalisasi, dan pembedaan lebih baik
daripada penjelasan prinsip.
4. Makna kata yang dimiliki penutur asli hanya dapat dipelajari dalam konteks bahasa dan budaya dan
tidak berdiri sendiri.
2.3 Motivasi Belajar dalam Proses Pembelajaran
Motivasi belajar adalah dorongan atau tenaga penggerak dalam diri seseorang baik secara internal maupun eksternal dalam
diri seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku. Motivasi belajar pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk individu yang sedang belajar (Uno, 2007: 27). Ada beberapa peranan penting motivasi dalam
belajar dan pembelajaran, yaitu: (1) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai penguatan belajar, (2) memperjelas tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, (3) menentukan kendali atas rangsangan belajar, (4) menentukan ketekunan belajar.
A. Peranan Motivasi dalam Menentukan Penguat Pembelajaran
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar jika seorang anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
membutuhkan pemecahan, dan hanya dapat diselesaikan berkat bantuan dari hal-hal yang telah dilaluinya. Motivasi akan menjadi penguat
belajar pada anak ketika anak benar-benar memiliki motivasi untuk mempelajari sesuatu. Dengan kata lain, motivasi dapat menguatkan anak
dalam tindakannya
B. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Pembelajaran
Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan makna dalam pembelajaran.
Anak akan tertarik belajar ketika apa yang telah dipelajari setidaknya telah dinikmati oleh anak. Sehingga anak akan
termotivasi untuk belajar karena jelas tentang apa yang menjadi tujuan belajar.

IJMEHD 587
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

C. Motivasi sebagai Pengendali Stimulus Belajar


Anak yang termotivasi akan memiliki kontrol dan stimulasi untuk belajar. Anak akan mengasosiasikan fasilitas belajar sebagai stimulus
untuk belajar. Tanpa motivasi, anak tidak akan pernah terangsang untuk memanfaatkan rangsangan sebagai pengendali dalam belajar.

D. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar


Seorang anak yang sudah termotivasi untuk mempelajari sesuatu akan berusaha belajar dengan baik dan tekun, dengan harapan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi belajar menyebabkan seseorang giat belajar. Sebaliknya jika
seseorang tidak memiliki motivasi untuk belajar maka ia tidak akan bertahan lama untuk belajar. Artinya motivasi sangat berpengaruh terhadap
ketekunan dan ketahanan dalam belajar.
2.4 Kerangka Pemikiran
Seperti yang telah dijelaskan di atas, siswa kelas VIII.5 SMPN 17 Kendari memiliki kemampuan menyimak bahasa Inggris yang
kurang baik. Kegiatan kelas sangat pasif. Siswa masih bingung dengan apa yang guru bicarakan. Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan mendengarkan siswa, kurangnya kosa kata siswa, penggunaan teknik yang digunakan oleh guru yang tidak sesuai
untuk mengajar bahasa Inggris, dan kurangnya media yang tersedia di sekolah.
Dengan menggunakan Audio-Visual, dapat diasumsikan bahwa proses pembelajaran akan lebih sistematis, lengkap, dan kreatif. Siswa diberikan
tontonan video dimana dari video tersebut siswa tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan mendengar tetapi dapat belajar tata bahasa dan
memperkaya kosa kata siswa. Dengan demikian siswa akan memiliki pengetahuan, kesiapan, dan keberanian, sehingga akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, keterampilan mendengarkan siswa dalam bahasa Inggris akan meningkat.
2.5 Hipotesis Tindakan
Jika Audio-Visual diterapkan secara efektif dalam pembelajaran menyimak bahasa Inggris, maka kemampuan bahasa Inggris siswa kelas VIII.5
SMPN 17 Kendari dapat ditingkatkan.

AKU AKU AKU. METODE PENELITIAN


3.1 Pengaturan penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII.5 SMPN 17 Kendari. Tempat ini dipilih karena berdasarkan hasil observasi kelas
dan wawancara dengan guru Bahasa Inggris di kelas, dapat dikatakan kemampuan belajar Bahasa Inggris masih rendah. Hal
ini disebabkan guru tidak menggunakan teknik yang memadai, terbatasnya jumlah buku yang tersedia di sekolah, dan
kurangnya peralatan media.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII.5 SMPN 17 Kendari. Seluruh kelas terdiri dari 27 orang, terdiri dari 11 siswa
perempuan dan 16 siswa laki-laki. Dua siswa memiliki kemampuan mendengarkan bahasa Inggris yang relatif baik, enam siswa memiliki kemampuan yang
lemah, dan tiga siswa memiliki kemampuan yang sangat lemah. Dua siswa laki-laki memiliki kemampuan yang relatif baik dalam mendengarkan bahasa
Inggris. Lima orang memiliki kemampuan sedang, dan sembilan orang sangat tidak mampu mendengarkan dalam bahasa Inggris.

3.3 Sumber Data


Data dari penelitian ini bersumber dari siswa dan guru. Data dari siswa berupa hasil tes, baik tes awal maupun tes
akhir yang dapat diamati langsung oleh peneliti, dan aktivitas dalam proses pembelajaran. Data penelitian dari guru
merupakan hasil observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar sebagai data tambahan dalam penelitian ini.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi. Tes diberikan kepada siswa untuk
mendapatkan pemahaman siswa tentang mendengarkan bahasa Inggris. Lembar digunakan untuk merekam informasi tentang semua kegiatan
yang sedang berlangsung. Lembar observasi terdiri dari aktivitas siswa, waktu, respon siswa, situasi kelas, dan catatan lain yang terjadi selama
proses tindakan
3.4.2 Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah hasil tes, angket, dan lembar observasi.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dalam setiap tindakan akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk menentukan hasil akhir dari
suatu tindakan. Data kualitatif hasil belajar siswa akan dianalisis secara deskriptif dengan mencari rata-rata skor keberhasilan siswa
baik pre-test maupun post-test. Hasil evaluasi data akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan cara mencari skor rata-rata
keberhasilan siswa baik pada pre-test maupun post-test. Yaitu dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

1. Nilai setiap siswa yang menjawab tes pada setiap pertemuan.


2. Data dihitung dengan rumus berikut:

∑X
X=
N

IJMEHD 588
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

Di mana:

X = Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada tes


tersebut. ∑X = Jumlah total nilai.
N = Jumlah siswa.
Sedangkan data kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran tentang tingkat
pemahaman terhadap pelajaran, sikap atau pandangan siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan, aktivitas siswa dalam
mengikuti, perhatian, semangat dalam belajar, kemandirian dalam belajar. kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya. secara kualitatif.

3.6 Prosedur Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Ada empat tahapan yang dilalui dalam
penelitian tindakan kelas ini, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) dan (4) Refleksi (Arikunto, 2007:11). Seperti pada
model di bawah ini:
Model 1.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan Penerapan Pengamatan Cerminan

SIKLUS I

Perencanaan Implementasi Pengamatan Cerminan

SIKLUS II

Empat langkah dengan dua siklus di atas dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mendengarkan bahasa Inggris. Keempat
langkah di atas akan dijelaskan secara rinci di bawah ini.
1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti menyusun dan merancang tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
pemahaman menyimak siswa dan motivasi belajar siswa yang rendah. Berdasarkan tes awal dan observasi yang dilakukan, rata-rata
siswa hanya 5,7 dan dengan semangat dan motivasi belajar yang rendah. Tindakan yang diberikan kepada siswa hanya berlangsung
dalam 2 siklus dalam waktu 12 x 40 menit.
Rencana tindakan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah rancangan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang
ditemukan dan metode pembelajaran yang digunakan yaitu Audio-Visual untuk mengatasi permasalahan rendahnya pemahaman dan motivasi belajar
siswa.
2. Implementasi
Pada langkah ini peneliti melakukan langkah pembelajaran dengan menerapkan teknik Audio-Visual sesuai
dengan desain pembelajaran yang telah disusun pada langkah pertama. Pada perlakuan tindakan melalui penerapan
Audio-Visual peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran yang telah disusun. Siswa
dibimbing melalui langkah-langkah untuk meningkatkan pemahamannya secara efektif dan efisien serta
meningkatkan kinerja memori dalam memahami isi percakapan. Langkah pertama, video pertama dengan topik
“Selalu Ingat Berkata Tolong” diperlihatkan kepada siswa dengan memberikan beberapa brainstorming untuk
meningkatkan minat belajar siswa. Setelah video diputar sebanyak 2 kali, selanjutnya siswa akan diarahkan untuk
menjawab beberapa pertanyaan umum dengan pemutar video.
Setelah selesai, video kedua dengan topik "Cheers...hiccup" diputar sebanyak 2 kali. Kemudian siswa menjawab pertanyaan
yang diberikan secara lisan namun pertanyaan yang diberikan kali ini lebih detail dan berkaitan dengan video yang diputar.

Pada langkah selanjutnya, siswa diperlihatkan video dengan topik "Lama tidak bertemu dan Jeffry tidak tinggal di sini"
sebanyak dua kali. Setelah video selesai diputar, siswa kemudian diberikan tes pilihan ganda dan siswa diberi kesempatan
untuk menjawab soal.
Setelah semua jawaban diperoleh, siswa kemudian diberikan naskah dari video pertama hingga video terakhir, selanjutnya
siswa menampilkan (do) setiap video yang telah diputar sebelumnya di depan kelas.
Langkah-langkah di atas adalah inti dari perlakuan yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
mendengarkan bahasa Inggris. Dengan demikian, hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik Audio-Visual diharapkan lebih memuaskan dan dapat
meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

IJMEHD 589
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

3. Pengamatan
Dilakukan saat tindakan sedang berjalan. Peneliti mencatat segala sesuatu yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan
tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes dan observasi yang telah disusun sebelumnya. Data yang dikumpulkan berupa
data kuantitatif dari hasil tes siswa dan data kualitatif yang berasal dari observasi. Hal-hal penting lainnya yang terkait dengan
tindakan juga dipertimbangkan dalam langkah ini. Format pengamatan selama proses aktivasi adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2
Format Proses Pengamatan
TIDAK. Hal-hal yang diamati Bagus Cukup Miskin

1. Perhatian siswa saat menerima pesanan


2. Keseriusan siswa dalam proses tindakan
3. Umpan balik siswa
4. Situasi belajar
5. Efektivitas media pembelajaran
6. Respon siswa dalam menerima pesanan
7. Ketepatan waktu

8. Memotivasi siswa menuju pelajaran


9. Perubahan sikap
10. Kepercayaan diri

11. Peningkatan keterampilan

4. Refleksi
Berdasarkan hal ini secara menyeluruh tinjau tindakan yang telah diambil dan data yang telah dikumpulkan pada langkah
sebelumnya. Dan mencari kesulitan yang dialami siswa dan guru dalam proses tindakan yang telah dilakukan. Siswa diajak berdiskusi
setiap siklus untuk menanyakan kesulitan yang dialaminya masing-masing. Sedangkan guru melihat kembali peristiwa yang telah
berakhir saat proses aktivasi berlangsung. Semua data yang diperoleh dianalisis dan untuk melengkapi tindakan pada siklus
berikutnya atau perlunya perlakuan yang diberikan kepada siswa.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
Pada Bab IV, penulis memaparkan data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini secara rinci
berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 17 Kendari. Sebelum hasil penelitian ada baiknya
mencermati pendapat para ahli pendidikan berikut ini: Dalam menyampaikan hasil penelitian dan
pembahasan perlu dipaparkan penjelasan setiap siklus dengan data yang lengkap mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan
kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal-hal mendasar yaitu hasil diskusi (kemajuan) pada siswa,
lingkungan, guru, motivasi dan kegiatan belajar, situasi kelas, dan hasil belajar,

Dari kutipan di atas, jelas apa yang harus diuraikan dalam bab ini, nama ditulis dengan lengkap, mulai dari apa yang
dibuat sesuai rencana, apa hasilnya, bagaimana implementasinya, apa yang telah dicapai, hingga refleksi. Oleh karena itu,
pembahasan pada bagian ini diawali dengan apa yang dilakukan pada bagian perencanaan, apa yang dilakukan pada
pelaksanaan, apa yang dilakukan pada observasi, dan apa yang dilakukan pada refleksi, seperti berikut ini.
4.1.1 Rencana Aksi I
Hasil yang diperoleh dari kegiatan perencanaan antara lain:
A. Menyusun rencana tindakan untuk penelitian selanjutnya, lengkap dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan dengan menggunakan Audio-Visual Berdasarkan hasil awal kemampuan siswa kelas VIII yang tertera di latar
belakang, peneliti merencanakan lebih intensif kegiatan seperti konsultasi dengan guru dan kepala sekolah. sekolah tentang
persiapan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik Audio Visual.
B. Menentukan waktu pelaksanaan yang meliputi hari dan tanggal sesuai dengan jadwal penelitian.
C. Menanyakan kepada sesama guru sebidang dan kepala sekolah sebagai mitra sejawat dalam pelaksanaan pembelajaran Audio-
Visual yang direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan rekan-rekan guru untuk ikut mengawasi kunjungan kelas dalam melihat
kekurangan yang ada.
D. Mengembangkan format pemeriksaan terkait pembelajaran Audio-Visual.
E. Teman-teman guru yang diminta mengamati pembelajaran berusaha memberikan informasi tentang model pembelajaran ini dengan cara:

a) Pembimbing diberitahu terlebih dahulu dan mengetahui metode pembelajaran menggunakan Audio Visual dan kehadirannya di kelas
bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk kepentingan bersama yaitu meningkatkan pembelajaran.
b) Supervisor sudah diberitahu untuk lebih memahami prinsip-prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung
instruktif dan lebih bersahabat dengan prinsip peer-to-peer.

IJMEHD 590
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

c) Dalam melaksanakan supervisi, supervisor diharapkan menunjukkan rasa dekat terhadap sesama rekan kerja dan bersedia menilai kebenarannya.

F. Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa kehadiran pengawas di kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan guru dalam pembelajaran
melainkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai ilmu.
G. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan. Menentukan materi pelajaran, dengan menyesuaikan dengan silabus
yang berlaku dan uraiannya cukup baik.
H. Memilih dan mengatur bahan, media, dan sumber belajar.
Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari
yang mudah ke yang sulit, dan cakupan materinya cukup bermakna bagi siswa dan menentukan alat peraga. Sedangkan
dalam menentukan sumber belajar telah disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran, dan tingkat perkembangan siswa.

I. Merancang skenario pembelajaran.


Skenario pembelajaran disesuaikan dengan tujuan, materi, dan tingkat perkembangan siswa, serta dicari variasi
penyampaiannya. Struktur dan langkah pembelajaran telah disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa,
dan waktu yang tersedia, sistemnya menempatkan siswa pada posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari
pengajaran ke pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dan menyesuaikan dengan model pembelajaran Audio
Visual.
4.1.2 Implementasi Tindakan I
A. Manajemen kelas
Kelola kelas dengan persiapan yang matang, dan ajarkan materi dengan benar sesuai Audio-Visual
model pembelajaran.

B. Alat penilaian
Pembahasan dan jenis penilaian terlampir pada RPP beserta format penilaian. C.
Penampilan
Secara umum penampilan peneliti berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang sopan, dan membimbing siswa semaksimal mungkin
dengan menggunakan metode pembelajaran Audio-Visual. Peneliti mencari strategi agar mudah mengamati siswa yang sedang belajar. Setelah
pembelajaran selesai dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan guru pembimbing proses pembelajaran untuk membahas hasil
observasi yang dilakukan.
D. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa:
1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena baru pertama kali peneliti mencoba metode ini.

2. Siswa belum aktif menerima pelajaran dan memberikan umpan balik, hal ini sesuai dengan tujuan
metode Audio-Visual.
3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati bersedia kembali dan bersedia mengamati kembali pada
kesempatan pada siklus II.
4. Untuk sementara peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas akan membantu meningkatkan
kemampuan siswa, namun menurut pemikiran para pengamat, metode yang digunakan peneliti cukup mampu
mendorong peningkatan kreativitas dan prestasi belajar .
5. Penyampaian observer kepada peneliti dapat disampaikan sebagai berikut:
1) Peneliti menyediakan alat/media pembelajaran.
2) Peneliti kurang memperhatikan kebersihan papan tulis, dan kebersihan seragam siswa, dengan cara lain yang
berguna untuk menumbuhkan motivasi dan kedisiplinan siswa.
3) Peneliti belum begitu baik dalam waktu. Memulai pelajaran tidak tepat waktu dikarenakan hal-hal tertentu.
4.1.2.1 Observasi/Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan sangat bervariasi. Penulis menggunakan guru sebaya untuk
bergabung dalam kelas untuk mengamati kebenaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model Audio-Visual. Data yang diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan guru akan sangat
mempengaruhi kemajuan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran Audio-Visual mengingat
segala kelemahan peneliti akan terpantau dengan baik. Jika penulis hubungkan dengan yang disebut
variabel intervening atau variabel intervening dimana ada hal-hal tertentu yang dapat mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas yaitu model pembelajaran Audio-Visual, dan variabel terikat yaitu
prestasi belajar. Hal khusus yang dibahas adalah ketepatan penerapan model pembelajaran Audio-Visual.
Pengamatan oleh teman sejawat sebagaimana diuraikan di atas sangat diperlukan untuk keberhasilan
peningkatan kualitas dan kebenaran pembelajaran model Audio-Visual. Hal ini penulis lakukan demi upaya inovasi
agar penulisan ilmiah lebih efisien dan efektif.
Selain pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat, upaya lain yang penulis lakukan adalah dengan meminta salah satu siswa yang
pandai untuk mengecek apakah pelaksanaan pembelajaran Audio-Visual di kelas sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Baik guru yang mengamati, maupun siswa yang diminta untuk mengamati kegiatan temannya, sebelumnya sudah pernah

IJMEHD 591
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

dipanggil ke kantor dan diberi penjelasan tentang kebenaran pelaksanaan pembelajaran Audio-Visual yang menuntut kreativitas;
penemuan diri oleh siswa; penekanan pada aktivitas intelektual; mengolah pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna
dalam kehidupan nyata; membiasakan siswa untuk lebih produktif, analitis, kritis; penggunaan metode, teknik, dan strategi yang
memungkinkan siswa mencari dan menemukan sendiri jawabannya secara optimal. Selain itu, model ini membutuhkan keterampilan
pemecahan masalah untuk meningkatkan kepuasan intelektual, mempertajam proses memori untuk penguasaan yang lebih lama,
pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, pengembangan konsep diri, dan bakat akademik, menghindari pembelajaran dengan
hafalan dan menumbuhkan kemampuan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Langkah-langkah pembelajarannya adalah: a)
merumuskan pertanyaan untuk dapat melakukan penelitian, b) memeriksa apakah hasil observasi siswa dapat menjawab pertanyaan,
c) mengumpulkan data/informasi, d) menganalisis informasi, dan e) membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis informasi. . Dari
semua pengertian di atas, penulis telah menyiapkan instrumen ketepatan pelaksanaan yang dibawa oleh guru dan siswa yang
mengamati proses pembelajaran.
4.1.2.2 Refleksi Siklus I
Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para ahli pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi. Pendapat
ini akan menjadi panduan tentang bagaimana atau apa yang diperlukan untuk menulis refleksi. Refleksi adalah penelaahan secara menyeluruh
terhadap tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan
tindakan tersebut. Refleksi melibatkan analisis, sintesa, dan penilaian terhadap hasil pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan (Hopkin,
1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80).
A. Analisis kuantitatif terhadap hasil belajar siswa siklus I

Siklus I
Kode Siswa IR
S1 S2

ABD 5.5 6 7
AGT 5 5 7
ARB 4.5 6 7
AWS 5.5 6 7
AVH 4 6 7
ADU 4,5 5 7
BGU 4.5 5 7
BMJ 5 6 7
CGH 4.5 5 6
DRG 4,5 5 7
DES 5 5 7
DVG 5 6 7
GHJ 4,5 5 6
GUI 4,5 5 7
GKM 5 6 7
HGB 4,5 6 7
IJB 4,5 6 7
KMN 4 6 7
KLP 4 5 7
MNY 4 6 7
MFG 4 6 6
MKO 4,5 6 7
NEV 4 5 7
NHU 4 5 7
SDR 4 5 7
SBH 4 6 7
SFW 5 5 7
Total 122 154 187

Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel di atas, skor dari skor pre-test dan post-test dikumpulkan berdasarkan kelas
Siswa kelas VIII.5 SMPN 17 Kendari pada siklus I dapat dihitung sebagai berikut:

IJMEHD 592
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

X0 122
1. Rata-rata Nilai Prates = = = 4,5

N 27

X1 154
2. Skor Rata-Rata Sesi 1 = = = 5,7
N 27

X2 187
3. Skor Rata-Rata Sesi 2 = = = 6,9
N 27

Nilai rata-rata total pada siklus pertama adalah:

X1 + X2 = 5,7 + 6,9 = 12,6 = 6,3


2 2 2

B. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram pada siklus I


8
7
6
5
4
3
2
1
siklus I
0
X0 X1 X2

Untuk rekapitulasi hasil penelitian ini akan dipaparkan sekaligus pada akhir analisis refleksi siklus II. Untuk hasil
analisis observasi guru dan observasi siswa terhadap ketepatan pelaksanaan pembelajaran Audio Visual. Hasil
observasi kedua dapat disampaikan sebagai berikut: 1) observasi guru berupa catatan kesalahan peneliti saat
melaksanakan proses pembelajaran Audio-Visual, hal ini menjadi masukan yang sangat berharga untuk perbaikan
pada siklus selanjutnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan. 2) untuk observasi yang dilakukan kepala
sekolah pada lampiran 6 terlihat bahwa tim mampu, tim yang tidak mampu secara jelas menunjukkan keaktifan,
keuletan, kreativitas, mencari hal-hal penting yang ditugaskan, menunjukkan kemampuan aktivitas, kritis, dan benar.
siswa yang aktif dalam pembelajaran dan bukan guru yang aktif mengajar, kemampuan menunjukkan konsep diri,
kecepatan menanggapi tuntutan, dan kemampuan mengemukakan kesimpulan. Jumlah seluruh nilai siswa pada pre-
test adalah 122, dan total nilai pada sesi 1 adalah 154, sedangkan nilai pada sesi 2 adalah 187, setelah dirata-ratakan,
diperoleh nilai 4,5 untuk nilai pre-test, 5,7 untuk nilai sesi 1, dan 6,9 untuk nilai sesi 2 dari analisis yang dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran Audio-Visual yang
dilakukan oleh guru.
4.1.2.3 Siklus II
4.1.2.3.1 Perencanaan
Melihat semua hasil yang diperoleh pada siklus I maka untuk perencanaan pelaksanaan penelitian pada siklus II ada beberapa
hal yang perlu dilakukan, yaitu:
A. Peneliti merencanakan kembali jadwal pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian
pada Bab III dan waktu pada kalender pendidikan. Hasil refleksi siklus pertama menjadi dasar perencanaan
pada siklus kedua.
B. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik sesuai dengan model pembelajaran Audio Visual dan membuat
instrumen pengumpulan data yaitu tes prestasi belajar.
C. Merencanakan kunjungan kelas dengan teman observasi sebagai upaya inovasi. Untuk itu peneliti berkonsultasi untuk menanyakan
kesediaannya untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Inovasi ini dilakukan agar peneliti dapat melakukan
upaya maksimal untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dan berkualitas. Hasil konsultasi dengan rekan kerja

IJMEHD 593
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

adalah kesiapan guru untuk berpartisipasi dalam supervisi kunjungan kelas. Guru yang akan mengamati diberi tahu bahwa
penulis telah berkonsultasi dengan kepala sekolah dan dia akan berpartisipasi, pergi ke ruangan untuk bersama-sama mengawasi.
Hal ini diberitahukan kepada guru dengan harapan agar guru yang akan mengamati dapat lebih siap dalam melaksanakan
supervisi yang lebih berkualitas, hal ini juga dilakukan penulis sebagai inovasi tambahan.
D. Bersama guru merancang skenario pelaksanaan pembelajaran dengan melihat kekurangan pada siklus I dengan mengidentifikasi
hal-hal yang dapat dilakukan untuk perbaikan pembelajaran. Untuk itu semua catatan tentang kekurangan pada siklus I yang
merupakan hasil refleksi diserahkan kepada guru untuk dipelajari. Sampaikan kepada guru apa yang perlu dilakukan, apa yang
harus dilakukan siswa, dan bagaimana menerapkan metode Audio-Visual yang benar sesuai dengan kebenaran teori yang
disampaikan.
4.1.3. Eksekusi Aksi
Pelaksanaan tindakan pada siklus II disajikan sebagai berikut:
Pada hari yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal, peneliti memulai tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa
segala persiapan yang telah dibuat. Sesuai dengan perencanaan yang telah disusun berupa rencana pembelajaran dengan penerapan
teknik Audio-Visual, maka langkah-langkah pembelajaran memahami wacana disusun secara bertahap. langkah-langkah sesuai
dengan metode yang diterapkan dalam penelitian ini. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah pertama, video pertama dengan topik “I Want to Fly” diperlihatkan kepada siswa dengan memberikan beberapa brainstorming
untuk meningkatkan minat belajar siswa. Setelah video diputar sebanyak 2 kali, selanjutnya siswa diminta untuk menjawab beberapa
pertanyaan umum sesuai dengan video yang diputar. Kemudian penulis mengajak siswa untuk mendiskusikan setiap jawaban dari setiap
pertanyaan yang diberikan.
Setelah diskusi selesai, video kedua dengan topik "How Do I Get To Nanjing Road" diputar sebanyak 2 kali. Kemudian siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh presenter secara lisan namun pertanyaan yang diberikan kali ini lebih detail
dan berkaitan dengan video yang diputar.
Pada tahap selanjutnya, siswa diperlihatkan video dengan topik "Are You Busy and What A Fat Bird" sebanyak dua kali.
Setelah video selesai diputar, selanjutnya siswa diberikan tes pilihan ganda dan siswa diberi kesempatan untuk menjawab
soal.
Setelah semua jawaban siswa terkumpul, selanjutnya siswa diberikan naskah dari video pertama hingga video terakhir,
selanjutnya siswa diminta untuk mempertunjukkan (perform) setiap video yang telah diputar sebelumnya di depan kelas.
Langkah-langkah di atas merupakan inti dari treatment yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam mendengarkan bahasa

Inggris. Dengan demikian, hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik Audio-Visual diharapkan dapat lebih memuaskan dan dapat meningkatkan keterampilan

menyimak siswa.

Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan topik baru. Dalam kegiatan ini siswa
diperlihatkan 4 video yang berjudul “Bahasa Isyarat, Bagaimana Saya Mendapatkan Jalan Nanjing, Perpisahan Panjang dan Apa yang
Anda Lakukan”. Di awal kegiatan, siswa diperlihatkan dua buah video yang berjudul “Bahasa Isyarat dan Bagaimana Cara
Mendapatkan Jalan Nanjing”. Guru memberikan brainstorming kepada siswa untuk memperkenalkan video tentang “Bahasa Isyarat
dan Bagaimana Saya Mendapatkan Jalan Nanjing”. Guru memberikan beberapa pertanyaan terkait video yang diputar sebagai
stimulus. Semua soal tersebut dibahas secara klasikal dan lisan sehingga siswa terbawa suasana belajar yang menyenangkan.
Kemudian guru meminta siswa untuk menonton video berjudul “Long Farewell and What Do You Do” secara mandiri
dengan diberikan 10 item pertanyaan yang meliputi aspek menemukan ide umum, menemukan informasi spesifik,
menemukan informasi detail, dan makna kata. Tes ini juga merupakan tes untuk mengetahui kemajuan siswa dalam tindakan
siklus I ini dan siswa diberikan waktu 15 menit.
Demikian langkah-langkah pembelajaran pada siklus II proses tindakan dengan menerapkan Teknik Audio Visual dalam waktu 4 x 40
menit (2 x pertemuan).
4.1.3.1 Pengamatan/Penilaian
Penilaian ketepatan pelaksanaan pembelajaran Audio-Visual didahului dengan mencatat hal-hal penting seperti
kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan. Dari catatan singkat tersebut, penulis
mengetahui bagian mana yang perlu diperbaiki, mana yang perlu ditekankan, dan bagian mana yang perlu saran dan
penguatan. Selain itu, adanya guru yang mengamati proses pembelajaran akan sangat membantu untuk mengetahui
lebih jelas kesalahan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Guru yang mengamati juga mencatat kreativitas
siswa, kemauan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, dan kontribusi antar siswa. Semua ini telah dilakukan
dengan baik. Pelaksanaan tes prestasi belajar akhirnya dilanjutkan pada minggu berikutnya karena setelah guru
melaksanakan proses pembelajaran, tidak cukup waktu untuk memberikan tes sehingga dilakukan pada pertemuan
berikutnya. Hasil tes prestasi belajar siswa siklus II akan dibahas pada refleksi kedua.
4.1.3.2 Refleksi Siklus II
A. Analisis Kuantitatif untuk Memperoleh Nilai Tes Prestasi Belajar Siklus II

IJMEHD 594
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

4.1.3.2.3 Hasil tindakan siklus kedua


Siklus II
Kode Siswa IR
S3 S4
ABD 5.5 8 8
AGT 5 7 8
ARB 4.5 7 8
AWS 5.5 7 8
AVH 4 8 9
ADU 4,5 7 8
BGU 4.5 7 8
BMJ 5 7 8
CGH 4.5 8 8
DRG 4,5 7 8
DES 5 7 9
DVG 5 8 9
GHJ 4,5 7 8
GUI 4,5 7 8
GKM 5 8 9
HGB 4,5 7 8
IJB 4,5 8 9
KMN 4 7 8
KLP 4 8 9
MNY 4 7 8
MFG 4 7 8
MKO 4,5 7 8
NEV 4 8 8
NHU 4 7 8
SDR 4 7 8.5
SBH 4 7 8
SFW 5 7 8.5
Total 122 203 224

Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel di atas, maka nilai skor pretest dan posttest yang dikumpulkan oleh
siswa kelas VIII 5 SMP Negeri 17 Kendari pada siklus I dapat dihitung sebagai berikut:

X0 122
1. Rata-rata Nilai Prates = = = 4,5

N 27

X3 203
2. Skor Rata-Rata Sesi 3 = = = 7,5
N 27

X4 224
3. Skor Rata-Rata Sesi 4 = = = 8,3
N 27

Nilai rata-rata total pada siklus pertama adalah:

X3 + X4 = 67,75 + 78,43 = 145.18 = 7,9

2 2 2
B. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram pada siklus II

IJMEHD 595
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

10

0 Siklus
X0 X3 X4 II

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai Siklus II


Aksi Rata-Rata Total Aksi Rata-Rata
TIDAK Aksi Rata-rata Total rata-rata
rata-rata Jumlah rata-rata
1 Pra-tes JADI 4.5 X0 = 4,5
S1 5.7
2 siklus I XI = 6,3
S2 6.9
S3 7.5
3 siklus II XII = 7,9
S4 8.3
4.2 Diskusi
4.2.1 Pembahasan hasil yang diperoleh dari Siklus I
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data kualitatif hasil observasi peer teacher tentang pembelajaran
Audio-Visual adalah: kelemahan yang ada, kekuatan, perubahan, kemajuan, efektivitas waktu, kegiatan yang dilakukan,
konstruksi, kontribusi, deskripsi fakta, pengecekan validitas internal , dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor yang
mempengaruhi, cara memecahkan masalah, pertimbangan, perbandingan, komentar, tanggapan, pengalaman tambahan,
rangkuman, opini, deskripsi, interpretasi/penafsiran, makna di balik tindakan, triangulasi, hubungan antar aspek, klasifikasi,
nilai -menetapkan standar, alasan menggunakan teknik tertentu, alasan menggunakan langkah tertentu, klasifikasi,
penggabungan - penggabungan, tabulasi, penggunaan, kriteria, kategorisasi, makna, hubungan antar kategori.

Dari pengamatan rekan-rekan disampaikan bahwa ada kelebihan yang disampaikan oleh observer yaitu peneliti
berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, dan membimbing siswa dengan baik. Hal ini menimbulkan
interpretasi bahwa perjalanan penelitian sudah cukup baik. Kelemahan yang disajikan perlu dianalisis yaitu
penggunaan waktu yang belum efektif, konstruksi, dan kontribusi siswa belum maksimal, fakta ini akan dijadikan
acuan kebenaran data, validasi, internal diambil dari informan dapat dipertanggungjawabkan, validitas eksternal
berupa acuan hukum menggunakan teori-teori yang mendukung dan Keandalan data penelitian ini dapat dipercaya
oleh penulis karena merupakan ketelitian peneliti dalam memilih informan yaitu rekan kerja. Faktor-faktor yang
mempengaruhi belum maksimalnya pembelajaran Audio-Visual pada siklus I adalah karena peneliti baru mencoba
model ini satu kali. Cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mempersiapkan RPP yang lebih baik dan
berkualitas. Hal-hal lain seperti komentar, pengalaman tambahan, dan gambaran keberhasilan penelitian akan terlihat
pada hasil siklus berikutnya. Hasil atau kualitas pembelajaran dengan model Audio-Visual masih sedikit.
4.2.2 Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar siklus I
Hasil tes prestasi belajar berupa tes lisan dan tes pilihan ganda memaksa siswa untuk benar-benar memahami apa
yang dipelajarinya. Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 5,7 pada sesi pertama dan 6,9 pada sesi kedua yang menunjukkan
bahwa siswa setelah menguasai materi yang diajarkan belum sempurna. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran Bahasa Inggris khususnya pada keterampilan menyimak jika
dibandingkan dengan nilai awal siswa menurut data yang disampaikan pada analisis sebelumnya.
Hasil tes prestasi belajar pada siklus I telah ditemukan pengaruh utama bahwa penggunaan metode tertentu akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah metode Audio-Visual. Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode
pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo, 1990 (dalam Puger, 2004) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang
diterapkan seorang guru mempengaruhi prestasi belajarnya.
Seperti diketahui, mata pelajaran Bahasa Inggris menekankan pembelajaran aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai pedoman
perilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk mengatasi kesulitan yang ada, penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk kreatif,
bertindak aktif, bertukar pikiran, mengemukakan pendapat, bertanya, berdiskusi, berpendapat, bertukar informasi, dan memecahkan masalah
yang ada bersama-sama dengan anggota kelompok diskusi. Hal inilah yang membuat siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif, dan lebih kritis
sehingga mampu memecahkan masalah yang kompleks dan efek bersihnya adalah siswa akan dapat memahami dan menyerap mata pelajaran
bahasa Inggris lebih jauh.

IJMEHD 596
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

Hambatan yang masih perlu dibahas adalah capaian pembelajaran yang dicapai pada siklus I belum memenuhi
harapan sesuai dengan tuntutan KKM mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah ini yaitu 7,5. Oleh karena itu, upaya perbaikan
lebih lanjut masih perlu dilakukan sehingga diperlukan perencanaan yang lebih matang. untuk siklus selanjutnya.
Hasil penelitian ini ternyata memberikan pengaruh utama bahwa model yang diterapkan dalam proses pembelajaran
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan bahwa guru telah memilih metode yang tepat
dalam melaksanakan pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan. Pendapat peneliti ini
juga sejalan dengan temuan lain seperti Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran
diterapkan terhadap prestasi belajar siswa.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menitikberatkan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai pemandu
kemampuan siswa, baik dari segi pikiran, maupun kemampuan visual tempat yang penting karena dapat mengaktifkan siswa
secara optimal. Dari skor yang diperoleh, sebagian siswa mendapat skor 8,5, dan 13 siswa mendapat skor sedang 8. Dari
perbandingan skor tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode Audio-
Visual.
Melihat perbandingan nilai awal, nilai siklus pertama, dan nilai siklus kedua,
terjadi peningkatan yang signifikan yaitu dari rata-rata nilai awal 4,5 naik pada siklus I menjadi 6,3 dan pada siklus II naik
menjadi 7,9. satu mata karena peningkatan nilai tersebut merupakan upaya maksimal yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan khususnya di SMP Negeri 17 Kendari.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dengan mengetahui bahwa faktor pemicu rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar adalah faktor yang digunakan oleh guru
sehingga penggunaan metode alternatif konstruktivis sangat diperlukan, maka peneliti mencoba model pembelajaran Audio-Visual dalam
upaya memecahkan permasalahan yang ada di sekolah. sekolah.
Berdasarkan rendahnya tingkat belajar siswa dan aktivitas pembelajaran yang disampaikan pada latar belakang masalah tersebut,
Penggunaan model pembelajaran Audio-Visual diupayakan untuk mencapai tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. ada kemungkinan perbaikan yang dicapai dijelaskan dengan jelas di
akhir analisis. Dari hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV dan seluruh data yang telah disampaikan, maka tujuan
penelitian yang disajikan dapat tercapai.
Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu mengadakan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari bukti-bukti yang
telah diajukan.
A. Dari data awal hampir semua siswa mendapat nilai di bawah, kemudian pada siklus I menurun menjadi 8 siswa dan pada
siklus II nilai semua siswa berada di atas standar yang ditetapkan di sekolah.
B. Dari rata-rata awal 4,5 naik menjadi 6,3 pada siklus I dan pada siklus II naik menjadi 7,9.
C. Dari data awal tidak ada siswa yang tuntas sedangkan pada siklus pertama lebih banyak yaitu 4 siswa,
dan pada siklus kedua semua siswa mencapai ketuntasan.
Dari seluruh data penunjang pembelajaran dapat disampaikan bahwa model Audio-Visual dapat memberikan jawaban
yang diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Semua itu dapat tercapai karena kesiapan dan kerja keras para peneliti
mulai dari membuat proposal, mengkaji hal-hal yang belum baik dengan sesama dosen, menyusun kisi-kisi dan instrumen
penelitian, serta menggunakan fasilitas triangulasi data untuk pelaksanaan penelitian yang optimal.
5.2 Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang telah disimpulkan dari hasil penelitian, dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran bidang studi Bahasa Inggris, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Jika ingin melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris, sebaiknya penggunaan model pembelajaran Audio-Visual
menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini terbukti dapat meningkatkan kerjasama, kreatif, bertindak aktif,
bertukar informasi , mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, berdebat dan lain-lain.
2. Walaupun penelitian ini telah dapat membuktikan pengaruh utama model Audio-Visual dalam meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar, namun dapat dipastikan dalam penelitian ini masih terdapat hal-hal yang belum sempurna dilakukan oleh
karena itu peneliti lain yang berminat dalam meneliti topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang belum
dipelajari.
3. Selanjutnya untuk penguatan diharapkan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk memanfaatkan data
dari penelitian ini.

REFERENSI
Abdul. 2002.http://www.scribd.com/doc/9037208/
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2007. Jakarta: BSNP.
Dahar, Ratna Wilis. 1989.Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dimyati
dan Mudjiono. 2001.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.

IJMEHD 597
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari
Jurnal Internasional Manajemen dan Pendidikan dalam Pembangunan Manusia 2022, Edisi 03 Volume 02, Halaman: 586-598

Djamarah, Syaful Bahri. 2002.Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Fernandes, HJX 1984.Pengujian dan Pengukuran. Jakarta. Perencanaan, Evaluasi dan Kurikulum Pendidikan Nasional
Perkembangan.
Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKn dan
Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja.Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri
Singaraja.
Miles, Matthew, B.Dan A.Michael Hubberman. 1992.Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohadi Rohidi.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004.Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas.
Sardiman, AM 1988.Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru.Jakarta:
Rajawali Pers.

IJMEHD 598
Co-responding Author: Kori Pamangin
SMPN 17 Kendari

Anda mungkin juga menyukai