PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan
Manfaat Perbaikan
KAJIAN PUSTAKA
Keterampilan Bahasa Inggris
Menurut Erlinanda (2018) keterampilan merupakan kecakapan seseorang
dalam melakukan sesuatu. Keterampilan tersebut adalah aspek kelanjutan dari
kognitif (pengetahuan). Maka keterampilan seseorang dapat dinyatakan sebagai
5
bentuk hasil dari pengetahuan yang telah ia dapatkan. Dalam Bahasa Inggris ada 4
keterampilan yang terkandung di dalamnya, yaitu: keterampilan berbicara,
keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis
(Zaim: 2016). Keempat keterampilan tersebut terangkai bagaikan suatu proses yang
saling berkelanjutan. Jauhari (2013:16) menyatakan bahwa menulis merupakan
salah satu aspek keterampilan berbahasa ketiga setelah menyimak dan berbicara,
kemudian membaca. Hal tersebut dikarenakan di sekolah dasar, menulis merupakan
keterampilan yang sulit diajarkan sehingga bagi guru, mengajarkan menulis juga
merupakan tugas yang paling sulit. Dadang (2008: 291) mengemukakan bahwa
keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat
kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga aspek keterampilan
lainnya.
Keterampilan menulis dalam Bahasa Inggris merupakan keterampilan yang
melibatkan proses kognitif dan memerlukan kreatifitas, maka membutuhkan model
pembelajaran dan penilaian tersendiri (Sudiyatno, 2012: 3). Tarigan (2008: 3)
mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menurut Rofi’uddin dan Zuhdi, 1999: 77), perkembangan
tulisan anak meliputi 4 tahap yaitu:
1. Tahap prafonemik
Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf tetapi
belum bisa menyusunnya untuk menulis kata. Anak belum bisa
mengetahui prinsip fonetik yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang
membentuk kata
2. Tahap fonemik awal
Pada tahap ini anak sudah mengenali prinsip fonetik, tahu cara kerja
tulisan tetapi belum bisa mengoperasikan prinsip tersebut.
3. Tahap nama huruf
Pada tahap ini, anak sudah bisa menggunakan prinsip fonetik, dia dapat
menggunakan huruf-huruf yang mewakili bunyi-bunyi yang
membentuk suatu kata.
4. Tahap transisi.
6
Tahap ini ditandai dengan penguasaan anak terhadap tata tulis yang
semakin lengkap, dia juga sudah bisa menggunakan ejaan dan tanda
baca dalam tulisan.
Keterampilan menulis juga perlu didukung dengan aspek lain agar pengungkapan
gagasan dapat disampaikan secara tepat. Hal tersebut dipengaruhi oleh ketepatan
bahasa yang digunakan, kosakata, gramatikal dan penggunaan ejaan (Yulianti, dkk.:
2021). Yulianti, dkk. (2021) juga mengungkapkan dimana salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan menulis
adalah meningkatkan penguasaan tata bahasa dan kosakata.
Kosakata merupakan elemen dasar sebuah bahasa yang digunakan untuk
memberi label pada hal-hal seperti benda, sifat dan kata kerja untuk menjelaskan
maksud dari apa yang ingin disampaikan (Mohammadnejad, Nikdel dan Oroujlou:
2012). Kosakata termasuk hal dasar yang paling penting dalam berbahasa hingga
Heinlee mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa seseorang bergantung pada
kualitas dan kuantitas kosakatanya, semakin kaya kosakata seseorang, semakin
besar pula kemungkinan seseorang terampil dalam berbahasa. Richard (2003: 255)
juga menekankan bahwa kosakata adalah komponen inti dari kemampuan
berbahasa dan menyediakan banyak dasar untuk seberapa baik pembelajar
berbicara, dengarkan, baca, dan tulis. Haycraf (1995: 370) mengklasifikasikan
kosakata ke dalam dua kelompok yaitu:
1. Kosakata reseptif: Kata-kata yang siswa kenali dan pahami ketika
mereka muncul dalam konteks tetapi mereka tidak dapat
memproduksinya dengan benar.
2. Kosakata produktif: Kata-kata yang dimengerti dan dilafalkan dengan
benar oleh siswa dan digunakan secara konstruktif dalam berbicara dan
menulis.
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dikarenakan kata-kata Bahasa Inggris
sangat kompleks dan kompleksitas sehingga membawa kesulitan bagi siswa yang
mencoba mempelajarinya (Kustaryo, 1988: 16). Fitriani dan Nulanda (2017)
mengatakan bahwa pengajaran kosakata sendiri memiliki tujuan untuk
menunjukkan, memperlihatkan atau memberitahu melalui cara yang tepat sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan siswa dalam menerima suatu pengajaran,
7
sehingga siswa tersebut paham dan tahu dengan apa yang diajarkan. Oleh karena
itu, seorang guru memerlukan persiapan sebelum pembelajaran terutama dalam
menentukan metode dan media pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran
secara maksimal.
Metode Pembelajaran
Mengajarkan kosakata secara efektif dapat ditentukan oleh metode dan
pendekatan yang sesuai dengan usia siswa yang diajarkan karena mengajarkan
Bahasa Inggris tidak sama dengan cara mengajarkan bahasa Indonesia (Khodareza:
2012). Metode pembelajaran menjadi penting dalam pengajaran Bahasa Inggris
karena dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat maka siswa akan
memahami materi pelajaran dengan lebih cepat dan tepat (Ilyas dan Syahid: 2018).
Richard dan Rodgers (1999) juga menjelaskan bahwa metode pembelajaran
menentukan teori pengajaran yang akan dipraktikan dan materi yang akan
diajarkan. Ada beberapa metode pembelajaran dalam Bahasa Inggris salah satunya
ialah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah perolehan pengalaman belajar yang
dirancang secara khusus untuk menunjukan, mengerjakan, dan menjelaskan
suatu objek atau proses dari suatu peristiwa yang sedang dilakukan (Latif dkk:
2013). Roestiyah (2001: 83) juga memberikan definisi tentang demonstrasi sebagai
cara mengajar dimana seorang instruktur menunjukkan, memperlihatkan, suatu
proses, sehingga seluruh pembelajar dalam kelas dapat melihat, mengamati,
mendengar atau mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang ditunjukkan.
Metode demonstrasi juga dapat memberikan ilustrasi dalam menjelaskan suatu
kejadian peristiwa pada anak (Batu, dkk: 2017).
Berdasarkan teori-teori tersebut, metode demonstrasi dapat digunakan
untuk membantu siswa dalam meningkatkan kosakata Bahasa Inggris baik secara
tertulis maupun lisan.
Media Pembelajaran
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat. Hotimah (2010) menyatakan bahwa
pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
8
ditunjang dengan penggunaan media yang dapat memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran agar dapat peserta didik dapat menguasai
keterampilan Bahasa Inggris. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman dkk., 2009). Dasar
pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran sangat sederhana, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Emilsa dan
Guslinda (2019) juga mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran
bisa lebih menarik dan menyenangkan karena aspek penting penggunaan media
adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran.
Arsyad (2009) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang
menyajikan peran serta merangsang siswa untuk belajar contohnya buku, film,
kaset, dan lain-lain. Selain itu media juga dapat berupakan beberapa bentuk
komunikasi, baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya (Sadiman dkk.,
2010:7). Salah satu media pembelajaran dalam Bahasa Inggris ialah penggunaan
kartu bergambar (flashcard). Hotimah (2010) menyebutkan bahwa flashcard
merupakan media yang berbentuk kartu bergambar yang dibuat dengan
menggunakan foto atau gambar, pada bagian belakang terdapat keterangan dari
gambar yang ada pada pada flashcard tersebut. Suryana (2000: 24) mengemukakan
bahwa flashcard merupakan salah satu bentuk permainan edukatif berupa kartu-
kartu yang memuat gambar dan kata yang sengaja dirancang oleh doman untuk
meningkatkan berbagai aspek seperti mengembangkan daya ingat, melatih
kemandirian dan meningkatkan jumlah kosakata.
Ada beberapa kelebihan dari penggunaan flashcard menurut Susilana dan Riyana
(2009: 94), yaitu:
1. Mudah dibawa kemana-mana: Ukuran flashcard pada umumnya kecil
sehingga dapat disimpan dan dibawa kemana saja baik itu di ruang kelas
ataupun di luar kelas.
2. Praktis: Pembuatan dan penggunaan flashcard cukup praktis, dapat
memanfaatkan kertas yang tidak terpakai dan cara menggunakannya
9
dan alokasi waktu yang mundur. Selain itu, peneliti perlu memperhatikan kesiapan
siswa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran. Tahap-tahap pembelajaran
yang masih terlewat seperti menunjukkan kartu bergambar dan melaksanakan
evaluasi proses pembelajaran perlu dilakukan di perbaikan pembelajaran siklus
berikutnya. Meskipun peneliti telah melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran
secara garis besar, peneliti harus memperbaiki kekurangan yang telah ditemukan
pada siklus ini.
melalui metode demonstrasi dan media flashcard yang dikemas dalam bentuk
permainan oleh peneliti. Permainan estafet spidol menyebabkan siswa menjadi
lebih bersemangat dalam belajar sehingga siswa lebih mudah untuk menyerap dan
menerapkan apa yang mereka pelajari. Siswa berhasil menyebutkan kembali
kosakata yang mereka pelajari sehingga mampu menuliskan kembali kosakata
tersebut dengan benar. Selain itu, kejenuhan siswa dalam belajar juga berkurang
drastis karena mereka terlibat dalam sebuah aktivitas bersama teman-temannya.
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut, secara keseluruhan siswa
mampu meningkatkan kemampuan menulis kosakata Bahasa Inggris melalui
metode demonstrasi dan media flashcards.
Saran
DAFTAR PUSTAKA