Anda di halaman 1dari 15

1

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN


MEDIA FLASHCARDS UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS
SISWA KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH BLORA

Iftita Kharisma Rosi


857727258
iftitarosi1123@gmail.com

ABSTRAK: Latar belakang penelitian ini adalah berdasarkan hasil observasi,


siswa kelas I SD Muhammadiyah Blora memiliki keterampilan menulis Bahasa Inggris
yang rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kesulitan yang anak-anak alami ketika
mempelajari Bahasa Inggris sehingga mereka mudah jenuh dan tidak fokus terhadap
pembelajaran. Maka guru mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan metode
demonstrasi dan bantuan dari media flashcards.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi
menggunakan media flashcards untuk meningkatkan keterampilan menulis Bahasa Inggris
siswa kelas I SD Muhammadiyah Blora. Dengan menggunakan metode demonstrasi dan
media flashcards dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar sehingga keterampilan
menulis mereka dapat meningkat.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Muhammadiyah Blora Tahun
Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 20 siswa. Penelitian dilaksanakan di ruang kelas I SD
Muhammadiyah Blora dalam waktu yang bertahap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis kosakata Bahasa
Inggris anak melalui metode demonstrasi menggunakan media flashcards mengalami
peningkatan. Hal tersebut terbukti dari hasil kegiatan simulasi perbaikan pembelajaran
yang dilaksanakan selama 2 tahap yang meliputi Siklus I dan Siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa melalui
metode demonstrasi menggunakan media flashcards, keterampilan menulis Bahasa Inggris
siswa kelas I SD Muhammadiyah Blora mengalami peningkatan
.
Kata kunci : metode demonstrasi, media flashcards, keterampilan menulis
2

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris memiliki peran penting dalam kehidupan seiring


berkembangnya zaman. Menurut Hotimah (2010: 11), Bahasa Inggris merupakan
bahasa internasional dan dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan. Selain itu bahasa ini merupakan lingua franca, bahasa yang
memiliki penutur terbanyak di dunia (Tamrin dan Yanti, 2019). Hal tersebut
membuktikan bahwa semakin baik penguasaan Bahasa Inggris seseorang, semakin
besar peluang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, Bahasa Inggris menjadi mata
pelajaran wajib bagi peserta didik jenjang SMP/MTs sederajat hingga SMA/MA
sederajat. Menurut Nurdiana (2021) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tidak lagi memasukkan mata pelajaran Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran
wajib bagi siswa Sekolah Dasar (SD) dalam kurikulum 2013 dan telah diberlakukan
sejak tahun ajaran 2013/2014. Maka dari itu, hingga saat ini mata pelajaran Bahasa
Inggris di Sekolah Dasar (SD) berstatus sebagai muatan lokal atau sebagai mata
pelajaran tambahan. Padahal pelajaran Bahasa Inggris sangat disarankan untuk
diberikan kepada anak di usia dini. Menurut Riset Teknologi Brain Imaging di
University of California mengatakan bahwa anak berada pada kondisi optimal di
usia 6 sampai 13 tahun, sehingga secara biologis masa ini menjadi waktu yang tepat
untuk memaksimalkan pembelajaran bahasa asing. Hal tersebut juga ditekankan
oleh Darjowidjojo (2003) yang menyatakan bahwa pada usia tersebut anak akan
mudah dalam menerima bahasa, hal ini dikarenakan belum terjadinya proses
pemisahan fungsi otak kiri dan otak kanan pada anak, kemampuan anak dalam
menerima bahasa akan berkurang ketika anak sudah mengalami pubertas. Selain
itu, mempelajari Bahasa Inggris sejak dini akan membantu para peserta didik
menguasai bahasa ibu mereka. Hal tersebut diungkapkan oleh Penggabean (2015)
bahwa penguasaan bahasa asing termasuk bahasa Inggris tidak menghambat bahkan
menguatkan penguasaan bahasa ibu, Bahasa Indonesia.
Mengetahui pentingnya Bahasa Inggris, peserta didik perlu diberikan bekal
yang cukup. Dalam pelajaran Bahasa Inggris, terdapat empat keterampilan yang
dapat membantu peserta didik menguasai Bahasa Inggris dengan baik, yaitu:
3

keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, dan


keterampilan menulis (Zaim: 2016). Menurut Obisuru dan Purbani (2016) menulis
adalah salah satu keterampilan yang produktif dalam mempelajari bahasa. Aspek
yang terkandung dalam keterampilan tersebut adalah tata bahasa dan kosakata.
Keterampilan menulis memiliki peran yang sangat penting pada usia peserta
didik di SD sederajat. Namun, anak-anak ditemukan sering mengalami kesulitan
dalam menulis kosakata meskipun kosakata tersebut dapat mereka ucapkan dengan
lancar dan benar. Salah satu penyebabnya ialah mereka masih belajar cara menulis
huruf hingga kata-kata dengan benar. Hal tersebut dialami oleh siswa kelas 1 SD
Muhammadiyah Blora saat pelajaran Bahasa Inggris. Peneliti sering menemukan
peserta didik kesalahan menulis kosakata Bahasa Inggris karena sesuai dengan
pelafalannya, seperti playground menjadi pleygron, slide menjadi slaid, dan lain-
lain. Peneliti mengetahui bahwa keterampilan menulis pada usia peserta didik ini
tidak datang dengan sendirinya melainkan harus dilatih dan terus dipraktikan. Maka
peneliti berusaha mencoba berbagai metode pembelajaran beserta media
pembelajarannya untuk membantu peserta didik meningkatkan keterampilan
menulis mereka. Hal tersebut dilakukan agar bermanfaat bagi mereka dalam
menguasai mata pelajaran Bahasa Inggris serta mata pelajaran lainnya.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Apakah metode demonstrasi berbantuan media flashcards dapat
meningkatkan keterampilan menulis kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas I
SD Muhammadiyah Blora Tahun 2022?
2. Bagaimana metode demonstrasi berbantuan media flashcards dapat
meningkatkan keterampilan menulis Bahasa Inggris pada Siswa Kelas I SD
Muhammadiyah Blora Tahun 2022?

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian tindakan kelas ini memiliki


tujuan yaitu:
4

1. Untuk menjelaskan metode demonstrasi berbantuan media flashcards untuk


meningkatkan keterampilan menulis Bahasa Inggris pada Siswa Kelas I SD
Muhammadiyah Blora Tahun 2022
2. Untuk mendiskripsikan bagaimana metode demonstrasi berbantuan media
flashcards dapat meningkatkan keterampilan menulis Bahasa Inggris pada
Siswa Kelas I SD Muhammadiyah Blora Tahun 2022.

Manfaat Perbaikan

Manfaat dari penilitian ini adalah sebagai berikut:


1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
mengembangkan model pembelajaran serta menggunakan variasi media
pembelajaran. Hal tersebut guna meningkatkan hasil belajar siswa terutama
dalam keterampilan menulis baik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris
maupun pelajaran lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memperbaiki kekurangan guru dalam
menyusun pembelajaran di kelas serta dapat meningkatkan kualitas
sebagai pendidik
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas peserta
didik di sekolah sekaligus pendidik di sekolah
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan
menulis siswa baik dalam pelajaran Bahasa Inggris maupun mata
pelajaran yang lain, serta meningkatkan hasil belajarnya.

KAJIAN PUSTAKA
Keterampilan Bahasa Inggris
Menurut Erlinanda (2018) keterampilan merupakan kecakapan seseorang
dalam melakukan sesuatu. Keterampilan tersebut adalah aspek kelanjutan dari
kognitif (pengetahuan). Maka keterampilan seseorang dapat dinyatakan sebagai
5

bentuk hasil dari pengetahuan yang telah ia dapatkan. Dalam Bahasa Inggris ada 4
keterampilan yang terkandung di dalamnya, yaitu: keterampilan berbicara,
keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis
(Zaim: 2016). Keempat keterampilan tersebut terangkai bagaikan suatu proses yang
saling berkelanjutan. Jauhari (2013:16) menyatakan bahwa menulis merupakan
salah satu aspek keterampilan berbahasa ketiga setelah menyimak dan berbicara,
kemudian membaca. Hal tersebut dikarenakan di sekolah dasar, menulis merupakan
keterampilan yang sulit diajarkan sehingga bagi guru, mengajarkan menulis juga
merupakan tugas yang paling sulit. Dadang (2008: 291) mengemukakan bahwa
keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat
kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga aspek keterampilan
lainnya.
Keterampilan menulis dalam Bahasa Inggris merupakan keterampilan yang
melibatkan proses kognitif dan memerlukan kreatifitas, maka membutuhkan model
pembelajaran dan penilaian tersendiri (Sudiyatno, 2012: 3). Tarigan (2008: 3)
mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menurut Rofi’uddin dan Zuhdi, 1999: 77), perkembangan
tulisan anak meliputi 4 tahap yaitu:
1. Tahap prafonemik
Pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf tetapi
belum bisa menyusunnya untuk menulis kata. Anak belum bisa
mengetahui prinsip fonetik yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang
membentuk kata
2. Tahap fonemik awal
Pada tahap ini anak sudah mengenali prinsip fonetik, tahu cara kerja
tulisan tetapi belum bisa mengoperasikan prinsip tersebut.
3. Tahap nama huruf
Pada tahap ini, anak sudah bisa menggunakan prinsip fonetik, dia dapat
menggunakan huruf-huruf yang mewakili bunyi-bunyi yang
membentuk suatu kata.
4. Tahap transisi.
6

Tahap ini ditandai dengan penguasaan anak terhadap tata tulis yang
semakin lengkap, dia juga sudah bisa menggunakan ejaan dan tanda
baca dalam tulisan.
Keterampilan menulis juga perlu didukung dengan aspek lain agar pengungkapan
gagasan dapat disampaikan secara tepat. Hal tersebut dipengaruhi oleh ketepatan
bahasa yang digunakan, kosakata, gramatikal dan penggunaan ejaan (Yulianti, dkk.:
2021). Yulianti, dkk. (2021) juga mengungkapkan dimana salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan menulis
adalah meningkatkan penguasaan tata bahasa dan kosakata.
Kosakata merupakan elemen dasar sebuah bahasa yang digunakan untuk
memberi label pada hal-hal seperti benda, sifat dan kata kerja untuk menjelaskan
maksud dari apa yang ingin disampaikan (Mohammadnejad, Nikdel dan Oroujlou:
2012). Kosakata termasuk hal dasar yang paling penting dalam berbahasa hingga
Heinlee mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa seseorang bergantung pada
kualitas dan kuantitas kosakatanya, semakin kaya kosakata seseorang, semakin
besar pula kemungkinan seseorang terampil dalam berbahasa. Richard (2003: 255)
juga menekankan bahwa kosakata adalah komponen inti dari kemampuan
berbahasa dan menyediakan banyak dasar untuk seberapa baik pembelajar
berbicara, dengarkan, baca, dan tulis. Haycraf (1995: 370) mengklasifikasikan
kosakata ke dalam dua kelompok yaitu:
1. Kosakata reseptif: Kata-kata yang siswa kenali dan pahami ketika
mereka muncul dalam konteks tetapi mereka tidak dapat
memproduksinya dengan benar.
2. Kosakata produktif: Kata-kata yang dimengerti dan dilafalkan dengan
benar oleh siswa dan digunakan secara konstruktif dalam berbicara dan
menulis.
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dikarenakan kata-kata Bahasa Inggris
sangat kompleks dan kompleksitas sehingga membawa kesulitan bagi siswa yang
mencoba mempelajarinya (Kustaryo, 1988: 16). Fitriani dan Nulanda (2017)
mengatakan bahwa pengajaran kosakata sendiri memiliki tujuan untuk
menunjukkan, memperlihatkan atau memberitahu melalui cara yang tepat sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan siswa dalam menerima suatu pengajaran,
7

sehingga siswa tersebut paham dan tahu dengan apa yang diajarkan. Oleh karena
itu, seorang guru memerlukan persiapan sebelum pembelajaran terutama dalam
menentukan metode dan media pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran
secara maksimal.

Metode Pembelajaran
Mengajarkan kosakata secara efektif dapat ditentukan oleh metode dan
pendekatan yang sesuai dengan usia siswa yang diajarkan karena mengajarkan
Bahasa Inggris tidak sama dengan cara mengajarkan bahasa Indonesia (Khodareza:
2012). Metode pembelajaran menjadi penting dalam pengajaran Bahasa Inggris
karena dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat maka siswa akan
memahami materi pelajaran dengan lebih cepat dan tepat (Ilyas dan Syahid: 2018).
Richard dan Rodgers (1999) juga menjelaskan bahwa metode pembelajaran
menentukan teori pengajaran yang akan dipraktikan dan materi yang akan
diajarkan. Ada beberapa metode pembelajaran dalam Bahasa Inggris salah satunya
ialah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah perolehan pengalaman belajar yang
dirancang secara khusus untuk menunjukan, mengerjakan, dan menjelaskan
suatu objek atau proses dari suatu peristiwa yang sedang dilakukan (Latif dkk:
2013). Roestiyah (2001: 83) juga memberikan definisi tentang demonstrasi sebagai
cara mengajar dimana seorang instruktur menunjukkan, memperlihatkan, suatu
proses, sehingga seluruh pembelajar dalam kelas dapat melihat, mengamati,
mendengar atau mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang ditunjukkan.
Metode demonstrasi juga dapat memberikan ilustrasi dalam menjelaskan suatu
kejadian peristiwa pada anak (Batu, dkk: 2017).
Berdasarkan teori-teori tersebut, metode demonstrasi dapat digunakan
untuk membantu siswa dalam meningkatkan kosakata Bahasa Inggris baik secara
tertulis maupun lisan.

Media Pembelajaran
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat. Hotimah (2010) menyatakan bahwa
pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
8

ditunjang dengan penggunaan media yang dapat memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran agar dapat peserta didik dapat menguasai
keterampilan Bahasa Inggris. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman dkk., 2009). Dasar
pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran sangat sederhana, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Emilsa dan
Guslinda (2019) juga mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran
bisa lebih menarik dan menyenangkan karena aspek penting penggunaan media
adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran.
Arsyad (2009) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang
menyajikan peran serta merangsang siswa untuk belajar contohnya buku, film,
kaset, dan lain-lain. Selain itu media juga dapat berupakan beberapa bentuk
komunikasi, baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya (Sadiman dkk.,
2010:7). Salah satu media pembelajaran dalam Bahasa Inggris ialah penggunaan
kartu bergambar (flashcard). Hotimah (2010) menyebutkan bahwa flashcard
merupakan media yang berbentuk kartu bergambar yang dibuat dengan
menggunakan foto atau gambar, pada bagian belakang terdapat keterangan dari
gambar yang ada pada pada flashcard tersebut. Suryana (2000: 24) mengemukakan
bahwa flashcard merupakan salah satu bentuk permainan edukatif berupa kartu-
kartu yang memuat gambar dan kata yang sengaja dirancang oleh doman untuk
meningkatkan berbagai aspek seperti mengembangkan daya ingat, melatih
kemandirian dan meningkatkan jumlah kosakata.
Ada beberapa kelebihan dari penggunaan flashcard menurut Susilana dan Riyana
(2009: 94), yaitu:
1. Mudah dibawa kemana-mana: Ukuran flashcard pada umumnya kecil
sehingga dapat disimpan dan dibawa kemana saja baik itu di ruang kelas
ataupun di luar kelas.
2. Praktis: Pembuatan dan penggunaan flashcard cukup praktis, dapat
memanfaatkan kertas yang tidak terpakai dan cara menggunakannya
9

pun hanya dengan menunjukkan kepada siswa tanpa perlu keahlian


khusus.
3. Mudah diingat: Flashcard merupakan kombinasi antara gambar dan
teks singkat sehingga memudahkan siswa untuk mengenali suatu
konsep, mengetahui nama sebuah benda beserta gambar yang
merepresentasikan hal tersebut sehingga siswa akan lebih mudah
mengingat apa yang tercantum di dalam flashcard.
4. Menyenangkan: Menggunakan media flashcard dapat dikombinasikan
dalam suatu permainan sehingga pembelajaran tidak menjadi monoton
dan banyak melibatkan keaktifan siswa.
Berdasarkan teori dan kelebihan dari flashcard tersebut, peneliti menggunakannya
dengan menggabungkan metode demonstrasi untuk memaksimalkan hasil belajar
siswa.

Rencana Perbaikan Informasi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Blora yang bertempat di


Jalan KH. Ahmad Dahlan No.9, Kauman, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa
Tengah pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2022. Terdapat 2 siklus yang
telah dilaksanakan dan diperkirakan akan membutuhkan waktu 8 minggu. Siklus I
dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan April 2022. Sedangkan Siklus II
dilaksanakan pda minggu ke-4 bulan April 2022. Selanjutnya, peneliti kembali
melakukan refleksi hasil simulasi siklus II untuk menyusun draft laporan PKP.

Deskripsi Rencana Tiap Siklus


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing
meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada setiap
perencanaan perbaikan pembelajaran di siklus 1 dan 2, peneliti melakukan beberapa
kegiatan diantaranya: (1) Merencanakan kegiatan pembelajaran, (2) melaksanakan
pembelajaran , (3) pengamatan dan (4) refleksi.

Hasil pengamatan dan relfeksi dari siklus I akan diajukan kepada


pembimbing, lalu hasil bimbingan akan digunakan dalam penentuan keputusan
10

untuk melaksanakan kegiatan simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Simulasi perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 13


April 2022 di ruang kelas I SD Muhammadiyah Blora. Peneliti mengawali
pembelajaran di kegiatan pendahuluan dengan salam, dan menyapa. Kemudian
peneliti mengulas kembali pembelajaran sebelumnya secara singkat dan
menjelaskan tujuan pembelajaran hari tersebut. Selanjutnya, peneliti memulai
kegiatan inti. Pada kegiatan inti, peneliti melewatkan langkah menunjukkan gambar
kepada siswa. Peneliti menanyakan terkait materi kepada siswa secara langsung
yang membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar. Berikutnya peneliti
menuliskan kosakata taman bermain di papan tulis, dan siswa menulisnya di buku
tulis mereka. Setelah selesai menulis, siswa diajak oleh peneliti untuk bermain
estafet spidol. Siswa diminta untuk duduk melingkar di tengah ruang kelas dan
peneliti menjelaskan cara bermain kepada siswa. Pada tahap ini, peneliti kurang
mempersiapkan media yang digunakan secara matang. HP yang seharusnya
digunakan untuk memutar lagu memiliki baterai yang lemah sehingga peneliti harus
mencari HP lainnya. Hal tersebut menyebabkan kelas kurang terkondisi karena
siswa harus menunggu. Peneliti juga merasa terburu-buru karena alokasi waktu
sudah mundur terlalu banyak. Setelah menyelesaikan kegiatan inti, peneliti
melakukan kegiatan penutup dengan evaluasi, menarik kesimpulan, berdoa dan
salam.
Nuralim memberikan ulasan terkait simulasi perbaikan pembelajaran siklus
I sebagai berikut:

Gambar lebar agak goyang, sehingga mengganggu penglihatan ketika mengamati


video. Suara cukup jelas. Dalam pengelolaan kelas masih kurang. Ini dapat dilihat
siswa masih ada yang belum siap menerima pelajaran. Guru sudah melaksanakan
apersepsi, salam, menyampaiakan tujuan. Kegiatan sudah baik sesuai yang
direncanakan meskipun agak terburu-buru. Sudah ada evaluasi akhir pelajaran,
namun evaluasi proses pembelajaran belum ada. Penutup sudah baik.

Berdasarkan dari Nuralim, peneliti masih kurang dalam mempersiapkan


simulasi dan mengelola kelas sehingga masih banyak tahap yang terlewati.
Kelemahan peneliti tersebut menyebabkan hasil rekaman simulasi kurang bagus
11

dan alokasi waktu yang mundur. Selain itu, peneliti perlu memperhatikan kesiapan
siswa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran. Tahap-tahap pembelajaran
yang masih terlewat seperti menunjukkan kartu bergambar dan melaksanakan
evaluasi proses pembelajaran perlu dilakukan di perbaikan pembelajaran siklus
berikutnya. Meskipun peneliti telah melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran
secara garis besar, peneliti harus memperbaiki kekurangan yang telah ditemukan
pada siklus ini.

Hasil Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Setelah menemukan kelemahan pada siklus I, peneliti melaksanakan siklus
II dengan persiapan yang lebih matang seperti berdiskusi lebih lanjut dengan rekan
sejawat untuk merekam kegiatan, dan mengecek media yang akan digunakan
terlebih dahulu. Pelaksanaan siklus II ini pada hari Rabu, 25 April 2022 di ruang
kelas I SD Muhammadiyah Blora.
Pada kegiatan pendahuluan, peneliti menyapa siswa, memperkenalkan diri
dan memandu siswa untuk berdoa bersama. Kemudian peneliti mengecek kehadiran
siswa dan mengulas singkat pembelajaran sebelumnya melalui tebak-tebakan
kosakata. Lalu peneliti memotivasi siswa dan memberi gambaran tentang tujuan
kegiatan perbaikan pembelajaran hari itu.
Selanjutnya, peneliti memulai kegiatan inti dengan menunjukkan gambar
taman bermain kepada siswa dan bertanya kepada mereka terkait gambar tersebut,
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan apa yang mereka
ketahui tentang taman bermain. Lalu peneliti menuliskan nama-nama mainan di
taman bermain dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di papan tulis. Siswa
menulis kosakata tersebut di buku tulis mereka masing-masing dengan bimbingan
guru. Kegiatan berikutnya adalah drilling oleh peneliti diikuti oleh siswa. Lalu
siswa diajak untuk bermain estafet spidol. Peneliti menjelaskan kepada siswa cara
bermainnya, lalu meminta siswa untuk duduk melingkar di tengah ruang kelas.
Peneliti memulai permainan diikuti oleh siswa-siswa tersebut. Setiap lagu berhenti,
spidol yang berjalan ikut berhenti, siswa yang mendapatkan spidol tersebut maju ke
depan untuk memilih satu kartu bergambar dan menulis nama gambar tersebut
dalam Bahasa Inggris di papan tulis. Pada tahap ini, media yang digunakan peneliti
berfungsi dengan baik semua. Peneliti juga meminta siswa untuk membaca
12

kosakata tersebut bersama siswa yang lain berdasarkan drilling sebelumnya.


Kegiatan tersebut merupakan evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa. Setelah permainan selesai, peneliti memberi apresiasi atas partisipasi siswa.
Pada kegiatan penutup, peneliti melaksanakan evaluasi akhir pembelajaran,
menyimpulkan pembelajaran bersama siswa, melakukan refleksi pembelajaran,
salam serta berdoa.
Pada siklus II ini, Nuralim memberikan ulasan sebagai berikut:
Tampilan gambar lebar, jelas, tidak goyang serta suara jelas. Pendahuluan dibuka
dengan mengucapkan salam, berdoa dan presensi. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menyampaikan kesiapan belajar siswa. Pada inti guru
menyampaikan pembelajaran dengan memanfaatkan sarana sekolah seperti papan
tulis. Guru menggunakan media pembelajaran dengan kartu. Interaksi guru dengan
siswa, siswa dengan siswa baik. Ada kegiatan kerja kelompok siswa. Penilaian
proses dan akhir telah dilaksanakan. Pada penutup ditutup dengan penyampaian
kesimpulan, pemberian tugas dan salam.
Berdasarkan ulasan Nuralim, secara keseluruhan peneliti telah memperbaiki
kekurangan pembelajaran di siklus I pada siklus II ini. Peneliti telah melaksanakan
semua tahap pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Proses
pembelajaran juga berjalan dengan baik karena media yang digunakan oleh peneliti
dapat berfungsi dengan baik. Kelebihan peneliti adalah mampu menumbuhkan
semangat belajar siswa dan menghilangkan rasa jenuh siswa ketika belajar di kelas
karena peneliti menggunakan media pembelajaran serta melibatkan siswa dalam
aktivitas belajar

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, peneliti dapat menyimpulkan beberapa
hal. Pertama, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang nyata melalui metode
demonstrasi sehingga siswa dapat lebih memahami serta dapat mengingat lebih
lama apa yang mereka pelajari.
Kedua, siswa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan nyata melalui
media flashcards yang telah disiapkan oleh peneliti. Hal tersebut menyebabkan
siswa mudah mengingat kosakata yang mereka pelajari sekaligus lebih mudah
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, siswa menerapkan apa yang mereka pelajari secara langsung
13

melalui metode demonstrasi dan media flashcard yang dikemas dalam bentuk
permainan oleh peneliti. Permainan estafet spidol menyebabkan siswa menjadi
lebih bersemangat dalam belajar sehingga siswa lebih mudah untuk menyerap dan
menerapkan apa yang mereka pelajari. Siswa berhasil menyebutkan kembali
kosakata yang mereka pelajari sehingga mampu menuliskan kembali kosakata
tersebut dengan benar. Selain itu, kejenuhan siswa dalam belajar juga berkurang
drastis karena mereka terlibat dalam sebuah aktivitas bersama teman-temannya.
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut, secara keseluruhan siswa
mampu meningkatkan kemampuan menulis kosakata Bahasa Inggris melalui
metode demonstrasi dan media flashcards.

Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti memeiliki beberapa saran bagi guru,


sekolah, serta peneliti lain. Pertama, perbaikan ini dapat dijadikan referensi oleh
guru sebagai pendidik yang mengalami kesulitan serupa. Sebagai seorang pendidik,
hendaknya guru bersemangat dalam mengembangkan media pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal tersebut bertujuan supaya siswa lebih mudah
mencapai tujuan pembelajaran dan tercipta pengalaman belajar yang berharga bagi
mereka. Selain itu, guru juga perlu selalu belajar mengenai metode pembelajaran
yang dapat membantu siswa dalam proses belajar sehingga tumbuh semangat
belajar siswa selama pembelajaran.
Kedua, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk membantu sekolah
meningkatkan kualitas peserta didiknya karena siswa-siswa yang kesulitan dalam
meningkatkan keterampilan menulis Bahasa Inggris dapat terbantu melalui
penelitian ini.
Ketiga, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang
memiliki masalah serupa atau yang ingin menerapkan metode dan media yang
serupa. Peneliti lain dapat mengembangkan metode dan media yang sesuai dengan
kebutuhan siswanya untuk membantu mereka dalam meningkatkan keterampilan
belajar.
14

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


Dardjowidjojo, Soenjono. (2005). Psiko-linguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Emilsa, L., & Guslinda. (2019). Pengaruh Penggunaan Media Flash Card terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas III SDN 188
Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 8 No. 2.
Erlinanda, Argadia Fitria. (2018). Peningkatkan Keterampilan Menulis Kalimat
Perintah pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas V melalui Strategi
Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad di Mi Annahdliyin Buduran Sidoarjo.
Skripsi. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Hatch, E., & Brown, C. (1995). Vocabulary, Semantics, and Language Language
Education. Cambridge: Cambridge University Press.
Hotimah, Empit. (2010). Penggunaan Media Flashcard dalam Meningkatkan
Kemampuan Siswa pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Kelas Ii Mi
Ar-Rochman Samarang Garut. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol. 04
No. 1.
Ilyas & Syahid. (2018). Pentingnya Metodologi Pembelajaran bagi Guru. Jurnal
Al Aulia Vol. 4 No. 1.
Iskandarwassid, & Dadang, Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jauhari, Heri. (2013). Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.
Komachali, M.E. & Khodareza, M. (2012). International Education Studies the
Effect of Using Vocabulary Flash Card on Iranian Pre-University Students
Vocabulary Knowledge. International Education Studies, Vol. 5 No. 3.
Kustaryo, S. (1988). Reading Techniques for College Students. Jakarta: Depdikbud
Dirjen Dikti PPLPTK
Latif, Mukhtar. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mohammadnejad, S., Nikdel, H., & Oroujlou, N. (2012). Reactivating EFL
Learners’ Word Knowledge by Means of Two Technique: Flashcards versus
Wordlist. International Journal of Linguistic, Vol. 4 No. 4.
Nulanda, P.Z. (2017). Efektivitas media Flash Card dalam Meningkatkan Kosakata
Bahasa Inggris. Psympathic. Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 4 No. 2.
Nurdiana, Fiki. (2021). Hilangnya Mata Pelajaran Bahasa Inggris di dalam
Pendidikan Sekolah Dasar (SD).
https://www.kompasiana.com/fkdianaaa/607686218ede486ffd74f1c2/hilang
nya-mata-pelajaran-bahasa-inggris-didalam-pendidikan-sekolah-dasar-sd
diakses pada 2 Mei 2022 pukul 15.03 WIB.
Obisiru, M., & Purbani, W. (2016). Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Siswa
15

melalui Self-Editing and Self-Correcting Berdasarkan Analisis Kesalahan


Gramatikal dan Kosakata. Jurnal Lingtera, Vol. 3 No 1.
Panggabean, H. (2015). Problematic Approach to English Learning and Teaching:
A Case in Indonesia. Canada: Canadian Center of Science and Education.
Richards & Rodgers. (1999). Approach and Methode in Language Teaching, A
Description Analysis. London: Cambridge University.
Richards, J. C., & Willy, A. R. (2003). Methodology in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press.
Riyana, C., & Susilana, R. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.
Roestiyah, N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rofi’uddin, Ahmad, & Darmiyati Zuhdi. (1999). Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.
Sadiman, Arief, dkk. (2010). Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arief. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudiyatno. (2012). Peningkatan Kemampuan Menulis dalam Bahasa Inggris
melalui Pembelajaran dengan Metode Penilaian Portofolio. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suryana, N., & Permadi, D. (2000). Pendekatan, Metode, Tehnik dan Model
Pembelajaran Bahasa Inggris di SD dan MI. Bandung: Sarana Panca Karya.
Tamrin, A. F., & Yanti, Y. (2019). Peningkatan Keterampilan Bahasa Inggris
Masyarakat Pegunungan di Desa Betao Kabupaten Sidrap. Jurnal
Pengabdian Masyarakat, Vol. 15 No. 2.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Yulianti, E., & Andriyanto. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Teka-Teki
Silang IPA Terpadu untuk Siswa Kelas VII SMPN 56 Merangin. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi, Vol.7.
Zaim. (2016). Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris. Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai