Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL INTENSIVE SPEAKING COURSE


DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPEAKING
MAHASISWA TADRIS BAHASA INGGRIS (TBI)
LEVEL BEGINNER

OLEH:

JUMRAH, M.Pd
NIP. 198524052011012008

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
PENGEMBANGAN MODEL INTENSIVE SPEAKING COURSE DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPEAKING MAHASISWA TADRIS
BAHASA INGGRIS (TBI) LEVEL BEGINNER
`

A. Latar Belakang Masalah


Rendahnya kompetensi berkomunikasi (speaking) lulusan program studi bahasa
inggris merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh perguruan tinggi di
Indonesia, padahal bahasa inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang
memainkan peranan sangat penting dalam berkomunikasi dengan dunia luar. Lebih
lanjut, adanya perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) membuat peta
persaingan pekerja semakin ketat. Kompetisi untuk memperebutkan lowongan
pekerjaan bukan saja datang dari sesama pekerja Indonesia, tetapi juga dengan
pekerja dari negara-negara lain di ASEAN1. Terkait tingkat daya saing, berdasarkan
laporan Indeks Daya Saing Global 2016-2017 yang dirilis World Economic Forum
(WEF), menunjukkan daya saing Indonesia merosot dari peringkat 37 menjadi 41
dari 138 negara2. Kondisi ini menunjukkan Indonesia harus lebih keras lagi untuk
dapat bersaing dalam perekonomian dunia. Dalam konteks ini, maka kemampuan
berbicara (speaking) memiliki peran yang sangat penting dalam dunia kerja.
Tadris Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram merupakan
salah satu pihak yang diharapkan mampu menyiapkan mahasiswa untuk berkompetisi
dalam menghadapi persaingan global. Oleh karena itu, instansi ini diharapkan
mampu mencetak lulusan yang menguasai ke-4 (empat) skills dalam pembelajaran
bahasa inggris, yaitu listening, reading, writing, dan speaking. Diantara semua skill
diatas, speaking merupakan keterampilan yang dinilai oleh sebagian besar mahasiswa
sangat sulit. Disamping itu, keterampilan speaking merupakan skill aktif yang
langsung dapat dinilai oleh orang atau audiens apakah seseorang tersebut memiliki
kompetensi berbahasa inggris yang bagus atau tidak. Dengan demikian, maka
speaking merupakan keterampilan yang harus dikuasai mahasiswa tadris bahasa
inggris.

1
http://www.tribunnews.com/nasional/2016/05/21/kemampuan-bicara-bahasa-inggris-
masyarakat-indonesia-kurang, diakses tanggal 29 September 2017
2
http://ekonomi.kompas.com/read/2016/11/02/190000126/bi.kondisi.perekonomian.indonesia.2
017.mengejutkan, diakses tanggal 1 Oktober 2017

1
Terkait penguasaan speaking, beberapa masalah yang dihadapi tadris bahasa
inggris antara lain: 1). pada setiap penerimaan calon mahasiswa baru Tadris Bahasa
Inggris tidak ada tes wawancara bahasa inggris sehingga mahasiswa yang lulus
seleksi memiliki kemampuan speaking yang beragam bahkan ada mahasiswa yang
tidak dapat berbahasa inggris sama sekali, sementara Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) bahasa inggris khusus keempat skill bahasa inggris tidak boleh
memiliki nilai C; 2). banyaknya mahasiswa yang pindah jurusan ataupun berhenti
karena merasa salah jurusan dan atau merasa tidak mampu untuk berkomunikasi
dalam bahasa inggris. Kondisi ini berdampak pada hasil akreditasi jurusan karena
jumlah mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam proses tersebut
mengingat Tadris Bahasa Inggris merupakan jurusan yang baru berdiri 2 (dua) tahun;
3). pada Tadris Bahasa Inggris seluruh mahasiswa mendapatkan pelajaran tambahan
untuk meningkatkan kemampuan speaking yaitu ISCP (Intensive Speaking
Communication Practice), namun belum ada pembinaan khusus untuk mahasiswa
dengan level beginner.
Mahasiswa dengan level beginner memiliki beberapa kondisi terkait
kemampuan bahasa inggris, antara lain: 1). tidak memiliki kemampuan memahami
bahasa Inggris lisan yang digunakan dalam lingkungan akademik ataupun social; 2).
berjuang untuk memahami percakapan sederhana ataupun diskusi sederhana bahkan
saat topik sudah tidak asing lagi; 3). masih mencoba untuk mengidentifikasi dan
membedakan kata dan frase individual selama interaksi sosial dan instruksional; 4).
mereka mungkin tidak mencari klarifikasi dalam bahasa Inggris saat gagal
memahami bahasa Inggris yang mereka dengar; 5). sering berdiam diri,
memperhatikan isyarat orang lain3. Oleh karena itu, mahasiswa level beginner perlu
pembinaan khusus yang mampu memotivasi mereka untuk terus meningkatkan
kemampuan bahasa inggrisnya.
Berdasarkan uraian diatas maka Peneliti merasa sangat perlu untuk
mengembangkan konsep “Intensive English Course” khusus untuk mahasiswa Tadris
Bahasa Inggris dengan level kemampuan Speaking “Beginner”.

3
Yalden, J. The Communicative Syllabus: Evolution, Design & Implementation. (New York:
Pergamon, 1983)

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimanakah Model Intensive Speaking Course bagi mahasiswa Tadris
Bahasa Inggris level Beginner?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan model Intensive Speaking Course bagi mahasiswa Tadris Bahasa
Inggris level beginner.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi pengajaran Bahasa Inggris
khususnya peningkatan kemampuan speaking mahasiswa level beginners;
b. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran dengan
konsep intensive course.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
a. Memberikan suatu pengalaman (baru) yang berharga bagi pengajar dan
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar;
b. Sebagai salah satu pendekatan dan bahan acuan dalam melaksanakan
pembelajaran;
c. Pembelajaran ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman berharga
sehingga dapat dijadikan sebagai wahana untuk belajar dan berlatih;
d. Dapat menjadi masukan dalam menentukan kebijakan tentang
pemberlakukan tes wawancara saat seleksi calon mahasiswa (khusus
untuk mahasiswa Tadris Bahasa Inggris), serta pelaksanaan konsep
intersive English course bagi mahasiswa level beginners dalam
meningkatkan kemampuan speaking mahasiswa;
e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar dan
masukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.

3
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Ada beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian dengan topik intensive
course, diantaranya:
1. Putu Kerti Nitiasih (2016) yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran
‘Self Directed Learning‘ dalam Program Intensive Course untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Verbal Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja”. Riset ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran self directed learning mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi verbal mahasiswa4. Perbedaan riset ini dengan penelitian tersebut
terletak pada metodeloginya dimana riset ini menggunakan penelitian riset dan
pengembangan (RD) sedangkan penelitian tersebut merupakan penelitian
tindakan kelas. Selain itu, penelitian ini berfokus pada pengembangan konsep
Intensive course pada mahasiswa level beginners sedangkan penelitian tersebut
fokus pada Penggunaan Model Pembelajaran ‘Self Directed Learning‘ untuk
meningkatkan kemampuan speaking mahasiswa.
2. Raida Asfihana (2014) yang berjudul “Developing a Speaking Class Syllabus for
The Intensive English Course for The First-Year Students at IAIN Antasari
Banjarmasin”. Penelitian ini menghasilkan produk akhir berupa Silabus
“Speaking” yang diusulkan untuk pengajaran keterampilan berbicara. Silabus
yang diusulkan ini terdiri dari topik dan subtopik, tujuan instruksional umum,
tujuan instruksional yang spesifik, penjatahan waktu, sistem evaluasi, dan fungsi
bahasa5. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut terletak pada fokus
riset, dimana penelitian ini fokus pada mahasiwa level beginner sedangkan riset
tersebut fokus pada semua mahasiswa semester 1.
3. Masduki (2011), dengan judul “Studi Kemampuan Berbahasa Inggris
Mahasiswa Non-English Department Melalui Kegiatan Intensive Course Model
B”. Studi tersebut menunjukkan bahwa Program Intensive Course mampu

4
Nitiasih, P.K. Penggunaan Model Pembelajaran Self Directed Learning dalam Program
Intensive Course untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Verbal Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2016. h. 797-812
5
Asfihana, R. Developing a Speaking Class Syllabus for The Intensive English Course for The
First-Year Students at IAIN Antasari Banjarmasin. The 61 TEFLIN International Conference, UNS
Solo 2014, h. 202-207

4
meningkatkan kemampuan bahasa Inggrismahasiswa pada tingkat menengah
(intermediate)6. Perbedaan riset ini dengan penelitian diatas terletak pada
metodologinya, dimana riset ini menggunakan penelitian riset dan
pengembangan (RD) sedangkan penelitian tersebut merupakan penelitian
deskriptif. Disamping itu, riset tersebut fokus pada mahasiswa jurusan non-
bahasa inggris sedangkan penelitian ini berfokus pada mahasiswa jurusan bahasa
inggris.

F. Landasan Teori
1. Kemampuan Speaking dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Speaking berasal dari kata “speak” yaitu “speak is to express opinions, to
say, to converse”. Jadi Speaking disini adalah cara mengeluarkan atau
mengekspresikan pendapat, perkataan yang ingin kita utarakan. Speaking
merupakan salah satu jenis kemampuan yang paling sulit dalam pembelajaran
bahasa inggris. Kesulitan tersebut biasanya disebabkan oleh: a). Sulit
mengungkapkan ide secara lisan (speaking); b). Terbatasnya kosakata
(vocabulary); c). Terbatasnya kemampuan tata bahasa (grammar) sehingga
sulit berbicara dengan aturan yang benar; d). Terbatasnya melafazkan kata-
kata (pronounciation) sehingga sulit mengucapkan kata yang diucapkannya
dengan benar; e). Kurangnya keberanian untuk berbicara karena takut salah.
Selain itu, ada faktor-faktor terkait aspek kebahasaan, yaitu: a). Ketepatan
ucapan; b). Penekanan atau penempatan nada dan durasi yang sesuai; c).
Pemilihan kata; d). Ketepatan sasaran pembicaraan.
Kemampuan speaking dalam pembelajaran bahasa inggris sangat
diperlukan. Manfaat utama speaking yaitu tumbuhnya kepercayaan diri
terhadap pembelajar. Dengan kemampuan speaking, mereka akan percaya diri
untuk berkomunikasi dengan siapapun dalam bahasa inggris. Selain
berdampak pada kepercayaan diri, kemampuan speaking juga merupakan
faktor terpenting dalam mengembangkan keterampilan bahasa inggris yang
lain seperti writing, listening dan reading7. Uraian diatas menunjukkan bahwa

6
Masduki. Studi Kemampuan Berbahasa Inggris Mahasiswa Non-English Department Melalui
Kegiatan Intensive Course Model B. Pamator, Volume 4, Nomor 1, April 2011, h. 39-45
7
http://www.ninaagustina16.blogspot.com/2012/12/speaking, diakses tanggal 28 Maret 2017

5
speaking memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa
inggris.

2. Skala Tingkatan Kemampuan Pembelajar Bahasa Inggris


Dalam belajar bahasa inggris, terdapat 5 (lima) tingkat kemahiran
berbahasa inggris: beginning, early intermediate, intermediate, early
advanced, dan advanced. Tingkat perkembangan masing-masing tingkat
kemahiran bahasa Inggris bervariasi sesuai dengan karakteristik masing-
masing siswa. Sebagian besar penelitian untuk perolehan bahasa kedua
menunjukkan bahwa tingkat kemahiran bahasa Inggris yang tinggi dapat
dicapai biasanya dalam waktu 4 (empat) sampai 7 (tujuh) tahun, asalkan
perkembangan bahasa Inggris yang efektif terjadi secara konsisten8.
a. Beginning
Siswa pada tingkatan ini dinamakan "tahap diam", di mana mereka tidak
dapat memahami atau menghasilkan bahasa Inggris secara mandiri.
Pembelajar bahasa Inggris pada tingkatan ini biasanya lebih memahami
daripada yang dapat ditunjukkan dalam berbicara dan menulis. Awalnya
pembelajar bahasa Inggris cenderung berkomunikasi dengan menunjuk,
memberi isyarat, mengulangi kata-kata dan ungkapan, pantomim, dan
menggambar atau membuat sketsa.
b. Early Intermediate
Siswa pada level ini mampu mengkomunikasikan gagasan dasar dan
familiar dengan kalimat sederhana. Pembelajar bahasa Inggris pada tingkat
ini dapat memahami dan mampu melakukan diskusi sederhana tentang
konten pelajaran. Mereka dapat membaca dan menulis paragraf pendek
tentang topik yang akrab dengan mereka, seperti topik yang berisi kosa
kata dan struktur kalimat yang sebelumnya telah diajarkan. Pembelajar
bahasa Inggris pada tingkat ini biasanya membuat kesalahan dalam
penggunaan kata, pengucapan, dan tata bahasa. Pada tingkat ini, siswa
sangat mendapatkan keuntungan dari pengajaran dan pemodelan eksplisit

8
http://eldstrategies.com/id125- English Language Proficiency Levels.html, diakses tanggal 29
September 2017

6
terhadap kata-kata frekuensi tinggi, struktur gramatikal, dan kerangka
kalimat / paragraph.
c. Intermediate
Siswa pada level ini mampu memahami dan mengkomunikasikan konten
akademis dengan kosa kata akademik yang lebih canggih dan beragam
terhadap format kata kerja. Pembelajar bahasa Inggris pada tingkat ini
sudah dapat menulis paragraf yang semakin berkembang mengenai topik
akademis dengan menggunakan kosa kata yang lebih kompleks dan
kalimat majemuk. Mereka cenderung menggunakan tata bahasa yang
konsisten dalam berbicara dan menulis sambil membuat kesalahan
sesekali. Pada tingkat ini, pembelajar bahasa Inggris sangat diuntungkan
dengan pengajaran dan pemodelan eksplisit bahasa figuratif dasar, idiom
umum, kata kerja irregular dan proses penulisan.
d. Early Advanced
Siswa di tingkat ini mampu memahami dan mengkomunikasikan konten
akademik dengan cara yang lebih kognitif. Pembelajar bahasa Inggris pada
tingkat ini mampu membaca dan memahami teks yang lebih kompleks.
Mereka mampu menulis teks yang panjang, kompleks dan abstraksi dengan
menggunakan kosa kata akademik dan struktur gramatikal yang konsisten.
Pada level ini, pembelajar bahasa Inggris sangat diuntungkan dengan
pengajaran dan pemodelan eksplisit bahasa figuratif yang maju, idiom dan
ungkapan yang canggih, serta struktur gramatikal tingkat lanjut.
Pembelajar bahasa Inggris pada tingkat ini mungkin siap untuk
direklasifikasi ke level yang lebih tinggi.
e. Advanced
Siswa pada level ini mampu berkomunikasi dan menulis dengan
kemampuan seperti penutur atau orang asli. Pembelajar bahasa Inggris
pada tingkat ini dapat membaca dan memahami teks tingkat kelas secara
mandiri. Mereka mampu menulis paragraf yang terorganisasi dengan baik
pada tingkat yang mendekati penutur atau orang asli. Pembelajar bahasa
Inggris pada tingkat ini merupakan level tertinggi bagi pembelajar bahasa
inggris.

7
Selain kelima tingkatan diatas, Common European Framework of
Reference (CEFR) membagi kemampuan pembelajar bahasa asing ke dalam 3
(tiga) tingkatan besar, yaitu A,B dan C. Kemudian, masing-masing tingkatan
tersebut dibagi 2 (dua) lagi menjadi A1, A2, B1, B2, C1 dan C2. CEFR
sendiri berfungsi sebagai garis besar yang digunakan untuk menggambarkan
pencapaian para pembelajar bahasa asing di seantero Eropa. Dalam
perkembangannya, ternyata CEFR diterapkan tidak hanya di Eropa tetapi juga
di negara-negara lainnya di luar Eropa. Hal tersebut terjadi karena CEFR
memiliki beberapa keunggulan. Pertama, CEFR dapat digunakan sebagai alat
untuk mengukur tingkat profisiensi pembelajar bahasa asing. Kedua, CEFR
dapat digunakan untuk membuat sistem pembelajaran bahasa asing menjadi
lebih transparan dalam tataran internasional. Terakhir dan yang paling
penting, CEFR dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa asing di
masyarakat multilingual. Oleh karena itu, CEFR dapat digunakan untuk
pembelajaran bahasa asing di negara kawasan Asia Tenggara yang memiliki
masyarakat multilingual9. Tingkatan Capaian Pembelajar Bahasa Asing
menurut CEFR terlampir.

3. Level Beginner Pembelajar Bahasa Inggris


Tingkat beginners merupakan level terendah dalam tingkatan pembelajar
bahasa inggris. Beberapa kondisi Pembelajar bahasa inggris pada tahap ini,
antara lain: 1). Bahasa Inggris yang sangat terbatas; 2). Kata tunggal dan
ucapan ungkapan pendek; 3). Pengucapannya sulit, mungkin tidak bisa
dimengerti; 4). Frase-frase belum terformulasi; 5). Sinyal non verbal, gerakan
tubuh; 6). Kurang pengetahuan tentang tata bahasa Inggris untuk
menghubungkan gagasan dan berbicara dalam kalimat10.
Dalam kondisi yang sangat rendah dalam tingkatan pembelajar bahasa
inggris, maka guru perlu untuk mendesain suatu pelajaran yang
menyenangkan dan menarik agar siswa dengan level beginners termotivasi

9
Council of Europe. A Common European Framework of Reference for Languages: Learning,
Teaching, Assessment. (Cambridge: Cambridge University Press, 2001). h. 24
10
http://www.litconn.com/tx_resources_english_proficiency_levels.html, diakses tanggal 27
September 2017

8
untuk belajar bahasa inggris. Dalam konteks ini, guru akan mencoba
menggunakan apa yang siswa ketahui untuk membantu siswa tersebut belajar
lebih cepat. Beberapa pilihan materi untuk siswa dengan level beginners,
ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini11:
Tabel 1. Materi untuk mahasiswa level Beginners
No Materi Deskripsi
1 2 3
1. How to introduce yourself and Cara mengenalkan diri dan menyapa
greet others orang lain
2. How to share personal Cara berbagi informasi pribadi
information
3. How to ask for things Cara meminta sesuatu
4. New vocabulary on topics such Kosakata baru tentang topik seperti
as jobs, sport, food, clothes and pekerjaan, olahraga, makanan, pakaian
furniture dan furnitur
5. Useful grammar, including the Tata bahasa yang berguna, termasuk
present and past simple, preposisi masa kini dan masa lalu yang
prepositions, possessive sederhana, kata sifat posesif
adjectives
6. How to pronounce words Cara mengucapkan kata-kata dengan
clearly jelas
7. How to ask for clarification Cara meminta klarifikasi
8. Listen to understand Belanjar mendengarkan agar mengerti
9. Make conversation with others Percakapan dengan orang lain
10. Use everyday English in Gunakan bahasa Inggris sehari-hari
different situations dalam situasi yang berbeda
11. Learn how to use the alphabet Pelajari cara menggunakan alfabet dan
and its sounds suaranya
12. Make simple sentences Buatlah kalimat sederhana
13. Use basic punctuation Gunakan tanda baca dasar
14. Spell common words Mengeja kata-kata umum

4. Intensive Course
Intensive Course merupakan kursus atau pelatihan rutin bahasa inggris
yang diberikan kepada pembelajar bahasa inggris dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan bahasa inggris (speaking, listening, reading, and
writing). Intensive course sedikit berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh dosen di kelas. Intensive course cenderung lebih fleksibel sesuai dengan

11
Hurd, et al. Lesson Study Step by Step: How Teacher Learning Communities Improve
Instructions. (Portsmounth. Heinemann, 2012)

9
kebutuhan siswa sebagai peserta pelatihan. Demikian juga dengan model dan
gaya belajar yang disesuaikan dengan peserta pelatihan. Adapun karakteristik
intensive course dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini12.
Tabel 2. Karakteristik Intensive Course
Design from Merancang intensive course membutuhkan pola pikir yang
Scretch berbeda yang menghasilkan rencana pembelajaran yang
berbeda dan dibutuhkan variasi gaya mengajar guru
maupun gaya belajar siswa. Intensive cours yang efektif itu
adalah intensive course yang dirancang dari awal
menggabungkan berbagai pedagogies, yang tujuan dari
semua gabungan itu adalah peningkatkan hasil belajar
siswa.
Ability to Read Sebuah Intensive course yang baik itu mampu menganalisis
Audience kebutuhan siswa sebelum menentukan content yang akan
disampaikan, kemudian setelah program berlangsung,
perkembangan kemampuan siswapun terus dipantau untuk
melihat hasil dan juga penentuan content yang akan
disampaikan kemudian. Intensive course yang dirancang
secara efektif memungkinkan instruktur untuk
mengidentifikasi masalah potensial dan menyesuaikan
model pembelajaran yang akan digunakan.
Flexibility Intensive Course cenderung flexible baik dalam hal program
maupun rencana pembelajaran yang akan dilakukan.
Rencana kelas yang fleksibel memungkinkan instruktur
untuk segera menyesuaikan diri dengan gaya belajar siswa
yang berbeda. Fleksibilitas bergantung pada kemampuan
instruktur untuk melihat potensi yang dimiliki siswanya.
Instruktur yang terlibat dalam Intensive Course diharapakan
mampu membuat lebih dari satu strategi penyampaian
dalam setiap pertemuannya. Hal itu akan membantu
instruktur untuk menyesuaikan strategi pembelajaran yang
berbeda tergantung pada partisipasi siswa dan tingkat
pemahaman di kelas.
Instructor Komunikasi yang baik harus terbangun antara instruktur dan
Availability and siswa. Selain itu, seorang instruktur pada Intensive Course
Accessibility harus dapat degan mudah di akses oleh siswanya ketika
mereka ingin bertanya atau mengkomunikasikan masalah
yang mereka hadapi dalam belajar bukan hanya ketika
mereka berada dikelas namun juga diluar kelas.
Responsiveness to Memberikan umpan balik kepada siswa sangat penting
Student Work and dalam format Intensive Course apapun. Jenis umpan yang
Learning Styles bisa diberikan adalah mengajukan pertanyaan, meminta
mahasiswa membuat dialog, membuat team project dalam
12
Richards, J. C. Curriculum Development in Language Teaching. (New York: Cambridge
University Press. 2001)

10
kelas.
Creativity Adanya kombinasi antara aktivitas kelas, pekerjaan rumah,
diskusi, pembelajaran diluar kelas, bahan belajar mandiri,
proyek tim, dan cara lain yang dirancang untuk bisa
memastikan bahwa siswa terlibat dalam pembelajaran

G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research
and Development. Menurut Sugiyono, penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, menguji
keefektifan produk tersebut13.
Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan model Intensive
Speaking Course untuk mahasiswa dengan level beginner pada kemampuan
speaking. Untuk dapat menghasilkan produk sesuai dengan tujuan penelitian ini,
digunakan tahapan-tahapan penelitian yang dikembangkan Borg & Gall yaitu
terdapat sepuluh (10) langkah penelitian pengembangan yaitu: 1) Research and
Information colletion, 2) Planning atau perencanaan, 3) Develop Preliminary
form of Product, 4) Preliminary Field Testing, 5) Main Product Revision, 6)
Main Field Testing, 7) Operational Product Revision atau revisi produk, 8)
Operational Field Testing, 9) Final Product Revision, dan 10) Disemination and
Implementation.14

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Tadris Bahasa
Inggris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Mataram,
dengan beberapa alasan yaitu:
a. Tadris Bahasa Inggris di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram
merupakan tadris baru yang masih butuh pengembangan dalam banyak hal,
salah satu diantaranya adalah pengembangan kegiatan peningkatan kapasitas
mahasiswa dalam kemampuan berbicara Bahasa Inggris;

13
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2013). h. 407
14
Borg & Gall. Education Research. (New York : Allyn and Bacon, 2003)

11
b. Di Tadris Bahasa Inggris masih banyak mahasiswa yang masih sangat
rendah kemampuan speaking atau masih pada level beginner;
c. Belum adanya program pembinaan khusus dari Tadris Bahasa Inggris bagi
mahasiswa yang kemampuan speaking nya masih berada pada level
beginner.

3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari orang-orang yang
kompeten dan paham terhadap data-data yang diperlukan dalam penelitian.
Mereka adalah Mahasiswa semester I Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan, Ketua Tadris Bahasa Inggris. Sedangkan sumber data sekunder
berasal dari dokumen-dokumen pendukung seperti profil jurusan, kurikulum
KKNI dan dokumen lain yang relevan.

4. Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
kuantitatif. Berdasarkan langkah-langkah penelitian yang dikembangkan, data
kualitatif diperoleh melalui studi kepustakaan, analisis kebutuhan, studi
kelayakan, uji validitas dan uji coba terbatas. Data ini diperlukan untuk
mendukung pembangan produk sampai kepada produk final. Sedangkan data
kuantitatif di pergunakan untuk mendukung uji efektivitas, efisiensi dan daya
tarik produk. Instrumen yang dipergunakan sebagai alat pengumpul data
kualitatif berupa lembar observasi dan angket. Sedangkan data kuantitatif
diperoleh melalui instrumen pengukuran hasil belajar atau instrumen soal.

5. Analisis Data
Terdapat 2 (dua) data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu:
a. Data kualitatif.
Analisis data kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif
analitis, yaitu mendeskripsikan atau menarasikan hasil penelitian berupa
data kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi maupun angket.

12
b. Data kuantitatif.
Data kuantitatif berupa hasil pre test dan post test, dianalisis dengan uji-t
sampel berpasangan dengan bantuan program SPSS.

6. Validasi Data
Uji validitas dan reliabilitas alat pengumpul data dilakukan melalui
pembahasan dengan teman sejawat serta menggunakan pertimbangan ahli atau
expert judgement.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Bulan Ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Pembuatan Proposal Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian
3. Penyusunan Laporan Penelitian

I. Rencana Anggaran Biaya


Kegiatan ini direncanakan akan membutuhkan dana sebesar Rp. 20.000.000,- (Dua
Puluh Juta Rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
Harga Jumlah
No Uraian Vol Satuan Satuan Harga
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
1. ATK 360.000
- Kertas F4 70 gram 2 rim 40.000 80.000
- Kertas A4 70 gram 2 rim 35.000 70.000
- Tinta Prnter Hitam 2 set 50.000 100.000
- Tinta Printer Warna 2 set 55.000 110.000
2. Fotocopy dan Penjilidan 640.000
- Fotocopy Proposal 470 lbr 150 70,000
- Jilid Proposal 5 Eks 12.000 60.000
- Fotocopy Laporan Akhir 3000 lbr 150 450.000
- Jilid Laporan Akhir 5 Eks 12.000 60.000
3. Konsumsi 5.000.000
- Konsumsi 5 org x 20 kgt 100 Kotak 50.000 5.000.000

13
4. Transportasi 6.000.000
- Peneliti 1 org x 20 kali 20 Kali 100.000 2.000.000
- Pembantu Lapangan 2 org x 20 40 kali 100.000 4.000.000
kali
5. Honorarium 8.000.000
- Peneliti 1 org x 4 bln 4 OB 600.000 2.400.000
- Pengolah Data 1 org x 2 kgt 2 OK 1.200.000 2.400.000
- Pembantu Lapangan 2 org x 20 40 OH 80.000 3.200.000
hari
Jumlah Total (Rp) 20.000.000

J. DAFTAR PUSTAKA

Asfihana, R. 2014. Developing a Speaking Class Syllabus for The Intensive English
Course for The First-Year Students at IAIN Antasari Banjarmasin. The 61
TEFLIN International Conference, UNS Solo, h. 202-207

Borg & Gall. 2003. Education Research. New York : Allyn and Bacon

Council of Europe. 2001. A Common European Framework of Reference for


Languages: Learning, Teaching, Assessment. Cambridge: Cambridge
University Press. h. 24

Hurd, J., Lewis, C. 2012. Lesson Study Step by Step: How Teacher Learning
Communities Improve Instructions. Portsmounth. Heinemann
Masduki, 2011. Studi Kemampuan Berbahasa Inggris Mahasiswa Non-English
Department Melalui Kegiatan Intensive Course Model B. Pamator, Volume 4,
Nomor 1, h. 39-45
Nitiasih, P.K. 2016. Penggunaan Model Pembelajaran Self Directed Learning dalam
Program Intensive Course untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Verbal Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4. h.
797-812
Richards, J. C. 2001. Curriculum Development in Language Teaching. New York:
Cambridge University Press.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Yalden, J. 1983. The Communicative Syllabus: Evolution, Design & Implementation.


New York: Pergamon

14
http://www.ekonomi.kompas.com/read/2016/11/02/190000126/bi.kondisi.perekonom
ian.indonesia.2017mengejutkan, diakses tanggal 1 Oktober 2017

http://www.eldstrategies.com/id125- English Language Proficiency Levels.html,


diakses tanggal 29 September 2017

http://www.litconn.com/tx_resources_english_proficiency_levels.html, diakses
tanggal 27 September 2017

http://www.ninaagustina16.blogspot.com/2012/12/speaking, diakses tanggal 28


Maret 2017

http://www.tribunnews.com/nasional/2016/05/21/kemampuan-bicara-bahasa-inggris-
masyarakat-indonesia-kurang, diakses tanggal 29 September 2017

15
Lampiran 1

TINGKATAN CAPAIAN PEMBELAJAR BAHASA ASING MENURUT


COMMON EUROPEAN FRAMEWORK OF REFERENCE (CEFR)

Tingkatan Nama Deskripsi


Tingkatan

1. Dapat mengerti dan menggunakan


ungkapan sehari-hari dan frase yang
sangat mendasar ditujukan untuk
kepuasan kebutuhan inti.
2. Dapat mengenalkan dirinya dan orang lain
A1 Beginner
dan bisa bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang rincian info pribadinya
seperti di mana dia tinggal, orang yang dia
kenal dan hal-hal telah dia miliki.
3. Dapat berinteraksi dengan cara yang
sederhana jika orang lain berbicara
Basic dengan lambat dan jelas
1. Dapat memahami kalimat dan ekspresi
yang sering digunakan terkait dengan
bidang relevansi paling cepat (misalnya
informasi pribadi dan keluarga yang
sangat mendasar, belanja, geografi lokal,
pekerjaan).
2. Dapat berkomunikasi dalam tugas
A2 Elementary sederhana dan rutin yang memerlukan
pertukaran informasi sederhana dan
langsung mengenai hal-hal yang akrab
dan rutin.
3. Dapat menggambarkan secara sederhana
aspek latar belakang mereka, lingkungan
sekitar dan hal-hal di daerah yang
membutuhkan segera
1. Memahami pokok-pokok masukan standar
yang jelas mengenai hal-hal yang biasa
dihadapi di tempat kerja, sekolah, waktu
luang, dll.
2. Dapat menangani situasi yang paling
mungkin muncul saat bepergian di daerah
di mana bahasa itu digunakan.
B1 Intermediate 3. Dapat menghasilkan teks yang terhubung
sederhana dengan topik yang sudah biasa
atau yang menarik perhatian pribadi.
4. Dapat menggambarkan pengalaman dan
kejadian, mimpi, harapan dan ambisi dan
secara singkat, memberikan alasan dan
penjelasan atas pendapat dan rencana
Independent 1. Dapat memahami gagasan utama teks
kompleks pada topik konkret dan abstrak,
termasuk diskusi teknis di bidang
spesialisasi mereka.
2. Dapat berinteraksi dengan tingkat
B2 Upper
kelancaran dan spontanitas yang membuat
Intermediate interaksi reguler dengan penutur asli
sangat mungkin tanpa ketegangan bagi
salah satu pihak.
3. Dapat menghasilkan teks yang jelas dan
detil pada berbagai topik dan menjelaskan
sudut pandang tentang isu topikal yang
memberi keuntungan dan kerugian dari
berbagai pilihan

1. Dapat memahami berbagai macam


tuntutan, klausa yang lebih panjang, dan
mengenali makna implisit.
2. Mampu mengekspresikan ide dengan
lancar dan spontan tanpa banyak mencari
ekspresi.
3. Dapat menggunakan bahasa secara
fleksibel dan efektif untuk tujuan sosial,
akademik dan profesional.
Proficient C1 Advanced 4. Dapat menghasilkan teks rinci yang jelas,
terstruktur dengan baik mengenai subyek
yang kompleks, menunjukkan penggunaan
pola organisasi, konektor dan perangkat
kohesif yang terkontrol.
1. Dapat mengerti dengan mudah hampir
semua yang didengar atau dibaca.
2. Mampu merangkum informasi dari
berbagai sumber lisan dan tertulis,
merekonstruksi argumen dalam presentasi
yang koheren.
C2 Proficiency
3. Dapat mengekspresikan diri secara
spontan, sangat lancar dan tepat,
membedakan nuansa makna yang lebih
baik bahkan dalam situasi yang paling
kompleks sekalipun
Lampiran 2

BIODATA PENELITI

IDENTITAS DIRI

Nama : Jumrah, M.Pd


NIP/NIK : 19850524 201101 2 008
Tempat dan Tanggal Lahir : Bima, 24 Mei 1985
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Golongan / Pangkat : III/C / Penata
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : IAIN Mataram
Alamat : Jln. Pendidikan No. 35 Mataram
Telp./Faks. : Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621298-625337-
634490- Fax. 625337 Mataram
Alamat Rumah : Jl. Durian 2 Blok AL/12 Perumahan Lingkar Asri
Desa Bajur kecamatan Labuapi Lombok Barat
Telp./Faks. : 081805779699
Alamat e-mail : ghaisan2014@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun Program
Perguruan Tinggi Program Studi
Lulus Pendidikan
2007 S1 Universitas Negeri Makassar Pendidikan Bahasa
Inggris
2010 S2 Universitas Negeri Makassar Pendidikan Bahasa
Inggris
PENGALAMAN MENGAJAR

Program Institusi/Jurusan/Program Tahun


Mata Kuliah Pendidikan Studi Akademik.
Bahasa Inggris S1 PGMI / FITK / IAIN 2011/2012 –
Mataram Sekarang
Matrikulasi Bahasa S1 PGMI/FITK/IAIN 2011/2012 –
Inggris I Mataram Sekarang
Matrikulasi Bahasa S1 PGMI/FITK/IAIN 2011/2012 –
Inggris II Mataram Sekarang
Bahasa Inggris S1 PAI / FITK / IAIN 2014/2015 –
Mataram sekarang
Bahasa Inggris S1 PBA / FITK / IAIN 2014/2015
Mataram
Speaking For Everyday S1 TBI / FITK / IAIN 2015/2016
Communication Mataram
Speaking For Group S1 TBI / FITK / IAIN 2015/2016
Activities Mataram
Speaking For Formal S1 TBI / FITK / IAIN 2016/2017
Setting Mataram

PRODUK BAHAN AJAR

Program Pendidikan Jenis Bahan Ajar( cetak Tahun


Mata Kuliah
dan noncetak) Akademik.
Speaking For S1 Buku Ajar (cetak) 2015/2016
Everyday
Communication

PENGALAMAN PENELITIAN

Tahun Ketua/anggota Sumber Dana


Judul Penelitian
Tim
2013 Melakukan Penelitian dengan Individu DIPA-IAIN
Judul "Penerapan Pembelajaran di Mataram
Luar Kelas (Outdoor Learning)
pada Pembelajaran Bahasa Inggris
di Madrasah Ibtidaiyah Islahul
Muta'allim Karang Genteng-
Pagutan Kota Mataram
2014 Melakukan Penelitian dengan judul Individu DIPA-IAIN
"Penerapan Observe and Mataram
Remember Games Untuk
Meningkatkan Penguasaan
Kosakata (Vocabulary) Mahasiswa
Jurusan PGMI Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Mataram Pada Pembelajaran
Reading"
2015 Melakukan Penelitian Dengan Individu DIPA-IAIN
Judul: "Penerapan Konsep Tourism Mataram
Promotion Project (TPP) Berbasis
Kebutuhan Lokal Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Speaking Pada Pembelajaran
Bahasa Inggris Mahasiswa Jurusan
PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Mataram"
2016 Melakukan Penelitian Dengan Individu DIPA-IAIN
Judul: "Pengaruh Implementasi Mataram
Critical Debate Technique
Menggunakan Australian
Parliamentary Format Terhadap
Peningkatan Kemampuan Speaking
Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Iain Mataram"
2017 Melakukan Penelitian Dengan Individu DIPA-IAIN
Judul: " Strategi Belajar Speaking Mataram

dan Korelasinya dengan


Kemampuan Berbicara Berbahasa
Inggris (Speaking Skill)
Mahasiswa: Studi Kasus pada
Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Mataram”
"
KARYA ILMIAH*

Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2013 Jurnal El-Midad
A New Perspective For The Integration of
Jurusan PGMI /
Skills to Reading FITK /IAIN
2014 Jurnal Tatsqif
Strategi Jitu Meningkatkan Nilai TOEFL
Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan
Keguruan / IAIN
Mataram
2015 Jurnal El-Midad
The Use Of Arts In Teaching English For
Jurusan PGMI /
Young Learners FITK /IAIN

Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi

Tahun Judul Penerbit/Jurnal


2014 Panggung Komunikasi: Refleksi Kritis
tentang Fenomena Sosial Kontemporer
(Editor Buku)

KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM

Panitia/
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara peserta/pem
bicara
2013 Workshop "Metode Riset Tingkat IAIN Mataram Peserta
Dasar IAIN Mataram"
2013 Workshop "Auditor Mutu akademik IAIN Mataram Peserta
Internal (AMAI) IAIN Mataram"

2013 Workshop "Quality Assurance Based IAIN Mataram Peserta


on Acreditation IAIN Mataram"
2013 Workshop TOELF Tingkat PGMI / FITK / Pembicara
Mahasiswa dengan Tema "With IAIN Mataram
TOEFL, Reach Your Better
Tomorrow"

2014 Workshop "Peningkatan Kompetensi IAIN Mataram Peserta


Profesional Dosen IAIN Mataram"
2014 Seminar Nasional "Implementasi IAIN Mataram Peserta
Penjaminan Mutu Menuju Perguruan
Tinggi Unggul dan Kompetitif"
2014 Workshop "Kedisiplinan Dan IAIN Mataram Peserta
Efektifitas Wali Studi: Meningkatkan
Kualitas Proses Dan Hasil Belajar
Mahasiswa Di IAIN Mataram"
2014 Diskusi Dosen Dengan Tema: FITK / IAIN Peserta
Mempertegas Kompetensi Jurusan, Mataram
Memperkokoh Keilmuan Fakultas"
2014 Workshop Penulisan Karya Ilmiah IAIN Mataram Peserta
2014 Workshop Penguatan Pembimbing IAIN Mataram Peserta
Skripsi Dengan Tema
"Menumbuhkan Budaya Akademik
Melalui Penelitian Ilmiah"
2014 Seminar Nasional Dengan Tema: FITK / IAIN Peserta
"Peluang Dan Tantangan Fakultas Mataram
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK)
IAIN Mataram Dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
2015"
2014 Workshop Tingkat Internasional Melbourne Peserta
"Workshop For Islamic Higher University
Education Leaders: Active Teaching
And Learning In Higher Education"
di University Of Melbourne
Australia
2015 Desiminasi hasil penelitian dosen PGMI / FITK / Peserta
jurusan PGMI IAIN Mataram IAIN Mataram
dengan dosen jurusan PGMI UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta
2015 Berpartisipasi Dalam Kegiatan IAIN Mataram Peserta
Seminar Tingkat Internasional
"Contemporary Issues On Quranic
Exegesis at Southeast Asia" di
Auditorium IAIN Mataram
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat


2013 Menjadi Pengurus Dharmawanita di BLH Kota Mataram
Badan Lingkungan Hidup Pemerintah
Kota Mataram
2014 Menjadi Pengurus Masjid Al-Ashry Lombok Barat
Perumahan Lingkar Asri Desa Bajur
Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok
Barat
2014 Melakukan Kegiatan Pengabdian Pada Lombok Barat
Masyarakat Dengan Judul "Pelatihan
Penerapan Model Pembelajaran di Luar
kelas (Outdoor learning) Bagi Guru-Guru
Bahasa Inggris di MA Al Mujahidin
Tempos Desa Banyu Urip Kecamatan
Gerung Kabupaten Lombok Barat"
2014 Menjadi Pengurus Organisasi Sosial Lombok Barat
Kemasyarakatan "IMBIPU" (Ikatan
Masyarakat Bima Dompu)
2015 Melakukan Kegiatan Pengabdian Lombok Barat
Masyarakat Dengan Judul: "Pengenalan
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Melalui Pembuatan Pupuk Organik
(Kompos) Menggunakan EM-4 (Efektif
Microorganism-4) di Desa Gerimax Indah
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok
Barat"
2016 Pelatihan Penyusunan Rencana Kerja Lombok Tengah
Madrasah (RKM) untuk Peningkatan
Akreditasi di MTs NW Bebuak Desa
Bebuak Kecamatan Kopang Kabupaten
Lombok Tengah
2017 Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Lombok Barat
Keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah
Ihyaauddiny Merembu Barat Desa
Merembu Kecamatan Labuapi Kabupaten
Lombok Barat

Anda mungkin juga menyukai