DAFTAR ISI
Interaksi Antarsiswa di Kelas Reception Ecrite (Keterampilan Membaca Teks)
pada Mahasiswa Semester 4 Jurusan Bahasa Prancis
Universitas Negeri Jakarta
Sri Harini Ekowati
10
26
42
53
68
SUSUNAN REDAKSI
Penanggung Jawab PD 1 FBS-UNJ; Dewan Redaksi: Ketua Dr. Sri Harini Ekowati,
M.Pd. ; Anggota Hudiyekti P., S.S., M.Ed., Ratna, S,.Pd., M.Hum., Dra. Ellychristina
D.H., M.Pd. ; Penyunting N. Lia Marliana, M.Phil. ; Mitra Bestari Prof. Dr. Edi Astini,
Dr. Esti Ismawati ; Distribusi dan Sirkulasi Ifa Amalia, S.Pd. ; Cover dan Tata Letak
Zaitun Y.A. Kherid, S.Pd. ; Alamat Redaksi Gedung E lantai 2, UNJ Kampus A, Jl.
Rawamangun Muka, Jakarta 13220, Telp/faks: 0214895124.
Diterbitkan oleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta
INTERAKSI ANTARSISWA
DI KELAS RECEPTION ECRITE
(KETERAMPILAN MEMBACA TEKS)
ABSTRACT
The objective of this study is to know students interaction in reading comprehension
class. It is aimed at finding whether students interactions in sharing ideas and opinion
are done cooperatively or competitively. The source of the data was mainly taken from
observation and recording. The findings show that they worked in group cooperatively but
with other groups they compete in answering the questions.
Key word: students interaction
PENDAHULUAN
Pendekatan komunikatif yang dikenal
sejak tahun 70-an adalah pendekatan yang
mementingkan komunikasi antarsiswa dan
menempatkan mereka sebagai subjek, serta
menuntut mereka untuk aktif dan otonom.
Pendekatan ini berkembang dan muncul
pendekatan baru, yaitu pendekatan aksionel
(actionnelle) yang dimulai pada tahun
2000-an sejak lahirnya CECR. Pendekatan
aksionel ini adalah pengembangan dari
pendekatan komunikatif dengan tambahan
mengenai tugas-tugas yang harus
dikerjakan siswa. Siswa dianggap sebagai
aktor sosial yang dapat menggunakan
semua kompetensinya untuk keberhasilan
komunikasi.
ISSN 97720854980125
Dalam penelitian akan dilihat interaksi siswa pada diskusi kelompok yang berlangsung. Bagaimana interaksi antarsiswa
dalam kelompok tersebut berlangsung?
Apakah dalam interaksi antarsiswa tersebut merupakan kegiatan berbagai ide dan
pengetahuan dalam bidang tata bahasa, kosakata, pragmatik, dan sebagainya?
ISSN 97720854980125
ISSN 97720854980125
Nama
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
ISSN 97720854980125
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian ini adalah interaksi antarsiswa yang terjadi pada pembelajaran dengan strategi diskusi kelompok
memberikan banyak kesempatan kepada
siswa untuk berinteraksi: memberi masukan, saran, ide tenTabel Interaksi Antarsiswa
tang teks yang dibahas,
Aktivitas dalam
Bentuk aktivitas
bekerja sama antarsiswa
interaksi antarsiswa
Negosiasi Negosiasi Kerja Kompetisi dan menemukan makna/
isi teks dan bekerja sama
makna
bentuk
sama
Untuk memahami
makna teks, mereka
saling berdiskusi dan
Kelompok 5
bernegosiasi,
apakah
Kelompok 6
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Rebecca dalam Alison Mackey (Ed). 2007. Do Second Language Learners
Benefit from Interacting With Each 0ther? Oxford: Oxford University Press.
Bruce, Catherine D. Interaction entre lves dans un cours de mathmatiques: competition
ou changes dide ? Ontario: Scretariat de la litratie of Deans of Education.
Gin, Margarida Camra. 2003. Une Approche Ethnographique de la Classe de Langue.
France: Clerc S.A.
Tagliante, Christine.2006. La Classe de Langue Paris : Cl International.
Traverso Vronique. 2009. Lanlyse des conversations. Barcelone:Armand Colin
Suryosubroto. 2005. Tata Laksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
ISSN 97720854980125
ABSTRACT
This study aims at finding the impact of the use of Happy-game Graphic model with a
contextual approach to improve students ability in drawing a graph in Indonesian subject
at class VII. This research used experimental methods, on 5 seventh-grade students as
an experiment classroom that is provided treatment in the form of Happy-game Graphic
model with a contextual approach, and class VII-6 as a control class in learning how to
make graphs using conventional methods. From the results of hypothesis testing, it was
obtained that the result of t count was higher than t table, namely t count = 5.65, and t
table = 1.70. Thus, the hypothesis of the impact of Happy Game Graphic model with
contextual approach to the students ability to draw a graph was proved. In other words,
the use of Happy-game Graphic model with contextual approach gives a positive impact on
students ability to draw a graph. With this model, students get a different atmosphere, both
in terms of learning environment that becomes more enjoyable, and in an atmosphere of
competition which motivate them to be involved actively and earnestly, both in groups and
individually. In addition, Happy-game Graphic model with contextual approach can also
increase students understanding related to making graphics, by finding some data to look
for, put them in a picture graph, and describe the graph based on the imaged data. Through
these activities, students will easily understand that the meaning of learning is in its progress.
Keywords: Happy-game Graphic model, contextual approach, ability to draw a graph.
PENDAHULUAN
Pelbagai strategi pembelajaran yang
terbungkus dalam model pembelajaran
telah banyak diciptakan para teknolog
untuk para pengguna di lapangan, dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
10
11
KAJIAN TEORI
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contexual
Teaching and Learning/CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya
dan menerapkannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Depdiknas,2003:1). Dengan
konsep itu, hasil pembelajaran diasumsikan
dapat lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran
berlangsung
alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan
dari guru kepada siswa. Pembelajaran
kontekstual ini melibatkan tujuh komponen
utama pembelajaran efektif, yakni:
konstruktivisme (Constructivism), bertanya
(Questioning), menemukan (Inquiry),
masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection),
dan penilaian sebenarnya (Authentic
Assesment) (Depdiknas, 2003:5).
Pada hakikatnya, pembelajaran berbasis CTL memiliki karakteristik sebagai
berikut, 1) kerja sama, 2) saling menunjang,
3)menyenangkan dan tidak membosankan,
4) belajar dengan bergairah, 5) pembelajaran
terintegrasi, 6) menggunakan berbagai
sumber, 7) siswa aktif , 8) sharing dengan
teman, 9) siswa kritis, guru kreatif, 10)
dinding kelas dan lorong-lorong penuh
dengan hasil karya siswa, peta-peta,
gambar, artikel, humor, dan lain-lain, serta
12
ISSN 97720854980125
13) Kelompok tercepat akan mendapat bonus tanda bintang bernilai poin 10.
14) Semua kelompok akan menempelkan
hasil pekerjaaannya di papan tempel
yang telah disediakan guru.
15) Setiap kelompok kemudian maju untuk
membaca secara intensif grafik di papan
lalu mengubahnya menjadi uraian.
16) Kelompok 1 maju dinilai oleh kelompok
2, kelompok 2 maju dinilai oleh
kelompok 3, kelompok 3 maju dinilai
oleh kelompok 4, kelompok 4 maju
dinilai oleh kelompok 1 berdasarkan
rubrik penilaian.
17) Kelompok dengan nilai tertinggi dan
memperoleh tanda bintang lebih
banyak, akan mendapat penghargaan
dari guru berupa voucher meminjam
buku di perpustakaan lebih banyak dan
lebih lama dari yang seharusnya.
ISSN 97720854980125
1) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran hari itu, apakah siswa sudah
mengerti atau belum, dan apakah pembelajaran dirasakan menyenangkan bagi
siswa atau tidak.
2) Siswa menyimpulkan pembelajaran.
3) Siswa mendapat tugas membaca untuk
pertemuan berikutnya.
Dukungan Sistem
METODE PENELITIAN
14
-sangat tepat
-tepat
-kurang tepat
-tidak tepat
25
20
10
0
kesesuaian
uraian yang
dibacakan
berdasarkan
grafik/tabel/
bagan
-sangat sesuai
-sesuai
-kurang sesuai
-tidak sesuai
15
10
5
2
keaktifan
-sangat aktif
-aktif
-kurang aktif
-tidak aktif
10
8
6
4
15
ISSN 97720854980125
10
8
6
4
10
8
6
Rata-rata skor
100
B. Kompetensi Dasar
11.3. Menemukan informasi secara cepat
dari tabel/diagram yang dibaca.
Aplikasi Model
Langkah-langkah Penelitian
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Topik: Garfik/Tabel/Bagan
Kelas/Semester: VII/Genap
Alokasi Waktu : 90 Menit
A. Standar Kompetensi
11. Memahami ragam wacana tulis
dengan membaca intensif dan membaca
memindai.
16
C. Indikator
3.1 Siswa mampu mengubah tabel, atau
bagan menjadi uraian melalui kegiatan
membaca memindai.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membuat tabel/grafik/
bagan berdasarkan data.
2. Siswa mampu mengubah sajian tabel/
grafik/bagan menjadi uraian melalui
kegiatan membaca memindai.
E. Materi Pokok
Konsep tabel, grafik, atau bagan.
F. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Tahap Situasional
Guru menggunakan teknik bernyanyi
pada awal pembelajaran dengan langkahlangkah berikut:
ISSN 97720854980125
H. Penilaian
Penilaian proses dilaksanakan selama
pembelajaran berlangsung
kerja sama,
keaktifan,
kesungguhan,
waktu.
Penilaian hasil kerja kelompok dan individu
ketepatan membuat grafik/tabel/bagan
ketepatan menuliskan data dalam grafik/
tabel/bagan
kesesuaian uraian yang dibacakan
berdasarkan grafik/tabel/bagan
Skor Keterangan
30
20
10
0
-sangat tepat
-tepat
-kurang tepat
-tidak tepat
25
20
10
0
-sangat sesuai
-sesuai
-kurang sesuai
-tidak sesuai
15
10
5
2
keaktifan
-sangat aktif
-aktif
-kurang aktif
-tidak aktif
10
8
6
4
kesungguhan
-sangat bersungguhsungguh
-bersungguh-sungguh
-kurang bersungguhsungguh
-tidak bersungguhsungguh
-selesai sebelum
waktunya
-selesai tepat waktunya
- selesai melewati waktu
yang ditentukan
10
pemanfaatan
waktu
8
6
4
10
8
6
ISSN 97720854980125
t hitung = 5,65, dan t tabel = 1,70. Dengan menuliskan data dalam grafik/tabel/bagan.
demikian, hipotesis yang mengatakan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
bahwa adanya pengaruh model Graphic- diagram berikut ini :
Happy
Game
dengan pendekatan
kontekstual
t e r h a d a p
kemampuan
membuat
grafik
siswa
diterima.
Dengan kata lain,
Diagram 1. Nilai Pretes dan Postes Aspek Ketepatan
model
Graphic- Membuat Grafik/tabel/bagan
Happy
Game
dengan pendekatan kontekstual ini
Pada diagram di atas, dapat dilihat
memberikan pengaruh positif pada siswa.
peningkatan nilai pada aspek ketepatan
Dengan model ini, siswa mendapatkan
membuat grafik/tabel/bagan. Untuk rata20
15
Skor
20
10
5
0
1
Nomor Sampel
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
pretes
postes
ISSN 97720854980125
22
eksperimen No. 2
Pada gambar ini, siswa menyajikan
grafik secara tepat, baik gambar maupun
data yang ingin diinformasikan. Siswa
membuat data secara urut, dalam bentuk
tabel yang berbeda dengan gambar 2.
23
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
pengaruh model graphic-happy game
dengan pendekatan kontekstual terhadap
kemampuan membuat grafik ini, diperoleh
beberapa kesimpulan di antaranya:
1) Terdapat pengaruh antara model
graphic-happy game dengan pendekatan
kontekstual
terhadap
kemampuan
membuat grafik, terlihat dari peningkatan
kemampuan siswa setelah dilakukan
pretes dan postes sebelum dan sesudah
diberlakukannya model ini.
2) Ketepatan siswa dalam membuat grafik/
bagan/tabel mengalami peningkatan yang
signifikan setelah diterapkan model ini di
24
ISSN 97720854980125
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.
Djojosuroto, Kinayati dan Sumaryati. 2000. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa
dan Sastra. Bandung: Penerbit Nuansa.
Driver, R. Guesne, E., Tiberghien, A. 1985. Childrens Ideas and The Learning of Science
dalam: Childrens Ideas in Science *Ed:Driver, R dkk), Milton Keynes: Open
University Press.
Hasibuan dan Moedjiono. 2004. Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Karhami, S. Karim A.. 2004. Mengubah Wawasan dan Peran Guru dalam Era
Kesejahteraan dalam Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Edisi35.www.
depdiknas.go.id/Jurnal/35/mengubah_wawasan_peran.htm 44k Cached
Similar pages.
Parera, Jos Daniel. 1986. Keterampilan Bertanya dan Menjelaskan. Jakarta: Erlangga
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 19 Ayat 1.
Raka Joni, T. 1992. Pokok-pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru. Jakarta: Ditjen
Dikti Diknas.
Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV
Diponegoro.
Semiawan, Conny, dkk. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana mengaktifkan
Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Sukandi, U. Karim, SKA, Maskur. 2000. Pelatihan Belajar Aktif. Jakarta: The British
Council.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Karya.
Tobin, K., dkk. 1994. In D. Gobel (Eds.), Handbook of Research on Science Teaching
and Learning. New York: Macmillan Publishing Company.
Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional.
25
ISSN 97720854980125
LILIANA MULIASTUTI:
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
BIPA,
(3)
pengembangan
tenaga
kependidikan kebahasaan yang profesional,
dan (4) pengembangan sarana pendidikan
bahasa yang memadai, terutama sarana uji
kemahiran bahasa (Pusat Bahasa, 2003).
Pengembangan kurikulum pengajaran
BIPA saat ini belum ada keseragaman.
Setiap lembaga mengembangkan kurikulumnya sendiri. Buku-buku ajar BIPA
juga sangat beragam, baik dari segi
materi maupun kualitasnya. Dalam hal
tenaga pengajar, belum ada standardisasi
kompetensi pengajar BIPA. Para pengajar
memiliki berbagai latar belakang ilmu.
Sarana yang dimiliki untuk pengajaran
BIPA juga masih sangat terbatas, khususnya
di Indonesia hanya beberapa lembaga yang
sudah menyediakan sarana pengajaran
BIPA yang memadai.
Bahan ajar yang tersedia untuk
pengajaran BIPA cukup banyak. Para
pengajar dapat mengambil dari berbagai
sumber, bukan hanya buku. Sumber tersebut
dapat berasal dari berbagai media, baik
cetak maupun noncetak. Melalui internet
para pengajar dapat juga mencari bahan ajar
BIPA sesuai kebutuhan siswa. Buku-buku
BIPA yang tersedia dapat diklasifikasikan
atas dua kategori, yakni buku BIPA yang
menggunakan bahasa pengantar bahasa
Indonesia dan
yang menggunakan
bahasa pengantar B1 pembelajar. Kedua
kategori tersebut masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
kategori pertama, para siswa dimotivasi
untuk belajar keras memahami bahasa
Indonesia secara langsung. Kelemahannya,
ISSN 97720854980125
LILIANA MULIASTUTI:
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
ISSN 97720854980125
LILIANA MULIASTUTI:
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
ISSN 97720854980125
LILIANA MULIASTUTI:
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
bicara (Riasa, 1999). Kesiapan, kemampuan, digunakan, dan isi. Buku yang ditelaah
dan pengalaman guru dapat tercermin dari adalah sepuluh buku yang telah diterbitkan
tampilan materi yang diberikan kepada oleh beragam penerbit. Instrumen yang
siswa. Tampilan materi juga memberikan digunakan dalam penelitian ini adalah tabel
petunjuk kepada siswa tentang keseriusan, telaah buku teks seperti di bawah ini.
kepekaan, dan kecermatan
SUBINDIKATOR
guru dalam menyajikan NO. INDIKATOR
pelajaran. Guru yang peduli
dengan kepentingan siswa
senantiasa menyiapkan pelaIndikator yang digunakan
untuk
jaran dengan baik. Persiapan yang baik
menganalisis:
memberikan jaminan keberhasilan belajar1. Kesesuaian buku dengan situasi pemakai,
yang lebih besar.
meliputi komponen: (a) Tujuan Penulisan
Tampilan materi harus memenuhi
Buku, (b) Tingkat Kemampuan Siswa, (c)
unsur-unsur estetika, pedagogis, dan
Landasan Metodologi, (d) Merangsang
didaktik metodik. Kebenaran informasi
Inisiatif dan Kreativitas Siswa, dan (e)
dalam materi hanyalah merupakan salah
Model Belajar.
satu prasyarat materi yang baik. Materi yang
baik belum menjamin keberhasilan proses 2. Bahasa dan Isi meliputi: (a) Penggunaan
belajar-mengajar. Langkah selanjutnya yang Bahasa, (b) Tema Dialog, (c) Tema Wacana,
harus dilaksanakan guru adalah merancang dan (d) Unsur Budaya.
kegiatan belajar menggunakan materi yang
telah disiapkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan data tentang isi buku-buku
BIPA yang telah diterbitkan. Informasi
tentang hal ini diharapkan akan berguna
bagi para pengajar BIPA yang akan memilih
buku teks sesuai kebutuhan siswa BIPA yang
beragam. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan menggunakan teknik deskriptif.
Penelitian difokuskan pada telaah isi
buku teks BIPA berdasarkan indikator
kesesuaian dengan pemakai, bahasa yang
33
(a) Tujuan Penulisan Buku. Tujuan penulisan buku BIPA dapat diklasifikasikan untuk
tujuan wisatawan, pelajar, atau pekerja.
(b) Tingkat Kemampuan Siswa. Tingkat
kemampuan siswa BIPA dapat diklasifikasikan atas kemampuan dasar, menengah,
dan mahir.
(c) Landasan Metodologi. Hal ini berhubungan dengan metode pengajaran bahasa
yang menjadi acuan penulis buku. Apakah
metode tatabahasa, terjemahan, atau
komunikatif.
(d) Merangsang Inisiatif dan Kreativitas
Siswa. Latihan dalam sebuah buku teks
harus merangsang inisiatif dan kreativitas
siswa.
Di samping itu, latihan juga
diharapkan mencakup empat keterampilan
berbahasa.
(e) Model Belajar. Buku teks dapat disusun
untuk model belajar mandiri dan model
belajar dengan bimbingan guru. Buku yang
diperuntukkan model belajar mandiri
tentunya harus memuat petunjuk belajar
yang jelas, latihan-latihan yang memadai,
dan kunci jawaban latihan, sehingga siswa
dapat mengoreksi jawabannya sendiri.
(2) Bahasa dan Isi
Kriteria ini meliputi komponen berikut:
(a) Penggunaan Bahasa. Bahasa yang
digunakan pada buku hendaknya bahasa
yang mudah dipahami. Dengan demikian
untuk komponen ini, buku yang disusun
dengan kalimat sederhana, kata-kata mudah
dan tidak ambigu dapat dikategorikan
sebagai sangat jelas. Jika kalimat yang
digunakan panjang, menggunakan kata34
ISSN 97720854980125
LILIANA MULIASTUTI:
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
35
36
ISSN 97720854980125
LILIANA MULIASTUTI:
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
ISSN 97720854980125
LILIANA MULIASTUTI:
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
40
ISSN 97720854980125
LILIANA MULIASTUTI:
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, A.M. 2002. The Easy Way to Master The Indonesian Language. Jakarta:
Djambatan.
Anderson, Edmund A. 1996. Spoken Indonesian A course in Indonesias National
Language. Jakarta: Grasindo.
Basri, M. 1997. See and Speak Indonesia. Jakarta: Docindo.
Dardjowidjojo, Soenjono. 1984. Sentence Patterns of Indonesian. Honolulu: University
of Hawaii Press.
Edizal. 2002. Bahasa Indonesia. Padang: Kayupasak.
Fang, Liaw Yock. 2001. Standard Indonesian Made Simple. Kuala Lumpur: Times Book
Internasional.
Ingham, Katherine dan Iskandar P. Nugraha. 2002. Essential Indonesian Phrase Book.
Jakarta: Java Book Indonesia.
Riasa, Nyoman. 1999. Sistematika Pengajaran Imbuhan meN- dalam Program BIPA,
Buletin BIPA.
Soebardi. 1996. Learn Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Bhratara.
------------. 1996. Learn Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Bhratara.
Sudaryono. 2003. Pemakaian Authentic Materials dalam Pengajaran Bahasa Indonesia
bagi Penutur Asing, Buletin BIPA.
Tim BIPA UI. 1995. Jendela Indonesia. Jakarta: BIPA UI.
-------. 1996. Sehari-hari dengan Bahasa Indonesia. Jakarta: BIPA Universitas Indonesia.
41
ISSN 97720854980125
ABSTRACT
This classroom action research is aimed at finding out the data about how the
application of games in teaching and learning French could improve the students
competence in writing French. This research focuses on the application of game to improve
the French writing competence. It was conducted in 2 cycles during 6 times. The number
of sample in this research was 13 students. They were the 1st year students of French
Department of State University of Jakarta. The instrument used for collecting the data
were tests (pre-test and post-test), and non-test (questionnaire, observers observations
and the researchers). The data were analyzed qualitatively. The games were applied by
students in the class. The result of the application of the games can be seen from the data
analyzed. The result of this research shows that there is a positive effect of the application
of games in French writing class.
Key words : games is French teaching process, students competence in writing French.
PENDAHULUAN
Pengajaran bahasa Prancis di FBS
UNJ mengacu pada standar kompetensi
kebahasaan yang tertuang dalam Cadre
Europen Commun de Reference pour Les
Langues (CECR), yaitu sebuah pedoman
yang digunakan masyarakat Uni Eropa
dalam mengajarkan, menilai, dan
memberikan sertifikat terhadap bahasabahasa yang digunakan di negara mereka.
Lulusan Jurusan Bahasa Prancis UNJ
diharapkan memiliki standar kompetensi
kebahasaan pada tingkat B2.
Menyikapi hal tersebut, selama
empat semester mahasiswa mempelajari
42
Berdasarkan
pengamatan
dan
pengalaman mengajar di tingkat I,
semester I, masalah yang ditemukan pada
pengajaran Production Ecrite I (PE I), yaitu,
a) mahasiswa belum terbiasa mengikuti
perkuliahan di perguruan tinggi, b) adanya
perbedaan bahasa Indonesia dengan bahasa
Prancis dalam segi tata bahasa, kosakata,
dan pemahaman mengenai kebudayaan
Prancis. Masalah yang terakhir ini tampak
pada hasil karangan mahasiswa tingkat I,
semester I, misalnya:
ISSN 97720854980125
ISSN 97720854980125
Tindakan
Pada tahap ini, skenario tindakan
diaplikasikan, yakni berupa permainan
bahasa yang ditujukan untuk melatih
kebahasaan. Tujuannya agar mahasiswa
dapat
menambah
perbendaharaan
kosakata, melatih dan meningkatkan
kemampuan gramatikalnya, serta wawasan
kebudayaannya berkembang.
Pengamatan
Pelaksanaan tahap ini berupa pengamatan terhadap pemberian latihan kebahasaan berupa permainan bahasa.
Refleksi
Pengamatan dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan tindakan
yang telah dilakukan. Bila masih ada hal
yang dirasa kurang, lalu direncanakan
kembali kegiatan atau tindakan untuk
memperbaiki kemampuan menulis yang
ingin dicapai.
Data dan Sumber Data
Data penelitian diperoleh dari: 1)
angket mahasiswa sebelum tindakan
dilakukan, 2) tes awal Menulis I, tes akhir
Menulis I, tes awal diperoleh sebelum
tindakan dilakukan, tes akhir diperoleh dari
evaluasi setiap akhir siklus.
47
ISSN 97720854980125
Hasil Penelitian
Untuk mengetahui kesulitan mahasiswa
dalam menulis bahasa Prancis, mereka
diberikan angket. Berdasarkan angket
yang diberikan kepada mahasiswa, mereka
mengalami kesulitan karena minimnya
kosakata yang dimiliki, pemahaman dan
penggunaan tata bahasa yang belum kuat
dan tidak dapat mengembangkan ide.
Kemudian, untuk mendapatkan nilai awal
kemampuan menulis mahasiswa diberikan
tes Menulis 1. Hasilnya sebagai berikut:
Tabel 1 Nilai Tes Awal Menulis I
No. Kode
Mahasiswa
M
1
Nilai
Abjad
75
72,5
70
60
72,5
52,5
TL/E
88
10
TL/E
52,5
TL/E
10
70
11
52,5
TL/E
12
67,5
13
52,5
TL/E
- Comprhension de
la consigne
- Performance
globale
- Structures simples
et correctes
- Lexique appropri
- Prsence
darticulateurs trs
simples
48
0,5
1,5
0,5
1,5
0,5
1,5
0
0
0,5
0,5
1
1
1,5
1,5
2
2
Seharusnya ditulis
Cest confortable
Ma chambre est
propre
Cest clair
No. Kode
Mahasiswa
M
1
Nilai
Abjad
85
70
82,5
65
75
56,5
87,5
A
49
42,5
62,5
10
73,75
11
55
12
86,25
13
61,25
ISSN 97720854980125
No. Kode
Mahasiswa
M
1
M
2
M
3
M
4
M
5
M
6
M
7
M
8
M
9
M
10
M
11
M
12
M
13
Nilai
Abjad
75
82,5
80
80
80
85
85
50
52,5
85
82,5
65
78
B
A
A
A
A
A
A
E / TL
E / TL
A
A
C
B
Nilai Tes
Kemampuan
Menulis
Siklus I
69, 44
Nilai Tes
Kemampuan
Menulis
Siklus II
75, 42
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis
hasil penelitian, dapat diambil beberapa
kesimpulan berikut:
1. Keberhasilan pembelajaran Menulis I
pada mahasiswa Jurusan Bahasa Prancis,
Fakultas Bahasa dan Seni, UNJ ternyata
dapat ditingkatkan melalui pemberian
51
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa permainan bahasa
dapat berguna untuk melatih pembelajar
bahasa untuk memperkaya kosakata,
memahami tata bahasa, dan budaya.
Meskipun
demikian,
permainan
bahasa bukan satu-satunya cara untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa.
ISSN 97720854980125
DAFTAR PUSTAKA
Bruchet, Janine. 1988. Professionnellement votre I: Jeu de rle et de discussion. Paris:
Larousse.
Cornaire dan Raymond. 1999. La Production Ecrite. Paris: Cl Internationale.
Cuq, Jean. Pierre et Isabelle Grucon. 2002. Cours de didactique du franais langue
trangre et seconde. Grenoble: Presse Universitaire de Grenoble.
Dubois Claude et all. 1983. Dictionnaire petit Larousse illlustr. Paris: Librairie Hachette.
Dufayet, Van Cleef. tanpa tahun. Production Ecrite. Paris: Nathan.
Tagliante, Christine. 2005. Evaluation et le CECR. Paris: Cl Internationale.
The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.
Tarigan, Henry Guntur. 1992. Menulis sebagai Keterampilan Proses Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Kemmis, Mc.Taggart. 1990. The Act Planner. Victoria : Deakin University Press.
Labinovicz, Ed. 1980. The Piaget Primer, Thinking, Learning, Teaching. Addison: Wesley
Publishing Company, Inc.
Mills, Geoffey. E. 2000. Action Research guide for the Teacher Research. New Jersey:
Prentice Hall.
Strauss, Anselm and Juliet Corbin. 1990. Basic of Qualitative Research: Grounded theory
procedures and techniques. New York : Sage Publication.
Weiss, Franois. 1983. Jeux et activit communicatives dans la classe de langue. Paris:
Hachette.
Weiss, Franois. 2002. Jouer, communiquer, apprendre. Paris: Hachette.
www.ac-nice.fr/ienas/2010/file/le jeu en pedagogie/pdf
52
ASPEK KEBUDAYAAN
DALAM BUKU AJAR BAHASA PRANCIS TAXI 1
Ratna - ratna@ unj.ac.id
Dian Savitri - dsavitri@ unj.ac.id
Sulandri Nuryadin - snuryadin@ unj.ac.id
Jurusan Bahasa Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta
Artikel diterima 03/09/2011 - direvisi 14/03/2011
ABSTRACT
This study is concerned with analysis of cultural aspects in French course book TAXI
1. The objective of this study is to find out empirical data of cultural aspects existing in the
course book and also to know the way those cultural aspects are presented to meet the goal
of cultural teaching. This study is conducted through descriptive analytical interpretative
study by using content analysis. The process of analysis is focused on cultural aspects and
the way they are presented. The result of this study showed that the themes of cultural
aspects presented in the course book both for knowledge and communicative competence
were focused on one target, it is communication. It is definitely based on the objective
formulated in the course book; the acquisition of communicative competence for sociocultural exchange. In terms of the way of presentation, it is commonly concluded that the
way cultural aspects are presented for both for knowledge and communicative competence
is related to the objective of the course book; that is to communicate in real situation.
Key words: culture, teaching material, course book.
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui bahwa bahasa
dan kebudayaan memiliki hubungan
yang sangat erat, sehingga pengajaran dan
pembelajaran bahasa juga tidak terlepas
dari pembelajaran kebudayaan. Hal tersebut
ditegaskan juga oleh Porcher bahwa
un apprentissage de langue nest jamais
indpendant dun apprentissage culturel
(1986:44).
ISSN 97720854980125
Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagian atau subsistem
dari sistem kebudayaan, bahkan bagian
yang inti dan terpenting dari kebudayaan
dan bahasa yang terlibat dalam semua
aspek kebudayaan. Lebih penting dari itu,
kebudayaan manusia tidak akan dapat
terjadi tanpa bahasa; bahasalah faktor
yang
memungkinkan
terbentuknya
kebudayaan. Ini dapat kita mengerti
jika kita bayangkan sejenak bagaimana
mungkin
kita
memperkembangkan
unsur-unsur kebudayaan, seperti pakaian,
rumah, lembaga pemerintahan, lembaga
perkawinan, hukum, dan sebagainya tanpa
bahasa. Jadi bahasa adalah sine qua non
(= yang mesti ada) bagi kebudayaan dan
masyarakat manusia.
ISSN 97720854980125
56
ISSN 97720854980125
pengajar.
Namun pada kenyataannya, dalam
pengajaran bahasa asing, pengajar sering
kesulitan menemukan buku ajar yang dapat
menjawab semua kebutuhannya. Buku ajar
bahasa yang dilengkapi dengan bahanbahan atau dokumen-dokumen autentik
yang aktual, latihan-latihan tata bahasa
yang dapat menciptakan sistematisasi
latihan-latihan pengoreksiaan fonetik, dan
lain-lain.
Oleh sebab itu, buku ajar bahasa Prancis
sebagai bahasa asing yang diterbitkan
oleh penerbit Prancis kerap dilengkapi
dengan buku latihan yang ditujukan untuk
pembelajar, aktivitas-aktivitas di dalam
kelas, permainan, dan sebagainya. Bahanbahan tambahan tersebut diharapkan dapat
membantu pengajar dan sekaligus dapat
meningkatkan keterampilan pemahaman
lisan, tulisan, dan produksi lisan dan tulisan.
Pada hakikatnya, ada dua pengertian
yang harus terkandung dalam kata materi
ajar, yakni materi pelajaran dan materi
pengajaran. Baik materi pelajaran maupun
materi pengajaran, keduanya memegang
peranan yang sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Materi pelajaran
adalah sesuatu yang menjadi bahan untuk
dipelajari selama proses kegiatan belajar
mengajar, sedangkan materi pengajaran
dapat dikatakan sebagai bahan yang
dipersiapkan untuk proses belajar mengajar
(Semi, 1993:44).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
dikatakan bahwa pada dasarnya materi
pelajaran dan materi pengajaran keduanya
ISSN 97720854980125
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
IApprentissage
Explicite
- la satutation
- Iimage de la langue fraaise et
de la france
Le savoir
Implicite
- La salutation
- Limage de la language francaise
et de la france
Comptence de communication
- Dcouvrir la salutation et la
presentation
- Apprendre des phrases utiles en
classe
Le savoir - etre
Le savoir - faire
60
Aspects
Culturels
Mode de
prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
Le savoir - vivre
Dessins, dialogues.
Implicite
Le savoir vivre
Le savoir faire
Dessins, dialogues,
cassettes/CD
Aspects
Culturels
Mode de
prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
Le savoir vivre
Implicite
Comptence de communication
- Prsenter une personne
Le savoir faire
Aspects
Culturels
Mode de
prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
Le savoir vivre
Photos, dialogue,
cassettes/CD
Implicite
Comptence de communication
- Parler de lautre et sinformer
Le savoir vivre
Le savoir - faire
Photos, dialogue,
cassettes/CD
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
La francophonie
Le savoir
Photos, courrier
lectronique, dessin
Implicite
Comptence de communication
- Se prsenter par crit
Le savoir
Le savoir - faire
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
Le savoir
Dessins, dialogue
Implicite
Comptence de communication
- Dcrire une pice et ses objets
Le savoir faire
Dessins, dialogue,
cassettes/CD
61
ISSN 97720854980125
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
Le savoir
Dessins, dialogue,
Photo
Implicite
Comptence de communication
- Dcrire une personne avec ses
vtements
Le savoir faire
Dessins, dialogue,
photo, cassettes/CD
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
-
-
Le savoir
Photos, catalogue,
dialogue
Implicite
Comptence de communication
- Passer une commande
Le savoir faire
Photo, catalogue,
dialogue, cassette/CD
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
- I art
- Les couleurs
Le savoir
Photos de peinture,
texte, pome
Implicite
Comptence de communication
- Ecrire un pome et jouer avec
la langue
Le savoir faire
Photos de peinture,
texte, pome
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
Le savoir
Courrier lectrique,
dessins, petite annonce,
plan dappartement
Implicite
Comptence de communication
- Comprendre une petite annonce
immobilire
Le savoir
Dialogue, courrier
lectrique, plan
dappartement, cassette
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
Le savoir
Le plan
Implicite
Comptence de communication
- Demander et indiquer le
chemin
Le savoir
Le savoir - faire
Le plan, la cassette le
CD
62
Aspects
Culturels
Mode de prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Explicite
- Lenvironnement des
franais: le logement I
htel
- Dcouverte touristique dun
dpartement doutre-mer
(la runion)
Le savoir
Implicite
Comptence de communication
:
- Prsenter un circuit de 2
jours
Le savoir faire
Aspects
Culturels
Explicite
- Dcouverte touristique
dune ville franaise ( la
Rochelle )
Implicite
Comptence de communication
- Ecrire une carte postale
un/une ami/e
Mode de
prsentation
Fonction dans
I Apprentissage
Photos, plan, carte
postale, adresses des
lieux visiter
Le savoir
ISSN 97720854980125
ISSN 97720854980125
DAFTAR PUSTAKA
Bakker, J.W.M. 1984. Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar.Yogyakarta: KanisiusBPK Gunung Mulia.
Bonte, Pierre, & Michel Izard. 1991. Dictionnaire de lEthnology et de lAnthropology.
Paris: Presse Universitaire de France.
Byram, Michel. 1992. Culture et ducation en Langue trangre. Paris: Hatier/Didier.
Holec, Henri. 1988. LAcquisition de Comptence Culturelle Quoi?, Pourquoi,
Comment?. tude Linguistique Applique, Vol.69, Hal 110-111.
Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi 1. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Maran, Rafael Raga. 1999. Manusia dan kebudayaan dalam Perspektif ilmu Budaya
Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nababan, P.W.J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
66
67
ISSN 97720854980125
ABSTRACT
The objective of the research is to find out the interference of Betawi language into
Indonesian language in Pos Kota. The data is found from Pos Kota Mei, 3 June, 3 2006s
edition. This research used theory of bilingual, theory language contact and language
choice in order to analyse the data. The result of this research has found 37 forms of
Betawis language interference to the Indonesian language including morphology, syntax,
and lexic.
Keywords : the interference of Betawi language.
PENDAHULUAN
Kalau disimak secara saksama,
pengertian interferensi ternyata tidak
berdiri sendiri, tetapi berhubungan erat
dengan salah satu cabang ilmu bahasa, yaitu
sosiolinguistik. Hal itu disebabkan oleh
perilaku penutur bahasa atau dwibasawan
berkaitan dengan pemakaian dua bahasa
atau lebih secara bergantian. Dalam hal ini
yang menjadi objek kajiannya adalah bahasa
dan penutur atau masyarakat pengguna
bahasa sebagai anggota masyarakat.
Menurut Ronald Wardhaugh (1986: 113114), ada dua aspek yang mendasar dalam
68
Masyarakat
Indonesia
sebagian
besar merupakan masyarakat bilingual
atau multilingual karena mereka dapat
menguasai dua bahasa atau lebih. Situasi
seperti itu memungkinkan terjadinya
kontak bahasa sehingga mengakibatkan
terjadi interferensi bahasa (Weinreich,
1970: 23). Dalam masyarakat Indonesia,
selain terdapat pemakai bahasa Indonesia,
yang merupakan bahasa nasional, juga
terdapat pemakai bahasa daerah, yang
merupakan bahasa pertama atau bahasa
ibu bagi sebagian besar penutur bahasa
Indonesia. Bahasa daerah itu dikuasai
lebih dahulu daripada bahasa Indonesia.
Keadaan yang demikian oleh para
sosiolinguis lazim disebut masyarakat
yang bilingual atau masyarakat yang
berdwibahasa. Di dalam masyarakat yang
bilingual atau berdwibahasa ini akan terjadi
kontak bahasa sehingga ada pengaruh dari
satu bahasa kepada bahasa lain. Selain itu,
Di Indonesia terdapat pula masyarakat
yang multilingual atau masyarakat yang
mampu menguasai lebih dari satu bahasa,
baik bahasa daerah dan bahasa Indonesia
maupun bahasa daerah, bahasa Indonesia,
dan bahasa asing. Akibat dari masyarakat
yang bilingual dan multilingual, ditambah
dengan situasi kebahasaan yang diglosik itu,
muncul berbagai fenomena kebahasaan,
antara lain berupa alih kode, peminjaman
unsur kebahasan, atau interferensi.
Jika dilihat dari sudut kepentingan,
inteferensi yang terjadi pada satu bahasa
memiliki keuntungan dan kerugian.
Keuntungan yang dapat diperoleh oleh
bahasa yang mengalami inteferensi
69
ISSN 97720854980125
Mackey(1968:554-555)mendefinisikan
kontak bahasa sebagai pengaruh bahasa
yang satu kepada bahasa yang lain, baik
langsung maupun tidak langsung, sehingga
menimbulkan
terjadinya
perubahan
bahasa oleh orang yang ekabahasawan.
Sehubungan dengan itu, Weinreich (1970:12) menganggap kontak bahasa terjadi jika
dua bahasa atau lebih dipergunakan secara
bergantian oleh seorang pemakai bahasa.
Kontak bahasa itu dapat menimbulkan halhal yang menguntungkan bahasa masingmasing, yaitu peminjaman kosakata yang
memperkaya unsur-unsurnya, dan dapat
juga menimbulkan hal-hal yang merugikan,
yaitu penyimpangan dari kaidah bahasa
yang berlaku. Lebih jauh Weinreich
mengatakan bahwa dalam studi sekarang
ini, dua bahasa atau lebih dikatakan
mengalami kontak bahasa tersebut apabila
bahasa tersebut digunakan oleh orang
yang sama. Dua bahasa atau lebih yang
digunakan orang itu disebut bilingualisme,
sedangkan orang yang menggunakannya
disebut bilingual.
ISSN 97720854980125
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Melalui
metode ini, semua hasil temuan penelitian
akan dideskripsikan pemakaiannya dalam
hubungannya dengan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah surat kabar
Pos Kota yang terbit selama satu bulan, yaitu
3 Mei sampai dengan 3 Juni 2006.
Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah bentuk,
struktur, atau kosakata bahasa Betawi
yang menginterferensi bahasa Indonesia,
baik interferensi pada tataran morfologi,
sintaksis, maupun leksikal di dalam surat
kabar Pos Kota. Sumber data penelitian
ini adalah surat kabar Pos Kota yang terbit
selama satu bulan, yaitu 2 Mei sampai
dengan 2 Juni 2006. Surat kabar ini penulis
jadikan sebagai sumber data mengingat
pelanggannya tidak saja berada di Jakata,
tetapi juga sudah sampai ke daerah tingkat
II di Indonesia. Dengan kata lain, surat
kabar ini memiliki oplah yang begitu
banyak. Selain itu, pembaca atau pelanggan
surat kabar Pos Kota ini sebagian besar
berasal dari kelas menengah ke bawah yang
penggunaan bahasanya sangat alami dan
menarik untuk ditelaah.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi langsung terhadap objek
penelitian pada sumber data. Melalui teknik
ini, penulis secara langsung mengobservasi
74
ISSN 97720854980125
kampus
75
ISSN 97720854980125
ISSN 97720854980125
adalah
angkutan
80
ISSN 97720854980125
Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, Chaedar. 1985. Beberapa Mazhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung:
Angkasa.
Bloomfiled, L. 1933. Language. New York: Henrry Holt.
Chaer, Abdul dan Leone Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Denes, I Made, et al. 1994. Interferensi Bahasa Indonesia dalam Pemakaian Bahasa Bali
di Media Massa Cetak. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Harijatiwidjaja, Nantje dan Tri Iryanti Hastuti. 1995. Pemakaian Bahasa Indonesia
dalam Majalah Remaja: Kasus Majalah Hai. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Haugen, Einer, 1968. Billingualism in the American: A Biblography and Reseach Guide.
Alabama: University of Alabama Press.
---------. 1972. Problema Billingualism. Dalam Anwar S. Dil. (Ed.). The Ecologue of
Language. California: Stanford Univesity Press.
81
ISSN 97720854980125
82
LAMPIRAN
(17) Sepantasnya kita tidak ngiri melihat perkembangan negara tetangga.(PK/2-5-06,
1:2)
(18) Janganlah ngabur jika berbuat salah karena tidak baik untuk perkembangan
selanjutnya (PK/12-4-06, 3:1)
(19) Meskipun nilai bagus, kalau nyontek apa gunanya (PK/12-5-06, 2:2).
(20) Setiap hari kerjanya ngurusin mobil bekas yang dibelinya dua tahun lalu (PK/35-06, 1:1).
(21) Terlalu susah ngafalin hal itu bagi gue (PK/3-5-06, 5:2).
(22) Dia salalu nongkrongin kampus ceweknya setiap sore (PK/11-5-06, 6:2).
(23) Saya tidak bisa ngingatin lue jika persoalannya tidak lagi menyangkut masalah
yang dicarakan (PK/4-5-06, 4:1).
(24) Kita dapat bayangin sendiri bagaiamana keadaan warga yang rumahnya hancur
ketika gempa itu terjadi (PK/14-5-06, 7;5)
(25) Jangan dikeluarin semua pendapatmu agar jangan dianggap sok tahu (PK/115:06, 2:7).
(26) Siapa yang kamu julukin dengan sebutan wanita bertangan besi (PK/12-5-06,
12:5).
(27) Biarin dia pergi, sebentar lagi juga kembali sendiri (PK/12-5-06, 3:5).
(12) Selain menata bunga, lelaki yang biasa disapa Megi itu juga suka iseng membikin
suvenir-suvenir (PK/4-5-2006, 12:4)
(13) Kampus gadis yang menjadi korban itu bercokol di Lenteng Agung, Depok.
(PK/25-5-2006, 2:2)
(14) Apalagi yang berjenis kelamin cowok, kebangetan sekali jika tak mengenal. (PK/25-2006, 4:5)
(15) Pelajar kita makin terporuk pada kebegoan menghadapi UAN yang akan datang.
(PK/14-5-2006, 2:5)
(16) Meskipun sedikit bandel, Johan tetap menjadi cowok terkeren di kampusnya.
(PK/12-5-2006, 5:7)
(17) Rumah mewah itu tingginya sepuluh meter sehingga sulit untuk dinaiki jika tidak
ada tangga (PK/21-5-2006, 4:2)
(18) Sepeda itu baru dibeli, tapi rodanya rusak (PK/11-5-2006,10:3)
(19) Gardu ronda itu dindingnya terbuat dari batu yang telah dihias sehingga tampak
indah (PK/5-5-2006, 10:1)
(17a) Tinggi rumah mewah itu sepuluh meter.
83
ISSN 97720854980125
(38) Masalahnya adalah angkutan umum yang menjadi tulang punggung daerah itu
ogah beroperasi pada hari itu. (PK/12-5-2006, 4:1)
(39) Pantas saja pemuda yang baru menikah itu mencuri, saban hari penghasilannya
tidak tetap. (PK/10-5-2006, 3:2)
85
ISSN 97720854980125
86
Judul
Nama penulis - alamat e-mail
Nama lembaga tempat bekerja
PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, masalah, tujuan, tinjauan pustaka (tanpa subbab)
METODE
Berisi uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian data penelitian dan hasil analisis sesuai dengan konsep dan teori yang
digunakan
PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
Ditulis sebagai berikut:
Hatton, Elizabeth. 1998. Understanding Teaching. Australia: Harcourt Brase &
Company
5. Kutipan ditulis dalam bentuk catatan perut sebagai berikut: Menurut Moleong (1990:10)
Naskah bahasa dikirim sebanyak 2 eksemplar ke alamat redaksi dan dikirim via email
ke Ibu Hudiyekti: yekti_2951@yah00.com; suyekti@gmail.com
Kepastian pemuatan atau penolakan naskah diberitahukan melalui email. Artikel yang
tidak dimuat tidak akan dikembalikan kecuali atas permintaan penulis.
Keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ibu Hudiyekti 0816-4844-395 atau Ibu
Nursilah 0813-1466-1010; 0858-8287-5588
87