Anda di halaman 1dari 17

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

1. PENGERTIAN METODE EKSPERIMEN


Menurut Sugiyono (2014:72) menyatakan bahwa penelitian, bila
dilihat dari tingkat kealamiahan, tempat penelitian terdapat tiga metode
penelitian, penelitian ekperimen, survei, dan naturalistik (kualitatif) dalam
penelitian eksperimen dilakukan dilaboratorium, sedangkan penelitian
naturalistik/ kualitatif, dilakukan pada kondisi yang alamiah. Dalam
penelitian eksperimen terdapat perlakuan, sedangkan dalam penelitian
naturalistik tidak ada perlakuan. Dengan demikian metode penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalian. Metode eksperimen sebagai bagian dari metode
kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya
kelompok kontrolnya.
Menurut Syahrul dkk (2017:119) penelitian eksperimen merupakan
salah satu jenis penelitian yang sering digunakan oleh peneliti pada bidang
pembelajaran. Diharapkan penelitian ini mampu memberikan pengetahuan
baru kepada mahasiswa mengenai jenis penelian yang lain. Selain itu,
dengan melakukan penelitian ini siswa mampu mengetahui keefektifan
suatu pembelajaran berupa pendekatan, model, metode, strategi, teknik,
dan media pembelajaran yang bisa diterapkan untuk proses pembelajaran.
Menurut Donald Ary dalam Syahrul dkk (2017:120), menjelaskan
bahwa ekperimen adalah metode penelitian yang dilakukan untuk menguji
hipotesis karena kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh
penelitian untuk mengumpulkan bukti yang ada hubungannya dengan
hipotesis.
Menurut Wirsma dalam Syahrul dkk (2017:120), menekankan
penelitian eksperimen sebagai penelitian yang sekurang-kurangnya
mempunyai sattu variabel ekperimental yang sengaja dimanipulasi oleh
peneliti. Sedangkan menurut Emzir dalam Syahrul dkk (2017:120),
metode eksperimen adalah metode yang paling banyak dipilih dan paling
produktif dalam penelitian karena mampu menghasilkan bukti yang benar
berkaitan dengan hubungan sebab-akibat.
Berdasarkan pendapat berbagai para ahli tersebut, penelitian
eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalian dan paling produktif dalam penelitian karena mampu
menghasilkan bukti yang benar berkaitan dengan hubungan sebab-akibat.

2. TUJUAN PENELITIAN EKSPERIMEN


Menurut Syahrul dkk (2017:122), tujuan umum penelitian
eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu
terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain
yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, eksperimen dalam
bidang pendidikan bermaksud untuk membuktikan pengaruh perlakuan
pendidikan (pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif)
terhadap prestasi belajar dan kemampuan berbahasa Indonesia pada siswa
SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh
perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.

3. CIRI-CIRI PENELITIAN EKSPERIMEN


Menurut W. Creswell dalam Syahrul dkk (2017:123), karakteristik
peneltian eksperimen yaitu:
1. Populasi dipilih secara acak.
2. Memiliki variabel kontrol.
3. Adanya perlakuan yang dimanipulasi.
4. Hasil dapat diukur dengan instrumen penelitian.
5. Mampu membandingkan antara kelompok variabel dan validitas
terukur.
Sedangkan menurut Nazir dalam Syahrul dkk (2017:123) menjelaskan
secara lebih rinci ciri-ciri yang membedakan antara peneltiian eksperimen
dengan penelitian yang lainnya. Beberapa diantaranya:
1. Masalah yang dipilih dalam penelitian adalah masalah yang penting
dan dapat dipecahkan.
2. Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan harus didefinisikan
dengan baik.
3. Percobaan harus dilaksanakan dengan desain yang cocok, sehingga
mampu memaksimalkan variabel perlakuan dan meminimalisasikan
variabel pengganggu dan variabel random.
4. Ketelitian dalam observasi serta ketepatan ukuran sangat dieprlukan.
5. Metode, material, serta referensi, yang digunakan dalam penelitian
harus dilukiskan seterang-terangnya karena kemunginan pengulangan
percobaan ataupun penggunaan metode dan material untuk percobaan
lain dalam bidang yang baik.
6. Interpretasi serta uji statistik harus dinyatakan dalam beda signifikan
dari perameter yang dicari atau yang direstimasikan.

4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN EKSPERIMEN


1. Kelebihan eksperimen
Kelebihan metode eksperimen menurut Syagala (2010:220-221),
yaitu:
1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
2) Dapat mengembangkan sikap mengadakan studi
eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari
seseorang ilmuwan.
3) Metode ini di dukung oleh asas-asas didaktik modern
antara lain: (a) siswa belajar dengan mengalami atau
mengamati sendiri proses atau kejadian; (b) siswa
terhindar jauh dari verbalisme; (c) memperkaya
pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan
realistis; (d) mengembangkan sikap berpikir ilmiah, (e)
hasil belajarakan tahan lama dan internalisasi.

Selain itu menurut Roestiyah N.K(2010: 82), keunggulan


dari metode eksperimen antara lain:
1) Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode
ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak
mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti
kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang
sebelum ia membuktikan kebenarannya.
2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu
sangat di kehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang
modern,dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri
dengan bimbingan guru.
3) Siswadalammelaksanakanproseseksperimendisampingmem
peroleh ilmupengetahuan;jugamenemukan pengalaman
praktisserta keterampilandalammenggunakanalat-
alatpercobaan.
4) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri
kebenaran teori,sehinggaakanmengubahsikap mereka yang
tahayul, ialah peristiwa-persitiwa yang tidak masukakal.
Keunggulan-keunggulan dari metode ekSperimen yang
digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar menurut Moedjiono
dan Moh.Dimyati (1992:78):
1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi
atau data yang diperlukannya melalui percobaan yang
dilakukan.
2) Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan
kebenaran teoritis, secara empiris melalui eksperimen
,sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah.
3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur
metode ilmiah dalam rangka menguji kebenaran hipotesis-
hipotesis.
2. Kekurangan eksperimen
Adapun metode eksperimen juga memiliki kekurangan,
menurut Djamarah dan Aswan Zain(2010:85):
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidangs ains dan
teknologi.
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yangt idak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Sedangkan menurut Sumantri dan Permana dalam Syahrul dkk.
(2017:126) ada beberapa kekurangan dari penelitian
eksperimen sebagai berikut:
a. Memerlukan peralatan percobaan yang komplit.
b. Dapat mengambat laju pembelajaran dalam penelitian
yang memerlukan waktu yang lama.
c. Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik
apabila kurang pengalaman dalam penelitian.
d. Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan
berakibat pada kesalahan menyimpulkan.

5. LANGKAH-LANGKAH METODE EKSPERIMENTAL

Langkah-langkah dalam studi eksperimental pada dasarnya sama


dengan langkah-langkah pada penelitian lain, yaitu (1) memilih dan
merumuskan masalah, (2) memilih subjek dan instrumen pengukuran, (3)
memilih desain penelitian (4) melakukan prosedur, (5) menganalisis data
dan (6) merumuskan kesimpulan. Suatu penelitian eksperimental
diarahkan oleh sekurang-kurangnya satu hipotesis yang menyatakan
hubungan kausal yang diharapkan antara dua variabel.

Eksperimen secara aktual dilakukan untuk mendukung atau


menolak hipotesis eksperimental. Dalam suatu studi eksperimental,
peneliti dalam keadaan siap aksi sejak awal sekali peneliti membentuk atau
memilih kelompok, memutuskan perubahan apa yang akan terjadi pada
setiap kelompok, mencoba mengontrol semua faktor yang relevan di
samping perubahan yang ia perkenalkan, dan mengobservasi atau
mengukur pengaruh pada kelompok tersebut pada akhir studi.

Suatu eksperimen biasanya melibatkan dua kelompok, satu


kelompok eksperimental dan satu kelompok kontrol. Kelompok
eksperimental biasanya menerima suatu yang baru, suatu perlakuan di
bawah penyelidikan. Sementara itu, kelompok kontrol biasanya menerima
suatu perlakuan yang berbeda atau perlakuan yang biasa. Kelompok
kontrol diperlukan untuk tujuan perbandingan untuk melihat apakah
perlakuan baru lebih efektif daripada perlakuan yang biasa atau tradisional
atau untuk melihat apakah suatu pendekatan lebih efektif daripada
pendekatan yang lain. Suatu kesalahan konsep umum di kalangan para
penelitian pemula adalah bahawa kelompok kontrol selalu tidak menerima
sesuatu. Hal ini tentu tidak adil.

Misalnya, dalam suatu penelitian variabel bebasnya adalah jenis


pengajaran membaca, kelompok eksperimental diajar dengan suatu metode
baru sementara kelompok kontrol diajar dengan metode tradisional.
Kelompok kontrol masih menerima pengajaran membaca, tentu mereka
tidak akan duduk tanpa kegiatan selama penelitian berlangsung. Dengan
cara lain kita tidak akan dapat mengevaluasi keefektifan suatu metode baru
dibandingkan dengan metode tradisional, tetapi lebih suka keefektifan
metode baru dibandingkan dengan tanpa pengajaran membaca sama sekali.
Metode pengajaran apa pun tentu akan lebih efektif dari tanpa pengajaran
sama sekali. Dengan cara lain kita tidak akan dapat mengevaluasi suatu
metode baru dibandingkan dengan metode tradisional, tetapi lebih suka
keefektifan metode baru dibandingkan dengan tanpa pengajaran membaca
sama sekali. Metode pengajaran apapun tentu akan lebih efektif dari tanpa
pengajaran sama sekali. Dengan demikian, kelompok kontrol juga
menerima perlakuan berbeda adalah sama pada semua variabel yang lain
yang dapat dihubungkan dengan performa si pada variabel terikat, sebagai
contoh keterampilan membaca. Dengan kata lain peneliti melakukan
segala usaha untuk menjamin bahwa kedua kelompok sedapat mungkin
sama pada semua variabel kecuali variabel bebas.

Setelah kedua kelompok diberi perlakuan selama periode waktu


tertentu, peneliti melaksanakan suatu teks pada variabel terikat dan
kemudian menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok. Dengan kata lain peneliti menentukan apakah perlakuan
membuat suatu perbedaan.

a. Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen di Dalam Kelas


Menurut Roestiyah N. K (2012:81) dalam melaksanakan suatu
eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka
harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui
eksperimen.
b. Kepada siswa perlu diterapkan pula tentang:
1. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam
percobaan
2. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu memahami
variabel-variabel yang perlu kontrol dengan ketat.
3. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung
4. Selalu proses atau hal-hal penting saja yang akan dicatat.
5. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
perhitungan, grafik dan sebagainya.
c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan
siswa. Bila perlu memberikan saran atau pertanyaan yang
menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian, mendiskusikan di kelas dan mengevaluasi dengan tes
atau sekedar tanya jawab.
Sedangkan menurut Moedjiono dan Moh. Dimyati (1993:78-
79) prosedur pemakaian metode eksperimen, langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen yang kegiatan-
kegiatannya mencakup:
1. Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan-
tujuan yang hendak dicapai.
2. Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang
dibutuhkan dalam eksperimen. Sekaligus memeriksa
ketersediaannya di sekolah
3. Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen
sendiri untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya) sebelum
menugaskan kepada siswa, sehingga dapat diketahui secara
pasti kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
4. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang
dibutuhkan untuk eksperimen yang akan dilakukan
5. Menyediakan lembaran kerja
b. Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan-
kegiatan:
1. Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai prosedur,
peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu
diamati dan dicatat selama eksperimen.
2. Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang
dilakukan oleh para siswa, di mana para siswa mengamati serta
mencatat hal-hal yang dieksperimenkan.
3. Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang
eksperimennya.
c. Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen melalui kegiatan-
kegiatan:
1. Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil eksperimen
2. Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan atau saran
lainnya.
3. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.

6. SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN EKSPERIMEN

SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN


DENGAN METODE EKSPERIMEN
HALAMAN SAMPUL JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori

B. Definisi Operasional

C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis

BAB III PROSEDUR PENELITIAN


A. Metode Penelitian (Eksperimen)
B. Desain Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS, DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Uji Persyaratan Analisis
C. Hasil Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran ijin penelitian
2. Lampiran instrument penelitian
3. Lampiran hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen
4. Lampiran data mentah
5. Lampiran analisis data termasuk perhitungan pengujian hipotesis
7. CONTOH PENELITIAN EKSPERIMEN
Sebagai contoh penelitian eksperimental akan disajikan secara
ringkas suatu penelitian disertasi dalam bidang lingkungan hidup yang
dilakukan oleh Abdul Haris Panai
Judul: Pengaruh Metode Penyuluhan dan Motivasi Ingin Tahu
Terhadap Pengetahuan Tentang Budaya Rumput Laut (Studi Eksperimen
pada Petani Rumput Laut Di Kabupaten Gorontalo, 2003)
Masalah penelitian:
1. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut
antara petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode
peragaan dan petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode
diskusi?
2. Bagi petani yang memiliki motivasi ingin tahu tinggi, apakah
terdapat perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut antara
yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan dan yang
mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi?
3. Bagi petani yang memiliki motivasi ingin tahu rendah, apakah
terdapat perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut antara
yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan dan yang
mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi?
4. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode penyuluhan
dan motivasi ingin tahu terhadap pengetahuan budidaya rumput
laut? (Panai, 2004:3).
Kajian Teoritis dan Pengajuan Hipotesis
Pengetahuan Budidaya Rumput Laut
Berdasarkan kajian teoritis, peneliti menyimpulan tentang
hakikat variabel pengetahuan budidaya rumput laut sebagai
“segala yang diketahui berupa informasi mengenai fakta, istilah,
konsep, klasifikasi, kriteria, prosedur atau metode, dan kaidah
atau prinsip yang diingat dan dapat diungkapkan kembali
berkaitan dengan budidaya rumput laut untuk memperoleh
manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi “ (Panai, 2004:8).
Metode penyuluhan
Peneliti dalam metode penyuluhan ini memfokuskan
pembahsannya pada dua jenis meode penyuluhan, yaitu peragaan
dan metode diskusi.
Metode Peragaan
Berdasarkan kaijan teorretis, peneliti menyimpulkan
beberapa karalterikstik penyuluhan yang menggunakan metode
peragaan sebagai berikut:
a. Mendorong petani mencoba sendiri inovasi baru
sehingga dengan melakukan itu pengethuannya akan
lebih bertahan lama;
b. Dapat emnunjukkan kemungkinan pemecahan masalah
tanpa rincian teknis yang rumit;
c. Dapat membandingkann cara lama/tradisional dengan
cara yang baru sesuia dengan kondisi lahan;
d. Pragaan hasil dapat menyadarkan petani tentang manffat
inovasi baru;
e. Peragaan sangat berguna bagi orang yang tidak bisa
berpikir secara abstrak terutama terhadap hal-hal baru
yang perlu dijelaskan;
f. Perhatian peserta akan terpusat pada apa yang
diperagakan dan memberikan kemungkinan berpikir
lebih kritis;
g. Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk
perasaan dan kemauan peserta;
h. Mengurangi kesalaha dalam mengambil kesimpulan,
karena peserta mengamati langsung suatu proses;
i. Masalah yang mungkin timbula dalam hati peserta dapat
terjawab (Panai, 2004:9-10).
Metode Diskusi
Berdasarkan kajian teooretis peneliti menyimpulkan
beberapa karakteristik penyuluhan yang menggunakan meted
diskusi sebagai berikut:
a. Menambah pengetahuan dalam hal ini metode diskusi
membantu proses ahli teknologi dari ahlinya kepada
kelompok;
b. Membantu anggotanya memadukan poengetahuan
dengan memberikan kesempatan mengajukan
pertanyaan;
c. Menghubungkann informasi baru dengan yang telah
diketahui dalam hal pengambilan keputusan;
d. Anggta kelompok dapat memperbaharui pandangan;
e. Mendorong tumbuhnya partisispasi, karena setiap peserta
dapat saling mengisi dan saling membantu dalam
pemecahan suatu persoalan;
f. Suasana kelas akan lebih hidup, sebab perserta
mengarahkan pikirannya kepada masalah yang telah
didiskusikan;
g. Dapat memupuk sifat toleransi, demokratis, kritis,
berpikir sistematis, dan sabar;
h. Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami karena
peserta megikuti proses berpikir sebelum sampai pada
kesimpulan;
i. Peserta belajar memahai peraturan dan tata tertib dalam
msuyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang
sesungguhnya (Panai, 2004:10-11).
Motivasi Ingin Tahu
Berdasarkan kajian teoretis, peneliti menyimpulakn tentang
hakikat variabel motivasi ingin tahu dalam budaya rumupt laut
sebagai “dorongan atau keinginan dan upaya yang menggerakkan
individu untuk mengetahui kegiatan budidaya rumput laut yang
dimulai dari penyiapan lahan, penyiapan bibit dan bahan
budidaya, penanaman dan pemeliharaan, sampai padsa pasca
panen guna mencapai tujuan yaitu terlaksananya budidaya secara
tepat guna dan berhasil guna “(Panai,2004:12)”. Kemudian
variabel motivasi ingin tahu ini diklasifikasikan menjadi motivasi
ingin tahu tinggi dan motivasi ingin tahu rendah.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajiann teoretis, tentang variabel penelitian,
yang kemudian dilanjutkan denagn penyusunan kerangka berpikir
tentang asumsi hubungan kausal antarvariabel, maka peneliti
mengajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut.
1. Secara keseluruhan pengetahuan budidaya rumput laut
petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode
peragaan lebih tinggi daripada petani yang mengikuti
penyuluhan melalui metode diskusi
2. Bagi petani yang motivasi ingin tahunya tinggi,
pengetahuan budidaya rumput laut petani yang
mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi lebih
tinggi daripada yang mengikuti penyuluhan metode
peragaan.
3. Bagi petani yang motivasi ingin tahunya rendah,
pengethauan budidaya rumput laut petani yang
mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan lebih
tinggi daripada petani yang ,mengikuti penyuluhan
metoode diskusi.
4. Terdapat pengaruh interaksi antara metode penyuluhan
dan motivasi ingin tahu terhadap pengetahuan budidaya
rumput laut (Panai, 2004:18)
Metodologi Penelitaian
Tujuan penelitian
Penelitiani ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut antara
petani yang mengikuti penyuluahn melalui metode
peragaan dan petani yang megikuti penyuluhan melalui
metode diskusi;
2. Perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut petani
yang memiliki motivasi ingin tahu tinggi, antara yang
mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan da
yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi;
3. Perbedaan pengetahaun budidaya rumput laut petani
yang memiliki motivasi ingin tahu rendah, antara yang
mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan dan
yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi
4. Pengaruh interaksi antara metode penyuluhan dan
motivasi ingin tahu terhadap pengetahauan budidaya
rumput laut.
Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kwandang,
Kabupaten Gorontalo, selama tiga bulan, yaitu dari januari-maret
2003.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam, penelitian ini adalah
metode eksperimen dengan variabel terikat pengetahuan budidaya
rumput laut, variabel bebas (variabel perlakukan) metode
penyuluhan, dan variabel kontrol motivasi ingin tahu. Desain
penelitian eksperimental yang digunakan adalah desain faktorial
2X2. Variabel bebas dikalsifiaksikan menjadi penyuluhan
menggunakan metode peragaan dan penyuluhan menginginkan
metode diskusi, sedangkan variabel kontrol dikalsifakasikan
sebagai motivasi ingin tahu tinggi dan rendah.,
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah kelompok petani rumput laut
yang ada di kecamatam Kwandang Kabupaten Gorontalo.
mengatakan bahwa, sampel penelitian adalah petani rumput laut
yang terdapat di desa Panelo. Penetatapan sampel dilakukan
secara acak
Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
pengetahuan budidaya rumput laut kuesioner motivasi ingi tahu.
Pengukuran motivasi ingin tahu petani dilakukan pada awal
penyuluhan atau awal penelitian, hasilnya dipergunakan untuk
megelompokkan petani menjadi kelmpok petani motivasi ingin
tahu tinggi dan kelompok petani motivasi ingi tahu rendah.
Sementara itu, pengukuran pengetahuan petani tentang budidaya
rumput laut dilakukan secara proses eksperimen selesai
dilakukan.
Teknuis Analisis Data
Untuk memperoleh deskripsi data secara umum digunakan
teknik statistik deskriptif. Sementara itu, untuk menguji hipotesis
penelitian digunakan teknik analisis vafrian (ANAVA) dua jalur,
sebelum dilakuakn pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
uji persyaratan analisis, berupa uji normalitas dan uji
homogenitas. Apabila hasil analisis menunjukkan adanya
pengaruh utama variabel bebas terhadap variabel terikat dan
adanya pengaruh interaksi antara variabel bebas dan variabel
kontrol terhadap variabel terikat, maka dilakukan analisis lanjutan
denga uji TUKEY mengetahui perbedaan antarsel (Panai,
2004:18-20).
Hasil Penelitian
Berdasaran hasil pengujian hipotesis, diperoleh beberapa
temuan penelitian sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan pengetahuan budidaya rumput laut
petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode
peragaan lebih baik daripada petani yang mengikuti
penyuluhan melalui metode ediskuis artinya
penyuluhan metode peragaaan memberikan pengaruh
yang lebih baik terhadap pengetahuan eptani tentang
budidaya rumput laut dibandingkan penyuluhan metode
diskusi.
2. Bagi petani yang memiliki motivasi tinggi, baik yang
mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan,
maupu yang mengikuti penyuluhan melalui metode
diskusi tidak terdapat perbedaan pengetahuan budidaya
rumput laut. Artinya tidak ada pengaruh metode
penyuluhan terhadap pengetahuan budidaya rumput
laut bagi petani yang memiliki motivasi ingin tahu
tinggi
3. Bagi petani yang memliki motivasi ingin tahu rendah
pengetahuan budidaya rumput laut petani yang
mengikuti penyuluhan dengan metode peragaan lebih
baik terhadap pengetahuan budidaya rumput laut
dibandingkan dengan metode diskusi
4. Terdapat pengaruh interaksi antara metode penyuluhan
dan motivasi ingin tahu terhadap pengetahuan budi
daya rumput laut petani.
Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa
metode penyuluhan dan motivasi ingin tahu berpengaruh
terhadap pengetahuan budidaya rumput laut petani.

Anda mungkin juga menyukai