Menurut Sugiyono (2014:72) menyatakan bahwa penelitian, bila dilihat dari tingkat kealamiahan, tempat penelitian terdapat tiga metode penelitian, penelitian ekperimen, survei, dan naturalistik (kualitatif) dalam penelitian eksperimen dilakukan dilaboratorium, sedangkan penelitian naturalistik/ kualitatif, dilakukan pada kondisi yang alamiah. Dalam penelitian eksperimen terdapat perlakuan, sedangkan dalam penelitian naturalistik tidak ada perlakuan. Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalian. Metode eksperimen sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrolnya. Menurut Syahrul dkk (2017:119) penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian yang sering digunakan oleh peneliti pada bidang pembelajaran. Diharapkan penelitian ini mampu memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa mengenai jenis penelian yang lain. Selain itu, dengan melakukan penelitian ini siswa mampu mengetahui keefektifan suatu pembelajaran berupa pendekatan, model, metode, strategi, teknik, dan media pembelajaran yang bisa diterapkan untuk proses pembelajaran. Menurut Donald Ary dalam Syahrul dkk (2017:120), menjelaskan bahwa ekperimen adalah metode penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesis karena kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh penelitian untuk mengumpulkan bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis. Menurut Wirsma dalam Syahrul dkk (2017:120), menekankan penelitian eksperimen sebagai penelitian yang sekurang-kurangnya mempunyai sattu variabel ekperimental yang sengaja dimanipulasi oleh peneliti. Sedangkan menurut Emzir dalam Syahrul dkk (2017:120), metode eksperimen adalah metode yang paling banyak dipilih dan paling produktif dalam penelitian karena mampu menghasilkan bukti yang benar berkaitan dengan hubungan sebab-akibat. Berdasarkan pendapat berbagai para ahli tersebut, penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalian dan paling produktif dalam penelitian karena mampu menghasilkan bukti yang benar berkaitan dengan hubungan sebab-akibat.
2. TUJUAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Menurut Syahrul dkk (2017:122), tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, eksperimen dalam bidang pendidikan bermaksud untuk membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif) terhadap prestasi belajar dan kemampuan berbahasa Indonesia pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.
3. CIRI-CIRI PENELITIAN EKSPERIMEN
Menurut W. Creswell dalam Syahrul dkk (2017:123), karakteristik peneltian eksperimen yaitu: 1. Populasi dipilih secara acak. 2. Memiliki variabel kontrol. 3. Adanya perlakuan yang dimanipulasi. 4. Hasil dapat diukur dengan instrumen penelitian. 5. Mampu membandingkan antara kelompok variabel dan validitas terukur. Sedangkan menurut Nazir dalam Syahrul dkk (2017:123) menjelaskan secara lebih rinci ciri-ciri yang membedakan antara peneltiian eksperimen dengan penelitian yang lainnya. Beberapa diantaranya: 1. Masalah yang dipilih dalam penelitian adalah masalah yang penting dan dapat dipecahkan. 2. Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan harus didefinisikan dengan baik. 3. Percobaan harus dilaksanakan dengan desain yang cocok, sehingga mampu memaksimalkan variabel perlakuan dan meminimalisasikan variabel pengganggu dan variabel random. 4. Ketelitian dalam observasi serta ketepatan ukuran sangat dieprlukan. 5. Metode, material, serta referensi, yang digunakan dalam penelitian harus dilukiskan seterang-terangnya karena kemunginan pengulangan percobaan ataupun penggunaan metode dan material untuk percobaan lain dalam bidang yang baik. 6. Interpretasi serta uji statistik harus dinyatakan dalam beda signifikan dari perameter yang dicari atau yang direstimasikan.
4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN EKSPERIMEN
1. Kelebihan eksperimen Kelebihan metode eksperimen menurut Syagala (2010:220-221), yaitu: 1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja. 2) Dapat mengembangkan sikap mengadakan studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan. 3) Metode ini di dukung oleh asas-asas didaktik modern antara lain: (a) siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri proses atau kejadian; (b) siswa terhindar jauh dari verbalisme; (c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis; (d) mengembangkan sikap berpikir ilmiah, (e) hasil belajarakan tahan lama dan internalisasi.
Selain itu menurut Roestiyah N.K(2010: 82), keunggulan
dari metode eksperimen antara lain: 1) Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum ia membuktikan kebenarannya. 2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat di kehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang modern,dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. 3) Siswadalammelaksanakanproseseksperimendisampingmem peroleh ilmupengetahuan;jugamenemukan pengalaman praktisserta keterampilandalammenggunakanalat- alatpercobaan. 4) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran teori,sehinggaakanmengubahsikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-persitiwa yang tidak masukakal. Keunggulan-keunggulan dari metode ekSperimen yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar menurut Moedjiono dan Moh.Dimyati (1992:78): 1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukannya melalui percobaan yang dilakukan. 2) Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teoritis, secara empiris melalui eksperimen ,sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah. 3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dalam rangka menguji kebenaran hipotesis- hipotesis. 2. Kekurangan eksperimen Adapun metode eksperimen juga memiliki kekurangan, menurut Djamarah dan Aswan Zain(2010:85): 1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidangs ains dan teknologi. 2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yangt idak selalu mudah diperoleh dan mahal. 3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. 4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian. Sedangkan menurut Sumantri dan Permana dalam Syahrul dkk. (2017:126) ada beberapa kekurangan dari penelitian eksperimen sebagai berikut: a. Memerlukan peralatan percobaan yang komplit. b. Dapat mengambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu yang lama. c. Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang pengalaman dalam penelitian. d. Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan.
5. LANGKAH-LANGKAH METODE EKSPERIMENTAL
Langkah-langkah dalam studi eksperimental pada dasarnya sama
dengan langkah-langkah pada penelitian lain, yaitu (1) memilih dan merumuskan masalah, (2) memilih subjek dan instrumen pengukuran, (3) memilih desain penelitian (4) melakukan prosedur, (5) menganalisis data dan (6) merumuskan kesimpulan. Suatu penelitian eksperimental diarahkan oleh sekurang-kurangnya satu hipotesis yang menyatakan hubungan kausal yang diharapkan antara dua variabel.
Eksperimen secara aktual dilakukan untuk mendukung atau
menolak hipotesis eksperimental. Dalam suatu studi eksperimental, peneliti dalam keadaan siap aksi sejak awal sekali peneliti membentuk atau memilih kelompok, memutuskan perubahan apa yang akan terjadi pada setiap kelompok, mencoba mengontrol semua faktor yang relevan di samping perubahan yang ia perkenalkan, dan mengobservasi atau mengukur pengaruh pada kelompok tersebut pada akhir studi.
Suatu eksperimen biasanya melibatkan dua kelompok, satu
kelompok eksperimental dan satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimental biasanya menerima suatu yang baru, suatu perlakuan di bawah penyelidikan. Sementara itu, kelompok kontrol biasanya menerima suatu perlakuan yang berbeda atau perlakuan yang biasa. Kelompok kontrol diperlukan untuk tujuan perbandingan untuk melihat apakah perlakuan baru lebih efektif daripada perlakuan yang biasa atau tradisional atau untuk melihat apakah suatu pendekatan lebih efektif daripada pendekatan yang lain. Suatu kesalahan konsep umum di kalangan para penelitian pemula adalah bahawa kelompok kontrol selalu tidak menerima sesuatu. Hal ini tentu tidak adil.
Misalnya, dalam suatu penelitian variabel bebasnya adalah jenis
pengajaran membaca, kelompok eksperimental diajar dengan suatu metode baru sementara kelompok kontrol diajar dengan metode tradisional. Kelompok kontrol masih menerima pengajaran membaca, tentu mereka tidak akan duduk tanpa kegiatan selama penelitian berlangsung. Dengan cara lain kita tidak akan dapat mengevaluasi keefektifan suatu metode baru dibandingkan dengan metode tradisional, tetapi lebih suka keefektifan metode baru dibandingkan dengan tanpa pengajaran membaca sama sekali. Metode pengajaran apa pun tentu akan lebih efektif dari tanpa pengajaran sama sekali. Dengan cara lain kita tidak akan dapat mengevaluasi suatu metode baru dibandingkan dengan metode tradisional, tetapi lebih suka keefektifan metode baru dibandingkan dengan tanpa pengajaran membaca sama sekali. Metode pengajaran apapun tentu akan lebih efektif dari tanpa pengajaran sama sekali. Dengan demikian, kelompok kontrol juga menerima perlakuan berbeda adalah sama pada semua variabel yang lain yang dapat dihubungkan dengan performa si pada variabel terikat, sebagai contoh keterampilan membaca. Dengan kata lain peneliti melakukan segala usaha untuk menjamin bahwa kedua kelompok sedapat mungkin sama pada semua variabel kecuali variabel bebas.
Setelah kedua kelompok diberi perlakuan selama periode waktu
tertentu, peneliti melaksanakan suatu teks pada variabel terikat dan kemudian menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Dengan kata lain peneliti menentukan apakah perlakuan membuat suatu perbedaan.
a. Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen di Dalam Kelas
Menurut Roestiyah N. K (2012:81) dalam melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut: a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. b. Kepada siswa perlu diterapkan pula tentang: 1. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan 2. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu memahami variabel-variabel yang perlu kontrol dengan ketat. 3. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung 4. Selalu proses atau hal-hal penting saja yang akan dicatat. 5. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya. c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian, mendiskusikan di kelas dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab. Sedangkan menurut Moedjiono dan Moh. Dimyati (1993:78- 79) prosedur pemakaian metode eksperimen, langkah-langkah sebagai berikut: a. Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen yang kegiatan- kegiatannya mencakup: 1. Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan- tujuan yang hendak dicapai. 2. Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan dalam eksperimen. Sekaligus memeriksa ketersediaannya di sekolah 3. Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya) sebelum menugaskan kepada siswa, sehingga dapat diketahui secara pasti kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi 4. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan dilakukan 5. Menyediakan lembaran kerja b. Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan- kegiatan: 1. Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen. 2. Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang dilakukan oleh para siswa, di mana para siswa mengamati serta mencatat hal-hal yang dieksperimenkan. 3. Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang eksperimennya. c. Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen melalui kegiatan- kegiatan: 1. Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil eksperimen 2. Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan atau saran lainnya. 3. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.
6. SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN EKSPERIMEN
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN
DENGAN METODE EKSPERIMEN HALAMAN SAMPUL JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Batasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Hasil Penelitian BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori
B. Definisi Operasional
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian (Eksperimen) B. Desain Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Instrumen Penelitian E. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian B. Uji Persyaratan Analisis C. Hasil Pengujian Hipotesis D. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Lampiran ijin penelitian 2. Lampiran instrument penelitian 3. Lampiran hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen 4. Lampiran data mentah 5. Lampiran analisis data termasuk perhitungan pengujian hipotesis 7. CONTOH PENELITIAN EKSPERIMEN Sebagai contoh penelitian eksperimental akan disajikan secara ringkas suatu penelitian disertasi dalam bidang lingkungan hidup yang dilakukan oleh Abdul Haris Panai Judul: Pengaruh Metode Penyuluhan dan Motivasi Ingin Tahu Terhadap Pengetahuan Tentang Budaya Rumput Laut (Studi Eksperimen pada Petani Rumput Laut Di Kabupaten Gorontalo, 2003) Masalah penelitian: 1. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut antara petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan dan petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi? 2. Bagi petani yang memiliki motivasi ingin tahu tinggi, apakah terdapat perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut antara yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan dan yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi? 3. Bagi petani yang memiliki motivasi ingin tahu rendah, apakah terdapat perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut antara yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan dan yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi? 4. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode penyuluhan dan motivasi ingin tahu terhadap pengetahuan budidaya rumput laut? (Panai, 2004:3). Kajian Teoritis dan Pengajuan Hipotesis Pengetahuan Budidaya Rumput Laut Berdasarkan kajian teoritis, peneliti menyimpulan tentang hakikat variabel pengetahuan budidaya rumput laut sebagai “segala yang diketahui berupa informasi mengenai fakta, istilah, konsep, klasifikasi, kriteria, prosedur atau metode, dan kaidah atau prinsip yang diingat dan dapat diungkapkan kembali berkaitan dengan budidaya rumput laut untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi “ (Panai, 2004:8). Metode penyuluhan Peneliti dalam metode penyuluhan ini memfokuskan pembahsannya pada dua jenis meode penyuluhan, yaitu peragaan dan metode diskusi. Metode Peragaan Berdasarkan kaijan teorretis, peneliti menyimpulkan beberapa karalterikstik penyuluhan yang menggunakan metode peragaan sebagai berikut: a. Mendorong petani mencoba sendiri inovasi baru sehingga dengan melakukan itu pengethuannya akan lebih bertahan lama; b. Dapat emnunjukkan kemungkinan pemecahan masalah tanpa rincian teknis yang rumit; c. Dapat membandingkann cara lama/tradisional dengan cara yang baru sesuia dengan kondisi lahan; d. Pragaan hasil dapat menyadarkan petani tentang manffat inovasi baru; e. Peragaan sangat berguna bagi orang yang tidak bisa berpikir secara abstrak terutama terhadap hal-hal baru yang perlu dijelaskan; f. Perhatian peserta akan terpusat pada apa yang diperagakan dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis; g. Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan peserta; h. Mengurangi kesalaha dalam mengambil kesimpulan, karena peserta mengamati langsung suatu proses; i. Masalah yang mungkin timbula dalam hati peserta dapat terjawab (Panai, 2004:9-10). Metode Diskusi Berdasarkan kajian teooretis peneliti menyimpulkan beberapa karakteristik penyuluhan yang menggunakan meted diskusi sebagai berikut: a. Menambah pengetahuan dalam hal ini metode diskusi membantu proses ahli teknologi dari ahlinya kepada kelompok; b. Membantu anggotanya memadukan poengetahuan dengan memberikan kesempatan mengajukan pertanyaan; c. Menghubungkann informasi baru dengan yang telah diketahui dalam hal pengambilan keputusan; d. Anggta kelompok dapat memperbaharui pandangan; e. Mendorong tumbuhnya partisispasi, karena setiap peserta dapat saling mengisi dan saling membantu dalam pemecahan suatu persoalan; f. Suasana kelas akan lebih hidup, sebab perserta mengarahkan pikirannya kepada masalah yang telah didiskusikan; g. Dapat memupuk sifat toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, dan sabar; h. Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami karena peserta megikuti proses berpikir sebelum sampai pada kesimpulan; i. Peserta belajar memahai peraturan dan tata tertib dalam msuyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang sesungguhnya (Panai, 2004:10-11). Motivasi Ingin Tahu Berdasarkan kajian teoretis, peneliti menyimpulakn tentang hakikat variabel motivasi ingin tahu dalam budaya rumupt laut sebagai “dorongan atau keinginan dan upaya yang menggerakkan individu untuk mengetahui kegiatan budidaya rumput laut yang dimulai dari penyiapan lahan, penyiapan bibit dan bahan budidaya, penanaman dan pemeliharaan, sampai padsa pasca panen guna mencapai tujuan yaitu terlaksananya budidaya secara tepat guna dan berhasil guna “(Panai,2004:12)”. Kemudian variabel motivasi ingin tahu ini diklasifikasikan menjadi motivasi ingin tahu tinggi dan motivasi ingin tahu rendah. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajiann teoretis, tentang variabel penelitian, yang kemudian dilanjutkan denagn penyusunan kerangka berpikir tentang asumsi hubungan kausal antarvariabel, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut. 1. Secara keseluruhan pengetahuan budidaya rumput laut petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan lebih tinggi daripada petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi 2. Bagi petani yang motivasi ingin tahunya tinggi, pengetahuan budidaya rumput laut petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi lebih tinggi daripada yang mengikuti penyuluhan metode peragaan. 3. Bagi petani yang motivasi ingin tahunya rendah, pengethauan budidaya rumput laut petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan lebih tinggi daripada petani yang ,mengikuti penyuluhan metoode diskusi. 4. Terdapat pengaruh interaksi antara metode penyuluhan dan motivasi ingin tahu terhadap pengetahuan budidaya rumput laut (Panai, 2004:18) Metodologi Penelitaian Tujuan penelitian Penelitiani ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut antara petani yang mengikuti penyuluahn melalui metode peragaan dan petani yang megikuti penyuluhan melalui metode diskusi; 2. Perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut petani yang memiliki motivasi ingin tahu tinggi, antara yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan da yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi; 3. Perbedaan pengetahaun budidaya rumput laut petani yang memiliki motivasi ingin tahu rendah, antara yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan dan yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi 4. Pengaruh interaksi antara metode penyuluhan dan motivasi ingin tahu terhadap pengetahauan budidaya rumput laut. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo, selama tiga bulan, yaitu dari januari-maret 2003. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam, penelitian ini adalah metode eksperimen dengan variabel terikat pengetahuan budidaya rumput laut, variabel bebas (variabel perlakukan) metode penyuluhan, dan variabel kontrol motivasi ingin tahu. Desain penelitian eksperimental yang digunakan adalah desain faktorial 2X2. Variabel bebas dikalsifiaksikan menjadi penyuluhan menggunakan metode peragaan dan penyuluhan menginginkan metode diskusi, sedangkan variabel kontrol dikalsifakasikan sebagai motivasi ingin tahu tinggi dan rendah., Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah kelompok petani rumput laut yang ada di kecamatam Kwandang Kabupaten Gorontalo. mengatakan bahwa, sampel penelitian adalah petani rumput laut yang terdapat di desa Panelo. Penetatapan sampel dilakukan secara acak Intrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas pengetahuan budidaya rumput laut kuesioner motivasi ingi tahu. Pengukuran motivasi ingin tahu petani dilakukan pada awal penyuluhan atau awal penelitian, hasilnya dipergunakan untuk megelompokkan petani menjadi kelmpok petani motivasi ingin tahu tinggi dan kelompok petani motivasi ingi tahu rendah. Sementara itu, pengukuran pengetahuan petani tentang budidaya rumput laut dilakukan secara proses eksperimen selesai dilakukan. Teknuis Analisis Data Untuk memperoleh deskripsi data secara umum digunakan teknik statistik deskriptif. Sementara itu, untuk menguji hipotesis penelitian digunakan teknik analisis vafrian (ANAVA) dua jalur, sebelum dilakuakn pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis, berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh utama variabel bebas terhadap variabel terikat dan adanya pengaruh interaksi antara variabel bebas dan variabel kontrol terhadap variabel terikat, maka dilakukan analisis lanjutan denga uji TUKEY mengetahui perbedaan antarsel (Panai, 2004:18-20). Hasil Penelitian Berdasaran hasil pengujian hipotesis, diperoleh beberapa temuan penelitian sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan pengetahuan budidaya rumput laut petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan lebih baik daripada petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode ediskuis artinya penyuluhan metode peragaaan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pengetahuan eptani tentang budidaya rumput laut dibandingkan penyuluhan metode diskusi. 2. Bagi petani yang memiliki motivasi tinggi, baik yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan, maupu yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi tidak terdapat perbedaan pengetahuan budidaya rumput laut. Artinya tidak ada pengaruh metode penyuluhan terhadap pengetahuan budidaya rumput laut bagi petani yang memiliki motivasi ingin tahu tinggi 3. Bagi petani yang memliki motivasi ingin tahu rendah pengetahuan budidaya rumput laut petani yang mengikuti penyuluhan dengan metode peragaan lebih baik terhadap pengetahuan budidaya rumput laut dibandingkan dengan metode diskusi 4. Terdapat pengaruh interaksi antara metode penyuluhan dan motivasi ingin tahu terhadap pengetahuan budi daya rumput laut petani. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa metode penyuluhan dan motivasi ingin tahu berpengaruh terhadap pengetahuan budidaya rumput laut petani.