Anda di halaman 1dari 33

Asesmen dan Penilaian Pada

Kurikulum Merdeka

TIM PENGEMBANG KURIKULUM MERDEKA


Materi
Materi
• Prinsip 2 • Pelaporan
Penilaian • Pengolaha hasil
n Penilaian Belajar
Materi Materi
1 3
PRINSIP ASESMEN/PENILAIAN
Prinsip Asesmen
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan
informasi yang holistik, sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya
Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsinya dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran

Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan
kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran selanjutnya
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut

Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai
bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Perubahan Paradigma Penilaian
(Asesmen)
Selama ini pelaksanaan asesmen
cenderung berfokus pada asesmen sumatif
yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan
hasil belajar. Hasil asesmen belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran.
Asesmen SEBAGAI Asesmen UNTUK Proses Asesmen PADA AKHIR
Pada kurikulum merdeka, pendidik Proses Pembelajaran Pembelajaran Proses Pembelajaran
(Assessment AS Learning) (Assessment FOR Learning) (Assessment OF Learning)
diharapkan lebih berfokus pada asesmen
● Asesmen untuk evaluasi
formatif dibandingkan sumatif dan ● Asesmen untuk refleksi
proses pembelajaran
● Asesmen untuk perbaikan
proses pembelajaran
pada akhir proses
pembelajaran
menggunakan hasil asesmen formatif untuk ● Berfungsi sebagai ● Berfungsi sebagai
● Berfungsi sebagai
asesmen formatif asesmen formatif
perbaikan proses pembelajaran yang asesmen sumatif

berkelanjutan.
Formatif Sumatif
Karakteristik ● Terpadu dengan proses pembelajaran, ● Merupakan alat ukur untuk
Asesmen Formatif dan sehingga asesmen formatif dan mengetahui pencapaian hasil belajar
Sumatif pembelajaran menjadi suatu kesatuan. peserta didik dalam satu lingkup
Perencanaan asesmen formatif dibuat materi atau periode tertentu, misalnya
“Pendidik dan satuan menyatu dengan perencanaan satu lingkup materi, akhir semester,
pembelajaran; atau akhir tahun ajaran;
pendidikan diberikan
● Melibatkan peserta didik dalam ● Capaian hasil belajar untuk
keleluasaan untuk pelaksanaannya (misalnya melalui dibandingkan dengan kriteria capaian
mengatur pelaksanaan penilaian diri, penilaian antarteman, dan yang telah ditetapkan
asesmen formatif refleksi metakognitif terhadap proses ● Digunakan pendidik atau satuan
belajarnya); pendidikan untuk mengevaluasi
maupun sumatif melalui
● Memperhatikan kemajuan penguasaan efektivitas program pembelajaran.
berbagai teknik guna dalam berbagai ranah, meliputi sikap,
mengukur dan pengetahuan, dan keterampilan,
mengintervensi capaian sehingga dibutuhkan metode/strategi
pembelajaran dan teknik/instrumen.
yang dilakukan dalam
pembelajaran”
Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada peserta
didik maupun perbaikan proses pembelajaran berikutnya;
Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Asesmen Hal yang harus diperhatikan


dalam melaksanakan Formatif
● Dilakukan untuk mengonfirmasi
capaian pembelajaran peserta
didik pada periode tertentu (akhir
● Dilakukan secara terus menerus lingkup materi, semester atau
bersamaan dengan proses akhir jenjang)
pembelajaran ● Hasilnya akan digunakan sebagai
● menggunakan berbagai teknik bahan pengolah laporan hasil
asesmen sesuai dengan target belajar

Formatif
pada tujuan pembelajaran ● Pemberian umpan balik tetap
● memberikan umpan balik baik dilakukan walaupun data hasil
untuk peserta didik maupun pengukuran capaian telah didapat
pendidik ● Menggunakan berbagai teknik
● berorientasi pada perubahan, asesmen
bukan sekadar memenuhi
kuantitas nilai yang termuat dalam Hal yang harus diperhatikan
rapor
dalam melaksanakan Sumatif
Sumatif ● bersifat informatif
Observasi

Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara


keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.

Teknik dan
Penilaian Kinerja (Performance Test)
Instrumen Asesmen
Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, dan membuat portofolio.

“Terdapat berbagai teknik


Tes Tertulis
dalam melakukan asesmen, Teknik
pendidik diberikan Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis.

keleluasaan memilih
teknik dan instrumen agar Tes Lisan

asesmen selaras dengan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik


menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal
kegiatan pembelajaran. ketika pembelajaran

Sehingga hasil belajar


peserta didik valid dan Portofolio

dapat ditindak lanjuti”


Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Rubrik
Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
Teknik dan capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
Instrumen Asesmen secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

Ceklist
“Terdapat berbagai teknik Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang
dalam melakukan asesmen, Instrumen dituju.

pendidik diberikan Asesmen


keleluasaan memilih teknik Catatan Anekdotal
dan instrumen agar Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi
asesmen selaras dengan catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting,
disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi
kegiatan pembelajaran. yang telah dilakukan.

Sehingga hasil belajar


peserta didik valid dan Grafik Perkembangan

dapat ditindak lanjuti” Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap


perkembangan belajar peserta didik.
PENGOLAHAN HASIL ASESMEN
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap data hasil pelaksanaan penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu
menentukan kriteria untuk memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, ada


Untuk mengetahui apakah peserta
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
didik telah berhasil mencapai
tujuan pembelajaran, pendidik Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75, 80, dan
sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi,
perlu menetapkan kriteria atau namun jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai
indikator ketercapaian tujuan (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).

pembelajaran.
Kriteria yang digunakan
Kriteria ini dikembangkan saat 1. Menggunakan deskripsi kriteria
untuk menentukan
pendidik merencanakan asesmen, apakah peserta didik
yang dilakukan saat pendidik telah mencapai tujuan
2. Menggunakan rubrik
menyusun perencanaan pembelajaran dapat
pembelajaran, baik dalam bentuk dikembangkan
menggunakan beberapa
rencana pelaksanaan pembelajaran 3. Menggunakan interval nilai
pendekatan,
ataupun modul ajar.
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta
didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

1. Menggunakan deskripsi kriteria

Kriteria:
Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi,
hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan
hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga
dapat meyakinkan pembaca.
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu
menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

2. Menggunakan rubrik
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu
menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

3. Menggunakan interval
Pengolahan Hasil Asesmen
1. Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran

Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran
IPAS Fase C: Asesmen sumatif dilaksanakan
Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar secara periodik setiap selesai satu
atau lebih tujuan pembelajaran.
rubrik penilaiannya dapat dibuat sebagai berikut:
Hasil asesmen perlu diolah menjadi
Bukti Tujuan Perlu Bimbingan Cukup Baik Sangat Baik capaian dari tujuan pembelajaran
Pembelajaran (0-60) (61-70) (71-80) (81-100)
setiap peserta didik. Pendidik dapat
menggunakan data kualitatif
1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan
menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari sebagai hasil asesmen tujuan
manfaat sumber manfaat manfaat manfaat 2 contoh pembelajaran peserta didik.
energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi
Namun, dapat juga menggunakan
2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu data kuantitatif dan
melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan mendeskripsikannya secara
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai prosedur melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam kualitatif. Pendidik diberi
prosedur namun masih dengan tepat melakukan keleluasaan untuk mengolah data
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan kuantitatif, baik secara rerata
kesalahan maupun proporsional.

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP, peserta didik dianggap telah
mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Pengolahan Hasil Asesmen
Berdasarkan hasil asesmen TES untuk indikator 1 dan UNJUK KERJA untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan
hasil asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini

Nama Kualitas Bukti Kualitas Bukti Deskripsi Nilai


(Indikator 1) (Indikator 2) (rerata)

Amar Baik Cukup Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan dapat 72
(75) (69) melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih
ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan

Badu Perlu Cukup Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi tetapi dapat 59*
Bimbingan (63) melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih
(55) ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan

Candra Sangat Baik Baik Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energi 87,5
(95) (80) serta dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri dengan
tepat

* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP, peserta didik
dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Pengolahan Hasil Asesmen
2. Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir Penting untuk Diperhatikan

Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah,
Pendidik tidak mencampur penghitungan
sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai
dari hasil asesmen formatif dan sumatif
kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, karena asesmen formatif dan sumatif
dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada. memiliki fungsi yang berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk
Contoh Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir dapat dilakukan memberikan umpan balik pada proses
melalui 2 cara berdasarkan bentuk datanya: sehingga asesmen formatif bukan
menjadi penentu atau pembagi untuk nilai
akhir
Cara 1
Dalam mengolah dan menentukan hasil
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) membagi asesmennya ke dalam
beberapa kegiatan asesmen sumatif agar
peserta didik dapat menyelesaikan
asesmen sumatifnya dalam kondisi yang
Cara 2 optimal (tidak terburu-buru atau tidak
terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan merupakan gabungan dari beberapa
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor) kegiatan asesmen tersebut
Pengolahan Hasil Asesmen
Cara 1
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan
pembelajaran untuk B.Indonesia, dan 5 tujuan
pembelajaran untuk mapel Agama (contoh
hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku
untuk semua mapel).

Asumsi: satuan pendidikan menggunakan


rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan
pendidikan.

Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan


pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan
nilai sumatif per mata pelajaran.
Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan
pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan
untuk mengkomunikasikan kepada orang tua
dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran
mana yang belum dituntaskan oleh peserta
didik.

Pada contoh ini pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai
ketuntasan.
Pengolahan Hasil Asesmen
Cara 2

Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan Asumsi:


pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor) Penilaian tujuan pembelajaran ini dilakukan
dengan menggunakan rubrik 4 kategori yaitu:
● Perlu bimbingan (1)
Tanda centang peserta didik masih kesulitan dan
iberikan sesuai sangat bergantung pada bimbingan
dengan rubrik ● Cukup (2)
ketercapaian yang peserta didik masih kesulitan dalam
mencapai sebagian tujuan
ada pada masing-
pembelajaran
masing tujuan ● Baik (3)
pembelajaran peserta didik sudah menuntaskan
sebagian besar indikator tujuan
pembelajaran
Deskriptor tertera ● Sangat Baik (4)
pada rubrik peserta didik mengikuti pembelajaran
penilaian yang selanjutnya dan dilibatkan diberikan
pengayaan
telah disusun.
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor

Contoh Data Kuantitatif


Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kualitatif
Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran
Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut sebagai berikut:

Dalam penyusunan deskripsi


capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah

Opsi 1 : Deskripsi Berdasarkan CP 1


Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

Dalam penyusunan deskripsi


capaian kompetensi, pendidik
harus mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat capaian
kompetensi tertinggi ditandai
dengan warna hijau dan capaian
kompetensi terendah ditandai
dengan warna merah

Opsi 2 : Deskripsi Berdasarkan ATP 2


Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian
Pembelajaran

Dalam penyusunan deskripsi


capaian kompetensi, pendidik
harus mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah

Opsi 3 : Deskripsi mengambil dari poin-poin


penting dari materi yang sudah diberikan 3
PELAPORAN KEMAJUAN BELAJAR
Pengolahan Hasil Asesmen
Pelaporan hasil penilaian (asesmen) dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan hasil
belajar merupakan dokumen yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.

Bentuk-bentuk laporan hasil belajar diantaranya:`

1 Rapor 3 Diskusi/Konferensi

2 Portofolio 4 Pameran Karya


Bentuk Laporan Hasil Belajar

1 Rapor
Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesme, laporan hasil belajar
hendaknya bersifat sederhana dan informatif. Dapat memberikan
informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai,
serta strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan orang tua
untuk mendukung capaian pembelajaran.

Komponen pada Rapor DIKDASMEN

1. Identitas peserta didik Catatan:


2. Nama satuan pendidikan Format dapat disesuaikan berdasarkan
3. Kelas struktur kurikulum masing-masing
4. Semester jenjang.
5. Mata pelajaran Deskripsi capaian kompetensi peserta
6. Nilai didik berisi informasi tentang
7. Deskripsi kompetensi yang sudah dicapai dan
8. Catatan guru kompetensi yang perlu ditingkatkan.
Deskripsi menggunakan kalimat positif
9. Presensi
dan memotivasi.
10. Kegiatan ekstrakurikuler.
Bentuk Laporan Hasil Belajar

2 Portofolio
Tujuan dari portofolio adalah kumpulan dokumen dari hasil
karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya peserta
didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan hasil diskusi
dengan pendidik. Portfolio bisa berupa foto, video, infografis,
poster atau karya apapun yang bukan berupa lembar soal -
jawaban.
Bentuk Laporan Hasil Belajar

3 Diskusi/Konferensi
Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara pendidik,
peserta didik dan orang tua. Sekolah perlu menentukan fungsi
dari suatu diskusi untuk dapat mengembangkan struktur, dan
kegiatannya melibatkan menentukan target belajar. Diskusi atau
konferensi bisa dalam struktur formal maupun informal.
Bentuk Laporan Hasil Belajar

4 Pameran Karya
Tujuan dari pameran karya adalah sebagai perayaan proses
belajar peserta didik dan juga sebagai asesmen sumatif.
Pameran karya berisi proses dari pembelajaran hingga produk
dari sebuah proyek belajar. Pameran karya bisa mengundang
orang tua peserta didik, komunitas sekolah maupun
mengundang peserta didik dan pendidik dari sekolah lain untuk
saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang
lebih luas selain pendidik kelas
Mekanisme Kenaikan
Kelas

Dalam Kurikulum Merdeka penggunaan fase dalam Capaian


Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau Apabila terdapat tujuan
Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik
sederajat, kenaikan kelas mempertimbangkan pembelajaran pada mata
dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya
pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran pelajaran tertentu yang tidak
meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi
dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tercapai sampai saatnya
yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase kenaikan kelas, maka pada
tahun ajaran
sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk rapor peserta didik tersebut
dicapai pada kelas tersebut. dituangkan nilai aktual yang
dicapai dan dideskripsikan bahwa
a. Laporan kemajuan belajar yang mencerminkan peserta didik tersebut masih
pencapaian peserta didik pada semua mata memiliki tujuan pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning
pelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas
yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau
b. Laporan pencapaian projek penguatan profil berikutnya
pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level).
pelajar Pancasila
c. Portofolio Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama
d. Paspor keterampilan (skill passport) dan dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak Dalam proses penentuan peserta
rekognisi pembelajaran lampau pada peserta dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu didik tidak naik kelas, perlu
didik jenjang SMK ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dilakukan musyawarah dan
e. Prestasi akademik dan non-akademik dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik pertimbangan yang matang
f. Ekstrakurikuler yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, sehingga opsi tidak naik kelas
g. Penghargaan peserta didik tetapi perlu segera diberikan. menjadi pilihan paling akhir
apabila seluruh pertimbangan dan
h. Tingkat kehadiran
perlakuan telah dilaksanakan.
Isu-isu terkait Kenaikan Kelas
Setiap peserta didik memiliki
Contoh Isu Pertimbangan yang Diambil Sekolah
kecepatan belajar yang berbeda-
Peserta didik mempunyai tujuan Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan
beda. Peserta didik perlu diberi
pembelajaran yang belum pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran kesempatan dan keluasan waktu
tuntas yang belum tercapai/tuntas.
(ada tujuan-tujuan dalam mencapai tujuan
pembelajaran pembelajaran (TP) yang akan
yang hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum). diukur pada satu fase tertentu.
Apabila terdapat peserta didik
Peserta didik mempunyai Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. yang belum menuntaskan capaian
masalah Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang tujuan pembelajaran pada tahapan
presensi/ketidakhadiran membantu orang tua bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah
yang banyak (Banyaknya jumlah kesehatan peserta didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan tertentu, seperti akhir semester
ketidakhadiran disepakati oleh catatan khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun
satuan pendidikan) kecil kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat atau akhir kelas maka peserta didik
dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu
ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan berhak memperoleh kesempatan
ketidakhadiran harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun untuk belajar pada tahapan
dengan cara konseling atau behavior treatment lain. Khusus
permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi selanjutnya (termasuk kenaikan
permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan
jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester. kelas), dengan tetap menuntaskan
tujuan pembelajaran yang belum
diselesaikan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai