Anda di halaman 1dari 15

Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filma...

29

Nilai Pendidikan Dalam film Alangkah Lucunya Negeri Ini


Ari Susanti* Ismam Asyari**
*Dosen Fisipol Unmuh Jember
**Alumnus Fisipol Unmuh Jember

ABSTRAK

Film “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)” adalah sebuah film karya Deddy Mizwar yang mencerminkan
realitas social yang ada di dalam kehidupan masyarakat di negeri ini. Kelompok kami memilih film ini karena
beberapa alasan, salah satu alasan pemilihan film ini sebagai analisis film yang akan dikaitkan dengan sistem
komunikasi yang ada di Indonesia adalah karena di dalam film ini terkandung berbagai macam makna kehidupan
mulai dari makna religi, nasionalisme, kehidupan sosial, serta pendidikan untuk memilih mana yang baik atau
benar dan yang mana yang salah. Di era yang sudah berkembang seperti ini, menyampaikan nilai-nilai yang
bermakna pendidikan bisa disampaikan melaui media-media yang sudah modern dimana cara penyampaiannya
secara luas dengan waktu yang singkat seperti melalui internet, televisi, radio, koran dan lain-lain yang sifatnya
media massa. Nilai pendidikan dikemas dengan cara yang menyenangkan melalui musik, film, pentas drama, dan
lain-lain sehingga mampu diterima untuk berbagai kalangan dan berbagai umur. Peneliti menganalisa disetiap
adegan yang mengandung unsur pendidikan dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” mulai dari pendidikan
sosial, pendidikan agama, pendidikan poilitik dan lain sebagainya.
Kata Kunci : Realitas Social
ABSTRACT
The movie "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)" is a film by Deddy Mizwar that reflect social realities that exist in
the lives of people in this country. Our group chose this movie for several reasons, one of the reasons for the
selection of this film as a film analysis that would be associated with existing communication systems in Indonesia
is because in this film contained a wide range of meaning of life from the meaning of religion, nationalism, social
life, as well as education to choose what is good or right and which is wrong. In an era that has developed like
this, convey meaningful values education can be delivered through the media that has modern which delivery
method widely with such a short time over the internet, television, radio, newspapers and other mass media nature
. Educational value packed in a fun way through music, movies, stage plays, and others so that they can be
accepted for various groups and various ages. Researchers analyzing each scene contains elements of education
in the movie "Alangkah Lucunya Negeri Ini" ranging from social education, religious education, education poilitik
and so forth.
Keywords: Social Realities

29
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...30

Pendahuluan juga diulas dalam film ini misalnya seorang


Film “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)” anak-anak karena keterbatasan biaya mereka
adalah sebuah film karya Deddy Mizwar yang tidak bisa memperoleh pendidikan secara layak
mencerminkan realitas social yang ada di dalam yang akhirnya sekelompok anak-anak tersebut
kehidupan masyarakat di negeri ini. Kelompok memilih menjadi seorang pencopet dan hidup
kami memilih film ini karena beberapa alasan, secara liar di sebuah bangunan kumuh.
salah satu alasan pemilihan film ini sebagai Sedangkan masalah dalam penelitian ini
analisis film yang akan dikaitkan dengan sistem adalah;” Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan
komunikasi yang ada di Indonesia adalah dalam film Alangkah Lucunya Negeri Ini?”
karena di dalam film ini terkandung berbagai Tinjauan Pustaka
macam makna kehidupan mulai dari makna Dalam kutipan buku “Semiotika
religi, nasionalisme, kehidupan sosial, serta Komunikasi” buku A Theory of Semiotics, Eco
pendidikan untuk memilih mana yang baik atau (1979) menyebutkan bahwa suatu penelitian
benar dan yang mana yang salah. semiotika umum akan dihadapkan pada
Film ini mengulas dengan detail berbagai batas bidang kajian. Beberapa di
kondisi yang terjadi pada negara ini. Kondisi antaranya harus disepakati sementara,
tersebut benar-benar menyentuh bangsa ini sedangkan lainnya menurut Eco, ditentukan
seperti masalah pengganguran, kimiskinan, oleh objek disiplin ilmu itu sendiri. Dalan buku
tempat tinggal yang tidak layak, dan masalah ini, Eco mengemukakan tiga batas sehubungan
pendidikan. Masalah penggangguran dan dengan penelitan semiotika yaitu “ranah
kemiskinan digambarkan dalam film ini budaya”, “ranah alam”, dan “ranah
melalui peran seorang sarjana managemen yang epistemologis”.
bernama Muluk (Reza Rahadian) yang sedang Bidang semiotika memang boleh dikata
mondar-mandir keluar masuk perusahaan untuk begitu luas. Bidang ini bisa berupa proses
mencari pekerjaan, bersama Syamsul (Asrul komunikatis yang tampak lebih “alamiah” dan
Dahlan) seorang sarjana pendidikan yang setiap spontan sampai pada sistem budaya yang lebih
harinya menggangur bermain kartu serta adik kompleks. Dalam kaitan, Eco (1979:9-14)
perempuan muluk yaitu Pipit (Tika Bravani) menyebut tidak kurang dari 19 bidang yang bisa
seorang penggaguran yang setiap harinya ia dipertimbangkan sebagai bahab kajian
habiskan dengan mengikuti kuis di televisi. semiotika, yaitu : 1) semiotika binatang, 2)
Sampai pada suatu saat, ketiga orang tersebut tanda-tanda bauan, 3) komunikasi rabaan, 4)
terpaksa bekerja bersama para pencopet untuk kode-kode cecapan, 5) paralinguitik, 6)
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi semiotika medis, 7) kinesik dan proksemik, 8)
tempat tinggal dan pendidikan yang tidak layak
kode-kode musik, 9) bahasa yang diformalkan, rahasia, 11) bahasa alam, 12) komunikasi
10) bahasa tertulis, alfabert tak dikenal, kode visual, 13) sistem objek, 14) struktur alur, 15)
teori teks, 16) kode-kode budaya, 17) teks estetik, 18) komunikasi massa, dan 19) retorika.
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...31

Bidang terapan semiotika pada wilayah yang menekankan pentingnya


komunikasi tidaklah terbatas. Misalnya bisa fenomena yang bersifat empiris, faktual, atau
mengambil objek penelitian mulai dari konkret, tanpa ujaran-ujaran bahasa. Ini berarti
pemberitaan media massa, komunikasi bidang nonverbal berkaitan dengan benda
periklanan, tanda-tanda nonverbal, film, kokret, nyata, dan dapat dibuktikan melalui
komik-kartun, sastra, sampai kepada musik. indera manusia.
Ada beberapa bidang terapan semiotika 4) Film
menurut Alex Sobur (2006: 110-144), antara Film umumnya dibangun dengan banyak
lain: tanda. Tanda-tanda itu termasuk berbagai
1) Media sistem tanda yang berkerja sama dengan baik
Pada dasarnya, studi media massa dalam upaya mencapai efek yang diharapkan.
mencakup pencarian pesan dan makna-makna Yang paling penting dalam film adalah gambar
dalam materinya, karena sesungguhnya dan suara: kata yang diucapkan (ditambah
semiotika komunikasi, seperti halnya basis dengan suara-suara lain yang serentak
studi komunikasi, adalah proses komunikasi, mengiringi gambar-gambar) dan musik film.
dan intinya adalah makna. Dengan kata lain, Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam
mempelajari media adalah mempelajari makna film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis,
– darimana asalnya, seperti apa, seberapa jauh yakni tanda-tanda yang menggambarkan
tujuannya, bagaimanakah ia berkaitan dengan sesuatu.
pemikiran kita sendiri. Maka itu, metode 5) Komik-Kartun-Karikatur
penelitian dalam komunikasi semestinya Dalam menganalisis kartun atau komik-
mampu mengungkapkan makna yang kartun, kita seyogyanya menempatkan diri
terkandung dalam materi pesan komunikasi. sebagai kritikus, agar bisa secara leluasa
2) Komunikasi Periklanan melakukan penilaian dan memberi tafsiran
Untuk mengkaji iklan dalam perspektif terhadap komik-kartun tersebut. Melihat entitas
semiotika, kita bisa mengkajinya lewat sistem tanda-tanda visual dalam komik, dapat
tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem dianggap sebagai “teks” yang berdiri sendiri.
tanda yang terdiri atas lambang, baik yang Untuk itu telaah simbolik (hermeneutik) bisa
verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga diterapkan sebagai alat bantu penelusuran
menggunakan tiruan indeks, terutama dalam makna tanda dalam “teks” tersebut. Akan
iklan radio, televisi, dan film. tetapi, guna mempertajam interpretasi makna
3) Tanda Nonverbal serta menjaga validitas kajian, diperlukan data
Dalam hal pengaplikasian semiotika yang berfungsi sebagai penguat tafsiran.
pada tanda nonverbal, yang terutama penting
diperhatikan adalah pemahaman tentang bidang
nonverbal. Bidang nonverbal adalah suatu
6) Sastra
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...32

Dalam lapangan sastra, karya sastra kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
dengan keutuhannya secara semiotik dapat perilaku yang dapat diamati. Metode deskriptif
dipandang sebagai sebuah tanda. sebagai suatu bertujuan melukiskan secara sistematis fakta
bentuk, karya sastra secara tertulis akan atau karakteristik populasi tertentu secara
memiliki sifat kerungan. Dimensi ruang dan faktual dan cermat. (Isaac dan Michael dalam
waktu dalam sebuah cerita rekaan mengandung Rakhmad, 1991 : 22).
tabiat tanda-menanda yang menyiratkan makna Objek kajian dalam penelitian ini
semiotika (atau tataran kebahasaan dan mistis) adalah makna nilai-nilai pendidikan dalam Film
sebuah karya saatra menemukan keutuhannya Alangkah Lucunya Negeri ini melalui
untuk dipahami dan dihayati. pendekatan semiotika nilai-nilai pendidikan.
7) Musik Untuk membahas hal tersebut, penulis
Apa yang bisa kita kaji pada musik? melakukan kajian film Alangkah Lucunya
Sistem tanda musik adalah oditif. Namun, Negeri ini secara mendalam.
untuk mencapai pendengarnya, penggubah Sumber data dalam penelitian ini
musik mempersembahkan kreasinya dengan meliputi 2 (dua) sumber data, yaitu data primer
perantara pemain musik dalam bentuk sistem dan data sekunder :
tanda perantara tertulis, jadi visual. Bagi 1. Data Primer
semiotikus musik, adanya tanda-tanda Data primer adalah data yang diperoleh
perantara, yakni, musik yang dicatat dalam langsung dari obyek penelitian melalui cara
partitur orkestra, merupakan jalan keluar. Hal pengamatan langsung terhadap obyek
ini sangat memudahkan dalam menganalisis penelitian yaitu dengan menyaksikan
karya musik sebagai teks. Itulah sebabnya secara langsung Film Alangkah Lucunya
mengapa penelitian musik semula terutama Negeri Ini melalui media DVD.
terarah pada sintaksis. Meski demikian, 2. Data Sekunder
semiotika tidak dapat hidup hanya dengan Data Sekunder adalah data yang berasal
mengandalkan sintaksis: tidak ada semiotika dari sumber-sumber lain yang sekiranya
tanpa semantik. Jadi, juga tidak ada semiotika dapat mendukung penelitian. Data tersebut
musik tanpa semantik musik. Semantik musik, diperoleh dari sumber-sumber lain yang
bisa dikatakan, harus senantiasa membuktikan sudah dikumpulkan dari berbagai pihak,
hak kehadirannya. yaitu dari buku-buku dan literatur-literatur
Metode Penelitian yang membahas tentang musik serta
Jenis penelitian yang dipergunakan menunjang penelitian.
oleh penulis untuk penyusunan skripsi ini Metode Pengumpulan Data adalah
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode suatu tekhnik atau cara yang dilakukan oleh
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian peneliti dalam memperoleh data atau informasi
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- yang digunakan sebagai bahan penelitian.
Dalam pengumpulan data tersebut, penulis akan melakukan dengan menggunakan
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...33

metode kualitatif. Selain itu metode penelitian Negeri Ini akan dianalisis dengan
dilakukan dengan melakukan pengamatan menggunakan teori Saussure dan teori makna.
(observasi). “Metode observasi adalah metode Teori semiotika yang akan digunakan
pengumpulan data yang digunakan untuk adalah teori milik Saussure, seorang ahli
menghimpun data penelitian, data penelitian linguistik yang amat tertarik pada bahasa. Dia
tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti lebih memperhatikan cara tanda-tanda (atau
bahwa data tersebut dihimpun melalui dalam hal ini, kata-kata) terkait dengan tanda-
pengamatan peneliti melalui penggunaan tanda lain dan bukannya cara tanda-tanda
pancaindra. Dengan metode pengumpulan data terkait dengan objek. Jadi model dasar Saussure
ini, peneliti akan mengamati langsung lebih memfokuskan perhatian langsung pada
bagaimana atau seperti apa masalah yang tanda itu sendiri. Dalam penelitian film
berkaitan dengan penelitian. Alangkah Lucunya Negeri Ini, peneliti akan
Pengumpulan data primer dilakukan membuat bagian berdasarkan teori semiotika
dengan menyaksikan secara langsung Film Saussure dimana terdapat signifier, signified,
Alangkah Lucunya Negeri Ini secara berulang- dan signifikasi. Tanda merupakan kombinasi
ulang untuk mengapresiasi dan memahami dari konsep kata-kata yang tidak dapat
semiotika makna nilai-nilai pendidikan yang dipisahkan dalam sebuah gambar. Dialog yang
ada di dalam film tersebut. Pengumpulan data ada dalam film merupakan konsep tanda atau
sekunder dilakukan dengan melakukan studi lambang yang mempunyai makna tertentu.
pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data Tahapan analisis data penelitiannya adalah
dengan mencari informasi dari data pustaka sebagai berikut :
yang bisa mendukung penelitian. Data yang a) Mengapresiasikan obyek penelitian,
diperoleh dari berbagai referensi buku, jurnal, sebagai langkah awal dalam memahami
dan karya ilmiah serta data-data lain yang dialog film secara awam yaitu dengan
berhubungan dengan penelitian ini. Dalam mengikuti alur cerita dalam film secara
penelitian ini, studi kepustakaan sangat fokus sehingga mengerti pesan apa yang
dibutuhkan karena melalui teknik ini peneliti ingin disampaikan oleh sutradara film
dapat memperkuat penjelasan dalam kepada penonton.
memberikan penafsiran. b) Membedah objek penelitian dalam hal ini
Teknik analisis data yang dipergunakan adalah dialog film secara keseluruhan
adalah analisis terhadap film Alangkah menjadi beberapa dialog untuk mencermati
Lucunya Negeri Ini melalui pendekatan tanda-tanda mana yang digunakan
semiotika nilai-nilai pendidikan. Dalam sutradara dalam menyampaikan pesan pada
penelitian ini, analisis film akan dilakukan objek penelitian. Ini dilakukan dengan
dengan membagi keseluruhan film menjadi mengartikan simbol-simbol yang mewakili
beberapa dialog dalam film Alangkah Lucunya pesan yang ingin disampaikan
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...34

oleh sang sutradara tersebut kepada semua lamaran tersebut tidak membuahkan
penonton. hasil.
c) Menafsirkan arti tanda-tanda tersebut dari Semangat Muluk dalam mencari kerja
sudut pandang peneliti dengan analisis tidak pernah berhenti dan akhirnya melihat
semiotika yang mengungkap signifier, sekelompok anak yang melakukan aksi copet di
signified dan signification. sebuah pasar. Dengan geram Muluk meringkus
d) Mengkombinasikan temuan-temuan tanda- anak tersebut dan mengancam melaporkannya
tanda tersebut dengan menganalisis dengan kepada polisi. Beberapa waktu kemudian, di
situasi dan kondisi sosial latar belakang sebuah warung Muluk bertemu dengan Komet.
dalam film tersebut. Komet akhirnya membawa Muluk ke
e) Menarik kesimpulan berdasarkan atas markasnya dan memperkenalkan dengan Jarot
analisis yang dilakukan pada tahap-tahap yang menjadi pemimpin para pencopet. Di sisi
analisis sebelumnya. lain, ayah Muluk yang bernama Pak Makbul
Sesuai dengan tipe penelitian kualitatif, berdebat serius dengan Haji Sarbini yang
maka data yang terkumpul dianalisis secara merupakan calon besannya. Muluk akan
kualitatif. Dalam arti gejala yang muncul secara dijodohkan dengan Rahma. Keduanya terus
keterkaitan diungkapkan secara lebih saja berdebat walaupun berusaha dilerai oleh
mendalam dan terperinci dengan menggunakan Haji Rahmat, seorang tetua dalam bidang
deskripsi kualitatif secara sistematis. Untuk agama Islam di daerah tersebut.
menganalisis data-data yang diperoleh maka Perkenalan Muluk dan Jarot
penulis menggunakan metode analisis data menghasilkan kesepakatan bahwa Muluk akan
kualitatif yaitu setiap gejala yang muncul serta bekerja bersama dengan para pencopet tersebut
berbagai keterkaitan antar gejala diungkapkan untuk mempraktekkan ilmu manajemen yang
secara lebih mendalam dan terperinci. Bagi dimiliki dengan mengelola keuangan mereka.
pendekatan kualitatif, analisis data secara kasar Ini ditawarkan oleh Muluk dengan imbalan
telah dilakukan dalam proses pengumpulan 10% dari hasil copet mereka. Tujuan Muluk
data. adalah agar hasil copet mereka dapat dikelola
Pembahasan secara profesional dan akhirnya dapat dijadikan
Sinopsi Film “Alangkah Lucunya Negeri sebagai modal usaha agar tidak perlu menjadi
Ini” pencopet lagi. Secara umum, kelompok
Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” pencopet ini dibagi menjadi 3, yaitu kelompok
menceritakan seorang anak muda lulusan S1 mall yang terdiri atas pencopet yang berpakaian
Managemen yang bernama Muluk sebagai paling bagus dan “gaul”, kelompok pasar yang
seorang yang baru saja lulus kuliah, tentu saja berpakaian paling kumal, dan kelompok angkot
berupaya untuk mencari kerja. Dengan berbekal yang berpakaian sekolah. Setiap kelompok
ijazah yang dimiliki serta surat kabar yang memiliki pemimpin dan
memuat berbagai lowongan kerja, namun
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...35

metode kerja sendiri-sendiri. Muluk pun pencopet. Namun, saat golongan copet pasar
menyadari bahwa anak-anak ini juga butuh sedang berdagang di jalan raya tiba-tiba ada
pendidikan, dan untuk mengajar mereka, satpot pp yang menertibkan jalanan tersebut.
Muluk meminta bantuan Samsul, seorang Anak-anak banyak yang tertangkap tetapi pada
Sarjana Pendidikan pengangguran yang sehari- saat itu. Muluk melihat kejadian itu dan
hari hanya bermain kartu saja agar mengaku kepada satpol pp bahwa dia adalah
mempraktikan apa yang telah diperoleh dari orang yang menyuruh anak-anak itu
kuliahnya dulu. mengasong (bos mereka). Sehingga, Muluk pun
Sebuah permasalahan kecil terjadi saat dibawa pergi oleh satpol pp tersebut.
ayah Muluk bertanya mengenai pekerjaannya. Nilai-nilai Pendidikan dalam film
Dengan terpaksa Muluk menjawab bahwa “Alangkah Lucunya Negeri Ini”
pekerjaannya adalah di bagian Pengembangan Di era yang sudah berkembang seperti
Sumber Daya Manusia. Beberapa waktu ini, menyampaikan nilai-nilai yang bermakna
kemudian, Haji Rahmat meminta Muluk agar pendidikan bisa disampaikan melaui media-
dapat mempekerjakan anaknya, Pipit, karena media yang sudah modern dimana cara
sehari-hari Pipit hanya mengurusi kuis-kuis di penyampaiannya secara luas dengan waktu
televisi dan mengirim undian berhadiah yang singkat seperti melalui internet, televisi,
kemana-mana. Muluk-pun menyanggupi hal radio, koran dan lain-lain yang sifatnya media
tersebut dan mengajak Pipit untuk mengajar massa. Nilai pendidikan dikemas dengan cara
agama bagi anak-anak pencopet. yang menyenangkan melalui musik, film,
Rasa penasaran pun muncul dari Pak pentas drama, dan lain-lain sehingga mampu
Makbul ayah Muluk, Haji Rahmat ayah Pipit, diterima untuk berbagai kalangan dan berbagai
dan Haji Sarbini calon mertua Muluk. Mereka umur. Peneliti menganalisa disetiap adegan
pun bersikeras hendak melihat tempat kerja yang mengandung unsur pendidikan dalam film
Pipit, Muluk dan Samsul. Mereka amat terkejut “Alangkah Lucunya Negeri Ini” mulai dari
sewaktu mengetahui bahwa anak-anak mereka pendidikan sosial, pendidikan agama,
rupanya bekerja untuk para pencopet . pendidikan poilitik dan lain sebagainya.
Pertentangan batin yang hebat segera 1. Scene ke-1
terjadi di hati mereka yang juga mempengaruhi Adegan pertama yang dipilih peneliti
Muluk, Pipit, dan Samsul. Mereka akhirnya adalah ketika Muluk berjalan dibawah terik
berhenti mengajari anak-anak itu. Setalah itu, matahari kota jakarta untuk melamar pekerjaan
Jarot memberikan pengarahan kepada anak- setelah menyelesaikan sekolah perguruan
anak itu tentang bagaimana mereka seharusnya tingginya dan muluk mendapatkan gelar sarjana
mencari uang dengan uang halal. Golongan menejem. Tetapi sudah beberapa perusahan
copet pasar akhirnya sadar dan mereka berubah dimasuki, Muluk hanya mendapat penolakan.
profesi menjadi pedagang asongan, golongan Muluk tidak pantang menyerah dan
mall dan angkot tetap pada profesi mereka yaitu
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...36

tetap berusaha untuk mendapat pekerjaan yang sesuai dengan ijazah terakhir muluk.

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6

No Visual Dialog Type of Shot


1 Gambar 1 (tanpa dialog) Long shot, pengambilan
Menit ke 03.27 secara keseluruhan, gambar
diambil dari jarak jauh,
seluruh objek terkena hingga
latar belakang objek
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...37

2 Gambar 2 Pemilik perusahaan : “saudra Medium long shot, di ambil


Menit ke 04.35 Muluk, ilmu apa yang anda dari jarak yang wajar,
punya” sehingga jika misalnya
Muluk : “ilmu menejmen pak”. terdapat tiga objek maka
Pemilik peruhaan “segala ilmu seluruhnya akan terlihat. Bila
sudah saya terapkan termasuk objeknya 1 orang maka
ilmu yang kamu punya, tapi tampak dari kepala hingga
tidak bisa menyelamatkan lutut
perusahaan ini”
3 Gambar 3 “pekerja disini sudah penuh Long shot, pengambilan
Menit ke 05.15 pak” pemilik perusahan yang secara keseluruhan, gambar
lain menjelaskan sambil jalan diambil dari jarak jauh,
berlalu meninggalkan muluk seluruh objek terkena hingga
latar belakang objek

Gambar 1: terlihat Muluk yang berjalan menyusuri panasnya kota


jakarta
Gambar 2: pemilik perusahaan seperti meremehkan ilmu yang
Denotasi
dimiliki Muluk dan Muluk hanyak diam pasrah tanpa perlawanan.
Gambar 3: Muluk mendapatkan penolakan lagi dari sebuah pemilik
agen TKI (Tenaga Kerja Indonesia)
Gambar 1: Konotasi yang ingin disampaikan dari gambar ini adalah
perjuangan seorang sarjana yang pantang menyerah untuk
mendapatkan kerja.
Gambar 2: pada gambar ini menjelaskan ilmu kuhusus yang di dapat
Konotasi mahasiswa seakan tak dapat menolong perusahaan yang hampir
bangkrut.
Gambar 3: disini terlihat, pemilik perusahaan yang lain tidak peduli
Muluk adalah seorang sarjana. Jika perusahaan itu sudah penuh
artinya sudah tidak ada lowongan lagi.

Gambar 1: Seperti yang sering didengar, berakit-rakit kehulu


berenang ketepian. Tidak ada usaha yang sia-sia, jika terus bersaha
semua pasti bisa mencapai kesuksesan dan keberhasilan. Selain itu
jangan pernah mengeluh dengan keadaan.
Nilai Pendidikan
Gambar 2: sebuah usaha jika telah mencapai punya kita harus
menjaga bagaimana mempertahankan sesuatu itu agar tetap bertahan.
Bukan hanya mempelajari ilmu menejmen saja tetapi bagaimana cara
menerapkan strategi ilmu dengan baik dan benar.
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...38

Gambar 3: di tolak bukan berarti berhenti berusaha. Ditolak itu


artinya kita harus tetap berjuang untuk pekerjaan yang lebih baik dan
bisa jadi menciptakan lapang kerja sendiri. Karena Allah telah
memberikan akal kepada setiap manusia jadi Allah menguji seseorang
untuk memanfaatkan akal yang sudah diberikan dengan seberapa
banyak ilmu yang sudah didapat dari seseorang itu sendiri.

2. Scene ke-2 muluk dan pak bul ayah Muluk. Kontek


Pada saat Muluk sedang giat- pendidikan dan pendidikan menjadi
giatnya mencari kerja, ada perbedaan perdebatan yang selalu dibahas diantara
pendapat antara haji Sarbini calon mertua mereka.
No Visual Dialog Type of Shot
1 Gambar 4 Haji Sarbini : “penididikan Medium long shot, di ambil dari
Menit ke 07.07 itu tidak penting pak Bul. jarak yang wajar, sehingga jika
Anak saya yang pertama misalnya terdapat tiga objek
lulusan SMA sekarang sudah maka seluruhnya akan terlihat.
punya toko yang besar dan Bila objeknya 1 orang maka
sudah mau naik haji, terus tampak dari kepala hingga lutut
anak saya yang kedua lulusan
SMP sekarang sudah punya
usaha sablon yang besar.
jaman sekarang banyak sarnya
yang stres gara-gara nganggur

2 Gambar 5 Pak Makbul : “pendidikan Medium long shot, di ambil dari
Menit ke 07.21 itu penting. Jepang, eropa, dan jarak yang wajar, sehingga jika
amerika maju karena misalnya terdapat tiga objek
pendidikan. Sekarang haji maka seluruhnya akan terlihat.
Sarbini lihat antrian itu” pak Bila objeknya 1 orang maka
Bul menunjuk antrian yang tampak dari kepala hingga lutut
acak-acakan dan saling
berebut sumbangan sembako
“itu karena mereka tidak
berpendidikan”
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...39

3 Gambar 6 (tanpa dialog) Long shot, pengambilan secara


Menit ke 07.48 keseluruhan, gambar diambil
dari jarak jauh, seluruh objek
terkena hingga latar belakang
objek

Gambar 4: terlihat Haji sarbini kukuh dengan prinsipnya


bahwa pendidikan itu tidak penting jika tidak ada koneksi.
Gambar 5: pak Makbul menjelaskan bahwa pendidikan itu
Denotasi penting karena tingkah laku seseorang akan terlihat jika orang
itu berpendidikan.
Gambar 6: menjelaskan kerumunan antrian yang tidak
beraturan saat pengambilan sumbangan sembako.
Gambar 4: Konotasi yang ingin disampaikan adalah masih
banyak orang yang meremehkan pendidikan. Orang yang
sekolah hanya membuang-buang waktu dan beranggapan lebih
enak mencari uang yang lebih menguntukan.
Konotasi
Gambar 5: Tetapi juga ada sebagian lagi menganggap bahwa
mencari ilmu itu memang sudah menjadi kewajiban bagi umat
manusia agar lebih banyak pengetahuannya dan bermanfaat
bagi diri sendiri juga bagi orang lain.
Gambar 4: Ada perbedaan pemahaman dalam pendidikan.
Bagi sebagian orang pendidikan tinggi itu tidaklah berguna jika
tidak mendapat pekerjaan, dibandingkan seseorang yang hanya
sekolah sampai tamatan SMP/SMA tapi sudah mampu
mengahsilkan pekerjaan sendiri dan masih berpengang pada
prinsip “percuma perempuan sekolah tinggi kalau ujung-
Nilai Pendidikan ujungnya di dapur”.
Gambar 5: Bagi sebagian orang lainnya pendidikan itu penting
karena dapat memiliki banyak pengetahuan, bertutur kata yang
baik, dan bertingkah laku yang sopan.
Gambar 6: manusia yang berpendidikan bisa dilihat dari
bagaimana mereka dapat mengantri dengan benar tanpa saling
mendahului.

Kesimpulan
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...39

Banyak hal yang didapat dari film Muluk dan kedua temannya masuk dalam
Alangkah Lucunya Negeri ini mulai dari kehidupan para pencopet, kehidupan anak-
pesan pendidikan, agama, rasa anak copet itu mulai berubah seperti :para
nasionalisme, dan bersosialisasi. Ketika pencopet yang masih diusia anak-anak

mulai mengenal huruf, membaca hingga dilakukan. Muluk memang belum


berhitung yang sebelumnya mereka sama mendapatkan pekerjaan dengan ijazahnya
sekali tidak dapat membaca, menulis, dan tapi Muluk dapat menggunakan Ilmu
berhitung. Pengetahuan agama juga penting manejennya untuk menerapkan hasil yang
bagi anak-anak jalanan agar mereka tidak diperoleh pencopet untuk dikelolah agar
terjerumus kedalam kesesatan. Karena ilmu terkumpul dan hasilnya di jadikan usaha
umum tanpa ilmu agama akan membuat yang lebih baik dan halal. Sebelum bertemu
manusia bekerja untuk duniawi tanpa Muluk para pencopet belum perna
memikirkan kelak di akhirat. Ilmu agama sekalipun mengumpulkan uang hasil
juga mengajarkan mana yang harus copetannya dalam jumlah yang banyak.
dilakukan dan mana yang tidak boleh
Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...41

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinano dan komala, lukiati. 2007. Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media

Bignell, Jonathan. 1997. An Introduction Manchester and New York : Manchester University

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.

Irwansyah, Ade. 2009. Seandainya Saya Kritikus Film, Pengantar Menulis Kritik Film.
Yogyakarta : homerian Pustaka

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana

Kuswinarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi : Fenomonologi. Bandung :


Widya Padjajaran.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2007.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung, Remaja Rosdakarya

Prastista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka


Ari Susanti dan Isman Asri Nilai Pendidikan dalam Filema...41

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2009 . Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Alfabeta.


Hery Bambang Cahyono Pergeseran Pola Komunikasi ..113

Wahyu Wary Pintoko dan Diki Umbara. 2010. How To be A Cameramen. Yogyakarta : interbook

West, Richard dan Lynn H. Turner.2008. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba
Humanika.
http://www.khalidmustafa.info/2010/04/25/alangkah-lucunya-negeri-ini-sebuah-resensi.php
http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/10/alangkah-lucunya-negeri-ini-615245.html
http://1lhamsentok.blogspot.com/2013/05/analisis-film-alangkah-lucunya-negeri.html

Anda mungkin juga menyukai