Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Individu sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa dihindarkan dari yang

namanya interaksi sosial di masyarakat. Adanya interaksi sosial ini akan

mempengaruhi pembentukan sebuah kelompok. Secara umum

pengelompokan masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua bentuk. Pertama,

pengelompokan secara horizontal berupa deferensi dan Kedua,

pengelompokan secara vertikal berupa strata sosial. Dalam masyarakat bisa

menemui banyak berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya

terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang

lainnya. Dengan adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan

timbulnya strata sosial.

Strata sosial adalah sistem pembedaan individu atau kelompok dalam

masyarakat, yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang berbeda-

beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda

pula antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan lainnya. Sistem strata

sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas

secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas menengah, dan

kelas rendah. Kelas sosial terjadi karena adanya pembagian (segmentasi)

kelas-kelas sosial di masyarakat. Sehingga kelas sosial adalah suatu lapisan

1
2

(strata) dari orang-orang yang memiliki berkedudukan sama dalam rangkaian

kesatuan dari status sosial. Perbedaan strata sosial adalah hal yang umum

terjadi dimasyarakat maka dari itu wajar jika perbedaan strata sosial menjadi

objek yang sering ditampilkan kedalam media massa seperti film.

Sistem Strata Sosial di Korea didominasi oleh Literati Konfusianisme

(yangbang), yang memiliki hak istimewa politik dan ekonomi bersama

dengan status sosial turun menurun. Sistem strata sosial ini sangat rendah dan

dirusak oleh perubahan sosial yang dibawa tentang oleh pemerintah kolonial

Jepang, reformasi tanah setelah kemerdekaan dan kehancuran yang

ditimbulkan oleh perang Korea. Sistem pendidik meningkat secara pesat,

mengingat dahulu masyarakat korea buta huruf karena akses publik terbatas

ke sekolah formal. Sehingga masyarakat yang ingin mendapatkan pekerjaan

yang enak harus di sertai dengan pendidikan yang tinggi. Dengan begitu baru

bisa disebut kelas sosial menengah.

Media massa adalah suatu alat bantu utama dalam proses komunikasi

massa, sebab komunikasi massa sendiri secara sederhana adalah suatu alat

transmisi informasi seperti koran, majalah, buku, film, radio dan televisi atau

suatu kombinasi bentuk dari bentuk-bentuk media. (Asep S M,1999 : 173).

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio vidual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di

suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:134). Pesan film pada komunikasi massa

dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Film juga dikenal
3

sebagai movie, gambar hidup, film teater atau foto bergerak, sedangkan genre

adalah sebutan untuk membedakan berbagai jenis film. Film bisa jadi bersifat

fiksi (dibuat-buat) atau kisah nyata ataupun campuran keduanya. Walaupun

ratusan film dibuat setiap tahunnya tetapi hanya sedikit film hanya

menggunakan satu genre kebanyakan menggabungkan dua genre atau lebih.

Dunia perfilman di Indonesia perkembangannya begitu pesat

bersamaan dengan perkembangan atau kemanjuan-kemajuan teknologi

pendukungnya. Setiap tahunnya selalu banyak film yang akan ditayangkan di

bioskop-bioskop lokal. Tema film yang diangkat juga ada berbagai macam

seperti drama, action, komedi, tragedi, horor, percintaan selain genre yang

sudah disebutkan ada juga unsur-unsur yang tersirat kedalam film seperti

kritik, politik, serta strata sosial. Salah satu film yang mengandung strata

sosial adalah Film Parasite.

Film “Parasite” yang di sutradarai oleh Boong Joon-ho serta di

produksi oleh Barunson yang berdurasi 2 jam 12 menit menceritakan tentang

strata sosial di Korea yang kerap kali terjadi perbedaan ketimpangan sosial

antar penduduk. Film ini dirilis pada 30 Mei 2019 di Korea Selatan dan pada

24 Juni 2019 di Indonesia, film ini menarik total 10.000.249 penonton per

Minggu (21/7/2019), yakni 53 hari sejak tayang pada 30 Mei 2019.

Kelebihan film ini dari film-film lain adalah Film Parasite

memenangkan beberapa penghargaan pada Event Cannes Film Festival,

penghargaan tersebut antara lain Palme d'Or, selain itu dalam Event Buil Film
4

Awards Film Parasite memenangkan penghargaan dalam kategori Best Film,

Best Supporting Actor, Best Supporting Actress, Best Screenplay, Best

Cinematography, Best Music, Best Director. Lalu dalam penghargaan Chunsa

Film Art Awards Film Parasite mendapatkan penghargaan dalam kategori

Best Actress, Best Supporting Actor, Best Supporting Actress dan Best

Screenplay, yang terakhir dalam penghargaan Korean Association of Film

Critics awards memenangkan penghargaan dalam kategori Best Film, Best

Director,Best Cinematography dan top 10 film of the year. Kelebihan lain

dalam Film Parasite mampu menunjukkan kepiawaiannya dalam mengemas

crita, membangun karakter dan suasana serta membawa pesan yang kuat

lewat premis yang cukup sederhana.

Salah satu film yang juga membahas strata sosial adalah Film Sang

Perwira. Film ini dirilis pada 28 November 2019 yang di produksi oleh MRG

Films dan bekerjasama dengan Mabes Polri. Selain itu Film Sang Perwira

juga di sutradarai oleh Ponti Gea namun penulis lebih memilih Film Parasite

dibandingan Film Sang Perwira dikarenakan Film Parasite ini adalah Film

Korea pertama yang menang dalam Golden Award dan mendapatkan

penghargaan tertinggi dalam acara Event Cannes Film Festival yaitu Palme

d’or.

Film Parasite ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang kekurangan

dan bahkan harus tinggal di sebuah basement apartemen jelek. Mereka sehari-

hari hanya mengandalkan upah dari melipat kardus pizza. Mendadak, Kim Ki

Woo (Choi Woo Shik) mendapat kesempatan untuk jadi jadi guru les privat
5

Bahasa Inggris seorang anak dari keluarga kaya raya. Disini lah Kim Ki Woo

berusaha untuk memasukkan semua anggota keluarganya untuk bisa bekerja

di kediaman Park dengan berbagai tipuan agar majikannya percaya. Song

Kang Ho sebagai Kim Ki Taek bekerja di keluarga Park sebagai supir baru

berkat tipu muslihat putranya. Istri Kim Ki Taek bernama Jang Hye Jin

sebagai Choong Sook menjadi pembantu di keluarga Park setelah puntranya

menyingkirkan pembantu yang sudah lama. Park So Dam sebagai Kim Ki

Jung menjadi orang yang pertama dikenalkan untuk bekerja di keluarga Park

dan mengaku bernama Jessica dan kuliah jurusan seni. Kemudian dipercaya

untuk menjadi guru les privat seni di keluarga Park juga. Saat itulah strategi

untuk menarik keluarganya dari kemiskinan dimulai. Bukan hanya itu, antara

kedua keluarga yang berbeda strata ekonomi pun terjadi simbiosis. Keluarga

Kim menyediakan layanan kemewahan untuk keluarga Park yang

mengeluarkan keluarga Kim dari lingkungan miskin. Namun simbiosis itu tak

bertahan lama, dibalut dengan komedi, Film Parasite ini pun penuh dengan

pertarungan antara kesekahan dan segala prasangka.

Penelitian sebelumnya terkait strata sosial pada film juga pernah

dilakukan dalam judul “Faksi Sebagai Stratifikasi Sosial Dalam Film

Divergent Produksi Summit Entertainment” oleh Sofyan Tilaar program studi

Sastra Inggri di Universitas Sam Ratulangi Manado pada tahun 2018.

Penelitian ini mengkaji tentang penggambaran stratifikasi sosial dalam

pembagian masyarakat menjadi lima area terpisah yang disebut faksi. Namun

dalam penelitian ini belum menjelaskan teori detail dalam pembahasannya.


6

Selain itu penelitian sebelumnya yang terkait dengan Film Parasite yaitu

berjudul “Representasi Kemiskinan dalam Film Korea Selatan (Analisis

Semiotika Model Saussure pada Film Parasite) “ oleh Michelle Angela dan

Septia Winduwati Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

tahun 2019. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi massa, film,

representasi, wacana dan kemiskinan. Kemudian penelitian ini juga

menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis semiotika

Ferdinand de Saussure yang membagi tanda menjadi dua yaitu signifier dan

signified.

Penelitian yang nanti akan penulis lakukan adalah bagaimana

tampilan strata sosial pada Film Parasite. Penelitian ini akan menggunakan

teori semiotika John Fiske. Makna dalam penelitian ini akan diidentifikasi

berdasarkan tanda-tanda yang terdapat dalam film untuk mengetahui makna

dibalik tanda tersebut, baik yang terlihat dipermukaan maupun yang

tersembunyi. Tanda-tanda yang akan dilihat dari peneltian ini adalah tanda

verbal dan nonverbal. Tanda verbal adalah tanda bahasa yang dikemukakan

pada film dan tanda nonverbal merupakan gerakan yang terjadi pada film atau

data diartikan tanda yang bukan kata-kata. Penelitian ini berusaha untuk

mencari tanda-tanda strata sosial yang ada pada Film Parasite melalui dialog

dialog dan scene-scene tokoh tokoh pada Film Parasite tersebut.

Alasan penulis melakukan penelitian terhadap tampilan strata sosial

adalah penulis ingin mengungkap tanda-tanda strata sosial yang terkandung


7

pada Film Parasite tersebut. Karena sebagian menganggap Film Parasite

sebagai film tragikomedi dan menganggap Film Parasite murni mengerikan.

Padahal jika di telisik lebih dalam Film Parasite ini menggambarkan

ketimpangan sosial seperti si miskin menghalkan segala cara untuk menipu

demi kekayaan. maka dari itu penulis ingin melakukan penelitian ini untuk

mengetahui tanda-tanda strata sosial apa yang terdapat pada Film Parasite.

Berdasarkan uraian diatas menarik perhatian penulis untuk mengadakan

penelitian mengenai tanda-tanda strata sosial pada Film Parasite. Penelitian

tersebut berjudul “Tampilan Strata Sosial Pada Film Parasite”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa perumusan

masalahnya adalah “Bagaimana tampilan strata sosial pada film parasite”.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana menganalisis strata sosial yang di tampilkan

pada Film Parasite.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis melakukan penelitian tentunya sangat mengharapkan adanya

manfaat yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Manfaat yang dapat

diarapkan dari penelitian ini adalah:


8

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,

pengetahuan dan hikmah melalui pesan yang terdapat dalam film

ini selanjutnya bisa menjadi bahan referensi bagi penulis

berikutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi insan

perfilman agar mampu menghasilkan karya film-film berkualitas

yang mengandung nilai-nilai positif sehingga dapat dijadikan

contoh bagi penikmat film.

Anda mungkin juga menyukai