PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kehidupan karakter fiksi, pikiran mereka pun mulai mengembangkan opini
tentang kejadian-kejadian bersejarah dalam film, dan terus terpikat oleh
kombinasi warna, cahaya dan suara yang artistik. Film mengikat penonton
secara emosional dan memiliki kekuatan yang besar dari segi estetika. Film
sebagai media komunikasi massa memiliki peran yang cukup penting yaitu
sebagai alat untuk menyalurkan pesan-pesan kepada penontonnya. Pesan
tersebut dapat membawa dampak positif maupun negatif.
2
seseorang melihat sebuah film, maka pesan (message) yang disampaikan oleh
film tersebut secara tidak langsung akan berperan dalam pembentukan
persepsi seseorang terhadap maksud pesan dalam film. “Seorang pembuat
film mempersentasikan ide-ide yang kemudian dikonversikan dalam system
tanda dan lambang untuk mencapai efek yang diharapkan” (Sobur, 2003).
Setiap ide tersebut dikonversi menjadi pesan yang ditangkap oleh
penontonnya melalui tanda dan lambang yang diberikan.
3
Melalui lambang-lambang inilah komunikator film menyampaikan pesannya
kepada komunikan. Komunikasi yang terjadi antara komunikator dan
komunikan film tersebut merupakan suatu proses sosial yang bersifat
ideologis, dimana pesan- pesan yang disampaikan oleh komunikator media
massa tersebut menyembunyikan makna-makna konotatif atau ideologis.
Sobur mengatakan bahwa “dalam semiotika film terdapat lambang-lambang
yang merupakan representasi dari realitas” (Sobur, 2009). Sebagai
representasi dari realitas, film mampu membentuk dan menghadirkan
kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi dan ideolog dari
kebudayaannya. Hal ini berarti dalam setiap realitas terdapat kode-kode yang
memiliki makna.
4
Penelitian terdahulu tentang nilai-nilai keluarga dalam film The
Godfather (Rumthe, 2017) menyampaikan pesan bahwa nilai-nilai
kekeluargaan terlihat jelas dalam keluarga mafia. Penelitian ini memiliki
fokus pada kajian mengenai tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja.
Penelitian ini menganalisis scene per scene dalam film The Godfather untuk
mengetahui makna keluarga yang ditampilkan dalam film yang bercerita
tentang mafia dengan pendekatan semiotika. Meskipun mafia identik dengan
kejahatan tetapi dalam film ini mafia selalu mendahulukan keluarga di atas
apapun
Salah satu film yang diangkat dari kisah nyata adalah film Lemantun
dengan latar belakang pedesaan yang berada di Muntilan, Jawa Tengah. Film
karya Wregas Bhanuteja ini mengisahkan tentang seorang Ibu mencoba
membagikan warisan kepada kelima orang anaknya; Eko, Dwi, Tri, Yuni, dan
5
Anto. Warisan tersebut adalah lemari yang dibeli sebagai penanda lahir anak-
anak Ibu. Lemari dibagikan berdasarkan nomor urut undian. Setelah lemari
dibagikan, Ibu meminta agar anak-anaknya segera membawanya. Sayangnya,
Tri yang belum menikah dan masih tinggal bersama Ibu, bingung akan
dibawa kemana lemari miliknya. Sementara itu, semua saudaranya
meyiapkan kendaraan angkutan untuk membawa lemari-lemari mereka, dan
konflik batin terjadi di dalam diri Tri.
Film Lemantun menjadi salah satu film yang cukup dicari dan
menjadikan film ini menarik untuk diteliti. Film ini merupakan karya tugas
akhir mahasiswa Institut Kesenian Jakarta, namun berhasil mendapatkan
sekaligus 3 penghargaan film pendek terbaik sepanjang tahun 2015. Film ini
berada di posisi teratas pencarian film pendek 2014. Total penonton film
lemantun hingga 20 November 2020 sebanyak 1.433.451 kali, dengan 50.000
like (Bhanuteja, Wregas. LEMANTUN (2014) – Film Pendek Karya Wregas
Bhanuteja – Full Movie. Youtube, diunggah oleh Wregas Bhanuteja, 10 April
2020. https://www.youtube.com/watch?v=AfchZ4kfFMc. Diakses pada 30
Agustus 2020).
Sejak pertama kali rilis pada tahun 2014 hingga tahun 2020, film
Lemantun berhasil menarik perhatian warga twitter dengan jumlah pencarian
teratas sebanyak 5.230 retweet dan 30.744 like (twitter.com, 2020).
Dibandingkan dengan film Tilik yang viral di tahun 2020, film Lemantun
berhasil masuk ke dalam jajaran film di IMDb (Internet Movie Database) dan
6
mendapat rating sebesar 8,5/10, sedangkan film Tilik belum masuk ke dalam
jajaran film IMDB (imdb.com, 2014). Pada 28 Mei 2020, film Lemantun
ditayangkan oleh KEMENDIKBUD melalui stasiun televisi TVRI.
Pemutaran film ini ditujukan untuk gerakan Belajar Bersama Film Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontrIbusi kepada
semua pihak yang bersangkutan baik secara teoritis maupun praktis, sebagai
berikut:
7
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan serta sebagai bahan studi
perbandingan untuk penelitian selanjutnya khususnya di bidang analisis
semiotika perfilman.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang
penelitian komunikasi dengan pendekatan semiotika film dan menjadi
rujukan bagi peneliti yang berminat menganalisis lebih lanjut suatu film,
khususnya melalui pendekatan analisis semiotika