Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI EFEKTIF PADA RAPAT DAN DISKUSI KELOMPOK

MELALUI KASUS KOMUNIKASI KELOMPOK KELUARGA DALAM


FILM : “NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI”

Disusun oleh Kelompok 2 :


Anggita Titiana (1906015026)
Farah Nazila Yanuarvi (1906015039)
Fatima Azzahra Azwar Pasila (1906015334)
Karmelia Adiyuliani (1906015076)
Nabila Desta Purnamasari (1906015089)
Ragiel Heratika (1806015068)

PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu
pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Film juga
dianggap sebagai media komunikasi massa yang ampuh terhadap massa yang menjadi
sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, film mampu bercerita banyak dalam waktu
yang singkat. Ketika menonton film, penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan
waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi khalayak. Ada
yang menganggap film merupakan sebuah tayangan hiburan semata, ada pula yang
menganggap film adalah sebuah media yang dapat memberikan pembelajaran bagi
penontonnya. Bagi pembuat film, tak jarang mereka membuat film atas dasar pengalaman
pribadi atau pun kejadian nyata yang diangkat ke dalam layar lebar. Karena pada dasarnya
Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang di dalam suatu masyarakat dan
kemudian memproyeksikanya ke dalam layar. Menurut Redi Panuju, film dapat menjadi
media pembelajaran yang baik bagi penontonnya tidak semata menghibur, Film juga mampu
menyampaikan pesan langsung lewat gambar, dialog, dan lakon sehingga menjadi medium
yang paling efektif untuk menyebarkan misi, gagasan, dan kampanye, apapun itu. Hal itu
disampaikannya dalam acara bedah buku.

Perkembangan dunia perfilman saat ini sudah berkembang pesat, tak terkecuali di Indonesia.
Berbagai tema film telah diproduksi sebagai sarana hiburan maupun penyampaian pesan bagi
khalayaknya. Film merupakan bagian dari komunikasi massa audio-visual untuk
menyampaikan pesan sosial atau moral kepada penontonnya. Penelitian kualitatif ini
mengkaji secara isi (content analysis) pesan (message) yang ingin disampaikan film “Nanti
Kita Cerita Tentang Hari INI (NKCTHI)” sebuah film nasional bergenre drama keluarga
yang telah mendeskripsikan tentang kedudukan dan peran seorang lelaki, suami dan ayah
dalam sebuah keluarga yang digugat oleh anak-anaknya sesuai perkembangan jaman mereka.
Pesan cerita dari isi film NKCTHI ini menggugat dominasi laki-laki sebagai suami dan
sekaligus ayah dalam latar belakang masyarakat yang masih patriarki, dimana otoritas dan
pusat kekuasaan masih dominan pada laki-laki.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh kelompok dengan prilaku komunikasi pada diskusi dan rapat
kelompok dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini?
2. Bagaimana Pengelolaan Komunikasi kelompok diskusi dan rapat kelompok dalam film
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain untuk saling
mempengaruhi. Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris “communication”,
secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin “communicates”, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Menurut Ruben dan Steward komunikasi
manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain. Manusia sebagai makhluk hidup yang bersosialiasi agar dapat
beradaptasi dengan sekitarnya akan secara naluriah berkomunikasi dengan sesasmanya.
Komunikasi efektif dapat terjadi bila adanya pertemuan antara komunikator dan komunikan
ini terbangung efektif dan interaktif. Efektivitas komunikasi ini sangat ditentukan oleh
validitas dari informasi yang disampaikan komunikator maupun komunikan dan adanya
keterlibatan diantara keduanya untuk mencapai tujuan secara bersama. Menurut Anthony
Robbin yang menyatakan Komunikasi efektif adalah memahami bahwa kita semua memiliki
pandangan dan pemahaman yang berbeda, serta menggunakan pemahaman ini sebagai
panduan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Agar komunikasi bisa berlangsung efektif,
perlu diperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen
dalam bukunya Effective Public Relations, faktor-faktor tersebut disebut dengan The Seven
Communication, yaitu:
1. Credibility (Kredibilitas) : kepercayaan sangat erat hubungannya. Koresponden Seseorang
yang baik harus memiliki kredibilitas agar informasi yang disampaikan dapat Jadi hilang.
beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas. Misalnya, kualifikasi atau tingkat
profesional seseorang
2. Context ( Konteks) : untuk mendukung kondisi saat itu terjadi komunikasi. Untuk
berkomunikasi secara efektif, konteks yang benar menjadi Hal-hal yang menarik perhatian
komunikator.
3. Content ( Konten ) : materi atau materi inti yang diinginkan menyebarkannya ke penonton.
Ketika komunikasi efektif, isi pesan berisi sesuatu yang berarti dan komunikatif bagi
penerimanya.
4. Clarity ( Kejelasan) : penjelasan adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan
informasi merupakan hal yang penting, yang dapat mengurangi dan menghindari resiko salah
pengertian oleh komunikan.
5. Continuity and consistency ( Kontinuitas dan Konsistensi) : menyampaikan pesan agar
efektif haruslah berkesinambungan yang mana akan mempengaruhi penerimanya.
6. Capability of Audience ( Kemampuan Audiens) : sang penerima memahami apa isi pesan
yang diberikan dan melakukan apa yang terdapat dari isi pesan tersebut.
7. Channels of Distribution (Saluran pendistribusian) : penggunaan media untuk
menyampaikan sebuah pesan.
2.2 Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi pada saat
individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan deskripsi mengenai
bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula sejumlah nasehat tentang cara-
cara bagaimana yang harus ditempuh (Alvin A, 2006, : 6 ). Komunikasi kelompok (group
communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan
sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.
Menurut (Anwar Arifin, 1984 : 73 ) Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok ‘kecil” seperti dalam rapat,
pertemuan, konperensi dan sebagainya.
Menurut (Shaw, 1976 : 182 ) komunikasi kelompok adalah sekumpulan individu yang dapat
mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi
untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap
muka.
Komunikasi kelompok dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Komunikasi Kelompok Kecil
Kelompok komunikasi yang dalam situasi terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan
secara verbal atau dalam komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan
salah seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi pada acara diskusi keluarga, kelompok
belajar, dan seminar. Umpan balik yang diterima dalam komunikasi kelompok kecil ini
biasanya bersifat rasional, serta diantara anggota yang terkait dapat menjaga perasaan masing-
masing dan norma-norma yang ada. Dengan kata lain, antara komunikator dengan setiap
komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Komunikan dapat menanggapi uraian
komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti dan dapat menyanggal jika tidak setuju dan
lain sebagainya.

 Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Dalam peranan
pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Dalam film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” menceritakan tentang salah satu keluarga
Indonesia yang memiliki rahasia besar yang menyebabkan trauma lama yang secara sengaja
ditutp-tutupi. Sehingga makna dalam komunikasi sangat penting dalam setiap keluarga agar
tidak terjadi salah paham seperrti pada keluarga di film tersebut.

b. Komunikasi Kelompok Besar


Sekumpulan orang yang sangat banyak dan komunikasi antar pribadi (kontak pribadi) jauh
lebih kurang atau susah untuk dilaksanakan, karena terlalu banyaknya orang yang berkumpul
seperti halnya yang terjadi pada acara tabligh akbar, kampanye, dan lain lain. Anggota
kelompok besar apabila memberitakan tanggapan kepada komunikator, biasanya bersifat
emosional, yang tidak dapat mengontrol emosinya. Kelompok yang baik adalah kelompok
yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang intensif di antara anggota kelompok, serta
tatap muka itu pula akan mengatur sirkulasi komunikasi makna di antara mereka, sehingga
mampu melahirkan sentimen-sentimen kelompok serta kerinduaan di antara mereka.
Proses komunikasi kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Komunikator (Sender)
Komunikator merupakan orang yang mengirimkan pesan yang berisi ide, gagasan,
opini dan lain-lain untuk disampaikan kepada seseorang (komunikan) dengan harapan dapat
dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Anggota
dan pengurus dalam suatu kelompok atau komunitas bisa menjadi komunikator ketika mereka
melakukan proses komunikasi dalam proses tersebut.
b. Pesan (Message)
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim
pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif jika diorganisir secara baik
dan jelas. Materi pesan yang disampaikan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja,
pertanyaan dan lain sebagainya. Tujuan menyampaikan pesan adalah untuk mengajak,
membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
c. Media (Channel)
Media adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti TV, radio, surat kabar, papan
pengumuman, telepon dan media jejaring sosial. Media yang terdapat dalam komunikasi
kelompok bermaca-macam, seperti rapat, seminar, pameran, diskusi panel, workshop dan
lain-lain. Media dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang disampaikan dan jumlah penerima
pesan.
d. Mengartikan kode atau isyarat
Setelah pesan diterima melalui indra (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbol atau kode dari pesan tersebut, sehingga dapat
dimengerti atau dipahami. Komunikasi kelompok mempunyai suatu simbol, kode atau isyarat
tersendiri yang menjadi ciri khas suatu kelompok yang hanya dimengerti oleh kelompok atau
komunitas itu sendiri.
e. Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang dapat memahami pesan dari si
pengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa mengurangi arti atau pesan yang
dimakasud oleh pengirim. Dalam komunikasi kelompok komunikan bertatap muka dan
bertemu langsung dengan komunikatornya, sehingga seseorang bisa berkomunikasi secara
langsung.
f. Respon
Respon adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun non verbal. Respon bermanfaat untuk memberikan informasi, saran
yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan
serta keterbukaan diantara komunikan, serta dapat memperjelas persepsi. Dalam komunikasi
kelompok respon atau tanggapan yang dihasilkan oleh anggota dan pengurus dalam
komunitas tersebut berbeda-beda, usulan atau keputusan dalam komunikasi tersebut
didukung, diperbaiki, dijelaskan, dirangkum, atau disetujui, maupun yang mengakibatkan
tanggapan yang menyenangkan atau bahkan meragukan.
2.3 Komunikasi Efektif pada Kelompok
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, seorang komunikator harus mampu
mengidentifikasi sasaran yang menjadi penerima pesan, menentukan tujuan komunikasi,
merancang pesan, memilih media, memilih sumber pesan, dan mengumpulkan umpan balik.
Kefektifitasan komunikasi dalam kelompok dapat dilihat dari beberapa banyak informasi
yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat dapat memuaskan
kebutuhanya dalam kegiatan kelompok. Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat
dilacak pada karakteristik kelompok yaitu: ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi
kelompok, dan kepemimpinan. Faktor-faktor keefektifitasan kelompok dapat dilacak pada
karakteristik kelompok (faktor situasional) dan pada karakteristik para anggotanya (faktor
personal).

2.4 Cerita Sutradara dan Penulis dalam Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”

Salah satu media komunikasi ialah film. Film merupakan salah satu media massa yang dalam
pembuatannya seringkali terinspirasi dari fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Pada
tanggal 02 Januari 2020 lalu, sebuah film berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” atau
akrab disebut NKCTHI tayang di pasar perfilman Indonesia. Film bergenre drama keluarga
ini ialah adaptasi dari novel karya Marcella FP dan di sutradarai oleh Angga Dwimas
Sasongko dengan judul yang sama. Film ini secara garis besar menceritakan tentang
hubungan dan proses jatuh bangun sebuah keluarga dalam menggapai mimpi mereka. Film
NKCTHI merupakan film drama keluarga pertama di 2020 yang langsung meraih 1 juta
penonton dalam waktu seminggu penayangan film tersebut.

Kesuksesan film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” (NKCTHI) bukanlah tanpa alasan. Film
NKCTHI adalah sebuah film yang mengkisahkan tentang permasalahan keluarga remaja
millenial masa kini yang ditonjolkan melalui tiga pemeran utama kakak-beradik yakni
Angkasa, Aurora dan Awan. Film ini diadaptasi oleh novel terkenal karya Marchella FP
dengan judul sama, yang terinspirasi dari kisah nyata permasalahan keluarga remaja millenial
Indonesia masa kini. Film NKCTHI berangkat dari pesan-pesan singkat dari buku karya
Marchella FP. Novel karya Marchella juga berbeda dengan novel biasanya, novel ini
berisikan kata-kata dengan makna mendalam berdasarkan kehidupan sehari-hari dari
kebanyakan orang yang ditulis oleh Marchella adalah curhatan dari kehidupan orang-orang
melalui direct message akun instagramnya. Oleh sebab itu, kesuksesan film NKCTHI juga
dapat dikatakan karena kisah yang digambarkan merupakan permasalahan yang juga sesuai
dengan karakteristik masyarakat Indonesia.

2.5 Konflik yang Terjadi dalam Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”

Meskipun film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” mengangkat konflik keluarga yang di
hadapi oleh remaja millenial yang bersifat modern, dalam merepresentasikan sebuah bentuk
keluarga film NKCTHI malah menggambarkan keluarga yang meliputi ayah yang bekerja,
seorang ibu rumah tangga serta anak-anak yang tinggal bersama orang tua mereka yang tidak
lain merupakan ciri dari bentuk keluarga tradisional Indonesia yang mana secara garis besar,
keluarga tradisional merupakan bentuk keluarga dimana orang tua sering terlibat dalam
interaksi dengan anak-anaknya dan ayah yang menjadi pusat keluarga dengan penerapan
aturan-aturan ketat sehingga bersifat otoriter. Remaja millenial yang bersifat modern
kemudian digabung dan diilustrasikan pada suatu bentuk keluarga tradisional yang melekat
pada ciri keluarga masyarakat Indonesia pada dasarnya, menjadi sebuah kombinasi yang
menarik. permasalahan yang digambarkan pada film NKCTHI ialah gambaran terhadap
kondisi permasalahan keluarga masyarakat dewasa ini yang juga dapat dikategorikan sebagai
hal yang baru diakui oleh khalayak.

Film NKCTHI mengisahkan tentang sebuah keluarga yang menyimpan sebuah „rahasia‟. Si
Sulung laki-laki, Angkasa (Rio Dewanto), perempuan Si Anak Tengah, Aurora (Sheila Dara)
dan perempuan Si Bungsu, Awan (Rachel Amanda), kakak beradik yang hidup dalam
keluarga tampak bahagia. Namun, setelah mengalami kegagalan besar pertama di tempat
kerjanya, Si Bungsu Awan berkenalan dengan Kale, laki-laki pemusik eksentrik yang
memberinya pengalaman hidup baru mengenai patah, bangun, jatuh, tumbuh dan ketakutan
manusia pada umumnya. Awan, Si Bungsu yang mulai mencicipi dinamika hidup, jatuh dan
bangun serta pahitnya gagal sebagai bagian dari proses pendewasaan. Setelah berkenalan
dengan Kale, si pemusik dengan sikap eksentriknya, sifat Awan perlahan mulai berubah.
Perubahan sikap Awan mendapat tekanan dari orang tuanya. Imbas dari kejadian tersebut, tiga
kakak beradik itu pun mulai memberontak hingga akhirnya rahasia keluarga mereka
terungkap yang merupakan sebuah trauma “luka‟ besar dalam keluarga mereka. Dari sisi
penceritaan film NKCTHI memiliki alur multiplot dimana penceritaan dalam film tersebut,
selain memiliki cerita utama (dalam film NKCTHI, kisah keluarga terkait kisah orang tua dan
ketiga anak mereka), juga memiliki plot-plot terpisah pada masing-masing anak: Angkasa,
Aurora, dan Awan, dimana ketiganya memiliki cerita sedih-pilunya sendiri dengan
permasalahan yang berbeda.

Dalam kisah film NKCTHI yang dimaksud trauma “luka‟ besar dalam keluarga itu adalah
kehilangan salah satu anak kembar mereka (kembaran Si Bungsu, Awan) yang meninggal
sesaat kelahiran. Berharap bisa menghapus musibah keluarga itu, Sang Ayah melarang
istrinya dan anak-anak agar tidak larut dalam kesedihan. Berusaha mengubur kisah sedih itu
dalam-dalam, setiap anggota tidak dibolehkan Sang Ayah bersikap murung. Namun di
kemudian hari, sikap yang mengabaikan rasa sedih, kecewa, merasa gagal ini menyisakan
permasalahan dalam menyikapi persoalan kehidupan mereka sehari-hari. Sikap tegas yang
ditetapkan Sang Ayah bagi semua anggota keluarga dalam menanggapi musibah keluarga
tersebut, serta mendominasi dalam berbagai kejadian maka Sang Ayah dideskripsikan
menjadi “King of The Rule” untuk bisa menentukan boleh atau tidaknya apa yang dilakukan
pada setiap anggota dalam keluarga. Sentral keluarga itu adalah Sang Ayah, istri dan anak-
anak hanya diminta patuh atas keputusan yang telah ditetapkan.
BAB III

ANALISIS MASALAH

3.1 Pengaruh kelompok pada komunikasi

Dalam pengelolaan komunikasi kelompok pada rapat dan diskusi kelompok, adanya pengaruh
kelompok pada komunikasi yang dibangun, yaitu :

1. Konformitas : Pengaruh perubahan perilaku, kepercayaan untuk mengikuti norma


kelompok

2. Fasilitasi sosial : Pendorong pengembangan kualitas diri dan peningkatan kualitas sosial.

3. Polarisasi : kecendrungan yang mengarah ke ekstrem mendorong dan membenyuk eskpresi


perbedaan kelompok.

Dalam permasalahan yang terjadi didalam film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” pengaruh
kelompok pada komunikasi digambarkan pada scene berikut :

Awan dan Angkasa sampai di rumah lalu membuka pintu dan melihat Ayah, Ibu dan Aurora
sedang bersiap-siap untuk pergi ke acara Anniversary pernikahan Orangtuanya. Sang ayah
menginstruksikan Awan untuk ikut makan malam bersama, namun awan menolak karena
akan mengerjakan pekerjaannya. Lalu sang ayah dan ibu pun mengiyakannya.

Pengaruh konformitas pada scene tersebut adanya pengaruh perubahan prilaku sang ayah
terhadap Awan yang awalnya menginginkan sang anak untuk ikut namun dengan feedback
yang diberikan Awan untuk menolak dengan alasan pekerjaan merubah prilaku sang ayah
yang mengizinkan putrinya untuk tinggal di rumah. Pengaruh fasilitas sosial juga terlihat saat
komunikasi yang dilakukan yaitu sikap Awan yang menunjukan bahwa ia bisa menjaga diri
dirumah. Pengaruh polarisasi terlihat juga dalam potongan film
NKCTHI ini yang mendorong sikap ayah saat Awan meminta izin untuk tetap dirumah.

3.2 Pengelolaan Komunikasi kelompok diskusi dan rapat kelompok dalam film Nanti Kita
Cerita Tentang Hari Ini

Pengelolaan komunikasi yang efektif dalam sebuah diskusi dan rapat kelompok akan mampu
membuat tujuan dari sebuah kelompok akan tercapai. Dibutuhkan pengelolaan komunikasi
kelompok yang efektif dalam mencapai tujuan akhir dalam sebuah rapat atau diskusi. Dari
konflik mereka tersebut dapat dilihat bahwa salah satu karakteristik kelompok yaitu kelompok
sekunder yang salah satu contohnya adalah keluarga. Dalam keluarga tersebut kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan
kerja sama.
Cerita di dalam film ini, adanya pola interaktif yang ditunjukan dalam rapat dan diskusi yaitu
bekerja bersama dengan saling berinteraksi untuk menghasilkan atau mencapai tujuan.
Dimana terdapat pada potongan film yaitu Awan dan Angkasa sampai di rumah lalu
membuka pintu dan melihat Ayah, Ibu dan Aurora sedang bersiap-siap untuk pergi ke acara
Anniversary pernikahan Orangtuanya. Sang ayah pun mengintruksikan Awan untuk ikut ke
acara makan malam tersebut.

( potongan film NKCTHI menit 00:09:06 )

Ayah : Itu Awan

Awan : Ayah, Ibu.

Ayah : Gak usah mandi Wan, ganti baju aja.

Awan : Ayah, Ibu. Awan gak ikut ya malam ini.

Ayah : Kenapa? reservasinya jam 8 loh. Ayo mau ngerjain apa sih?

Awan : Mau ngerjain maket, deadline-nya besok buat presentasi.

Ibu : Yaudah, gak apa-apa.

Awan : Happy Anniversary Love birds!

Ibu Ayah : Thankyou...

Angkasa : Yaudah yuk jalan, macet.

Awan : Bye! selamat makan-makan.

Angkasa : Dah! jaga rumah ya.

Awan : Iya, bye.

Ayah, Ibu, Angkasa dan Aurora : Bye!

Jaringan komunikasi yang digunakan dalam diskusi dan rapat kelompok ini menggunakan
Pola komunikasi “Y” dimana ketua kelompok membagi tugas dan berinteraksi antar anggota
dengan menggunakan pengelolaan kepemimpinan berbentuk otoriter, yang ditandai dengan
adanya keputusan dan kebijakan yang ditentukan oleh pemimpin, yang mana terdapat dalam
potongan film :

( potongan film NKCTHI menit 01:16:58 )


ayah : saya rasa saya perlu mengumpulkan kalian disini setelah kejadian di pameran tadi yang
seharusnya menjadi malam yang istimewa untuk aurora. tp hal itu gak akan terjadi kalau
kamu (awan) gampang dihubungi dan nurut sama ayah!

ayah melanjutkan omelannya kepada Angkasa sembari mendekatkan dirinya pada Angkasa.

Ayah : kamu tahu kan tugas seorang kakak itu apa, Angkasa? jaga adik-adik kamu! ini apa?
karena kamu ajak dia kepergaulan kamu, lalu pengaruhnya kekeluarga kita.

Awan : Ini apa sih ayah kenapa jadi salahin Mas Angkasa dan Kale?

Ayah : Kamu belajar darimana jadi rajin dan pintar membantah seperti itu?!

Ayah : Gak pernah terbesit dihati ayah untuk mengekang kamu, kamu dan kamu! ini semata-
mata karena ayah takut kehilangan kalian.

Aurora : Jadi ayah takut kehilangan kami?

Ayah : Iya.

Aurora : Kalian? kalian itu udah lama kehilangan aku.

Awan : kak maafin aku kak, ini salah aku.

Angkasa : Awan, ini bukan salah kamu tapi salah ayah. karena dia selama ini nyalahin orang
lain untuk nutupin luka dia.

Ayah : Kamu ngomong apa?!

Angkasa : kenapa? nyuruh aku diem? 21 tahun aku diem kayak orang bego yang gak pernah
dikasih penjelasan tentang apa yang terjadi. Bu, ibu ngomong dong bu!

Aurora : ini ada apaansih? ada apa dirumah ini yang aku gak tau? apa yang aku gak tau?

Angkasa : awan sebenarnya punya saudara kembar, dan itu senua coba ditutupin sama ayah
biar kita gak ngerasa kehilangan dan trauma yang penting kita bahagia. Gimana rasanya
bahagia kalau sedih aja gak tau rasanya!

Ibu : cukup cukup cukup!

Dalam keluarga kualitas komunikasi bersifat dalam dan meluas, dan menembus kepribadian
kita yang paling tersembunyi. Melalui film NCKTI tersebut terlihat jelas bahwa sosok “ayah”
yang bersikap sebagai pemimpin dalam kelompok tersebut, pemimpin yg otoriter dengan
segala kebijakan dan keputusan yg ditentukan olehnya. Dalam keluarga tersebut juga
memiliki kebutuhan interpersonal yang memberikan pengakuan bahwa anak-anak mereka
adalah bagian dari kelompok mereka dan memberikan mereka peluang yang adil untuk setiap
individu dalam mengendalikan diri sendiri serta membangun keakraban emosional dari
anggota kelompok yang lain.

Kisah pilu keluarga ini berakhir dengan pemecahan masalah dari anggota antar kelompok.
Pengelolaan komunikasi efektif dalam diskusi dan rapat kelompok dapat terlihat di akhir film
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Pemenuhan kebutuhan Interpersonal, yaitu memberikan
pengakuan bagi individu dalam kelompok yang menyatakan bahwa ia adalah bagian
kelompok. Membangun keakraban emosional dari antar anggota juga terlihat di dalam
potongan film ini. Dimana pengelolaan komunikasi efektif dapat terlihat dalam potongan
diskusi yang digunakan Angkasa, Aurora dan Awan :

( potongan film NKCTHI menit 01:50:57 )

Aurora, Angkasa dan Awan sedang berkumpul di sebuah rooftop untuk berdiskusi mengenai
sikap ayahnya selama ini yang lebih condong perhatian pada anak terakhirnya, Awan.

Aurora : aku ngelamar beasiswa di london, gak keterima sih. tdinya itu mau aku jadiin kayak
tiket aku keluar dari rumah. dirumah aku juga merasa kayak hidup sendirian juga. jadi yah,
sekalian aja.

Angkasa : terkadang memang sikap ayah bikin kita ngerasa dikucilkan. padahal yang
diperhatiin kerjaannya kabur mulu.

Awan : maaf ya, udah nyuri semua perhatiannya ayah.

Aurora : berarti kita masih punya satu saudara lagi ya? ayah tuh sering banget bilang gak
perlu sedih, sampai aku gak sadar jadi sering ngomong gitu juga.

Awan : aku gak kebayang rasanya jadi Mas Angkasa sih, ibu juga. kehilangan anak dan adik
sendiri, tapi katanya gak perlu sedih. kayak apa rasanya ya?

Angkasa : aku milih diem karena aku capek, tapi kayaknya ayah juga capek. makanya dia
selalu nyuruh kita untuk gak boleh sedih. mungkin kebahagiaan kita bisa nutupin rasa
sedihnya. aku rasa ayah juga lagi berjuang kayak kita.

kemudian mereka bertiga memutuskan untuk kembali pulang kerumah dan memaafkan
kesalahan ayah mereka.

cerita perjuangan suka-duka dari anak-anak (Angkasa, Aurora, Awan) menjadikan film
NKCTHI memiliki cerita multiplot yang membuat film mejadi lebih berwarna. Kekecewaan
karena sebuah mimpi yang terkubur, tarik-menarik kepentingan antara prioritas urusan
pribadi, pekerjaan dan keluarga. Meskipun ketiga kakak-beradik Angkasa, Aurora, dan Awan
saling mendukung dan saling melindungi, namun mereka menyadari bahwa kehidupan sosial
manusia sesungguhnya secara realitas lebih luas dari itu. Sebagai anggota keluarga, kelompok
terkecil, pengelolaan komunikasi kelompok agar komunikasi bisa berjalan dengan efektif
dalam diskusi dan rapat diperlukan timbal balik dari masing masing anggota begitupun
dengan pemimpinnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Pengelolaan komunikasi kelompok dalam diskusi dan rapat yang berada dalam film Nanti Kita
Cerita Tentang Hari Ini memiliki pemahaman yang jelas mengenai bagaimana suatu kelompok
berdiskusi dengan efektif melalui konflik konflik yang terjadi. Karakteristik kelompok pada film
inipun digambarkan secara jelas terkait pengaruh kelompok pada komunikasi, pengelolaan
komunikasi kelompok yang meliputi pola komunikasi kelompok, pemenuhan kebutuhan
interpersonal dalam kelompok, serta mengelola kepemimpinan yang ada di dalam kelompok.
Film NKCTHI menggambarkan bagaimana proses komunikasi kelompok dalam rapat dan
diskusi yang disuguhkan kepada penonton dengan mengangkat kasus atau konflik yang terjadi
didalam keluarga yang mana kelompok terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan yang mana pengelolaan komunikasi dalam kelompok perlu
dikelola dengan baik.
Daftar Pustaka
Ayu Jayanti, Nadia. (2015). Komunikasi Kelompok “Social Climber” pada Kelompok Pergaulan
di Surabaya Townsquare (Sutos). Jurnal E-Komunikasi, Vol 3, Hal 3-4.

Rafiah. (2018). Efektivitas Kegiatan Komunikasi Kelompok dalam Penggunaan Aplikasi Line
pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2015 Universitas Mulawarman. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol
6, Hal 275-276.
http://www.bitebrands.co/2014/06/7-faktor-yang-mempengaruhi-efektivitas.html

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-keluarga/

Anda mungkin juga menyukai