Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI TRANSKULTURAL

0LEH: IRMA DHEVI YANTI LUBIS

NIM: 032017022

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

TAHUN 2018
A. KOMUNIKASI TRANSKULTURAL

Komunikasi transkultural penting dalam keperawatan , untuk itu perawat harus mengerti
tentang sistem kepercayaan, keyakinan hidup sehat dari klien . Tren demografi baru
menunjukkan adanya peningkatan budaya dan keragaman etnik di suatu tempat. Perawat
memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan klien, oleh karena itu harus menyadari
pentingnya budaya yang berkaitan dengan komunikasi. Ketrampilan transkultural keperawatan
dan pengetahuan akan menjadi kebutuhan penting untuk menyediakan kompetensi keperawatan
untuk perubahan yang cepat dalam masyarakat yang heterogen.

Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) adalah proses pertukaran pikiran


dan makna antara orang-orang berbeda budaya (Maletzke dalam Mulyana, 2005: xi).
Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap
aktivitas komunikasi: apa makna pesan verbal dan nonverbal menurut budaya-budaya
bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana cara mengkomuni-kasikannya
(verbal dan nonverbal) dan kapan mengkomunikasikannya (Mulyana, 2005: xi).

Saat menjalin hubungan tersebut akan muncul beberapa masalah, antara lain:

1. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima;


2. Unsur-unsur kebudayaanasing manakah yang sulit diterima;
3. Individu-individu manakah yang dengan cepat menerima unsur-unsur yang baru;
4. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akulturasi tersebut (Soekanto,
1982:192).

​B. NILAI DAN NORMA BUDAYA DALAM KOMUNIKASI

1. Nilai budaya dalam komunikasi

Nilai adalah suatu gagasan yang dimiliki seseorang maupun kelompok mengenai apa yang
layak, apa yang dikehendaki, serta apa yang baik dan buruk. (Antony Giddens,1995)

Dalam berbahasa sehari-hari sering kali kita mendengar atau membaca kata penilaian, yang
kata-asalnya adalah nilai.Nilai yang dalam bahasa Inggrisnya adalah value biasa diartikan
sebagai harga, penghargaan, atau taksiran.Maksudnya adalah harga yang melekat pada sesuatu
atau penghargaan terhadap sesuatu.Bambang Daroeso (1986:20) mengemukakan bahwa nilai
adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu
tingkah laku seseorang.
Darji Darmodiharjo (1995: 1) mengatakan bahwa nilai adalah kualitas atau keadaan sesuatu
yang bermanfat bagi manusia, baik lahir maupun batin. Sementara itu Widjaja (1985: 155)
mengemukakan bahwa menilai berati menimbang, yaitu kegiatan menghubungkan sesuatu

dengan sesuatu yang lain (sebagai standar), untuk selanjutnya mengambil keputusan. Norma
menurut John J. Macionis, norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat
yangmemandu perilaku anggota-anggotanyab. Norma menurut Richard T. Schaefer
dan Robert P. Lamm, norma adalah standard perilaku yang mapan dandipelihara oleh
masyarakatc.

Craig Calhoun, norma adalah aturan atau pedoman yang menyatakan tentang
bagaimanaseseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu.

a. Nilai dan norma dalam komunikasi

Menurut Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, unsurunsur komunikasi antarbudaya


terdiri dari 3 unsur, yaitu:

a. Persepsi Persepsi

adalah proses internal yang dilakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan
rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain, persepsi adalah cara mengubah
energienergi fisik lingkungan menjadi pengalaman yang bermakna.

b. Pandangan dunia (world view)

Unsur budaya ini, meskipun konsep dan uraiannya abstrak, merupakan salah satu unsur
terpenting dalam aspek-aspek perceptual komunikasi antarbudaya.

c. Organisasi sosial (social organization)

Cara bagaimana suatu budaya mengorganisasikan diri dalam lembaga-lembaganya juga


mempengaruhi bagaimana anggota-anggota budaya mempersepsi dunia dan bagaimana mereka
berkomunikasi.

C. BENTUK KOMUNIKASI

Menurut Hafied Cangara, para pakar komunikasi berbeda pendapat dalam menetapkan
bentuk-bentuk komunikasi. Sebuah kelompok sarjana komunikasi Amerika membagi bentuk
komunikasi kepada lima macam tipe, yakni komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication), komunikasi kelompok kecil (small group communication), komunikasi
organisasi (organisation communication), komunikasi massa (mass communication) dan
komunikasi publik (publiccommunication).

Sedangkan menurut Effendy, bentuk-bentuk komunikasi dirangkum ke dalam tiga jenis, yaitu
komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.

1. Komunikasi pribadi

Komunikasi pribadi terdiri dari dua jenis, yaitu: pertama, komunikasi intrapribadi
(intrapersonal communication). Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung
dalam diri seseorang. Orang yang bersangkutan berperan sebagai komunikator maupun sebagai
sebagai komunikan. Dia berbicara pada dirinya sendiri. Pola komunikasi dengan diri sendiri
terjadi karena seseorang

menginterpretasikan sebuah objek yang diamatinya dan memikirkannya kembali, sehingga


terjadilah komunikasi dalam dirinya sendiri.

Kedua, komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), yaitu komunikasi yang


berlangsung secara dialogis antara dua orang atau lebih. Karakteristik komunikasi antar pribadi
yaitu: pertama dimulai dari diri sendiri. Kedua, sifatnya transaksional karena berlangsung
serempak.

Ketiga, komunikasi yang dilakukan tidak hanya mencakup aspek-aspek isi pesan yang
dipertukarkan, tetapi juga meliputi hubungan antar pribadi. Keempat, adanya kedekatan fisik
antara pihak-pihak yang berkomunikasi. kelima, adanya saling ketergantungan antara
pihak-pihak yang berkomunikasi. Keenam, tidak dapat diubah maupun diulang. Maksudnya jika
salah dalam pengucapan mungkin dapat minta maaf, tetapi itu bukan berarti menghapus apa yang
telah diucapkan

2. Komunikasi kelompok

Michael Burgoon dan Michel Ruffner seperti dikutip Sendjaya menjelaskan komunikasi
kelompok sebagai:

The face to face interaction of three or more individuals, for a recognized purpose such as
information sharing, self maintenance, or problem solving, such that the members are able to
recall personal characteristics of the other members accurately. (Komunikasi kelompok adalah
komunikasi tatap muka yang dilakukan tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau
tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah
sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan
akurat)

Dari definisi di atas dipahami bahwa ada empat elemen yang tercakup dalam komunikasi
kelompok, yaitu interaksi tatap muka, jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi yang
dilakukan, maksud dan tujuan yang dikehendaki dan kemampuan anggota untuk dapat
menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lain.

3. Komunikasi massa

Komunikasi massa merupakan sebuah proses penyampaian pesan melalui saluran-saluran


media massa, seperti surat kabar, radio, televisi dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung
bioskop.6 Oleh karena pesan yang disampaikan bersifat massal, maka karakteristik komunikasi
massa adalah bersifat umum. Artinya, pesan yang disampaikan bersifat heterogen karena
ditujukan untuk seluruh anggota masyarakat. Pesan yang disampaikan juga bersifat serempak
dan seragam serta hubungan antar komunikan dengan komunikator sifatnya nonpribadi.

D. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI

Istilah prinsip yang dikemukakan oleh William B.Gudykunstdisebut sebagai asumsi-asumsi


komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi.
Deddy Mulyana membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi.

Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi
dan hakikat komunikasi.

1. Komunikasi adalah Suatu Proses Simbolik

Kesepakatan menggunakan lambang atau simbol dalam suatu komunitas merupakan syarat
terjadinya komunikasi merupakan syarat terjadinya komunikasi antarmanusia. Hal tersebut
berbeda sekali dengan hewan yang tidak memerlukan simbol dalam berkomunikasi. Lambang
atau simbol tersebut berupa kata-kata(pesan verbal),perilaku nonverbal,dan objek yang
maknanya disepakati bersama.

Kemampuan seseorang menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa


dan menangani hubungan antarmanusia dan objek (baik nyata maupun tidak nyata) tanpa
kehadiran manusia atau objek tersebut. Namun,selain adanya simbol atau lambang,masih ada
sarana lain yang dapat dijadikan komunikasi yaitu ikon dan indeks,akan tetapi untuk
menggunakannya tidak memerlukan kesepakatan. Sementara itu,indeks merupakan tanda yang
secara alamiah mempresentasikan objek lainnya. Indeks juga dapat disebut sebagai sinyal atau
gejala. Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan
eksistensi (Mulyana,D,2007). Florence Nightingale merupakan ikon serta lambang dari profesi
keperawatan karena merupakan tokoh dari perawat,dan tidak pernah dibantu oleh siapa pun.

2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi

Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilaku diri
sendiri(Mulyana,D,2007). Penafsiran perilaku seseorang membuat orang tersebut berkomunikasi
pada diri sendiri maupun orang lain. Ketika perawat melihat klien duduk termenung,dapat
ditafsirkan bermacam-macam mungkin klien tersebut sedih,memikirkan sesuatu,dan mungkin
hal-hal yang lain.

3. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Hubungan

Setiap pasien komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa
memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang memerlukan proses
komunikasi. Dalam arti,apa yang diucapkan harus sama dengan gerak atau perilaku yang
dilakukan atau diperhatikan. Istilah kongruen menggambarkan antara verbal harus sesuai dengan
nonverbal. Dimensi isi disebut secara verbal,sementara dimensi hubungan disebut secara
nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan(isi) komunikasi yang antara lain berisi apa yang
dikatakan,sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi dan bagaimana pesan itu
ditafsirkan(Mulyana,D,2007).

4. Komunikasi Itu Berlangsung Dalam Berbagai Tindakan Kesengajaan.

Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai tingkat
kesengajaan yang dimulai dari yang tidak disengaja atau tidak direncanakan(apa saja yang akan
dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan tanpa mengharapkan respon),sampai pada tindakan
komunikasi yang betulbetul disengaja(pihak komunikasi mengharapkan respon dan berharap
tujuan tercapai). Mulyana,D,(2007) berpendapat bahwa kita tidak mampu mengendalikan orang
lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita dikarenakan dalam berkomunikasi
biasanya kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi khusus daripada situasi rutin. Bagaimana
pekerjaan itu tidak diikuti mahasiswa,sedangkan perawat jaga saja melakukannya,hal ini
dikarenakan begitu pentingnya menjaga kebersihan lantai untuk menghindari cross infecsion.
Sebenarnya komunikasi yang tidak disengaja tidak lah serumit komunikasi yang disengaja.

5. Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang dan Waktu

Pesan komunikasi yang dikirim oleh pihak komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal
disesuaikan dengan tempat,dimana proses komunikasi itu berlangsung. Komunikasi juga mampu
menembus faktor ruang dan waktu. Tidak sepatutnya perawat mengajak klien berdiskusi pada
saat jam tidur. Selain itu,tidak baik perawat melakukan pengkajian diruang tertutup kecuali
melakukan pemeriksaan dengan tujuan menjaga kenyamana klien. Demikian juga apabila
perawat menjaga klien untuk diskusi,perlu juga memperhatikan suasana psikologisnya agar tidak
terjadi penolakan dari klien.

6. Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi

Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan atau mengajak komunikasi diluar normal
yang berlaku pada diri orang yang diajak komunikasi terutama mengesampingkan aturan atau
tata krama. Ketika mengajak komunikasi atau berbicar dengan klien,seharusnya perawat bisa
meramalkan efek perilaku klien. Untuk itu harus memilih strategi tertentu berdasarkan
bagaimana klien merespons. Hal ini dilakukan untuk mencapai derajat keteraturan dalam
berpilaku komunikasi manusia. Tidak sepatutnya perawat yang masih muda memanggil klien
yang lebih tua dengan “Kamu”. Sebagaicontoh,ketika klien tersebut ada jadwal foto
rontgen,perawat berkata “Kamu hari ini ada rencana foto rontgen” Jika kita menyapa
seseorang,maka orang tersebut membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat
seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

7. Komunikasi Itu Bersifat Sistemik

Agar pesan yang disampaikan perawat dapat diterima oleh klien dalam setiap
komunikasi,perawat harus memperhatikan sistem internal dan sistem eksternal. Sistem internal
dan sistem eksternal sangat mempengaruhi penyerapan pesan yang disampaikan oleh perawat.

Menurut Mulyana,D,2007 sistem internal merupakan seluruh sistem nilai yang dibawa oleh
individu ketika ia berpatisipasi dalam komunikasi,yang ia serap selama bersosialisasinya dalam
berbagai lingkungan sosialnya,nilai tersebut antara lain sebagai berikut :

 Kerangka rujukan(frameof reference)  Bidang pengalaman(field of experience)  Struktur


kognitif(congnitive structure)  Pola pikir(thinking patterns)  Keadaan internal(internal
states)  Sikap(attitude)

Sementara itu,sistem eksternal merupakan unsur-unsur yang berada diluar dari individu,antara
lain:

 Kata-kata yang dipilih untuk dibicarakn  Isyarat fisik peserta komunikasi  Kegaduhan
disekitar  Penataan ruangan  Cahaya  Temperatur ruangan,dan lain-lain.

8. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Akan Semakin Efektif Komunikasi

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama,pendidikan yang
sama,maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling
dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang
saling dipertukarkan. Makna suatu pesan baik verbal maupun nonverbal pada dasarnya terikat
budaya. Demikian juga menyampaikan pesan pada klien yang berpendidikan rendah tidak
mungkin diberikan dengan alasan yang rasional dan berbelit-belit,tetapi cukup dikomunikasikan
dengan singkat,padat,dan jelas dengan bahasa sederhana,yang penting tujuan penyeluhuan
dijalankan tanpa melihat alasan pembenaran.

9. Komunikasi Bersifat Non-Sekuensial

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan
responstanggap-respons sebagai bukti pesan yang dikirimkan itu diterima,dimengerti,dan
direfleksikan sebagai umpan balik sehingga dijadikan bahan untuk melakukan respons
berikutnya. Komunikasi tidak bersifat ortodoks,ini berarti kami memberitahu,menerima,biasanya
disebut komunikasi searah,akan tetapi terdapat proses timbal balik. Ekspresi wajah yang serius
bertanda sebagai kesungguhan mendengarkan,kening berkerut,tanda ketidakmengertian,menguap
tanda bosan atau mengantuk,dan menggigit tanda gelisah merupakan perilaku nonverbal klien
yang perlu diperhatikan dan ditanggapi sehingga ada proses respons-tanggap-respons yang
merupakan proses sirkuler atau dua arah.

10. Komunikasi Bersifat Prosesual,Dinamis,Transaksional

Komunikasi merupakan sebagai ide maupun gagasan. Komunikasi dikembangan sesuai


dengan bagaimana seseorang menilai suatu gagasan tersebut sebagai masukan yang berharga
untuk dijadikan acuan untuk berbuat dan berperilaku. Keputusan untuk menggunakan gagasan
atau ide tersebut merupakan hak dari komunitan. Dunia periklanan(advertising)sangat erat
kaitannya dengan komunikasi transaksional. Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi
merupakan sebuah proses adalah komunikais itu dimensi dan transaksional,oleh karena itu
komunikasi dijalankan menurut sistem yang ada. Melalui proses yang sistematis,komunikasi
berproses secara berurutan agar siapa pun yang mendengarkan bisa menerima dengan baik.
Melalui komunikasi interpersonal,pesan yang telah ditangkap akan dipresepsikan dan disimpan
kedalam ruang penyimpanan otak,yang kemudian oleh komunikan akan dipakai sebagai dasar
acuan untuk memotivasi diri dalam berperilaku. Seseorang melakukan komunikasi menuju pada
pengalaman masa lalu untukmerumuskan dan menafsirkan pesan,serta menanggapinya secara
layak(Mulyana,D,2007).

11. Komunikasi Bersifar Ireversibel

Prinsip Ireversibel ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah
dan menyadarkan kita agar selalu berhati-hati dalam penyampaian sebuah pesan kepada orang
lain terutama kepada klien. Sebab itu dalam komunikasi,sekali kita mengirimkan pesan,kita tidak
mengendalikan pengaru pesan tersebut bagi khalayak,apabila menghilangkan efek
pesan(Mulyana,D,2007).
12. Komuniasi Bukan Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

Prinsip ini berarti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Hal ini dikarenakan setiap persoalan atau komplit mungkin
berkait dengan masalah struktural,perbedaan prinsip,antara lain-lain. Agar komunikasi berjalan
efektif,makan kendala itu harus diatasi. Komunikasi antara pimpinan dan staff juga tak akan
efektif jika pimpinan menuyuruh staffnya bekerja keras,berintegritas,dan berdisiplin
tinggi;sedangkan gaji yang diberikan tidak ada perubahan,karena insentiflah yang memberikan
motivasi staff untuk bekerja lebih giat lagi. Ajakan yang keras sekalipun tanpa adanya
keseimbangan dengan remunerasi yang tinggi,maka ajakan itu akan efektif didepan saja,namun
dibelakang ajakan tersebut akan dihiraukan.

Berikut matriks tujuan dan kesulitan dalam proses komunikasi:

1. Mendengar

Kesulitannya : Orang sulit memusatkan perhatian baik pada kata yang tertulis maupun
terucap untuk waktu yang lama,Orang kurang memiliki perhatian pada apa yang dibagi mereka
tampak kurang penting.

2. Memahami

Kesulitannya : Orang memiliki konsumsi berdasarkan masa lalunya,Orang sering tidak


memahami jenis bahasa yang dipakai pembicara,Orang lebih muda salah mengerti saat mereka
mendengar tanpa melihat,Orang sering sudah menarik kesimpulan padahal kita belum selesai
berbicara.

3. Menyetujui

Kesulitannya : Orang sering merasa curiga terhadap orang lain yang sedang membujuk
mereka,Orang tidak suka jika dibuktikan bersalah.

4. Bertindak

Kesulitannya : Tidak mudah bagi banyak orang untuk mengubah kebiasaan mereka,orang
merasa takut akan akibat dari pengambilan tindakan yang keliru

5. Umpan Balik

Kesulitannya : Beberapa orang sering dengan sengaja menyembunyikan reaksi dan apa yang
sesungguhnya mereka pikirkan,penampilan dapat bersifat memperdaya,seperti anggukan
kepala,mungkin tidak selalu tanda setuju dan mengerti karena bisa digunakan untuk menutupi
ketidaktahuan atau keragu-raguan.
E. MEDIA DALAM KOMUNIKASI TRANSKULTURAL

Media merupakan sarana yang digunakan oleh komunukator untuk memindahkan pesan dari
pihak satu kepihak lain nya.

Adanya komunikasi antar pribadi,banyak ahli komunikasi berpendapat bahwa panca indra
pun merupakan media komunikasi sehingga dalam komunikasi antar pribadi seorang
komunikator ,bertindak sebagai sumber dan media.hal ini berarti seorang komunikator harus
pandai-pandai memilih media untuk digunakan dalam penyampaian pesan.

Dalam komunikasi masa,media atau alat yang digunakan harus bersifat terbuka agar setiap orang
harus dapat melihat,mendengar dan membaca bersama-sama.Oleh karna itu pada komunikasi
masa,media yang digunakan paling tepat adalah media cetak dan media electronika. Contoh
media cetak antara lain surat kabar, majalah, buku, brosur, stiker, buletin, poster, spanduk, hand
out,dan lainlain.sedangkan contoh media electronika antara lain
radio,televisi,komputer,electronikboat,film,video,recording,audio cassette,dan lain-lain.

Selain media komunikasi di atas,menurut Cangara,H(2004) kegiatan di tempat-tempat


tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan bisa juga dipandang sebagai media
komunikasi sosial misalnya rumah-rumah ibadah,desa-desa,arisan,panggung kesenian dan pesta
rakyat.

F. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

● Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional
sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai
keinginan, kebutuhan atau kepentingan.
● Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang digunakan
antara si pengirim dengan si penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu
sulit.
● Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio sehingga tidak dapat mendengarkan pesan dengan jelas.
● Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima.
● Hambatan dari penerima pesan. Misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Nilai%20dan%20Norma_0.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655984/pendidikan/Komunikasi+Interpersonal+14-15.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/103938-ID-komunikasi-antarbudaya-dalammasyarak
at.pdf

http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/05/ejournal_rahma%20new_
word%20(05-19-14-05-58-25).pdf

Ns.Abdul Nasir, S.kep dkk., 2011,komunikasi dalam keperawatan,Jakarta:salemba medika 2011

http://repository.uinsu.ac.id/1705/5/8.%20BAB%20II-%20terbaru.pdf

http://digilib.uinsby.ac.id/12600/20/Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai