Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS ISI KUANTITATIF

PESAN SOSIAL DALAM FILM STIP & PENSIL

KARYA ARDY OCKTAVIAND

Dosen Pengampu :

Dra. Tri Hastuti Nur Rochimah, S. Sos., M.Si.

Disusun Oleh :

Andhika Srindra Faiz Ramadhan 20190530236

Muhammad Humam Yassar Al Wafi 20190530258

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Film merupakan bentuk seni kompleks dan media komunikasi unik yang pengaruhnya
dapat menjangkau seluruh segmen sosial masyarakat. Film tidak hanya merupakan media
hiburan yang luar biasa, tetapi film juga memberikan semacam rasa kehadiran dan kedekatan
dengan suatu dunia yang tidak tertandingi dengan tempat lain, dunia yang tidak
terbayangkan. Film dapat memberikan perasaan yang intens dan melibatkan orang secara
langsung dan nyata dengan dunia “di luar sana” dan di dalam kehidupan orang lain.
Menonton film membawa penonton keluar dari kehidupan mereka sehari-hari dan serasa
berada di dunia yang berbeda. Penonton tenggelam ke dalam kehidupan karakter fiksi,
pikiran mereka pun mulai mengembangkan opini tentang kejadian-kejadian bersejarah dalam
film, dan terus terpikat oleh kombinasi warna, cahaya dan suara yang artistik.
Film adalah salah satu media komunikasi massa yang memberikan efek positif dan
negatif bagi khalayak yang menontonnya. Para pembuat film sudah memperkirakan pesan
apa yang harus didapat bagi para penonton setelah melihat film tersebut, sesuai dengan
keinginan dan kepentingan dalam membuat film tersebut, seperti unsur tentang budaya,
sosial, psikologi bahkan sebuah kritik sosial dan lain sebagainya. Beragam tema atau isu
sosial yang terjadi di masyarakat selalu menarik untuk dijadikan tema dalam membuat
sebuah film, sehingga menimbulkan dampak ke masyarakat baik itu secara langsung ataupun
tidak langsung. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas
membuat para ahli film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya (Sobur,
2004:127).
Selain itu film merupakan salah satu bentuk media massa yang mampu
menggambarkan kehidupan dengan mengangkat masalah sosial dalam masyarakat. Persoalan
sosial tersebut merupakan tanggapan atau respon para pembuat film terhadap fenomena
permasalahan masyarakat yang ada disekitarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa seorang
pembuat film tidak bisa lepas dari pengaruh sosial budaya masyarakatnya.
Salah satu film karya sineas Indonesia yaitu Stip dan Pensil dengan konsep drama
komedi yang menyentil isu sosial di Indonesia, yang didalamnya memiliki nilai pesan moral
dan menceritakan tentang kehidupan sosial, serta pendidikan anak jalanan yang terdapat
didalam alur ceritanya.
Film Stip dan Pensil ini menceritakan kisah persahabatan di sekolah, di mana Toni
(Ernest Prakasa), Aghi (Ardit Erwandha), Bubu (Tatjana Saphira) dan Saras (Indah
Permatasari) adalah anak anak orang kaya yang dimusuhi anak anak di SMU sekolahnya.
Dimulai dari tantangan yang diberikan guru mereka (Pandji) untuk membuat sebuah essay
tentang kesenjangan sosial, keempat sahabat ini memberanikan diri membangun sekolah
untuk anak-anak orang kurang mampu di kolong jembatan. Namun rencana mereka tidak
berjalan mulus karena beberapa dari orang tua murid sekolah tersebut yang tidak setuju
melihat anaknya bersekolah. Masalah pun muncul silih berganti dan mereka hampir
menyerah menghadapinya.
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis
data yaitu analisis kuantitatif untuk menganalisis data. Penulis ingin melakukan penelitian
tentang “PESAN SOSIAL DALAM FILM STIP DAN PENSIL”. Alasan memilih film ini
banyak mengandung pesan sosial mendalam bahwa setiap anak membutuhkan pendidikan tak
terkecuali anakanak jalanan yang tidak mampu untuk bersekolah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian adalah Bagaimana pesan sosial yang terkandung
dalam film Stip dan Pensil?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Film Sebagai Media Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan
elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Yaitu
media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern.
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
Indonesia (Rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Kamila, dkk. 1999).
Menurut Jhon R Brittner Dalam komunikasi massa kita membutuhkan geetkeeper
(penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang
bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu yang lain
melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi radio video tape, compact disk,
buku).
Dari pengertian komunikasi massa yang dikemukan oleh para ahli, maka peneliti
menyimpulkan bahwa komunikasi massa itu adalah proses komunikasi yang ditujukan
kepada khalayak banyak untuk menyebarkan dan memancarkan pesan secara cepat
dengan menggunakan media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio,video tape,
internet, compact disk, buku).
2. Film
Film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi
massa pandang dan dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya
dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau
proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat ditunjukan dan atau ditayangkan
dengan system proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya (Baksin, 2003; 6).
Film diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup, yang artinya adalah film
tersebut merepresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur.
Sebuah film disadari atau tidak, dapat mengubah pola kehidupan seseorang.

Film dimasukkan dalam kelompok komunikasi massa yang mengandung aspek


hiburan, juga memuat aspek edukatif. Namun aspek kontrol sosialnya tidak sekuat pada
surat kabar, majalah serta televisi yang menyiarkan berita berdasarkan fakta yang terjadi.
Fakta film ditampilkan secara abstrak dimana tema cerita bertolak dari fenomena yang
terjadi ditengah masyarakat. Bahkan dari itu, dalam film cerita dibuat secara imajinatif.
3. Pesan Sosial
Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
Lambang yang dimaksud disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya
yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada
komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas,
karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang
lain.
Dalam perspektif komunikasi massa, film dimaknai sebagai pesan- pesan yang
disampaikan dalam komunikasi film yang memahami hakekat, fungsi, dan efeknya. Film
yang diharapkan oleh penonton selain sebagai media hiburan film dapat memberi
wawasan, mengubah pola pikir, serta memberikan pesan-pesan moral yang dapat
disampaikan melalui film tersebut. Pesan film disampaikan menggunakan tiga komponen
yaitu makna, simbol, dan bentuk organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata
(bahasa), yang dapat mempresentasikan obyek (benda), gagasan, perasaan, baik ucapan
(percakapan). Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal seperti melalui tindakan
atau isyarat anggota tubuh.
Nilai pendidikan sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang
lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara
mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam
nilai sosial. Sejalan dengan hal tersebut nilai sosial dapat diartikan sebagai landasan bagi
masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri,
dan berperan penting untuk mendorong dan mengarahkan individu agar berbuat sesuai
norma yang berlaku.
4. Analisis Isi
Analisis isi merupakan metode analisis teks yang paling lama mapan diantara
sederetan metode empiris penelitian sosial. Bagaimanapun untuk saat ini lebih agak sulit
mempraktikkan analisis isi berdasarkan sebuah pemahaman yang homogeny tentang
metodenya. Pada dasarnya analisis isi hanya mengacu pada metodemetode yang
memusatkan perhatian pada aspek-aspek isi teks yang bisa diperhitungkan dengan jelas
dan langsung dan sebuah perumusan bagi frekuensi relatif dan absolut kata per kata atau
unit permukaan.
Menurut Holsti, analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang membuat inferensi
yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.
Sedangkan menurut weber, analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan
menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks.
Dalam analsis isi, aspek yang penting dalam menyusun desain penelitian adalah
jenis pendekatan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis isi
deskriptif. Analisis isi deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara detail suatu
pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji
suatu hipotesis tertentu atau menguji hubungan antara variabel.

B. Definisi Konseptual dan Operasional


1. Konseptual
Konsepsional atau teoritis dapat diartikan sebagai definisi yang menggambarkan
konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain atau mendefinisikan suatu konstruk
dengan menggunakan konstruk-konstruk lain.
Dalam penelitian ini penulis membuat beberapa indikator dari pesan sosial, yaitu :
a. Kepedulian
Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan,
keadaan atau kondisi yang terjadi disekitar kita. Orang-orang peduli adalah mereka
yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan,
kebaikan kepada lingkungan sekitarnya.
b. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama.
c. Saling menghormati
Saling menghormati atau disebut juga toleransi berarti sabar dan menahan diri atau
menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup
lainnya.
d. Dukungan
Menurut Gottlieb dalam Smet yang menyatakan bahwa dukungan atau lebih tepatnya
dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal.
e. Keharmonisan
Keharomisan yaitu keadaan hubungan yang kondusif antara sesama manusia dan
mahluk hidup lainnya yang dilandasi dengan toleransi, saling menghormati, saling
menghargai.
2. Operasional
Kegiatan operasionalisasi ini adalah kegiatan menurunkan abstrak ke konkrit.
Yang menjadi operasionalisasi pada penelitian ini adalah pesan sosial yang terdapat
dalam film Stip dan Pensil.
Indikatornya yaitu pesan sosial yang meliputi :
a. Kepedulian yaitu ditandai dengan sikap suka menolong orang lain, tanggap dan
empati.
b. Kerja Sama yaitu ditandai dengan sikap membantu satu sama lain dan kompak.
c. Saling menghormati yaitu ditandai dengan sikap saling menghargai orang lain baik
yang lebih tua maupun anak-anak.
d. Dukungan yaitu ditandai dengan sikap memberikan semangat, motivasi dan nasehat.
e. Keharmonisan yaitu ditandai dengan sikap saling meluangkan waktu bersama-sama
dan saling merangkul satu sama lain
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian metode analisis isi deskriptif.
Pendektan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, riset kuantitatif adalah riset
yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan.

B. Populasi dan Sampel


Unit populasi pada penelitian ini adalah Scane dalam film Stip dan Pensil
yang berdurasi 98 menit. Dalam penelitian ini adalah potongan adegan yang
menunjukkan atau gambaran atau dialog pesan nilai sosial dalam film Stip dan Pensil
yaitu pesan sosial yang meliputi: kepedulian kerja sama, saling menghormati,
dukungan dan keharmonisan, sebanyak 24 scene dengan durasi 98 menit .

C. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur untuk mencatat pesan
atau content yang terdapat dalam film Stip dan Pensil adalah lembar coding (coding
sheet). Peneliti juga mengumpulkan data-data melalui berbagai literatur yang sesuai
serta ada hubungannya dengan bahan penelitian yang kemudian dijadikan bahan
argumentasi, seperti buku-buku, jurnal, arsip, kamus istilah, internet dan sebagainya.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik
deskriptif dengan menggunakan presentase. Penyajian data pada penelitian dengan
cara mencari frekuensi relatifnya (mencari persentasinya).
P= 𝐹
x100
𝑁

Keterangan:
P = Presentasi
F = Frekuensi pesan social muncul
N = Jumlah adegan
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS


A. Hasil Penelitian
Dari 24 adegan yang kami teliti dalam film Stip dan Pensil, dapat di temukan hasil
analisis data yaitu sebagai berikut:

1. Scene paling banyak muncul adalah kategori kepedulian dengan jumlah


prosentase 41,67%
2. Untuk scene dengan pesan social dukungan dan kerja sama memiliki prosentase
yang sama yaitu berjumlah 29,16%
3. Untuk kategori keharmonisan memiliki prosentase 20,83%
4. Kategori saling menghormati menjadi kategori yang paling sedikit yaitu dengan
prosentase 16,67%

B. Analisis

Film Stip dan Pensil ini memiliki banyak pesan moral yang dapat ditangkap oleh

penonton. Mulai dari hubungan bermasyarakat yang dapat terlihat dari hubungan anak dan

bapak, serta dari saling tolong menolongnya masyarakat, dan juga persahabatan antara Bubu,

Toni, Aghi, dan Saras yang tetap terjalin walaupun banyak konflik yang menghampiri. Dari segi

pendidikan yang hingga saat ini belum bisa dirasakan oleh semua kalangan khususnya untuk

anak jalanan yang belum pernah merasakan bangku sekolah atau pun hanya untuk dapat

belajar membaca. empat siswa yang membuat sekolah darurat harus mengenalkan bagaimana

pentingnya pendidikan dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kepada anak jalan dan

orang tuanya agar masyarakat bisa menerima jika anak jalanan juga berpendidikan dan tidak

dipandang sebelah mata, setiap anak khususnya anak jalanan pasti memiliki mimpi sehingga

bagaimana orang tua bisa dan masyarakat bisa memberi arahan yang benar agar impiannya
tidak sia-sia, sehingga orang tua, guru, ataupun Pembina anak jalanan harus saling

berhubungan dan mendukung anak-anak jalanan agar bisa mendapatkan kehidupan yang baik,

serta memberi motivasi dan pandangan untuk masa depannya. Untuk dapat merubah

maindset negatif yang sudah ada pada anak jalanan maka pemerintah dan pihak-pihak yang

bersangkutan harus saling membantu.

C. Coding Sheet
Pesan Sosial
Adegan Durasi
Kepedulian Dukungan Keharmonisan Kerja Sama Saling
Menghormati
00:00:00 - √ √
1 00:07:44
00:07:45 - √
2 00:09:00
00:09:01 - √
3 00:12:50
00:12:51 - √
4 00:51:08 √
00:15:09 -
5 00:18:17 √
00:18:50 -
6 00:23:12 √ √
00:23:13 - √
7 00:26:20
00:26:21 - √
8 00:27:36
00:31:45 - √
9 00:39:07
00:39:08 - √
10 00:41:53
00:41:54 - √
11 00:44:35
00:44:36 - √
12 00:49:46 √
00:52:26 - √
13 00:57:23 √
00:58:42 -
14 01:01:45
01:01:46 - √
15 01:03:17 √
01:03:18 - √
16 01:04:30
01:05:19 -
17 01:06:31 √
01:06:32 - √
18 01:10:05 √
01:10:08 -
19 01:15:05 √ √
01:15:06 - √
20 01:18:23 √
01:19:46 - √
21 01:27:44
01:27:45 -
22 01:29:21 √
01:29:22 -
23 01:30:05 √
01:30:06 - √ √
24 01:35:06
Jumlah 10 7 5 7 4

DAFTAR PUSTAKA
Herru Effendy. (2008). Industri Perfilman Indonesia (Undang-undang Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 1992 tentang Perfilman).
Morrisan. (2013). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa Jakarta.
Munawar Syamsudin Aan. (2013). Metode Riset Kuantitatif Komunikasi.
Onong Uchjana Effendy. (2000). Dinamika Komunikasi.
Miles, M. B., Huberman, A. M., Rohidi, T. R., & Mulyarto. (n.d.). Qualitative data analysis.

Anda mungkin juga menyukai