Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS
A. Latar Belakang
Film merupakan bentuk seni kompleks dan media komunikasi unik yang pengaruhnya
dapat menjangkau seluruh segmen sosial masyarakat. Film tidak hanya merupakan media
hiburan yang luar biasa, tetapi film juga memberikan semacam rasa kehadiran dan kedekatan
dengan suatu dunia yang tidak tertandingi dengan tempat lain, dunia yang tidak
terbayangkan. Film dapat memberikan perasaan yang intens dan melibatkan orang secara
langsung dan nyata dengan dunia “di luar sana” dan di dalam kehidupan orang lain.
Menonton film membawa penonton keluar dari kehidupan mereka sehari-hari dan serasa
berada di dunia yang berbeda. Penonton tenggelam ke dalam kehidupan karakter fiksi,
pikiran mereka pun mulai mengembangkan opini tentang kejadian-kejadian bersejarah dalam
film, dan terus terpikat oleh kombinasi warna, cahaya dan suara yang artistik.
Film adalah salah satu media komunikasi massa yang memberikan efek positif dan
negatif bagi khalayak yang menontonnya. Para pembuat film sudah memperkirakan pesan
apa yang harus didapat bagi para penonton setelah melihat film tersebut, sesuai dengan
keinginan dan kepentingan dalam membuat film tersebut, seperti unsur tentang budaya,
sosial, psikologi bahkan sebuah kritik sosial dan lain sebagainya. Beragam tema atau isu
sosial yang terjadi di masyarakat selalu menarik untuk dijadikan tema dalam membuat
sebuah film, sehingga menimbulkan dampak ke masyarakat baik itu secara langsung ataupun
tidak langsung. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas
membuat para ahli film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya (Sobur,
2004:127).
Selain itu film merupakan salah satu bentuk media massa yang mampu
menggambarkan kehidupan dengan mengangkat masalah sosial dalam masyarakat. Persoalan
sosial tersebut merupakan tanggapan atau respon para pembuat film terhadap fenomena
permasalahan masyarakat yang ada disekitarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa seorang
pembuat film tidak bisa lepas dari pengaruh sosial budaya masyarakatnya.
Salah satu film karya sineas Indonesia yaitu Stip dan Pensil dengan konsep drama
komedi yang menyentil isu sosial di Indonesia, yang didalamnya memiliki nilai pesan moral
dan menceritakan tentang kehidupan sosial, serta pendidikan anak jalanan yang terdapat
didalam alur ceritanya.
Film Stip dan Pensil ini menceritakan kisah persahabatan di sekolah, di mana Toni
(Ernest Prakasa), Aghi (Ardit Erwandha), Bubu (Tatjana Saphira) dan Saras (Indah
Permatasari) adalah anak anak orang kaya yang dimusuhi anak anak di SMU sekolahnya.
Dimulai dari tantangan yang diberikan guru mereka (Pandji) untuk membuat sebuah essay
tentang kesenjangan sosial, keempat sahabat ini memberanikan diri membangun sekolah
untuk anak-anak orang kurang mampu di kolong jembatan. Namun rencana mereka tidak
berjalan mulus karena beberapa dari orang tua murid sekolah tersebut yang tidak setuju
melihat anaknya bersekolah. Masalah pun muncul silih berganti dan mereka hampir
menyerah menghadapinya.
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis
data yaitu analisis kuantitatif untuk menganalisis data. Penulis ingin melakukan penelitian
tentang “PESAN SOSIAL DALAM FILM STIP DAN PENSIL”. Alasan memilih film ini
banyak mengandung pesan sosial mendalam bahwa setiap anak membutuhkan pendidikan tak
terkecuali anakanak jalanan yang tidak mampu untuk bersekolah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian adalah Bagaimana pesan sosial yang terkandung
dalam film Stip dan Pensil?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Film Sebagai Media Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan
elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Yaitu
media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern.
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
Indonesia (Rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Kamila, dkk. 1999).
Menurut Jhon R Brittner Dalam komunikasi massa kita membutuhkan geetkeeper
(penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang
bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu yang lain
melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi radio video tape, compact disk,
buku).
Dari pengertian komunikasi massa yang dikemukan oleh para ahli, maka peneliti
menyimpulkan bahwa komunikasi massa itu adalah proses komunikasi yang ditujukan
kepada khalayak banyak untuk menyebarkan dan memancarkan pesan secara cepat
dengan menggunakan media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio,video tape,
internet, compact disk, buku).
2. Film
Film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi
massa pandang dan dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya
dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau
proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat ditunjukan dan atau ditayangkan
dengan system proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya (Baksin, 2003; 6).
Film diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup, yang artinya adalah film
tersebut merepresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur.
Sebuah film disadari atau tidak, dapat mengubah pola kehidupan seseorang.
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan:
P = Presentasi
F = Frekuensi pesan social muncul
N = Jumlah adegan
BAB IV
B. Analisis
Film Stip dan Pensil ini memiliki banyak pesan moral yang dapat ditangkap oleh
penonton. Mulai dari hubungan bermasyarakat yang dapat terlihat dari hubungan anak dan
bapak, serta dari saling tolong menolongnya masyarakat, dan juga persahabatan antara Bubu,
Toni, Aghi, dan Saras yang tetap terjalin walaupun banyak konflik yang menghampiri. Dari segi
pendidikan yang hingga saat ini belum bisa dirasakan oleh semua kalangan khususnya untuk
anak jalanan yang belum pernah merasakan bangku sekolah atau pun hanya untuk dapat
belajar membaca. empat siswa yang membuat sekolah darurat harus mengenalkan bagaimana
pentingnya pendidikan dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kepada anak jalan dan
orang tuanya agar masyarakat bisa menerima jika anak jalanan juga berpendidikan dan tidak
dipandang sebelah mata, setiap anak khususnya anak jalanan pasti memiliki mimpi sehingga
bagaimana orang tua bisa dan masyarakat bisa memberi arahan yang benar agar impiannya
tidak sia-sia, sehingga orang tua, guru, ataupun Pembina anak jalanan harus saling
berhubungan dan mendukung anak-anak jalanan agar bisa mendapatkan kehidupan yang baik,
serta memberi motivasi dan pandangan untuk masa depannya. Untuk dapat merubah
maindset negatif yang sudah ada pada anak jalanan maka pemerintah dan pihak-pihak yang
C. Coding Sheet
Pesan Sosial
Adegan Durasi
Kepedulian Dukungan Keharmonisan Kerja Sama Saling
Menghormati
00:00:00 - √ √
1 00:07:44
00:07:45 - √
2 00:09:00
00:09:01 - √
3 00:12:50
00:12:51 - √
4 00:51:08 √
00:15:09 -
5 00:18:17 √
00:18:50 -
6 00:23:12 √ √
00:23:13 - √
7 00:26:20
00:26:21 - √
8 00:27:36
00:31:45 - √
9 00:39:07
00:39:08 - √
10 00:41:53
00:41:54 - √
11 00:44:35
00:44:36 - √
12 00:49:46 √
00:52:26 - √
13 00:57:23 √
00:58:42 -
14 01:01:45
01:01:46 - √
15 01:03:17 √
01:03:18 - √
16 01:04:30
01:05:19 -
17 01:06:31 √
01:06:32 - √
18 01:10:05 √
01:10:08 -
19 01:15:05 √ √
01:15:06 - √
20 01:18:23 √
01:19:46 - √
21 01:27:44
01:27:45 -
22 01:29:21 √
01:29:22 -
23 01:30:05 √
01:30:06 - √ √
24 01:35:06
Jumlah 10 7 5 7 4
DAFTAR PUSTAKA
Herru Effendy. (2008). Industri Perfilman Indonesia (Undang-undang Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 1992 tentang Perfilman).
Morrisan. (2013). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa Jakarta.
Munawar Syamsudin Aan. (2013). Metode Riset Kuantitatif Komunikasi.
Onong Uchjana Effendy. (2000). Dinamika Komunikasi.
Miles, M. B., Huberman, A. M., Rohidi, T. R., & Mulyarto. (n.d.). Qualitative data analysis.