0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
549 tayangan5 halaman
Dokumen ini merangkum analisis novel "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" melalui pendekatan resepsi sastra. Ia membahas dua bentuk resepsi yaitu sinkronis dan diakronis, serta contoh tanggapan pembaca berupa artikel yang mengulas novel tersebut dari berbagai sudut pandang seperti seks, politik, dan makna spiritual. Dokumen juga membahas bahwa resepsi sastra dapat berupa terjemahan, men
Deskripsi Asli:
Kajian novel melalui pendekatan pragmatik dengan teori resepsi sastra.
Judul Asli
Kajian Reseptif: Novel "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" karya Eka Kurniawan
Dokumen ini merangkum analisis novel "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" melalui pendekatan resepsi sastra. Ia membahas dua bentuk resepsi yaitu sinkronis dan diakronis, serta contoh tanggapan pembaca berupa artikel yang mengulas novel tersebut dari berbagai sudut pandang seperti seks, politik, dan makna spiritual. Dokumen juga membahas bahwa resepsi sastra dapat berupa terjemahan, men
Dokumen ini merangkum analisis novel "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" melalui pendekatan resepsi sastra. Ia membahas dua bentuk resepsi yaitu sinkronis dan diakronis, serta contoh tanggapan pembaca berupa artikel yang mengulas novel tersebut dari berbagai sudut pandang seperti seks, politik, dan makna spiritual. Dokumen juga membahas bahwa resepsi sastra dapat berupa terjemahan, men
Analisis Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
dalam Pendekatan Resepsi Sastra
oleh Zain Rochmati Ningsih (14020074040) Nadya Rizqi Hasanah Devi (14020074061)
Karya sastra memang tidak bisa terlepas dari peranan pembaca.
Resepsi didefinisikan sebagai pengolahan teks, cara-cara pemberian makna terhadap karya, sehingga dapat memberikan respons terhadapnya (Ratna, 2004:165). Mengacu pada tersebut, patut disadari tentang pentingnya pembaca sebagai penerima informasi dan pemberi makna terhadap sebuah karya sastra. diartikan sebagai penerimaan pembaca terhadap sebuah karya sastra, baik penerimaan aktif maupun pasif. Dalam hal ini, pembaca memiliki kebebasan untuk memberikan makna, arti, dan respon terhadap karya sastra yang dibaca atau dinikmatinya. Sebagaimana novel karya Eka Kurniawan yang berjudul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, mendapatkan tanggapan dari berbagai kalangan pembaca. Di samping itu, adapula yang membuat ulasan mengenai hal tersebut. Tanggapan tersebut menunjukkan makna yang ditangkap pembaca dari novel tersebut. Berikut beberapa respon pembaca terhadap novel:
Dalam peneliti resepsi dibedakan menjadi dua bentuk, a) resepsi
secara sinkronis, b) resepsi sastra diakronis. Bentuk pertama meneliti karya sastra dalam hubungannya dengan pembaca sezaman. Bentuk resepsi yang lebih rumit adalah tanggapan pembaca diakronis sebab melibatkan pembaca sepanjang sejarah (Ratna,2004:167). Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa kajian resepsi sastra dibagi menjadi dua berdasarkan rentang waktu pembaca dalam memberi tanggapan. Apabila pembaca berada pada satu zaman ketika novel diterbitkan maka termasuk dalam resepsi sastra sinkronis. Namun apabila respon pembaca berbeda zaman dengan novel saat diterbitkan maka disebut resepsi diankronis. Kajian resepsi sastra dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini menggunkan pendekatan resepsi sinkronis. Analisis tersebut
mengambil respon pembaca dalam rentang waktu sezaman dengan waktu
novel diterbitkan, yaitu 2014-2016. Disamping itu, mengenai respon novel tersebut dalam berbagai bentuk yang dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Resensi: Filsafat Seksual oleh Darul Aziz pada 7 Februari 2015. 2. Ulasan Novel Senggama dan Politik oleh Zikri Rahman pada 3 Juli 2014. 3. Tragedi Kemaluan dan Wasiat Spiritual oleh Widyanuari Eko pada 28 September 2014. 4. Dinamika Maskulinitas dan Feminitas oleh Denti Permata pada 8 Maret 2016. Resepsi sastra tampil sebagai sebuah teori dominan sejak tahun 1970-an, dengan pertimbangan: a) sebagai jalan keluar untuk mengatasi strukturalisme yang dianggap hanya memberikan perhatian terhadap unsur-unsur, b) timbulnya kesadaran untuk membangkitkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka humanisme universal, c) kesadaran bahwa nilai-nilai karya sastra dapat dikembangkan melalui kompetensi pembaca, d) kesadaran bahwa keabadian nilai seni disebabkan oleh pembaca, e) kesadaran bahwa makna terkandung dalam hubungan ambiguitas antara karya sastra dan pembaca (Ratna,2004:166). Berdasarkan kutipan di atas, karya sastra mampu menyajikan kekayaan makna jika dihadapkan dengan pembaca. Karya sastra juga mampu memberikan nilai-nilai positif untuk ditanamkan dalam jiwa pembaca. Begitu pula dengan novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, kehadiran novel tersebut mampu menyajikan berbagai interpretasi dan makna yang dianalisis dari berbagai sudut pandang. Berikut beberapa contoh artikel atau jurnal yang melakukan analisis dengan objek novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas :
1. Artikel Tragedi Kemaluan dan Wasiat Spiritual
Dapat diakses di http://widyanuariekoputra.blogspot.co.id/2014/09/tragedikemaluan-dan-wasiat-spiritual.html
Artikel tersebut mengambil sudut pandang novel dari peristiwa yang
dialami Ajo Kawir dengan kemaluannya. Penulis sependapat dengan Eka Kurniawan bahwa kemaluan merupakan otak kedua manusia yang dapat menjerumuskannya dengan berbagai kemungkinan perbuatan. Sementara itu, dari hal tersebut penulis artikel menangkap nilai bahwa Kemaluan menggerakkan peradaban, mengatur manusia-manusia menjauhi nalar waras dan beradab. Di bagian inilah tampaknya Eka hendak masuk dalam meditasi kedamaian, memberi ilham perihal banalitas nafsu penghamba modernitas. Ia menganggap bahwa berbagai rangkaian peristiwa yang dialami Ajo Kawir dengan kemaluannya merupakan proses perenungan yang mengantarkannya pada kesejatian seorang manusia. Memberikan apresiasi hingga mampu merumuskan makna sebagaimana yang dijabarkan dalam artikel tersebut tentu saja dibekali dengan kompetensi yang memadai. Widyanuari Eko seorang pria yang telah lama berkecimpung dalam dunia sastra, bergabung dengan Komunitas Apresiasi Sastra (KIAS) sejak 2009 dan menjadi pendiri Komunitas Lembah Sastra Semarang. Kompetensi yang ia miliki telah menambah khazanah makna dari novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, ia memberikan pandangan bahwa manusia memerlukan waktu perenungan untuk menjadi sejatinya manusia tanpa harus terusik dengan urusan berahi belaka.
2. Artikel Senggama Politik dan Seks
Dapat diakses di http://www.roketkini.com/2014/07/05/ulasan-novel-senggamapolitik-dan-seks/
Artikel ini mengulas novel Seperti Dendam, Rindu Harus dibayar
tuntas dengan menganalogikan seks dan politik. Sebagaimana peristiwa yang menyebabkan burung Ajo Kawir tertidur, menunjukkan bahwa adanya penguasa yang semena-mena sehingga menindas hak dari orang yang tidak berdaya, Ajo Kawir. Setelah mengalami peristiwa tersebut Ajo Kawir hanya mampu meladeni baik dan buruk jalan hidup dihadapannya tanpa ada kesempatan untuk membalas dendam atau memberontak. Hal tersebut berbeda dengan peristiwa yang dialami Iteung, setelah ia mengalami pelecehan seksual saat masih sekolah. kejadian tersebut membuat Iteung semakin menjadi penggila seks. Kejadian yang dialami Iteung dapat dianalogikan bahwa ketika seseorang mengalami ketidakadilan, maka ia tidak akan segan untuk berbuat yang jauh lebih tidak adil. Dari artikel yang dipaparkan tersebut, dapat dipahami bahwa penulis menambahkan makna baru dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yaitu hubungan sebab-akibat dari kejahatan dalam politik ataupun seks. Yaitu ketika penyimpangan terjadi maka akan ada orang yang tertindas ataupun orang yang akan berpotensi untuk melakukan penyimpangan yang lebih besar. Resepsi sastra dalam teori kontemporer tidak terbatas sebagai reaksi, tetapi sudah disertai dengan penafsiran yang sangat rinci. Beberapa bentuk resepsi, misalnya: laporan-laporan, catatan harian,
salinan, terjemahan, dan saduran (Ratna,2004:167). Berdasarkan
pendapat tersebut, novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas sebagai bagian dari sastra kontemporer juga mengalami reaksi dalam penafsiran yang sangat rinci. Yaitu dengan terjemahan novel tersebut dalam bahasa Inggris yang berjudul Love and Vengeance yang diterbitkan oleh New Directions Books, Text Publishing, Pushkin Press. Kajian resepsi sastra menitikberatkan pada karya sastra yang dilihat dari sudut pandang pengarang. Kajian ini dapat dilakukan dengan dua macam pendekatan, yaitu diankronis dan sinkronis. Tanggapan pembaca terhadap karya sastra dapat berupa komentar, ulasan buku, artikel hingga jurnal. Di samping itu, bentuk resepsi sastra dapat juga berupa penafsiran yang rinci. Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas sebagai karya sastra kontemporer mendapatkan apresiasi dengan diterjemahkan dalam bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Berbagai bentuk resepsi sastra tersebut menunjukkan bahwa apabila karya sastra telah berada di tangan pembaca, maka interpretasi makna menjadi beragam. Hal itulah yang menjadikan karya sastra menjadi khazanah yang kaya akan makna.
Pustaka Acuan Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Peneliti an Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.