Oleh
Wahyu Abdillah
Oleh
Adelia Miranti Sidiq
Hari ini 13 september 2020 rutinitas setiap dua pekan sekali " Griya
aksara" kembali mengepakkan sayapnya lagi dari satu kampung ke kampung yang
lain. Kakak Griya Aksara pun bersamangat dan sibuk mempersiapkannya sejak
beberapa hari lalu demi menyajikan "Angklung" yang menarik di akhir pekan ini.
Kira-kira apa saja kegiatan kali ini yang sudah mereka siapkan untuk adek-adek?
Setelah hampir tiga jam bermain bersama, kegiatan pun selesai. Tidak
lupa kami membuat forum evaluasi kegiatan hari ini tentunya, dengan tujuan agar
Angklung selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi. Kegiatan itupun ditutup
manis dengan kesan yang menarik dari anggota Karang Taruna Mentari yang
antusias bahkan ingin berkolaborasi lagi bersama Griya Aksara untuk Angklung
selanjutnya. Tentu saja kami menyambutnya dengan hangat, karena satu dari
tujuan kegiatan Angklung adalah dapat bertemu dengan orang-orang baru dan
menjalin kerjasama dan networking lebih luas lagi. Satu hal yang menjadi prinsip
kami, menambah hubungan pertemanan dan pengalaman baru akan memperkuat
eksistensi Komunitas Rumah Baca Griya Aksara.
#ANGKLUNG 0.3
“Tempatku belum siap, kayaknya pindah dulu deh kita harus cari opsi lain,” grup
whatssap komunitas Griya Aksara tiba-tiba ramai dengan chat mengenai rencana
Angklung selanjutnya. Hari minggu, pekan jeda rutinitas kegiatan Angklung, sedangkan
tujuh hari lagi rutinitas tersebut harus dilaksanakan. Grup Whatsaap pun ramai dengan
saling memberi opsi untuk segera mencari tempat kegiatan selanjutnya. Beberapa orang
memberikan rekomendasi untuk bekerjasama dengan organisasi karangtaruna di
daerahnya atau memilih tempat yang sebelumnya sudah pernah didatangi. Esok harinya
belum juga ada kabar kepastian, satu dari karangtaruna yang diajak menyatakan belum
siap. Oke baiklah, coba menghubungi karangtaruna lain yang mungkin masih bisa diajak
bekerjasama. Waktupun berlalu dengan belum adanya kepastian, Rabu, empat hari
menjelang kegiatan pun kami masih belum menerima kesediaan organisasi karang taruna
lain untuk bisa diajak kerjasama.Kami pun menyadari waktu yang sangat mepet sulit
untuk mencari partner yang mau diajak bekerjasama.
Lalu, solusinya? Apakah kita tunda dulu kegiatan Angklung pekan ini? Kita ambil
jeda saja dulu dua pekan demi persiapan yang lebih matang. Sebuah opsi yang solutif
untuk lari dari masalah. Komitmen awal yang sepakat dengan mengadakan kegiatan setiap
dua minggu sekali sepertinya akan dilanggar. Jika sudah sekali saja melanggar komitmen
yang telah dibuat sendiri, akankah selajutnya juga dapat dipastikan tidak akan ada lagi?
Mudah memang untuk merancang sebuah kegiatan yang menarik, akan tetapi menjadi
sangat berat jalannya bahkan harus terseok-seok untuk mempertahankan sebuak
konsistensi. Setelah melalui perdebatan sengit virtual di grup chat, akhirnya kami
memutuskan untuk tetap mengadakan Angklung meskipun dengan konsep yang lebih
sederhana dari biasanya. Di sebuah lapangan Gg. Abdul Wahab Desa Tambak Sumur
menjadi tempat untuk kegiatan Angklung pekan itu.
Satu masalah teratasi ternyata muncul yang lain lagi. Ketika meminta menuliskan
anggota yang bersedia hadir untuk Angklung ini, ternyata hanya beberapa orang saja,
lebih sedikit dari biasanya. Muncullah keraguan lagi, beberapa gelintir orang yang
bersedia hadir pun meyakinkan diri untuk tetap menjalankan Angklung seperti biasanya.
Serba dadakan hingga pada malam rapat untuk merancang konsep acara yang biasanya
dilaksanakan hingga dua kali, tapi hanya dirancang pada hari Sabtu malam menjelang
esok har-H. Hasil dari rapat singkat itu menentukan konsep acara Angklung selanjutnya
adalah permainan tradisional.
Minggu pagi, satu per satu adik-adik datang. Terbesit kekhawatiran karena mereka
yang datang rata-rata anak-anak kecil usia TK. Padahal kami telah mengonsep permainan
tradisional untuk anak-anak kecil dan juga anak besar, akan tetapi lebih fokus pada
mereka yang berusia SD. Permainan benteng-bentengan, gobak sodor hingga boy-boyan
tentu saja akan sulit jika dimainkan oleh anak yang masih usia TK. Kami pun
menyiasatinya dengan memperpanjang durasi kegiatan senam bersama. Hingga tiba
waktunya bermain benteng-bentengan, tidak ada pilihan lagi meskipun sedikit anak-anak
yang agak besar maka kakak-kakaknya pun harus turut memeriahkan. Berlari mengejar
dan melindungi benteng itu ternyata sangat seru juga. Lari, teriak, dan tertawa
membuat permainan tersebut menjadi heboh hingga akhirnya beberapa anak lain pun
tertarik untuk bergabung. Permainan pun menjadi lebih seru lagi ketika dilanjutkan
dengan permainan boy-boyan dan lebih banyak lagi anak-anak yang senang
berpartisipasi. Angklung hari itupun berjalan lancar dan berlangsung sangat semangat
dan menarik seterik matahari dengan panasnya yang hot-hot potato.