Anda di halaman 1dari 2

1.

Pragmatik
Leech dalam jumanto (2017:39) mengatakan pragmatik adalah studi tentang bagaimana
tuturan memiliki makna daam situasi. Tuturan yang menjadi ucapan, kata perkataan yang
disampaikan oeh penutur atau penulis atau orang yang mengajak bicara yang mempunyai
makna atau maksud dalam keadaan tertentu yang sedang berlangsung. Pragmatik secara
praktis dapat didefinisikan sebagai studi mengenai tujuan dalam situasi-situasi tertentu.
Pragmatik bersifat komplemen, yang berarti bahwa studi tentang bahasa dilakukan baik
secara terpisah dari sistem formal bahasa maupun dari sebagian yang melengkapi (Leech,
1993).
2. Tindak tutur
Leech (1983) berpendapat bahwa tindak tutur terikat oleh situasi tutur yang mencakupi (1)
penutur dan mitra tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, (4) tindak tutur sebagai
tindakan atau aktifitas dan (5) tuturan sebagai hasil tindak bertutur. Konsep tersebut
berkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh Austin (1962) bahwa tuturan merupakan
sebuah tindakan yang menghasilkan tuturan sebagai produk tindak tutur.
3. Jenis-Jenis Tindak Tutur
a. Tindak Tutur Lokusi
Leech (dalam Rusminto, 2010: 23) menyatakan bahwa tindak bahasa ini lebih kurang
dapat disamakan dengan sebuah tuturan kalimat yang mengandung makna dan acuan.
Perhatikan contoh tindak tutur ilokusi berikut.
(3) Andi belajar menulis.
(4) Bajumu kotor sekali.
Kedua kalimat di atas diutarakan penulisnya semata-mata untuk menginformasikan
sesuatu tanpa ada tendesi untuk melakukan sesuatu, apa lagi untuk mempengaruhi mitra
tuturnya.
b. Tindak Tutur Ilokusi
Leech (dalam Rusminto, 2010: 23) mengklasifikasikannya berdasarkan hubungan fungsi-
fungsi tindak ilokusi dengan tujuan-tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan
dan terhormat menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Kompetitif, seperti memerintah, meminta, menuntut, mengemis.
2) Menyenangkan, seperti menawarkan, mengajak, mengundang, menyapa, mengucapkan
terima kasih, mengucapkan selamat.
3) Bekerja sama, seperti menyatakan, melapor, mengumumkan, mengajarkan.
4) Berentangan, seperti mengancam, menuduh, menyumpahi, memarahi.

Anda mungkin juga menyukai