Anda di halaman 1dari 22

PRAGMATIK


Oleh :
BOWO HERMAJI
Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa dapat menjelaskan dan



melakukan penelitian pragmatik
(memahami makna bahasa berdasarkan
konteks yang melingkupinya). Artinya,
mahasiswa mampu memahami maksud
suatu ujaran (tuturan)
Materi Pembelajaran

1.Hakikat Pragmatik
2.Tindak Tutur
3.Prinsip-Prinsip
Pragmatik
4.Kesantunan Berbahasa
5.Praanggapan (Presuposisi)
6.Implikatur
7.Deiksis
8.Penelitian Pragmatik
HAKIKAT PRAGMATIK

1.Sejarah dan Pengertian Pragmatik


2.Keterkaitan Pragmatik dengan Ilmu
Bahasa yang Lain

3.Bidang Kajian Pragmatik
Sejarah Pragmatik :
Pragmatik dikenalkan oleh Charles Morris
(1938) sebagai ilmu ttg tanda. Pada mulanya
pragmatik dianggap sebagai keranjang
sampah dalam imu bahasa. Pragmatik belum
dikenal di Indonesia
Definisi Pragmatik
1.Pragmatik : ilmu yang menyelidiki
perseteruan , konteks dan makna tuturan
(Kridalaksana 1993)
2.Pragmatik : cabang ilmu Bahasa yang
mengkaji makna Bahasa dalam kaitannya
dengan konteks
3.Pragmatik : ilmu yang mempelajari relasi
antara tanda dan penafsirannya (Levinson
1983)
4.Pragmatik : studi tentang makna dalam
kaitannya dg situasi ujar (Widjana 1996)
#) Pragmatik : cabang ilmu bahasa yang
mempelajari makna berdasarkan konteks
penggunaannya

Keterkaitan pragmatik dengan ilmu


Bahasa yang lain bersifat
komplementer. Artinya, masalah yang
tidak dapat diselesaikan melalui
linguistik formal (morfologi, sintaksis,
semantik) atau sosiolinguistik atau
ilmu bahasa yang lain dapat
diselesaikan oleh pragmatik.
PENGGUNAAN BAHASA
Secara umum penggunaan bahasa merujuk pada
cara penutur memanfaatkan potensi bahasa “the
functional of language”.
- Penggunaan bahasa berkaitan dengan perilaku
manusia baik sebagai individu maupun
kolektif.
- Penggunaan bahasa mencerminkan perilaku
dan fenomena sosial penutur
- Kajian penggunaan bahasa melahirkan
etnografi komunikasi
- Istilah penggunaan bahasa “language use”
berbeda dengan seluk-beluk bahasa “language
usage”.
- Istilah penggunaan bahasa menandai pemilihan
bahasa dalam memanfaatkan unit linguistik
dengan pertimbangan faktor eksternal. Seluk-
beluk bahasa menandai penggunaan bahasa
sesuai dengan kaidah kebahasaan.
- Penggunaan bahasa peralihan dan perubahan
bahasa berdasarkan faktor eksternal.
- Penggunaan bahasa diatur oleh prinsip bukan
kaidah.
- Dalam penggunaan bahasa yang menjadi
pertimbangan adalah faktor eksternal yang
disebut konteks.
Profil Masyarakat Pengguna Bahasa
Profil masyarakat pengguna bahasa
merujuk pada orang yang menggunakan
bahasa (penutur) baik penutur asli (native
speaker) maupun asing (tidak asli/
masyarakat urban atau perantau).
Penutur asli adalah kelompok mayoritas
yang tinggal di wilayah tertentu.
*) Profil masyarakat pengguna bahasa :
masyarakat/penduduk yang tinggal di
wilayah tertentu dengan status sosial
tertentu.
Bahasa, Masyarakat, dan Budaya
Bahasa, masyarakat, dan budaya memiliki
keterkaitan yang sangat erat.
- Bahasa merupakan hasil dari kreativitas
yang merupakan bagian dari budaya.
- Perkembangan bahasa bergantung pada
masyarakat pengguna bahasa.
- Masyarakat dapat saling berinteraksi
/berkomunikasi karena ada bahasa.
- Bahasa merupakan jati diri/identitas
sosial masyarakat.
- Bahasa menandai budaya yang ada di
masyarakat
Kaidah Kookruensi dan Alternasi
- Kaidah kookruensi merupakan kaidah yang
mengatur urutan kata dalam hubungan
horizontal (hubungan sintagmatik/hubungan
gramatikal )
- Kaidah kookruensi ditentukan oleh faktor sosial
budaya secara konvensional (bentuk
penghormatan dalam masy. Jawa)
- Kaidah alternasi berkaitan dengan pergantian
atau pemilihan kata yang sesuai dalam
hubungan vertikal (hubungan
paradigmatik/hubungan leksikal)
Etnografi Komunikasi
etno : budaya, grafem : symbol/lambang
Etnografi : studi tentang budaya
berdasarkan symbol-symbol komunikasi.
Pada mulanya etnografi merujuk pd studi
lapangan tentang budaya dan cara hidup
masyarakat.
Dalam kaitannya dg komunikasi, etnografi
mengkaji cara tuturan disampaikan,
diproduksi, hubungan antara makna dan
symbol komunikasi, dan aspek yang
melatarbelakangi peristiwa tutur.
Pada dasarnya etnografi komunikasi
adalah sebuah ancangan penelitian yang
mengkaji pola komunikasi dalam
masyarakat tutur.
Fokus etnografi komunikasi : situasi
(konteks), penggunaan bahasa, pola
komunikasi, dan fungsi bahasa dalam
tindak komunikasi.
Tujuan etnografi komunikasi adalah untuk
mengungkap perilaku komunikasi dalam
kebudayaan masyarakat.
TINDAK TUTUR

Tindakan yang terdapat di dalam


tuturan dibedakan atas :
1.Tindak Lokusi (tindak
penyebutan/pernyataan)
2.Tindak Ilokusi (tindak perbuatan)
3.Tindak Perlokusi (tindak
hasil/efek)
Jenis Tindak Tutur
Austin (1962)
1.Tindak Tutur Konstatif : untuk menyatakan
sesuatu
2.Tindak Tutur Performatif : untuk

melakukan suatu tindakan (perbuatan)
Searle (1972)
3.Tindak Tutur Representatif (Asertif)
4.Tindak Tutur Direktif (Impositif)
5.Tindak Tutur Ekspresif (Evaluatif)
6.Tindak Tutur Komisif
7.Tindak Tutur Deklarasi
Berdasarkan derajat kelangsungannya
1.Tindak Tutur Langsung
2.Tindak Tutur tak Langsung
Berdasarkan makna satuan pembentuknya

3.Tindak Tutur Harfiah
4.Tindak Tutur tak Harfiah
Fraser (1974), berdasarkan kelayakan
pelakunya
5.Tindak Tutur Vernakuler
6.Tindak Tutur Seremonial
SATUAN TINDAK TUTUR
Kata, frasa, klausa : satuan dalam kalimat.
Kalimat, paragraf : satuan dalam wacana.
Teks : wujud dari wacana, baik lisan
maupun tulis
Satuan tindak tutur adalah tuturan atau
ujaran yang merupakan kajian pragmatik.
FUNGSI TINDAK TUTUR
Untuk memahami fungsi tindak tutur, tidak
bisa terlepas dari fungsi bahasa. Karena tindak
tutur menggunakan sarana bahasa.
1. F. Konatif (agar mitra tutur melakukan
tindakan spt yang disebutkan)
2. F. Emotif (menyampaikan perasaan/emosi)
3. F. Konteks (turtuju pada objek/topik)
4. F Penyampai pesan (menyampaikan pesan)
5. F. Kontak (berinteraksi : memulai,
mempertahankan, dan mengakhiri perckp)
6. F. Kode (menyatakan isyarat atau simbol2
tertentu) (Jacobson 1960)
Halliday (1973)
1. Tekstual (penggunaan bahasa dalam teks)
2. Interpersonal (interaksi sosial)
3. Ideasional (mengungkapkan
ide/gagasan)
Berdasarkan jenisnya :
4. Representatif (menyatakan kebenaran)
5. Direktif (melakukan tindakan)
6. Ekspresif/evaluatif (menilai)
7. Komisif (mengikat penutur pada
tindakan)
8. Isbati (menciptakan hal baru)
PERISTIWA TUTUR
Peristiwa tutur : segala sesuatu yang selalu
menyertai tuturan atau proses terjadinya
tuturan
1. Penutur
2. Mitra tutur
3. Waktu
4. Tempat
5. Topik atau pokok pembicaraan
Hymes mengidentifikasi persitiwa tutur
dengan sebutan SPEAKING
TINGKAT TUTUR
Tingkat tutur : sistem kode dalam
masyarakat yang merujuk pada kelas
sosial tertentu atau tingkatan dalam
tuturan.
1. Bentuk hormat (honorfik)
2. Bentuk tidak hormat (sarkasme atau
yang lain)
Dalam konteks budaya, tingkat tutur
mencerminkan sistem budaya yang dianut
oleh mesyarakat tertentu.
KEGAGALAN TINDAK TUTUR
1. Mitra tutur tdk memiliki pengetahuan ttg
objek yang dibicarakan
2. Mitra tutur tidak sadar (melamun)
3. Mitra tutur tidak tertarik pada objek
yang dibicarakan
4. Mitra tutur tidak suka (tdk berkenan)
pada topik yang dibicarakan
5. Mitra tutur tidak paham ttg topik
6. Mitra tutur terkendala oleh kode etik
dalam masyarakat

Anda mungkin juga menyukai