Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Wawasan Ilmiah

Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR VOCABULARY SISWA PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X
(Quasy Experiment: SMAN 8 GARUT)
Fajar Muttaqien
fajarmuttaqien11@gmail.com
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Garut
2017

ABSTRAK - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: aktivitas belajar vocabulary siswa yang tidak menggunakan
dan yang menggunakan media audio-visual; perbedaan aktivitas belajar vocabulary antara siswa yang tidak menggunakan dengan
yang menggunakan media audio-visual; peningkatan hasil belajar vocabulary siswa yang tidak menggunakan dan yang
menggunakan media audio-visual; perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary antara siswa yang tidak menggunakan dengan
yang menggunakan media audio-visual; dan hubungan aktivitas belajar vocabulary siswa dengan hasil belajar vocabulary pada
pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan, kelompok siswa yang dalam
pembelajaran vocabulary tidak menggunakan media audio visual secara keseluruhan aspek aktivitas belajar vocabulary yang
diamati termasuk kategori kurang sering yang mendominasi selama proses pembelajaran, sedangkan aktivitas belajar vocabulary
siswa yang menggunakan media audio visual secara keseluruhan aspek aktivitas belajar vocabulary yang diamati termasuk
kategori cukup sering yang mendominasi selama proses pembelajaran, oleh karena itu media audio-visual dapat meningkatkan
aktivitas belajar vocabulary siswa kelas X pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut; terdapat perbedaan aktivitas
belajar vocabulary antara siswa yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio visual dengan siswa yang dalam
pembelajarannya tidak memanfaatkan media audio visual; peningkatan hasil belajar vocabulary pada siswa yang tidak
memanfaatkan media audio visual yang termasuk dalam kategori sedang, sedangkan peningkatan hasil belajar vocabulary pada
siswa yang memanfaatkan media audio visual termasuk dalam kategori sedang, selanjutnya peningkatan hasil belajar vocabulary
siswa pada pembelajaran yang menggunakan media audio visual lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak
menggunakan media audio visual, dengan kata lain media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar vocabulary; terdapat
perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary antara siswa yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio visual
dengan siswa yang dalam pembelajarannya tidak memanfaatkan media audio visual; peningkatan hasil belajar vocabulary siswa
yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio visual lebih baik dari siswa yang dalam pembelajaran tidak
menggunakan media audio visual pada pelajaran bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut; dan terdapat hubungan yang signifikan
antara aktivitas belajar vocabulary dengan hasil belajar vocabulary pada pelajaran bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut
dengan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,767 yang termasuk kategori sangat kuat.

Kata Kunci : media audio visual, pelajaran Bahasa Indonesia, aktivitas belajar siswa, hasil belajar.

PENDAHULUAN untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi


Latar Belakang dengan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang
potensi diri peserta didik, termasuk perkembangan intelektual, dipelajari di sekolah. Dalam era globalisasi sekarang ini bahasa
sosial, dan emosional. Bahasa juga merupakan penunjang Inggris merupakan bahasa yang penting untuk dipelajari, hal
keberhasilan mempelajari semua bidang studi. Bahasa tidak ini dikarenakan bahasa Inggris merupakan bahasa
hanya berupa kata-kata yang dikeluarkan berupa ucapan internasional. Fakta menunjukan bahwa banyak buku-buku
(tuturan) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa ilmu pengetahuan, science, bahasa, dan lain-lain ditulis dalam
gambar. Peradaban manusia kuno sebelum mengenal tulisan bahasa Inggris sehingga untuk memahami buku-buku tersebut
adalah menggunakan bahasa gambar. tentu harus memahami bahasa Inggris. Selain itu, dalam
Perkembangan bahasa di Indonesia dewasa ini tidak kemajuan teknologi dan informasi, banyak hal yang ditulis
hanya mencakup pembelajaran bahasa nasional dan bahasa dalam bahasa Inggris, seperti prosedur penggunaan, fitur-fitur
lokal saja, namun juga telah berkembang pembelajaran bahasa- atau hal lain seperti menggunakan e-mail, tentu sangat
bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa Perancis, membutuhkan pemahaman bahasa Inggris.
bahasa Jerman, bahasa Arab, dan bahasa Cina. Tuntutan Oleh sebab itu, tujuan utama pembelajaran bahasa
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
membuat pembelajaran bahasa-bahasa tersebut menjadi hal dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris, baik secara lisan
yang penting. Tujuan utama pembelajaran bahasa diarahkan maupun tertulis. Dalam proses pembelajaran bahasa tersebut
sebagian besar siswa belum dapat menyimak, berbicara,

ISSN 1978-8444 25
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

membaca dan menulis dengan baik meskipun dengan kalimat- proses pembelajaran vocabulary kemampuan untuk
kalimat sederhana. Banyak siswa yang tidak menyukai mengungkapkan ide merupakan hal yang paling mendasar.
pelajaran bahasa Inggris dan siswa belum mampu Dalam kurikulum SMA dinyatakan bahwa siswa harus
berkomunikasi dengan bahasa tersebut karena penguasaan menguasai minimal 4000 vocabulary, sehingga mereka
vocabulary yang dimiliki siswa yang sangat rendah. mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, baik
Selanjutnya, berdasarkan standar kompetensi dan lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris dengan baik.
kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Inggris tingkat SMA, Sementara itu, pada saat peneliti melakukan pra tes vocabulary
pembelajaran bahasa Inggris ditujukan untuk mendukung tidak ada satupun siswa yang menguasai 4000 kosa kata.
penguasaaan dan pengembangan empat keterampilan Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan, terlebih untuk
berbahasa, yaitu: listening, speaking, reading, dan writing. Di mata pelajaran bahasa Inggris, karena bahasa Inggris salah
samping keempat keterampilan tersebut, unsur kebahasaan satu mata pelajaran untuk Ujian Nasional. Dalam penelitian
seperti structure atau grammar, pronunciation, dan vocabulary ini, peneliti hanya melakukan penelitian pada vocabulary
diajarkan secara terpadu dalam penyampaian keempat siswa saja karena vocabulary merupakan bagian dari
keterampilan yang diajarkan. Hal tersebut bertujuan untuk kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis,
mendukung kemampuan berbahasa Inggris secara dan vocabulary merupakan hal yang bermasalah di SMAN 8
komprehensif. Garut, khususnya di kelas X.
Kenyataan di lapangan, kemampuan bahasa Inggris Gambaran pengalaman dan pengamatan di atas
belum menunjukkan hasil yang memuaskan walaupun siswa menunjukan bahwa siswa tersebut mengalami problema
telah belajar bahasa Inggris dalam kurun waktu yang cukup belajar dalam pembelajaran bahasa Inggris. Menurut Abraham
lama. Jika para siswa diminta berbicara bahasa Inggris, mereka (2012:8), problema belajar adalah kesulitan belajar yang
tidak bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar dengan disebabkan oleh faktor eksternal, antara lain berupa strategi
alasan tidak tahu kata-katanya. Penguasaan vocabulary bahasa pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang
Inggris yang dimiliki siswa masih sangat sedikit. Hal ini tidak tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian
sesuai dengan jumlah waktu yang sudah digunakan oleh siswa ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.
untuk belajar bahasa Inggris. Lebih konkritnya, fakta di Dengan demikian agar tujuan pembelajaran bahasa
lapangan bisa dilihat bagaimana output siswa SMA yang Inggris efektif dan efesien dalam mencapai standar kompetensi
sebagian besar masih belum bisa berkomunikasi dengan yang telah ditetapkan, maka guru harus memperhatikan aspek-
menggunakan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan, aspek terkait dalam mengembangkan dan meningkatkan proses
padahal dalam tujuan pembelajaran bahasa Inggris SMA pembelajaran. Salah satunya adalah penggunaan teknologi
tertera bahwa salah satunya adalah siswa dapat berkomunikasi pembelajaran dalam kegiatan proses belajar mengajar, karena
baik lisan maupun tulisan dengan lancar. menurut Silber (dalam Warsita, 2008:15) penggunaan
Di SMAN 8 Garut berdasarkan nilai yang diperoleh di teknologi pembelajaran merupakan salah satu upaya guru
kelas X tahun ajaran sebelumnya, dari ke empat dalam memecahkan persoalan belajar atau problema belajar.
keterampilan tersebut, ternyata rata-ratanya nilai rendah, yaitu Penggunaan teknologi pembelajaran terletak pada sumber
40 sedangkan ketuntasan belajar minimal adalah 60. Sebagian daya manusia yang mengelola pendidikan dalam hal ini adalah
besar siswa juga tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran, para pendidik. Para pendidik harus memiliki kemampuan
baru sebagian kecil saja yang sudah menyenangi akademis dan professional yang handal untuk
pembelajaran bahasa Inggris, umumnya mereka ini adalah mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi
pelajar yang memiliki vocabulary dan kemampuan bahasa pembelajaran agar penyelenggaraan pendidikan menjadi
Inggris yang cukup baik sehingga mendominasi kegiatan berkualitas, efektif, efesien dan relevan dengan kebutuhan dan
pembelajaran. Pembelajaran selama ini masih berorientasi tuntutan zaman.
pada teacher centered, sehingga pelaksanaan pembelajaran Lingkup pemanfaatan teknologi pembelajaran
masih didominasi oleh guru dan belum memanfaatkan media merupakan suatu tindakan menggunakan metode dan model
pembelajaran untuk memudahkan pemahaman siswa. Siswa instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan
cenderung tidak tertarik dan kurang memperhatikan guru suasana pembelajaran. Supaya pembelajaran siswa lebih
ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa sibuk dengan menyenangkan, aktif, dan kreatif, maka diperlukan suatu
temannya dan siswa lain kelihatan diam saja. media pembelajaran baru yang diharapkan dapat
Ketika guru memberikan pertanyaan, mereka menjawab meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
asal-asalan dan sebagian lagi diam saja. Hal seperti ini dapat Merujuk kepada pendapat para ahli di atas, peneliti
terjadi karena di dalam proses pembelajaran guru belum berkesimpulan bahwa perlu ada pembaruan dalam metode
menggunakan pendekatan atau strategi yang tepat dalam pembelajaran bahasa Inggris. Karena selama ini pengajaran
proses pembelajaran dan belum menggunakan media bahasa Inggris masih banyak menggunakan metode
pembelajaran. Vocabulary yang dimiliki siswa sangat minim, konvensional yang lebih mementingkan pencapaian materi,
atau mereka tidak mempunyai vocabulary yang cukup sementara peserta didik tidak lebih hanya sebagai pendengar.
sehingga mereka susah menjawab apa yang ditanyakan oleh Metode konvensional merupakan metode yang berorientasi
guru. pada guru, dimana hampir seluruh kegiatan belajar mengajar
Di samping itu, guru yang mengajarkan vocabulary perlu dilakukan oleh guru (Djaafar, 2001:3). Hal inilah yang menjadi
kesabaran yang lebih dalam membimbing siswa untuk salah satu penyebab peserta didik kurang tertarik mengikuti
mengeksplorasi ide-ide siswa yang beragam, karena di dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dan berakibat pula pada

ISSN 1978-8444 26
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

kurang maksimalnya peserta didik menggali kemampuan yang pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat dan
mereka miliki. motivasi siswa.
Kegiatan pembelajaran bahasa Inggris sudah saatnya Keterlibatan siswa dilandasi aktivitas dan minat yang
memanfaatkan teknologi pembelajaran, salah satunya adalah tinggi dari siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan juga dari
dengan menggunakan media audio-visual. Pembelajaran pihak guru dituntut untuk menguasai penggunaan berbagai
berbasis media audio-visual pada dasarnya merupakan macam media dan strategi pembelajaran. Melalui proses
pembelajaran yang diharapkan mampu mempermudah komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan
penyajian materi pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses
siswa, dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu peserta komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses
didik (Susilana dan Riyana, 2008 : 125). komunikasi yang disebut media. Media pembelajaran
Pendekatan dengan menggunakan media audio-visual mempunyai kontribusi dalam meningkatkan aktivitas dan
adalah suatu pendekatan dimana siswa mengaitkan materi motivasi siswa dalam belajar. Pemakaian media
yang diberikan dengan dunia yang nyata, media audio-visual pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran dapat
diuraikan bahwa pesan yang ditampilkan juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
mendorong kemauan belajar siswa. Sedangkan dalam proses membangkitkan aktivitas dan rangsangan dalam kegiatan
pembelajaran, siswa diharapkan mampu mengungkapkan ide- belajar. Guru diharapkan berani mengubah paradigma
ide yang mereka miliki misalnya dalam hal menulis. Alasan pembelajarn konvensional yang selama ini digunakan serta
menggunakan media audio-visual karena menarik perhatian mampu merancang pembelajaran sehingga mampu mendorong
siswa, menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Dalam
meningkatkan keaktifan atau keterlibatan siswa dalam pembelajaran media yang digunakan untuk memperlancar
kegiatan pembelajaran, meningkatkan motivasi siswa. Dengan komunikasi pembelajaran disebut media pembelajaran atau
audio-visual, kita dapat melihat sesuatu yang menarik dan media instruksional edukatif. Ada beragam media
berhungan dengan kodisi yang sebenarnya. Dengan pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya adalah
menunjukan gambar, guru membantu siswa untuk dengan media gambar.
berkonsentrasi. Ini berarti bahwa audio-visual dapat Berdasarkan temuan di lapangan pada kelas X SMAN 8
digunakan dalam pembelajaran untuk memberanikan siswa Garut tahun ajar 2015-2016 dan kajian teori pada uraian di
dalam balajar bahasa Inggris, karena siswa dapat melihat objek atas, timbul suatu asumsi bahwa untuk meningkatkan aktivitas
secara nyata. Selanjutnya, media audio-visual sangat penting dan penguasaan vocabulary bahasa Inggris dapat diupayakan
untuk mempelajari bahasa Inggris karena media tersebut dengan menggunakan media pembelajaran berupa audio-
menjelaskan kata dimana siswa belum mengerti sebelumnya. visual. Pembelajaran dengan menggunakan media audio-
Dengan menggunakan media audio-visual dapat visual dalam pembelajaran diharapkan mampu memperlancar
membantu siswa dalam pembelajaran. Ini berarti audio-visual pemahaman dan memperkuat ingatan siswa. Selain itu,
dapat mengungkapkan gagasan-gagasanya karena siswa tidak pembelajaran dengan media pembelajaran adalah sebagai salah
berhadapan dengan dunia yang abstrak. Dalam pelaksanaan satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan
pembelajaran meningkatkan vocabulary dengan menggunakan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajar.
media audio-visual diharapkan: (1) siswa berperan aktif karena Media audio-visual mempunyai empat fungsi diantaranya
siswa berhadapan dengan lingkungan yang nyata, (2) siswa adalah fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi
memiliki keterampilan dan pemahaman tentang pembelajaran kompensatoris. Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik
vocabulary karena di dalam pembelajaran menggunakan media dan mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi pada isi
audio-visual diberikan pengertian yang mendalam bukan pelajaran. Fungsi afektif dapat terlihat pada tingkatan
berupa hapalan, (3) siswa kritis karena siswa memahami kenikmatan siswa pada saat belajar. Karena media ini dapat
materi yang dipelajari sehingga sering bertanya, (4) menggugah emosi dan sikap siswa. Fungsi kognitif terlihat dari
pembelajaran berlangsung dinamis karena kelas aktif, dan temuan-temuan penelitian yang mengungkap bahwa media ini
siswa akan memahami materi pembelajaran. Oleh sebab itu, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
guru dapat dengan mudah mengatur proses pembelajaran, (5) mengingat informasi yang terkandung dalam gambar tersebut.
pembelajaran memuat sharing karena di dalam pembelajaran Sedangkan fungsi kompensatoris terlihat dari hasil yang
terdapat masyarakat belajar (learning community), (6) proses memberikan konteks untuk mengkondisikan siswa yang lemah
evaluasi tidak hanya pada hasil tetapi lebih menekankan pada dan lambat memahami isi pelajaran yang disajikan secara
proses pembelajaran (Situmorang, 2011). verbal. Belajar melalui media audio-visual akan menstimulus
Pemilihan media audio-visual yang dijadikan sebagai anak yang kemudian akan berdampak pada hasil belajar
media pembelajaran didasarkan pada hasil wawancara yang baik dimana siswa akan mengingat, mengenali kembali
langsung dengan beberapa siswa tentang pengetahuan mereka. dan menghubung-hubungkan antara fakta dan konsep.
Pembelajaran dengan memberikan contoh berupa visualisasi Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba
dan mengaitkan langsung dengan pembelajaran diharapkan memberikan pemecahan masalah atau solusi dengan
siswa mampu memahami materi dengan keadaan yang ada mengaplikasikan media audio-visual dan pengukuran
disekitarnya. Aktivitas siswa pada pembelajaran sebelumnya vocabulary siswa di SMAN 8 Garut, kelas X. Dengan
juga menunjukkan belum tumbuhnya motivasi belajar pada menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran
siswa sehingga pembelajaran tampak tidak antusias dan pasif. diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa
Hal ini dimungkinkan belum dimanfaatkanya media

ISSN 1978-8444 27
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan 5. Bagaimana hubungan aktivitas belajar siswa dengan hasil
penguasaan vocabulary siswa. belajar vocabulary pada pembelajaran Bahasa Inggris di
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti kelas X SMAN 8 Garut?
telah melakukan penelitian yang lebih mendalam guna
meningkatkan penguasaan vocabulary siswa dalam Tujuan Penelitian
pembelajaran Bahasa Inggris melalui implementasi model Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, tujuan
pembelajaran berbasis audio-visual di lingkungan SMAN 8 penelitian ini adalah untuk mengetahui :
Garut. Atas dasar itulah maka peneliti mengangkat judul 1. Aktivitas belajar vocabulary siswa yang tidak
penelitian ini adalah “Penggunaan Media Audio-Visual dan menggunakan dan yang menggunakan media audio-
Aktivitas Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X
Vocabulary Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMAN 8 Garut
Kelas X (Quasi Experiment: SMAN 8 Garut)” 2. Perbedaan aktivitas belajar vocabulary antara siswa yang
tidak menggunakan dengan yang menggunakan media
Identifikasi Masalah audio-visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas
Sebagaimana dikemukakan di atas, dalam pembelajaran X SMAN 8 Garut
Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut ditemukan sejumlah 3. Peningkatan hasil belajar vocabulary siswa yang tidak
permasalahan, yaitu: menggunakan dan yang menggunakan media audio-
1. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris aktivitas belajar visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X
siswa masih rendah dan masih didominasi oleh Guru. SMAN 8 Garut
2. Bahasa Inggris masih dianggap sebagai matapelajaran 4. Perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary antara
yang sulit, sehingga pencapai hasil belajar sebagian siswa yang tidak menggunakan dengan yang
siswa, khususnya dalam penguasaan vocabulary masih menggunakan media audio-visual pada pembelajaran
rendah, sehingga kemampuan listening, speaking, Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut
reading and writing juga rendah. 5. Hubungan aktivitas belajar vocabulary siswa dengan
3. Guru harus menjelaskan berulang-ulang tentang suatu hasil belajar vocabulary pada pembelajaran Bahasa
konsep bahasa Inggris kepada siswa. Inggris di kelas X SMAN 8 Garut.
4. Belum dimanfaatkannya media pembelajaran sebagai alat Signifikansi dan Manfaat Penelitian
bantu dalam pembelajaran, khususnya dalam penguasaan 1. Signifikansi Penelitian
vocabulary Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu
memberikan konstribusi positif dalam kegiatan
Pembatasan Masalah pembelajaran dimasa yang akan datang, khususnya di
Mengingat keterbatasan yang dimiliki peneliti, penelitian lingkungan SMAN 8 Garut dan bagi masyarakat
ini hanya akan difokuskan pada upaya untuk memecahkan pendidikan pada umumnya. Hasil penelitian ini mudah-
masalah rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar mudahan menjadi refleksi bagi :
vocabulary siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. a. Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
Rumusan Masalah aktivitas belajar dan kompetensi siswa dalam mata
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan pelajaran Bahasa Inggris, khususnya dalam
sebagai berikut: Apakah penggunaan media audio-visual dan penguasaan vocabulary, umumnya dari segi
aktivitas belajar dapat meningkatkan hasil belajar vocabulary kompetensi reading, listening, speaking, maupun
siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut?” writing.
Rumusan masalah tersebut selanjutnya diuraikan ke dalam b. Guru
pertanyaan penelitian sebagai berikut : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memacu
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa yang tidak kreativitas guru dalam mengembangkan
menggunakan dan menggunakan media audio-visual pembelajaran berbasis media audio-visual untuk
pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 menyuguhkan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif,
Garut? dan menyenangkan yang pada akhirnya dapat
2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa meningkatkan hasil belajar siswa.
yang tidak menggunakan dengan yang menggunakan
c. Sekolah
media audio-visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memacu
kelas X SMAN 8 Garut?
pengembangan sarana media audio-visual yang
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar vocabulary
dapat dipergunakan dan dimanfaatkan oleh seluruh
siswa yang tidak menggunakan dan yang menggunakan
warga sekolah.
media audio-visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di
kelas X SMAN 8 Garut? d. Peneliti lain
4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
vocabulary antara siswa yang tidak menggunakan dengan pencerahan serta gambaran bagi peneliti lainnya
yang menggunakan media audio-visual pada yang akan melakukan penelitian yang relevan
pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut? tentang pembelajaran berbasis media audio-visual.

ISSN 1978-8444 28
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

2. Manfaat Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian sebagaimana


Penelitian ini merupakan hasil observasi dari dirumuskan di atas, maka disusunlah hipotesis penelitian
kegiatan pembelajaran. Manfaat yang diharapkan dari sebagai berikut:
penelitian ini adalah sebagai berikut : Hipotesis 1:
a. Manfaat praktis H0 : Media audio-visual tidak dapat
1) Mampu memberikan dorongan dan motivasi meningkatkan aktivitas belajar vocabulary
kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas X pada pembelajaran Bahasa
bahasa Inggris. Inggris di SMAN 8 Garut.
2) Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa Ha : Media audio-visual dapat meningkatkan
dalam pembelajaran bahasa Inggris, baik aktivitas belajar vocabulary siswa kelas X
dalam konteks reading, speaking, listening pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN
maupun writing. 8 Garut.
3) Mampu memberikan dorongan dan motivasi
kepada guru dalam menggunakan model
multimedia pembelajaran interaktif. Hipotesis 2:
b. Manfaat Teoretis H0 : Tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar
Manfaat teoretis yang diharapkan dari vocabulary antara siswa yang dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : pembelajarannya memanfaatkan media
1) Untuk menambah wawasan keilmuan peneliti audio visual dengan siswa yang dalam
khususnya dan umumnya semua guru mata pembelajarannya tidak memanfaatkan media
pelajaran bahasa Inggris, terutama yang audio visual pada pembelajaran bahasa
berkenaan dengan model pembelajaran yang Inggris di kelas X SMAN 8.
menggunakan media audio-visual. Ha : Terdapat perbedaan aktivitas belajar
2) Sebagai bahan masukan serta acuan dalam vocabulary antara siswa yang dalam
upaya pemanfaatan media audio-visual dalam pembelajarannya memanfaatkan media
pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan audio visual dengan siswa yang dalam
SMAN 8 Garut khususnya. pembelajarannya tidak memanfaatkan media
audio visual pada pembelajaran bahasa
Asumsi dan Hipotesis Penelitian Inggris di kelas X SMAN 8.
1. Asumsi
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi Hipotesis 3:
sebagai berikut : H0 : Media audio-visual tidak dapat
meningkatkan hasil belajar vocabulary siswa
a. Penggunaan teknologi pembelajaran dalam kegiatan kelas X pada pembelajaran Bahasa Inggris di
proses belajar mengajar, merupakan salah satu
SMAN 8 Garut.
upaya guru dalam memecahkan persoalan belajar
Ha : Media audio-visual dapat meningkatkan
atau problema belajar (Silber dalam Warsita,
hasil belajar vocabulary siswa kelas X pada
2008:15).
pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8
b. Metode konvensional merupakan metode yang Garut.
berorientasi pada guru, dimana hampir seluruh
kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru, hal Hipotesis 4:
ini salah satu penyebab peserta didik kurang tertarik H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil
mengikuti proses pembelajaran dan berakibat pula belajar vocabulary antara siswa yang dalam
pada kurang maksimalnya peserta didik menggali pembelajarannya memanfaatkan media
kemampuan yang mereka miliki (Djaafar, 2001 : 3). audio visual dengan siswa yang dalam
c. Pembelajaran berbasis media audio-visual pada pembelajarannya tidak memanfaatkan media
dasarnya merupakan pembelajaran yang diharapkan audio visual pada pembelajaran bahasa
mampu mempermudah penyajian materi Inggris di kelas X SMAN 8.
pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar siswa, Ha : Terdapat perbedaan peningkatan hasil
dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu peserta belajar vocabulary antara siswa yang dalam
didik (Susilana dan Riyana, 2008 : 125). pembelajarannya memanfaatkan media
d. Media adalah komponen sumber belajar atau audio visual dengan siswa yang dalam
wahana fisik mengandung materi instruksional di pembelajarannya tidak memanfaatkan media
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa audio visual pada pembelajaran bahasa
untuk belajar (Gagne dan Briggs, 1975:4 dalam Inggris di kelas X SMAN 8.
Arsyad, 2006: 4).
2. Hipotesis Hipotesis 5:
Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara aktivitas belajar dengan hasil belajar

ISSN 1978-8444 29
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

vocabulary pada pelajaran bahasa Inggris di Sedangkan pengertian belajar menurut John Dewey dalam
kelas X SMAN 8 Garut. (Sujana, 2000: 19) adalah interaksi antara stimulus dengan
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara respon, merupakan hubungan dua arah antara belajar dan
aktivitas belajar dengan hasil belajar lingkungannya. Hal ini berarti bahwa dalam belajar siswa akan
vocabulary pada pelajaran bahasa Inggris di menerima stimulus dari lingkungan berupa masalah dan
kelas X SMAN 8 Garut. lingkungan pun akan member bantuan-bantuan yang
kemudian ditafsirkan oleh system syaraf otak secara efektif
sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
TINJAUAN PUSTAKA dianalisis serta dicari pemecahanya. Inti dari belajar adalah
Belajar dan Pembelajaran suatu proses perubahan tingkah laku secara sadar yang
Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. menyangkut aspek-aspek pengetahuan, pengertian, sikap,
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur keterampilan, kebiasaan dan sebagainya yang dapat
hidup, dalam belajar terjadi perubahan baik tingkah laku, dilakukan dengan memberi stimulus-stimulus maupun
sikap dan cara berpikir. Pendapat Hamalik (2002) pengalaman-pengalaman selama proses belajar berlangsung.
menyatakan bahwa “belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam Media Pembelajaran
cara-cara bertingkah laku berkat pengetahuan dan latihan. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
Disini guru harus mengantarkan siswanya untuk memperoleh (student centered) memerlukan sarana atau alat yang menjadi
dan menghasilkan perubahan tingkah laku tersebut. Good perantara guru menyampaikan materi atau ilmunya kepada
dan Brophy dalam Uno (2008: 15) menyatakan bahwa siswa. Sarana atau alat tersebut dikenal dengan media
“belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang pembelajaran. Media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan
dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat
dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari diartikan sebagai perantara atau pengantar (Sanjaya, 2013:
pengalaman itu sendiri. 204).
Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa “belajar adalah Sedangkan Heinich et al. dalam Sanjaya (2013: 204)
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan, “media is a channel of communication.
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara Derived from the Latin word for ‘between’, the term refers to
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil anything that carries information between a source and a
interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat senada receiver”. Secara umum dapat diartikan bahwa media adalah
dikemukakan Uno (2008) bahwa belajar adalah suatu proses saluran komunikasi. Berasal dari Bahasa Latin yaitu “antara”,
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu istilah ini mengacu pada apapun yang berhubungan dengan
perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil informasi, yaitu antara sumber dan penerima. Istilah media
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan
lingkungannya. sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau
Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada manusia pembelajaran. Menurut Rossi dan Breidle dalam Sanjaya
dengan berpikir, merasa dan bergerak untuk memahami setiap (2006:163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan sebuah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
perilaku, pengetahuan, teknologi atau apapun yang berupa tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah,
karya dan karsa manusia tersebut. Belajar berarti sebuah dan sebagainya. Menurutnya, alat-alat semacam radio dan
pembaharuan menuju pengembangan diri individu agar televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan
kehidupanya bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar juga maka merupakan media pembelajaran.
dapat diartikan sebagai adaptasi terhadap lingkungan dan Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau
interaksi seorang manusia dengan lingkungan tersebut. bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa
Definisi belajar oleh Gagne hampir sama dengan definisi dapat memperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach dan Ely
belajar yang dikatakan Crow dalam (Sagala, 2005: 13) belajar dalam Sanjaya (2006:163) secara umum media itu meliputi
adalah upaya memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan
dan sikap-sikap. Belajar merupakan siatu proses perubahan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau keterampilan, dan sikap. Selain pengertian di atas, ada juga
pengalaman tertentu. Belajar menghasilkan perubahan yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat
perilaku yang secara relatif tetap dalam berfikir, merasa dan keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware
melakukan. Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil latihan, adalah alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head
pengalaman, dan pengembangan. Jadi belajar menghasilkan Projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan software
perubahan perilaku dalam diri peserta didik. Perubahan tigkah adalah isi program yang mengangdung pesan seperti informasi
laku inilah sebagai pencerminan dari hasil belajar. Belajar yang terdapat pada tranparansi atau buku dan bahan-bahan
dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi cetak lainya, cerita yang terkandung dalam film atau materi
kembali materi yang telah dipelajari, belajar seperti ini yang disuguhkan dalam brntuk bagan, grafik, diagram, dan lain
disebut “rote learning”. Kemudian jika yang telah dipelajari sebagainya.
itu mampu disampaikan dan diekspresikan bahasa sendiri Selanjutnya, mengenai media pembelajaran (Sanjaya,
maka disebut “over learning”. 2014:164) mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan

ISSN 1978-8444 30
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

alat bantu mengajar yang digunakan oleh guru dalam Jenis media yang demikian memiliki alat
menciptakan lingkungan belajar atau membelajarkan siswa. proyeksi khusus seperti film projector untuk
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa memproyeksikan film, slide projector untuk
media pembelajaran merupakan perantara atau pengantar yang memproyeksikan film slide, overhead
dapat digunakan oleh guru sebagai alat bantu dalam projector (OHP) untuk memproyeksikan
menyampaikan informasi berupa materi pembelajaran kepada transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi
siswa. Penggunaan media pembelajaran ini dapat mendukung semacam ini maka media tidak akan berfungsi
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). apa-apa.
1. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media 2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti
Pembelajaran gambar, foto, lukisan, radio, dan lain
Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa sebagainya.
verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dimana 3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media
siswa hanya mengetahui tentang kata tanpamemahami Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam
dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar
juga kesalahan persepsi dan gairah siswa untuk adalah bahwa media digunakan dan diarhkan untuk
menangkap pesan akan semakin kurang karena siswa mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami
kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang materi pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan
disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu perlu media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Agar
keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis. Oleh karena media pembelajaran benar-benar digunakan untuk
itu peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam pembelajaran siswa, maka ada sejumlah prinsip yang
suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat harus diperhatikan, diantaranya:
menggunakan film, televisi, atau gambar untuk a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan
memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. diarahkan untuk mencapai tujuanpembelajaran.
Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak Media tidak digunakam sebagai alat hiburan, atau
bisa lebih menjadi konkret. sematamata dimamfaatkan untuk mempermudah
Sehingga secara khusus media pembelajaran guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar
memiliki fungsi dan berperan untuk: untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa yang ingin dicapai.
Tertentu. b. Media yang akan digunakan harus sesuain dengan
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek materi pembelajaran. Setiap materi pembelajaran
tertentu. memiliki kehasan dan kekomplekan masing-
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. masing. Media yang digunakan harus sesuai dengan
d. Media pembelajaran memiliki nilai praktis kompleksitas materi pembelajaran. Contohnya,
2. Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran untuk membelajarkan siswa memahami
Menurut Sanjaya (2006:61) media pembelajaran pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, maka
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi guru perlu mempersiapkan grafik yang
tergantung dari sudut mana melihatnya. mencerminkan pertumbuhan itu.
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat di bagi kedalam: c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat,
1) Media auditif, yaitu media yang dapat kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki
didengar saja atau hanya memiliki unsur suara. kemampuan mendengar yang kurang baik akan sulit
2) Media visual, yaitu media yaitu media yang memahami pelajaran manakala digunakan media
dapat dilihat saja dan tidak memiliki unsur yang bersifat auditif. Demikian juga sebaliknya.
suara. Setiap siswa memliki kemampuan dan gaya yang
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang berbeda. Guru perlu memperhatikan setiap
selain mengandung unsur suara juga kemampuan dan gaya tersebut.
mengandung unsure gambar yang dapat d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan
dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran efektifitas dan efisien. Media yang memerlukan
film, slide suara, dan lain sebagainya. peralatan mahal belum tentu efektif untuk mencapai
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat tujuan pembelajaran. Setiap media yang dirancang
pula dibagi kedalam: guru perlu memperhatikan efektifitas penggunanya.
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan e. Media yang digunakan harus sesuai dengan
rentak seperti radio dan televisi. kemampuan guru dalam mengoperasikanya. Sering
2) Media yang mempunyai daya liput yang media kompleks terutama media-media muktahir
terbatas oleh ruang dan waktu seperti film seperti media computer dan media elektronik
slide, film, video, dan lain sebagainya. memerlukan kemampuan khusus dalam
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakainya, media mengoperasikanya. Media secanggih apapun tidak
dapat dibagi ke dalam: akan menolong proses pembelajaran tanpa
1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, kemampuan khusus dalam mengoperasikannya.
film strip, transparansi dan lain sebagainya.

ISSN 1978-8444 31
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

Hasil Belajar 3. Faktor instuisi lain, terdiri dari faktor kurikulum, faktor
Hasil belajar adalah hasil suatu penilaian dibidang jadwal pelajaran, faktor pembagian tugas, faktor
pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil belajar pengelompokan siswa, dan faktor fasilitas siswa.
yang dinyatakan dalam bentuk nilai (Winkel 1989:102). 4. Faktor situasional, yaitu faktor yang berhubungan
Hamalik (2001: 146) menyatakan assessment adalah dengan situasi belajar seperti; keadaan waktu belajar
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur hasil dan lokasi dimana kegiatan itu berlangsung.
belajar (achievement) siswa sebagai prestasi dari suatu Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian hasil belajar
program instruksional. Jadi untuk mengukur hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh
dapat diberikan assessment. Sementara itu, Nurkancana seseorang sesudah mengikuti proses belajar pada ranah
(1996: 2) mengartikan evaluasi sebagai suatu tindakan atau kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan
suatu proses untuk menentukan nilai dalam dunia pendidikan. penilaian pengetahuan pemahaman, penerapan, analisis, dan
Pernyataan ini mengandung makna evaluasi digunakan untuk sintesis dengan penekanan pada aspek pengetahuan,
menentukan nilai atau prestasi belajar siswa. Hasil belajar pemahaman dan aplikasi yang disesuaikan dengan tingkat
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang perkembangan siswa.
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses
dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. pembelajaran akan terlihat dalam bentuk nilai yang diperoleh
Hasil belajar merupakan hasil dari adanya rencana dan melalui tes (ulangan/ujian) yang berhubungan dengan materi
pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi- pelajaran yang telah diperoleh atau yang dipelajarinya.
informasi yang mendukung disertai dengan data yang Menurut Djamarah, (2000: 97) keberhasilan proses
objektif dan memadai (Rusyan 1994: 21). Oemar Hamalik pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf
(2001 : 45) dalam bukunya media pendidikan menyatakan sebagai berikut:
bahwa : ”Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang 1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran
diharapkan dimiliki siswa setelah dilaksanakannya kegiatan dapat dikuasai oleh anak didik
belajar pembelajaran”. Sedangkan Suratinah Tirtonegoro 2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (76% sampai
(1994 : 43) membuat batasan bahwa yang dimaksud hasil 99% bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik
belajar adalah, ”Hasil dari pengukuran serta penilaian hasil 3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh
belajar”. anak didik hanya 66% sampai dengan &5% saja
Hasil belajar dalam bidang akademik diartikan prestasi 4. Kurang, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak
pelajaran yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang didik kurang dari 65%.
bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan penilaian
dan penilaian. Thorndike dalam Djaali (2001: 20) berdiskusi penguasaan, baik yang bersifat kognitif, afektif, psikomotor
bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila mereka sehingga merupakan hasil dari adanya tingkah laku siswa
mengetahui bahwa di akhir program yang sedang ditempuh sebagai hasil belajar yang telah diikutinya melalui program
akan ada tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. pembelajaran sekolah.
Suparman (2001: 20) menyatakan bahwa untuk mengukur
hasil belajar dapat dilaksanakan dengan evaluasi. Alat ukur Penelitian yang Relevan
dapat berbentuk tes karangan atau tes objektif untuk tujuan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Laila Maharani
instruksional dalam kawasan kognitif. Nurkancana (1996:25) (2006). Meningkatkan kosa kata siswa dengan
mengatakan tes adalah cara untuk mengadakan penilaian yang menggunakan media gambar. Hasil penelitian
berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau menunjukkan bahwa media gambar dapat
sekelompok siswa sehingga memprestasikan suatu nilai meningkatkan kosa kata siswa.
tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut. 2. Penelitian yang dilakaukan oleh Tris Septiana (2006).
Hasil belajar yang dikenal dengan istilah achievement, Hasil penelitian menunjukkan media gambar dapat
adalah keseluruhan kecakapan dan prestasi yang dicapai meningkatkan kosakata siswa.
melalui pembelajaran di sekolah dinyatakan dengan angka- 3. Penelitian yang dilakukan di SMAN Banjaran
angka atau nilai-nilai berdasarkan tes pengukuran hasil Klungkung, penelitian menunjukkan bahwa media
belajar. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gambar dapat meningkatkan kosa kata siswa.
tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar karena tes 4. Penelitian yang dilaksanakan di SLTPN 1 Soppeng
merupakan alat ukur untuk mengetahui keberprestasian Riaja Kabupaten Barru, penelitian menunjukkan
pembelajaran. bahwa media gambar berpengaruh positif terhadap
Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar. prestasi belajar siswa.
WS. Winkel, (1994:24) menggolongkan menjadi empat
kelompok, yaitu :
1. Faktor dari pihak siswa, terdiri dari faktor intelegensi,
faktor prestasi belajar, dan faktor kondisi fisik.
2. Faktor dari pihak guru, terdiri dari faktor pengetahuan
guru dan faktor sikap guru.

ISSN 1978-8444 32
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

PEMBAHASAN situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang
diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
Aktivitas Belajar Vocabulary Siswa Yang Tidak pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,
Menggunakan Dan Yang Menggunakan Media Audio- memahami sesuatu. Apabila berbicara tentang belajar maka
Visual Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Di Kelas X berbicara bagaimana merubah tingkah laku seseorang
SMAN 8 Garut (Sudjana, 2004:28).
Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama Mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa harus
pembelajaran vocabulary, seperti yang telah peneliti paparkan dinamis dan mampu menarik perhatian peserta didik, yaitu
pada sub bab Hasil Penelitian, peneliti dapat gambaran secara dengan cara membantu peserta didik mengembangkan
khusus mengenai aktivitas siswa selama mengikuti pemahaman, baik materi maupun ketrampilan intelektual dan
pembelajaran vocabulary yang tidak menggunakan media partisipatoris dalam kegiatan sekolah, sehingga mampu
audio visual pada pelajaran Bahasa Inggris, yang dapat peneliti menghadapi dan memecahkan masalah di lingkungan sekolah
paparkan sebagai berikut: untuk aspek melakukan pengamatan maupun masyarakat.
atau penyelidikan; aspek pengamatan atau penyelidikan; Hasil penelitian yang diperoleh pada kelas kontrol adalah
aspek membaca dengan aktif; aspek mendengarkan dengan cerminan dari kegiatan pembelajaran yang selama ini
aktif; untuk aspek berlatih (misalnya mencobakan sendiri dilakukan di SMAN 8 Garut. Proses belajar mengajar yang
konsep-konsep misal berlatih dengan soal-soal); untuk aspek berkembang di kelas pada umumnya ditentukan oleh peran
berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah- guru dan peserta didik sebagai individu-individu yang terlibat
masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda langsung di dalam proses tersebut. Dewasa ini pembelajaran
dengan contoh yang diberikan); untuk aspek berpikir kritis masih menggunakan model konvensional, yaitu pembelajaran
(misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau yang menjadikan guru sebagai subjek yang aktif, sedangkan
kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan peserta didik merupakan objek yang pasif. Model
soal atau tugas); untuk aspek mengemukakan pendapat; untuk pembelajaran tradisional menekankan kepada guru sebagai
aspek menjelaskan, untuk aspek berdiskusi, untuk aspek pusat informasi dan peserta didik sebagai penerima informasi.
mempresentasikan laporan yang ditugaskan; untuk aspek Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
memperlihatkan hasil belajarnya, untuk aspek mengomentari dijalankan dalam sejarah pendidikan adalah cara mengajar
dan menyimpulkan proses pembelajaran, untuk aspek secara lisan atau ceramah (Rostiyah, 1998:136).
memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses Selanjutnya, pada kelas Kontrol masih menggunakan
pembelajaran, dan untuk aspek menyimpulkan materi cara-cara tradisional dan monoton. Guru hanya memberikan
pembelajaran dengan kata-katanya sendiri, kesemua aspek materi dengan memberikan tugas dan membaca saja. Sehingga
yang diamati (14 aspek) memperlihatkan dominasi pada tujuan pembelajaran vocabulary yang sebenarnya belum dapat
kategori “jarang atau kurang sering”. terwujud secara maksimal. Hal ini mengakibatkan peserta
Kondisi yang telah peneliti paparkan di atas, dapat didik bosan di dalam kelas. Sehingga pembelajaran tidak
peneliti jelaskan bahwa pada kelas Kontrol, yaitu kelas yang berhasil disampaikan kepada peserta didik.
tidak menggunakan media audio visual dalam pembelajaran Selanjutnya, dalam proses pembelajaran di kelas kontrol,
vocabulary. Padahal, salah satu faktor yang penting untuk siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar mengajar berpikir. Proses di dalam kelas diarahkan kepada anak untuk
yang dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan
bisa lepas dari faktor pendidik, peserta didik, sarana prasarana, menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
materi dan metode. Selain itu, proses belajar mengajar informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkanya
merupakan kegiatan interaksi antara guru-peserta didik dan dengan kehidupan sehari-hari. Serta tidak diarahkan
komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan Kondisi pada kelas Kontrol selaras dengan pendapat
komunikasi timbal balik antara guru dan peserta didik Sudjana (2004) yang menyatakan bahwa guru sudah terbiasa
merupakan ciri dan syarat utama berlangsungnya proses menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam
belajar mengajar (Rustama, dkk., 2003:4). bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan hanya pula dengan istilah kuliah atau ceramah atau lecture.
mengingat. Akan tetapi, belajar adalah suatu proses yang Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan
ditandai adanya perubahan segala hasil proses belajar yang jiwa menggunakan komunikasi satu arah. Oleh sebab itu
dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti berubah kegiatan belajar peserta didik kurang optimal, sebab terbatas
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, pada mendengarkan uraian guru, mencatat dan sekali-kali
keterampilannya, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, bertanya pada guru sehingga siswa cenderung pasif dan cepat
daya penerimaan, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu bosan. Siswa yang kurang beraktivitas di dalam kelas ketika di
(Sudjana, 2004:28). beri mata pelajaran, maka akan cenderung cepat bosan bila
Dalam dunia pendidikan kegiatan belajar mengajar diberi mata pelajaran yang monoton (satu arah), yang berisi
sebagai salah satu unsur yang sangat penting dan harus ada di ceramah, latihan soal dan kurang melibatkan aktivitas siswa.
dalamnya. Proses pendidikan tanpa adanya kegiatan belajar Siswa lebih sering mendengarkan dan mencatat materi yang
mengajar tidak akan berhasil. Oleh sebab itu, belajar adalah diberikan guru.
proses aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua

ISSN 1978-8444 33
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

Hal ini dapat dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran menafsirkan, mengolah atau mengorganisasi sampai dengan
pada kelas yang tidak memanfaatkan media audio visual belum menyimpulkan pengetahuan atau informasi yang diperolehnya
mencapai kompetensi belajar untuk menguasai ilmu melalui pengalaman belajar. Hal tersebut sejalan dengan
pengetahuan (learning to know), keterampilan (learning to do), pendapat Sanjaya (2012: 132) yang menyebutkan bahwa
seerta mengembangkan diri secara maksimal (learning to be). “belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu
Selanjutnya, kondisi yang terjadi pada kelas kontrol tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.”
terlepas dari anggapan siswa bahwa pelajaran Bahasa Inggris Seperti diketahui, aktivitas sangat diperlukan dalam suatu
pada umumnya dianggap sukar. Keadaan ini pemicunya adalah kegiatan belajar. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak
faktor lingkungan dalam belajar yang kurang mendukung serta mungkin berlangsung dengan baik. Sardiman (2004: 95)
kemampuan guru dalam mengemas atau mengelola berpendapat bahwa “Belajar adalah berbuat, berbuat untuk
pengembangan pembelajaran yang kurang kreatif, efektif, dan mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada
bermakna bagi siswa. Apabila pembelajaran yang dikemas belajar kalau tidak ada aktivitas.” Dengan demikian,
guru dapat dinikmati oleh siswa dan dapat mengaktifkan dan keberhasilan peserta didik dalam belajar bergantung pada
memotivasi siswa, niscaya tujuan pembelajaran akan tercapai. aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran.
Seperti yang diungkapkan oleh Sudikan (2004:2) bahwa Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mempunyai
mengajar adalah menata lingkungan agar pembelajar peranan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam
termotivasi dalam menggali makna serta menghargai belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2004: 99)
ketidakseragaman. bahwa:
Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa
pembelajaran, peneliti dapat gambaran secara khusus aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan
mengenai aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan
vocabulary yang menggunakan media audio visual pada rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam
pelajaran Bahasa Inggris, yang dapat peneliti paparkan sebagai mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat,
berikut: untuk aspek melakukan pengamatan atau mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang
penyelidikan; aspek pengamatan atau penyelidikan; aspek dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.
membaca dengan aktif; aspek mendengarkan dengan aktif; Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau
untuk aspek berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep- aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang
konsep misal berlatih dengan soal-soal); untuk aspek berpikir mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan
kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah-masalah pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya bergantung pada
pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan banyaknya perubahan. Menurut Sardiman ( 2007: 100), “yang
contoh yang diberikan); untuk aspek berpikir kritis (misalnya dimaksud aktivitas belajar adalah keaktifan yang bersifat fisik
mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau kesalahan maupun mental. Dalam kegiatan pembelajaran, kedua aktivitas
yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau tersebut harus saling menunjang agar diperoleh hasil yang
tugas); untuk aspek mengemukakan pendapat; untuk aspek maksimal.”
menjelaskan, untuk aspek berdiskusi, untuk aspek Salah satu hal yang mendorong peneliti untuk mengamati
mempresentasikan laporan yang ditugaskan; untuk aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN
memperlihatkan hasil belajarnya, untuk aspek mengomentari 8 Garut adalah karena minat ataupun motivasi belajar siswa
dan menyimpulkan proses pembelajaran, untuk aspek lebih rendah. Hal tersebut berakibat pula pada rendahnya
memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses aktivitas belajar vocabulary para siswa saat mengikuti
pembelajaran, dan untuk aspek menyimpulkan materi pembelajaran Bahasa Inggris. Dalam upaya meningkatkan
pembelajaran dengan kata-katanya sendiri, kesemua aspek aktivitas belajar vocabulary para siswa tersebut, peneliti
yang diamati (14 aspek) memperlihatkan dominasi pada kemudian melakukan penelitian dengan harapan hasil
kategori “cukup sering”. penelitian ini dapat membantu mendorong terjadinya
Kondisi yang telah peneliti paparkan di atas, dapat peningkatan aktivitas belajar vocabulary siswa dan akhirnya
peneliti jelaskan bahwa pada kelas Eksperimen, yaitu kelas akan berdampak pada peningkatan hasil belajar mereka.
yang menggunakan media audio visual dalam pembelajaran Setelah melaksanakan penelitian diperoleh data tentang
vocabulary. Aktivitas belajar vocabulary siswa pada saat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
mengikuti pembelajaran yang menggunakan media audio menggunakan media audio visual yang hasilnya seperti telah
visual dalam pembelajaran bahasa Inggris tampak disampaikan pada bagian paparan hasil penelitian di awal bab
mengarahkan agar siswa dapat memperkuat, memperluas dan ini.
menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya serta Berdasarkan hasil pengamatan tarhadap aktivitas belajar
menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan vocabulary siswa, terlihat bahwa sebagian siswa cukup sering
penerapan kehidupan mereka sehari-hari. dalam semua aspek yang diamati (14 aspek). Hal ini tidak
Pada kelas Eksperimen, siswa lebih banyak diberi terlepas dari peran media audio visual yang digunakan. Hal ini
kesempatan untuk membangun pengetahuannya, memperkuat, dilihat hampir sebagian besar siswa terlihat antusias mengikuti
memperluas, bahkan menerapkan pengetahuan dan pembelajaran setelah mereka mulai disibukkan dengan
keterampilan akademisnya dalam kehidupan mereka sehari- mengamati materi pembelajaran yang disajikan melalui media
hari. Dengan demikian selama kegiatan pembelajaran siswa audio visual. Dengan media ini siswa bisa mengoperasikan
tampak lebih aktif dalam mencari, menemukan, membangun, sendiri penyampaian materi dan bila perlu siswa bisa

ISSN 1978-8444 34
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

mengulang kembali materi tersebut sesuai dengan menggunakan atau mencari sendiri sumber-sumber
kebutuhannya. pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan
Selanjutnya, analisis hasil penelitian terhadap aktivitas meningkatkan keterampilannya dalam bidang-bidang tertentu.
siswa selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan Selanjutnya, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
media audio visual dapat disimpulkan bahwa sebagian besar yang berpusat pada siswa (student centered) memerlukan
siswa telah menunjukkan aktivitas yang baik dan kondusif sarana atau alat yang menjadi perantara guru menyampaikan
selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut terlihat materi atau ilmunya kepada siswa. Sarana atau alat tersebut
dalam hasil pengamatan yang telah disampaikan pada bagian dikenal dengan media pembelajaran. Heinich et. al. dalam
sebelumnya yang menunjukkan bahwa sebagian besar aktivitas Sanjaya (2013: 204) mengungkapkan, “media is a channel of
siswa berada pada kategori cukup sering, walaupun masih communication. Derived from the Latin word for ‘between’,
terdapat siswa yang berkategori jarang dalam melakukan the term refers to anything that carries information between a
aktivitas tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa source and a receiver”.
aktivitas belajar vocabulary siswa menunjukkan lebih baik Sementara itu, mengenai media pembelajaran, Sanjaya
apabila dibandingkan dengan aktivitas belajar vocabulary (2014:164) mengatakan bahwa media pembelajaran
siswa yang tidak menggunakan media audio visual pada merupakan alat bantu mengajar yang digunakan oleh guru
kegiatan penelitian ini. dalam menciptakan lingkungan belajar atau membelajarkan
siswa. Dengan kata lain, media pembelajaran merupakan
Perbedaan Aktivitas Belajar Vocabulary Antara Siswa perantara atau pengantar yang dapat digunakan oleh guru
Yang Tidak Menggunakan Dengan Yang Menggunakan sebagai alat bantu dalam menyampaikan informasi berupa
Media Audio-Visual Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Di materi pembelajaran kepada siswa dan penggunaan media
Kelas X SMAN 8 Garut pembelajaran ini dapat mendukung pembelajaran yang
Berdasarkan hasil penelitian mengenai aktivitas belajar berpusat pada siswa (student centered).
vocabulary, baik di kelas yang tidak menggunakan media Lebih lanjut, penyampaian informasi yang hanya melalui
audio visual maupun yang menggunakan media audio visual, bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dimana
data yang diperoleh selanjutnya ditransformasi terlebih dahulu siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan
menjadi data interval dengan bantuan software Stat97 yang mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut juga
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. kesalahan persepsi dan gairah siswa untuk menangkap pesan
Selanjutnya, berdasarkan hasil pengujian Mann-Whitney akan semakin kurang karena siswa kurang diajak berpikir dan
menunjukkan bahwa skor rata-rata kelompok kontrol sebesar menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk
25,06 sedangkan kelompok eksperimen sebesar 45,94. memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun
Selanjutnya, dari hasil pengujian uji U-Mann Whitney psikis. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran (dalam
diperoleh nilai z = -3,537 dengan nilai Asymp. Sig. (2 tailed) hal ini media audio visual) sangat diperlukan dalam suatu
sebesar 0,000, sedangkan nilai  yang digunakan sebesar 0,05, kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan media
sehingga nilai Sig. (2 tailed) < nilai  = 0,005, artinya Ha untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa,
diterima Dari kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa
terima Ha dan tolak Ho, yang berarti bahwa: Terdapat lebih menjadi konkret.
perbedaan aktivitas belajar vocabulary antara siswa yang Pada kelas Eksperimen, tampak secara khusus media audi
dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio visual visual memiliki fungsi dan berperan menambah gairah dan
dengan siswa yang dalam pembelajarannya tidak motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat menambah
memanfaatkan media audio visual pada pembelajaran bahasa motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap
Inggris di kelas X SMAN 8. Dari deskripsi hasil penelitian materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Selain itu, media
sebelumnya diketahui rata-rata skor aktivitas belajar audio visual yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
vocabulary kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut nilai praktis sebagai berikut: Pertama, media dapat mengatasi
3,137 dan 2,584; sehingga dapat disimpulkan bahwa: Aktivitas keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Kedua, media
belajar vocabulary siswa yang dalam pembelajarannya dapat mengatasi batas ruang kelas hal ini terutama untuk
memanfaatkan media audio visual lebih baik dari siswa yang menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung
dalam pembelajaran. oleh peserta. Ketiga, media dapat memungkinkan terjadinya
Seperti diketahui, telah menjadi pemahaman bersama interaksi antara peserta dengan lingkungan. Keempat, media
bahwa saat ini telah terjadi perubahan paradigma dalam proses dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. Kelima¸ media
pembelajaran. Paradigma dulu tentang pembelajaran yang dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
berpusat pada guru (teacher centerd), di mana guru merupakan Keenam, media dapat membangkitkan motivasi dan
satu-satunya sumber belajar, dan akhirnya mengakibatkan merangsang peserta untuk belajar dengan baik. Ketujuh, media
tidak terlaksananya kegiatan pembelajaran tatkala guru tidak dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. Kedelapan,
bisa hadir dalam kegiatan tersebut. Seiring dengan pesatnya media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa. Kesembilan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, paradigma media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari
tersebut telah berubah menjadi pembelajaran yang berpusat hal-hal yang kongkrit sampai yang abstrak.
pada siswa (student centered), di mana guru tidak lagi menjadi Dari paparan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
satu-satunya sumber belajar. Kegiatan pembelajaran dapat saja peran media audio visual yang digunakan pada kelas
berlangsung tanpa kehadiran guru, karena siswa dapat Eksperimen, merupakan salah satu faktor yang membedakan

ISSN 1978-8444 35
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

secara nyata aktivitas belajar vocabulary siswa pada Hal ini dapat dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran pada
pembelajaran vocabulary di kelas X SMAN 8 Garut. kelas yang tidak memanfaatkan media audio visual belum
mencapai kompetensi belajar untuk menguasai ilmu
Peningkatan Hasil Belajar Vocabulary Siswa yang Tidak pengetahuan (learning to know), keterampilan (learning to do),
Menggunakan Dan yang Menggunakan Media Audio- seerta mengembangkan diri secara maksimal (learning to be).
Visual pada Pembelajaran Bahasa Inggris Di Kelas X Selanjutnya, kondisi yang terjadi pada kelas kontrol tidak
SMAN 8 Garut terlepas dari anggapan siswa bahwa pelajaran Bahasa Inggris
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.8 diketahui pada umumnya dianggap sukar. Keadaan ini pemicunya adalah
bahwa rata-rata/mean dari kemampuan awal sebelum faktor lingkungan dalam belajar yang kurang mendukung serta
dilakukan penelitian pada kelas kontrol sebesar 45,86 dengan kemampuan guru dalam mengemas atau mengelola
nilai terkecilnya 30 dan terbesarnya 60, serta simpangan baku pengembangan pembelajaran yang kurang kreatif, efektif, dan
sebesar 5,489. Setelah pembelajaran tanpa memanfaatkan bermakna bagi siswa. Apabila pembelajaran yang dikemas
media audio visual rata-ratanya mengalami kenaikkan menjadi guru dapat dinikmati oleh siswa dan dapat memotivasi siswa,
73,86 dengan nilai terkecilnya 60 dan terbesarnya 85, serta niscaya tujuan pembelajaran akan tercapai. Seperti yang
simpangan baku sebesar 6,761. Dari hal tersebut diketahui diungkapkan oleh Sudikan (2004:2) bahwa mengajar adalah
terjadi peningkatan kemampuan belajar vocabulary (gain) menata lingkungan agar pembelajar termotivasi dalam
sebesar 0,5194 dengan skor peningkatan terkecilnya 0,20 dan menggali makna serta menghargai ketidakseragaman.
terbesarnya 0,70, serta simpangan baku sebesar 0,113. Selanjutnya, dari hasil penelitian di atas yang berkaitan
Merujuk pada interpretasi gain, peningkatan kemampuan dengan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah
belajar vocabulary pada kelas kontrol tersebut termasuk dalam mendapat perlakuan berupa memanfaatkan media audio visual
kategori sedang dengan rentang peningkatan rendah sampai membuktikan bahwa fungsi dan manfaat penggunaan media
tinggi. Pada kelas kontrol, sebagian besar siswa mengalami pembelajaran dapat menambah gairah belajar siswa yang pada
peningkatan kemampuan belajar termasuk kategori sedang gilirannya meningkatkan hasil belajar, begitupun proses
sebanyak 85,7%; dan sebanyak 11,4% tergolong rendah; serta pembelajarannya menjadi lebih menarik dan kualitas
hanya 2,9% mengalami peningkatan kategori tinggi. pembelajaran dapat ditingkatkan, kondisi ini sesuai dengan
Sedangkan untuk kelas Eksperimen sesuai dengan hasil pendapat Sanjaya (2013 : 69 - 72).
pengolahan data yang disajikan pada Tabel 4.9, rata-rata/mean Terjadinya peningkatan hasil belajar pada kelas
dari kemampuan awal sebelum dilakukan penelitian pada kelas eksperimen selain karena penggunaan media pembelajaran
eksperimen sebesar 46,00 dengan nilai terkecilnya 15 dan yang menarik, juga dapat mengakomodir berbagai macam gaya
terbesarnya 60, serta simpangan baku sebesar 6,730. Setelah belajar siswa. Media pembelajaran yang diterapkan
pembelajaran memanfaatkan media audio visual rata-ratanya menggunakan berbagai macam media yang dikemas dalam
mengalami kenaikkan menjadi 79,86 dengan nilai terkecilnya bentuk multimedia. Penggunaan media tersebut memberi
65 dan terbesarnya 90, serta simpangan baku sebesar 5,75. Dari suasana yang menarik, dinamis, dan siswa tampak menikmati
tabel tersebut juga diketahui peningkatan hasil belajar pembelajaran sehingga siswa terlihat antusias dalam kegiatan
vocabulary (gain) sebesar 0,62 dengan skor peningkatan pembelajaran.
terkecilnya 0,45 dan terbesarnya 0,82, serta simpangan baku Seperti diketahui bahwa proses belajar merupakan proses
sebesar 0,096. Merujuk pada interpretasi gain, peningkatan yang unik dan kompleks, keunikan itu disebabkan karena hasil
hasil belajar vocabulary pada kelas eksperimen tersebut belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada
termasuk dalam kategori sedang dengan rentang peningkatan orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar
sedang dan tinggi. Pada kelas eksperimen, sebagian besar yang berbeda. Hal ini disebabkan setiap individu mempunyai
siswa mengalami peningkatan hasil belajar vocabulary karakteristik individualnya yang khas, seperti minat
termasuk kategori sedang sebanyak 68,6%; dan sebanyak intelegensi, perhatian, bakat dan sebagainya. Kondisi ini terjadi
31,4% tergolong tinggi. pada siswa pada kelas yang pembelajarannya memanfaatkan
Hasil penelitian yang diperoleh di atas pada kelas kontrol media audio visual (kelas eksperimen) yang mana hasil belajar
adalah cerminan dari kegiatan pembelajaran yang selama ini yang diperoleh dapat diartikan sebagai perubahan perilaku
dilakukan di SMAN 8 Garut, meskipun sarana dan fasilitas siswa akibat belajar. Perubahan perilaku tersebut disebabkan
cukup tapi masih belum dapat dimaksimalkan penggunaannya, karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang
hal ini disebabkan masih terdapat guru-guru yang masih belum diberikan dalam proses belajar mengajar dan menerima
begitu faham tentang manfaat dari media pembelajaran pengalaman belajar yang berbeda (Sujana, 2006:22) dan proses
khususnya tentang teknologi pembelajaran. Padahal, belajar mengajar telah berlangsung secara efektif.
pembelajaran yang bermakna harus memiliki efektivitas, Menurut Surya (1979): “prestasi belajar adalah seluruh
artinya memiliki mutu dan memiliki nilai keefektifan (Sobarna, kecakapan hasil capai (achievment) yang diperoleh melalui
2014). proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang
Selanjutnya, melihat kondisi di atas, tampak belum diperoleh dari hasil evaluasi.” Prestasi belajar yang diperoleh
tercapai pembelajaran yang optimal, hal ini dikarenakan tidak lepas dari pengaruh dan interaksi beberapa faktor yang
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran berupa peningkatan terlibat dalam proses belajar. Pada penelitian ini faktor
pengetahuan melalui proses pembelajaran belum sepenuhnya eksternal (media audio visual) yang dimanfaatkan merupakan
tercapai. Menurut Riyana (2000) bahwa salah satu aspek salah satu faktor pemicu meningkatnya hasil belajar.
efektifnya kegiatan belajar adalah peningkatan pengetahuan.

ISSN 1978-8444 36
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

Selanjutnya, hasil penelitian di atas sesuai dengan apa manfaat media pembelajaran sebagai: a) Media dapat
yang disampaikan oleh Sardiman (2003:46) yang mengatakan mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta
bahwa prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil didik; b) Media melampaui batas ruang kelas; c) Media
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Tabrani dan lingkungannya; d) Media menghasilkan keseragaman
(1991:22) dalam Sardiman (2003) menyatakan bahwa prestasi pengamatan; e) Media membangkitkan keinginan dan minat
merupakan kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai baru; f) Media membangkitkan motivasi dan merangsang
individu dari satu kegiatan atau usaha. Selain itu, Winkel peserta didik untuk belajar; g) Media memberi pengalaman
(1996:165) dalam Sardiman (2003) menyatakan bahwa yang integral dari sesuatu yang konkrit/abstrak; h) Media
prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai dan menurut memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar mandiri,
Purwanto (2007:101) mendefinisikan bahwa prestasi belajar pada waktu dan tempat serta kecepatan yang ditentukan
adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari suatu proses sendiri; i) Media meningkatkan efek sosialisasi, kesadaran
pembelajaran yang ditandai adanya perubahan atau akan lingkungan sekitar; dan j) Media memberi rangsangan
pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Dan terakhir bervariasi kepada otak sehingga bisa berfungsi dengan optimal.
menurut Nasution (1996:4) dalam Sardiman (2003) Selanjutnya, Darmawan (2011:45) mengatakan bahwa
menyatakan bahwa pretasi belajar adalah kesempurnaan yang sebuah pembelajaran dapat dikatakan menggunakan
dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. multimedia jika di dalamnya memiliki karakteristik content
representation, full colour and high resolution, melalui media
Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Vocabulary Antara elektronik, tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi, respons
Siswa yang Tidak Menggunakan dengan yang pembelajaran dan penguatan, mengembangkan prinsip self
Menggunakan Media Audio-Visual Pada Pembelajaran evaluation, dan dapat digunakan secara klasikal dan individual.
Bahasa Inggris Di Kelas X SMAN 8 Garut Sedangkan dari karakteristik pembelajaran multimedia,
Tujuan keempat dari penelitian ini, yaitu untuk seorang pendidik dapat memandang bahwa multimedia
mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary tersebut harus kaya akan proses interaktif. Oleh karena itu,
antara siswa yang menggunakan dengan yang tidak makna dari multimedia diantaranya harus bercirikan
menggunakan media audio-visual pada pembelajaran Bahasa komunikasi dua arah, aktivitas fisik dan mental, feedback
Inggris di kelas X SMAN 8 Garut. langsung, drag and drop, input data, mouse klik-mouse enter,
Berdasarkan hasil peningkatan hasil belajar pada kedua selection, drawing and masking (Darmawan, 2011:147).
kelompok siswa, yaitu peningkatan hasil belajar vocabulary, Lebih lanjut dapat peneliti kemukakan bahwa
hasil pengujian U-Mann Whitney yang diperoleh nilai z = - berdasarkan hasil penelitian di atas, memperlihatkan adanya
3,869 dengan nilai Asymp. Sig. (2 tailed) sebesar 0,000 < dari peningkatan hasil belajar dalam penggunaan media audio
nilai  = 0,05. Dari kondisi tersebut, dapat diartikan terdapat visual di kelas X SMAN 8 Garut. Walaupun ada beberapa hal
perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary antara siswa yang belum mencapai target, namun secara keseluruhan hasil
yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio belajar siswa pada kelas yang memanfaatkan media audio
visual dengan siswa yang dalam pembelajarannya tidak visual lebih baik apabila dibandingkan dengan kelas kontrol
memanfaatkan media audio visual pada pembelajaran bahasa yang dalam pembelajarannya tidak memanfaatkan media audio
Inggris di kelas X SMAN 8. Dari deskripsi hasil penelitian visual.
sebelumnya diketahui rata-rata hasil belajar kelas eksperimen Apabila merujuk pendapat Etzioni (dalam Riyana, 2000),
dan kelas kontrol berturut-turut 79,86 dan 73,86; sehingga secara definisi efektivitas (dalam hal ini terjadi peningkatan
dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar siswa yang dalam hasil belajar) dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan
pembelajarannya memanfaatkan media audio visual lebih baik dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Lever-Duffy dan Mc.
dari siswa yang dalam pembelajaran. Donald (dalam Riyana, 2011:31), menyatakan bahwa beragam
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa teori memberikan dasar untuk memahami pembelajaran, dan
terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary antara pengajaran yang efektif dibangun berdasarkan teori
siswa yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media komunikasi, behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme
audio visual dengan siswa yang tidak memanfaatkan media yang mengacu pada karakteristik pebelajar (learning and
audio visual. Perbedaan yang terjadi ini menunjukkan bahwa cognitive styles dan multiple intelligences) yang terkemas
media audio visual berpengaruh positif terhadap peningkatan dalam pembelajaran, pengajaran, dan teknologi.
hasil belajar vocabulary siswa. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan
Berdasarkan pengamatan peneliti, pada umumnya siswa media dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan
menyukai menggunakan media audio dalam kegiatan efesiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain
pembelajaran. Proses pembelajaran vocabulary pada pelajaran dilakukan oleh Francis M. Drawer. Hasil penelitian ini antara
Bahasa Inggris menjadi lebih menarik dan tidak membuat lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada
jenuh siswa. Penggunaan media audio visual dengan tepat umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan
sesuai dengan materi yang disampaikan, tidak menutup melalui tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%,
kemungkinan menjadikan siswa dapat menguasai materi yang audio visual 50%, dan apabila ditambah dengan melakukan,
diajarkan. maka akan mencapai 80%. Berdasarkan hasil penelitian ini
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Sanjaya maka media audio visual dapat dikatakan sebagai media yang
(2009:48) bahwa secara teoretik dan empirik menunjukkan

ISSN 1978-8444 37
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses Hubungan Aktivitas Belajar Vocabulary Siswa Dengan
pembelajaran Hasil Belajar Vocabulary Pada Pembelajaran Bahasa
Selanjutnya, terjadinya peningkatan hasil belajar dalam Inggris Di Kelas X SMAN 8 Garut
pembelajaran menggunakan media audio visual tidak terlepas Salah satu hal yang mendorong peneliti untuk mengamati
dari fungsi media itu sendiri. Seperti diketahui, penggunaan hubungan aktivitas siswa dengan hasil belajar dalam
media dalam pembelajaran yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya belajar vocabulary di
penggunaan media dapat meningkatkan hasil belajar karena SMAN 8 Garut, adalah karena minat ataupun motivasi belajar
prinsipnya penggunaan media dalam pembelajaran : siswa yang rendah. Hal tersebut berakibat pula pada rendahnya
1. Diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam baik aktivitas belajar vocabulary maupun hasil belajar
upaya memahami materi pembelajaran. vocabulary para siswa saat mengikuti pembelajaran Bahasa
2. Digunakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan Inggris.
pembelajaran. Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar vocabulary
3. Dibuat sesuai dengan materi pembelajaran. dan hasil belajar vocabulary para siswa tersebut, peneliti
4. Dibuat sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi kemudian melakukan penelitian dengan harapan hasil
siswa. penelitian ini dapat membantu mendorong terjadinya
5. Memperhatikan efektifitas dan efisiensi peningkatan aktivitas belajar vocabulary siswa dan akhirnya
6. Disesuaikan dengan kemampuan guru dalam akan berdampak pada peningkatan hasil belajar vocabulary
mengoperasikannya. mereka. Setelah melaksanakan penelitian diperoleh data
Selain itu, hasil yang diperoleh dengan memanfaatkan tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran melalui
media audio visual pada penelitian ini sesuai dengan pendapat penggunaan media audio visual yang hasilnya seperti telah
Kemp dan Dayton dalam bukunya Arsyad (2002: 21) yang disampaikan pada bagian paparan hasil penelitian di awal bab
menyatakan bahwa manfaat media dalam pembelajaran ini.
adalah: menjadikan: 1) penyampaian pelajaran menjadi lebih Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa sebagian
baku; 2) pembelajaran bisa lebih menarik; 3) pembelajaran siswa cukup sering aktif dan memperoleh hasil belajar
menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan vocabulary yang cukup tinggi dalam proses pembelajaran,
prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi khususnya pembelajaran yang menggunakan media audio
siswa, umpan balik dan pengetahuan; 4) lama waktu visual. Selain itu, terjadi hubungan yang sangat kuat antara
pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat kerana aktivitas belajar vocabulary dengan hasil belajar vocabulary.
kebnyakan mdia hanya memerlukan waktu singkat untuk Seperti diketahui, aktivitas sangat diperlukan dalam suatu
mengantarkan pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang kegiatan belajar. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak
cukup banyak dan kemungkinanya dapat diserap oleh siswa; 5) mungkin berlangsung dengan baik. Sardiman (2004: 95)
kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi berpendapat bahwa “Belajar adalah berbuat, berbuat untuk
kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada
mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara belajar kalau tidak ada aktivitas.” Dengan demikian,
yang terorganisasikn dengan baik, spesifik, dan jelas; 6) keberhasilan peserta didik dalam belajar bergantung pada
pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran.
atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang Sementara itu, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
untuk penggunaan secra individu; 7) sikap positif siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat
terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar keberhasilan dalam belajar. Begitupun pada penelitian ini,
dapat ditingkatkan; 8) peran guru dapat berubah kea rah yang yang mana terjadi hubungan yang sangat kuat antara aktivitas
lebih positif: beban guruuntuk menjelaskan yang berulang- belajar vocabulary dengan hasil belajar vocabulary. Hal ini
ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan sesuai dengan pendapat Sardiman (2004: 99) bahwa:
dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa
aspek penting lain dalam proses belajar mengajar. aktivitas belajar vocabulary itu tidak mungkin akan
Sedangkan menurut Encyclopedia of Educatioanal berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar
Reseach dalam Hamalik yang dikutip Arsyad (2002: 25) mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi
merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut: 1) keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang
meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan
karena itu mengurangi verbalisme; 2) memperbesar perhatian segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi
siswa; 3) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk belajar.
perkembanganbelajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih Selain itu, menurut Sardiman (2007:100), “yang
mantap; 4) memberikan pengalaman nyata yang dapat dimaksud aktivitas belajar adalah keaktifan yang bersifat fisik
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa; 5) maupun mental. Dalam kegiatan pembelajaran, kedua aktivitas
menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama tersebut harus saling menunjang agar diperoleh hasil yang
melalui gambar hidup; 6) membantu tumbuhnya pengertian maksimal.”
yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa; Oleh karena itu, dalam pembelajaran, khususnya yang
7) memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh menggunakan media audio visual, perlu diperhatikan
dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian
banyak dalam belajar. pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif. Berkenaan

ISSN 1978-8444 38
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

dengan hal tersebut, Paul B. Dierich (Sardiman, 2007: 101) Aktivitas belajar merupakan hal yang penting bagi siswa,
menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk
lain sebagai berikut. bersentuhan dengan obyek yang seluas mungkin, karena
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, akan lebih baik. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal
percobaan, pekerjaan orang lain. dalam pembelajaran perlu ditekankan adanya aktivitas siswa
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, baik secara fisik, mental, intlektual maupun emosional. Di
bertanya, dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, dalam pembelajaran siswa dibina dan dikembangkan
mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. keaktifannya melalui tanya jawab, berfikir kritis, diberi
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: kesempatan untuk mendapatakan pengalaman nyata dalam
uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. proses pembelajaran. Dalam menciptakan aktivitas siswa,
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, kemampuan guru dalam penentuan cara belajar memiliki andil
karangan, laporan, angket, menyalin. yang cukup besar dalam proses pembelajaran.
5. Drawing activities, misalnya; menggambar, membuat Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik,
grafik, peta, diagram. akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu cara atau
6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain; metode yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam
mereparasi, bermain, berkebun, beternak. proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat
mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
hubungan, mengambil keputusan. dan kemampuan, atau keterampilan pembelajar sehingga dapat
8. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, mendorong terjadinya proses belajar.
merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, Penggunaan media pembelajaran dan aktivitas belajar
tenang, dan gugup. belajar siswa disatu sisi dapat meningkatkan hasil belajar
Berdasarkan konsep dan teori tentang aktivitas belajar di siswa, namun penggunaan media pembelajaran saja atau
atas, peneliti menyusun dan menetapkan beberapa aktivitas aktivitas belajar siswa ternyata tidak menjamin peningkatan
siswa yang peneliti amati. Adapun aktivitas yang diamati hasil belajar siswa. Penggunaan media disini adalah perantara
tersebut meliputi Visual activities, Oral activities, Listening atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dengan
activities, Writing activities, Motor activities, Mental demikian dalam proses pembelajaran, media sangat diperlukan
activities, dan Emotional activities. Dalam penelitian ini agar siswa dapat menerima pesan dengan baik dan benar.
aktivitas siswa yang tidak peneliti masukkan dalam aktivitas Manfaat media audio visual pada pembelajaran vocabulary
siswa yang diamati adalah Drawing activities karena akan dirasakan oleh siswa, yaitu nilai-nilai dan pengetahuan
pembelajaran Bahasa Inggris tidak menuntut keterampilan tentang vocabulary pada bahasa Inggris. Sebaliknya apabila
siswa dalam menggambar. Beberapa aktivitas siswa yang media yang masih monoton atau tanpa media jelas tidak
peneliti amati dalam penelitian ini disajikan pada bagian membuat siswa tertarik dan bersemangat mengikuti pelajaran,
lampiran laporan penelitian ini. sehingga aktivitas siswa rendah dalam pembelajaran. Dalam
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada hal ini kurangnya kemampuan guru dalam mengajar di kelas
faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung dan tanpa pemanfaatan media dalam pembelajaran vocabulary,
mendorong maupun yang menghambat. Untuk mencapai hasil sehingga aktivitas belajar siswa rendah dapat berpengaruh
belajar yang optimal dipengaruhi oleh banyak faktor, yang terhadap hasil belajar siswa (Sari, dkk., 2015).
secara garis besar terdiri dari dua faktor, yaitu faktor internal Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama, Hubungan antara
dan eksternal. Menurut Slameto, (2013: 54) menyatakan penggunaan media audio visual dengan hasil belajar
bahwa: faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam vocabulary diperoleh koefisiensi korelas r = 0,767 dan
siswa, misalnya disiplin belajar, kondisi fisiologis (keadaan koefisiensi arahnya positif, berarti semakin baik penggunaan
fisik dari siswa), kondisi psikologis (kecerdasan, bakat, minat, media audio visual dalam pembelajaran, maka diharapkan hasil
motivasi). Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang belajar vocabulary akan semakin meningkat, demikian
berasal dari luar siswa, misal faktor lingkungan (keluarga, sebaliknya. Penggunaan media audio visual mempunyai
sekolah dan masyarakat) alat instrument (kurikulum, metode hubungan yang erat terhadap hasil belajar siswa, karena media
pembelajaran, sarana dan prasarana belajar serta guru audio visual dapat membantu siswa mengembangkan
pengajar). kemampuan visual, mampu mengembangkan imajinasi anak,
Sementara itu, hasil belajar seseorang pada dasarnya mampu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait satu abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam
dengan yang lain. Sehingga tidak ada faktor tunggal yang kelas, serta juga meningkatkan kreativitas siswa.
secara otomatis dan berdiri sendiri mempengaruhi dan Selanjutnya, karena dengan adanya aktivitas belajar
menentukan prestasi belajar seseorang. Seperti penggunaan vocabulary dalam pembelajaran membuat siswa lebih mudah
media audio visual dalam belajar yang merupakan faktor untuk memahami setiap materi atau pelajaran yang
eksternal dalam diri siswa dan aktivitas belajar siswa yang disampaikan oleh guru dan memperlancar proses pembelajaran
merupakan faktor internal dari dalam diri siswa. di dalam kelas. Hal ini sangat diperlukan guna tercapainya
hasil belajar yang baik, sebab berhasil tidaknya siswa dalam

ISSN 1978-8444 39
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

usahanya tergantung pada bagaimana ia melakukan cara tidak menggunakan media audio visual pada pelajaran
belajarnya. bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut.
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas
belajar vocabulary dengan hasil belajar vocabulary pada
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI pelajaran bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut
Kesimpulan dengan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,767 yang
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian, analisis data, termasuk kategori sangat kuat.
serta pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut : Rekomendasi
1. Kelompok siswa yang dalam pembelajaran vocabulary Dari hasil temuan dalam penelitian yang telah
tidak menggunakan media audio visual secara dilakukan, peneliti merekomendasikan hal-hal berikut :
keseluruhan aspek aktivitas belajar vocabulary yang 1. Perlu upaya peningkatan kompetensi guru terkait dengan
diamati termasuk kategori kurang sering yang pengembangan model pembelajaran sehingga dapat
mendominasi selama proses pembelajaran. Sedangkan tercipta kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi dan
aktivitas belajar vocabulary siswa yang menggunakan lebih menarik.
media audio visual secara keseluruhan aspek aktivitas 2. Perlu upaya peningkatan kompetensi guru terkait dengan
belajar vocabulary yang diamati termasuk berkategori perancangan media pembelajaran sehingga di masa depan
cukup sering yang mendominasi selama proses pemanfaatannya dapat memberikan hasil yang maksimal
pembelajaran. Selanjutnya, aktivitas belajar vocabulary terutama pada materi pembelajaran yang bersifat abstrak
siswa pada pembelajaran yang menggunakan media dan sulit untuk dipelajari.
audio visual lebih baik dibandingkan dengan 3. Perlu upaya sekolah dan institusi yang terkait untuk
pembelajaran yang tidak menggunakan media audio melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran berbasis
visual. Oleh karena itu, media audio-visual dapat komputer di sekolah-sekolah agar di masa depan kegiatan
meningkatkan aktivitas belajar vocabulary siswa kelas X pembelajaran dapat memanfaatkan produk teknologi
pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut tersebut secara maksimal.
diterima. 4. Keberhasilan pembelajaran tentunya tidak hanya
2. Terdapat perbedaan aktivitas belajar vocabulary antara ditentukan oleh media yang digunakan ada banyak faktor
siswa yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media yang harus diperhatikan, media merupakan salah satu
audio visual dengan siswa yang dalam pembelajarannya bagian yang cukup penting dalam keberhasilan
tidak memanfaatkan media audio visual. Aktivitas belajar pembelajaran. Media merupakan alat penyampai pesan
vocabulary siswa yang dalam pembelajarannya agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
memanfaatkan media audio visual lebih baik dari siswa pemanfaatan media presentasi yang merupakan produk
yang dalam pembelajaran tidak menggunakan media Teknologi Pembelajaran agar berhasil maka guru
audio visual pada pelajaran bahasa Inggris di kelas X sebaiknya merancang sendiri sehingga media yang dibuat
SMAN 8 Garut. sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
3. Peningkatan hasil belajar vocabulary pada siswa yang Begitupun dalam penggunaannya agar dapat memberikan
tidak memanfaatkan media audio visual sebesar 0,5194, manfaat yang maksimal guru harus dapat
merujuk pada interpretasi gain, peningkatan kemampuan menggunakannya sesuai kegunaannya, sebagus apapun
belajar vocabulary pada kelas yang tidak menggunakan media kalau guru tidak dapat menggunakan dan
media audio visual termasuk dalam kategori sedang. memaksimalkan pemanfaatannya tentu tidak akan
Sedangkan peningkatan hasil belajar vocabulary pada memberikan hasil yang diharapkan.
siswa yang memanfaatkan media audio visual sebesar 1. Hasil dari penelitian yang peneliti lakukan masih belum
0,62, merujuk pada interpretasi gain, peningkatan maksimal, meskipun dilihat hasil belajar yang sudah
kemampuan belajar vocabulary pada kelas yang tuntas, namun masih ada siswa yang belum tuntas, hal
menggunakan media audio visual termasuk dalam tersebut tentunya perlu penelitian lebih lanjut. Melihat
kategori sedang. Selanjutnya, peningkatan hasil belajar kenyataan tersebut peneliti merekomendasikan untuk
vocabulary siswa pada pembelajaran yang menggunakan dilakukan penelitian lebih lanjut agar tercapai ketuntasan
media audio visual lebih baik dibandingkan dengan yang diharapkan, baik dari sisi guru maupun siswa.
pembelajaran yang tidak menggunakan media audio
visual, dengan kata lain media audio-visual dapat
meningkatkan hasil belajar vocabulary siswa kelas X DAFTAR PUSTAKA
pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut. Abraham Silberschatz. 2012. Operating System Concepts.
4. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary John Wiley & Sons, Inc. Amerika.
antara siswa yang dalam pembelajarannya memanfaatkan Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik,
media audio visual dengan siswa yang dalam Prosedur. Remaja Rosdakarya: Bandung
pembelajarannya tidak memanfaatkan media audio Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media
visual. Peningkatan hasil belajar vocabulary siswa yang Pembelajaran. Gaung Persada (GP) Press Jakarta.
dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio Jakarta.
visual lebih baik dari siswa yang dalam pembelajaran Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

ISSN 1978-8444 40
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017

Aqib, Zainal 2007. Penelitian Tindakan Kelas untuk Sardiman, AM. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar-
guru. Yrama Widya. Bandung. Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Sari, Mf, dkk. 2015. Hubungan Penggunaan Media Gambar
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dan Aktivitas Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS
Darmawan, D. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Siswa. Jurnal. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
PT. Remaja Rosdakarya Offset. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Jakarta: Rineka Cipta. Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Djaafar. 2001. Kontribusi strategi pembelajaran terhadap Sriyono.2000. Aktivitas Belajar dan hasil belajar.Rineka
hasil belajar. Jakarta: Depdiknas. Cipta. Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Sobarna, E. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif
Rineka Cipta: Jakarta. Model Tutorial dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Djahiri 2002. Strategi Pengajaran Afektif Nilai-Moral VCT Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
dan Games dalam VCT.Penerbit Granesia: Bandung. Alam Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Manusia
Gagne, R., Briggs, L., & Wager, W. 1992. Principles of Kelas Lima (Penelitian Ekperimen di MIN Cibatu di
instructional design Kabupaten Garut). Tesis. Garut. Program Pascasarjana
(4th ed.). Fort Worth: Harcourt Brace Jovanovich STKIP Garut. tidak diterbitkan.
College. Sudikan. 2001. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya:
Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Citra Wacana.
Aksara. Sudjana. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung; Sinar Baru.
Haryati, Mimin. 2007. Model Dan Teknik Penilaian Pada Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung; Tarsito.
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Sugiyono. 2013. Cara Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi.
Press. Bandung: Alfabeta.
Sundayana, R. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan.
Henry Guntur Tarigan. 1985. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung. Alfabeta.
Angkasa, Bandung. Suparman A. 2001. Desain Instruction. Pusat antar Universitas
Miarso. 2009. Menyamai Hasil Telnologi Pendidikan. Jakarta: untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
PT. Prenada Media Group. Instruksional. Jakarta: Direktorat Jendral pendidikan
Mulyasa. E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Tinggi, Departemen Pendidikan Tinggi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Surya.M. 1979. Pengaruh faktor-faktor Non-intelektual
Nasution, S. 1996. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar terhadap Gejala Berprestasi Kurang. Disertasi pada
Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara. FPS IKIP Bandung:Tidak diterbitkan.
Nation P 1994, New Ways in Teaching Vocabulary,Pantagraph Susilana, R. Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran Hakikat,
Printing, Blomingtoon, Illinois, USA. Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Bandung:Wacana Prima.
Belajar. Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi &
Riyana, C (2000) Media Pembelajaran : Hakikat, Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara.
Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung : Wahyudin. 2013. Statistika Terapan. Bandung. Universitas
Wacana Prima. Pendidikan Indonesia.
Riyana. C. 2009. Media Pembelajaran. Wahana Prima. Warsita, B. 2007. Teknologi Pembelajaran (Landasan dan
Bandung. Aplikasinya). Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala, Saiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media
Alfabeta . Bandung. Abadi.
Sanjaya, W. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Prosedur. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Pendidikan Nasional, Jakarta : Fokus Media.
www.washington.edu [05-10-2014]

ISSN 1978-8444 41

Anda mungkin juga menyukai