Nurfajrih Ningsih
Institut Parahiklam Indonesia
nurfajrih@gmail.com
ABSTRAK: Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui metode yang diterapkan oleh
penutur asli dalam pengajaran bahasa Inggris kepada mahasiswa Indonesia di ICP FMIPA UNM.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Subyek penelitiannya adalah seorang native
spekear yang mengajar di ICP FMIPA UNM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prosedur
pengajaran yang diterapkan oleh penutur asli dalam mengajar Bahasa Inggris kepada
mahasiswa Indonesia di ICP UNM adalah prosedur yang diperlukan dengan metode langsung,
metode ausdion lingual, dan pengajaran bahasa komunikatif. Selain itu, dosen memvariasikan
kegiatan pada setiap pertemuan melalui beberapa jenis kegiatan. Dosen juga selalu
menerapkan dua kegiatan utama dalam setiap pertemuan.
PERKENALAN
Bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran terpenting di banyak negara yang menggunakan bahasa Inggris
DANdigunakan sebagai bahasa asing, seperti Cina, Jepang, Perancis, Jerman, Meksiko,
Israel, Indonesia (Wello,1999:2). Saat ini, banyak negara telah memperkenalkan kelas bahasa
Inggris ke sekolah dasar, dan banyak orang dewasa belajar bahasa Inggris bahkan setelah lulus
dari universitas.
Meskipun terdapat antusiasme untuk belajar bahasa Inggris, profil proses belajar mengajar bahasa
Inggris di Indonesia belum banyak diteliti, meskipun strategi belajar mengajar pasti dapat membantu guru
dengan lebih efisien jika mereka mengetahui dan menerapkan strategi tersebut secara sadar.
Di sisi lain, profil strategi pelajar Indonesia dalam belajar bahasa Inggris juga belum diteliti dengan
baik, serupa dengan strategi pembelajar bahasa Inggris dalam konteks bahasa Inggris sebagai bahasa
asing (EFL). Demikian pula, “strategi pembelajaran” masih merupakan konsep yang samar-samar bagi
pembelajar EFL di Indonesia.
Dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi siswa dalam belajar bahasa Inggris. Dalam hal ini terdapat unsur-unsur yang
memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar di dalam kelas seperti guru, siswa, bahan, waktu dan
tempat. Semuanya saling berhubungan satu sama lain. Guru mempunyai peranan penting di dalam kelas,
karena merekalah kunci yang memimpin siswa. Para siswa meniru perilaku mereka dan mengutip
pernyataan mereka. Semua ini terjadi di dalam kelas.
Selain itu, proses pembelajaran bahasa merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Tidak
ada yang tahu persis bagaimana orang belajar bahasa karena ini merupakan proses internal. Proses
belajar internal yang dialami seorang siswa tidak dapat diamati secara langsung. Jadi itu, seorang guru
12
Machine Translated by Google
hendaknya memperhatikan indikator apa saja yang mencerminkan proses belajar yang dialaminya
atau murid-muridnya.
Terlebih lagi, dalam situasi belajar mengajar bahasa Inggris, proses internal yang dialami siswa seringkali
terhambat karena kurangnya faktor pendukung. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan siswa
Banyak penelitian pendidikan telah menyelidiki strategi pembelajaran sejak tahun 1980-an, dan hal ini
juga menjadi tren dalam pendidikan bahasa kedua dan bahasa asing. Para peneliti telah menemukan bahwa
pelajar L2 yang sukses, dibandingkan dengan teman sekelas mereka yang kurang sukses, menggunakan proses
mental yang lebih strategis (strategi pembelajaran) dan lebih sering menerapkannya; penggunaan strategi ini
Dalam taksonomi Bloom yang direvisi, pengajaran mendasar terdiri dari materi, media, proses dan
evaluasi (Killen, 2005). Proses pengajaran terdiri dari guru, pembelajar, materi, dan konteks. Faktanya, materi,
metode pengajaran, dan evaluasi harus dirancang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Merupakan tanggung
jawab guru untuk memeriksa apakah semua elemen pengajaran dasar cocok untuk peserta didik dan
menyesuaikannya jika tidak. Oleh karena itu, pengajaran mendasar ini harus menjadi pertimbangan dalam
Perkembangan pendekatan dan metode merupakan karakteristik yang menonjol dari pengajaran bahasa
kedua dan asing kontemporer. Penemuan praktik kelas baru dan pendekatan untuk merancang program dan
materi bahasa mencerminkan komitmen untuk menemukan cara pengajaran bahasa yang lebih efisien dan
Guru kelas dan koordinator program memiliki pilihan metodologi yang lebih beragam untuk memilih
metode dan materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, preferensi guru, dan kendala sekolah atau lingkungan
pendidikan.
Pada abad yang mencakup pertengahan tahun 1880-an hingga pertengahan tahun 1980-an, profesi guru
bahasa terlibat dalam apa yang oleh banyak pakar pedagogi disebut sebagai pencarian. Pencarian tersebut
bertujuan untuk menemukan metode tunggal yang ideal, yang dapat digeneralisasikan ke berbagai audiens yang
berbeda-beda sehingga akan berhasil mengajarkan siswa bahasa asing di kelas. Oleh karena itu, catatan sejarah
tentang profesi ini cenderung menggambarkan serangkaian metode, yang masing-masing metode tersebut
sedikit banyak akan dibuang pada waktunya seiring dengan munculnya metode baru. (Brown, 2008:9)
Pembelajar di Indonesia, meskipun telah mempelajari bahasa Inggris dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi, namun masih sedikit dari mereka yang mampu menguasai bahasa Inggris dengan baik. Asfah Rahman
(2005) mengemukakan bahwa kemampuan siswa dalam bahasa Inggris masih rendah. Hal tersebut ditunjukkan
dengan: (1) penguasaan siswa baru terhadap tujuan kurikuler 1994 sebesar 45,31%, (2) penguasaan kosa kata
bahasa Inggris sebesar 40,15% atau berada pada level rendah, dan (3) penguasaan tata bahasa Inggris.
juga rendah.
13
Machine Translated by Google
Rendahnya kemampuan siswa dapat disebabkan oleh budaya kelas siswa yang tidak kondusif terhadap
proses pembelajaran. Di dalam kelas, siswa diharapkan duduk dengan baik, mendengarkan guru dengan penuh
perhatian dan patuh padanya. Guru adalah satu-satunya yang seharusnya mengetahui segalanya dan oleh karena
Lebih jauh lagi, ada tiga masalah paling kritis dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas dengan
komentar mengenai apa yang mungkin dilakukan dalam menangani atau mengelola masing-masing masalah tersebut.
Faktor-faktor tersebut adalah kurangnya motivasi pelajar, kurangnya waktu, sumber daya dan materi, serta kelas
Ada tiga prinsip utama yang membantu siswa mempelajari bahasa baru dengan mudah dan efektif.
Sebagai manusia, kami suka menyederhanakan banyak hal. Semakin sederhana, semakin mudah kita memahami
konsep-konsep inti yang dapat mempengaruhi kita. Dalam pembelajaran bahasa, ketiga prinsip utama ini akan
menguraikan semua pekerjaan yang terlibat menjadi satu paket yang rapi dan ketat. Tiga prinsip utama tersebut
Berdasarkan prinsip tersebut diindikasikan bahwa guru native akan memfasilitasi siswa lebih banyak
paparan dan lebih banyak latihan dalam belajar. Guru penutur asli dapat mempermudah mempelajari dan
memahami bahasa Inggris. Guru penutur asli akan memiliki pengalaman berbicara bahasa tersebut dan memiliki
cara yang lebih baik dan tidak rumit dalam memberikan penjelasan. Jika diterapkan dengan benar, pengajaran
bahasa Inggris kepada siswa asing dapat bermanfaat dan menyenangkan baik bagi guru maupun siswa.
International Class Program (ICP), Fakultas Matematika dan Sains Universitas Negeri Makassar
menyelenggarakan program sarjana. Lulusan akan mendapat gelar Universitas Negeri Makassar apabila telah
memenuhi seluruh persyaratan seperti yang diterapkan pada program reguler. Penunjukan setelah menyelesaikan
program pendidikan di ICP serupa dengan penunjukan program reguler di Universitas Negeri Makassar. Program
Sarjana ICP FMIPA UNM mempekerjakan pendidikan sarjana di beberapa bidang: Pendidikan matematika;
pendidikan biologi; pendidikan kimia; Pendidikan fisika, dan kelas geografi. Kurikulum ICP FMIPA UNM berbasis
ICT.
Tanggung jawab belajar mahasiswa Bilingual adalah 144-146 SKS dengan jangka waktu 10 semester atau
kurang dari 10 semester atau maksimal 14 semester. Kata pra perkuliahan menggunakan bahasa Inggris 60%
Bagian ini berkaitan dengan studi terkait sebelumnya, beberapa ide terkait, dan kerangka konseptual.
14
Machine Translated by Google
Nutt (2011) mengemukakan bahwa penutur asli dapat mempermudah mempelajari dan
memahami bahasa Inggris. Memahami bahasa gaul bahasa Inggris, dan bagaimana penutur asli bahasa
Inggris terlibat dalam percakapan adalah sesuatu yang tidak bisa dipelajari di buku teks. Meski bisa
terjadi miskomunikasi terkait budaya dan adat istiadat, namun guru penutur asli bisa melakukannya
lebih mudah untuk mempelajari dan memahami bahasa Inggris. Guru penutur asli akan memiliki
pengalaman berbicara bahasa tersebut dan memiliki cara yang lebih baik dan tidak rumit dalam
memberikan penjelasan. Jika diterapkan dengan benar, pengajaran bahasa Inggris kepada siswa asing
dapat bermanfaat dan menyenangkan baik bagi guru maupun siswa.
Chomsky dalam Andreou (2009) mengklaim bahwa penutur asli adalah informan ideal mengenai
penilaian tata bahasa. Oleh karena itu, penutur asli adalah penguasa bahasa, satu-satunya yang dapat
mengkarakterisasi kalimat dalam istilah tata bahasa.
Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa penutur asli, dapat mempermudah siswa dalam
mempelajari dan memahami bahasa Inggris karena mereka adalah informan yang ideal mengenai
bahasa mereka sendiri. Pada titik ini, peneliti ingin menyelidiki metode yang digunakan oleh penutur asli
dalam pengajaran bahasa Inggris untuk siswa Indonesia di Makassar.
Edward Anthony (Richard, 2009:19) memberi kita sebuah definisi yang telah bertahan dalam
ujian waktu. Konsep metodenya merupakan elemen kedua dari tiga elemen hierarki, yaitu pendekatan,
metode, dan teknik. Pendekatan, menurut Anthony, adalah seperangkat asumsi yang berkaitan dengan
hakikat bahasa, pembelajaran, dan pengajaran.
Metode didefinisikan sebagai rencana keseluruhan untuk penyajian bahasa secara sistematis
berdasarkan pendekatan yang dipilih. Oleh karena itu, teknik adalah kegiatan kelas khusus yang
konsisten dengan suatu metode, dan oleh karena itu juga selaras dengan suatu pendekatan.
Sebaliknya Richard menunjukkan bahwa metode adalah istilah umum untuk mencakup
pendekatan, desain, dan prosedur yang didefinisikan ulang. Demikian pula, Prabhu memikirkan metode
sebagai aktivitas kelas dan teori yang mendasarinya. Bagi sebagian besar peneliti dan guru praktik,
metode adalah seperangkat teknik kelas yang disatukan secara teoritis dan dianggap dapat
digeneralisasikan dalam berbagai konteks dan audiens (Brown, 2008:9).
Diane Larsen (2003) mengemukakan delapan metode dalam pembelajaran bahasa, yaitu metode
penerjemahan tata bahasa, metode langsung, metode Audio-lingual, cara diam, sugestopedia
(desuggestopedia), pembelajaran bahasa masyarakat, Respon fisik total, dan komunikatif. pendekatan,
pendekatan berbasis konten, berbasis tugas, dan partisipatif, pelatihan strategi pembelajaran,
pembelajaran kooperatif, dan kecerdasan majemuk.
Selain itu, Richards (2001:5) mengemukakan beberapa contoh pendekatan dalam pembelajaran
bahasa, seperti pengajaran bahasa komunikatif, pengajaran bahasa berbasis kompetensi, pengajaran
berbasis konten, pendekatan leksikal yang cenderung kooperatif, kecerdasan majemuk, pendekatan
alami, pemrograman neurolinguistik, tugas pengajaran bahasa berbasis, dan bahasa utuh. Mereka juga
memberikan contoh metode seperti audiolingualisme, pembelajaran konseling, pengajaran bahasa
situasional, cara diam, sugestopedia, dan respon fisik total.
15
Machine Translated by Google
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif yang
diterapkan disini adalah pendekatan studi kasus. Jenis studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini
adalah etnografi yang dilakukan penyelidikan mendalam terhadap metode yang digunakan penutur asli
dalam mengajar mahasiswa di ICP UNM dan keterlibatan mahasiswa selama proses pembelajaran di
kelas. Gay et.al (2006:402) menyatakan bahwa pendekatan studi kasus, sebagai salah satu jenis desain
penelitian etnografi, berfokus pada eksplorasi fenomena yang terjadi dalam suatu sistem yang terbatas.
Dia juga menyarankan agar studi kasus etnografi berfokus pada mendeskripsikan aktivitas kelompok
tertentu dan pola perilaku bersama yang berkembang seiring waktu (Gay et.al, 2006:445). Stake
(2000:437) menyatakan bahwa studi kasus dipilih karena diyakini bahwa pemahaman terhadap kasus
akan membawa pada pemahaman yang lebih baik, mungkin teori yang lebih baik, tentang suatu kasus.
Yin dalam warna hijau dkk. (2006:112) menyatakan bahwa metode studi kasus paling baik diterapkan
ketika penelitian menjawab pertanyaan deskriptif atau penjelasan dan bertujuan untuk menghasilkan
pemahaman langsung tentang orang dan peristiwa.
Informan penelitian adalah penutur asli yang mengajar bahasa Inggris kepada mahasiswa
Indonesia di ICP (International Classroom Program) Universitas Negeri Makassar. Siswa ICP (International
Classroom Program) dipilih karena kelas tersebut diajar oleh penutur asli. Penutur aslinya adalah Shane
Perryman.
Peneliti menggunakan beberapa instrumen untuk memudahkan penelitian ini. Yang pertama
adalah mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara. Instrumen bermanfaat lainnya adalah (1)
jurnal untuk membuat catatan lapangan dan transkrip wawancara, (2) alat perekam untuk merekam
wawancara, dan (3) kamera video untuk mendukung observasi lapangan dan mengambil foto.
Pengumpulan data dilakukan di sekolah khususnya di kelas ICP. Penutur asli dan siswa
dipelajari di kelas mereka sendiri dan tempat lain. Studi kasus sebagai salah satu pendekatan penelitian
kualitatif sangat mengandalkan observasi, wawancara, panggilan telepon, foto, rekaman dan percakapan
informal. Peneliti terutama menggunakan wawancara, observasi langsung, pengambilan foto, dan
menelepon.
Di sini, peneliti sebagian besar menjadi pengamat partisipan pasif yang tidak memikul tanggung jawab di
ruang kelas namun hanya berfokus pada pengumpulan data.
Setelah mengumpulkan data hasil observasi, dan wawancara, peneliti menganalisisnya dengan
menggunakan teknik analisis data grounded theory. Peneliti sepenuhnya memeriksa setiap informasi dan
membangun wawasan dan kumpulan yang diperoleh selama pengumpulan data.
Ada tiga jenis atau tahapan analisis data dalam metode grounded theory.
Tahapan-tahapan ini disebut pengkodean terbuka, pengkodean aksial, dan pengkodean selektif (John
dan Christensen:381)
1. Open coding merupakan tahap pertama dalam analisis data grounded theory. Ini dimulai setelah
beberapa data awal dikumpulkan, dan ini melibatkan pemeriksaan data (biasanya membaca
16
Machine Translated by Google
transkrip baris demi baris) dan memberi nama serta mengkategorikan elemen-elemen terpisah dalam
data. Dengan kata lain, ini melibatkan pelabelan kata dan frasa penting dalam data yang ditranskripsi.
2. Pengkodean aksial mengikuti pengkodean terbuka. Selama pengkodean aksial, peneliti mengembangkan
konsep ke dalam kategori dan mengatur kategori tersebut. Peneliti kemudian melihat hal-hal apa yang
sering disebutkan oleh partisipan. Peneliti juga mencari kemungkinan hubungan antar kategori dalam
data. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bagaimana fenomena tersebut beroperasi.
3. Pengkodean selektif adalah tahap analisis data di mana peneliti memberikan sentuhan akhir pada teori
dasar untuk penelitian penelitian saat ini. Secara khusus, di sinilah ahli teori membumi mencari alur
cerita teorinya (yaitu gagasan utama) dengan merefleksikan data dan hasil yang dihasilkan selama
pengkodean terbuka dan pengkodean aksial. Peneliti biasanya perlu terus menganalisis data, namun
dengan lebih fokus pada gagasan sentral teori yang berkembang. Pada akhirnya, selama pengkodean
selektif peneliti menulis cerita, menjelaskan teori dasar.
Dengan melakukan coding selektif, peneliti juga melakukan triangulasi data dari wawancara,
observasi, dan foto untuk memberikan data dan hasil yang lebih valid. Burke 92004:424) mengatakan
triangulasi adalah istilah yang diberikan ketika peneliti mencari konvergensi dan pembuktian hasil dari
metode berbeda yang mempelajari fenomena yang sama. Gay, di al. (2006:446) menyatakan bahwa
triangulasi adalah penggunaan beberapa metode, strategi pengumpulan data dan sumber data untuk
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang apa yang sedang dipelajari dan untuk bersilangan –
memeriksa informasi. Terakhir, peneliti menafsirkan data dan menyajikannya sebagai hasilnya
dari penelitian ini.
1. Profil Informan
Informannya adalah Shane E. Perryman (44 tahun). Pendidikan terakhir beliau adalah PhD di Monash
University (Melbourne), School of chemistry, water study center dan juga di Murray Darling Freshwater
Research center. Fokus karirnya adalah dampak aktivitas manusia terhadap perputaran unsur hara dan
unsur di lingkungan, serta pengaruhnya terhadap keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem. Dia bukan
seorang guru bahasa seperti yang dia jelaskan dalam wawancara:
“ok jadi kalau… Saya bukan guru bahasa, pengajaran saya di Australia adalah di Universitas untuk
mahasiswa kimia. Am… sistem pendidikannya pasti berbeda.
Universitas di Australia pada saat siswa masuk ke universitas di Australia setidaknya ketika saya
mengajar. Siswa, memahami bahwa mereka diharapkan untuk mengambil tanggung jawab lebih
besar dalam pembelajaran. Dimana di Indonesia saya mendapat kesan bahwa saya membiarkan
Anda memberi tahu siswa apa yang harus dilakukan dan mereka tidak terlalu mengambil inisiatif.
Jadi jika saya mengambil tugas ini dan saya ingin melakukan ini.. ini dan di Indonesia saya rasa saya sudah melakukannya
17
Machine Translated by Google
untuk pergi saya ingin melakukan ini dan saya ingin melakukannya dengan cara ini, saya ingin melakukan ini dan saya harus
Berdasarkan kutipan pada baris 1 dan 2, informan mengatakan bahwa ia bukan seorang guru bahasa, namun ia
mempunyai pengalaman dalam mengajar. Ia juga tidak memiliki latar belakang pendidikan pembelajaran bahasa. Beliau
Beliau ditugaskan untuk mengajar bahasa inggris pada program kelas internasional, yaitu jenis bahasa inggris
sebagai tujuan khusus (ESP) khususnya bahasa inggris untuk tujuan akademik. Posisinya sebagai seorang praktisi.
2. Prosedur pengajaran
A. Pengamatan 1
Materi pembelajaran pada observasi pertama (Lampiran 2) adalah Mikroba Dapat Membuat Kita Menjadi Pelajar
Gemuk. Observasi dilakukan pada tanggal 27 September 2011 dan dilakukan selama
90 menit seperti yang terlihat di FN 002.
Pertama, dosen membuka perkuliahan dengan mengucapkan salam kepada mahasiswa dan melakukan apersepsi.
Dosen bertanya kepada siswa tentang materi yang telah diberikan pada minggu sebelumnya. Setelah itu dosen
memperkenalkan materi pertemuan dan memberikan instruksi apa yang harus mereka lakukan dalam pertemuan tersebut.
Kemudian dosen membagikan tugas tersebut kepada mahasiswa dan menjelaskan apa yang harus dilakukan terhadap
Setelah itu dosen menyalakan materi menyimak, sedangkan mahasiswa mengerjakan tugas. Tugasnya adalah
mengisi kesenjangan (Lampiran 3), sehingga siswa selama proses mendengarkan, mereka harus mengisi kesenjangan
tersebut. Materi diputar satu kali, sehingga dosen meminta mahasiswa menyimak dengan seksama (lihat FN 002).
Dosen memfokuskan mata pelajaran pada sesi ini pada mendengarkan. Berdasarkan wawancara,
dosen fokus pada kosa kata, membaca, mendengarkan, dan berbicara. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan siswa untuk
berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Apa yang akan saya coba lakukan adalah saya tidak fokus pada tata bahasa, oke. Saya tidak bisa mengajari siswa
saya pelajaran tata bahasa karena itu bukan bidang saya untuk mengajar. Saya tidak tahu namanya, bagaimana
tata bahasanya berbeda. Saya mengenal banyak orang tetapi saya tidak tahu, saya tidak terlalu mengenalnya, dan
menurut saya tidak terlalu penting bagi mereka untuk dapat berbicara untuk berkomunikasi. Di SMP mereka telah
mengambil pelajaran tata bahasa dan fokus pada tata bahasa. Yang mereka butuhkan sekarang adalah saya
memikirkan lebih banyak kosa kata, berlatih berbicara, dan berlatih mendengarkan jadi di kelas saya saya mencoba
memfasilitasi di sini dan saya mencoba <hilang> jika mengandung kata-kata, yang unik untuk diketahui karena itu
kata, sebagian besar orang-orang dalam populasi di Australia akan mengetahui atau dapat memperolehnya.
Amm..kamu harus berlatih berbicara di <missing> Saya akan mengajukan pertanyaan, bermain peran,
memperkenalkan dan kemudian di lain waktu saya akan memberi mereka acara radio dan kemudian bertanya
kepada mereka apakah Anda mengerti, mengajukan pertanyaan atau saya memberi mereka tes <hilang>” (FN 09).
18
Machine Translated by Google
Berdasarkan kutipan tersebut diketahui bahwa dosen tersebut tidak mengajar tata bahasa karena bukan bidangnya.
Ia juga menambahkan bahwa tidak serta merta penting bagi mereka untuk bisa berbicara untuk berkomunikasi dan
sebenarnya para siswa sudah menguasai tata bahasa di SMP dan SMA. Menurutnya yang dibutuhkan siswa saat ini adalah
memperbanyak kosa kata, berlatih berbicara, dan berlatih mendengarkan. Agar siswa dapat berlatih berbicara, beliau
memfasilitasi siswa dengan materi dan aktivitas yang dapat mendukung tujuan tersebut.
Setelah itu dosen menjelaskan secara umum materi kepada mahasiswa dan kemudian mendiskusikan tugas.
Dosen menggunakan bahasa tubuh, gambar, dan gerak tubuh untuk menjelaskan arti kata sulit atau kata baru (lihat FN
002).
Selanjutnya dosen memutar kembali materi menyimak dan memberikan transkripsinya kepada
mahasiswa. Pada bagian ini siswa diminta untuk mendengarkan agar siswa dapat mengetahui
Sebelum dosen menutup perkuliahan, beliau memotivasi mahasiswa untuk giat belajar dan meminta mahasiswa
untuk belajar lebih banyak tentang tugas di rumahnya karena beliau akan memberikan mereka ujian untuk pertemuan
B. Pengamatan 2
Materi ajar pada observasi pertama (Lampiran 5) adalah Bakteri Penghancur Lemak bukanlah tindakan yang sulit
untuk ditelan. Pengamatan dilakukan pada tanggal 28 September 2011 dan dilakukan selama 90 menit (lihat FN 003).
Pertama, dosen membuka perkuliahan dengan mengucapkan salam kepada mahasiswa dan melakukan apersepsi.
Dosen bertanya kepada mahasiswa mengenai materi yang telah diberikan dosen pada minggu sebelumnya.
Setelah itu dosen memperkenalkan materi pertemuan dan memberikan instruksi apa yang harus mereka lakukan dalam
Kemudian dosen membagikan tugas kepada siswa dan menjelaskan apa yang harus dilakukan terhadap tugas
tersebut. Dosen hendaknya berusaha keras menjelaskan pembelajaran kepada siswa agar siswa dapat memahaminya
Setelah itu dosen menyalakan materi menyimak, sedangkan mahasiswa mengerjakan tugas. Tugasnya adalah
mengisi kesenjangan (Lampiran 6), sehingga siswa selama proses mendengarkan, mereka harus mengisi kesenjangan
tersebut. Materi diputar satu kali, sehingga dosen meminta mahasiswa menyimak dengan seksama. Setelah acara radio
Setelah itu dosen menjelaskan secara umum materi kepada mahasiswa dengan menggunakan LCD.
Dosen menunjukkan materi dan menjelaskan materi dalam bahasa Inggris. Dia menggunakan bahasa tubuh untuk
membantunya membuat siswa memahami arti kata-kata tersebut. Pada bagian ini kegiatan diawali dengan mendengarkan
dan dilanjutkan dengan membaca materi. Dia menjelaskan kata per kata. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk
bertanya. Siswa kemudian mengajukan pertanyaan dan dosen menjawab pertanyaan siswa. Fokus dosen
19
Machine Translated by Google
Pertemuan ini sama dengan observasi pertama untuk meningkatkan kosakata dan mempelajari pengucapan kata yang
benar.
Sebelum dosen menutup perkuliahan, beliau mempertunjukkan film tersebut kepada mahasiswa tentang caranya
untuk memancing dan kemudian menjelaskan kepada siswa tersebut situasi di film tersebut. Beliau memotivasi siswa untuk
giat belajar dan meminta siswa untuk belajar lebih banyak tentang tugas di rumah mereka karena dia akan melakukannya
C. Pengamatan 3
dilakukan pada tanggal 29 September 2011 dan dilakukan selama 90 menit (lihat FN 004).
Pertama, dosen membuka perkuliahan dengan mengucapkan salam kepada mahasiswa dan melakukan apersepsi.
Dosen bertanya kepada mahasiswa mengenai materi yang telah diberikan dosen pada minggu sebelumnya.
Setelah itu dosen melakukan registrasi dan kemudian memperkenalkan materi pertemuan serta memberikan instruksi apa
yang harus mereka lakukan dalam pertemuan tersebut. Sebelum memulai perkuliahan, dosen memberikan penekanan
Selanjutnya dosen membagi mahasiswa menjadi kelompok yang beranggotakan lima orang. Kemudian dosen
membagikan tugas kepada siswa dan menjelaskan apa yang harus dilakukan terhadap tugas tersebut. Kemudian siswa
mengerjakan tugas tersebut selama kurang lebih 20 menit. Tujuan dari tugas ini adalah menerjemahkan kalimat. Setiap
kelompok diberikan selembar kertas berisi kalimat-kalimat yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau ke
dalam bahasa Indonesia. Setelah itu siswa diminta menyusun kalimat-kalimat tersebut menjadi paragraf yang baik (lihat FN
004).
Gambar di atas menunjukkan bahwa siswa bekerja dalam kelompok. Dalam kegiatan ini siswa menerjemahkan
kalimat-kalimat yang diberikan guru kemudian menyusunnya menjadi paragraf yang baik. Dalam kegiatan ini dosen
mendatangi masing-masing kelompok untuk membimbingnya. Terkadang beliau membantu mahasiswa dengan menuliskan
kata-kata sulit yang membuat mahasiswa bingung ketika dosen memberitahukan suatu kata atau kalimat. Setelah siswa
Setelah semua kelompok melakukan hal tersebut, Pak Perryman memberikan permainan kepada siswanya. Ia
memang melempar bola kepada murid-muridnya dan murid-murid tersebut harus menjawab pertanyaan tersebut. Ini hanya
tentang kesamaan kata-katanya. Dia mengambil pertanyaan itu berdasarkan materi. Para siswa merasa bersemangat (lihat
FN 004).
Sebelum dosen menutup perkuliahan, beliau merangkum perkuliahan dan memberikan motivasi
siswa untuk belajar dengan giat dan meminta siswa untuk belajar lebih banyak tentang tugas di rumahnya.
Materi pengajaran pada observasi ketiga adalah bencana alam, gempa bumi, Tsunami, tanah longsor, lumpur
beracun, Korban Meninggal, dan udara adam yang hilang. Pengamatan dilakukan pada bulan November 2011 dan
4 th dilakukan selama 90 menit pada kelas kimia, pada tanggal 5 November 2011 pukul
20
Machine Translated by Google
Pada program kelas kimia, Beliau mengawali pembelajaran dengan menyapa siswa kemudian memberikan
pemanasan berdasarkan pertemuan sebelumnya. Ia meminta mahasiswa membuka materi yang diambil dari
www.unm-icp.blagspot.com. Seluruh materi ditaruhnya disana untuk para siswanya sehingga para siswa merasa
lebih mudah mendapatkan materinya dan mempunyai waktu untuk mempelajari materinya lebih lanjut sebelum
ia datang ke kelas. Setelah itu dosen memperkenalkan materi pertemuan dan memberikan instruksi apa yang
harus mereka lakukan dalam pertemuan tersebut seperti terlihat pada cuplikan sebagai berikut
Dosen: selamat pagi semuanya, semoga kalian semua paham, ya, baca dulu, @bagaimana cara@, ya.. Minggu
lalu saya memberikan kuliah pengisian kekosongan, sehingga minggu ini saya menekankan kuliah
kepada semua orang. Seperti yang saya ketahui, semua orang dapat melakukan hal yang sama…
5
Apa yang akan kita lakukan hari ini adalah, sementara saya meminta Anda melakukan tugas itu.. ada
beberapa latihan.. beberapa pengetahuan yang harus Anda baca… di kelas hari ini kita hanya untuk
cobalah.. cerita ini.. bacalah.. jika Anda tidak dapat memahami pengucapan yang jelas.. Saya pandu
dulu, jelaskan beberapa kata.. membuat cerita menarik untuk menunjukkan kepada Anda mungkin
10
bagaimana Anda dapat mengingat kata. seperti yang saya bicarakan dengan Anda minggu lalu,
bahwa, Anda telah membuat pembuatan cerita yang menarik, membangkitkan emosi orang, sehingga
Anda dapat mengingat kata-kata, meningkatkan kosa kata. ceritanya tentang bencana, gempa bumi,
… Hal kedua yang ingin Anda lakukan adalah. berpasangan, berpasangan, apakah Anda bertanya
15
tentang cerita.. jika Anda tidak percaya diri, Anda dapat membaca, tetapi saya ingin Anda mencoba
dan melakukan pra-latihan. Anda seorang jurnalis, Anda adalah instruktur.. Anda harus bertanya apa
yang terjadi, membuatnya menarik, Anda bertanya tentang keluarga Anda, bagaimana Anda bertahan
20 hidup. jika anda mempunyai sedikit waktu untuk berlatih soal dengan baik, jenis soal yang bisa
Kemudian dosen membacakan bahan bacaan dan mencoba menjelaskan maksud kata-kata tersebut
dengan isyarat dan mendeskripsikan kata-kata asing melalui gambar. Bagian ini selesai
selama sekitar 30 menit.
Berdasarkan ekstrak tersebut, dapat menginformasikan pembicaraan dosen dalam memulai perkuliahan.
Usai memberikan salam kepada mahasiswa, dosen menanyakan kepada mahasiswa apakah sudah memperoleh
dan membaca materi sebelum datang ke kelas sesuai dengan petunjuk yang diberikan pada perkuliahan sebelumnya
(semoga @ kalian semua paham, ya, baca dulu, baris 1). Kemudian dosen mengulangi penjelasan kegiatan pada
pertemuan sebelumnya (baris 2-4), dilanjutkan menjelaskan kegiatan yang akan berjalan (baris 4 – 20).
Selanjutnya guru meminta siswa bekerja berpasangan untuk berlatih bertanya dan menjawab pertanyaan
tentang cerita. Siswa melakukan peran satu sebagai jurnalis dan lainnya
21
Machine Translated by Google
Gambar tersebut menunjukkan bahwa guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan yang telah dijelaskan.
Dosen menjelaskan kepada siswa untuk menggunakan kosakata dalam bahan bacaan untuk membangun percakapan kerja
Selanjutnya, siswa bekerja berpasangan, dan dosen mendatangi masing-masing pasangan untuk membimbing mereka melakukan hal tersebut
tugas.
Terakhir, dosen memberikan penguatan kepada mahasiswa tentang praktik berbicara yang mahasiswa lakukan.
Dosen mengingatkan siswa untuk berlatih bertanya. Kemudian dosen memberikan tugas yang harus dikerjakan siswanya
Perbedaan kegiatan ketiga dan kelima terletak pada partisipasi siswa. Siswa geografi terlihat lebih aktif berbicara
Dia menjelaskan kata-kata itu berdasarkan program mereka. Dia mencoba menemukan kata-kata yang lebih mudah
untuk dijelaskan kepada murid-muridnya saat itu. Beliau terlihat profesional saat melakukan hal tersebut kepada mahasiswanya,
sebagian besar mahasiswa memahami apa yang dikatakan dosennya karena Pak Perryman sangat memahami apa yang
dibutuhkan dan ingin dipelajari oleh mahasiswanya. Ia berusaha mengenal murid-muridnya dengan memahami mereka dan
berbagi dengan mereka di kelas penutup. Beliau membuka pikiran siswa, sehingga siswa merasa nyaman berada di kelasnya.
Para siswa berkata kepada kami saat ituL: “Kami merasa nyaman dan tidak pernah merasa takut untuk berbicara bahasa
Inggris di kelasnya karena dia tidak pernah marah kepada kami. Dia mengajari kami dengan sangat sabar karena dia selalu
berusaha memahami kami, terkadang kami membuatnya marah tapi dia tidak marah sama sekali, dia hanya tertawa dan
Pada program kelas matematika, beliau menjelaskan fokus materi pada bilangan.
Berapa banyak korban bencana. Jadi dosen menjelaskan materi berdasarkan kebutuhan kelas matematika (FN
006). Dan pada pelajaran geografi, beliau menghubungkan materi pokok dengan materi yang berhubungan
dengan geografi misalnya struktur alam semesta (FN 007). Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan siswa.
e. Pengamatan 7
Materi pengajaran pada observasi ketiga adalah bencana alam, gempa bumi, Tsunami, tanah longsor, lumpur
beracun, Korban Meninggal, dan udara adam yang hilang. Pengamatan dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2011 dan dilakukan
Pertama, dosen membuka perkuliahan dengan menyapa mahasiswa dan melakukan apersepsi.
Dosen bertanya kepada mahasiswa mengenai materi yang telah diberikan dosen pada minggu sebelumnya.
Setelah itu dosen memperkenalkan materi pertemuan dan memberikan instruksi apa yang harus mereka lakukan dalam
pertemuan tersebut. Pertama, dosen memberikan tes yang berkaitan dengan dosen sebelumnya.
Tes (Lampiran 13) adalah tes lengkap (lengkapi kata yang hilang pada paragraf dan lengkapi tabelnya). (Lihat FN 008)
22
Machine Translated by Google
Setelah siswa mengerjakan tes, dosen bersama siswa mendiskusikan tes tersebut. Setelah itu dosen
meminta mahasiswa untuk berlatih berbicara melalui kerja berpasangan seperti yang telah dilakukan pra-latihan
pada minggu sebelumnya. Setiap pasangan harus melakukan tugas kerja berpasangan.
Gambar di atas merupakan aktivitas siswa dalam kerja berpasangan. Dalam kegiatan ini siswa diminta untuk
berlatih berbicara.
Saat siswa mempresentasikan percakapannya di depan kelas, dosen mencoba menemukan kesalahan
kata dalam berbicara mereka. Setelah mereka melakukan percakapan tersebut, dosen mengoreksi kata-kata
tersebut menjadi pengucapan yang benar dan menjadi kata-kata yang tepat.
Terakhir, sebelum menutup perkuliahan, Beliau memberikan icebreaking kepada mahasiswa tersebut
terkait kisah perjalanannya keliling dunia. Pengalamannya berbicara tentang turnya di Eropa bersama
keluarganya saat itu. Melalui kegiatan ini dosen berusaha memotivasi mahasiswa dan memfasilitasi mahasiswa
Sehubungan dengan temuan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, kesimpulannya
adalah Prosedur pengajaran yang diterapkan oleh penutur asli dalam pengajaran bahasa Inggris kepada
mahasiswa bahasa Indonesia di ICP UNM adalah prosedur yang diperlukan dengan metode langsung, metode
ausdion lingual, dan pengajaran bahasa komunikatif. Selain itu, dosen memvariasikan kegiatan pada setiap
pertemuan melalui beberapa jenis kegiatan. Dosen juga selalu menerapkan dua kegiatan utama dalam setiap
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan di atas, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1.
Guru hendaknya merumuskan tujuan dosen berdasarkan kebutuhan siswa dan teori
2. Aktivitas guru di kelas juga harus berperan tidak hanya sebagai guru
tetapi juga sebagai fasilitator, manajer, pengarah, pembimbing, pendidik, dan motivator.
3. Beberapa aktivitas yang digunakan oleh penutur asli diharapkan dapat menjadi referensi
untuk guru bahasa Indonesia untuk diterapkan dalam kegiatan kelas guna meningkatkan3 partisipasi
siswa.
4. Agar siswa mendapat lebih banyak kesempatan untuk berlatih bahasa Inggris dan terpacu
untuk belajar bahasa Inggris, guru harus menerapkan prosedur pengajaran yang diterapkan oleh penutur
asli, guru juga dapat memodifikasi berdasarkan kebutuhan siswa dan kondisi kelas.
REFERENSI
23
Machine Translated by Google
Diane Larsen-Freeman. 2003. Teknik dan Prinsip Pengajaran Bahasa. AMERIKA SERIKAT. Oxford
Pers Universitas.
Georgi Lozanov. Saranpedia. Belajar adalah soal sikap, bukan bakat.
Gay, LR 2006. Penelitian Pendidikan: Kompetensi Analisis dan Penerapan. Amerika Serikat
Amerika: Prentice-Hall, Inc.
Jack C. Richards, dan Theodore S. Rodgers. 2001. Pendekatan dan Metode Pengajaran Bahasa.
AMERIKA SERIKAT. Edisi kedua. Universitas Cambridge.
Jack C. Richards, dan Willy A. Renandya. 2002. Metodologi Pengajaran Bahasa. Amerika.
Pers Universitas Cambridge.
Louis Cohen, dkk. 2007. Metode Penelitian dalam Pendidikan. New York: Routledge.
Muhammad Basri Wello, and Hafsah Amien. J. Nur. 1999. English for Specific Purposes.
Makassar. Badan Penerbit UNM.
wiki/Methods_of_teaching_foreign_linguals. Diakses
26 Maret 2011.
________ Metodologi, Pendekatan, & Definisi Metode dalam Pengajaran Bahasa Inggris. On line. http://
www.shvoong.com/humanities/linguistics/ 2032735-methodolgy-approach -method-definition-
english/.Diakses pada 26 Maret 2011.
__________Metode Penerjemahan Tata Bahasa. On line. http://eng.hi138.com/?i50723. Diakses
29 Maret 2011.
Richards, JC,. dan Rodgers, 1995. Pendekatan dan Metode dalam Pengajaran Bahasa. Cambridge
Pers Universitas.
Tracy Terrell dan Stephen Krashen. 1977. Pendekatan Alami. On line. http://www.sil.org/lingualinks/
linguallearning/waystoapproachlinguallearning/th
pendekatan enatural.htm. Diakses 29 Maret 2011
Yin, Robert K. (2003). Penelitian Studi Kasus: Desain dan Metode. Seribu Oakds: Sage
Publikasi.
24