Anda di halaman 1dari 9

[Nama Penulis]/[Judul Artikel]/[Hal]

p-ISSN 1907-6967 | e-ISSN 2528-5653


METODIK DIDAKTIK Vol. XX| No. X
Jurnal Pendidikan Ke-SD-an

BEST PRACTICE PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS


MATERI MY CLASSROOM DI SDN KELAS 1
Puti Hera Febiyan¹, Erwin Rahayu Saputra²
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia

Kata Kunci : ABSTRACT


Bahasa Inggris This study aims to describe how the process of learning English is
Bahasa Internasional taught at SDN 2 Manonjaya. The research subjects were 25 grade 1
Praktik Mengajar students. This study uses a qualitative descriptive method with the
stages of data reduction, data presentation, and data verification or
drawing conclusions. The results obtained from the research that has
been carried out are 1) teaching practice is carried out in accordance
with the lesson plans that have been made, 2) students have great
enthusiasm when learning English is carried out because it is a new
thing to learn, 3) English is very important to learn as early as possible
to improve the ability and mastery of English because it is an
international language.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses


pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan di SD Negeri 2
Manonjaya. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas 1 berjumlah
25 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau
penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah
dilakukan yakni 1) praktik mengajar dilakukan sesuai dengan RPP
yang telah dibuat, 2) peserta didik memiliki antusias yang besar saat
pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan karena merupakan hal baru
yang dipelajari, 3) bahasa Inggris sangat penting dipelajari sedini
Email penulis: mungkin untuk memperbaiki kemampuan dan penguasaan bahasa
putiherafebiyan@upi.edu Inggris karena merupakan bahasa Internasional.
erwinrsaputra@upi.edu

1
Metodik Didaktik: Vol. XX No. X, [Bulan] [tahun], Hal [xx-xx]

PENDAHULUAN
Bahasa inggris telah menjadi media komunikasi yang sangat penting di dunia karena
kedudukanya sebagai bahasa internasional sekaligus bahsa teknologi. Dengan semakin
terglobalisasinya dunia dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, tidak dapat dipungkiri
jika penguasaan terhadap bahsa Inggris menjadi salah satu kunci untuk mendapatkan
kesempetan kerja yang lebih baik atau kesuksesan. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia
sebagai bagian dari masyarakat dunia menyadari akan pentingnya penguasaan terhadap
bahasa Inggris oleh karena itu pengajaran terhadap bahasa Inggris telah lama mulai
diterapkan didunia pendidikan indonesia. Bahasa Inggris telah lama menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia yang pada awalnya hanya diberikan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun seiring berjalannya waktu kebutuhan
sekaligus popularitas bahasa Inggris semakin meningkat yang mengakibatkan kurikulum
tentang pengajaran bahasa Inggris pun berubah (Nisa, 2020). Dengan tujuan untuk
memperbaiki kemampuan dan penguasaan bahasa Inggris bagi peserta didik salah satu cara
pemerintah dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbahasa Inggris adalah
memperkenalkan bahasa Inggris lebih dini, yaitu dimulai dari Sekolah dasar. Sebagai
Sekolah Standar Nasional (SSN) Sekolah Dasar ini sudah memasukkan pelajaran bahasa
Inggris pada seluruh tingkatan, atau kelas sejak tahun 2008. Pada perkembangan selanjutnya
mulok bahsa Inggris untuk SD semakin diakui dengan disebutkan dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan, bahasa Inggris merupakan salah satu muatan lokal wajib bagi semua peserta didik
Sekolah Dasar dari kelas I hingga kelas VI dengan aloksi waktu pembelajaran yang
disediakan adalah 2x35 menit jam pelajran per minggu (Kalsum, 2016). Dengan KTSP
hampir semua SD di indonesia memasukkan bahasa inggris sebagai mulok bahkan yang pada
awalnya bahasa inggris hanya diajarkan di kelas IV-VI, menjadi diajarkan disemua kelas
mulai dari kelas I (Maduwu, B. 2016).
Bahasa Inggris di Indonesia secara umum diajarkan sebagai bahasa asing. Istilah ‘bahasa
asing’ dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan ‘bahasa kedua’. Bahasa asing adalah
bahasa yang yang tidak digunakan sebagai alat komunikasi di negara tertentu di mana bahasa
tersebut diajarkan. Sementara bahasa kedua adalah bahasa yang bukan bahasa utama namun
menjadi salah satu bahasa yang digunakan secara umum di suatu negara, sehingga dalam
pendidikan di Indonesia kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu keterampilan
yang harus dikuasai oleh peserta didik sejak awal. Dalam hal ini, pembelajaran bahasa
Inggris diarahkan pada empat keterampilan di dalam bahasa Inggris antara lain: kemampuan
mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan kemampuan menulis
(writing) (Wijaya, I. K. 2015).
Brown (1994: 89) mengatakan pembelajaran sering dianggap sebagai terjemahan dari istilah
“instructional” adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Uno (2007:54) menyatakan
bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta belajar
dengan pengajar/instruktur dan atau sumber belajar pada suatu ingkungan belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu. Di sini terlihat bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
antara pesertadidik dengan Iingkunganya sehingga menjadi perubahan prilaku kearah yang
Iebih baik. Dalam proses pembelajaran, prinsip utamanya adalah adanya proses keterlibatan
seluruh atau sebagaian besar potensi diri siswa dan kebermaknaanya bagi diri dan

2
[Nama Penulis]/[Judul Artikel]/[Hal]

kehidupannya saat ini dan masa yang akan datang. Lebih lanjut Gagne dan Briggs dalam
Brown (1994: 9-10) menjelaskan bahwa ada beberapa ciri pembelajaran, yaitu (1) menarik
perhatian agar peserta didik siap menerima pelajaran, (2) memberitahukan tujuan pelajaran,
(3) merangsang timbulnya ingatan atas ajaran sebelumnya, (4) presentasi bahan ajaran dan
alat bantu belajar (5) memberikan bimbingan belajar, (6) membangkitkan timbulnya unjuk
kerja dalam belajar, (7) memberikan umpan balik, (8) menilai unjuk kerja, dan (9)
memperkuat retensi dan transfer belajar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut I Made Winartha (2006)
metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai
kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau
pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan
pada Sekolah Dasar Negeri 2 Manonjaya. Subjek penelitian ini terdiri dari kelas 1 yaitu
berjumlah 25 peserta didik, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 13 perempuan. Di sini
mahasiswa sumber data primernya, karena Saya ditugaskan untuk melakukan praktik
mengajar di sekolah dasar yang telah dipilih sendiri tersebut selama satu kali pertemuan
untuk setiap orang. Kegiatan ini dilakukan setelah mahasiswa selesai melakukan
demonstrasi mengajar di dalam kelas dengan harapan bahwa apa yang telah
didemonstrasikan dikelas dapat dipraktikkan secara nyata. Jadi mahasiswa menjadi sumber
data primer karena harus menyerahkan laporan praktik mengajar di SD berdasarkan
pengalaman pribadinya langsung di lapangan. Pada penelitian ini, obyek yang diteliti yaitu
komponen refleksi pelaksanaan pembelajaran yang dilaporkan mahasiswa. Teknik
pengumpulan data berupa catatan metodologis: pengalaman peneliti ketika berupaya
menerapkan metode kualitatif di lapangan. Isi masing-masing catatan ada dua; pertama
catatan deskriptif: berisi bagian utama, kedua catatan reflektif/memo: berisi kritik terhadap
catatan deskriptif (Rijali, 2018: 86). Sedangkan proses analisis data berdasarkan Miles and
Huberman dalam Rijali (2018: 83) yaitu reduksi data, penyajian data setelah direduksi, dan
verifikasi data atau penarikan kesimpulan.
Langkah pertama analisis data penelitian adalah reduksi data. Pada reduksi data ini, peneliti
menyeleksi dan menemukan hal-hal pokok yang substantif mengenai cara membuka
pelajaran, materi pelajaran, media pembelajaran, metode atau teknik pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan menutup pelajaran serta memberikan fokus pada hasil
refleksi yang dilakukan peneliti pada aspek-aspek tersebut. Setelah melakukan reduksi data,
peneliti melakukan penyajian data yang berisi hasil akhir yang didapat setelah melakukan
rangkuman, penyeleksian, dan perhatian pada setiap fokus kecenderungan yang muncul pada
semua aspek tersebut. Ketika penyajian data sudah dilakukan, maka langkah akhir analisis
data adalah menarik kesimpulan atas data akhir yang telah disajikan. Dalam hal ini, peneliti
memberikan deskripsi kesimpulan terhadap semua aspek atas refleksi pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilakukan dan mendiskusikan hasil data temuan dengan literatur
yang relevan.

3
Metodik Didaktik: Vol. XX No. X, [Bulan] [tahun], Hal [xx-xx]

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan praktik mengajar dalam implementasi mata pelajaran Bahasa Inggris materi My
Classroom di Kelas 1 SDN 2 Manonjaya, terdapat 3 kegiatan pembelajaran yakni kegiatan
pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pembuka diawali dengan guru
memberikan salam dan membaca doa, kemudian dilanjut dengan memperkenalkan diri. Lalu
dilanjut dengan menanyakan kabar peserta didik menggunakan bahasa Inggris yakni “how
are you today?”, tapi pada kenyataan nya peserta didik belum mengerti dengan pertanyaan
yang diberikan, karena pada Kurikulum 2013 tidak tedapat mata pelajaran Bahasa Inggris.
Setelah mengetahui peserta didik tidak mengerti dengan pertanyaan yang diberikan, peneliti
menjelaskan bahwa “how are you today?” memiliki arti “apa kabar kamu hari ini?” dan
peserta didik di minta untuk menjawab “Alhamdullilah, great, so wonderfull, Allahuakbar”
yang memiliki arti “Alhamdullilah, baik, luar biasa, Allahuakbar”. Setelah menanyakan
kabar dilanjut dengan mengecek kehadiran peserta didik/absensi kemudian menjelaskan
tujuan pembelajaran mengenai materi My Classroom.
Kegiatan inti pembelajaran merupakan pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya, di
mana guru dan peserta didik berinteraksi dalam pengalaman belajar yang dilakukan di dalam
maupun di luar kelas. Tahap ini dimulai dengan menginformasikan peserta didik tentang
topik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti peserta didik diminta
untuk menyebutkan nama-nama benda yang ada dikelas menggunakan bahasa Indonesia,
contohnya seperti buku, lemari, meja dan lain-lain. Penulis menulis nama-nama benda yang
ada dikelas sesuai yang disebutkan oleh peserta didik dengan dilengkapi Bahasa Inggris.
Kemudian peserta didik diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
mengenai nama-nama benda yang ada dikelas, contohnya “bahasa Inggrisnya buku adalah
book, book terdapat 4 huruf yakni terdiri dari huruf pertama b, huruf kedua o, huruf ketiga o
dan huruf ke empat k” dengan memberikan penjelasan seperti itu peserta didik akan lebih
memahami dan mengingat. Selanjutnya peserta didik diminta untuk mengulangi nama-nama
benda yang ada dikelas setelah diberi contoh menggunakan bahasa Inggris dengan memberi
perintah “repeat after me”. Peserta didik diminta untuk menulis nama-nama benda yang ada
dikelas yang sudah dituliskan di papan tulis. Agar memudahkan peserta didik dalam
menghafal nama-nama benda yang ada dikelas, penulis mengajak peserta didik bernyanyi
My Classroom menggunakan irama kring-kring ada sepeda dengan melihat lirik yang ada di
papan tulis. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menyanyikan lagu di depan kelas, hal
ini agar menumbuhkan rasa percaya diri dan memotivasi peserta didik dalam belajar Bahasa
Inggris.

Gambar 1. Bernyanyi

4
[Nama Penulis]/[Judul Artikel]/[Hal]

Setelah menyanyikan lagu, peserta didik diajak untuk bermain game. Game ini bernama
“touch”, peserta didik akan diminta mendengarkan terlebih dahulu lagu yang akan
dinyanyikan oleh penulis, dalam lirik lagu tersebut terdapat kalimat yang harus diperhatikan
oleh peserta didik, contohnya ketika penulis sudah menyebutkan “touch your bag”
kemudian peserta didik harus segera menyentuh bag (tas) penulis menghitung sampai 3 detik
dan berkata “time’s up”, jika peserta didik tidak menyentuh benda apapun maka peserta didik
tidak akan mendapat point. Kegiatan seperti ini dilakukan untuk menumbuhkan motivasi
peserta didik agar belajar lebih giat sehingga mampu berkomunikasi bahasa Inggris dengan
baik.

Gambar 2. Game

Setelah menyelsaikan game, peserta didik diminta untuk mengerjakan LKPD secara
berkelompok yang terdiri dari 3. Peserta didik menuliskan nama benda dengan
menggunakan bahasa Inggris.

Gambar 3. LKPD

Kegiatan penutup pembelajaran merupakan kegiatan merefleksi dan mengevaluasi


pengetahuan peserta didik tentang pokok bahasan yang baru saja dibelajarkan secara
keseluruhan. Kegiatan ini berupa umpan balik dari peserta didik, hal ini dapat dilihat ketika
peserta didik melakukan dan merespon pembelajaran dengan tindakan nyata seperti, mampu
menjawab pertanyaan dan berbicara dalam bahasa Inggris dan menunjukkan hasil karya
berupa tulisan atau karangan dalam bahasa Inggris.

5
Metodik Didaktik: Vol. XX No. X, [Bulan] [tahun], Hal [xx-xx]

Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Kegiatan Keterangan Alokasi Waktu
Kegiatan Pembukaan 1. Guru membaca salam, kemudian 5 Menit
dilanjut dengan membacakan doa.
2. Guru bertanya kepada peserta didik
“how are you today?”, kemudian peserta
didik menjawab “Alhamdullilah, great,
so wonderful, Allahuakbar”.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik,
kemudian menjelaskan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik untuk 35 Menit
menyebutkan nama-nama benda yang
ada dikelas menggunakan bahasa
Indonesia.
2. Guru meminta peserta didik untuk
memperhatikan dan mendengarkan
nama-nama benda menggunakan bahasa
Inggris yang terdapat pada papan tulis.
“Bahasa Inggris buku adalah book,
terdapat huruf b, o, o, dan k” dan
selanjutnya.
3. Guru meminta peserta didik agar
melisankan nama-nama benda setelah
diberi contoh sambil mengatakan
“repeat after me”.
4. Peserta didik diminta untuk menulis
nama-nama benda yang ada di kelas
dalam bahasa Inggris.
5. Guru mengajak peserta didik
menyanyikan lagu dengan irama “kring-
kring ada sepeda”, agar memudahkan
peserta didik dalam mengingat.
Classroom adalah kelas
Board itu papan tulis
Pencil case ya tempat pensil
Map adalah peta
Pencil adalah pensil
Paper adalah kertas
Tabel adalah meja
Chair kursi
Pen pulpen
6. Setelah menyanyikan lagu peserta didik
diajak untuk bermain game, nama
permainan nya adalah “touch”. Aturan
cara bermain yakni dengarkan lagu yang

6
[Nama Penulis]/[Judul Artikel]/[Hal]

guru nyanyikan, dan sentuh benda yang


guru sebutkan, kemudian guru akan
menghitung dalam waktu 3 detik sambil
berkata “time’s up”. Jika dalam waktu 3
detik tidak menyentuh apa-apa maka
tidak diberikan point.
7. Guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan LKPD secara
berkelompok yang terdiri dari 3 orang.
Kegiatan Penutup 1. Guru merefleksi, evaluasi dan 5 Menit
memberikan kesimpulan dari materi
yang sudah disampaikan.
2. Guru memberikan apresiasi kepada
peserta didik.
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan membacakan do’a.

Kegiatan pembelajaran dilakuan sesuai dengan RPP yang telah di buat sebelumnya, tetapi
penulis mendapatkan beberapa kendala dalam proses pembelajaran yang pertama mengenai
karakteristik peserta didik. Menurut Hamzah. B. Uno (2007) menyatakan bahwa
karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan peserta didik yang
terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan
awal yang dimiliki. Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah
anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa
perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Karakteristik anak pada kelas 1
sebagian besar fokusnya mudah teralihkan, tidak bisa diam di tempat duduk, saling
mengejek dan berkelahi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sabani (2019) mengatakan bahwa
secara khusus karakteristik peserta didik kelas 1 yakni waktu reaksinya terlambat, koordinasi
otot tidak sempurna, suka berkelahi, gemar bergerak, bermain memanjat, aktif bersemangat
terhadap bunyi yang teratur, kurangnya kemampuan pemusatan perhatian, kemampuan
berpikir sangat terbatas dan kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan. Tapi
disamping itu peserta didik sangat antusias saat belajar bahasa Inggris, dikarenakan sekarang
masih mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang menghapuskan mata pelajaran Bahasa
Inggris, jadi ini merupakan kali pertama peserta didik belajar bahasa Inggris di sekolah dasar.
Kendala kedua yakni mengenai sarana dan prasarana yang kurang memadai, pada awalnya
penulis akan menggunakan media pembelajaran audiovisual menggunakan proyektor, tetapi
pada saat pelaksanaan praktik mengajar tidak dapat terealisasikan, karena pihak sekolah
hanya memiliki 1 proyektor dan sedang digunakan oleh guru. Salah satu hal yang
mendukung ialah Ratte (1967:279) yang mengatakan pembelajaran bahasa asing akan sangat
berguna apabila bahan pengajaran berkaitan dengan hal-hal kegiatan sehari hari, atau
nmenggunakan media yang sesungguhnya sehingga meningkatkan rasa ingin tahu siswa
serta motivasi belajarnya. Pendapat lain dari Hamalainen (1967) dalam Listia dan Kamal
(2008) yang mengatakan bahwa cara untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam

7
Metodik Didaktik: Vol. XX No. X, [Bulan] [tahun], Hal [xx-xx]

belajar ialah dengan menggunakan media pengajaran yang tepat misalnya film, gerakan
tubuh, globe, gambar tape recorder.
Hal lain yang penting diperhatikan ialah masalah penempatan meja dan kursi di kelas. Pada
kelas 1 peserta didik duduk di bangku yang berbaris dan guru menerangkan pelajaran di
depan kelas. Dalam situasi seperti ini hasil yang diharapkan tidak maksimal. Oleh karena itu
sekolah dan masyarakat saling membantu untuk menyediakan fasilitas kelas yang baik
sehingga kegiatan peserta didik di kelas dapat berlangsung lancar. Dunn (1983) mengatakan
penempatan meja dan kursi di kelas harus bisa di atur sedemikian rupa sehingga interaksi
peserta didik dengan guru dan peserta didik degan peserta didik dapat berlansung dengan
baik.
Kendala yang ketiga yakni peserta didik masih belum mengerti kalimat sederhana
menggunakan bahasa Inggris hal ini terjadi karena dalam pengembangan kurikulum 2013
khususnya tentang penghapusan mata pelajaran bahasa inggris sebagai muatan lokal.
Penghapusan ini mengakibatkan ketidak jelasan posisi bahasa inggris untuk tingkat SD
sehingga terjadi perbedaan isi pelajaran antara sekolah satu dan yang lain. Pengembangan
kurikulum 2013 yang memperhatikan kondisi peserta didik dan guru serta yang sesuai
dengan kebutuhan kemajuan jaman sekarang menjadi sangat penting sehingga kurikulum
pendidikan menjadi benar-benar efektif dan membawa dampak yang positif khususnya bagi
peserta didik dan dunia pendidikan yang lebih baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian praktik mengajar penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran
sudah sesuai dengan RPP. Peserta didik memiliki antusias yang tinggi, karena belajar bahasa
Inggris baru pertama kali diajarkan. Akan tetapi penulis mengalami kendala pada saat proses
pembelajaran, yakni kendala mengenai arakteristik anak pada kelas 1 sebagian besar
fokusnya mudah teralihkan, tidak bisa diam di tempat duduk, saling mengejek dan berkelahi
sampai menangis, hal ini akan menghambat proses pembelajaran. Kendala kedua yakni
mengenai sarana dan prasarana yang kurang memadai, pada awalnya penulis akan
menggunakan media pembelajaran audiovisual menggunakan proyektor, tetapi pada saat
pelaksanaan praktik mengajar tidak dapat terealisasikan, karena pihak sekolah hanya
memiliki 1 proyektor dan sedang digunakan oleh guru. Kendala yang ketiga yakni peserta
didik masih belum mengerti kalimat sederhana menggunakan bahasa Inggris karena pada
kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Inggri dihapuskan menjadi muatan lokal,
penghapusan pelajaran bahasa inggris pada jenjang pendidikan dasar menjadi kurang tepat
karena didunia yang sudah semakin terglobalisasi ini penguasaan terhadap bahasa inggris
menjadi sangat penting untuk bisa bersaing dengan masyarakat dunia. Oleh karena itu
pembelajaran bahasa Inggris sedini mungkin menjadi penting untuk membekali peserta didik
tingkat dasar agar memiliki dasar bahasa Inggris untuk belajar ditingkat pendidikan yang
lebih tinggi.

DAFTAR RUJUKAN
Brown, H. Douglas, Principles of Language Learning and Teaching, New
Jersey: Prentice Hall Regents, 2007.
Dunn, Opal. (1983), Beginning English With Young Children, the Macmillan
Press Limited, London.
8
[Nama Penulis]/[Judul Artikel]/[Hal]

Hamzah B. Uno.2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
I Made Winartha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta: C.V.
Andi Offset, 2006.
Kulsum, H. 2016. Bahasa Inggris dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
The 3rd University Research Colloquium 2016. ISSN 2407-9189
Listia, R., & Kamal, S. (2008). Kendala Pengajaran bahasa inggris di sekolah
dasar. Retrieved on February, 11(060), 2011.
Maduwu, B. (2016). Pentingnya pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Warta
Dharmawangsa, (50).
Nisa, I. F. (2020). Kebijakan dan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris
untuk SD di Indonesia.
Ratte, H. Elizabeth. (1967), “Foreign Language in the Elementary School”. In
Hardig, W. Lowrey (ed), Guiding Children’s Language Learning, Wm.
C. Brown Company, lowa.
Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 17(33), 81-95
Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Sabani, F. (2019). Perkembangan Anak-anak Selama Masa Sekolah Dasar (6–
7 Tahun). Didaktika: Jurnal Kependidikan, 8(2), 89-100.
Wijaya, I. K. (2015). Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 14(2), 120-128.
Zein, S. 2017. Elementary English education in Indonesia: Policy
developments, current Practices, and future prospects.
https://www.researchgate.net/publication/306107932

Anda mungkin juga menyukai