Model Pembelajaran
Post-Method Pedagogy Mahasiswa
Perguruan Tinggi Seni Pada Mata Kuliah
Bahasa Inggris
ABSTRACT
The research is aimed at improving students’ motivation and achievement toward English subject
at STSI Bandung that has been perceived as a difficult and unpleasant subject. The research was
conducted at STSI Bandung during English lecture at Karawitan and Fine Art department by using
Research and Development Method. The implementation of post-method pedagogy considers three
main factors, namely learning environment, student and lecturer. The success of English teaching is
influenced by some components, which are student, lecturer, course content and student-lecturer’s
rapport. The research resulted in a learning model based on post-method pedagogy that puts lecturer as
a course-content developer and a class administrator who takes students’ characteristics and background
into account. In the end of learning activities, the lecturer evaluates the learning outcome and reflects
what he or she has done to plan and do the next teaching-learning process.
ABSTRAK
Kata kunci: Post-method pedagogy, Mata kuliah Bahasa Inggris, Model pembelajaran,
Mahasiswa seni.
Panggung Vol. 25 No. 2, Juni 2015 113
tingkat ego yang tinggi sebagai implikasi tidak terlalu mendominasi sehingga
kreativitas dalam berkesenian; e) cenderung membosankan, namun juga
cenderung lebih suka bereksplorasi dan memberikan ruang bagi siswa untuk
bereksperimen. memilih dan memiliki otonomi dalam
Selanjutnya hasil observasi terhadap pembelajaran. Sebaliknya, dengan pen-
dua kelas (A dan B) yang memperbanding- dekatan SCL, pengajar tidak membiarkan
kan pendekatan teacher-centered learning dan siswa kebingungan atau kelas berada dalam
student-centered learning menunjukkan hasil kekacauan untuk waktu yang lama;
yang berbeda. Suasana kelas A yang meng- pengajar harus tahu kapan harus turun
gunakan pendekatan teacher-centered tangan memberikan arahan dan arahan
learning tampak lebih teratur karena seperti apa yang memungkinkan siswa
sepenuhnya berada di bawah kendali mencapai pemahaman dengan caranya
pengajar. Namun bila pengajar tidak sendiri.
pandai menarik perhatian siswa, misalnya Dari hasil kuesioner yang disebarkan
dengan cerita atau gurauan yang relevan kepada mahasiswa dapat disimpulkan
dengan materi, perhatian siswa mudah bahwa mayoritas mahasiswa berasal dari
teralihkan. Mahasiswa harus selalu Bandung, mulai belajar bahasa Inggris sejak
disibukkan dengan materi yang diberikan, SD dan berasal dari SMA. Dari data
karena jika tidak, cenderung mencari tersebut, dapat diasumsikan bahwa
kesibukan sendiri, misalnya membuat mayoritas mahasiswa sudah memiliki dasar
coretan atau bersenandung. bahasa Inggris yang cukup untuk
Adapun, suasana kelas B dengan menerima materi bahasa Inggris tingkat
pendekatan student-centered learning lebih yang lebih tinggi. Namun kenyataannya,
riuh karena siswa dituntut berpartisipasi sebagian besar mahasiswa tidak menguasai
secara aktif dan bekerja berkelompok. pengetahuan dasar dalam bahasa Inggris,
Namun, bila tidak dipantau atau dituntun seperti jenis kata dan tenses. Bahkan, ada
dengan baik, diskusi kelompok tidak mahasiswa yang tidak mengetahui arti dan
memakai bahasa Inggris, melainkan Bahasa cara pengucapan beberapa kosa kata yang
Indonesia dan Sunda. Tanpa tuntunan lazim digunakan dalam pelajaran bahasa
secara detil, siswa diharapkan dapat Inggris di tingkat Sekolah Dasar, misalnya
menemukan sendiri bagaimana pengeta- tell dan student (dibaca st^dent).
huan dibangun, tetapi seringkali siswa Meskipun mayoritas mahasiswa me-
mengalami kebingungan untuk waktu nunjukkan minat positif terhadap bahasa
yang lama. Inggris, mayoritas mahasiswa juga meng-
Dari hasil observasi ini, dapat anggap sulit dan memerlukan waktu lama
disimpulkan bahwa pendekatan teacher untuk menguasai bahasa Inggris. Adapun
centered learning (TCL) dan student centered terkait gaya belajar, secara persentase tidak
learning (SCL) tidak seharusnya diper- ada perbedaan signifikan antara gaya
bandingkan, dimana pendekatan yang satu belajar visual, auditori maupun kinestetik.
dianggap lebih unggul dari lainnya, Berdasarkan hasil wawancara terkait
melainkan menjadi dua pendekatan yang konsep belajar bahasa Inggris di Perguruan
dapat dikombinasikan dan saling mengisi Tinggi yang ideal yang dilakukan kepada
dalam pembelajaran. Dengan pendekatan 50 partisipan dari kelas-kelas observasi
TCL, dalam memberikan ceramah, pengajar (A&B) diperoleh data sebagai berikut: ma-
Sundari & Rachminingsih: Model Pembelajaran Post-Method Pedagogy 117
Bagan 2.
Model pembelajaran post-method pedagogy