Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KONTESKTUAL* BERBANTUAN TUTOR SEBAYA


TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS
VII SMPN 1 PEKANBARU
(*cek lagi menurut EYD ini Bahasa inggris atau Bahasa indonesia)
(Penulisan Judul sesuaikan dengan panduan 1 Spasi dan marginnya juga
sesuaikan dengan format ya?)

PROPOSAL

NINDA WAHYUNI Jarak 1 spasi


NIM. 1784205024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING 1 spasi

PEKANBARU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajaran IPA biologi adalah salah satu mata pelajaran yang sangat
penting dan sangat dekat dengan masalah kehidupan sehari-hari. seperti
pelepasan oksigen oleh tumbuhan untuk dimanfaatkan oleh manusia dalam
proses pernapasan manusia dan hewan, selain itu, ditemukannya bahan medis
dan perbanyakan tanaman unggul yang aseptik. Karena begitu pentingnya
biologi bagi kehidupan, maka guru di sekolah pun sanggup memunculkan
daya pikat terhadap siswa dengan cara menampilkan metode pembelajaran
yang tepat demi penigkatan ketercapaian hasil belajar siswa. Pada
pembelajaran dengan pendekatan konstekstual peran guru di kelas adalah
membantu siswa mencapai tujuannya. Guru harus memikirkan strategi
pembelajaran dari pada berceramah di kelas untuk menyampaikan materi.
Dalam hal ini guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama
untuk memotivasi siswa menemukan sendiri bukan datang dari guru,
Tidak Perlu
Semiawan (1992:12). menggunakan no.
Halaman
Menurut (Rokhmatika et al,: 2012 ) bahwa proses pembelajaran
dengan pendekatan konstektual merupakan
Rokhmatika et al,. 2012
salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga tercapainya tujuan
( tandanya pendidikan.
titik bukan titik dua)
Pembelajaran dengan memanfaatkan tutor sebaya dapat membantu rekan
sebaya dalam aspek akademis, emosi disiplin. Dengan bantuan tutor sebaya
pembelajaran akan lebih efektif, komunikatif dan efisien karena bahasa tutor
lebih mudah dipahami. Dengan bantuan tutor sebaya ini peserta didik
dijadikan sebagai subjek pembelajaran yaitu peserta didik yang diajak untuk
dijadikan tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi teman
sejawatnya. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan hubungan
interpersonal antara teman sejawat terjalin dengan baik, sehingga terjadi
transakasi pembelajaran yang efektif, aktif, inovatif dan komunikatif. Salah
satu penyebab rendahnya hasil belajar IPA siswa VII SMPN 1
PEKANBARU, karena tidak ada media atau sumber informasi yang dimiliki
Kata yang huruf besar Pada awal kalimat,
oleh siswa. Siswa hanya menunggu datangnya informasi dari guru
nama orang namasaja.
kota,Siswa
nama jalan dsb.
Hanya
juga lebih cenderung rebut daripada memperhatikan besar pada
pelajaran, awalmateri
karena saja bukan
semuanya jadi penulisannya Pekanbaru
yang diberikan kepada siswa dianggap tidak menarik, akibatnya siswa kurang
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Menyikapi masalah tersebut
di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran konteksual
berbantuan tutor sebaya pada siswa IPA kelas VII. Dalam materi klasifikasi
mahkluk hidup ini siswa diminta untuk menjelaskan prosedur
pengklasifikasikan makhluk hidup dan benda tak hidup sebagai bagian kerja
ilmiah, serta mengklasifikan berbagai makhluk hidup dan benda – benda tak
hidup berdasarkan pada lingkungan sekitar. Klasifikasi Dengan menerapkan
model pembelajaran konteksual berbantuan tutor sebaya pada materi
klasiikasi mahkluk hidup, diharapkan siswa dapat mengaitkan antara materi
yang diajarkan serta menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa
diharapkan mudah dalam memahami materi dan pada akhirnya hasil belajar
siswa juga akan menjadi lebih baik.

B . Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada pengaruh penerapan model pembelajaran
konteksual berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar IPA kelas VII
SMPN 1 PEKANBARU adalah ”Apakah penerapan model pembelajaran
kontekstual berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar IPA kelas VII
SMPN 1 PEKANBARU dapat meningkatkan hasil belajar siswa ? (sesuaikan
dengan judul jika pengaruh “ biasanya awal kalimatnya “ bagaimanakah
pengaruh )
C. Batasan Masalah
Batasan masalah perlu dilakukan agar penelitian dapat terarah dan lebih
focus. Batasan masalah ini adalah sebagai berikut :
a. Penerapan model pembelajaran konteksual berbantuan tutor sebaya
terhadap hasil belajar IPA kelas VII SMPN. KD 3.3 Memahami
prosedur pengklasifikasikan makhluk hidup dan benda tak hidup
sebagai bagian kerja ilmiah, serta mengklasifikan berbagai makhluk
hidup dan benda – benda tak hidup berdasarkan yang di amati.

b. Yang diukur adalah Hasil Belajar Siswa.


c. Tempat : SMPN 1 PEKANBARU
d. Waktu : 04 MARET 2020
(buat dalam 1 paragraf saja)
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini memiliki 2 macam variabel yaitu:
variable bebas adalah penerapan model pembelajaran kontekstual
berbantuan tutor sebaya. Dan variabel terikat adalah hasil belajar siswa.
( diawal kalimat tidak boleh dimulai dari kata Dan, sehingga…atau
kata hubung)

E . Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah :
a. Tutor Sebaya
Tutor Sebaya merupakan pembelajaran yang terdiri dari pasangan
siswa yang belajar dan berpraktik secara bersama-sama dalam
tugas. Pasangan siswa tesebut memiliki kemampuan dan rentang
usia yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran dengan bantuan teman sebaya merupakan suatu
metode yang memilih siswa untuk menggantikan gurunya dalam
menyampaikan meteri pelajaran kepada teman-teman sejawat. Hal
ini karena hubungan antar teman pada umumnya lebih dekat
dibandingkan dengan hubungan guru dan siswa, ( Arends, 1997).
b. Pendekatan Konteksual
Pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Konsep materi pelajaran yang diterima
siswa akan lebih bermakna apabila proses pembelajaran yang
diterima siswa berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukan menstransfer pengetahuan
dari guru ke siswa, Nurkancana (1983).
c. Hasil Belajar
Nurkancana (1983) menyatakan hasil belajar (learning outcomes)
diartikan sebagai hasil pengukuran serta dinyatakan dalam bentuk
angka (skor) yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu. Dengan demikian yang dimaksud hasil
belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam kegiatan
belajar dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk
angka atau nilai. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti
pelajaran IPA dan dibatasi pada ranah kognitif.

F . Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas
VII SMPN 1 PEKANBARU dengan menerapkan model pembelajaran
konteksual dengan berbantuan tutor teman sebaya.

G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :
a. Siswa dapat lebih aktif dan meningkatkan hasil belajar dalam
suatu pembelajaran.
b. Guru dapat melihat karakter siswa dalam belajar.
c. Dapat meningkatkan akreditasi sekolah
d. Dapat mengetahui bagaimana cara menerapkan model
pembelajaran yang tepat, dan menambah pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Belajar merupakan suatu proses usaha yang d; ilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2010). Senada dengan hal ini Samjaya (2009)
mengungkapkan belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Sedangkan
pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa dimana dalam belajar
siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar,
tetapi dapat berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu
pembelajaran memusatkan perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa
bukan pada “apa yang dipelajari” (Uno, 2011). Kunandar (2010) menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Dimana dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah lingkungan
agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dan
pembelajaran adalah usaha yang dilakukan seseorang yang dalam hal ini
adalah siswa untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan
melalui pengalaman dan berinteraksi dengan lingkungannya sebagai upaya
dari keberhasilan pendidikan.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kempampuan yang dimiliki siwa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sanjaya, 2009). Selanjutnya Purwanto
(2009) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku
siswa akibat belajar yang disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas
sejumlah bahan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar. Menurut
Hamalik (2002) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan dan sikap dan keterampilan, terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya
dari tidak menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.

C. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

a. Konteksual

Dalam bukunya Trianto (2008 : 10) menyatakan bahwa Pendekatan


Kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil
pembelajaran yang diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam kelas kontekstual,
tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak
berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja ber-sama untuk menemukan sesuatu
yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesu-atu yang baru datang dari
menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas
yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

b. Kelebihan model konteksual


1. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai
dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif
dalam PBM.

2. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,


memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih
kreatif

3. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.

4. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan


oleh guru.

5. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

6. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.

7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun


kelompok.

C. Kelemahan model konteksual

a. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada


kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan
siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam
menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi
tidak sama.
b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam
PBM
c. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas
antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang
memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa
tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya.
d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL
ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan,
karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung
dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik
mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan
menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan
model CTL ini.
f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk
mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan
sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan
soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan
tidak merata.
h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini
peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih
menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi,
mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di
lapangan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian eksperimen.
Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelompok yang dipilih secara random
(simple random sampling). Satu kelompok eksperimen dan satunya lagi
sebagai kelompok pembanding. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Pretest - Posttest Control Group Design (Freankel & Wallen, 2007).
( Gunakan bagan lihat contoh skripsi atau bagan)
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada hari Rabu, 4 MARET 2020 pada
kelas VII di SMPN 01 PEKANBARU.
(gunakan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan, mana yang harus besar,
mana yang harus kecil)
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 01
PEKANBARU tahun ajaran 2019 / 2020 yang terdiri dari 2 kelas paralel
dengan jumlah siswa 40 orang siswa. Sampel diambil 1 kelas dengan teknik
simple random sampling.
(lihat lagi bagaimana menentukan kelas eksperiman. Kalau semuanya
kelas dijadikan populasi berarti Total Sampling, Pemilihan sampel simple
random sampling.

D. Parameter Penelitian
Parameter yang diamati dalam penelitian adalah hasil belajar
diperoleh dengan menggunakan soal tes, aktivitas guru diperoleh dari lembar
observasi guru, dan aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terbagi dari dua bagian yaitu instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
Instrumen perangkat pembelajaran terdiri dari:
a) Silabus
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Instrumen pengumpulan data terdiri dari:

a) Lembar evaluasi (posttest dan ulangan harian)


b) Lembar observasi aktivitas siswa
c) Lembar observasi aktivitas guru.
F. Prosedur Penelitian
A. Tahap Persiapan
a. Melakukan observasi disekolah yang akan diteliti.
b. Menyususn proposal.
c. Menetapkan materi yang akan disajikan
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran.
e. Menyiapkan instrument penelitian berupa soal pilihan ganda
sebangak 20 butir soal.
f. Menetapkan kelas yang akan diteliti.
g. Menetapkan jadwal penelitian.

B. Tahap Pelaksanaan
a. Guru terlebih dahulu memberikan pretest sebelum memulai
pelajaran pada keda kelas tersebut, baik kelas eksperimen
maupun kelas control.
b. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran konteksual berbentuan tutor teman sebaya pada
kelas eksperimen.
c. Setelah proses belajar mengajar pada materi pengklasifikasikan
makhluk hidup dan benda tak hidup sebagai bagian kerja
ilmiah, serta mengklasifikan berbagai makhluk hidup dan
benda – benda tak hidup berakhir kemudian guru memberikan
posttest kepada kedua kelas tersebut baik kelas eksperimen
maupun kelas control.

C. Tahap Pelaporan
Data hasil pretest dan posttest yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis melalui beberapa tahap yaitu perhitungan
skor, perhitungan N-Gain, uji normalitas, dan uji homogenitas.
Untuk parametric jika data berdistribusi normal dan homogeny
maka menggunakan statistik uji-t dan U-Mann-Whitney test untuk
non parametrik jika data tidak berdistribusi normal atau tidak
homogeny (Sugiyono, 2009).

G. Teknik Pengumpulan Data


Data dikumpulkan melalui posttest dan pretest. Data juga dikumpulkan
dengan cara mengamati aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar melalui
lembar observasi siswa.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari dua
jenis yaitu secara :

a. Kualitatif, dilakukan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil


belajar siswa pada materi pengklasifikasikan makhluk hidup dan
benda tak hidup pada siswa kelas VII SMPN 01 PEKANBARU.
b. Kuantitatif, dilakukan untuk mendeskripsikan hasil observasi
kegiatan pembelajaran (aktifitas siswa dan guru).
Data utama yang dipakai untuk melihat peningkatan hasil belajar,
adalah data hasil tes awal (Pretest) maupun tes akhir (Posttest). Data
tersebut dianalisis untuk melihat skor test. Selanjutnya hasil tes
tersebut dihitung rata-ratanya. Serta menghitung N-gain antara tes
awal dan tes akhir. Untuk menghitung N-gain dapat digunakan
rumus Hake (Meltzer2002).

N – gain = .

(diletakkan ditengah atau rata tengah)


Keterangan :
Spost : Skor Posttest
Smaks : Skor mkasimun ideal
Spre : Skor pretest

Kreteria perolehan skor N-gain dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 3.1.2
Kategori Perolehan Skor N-gain
Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Sumber : Meltzer (2002)


(penomoran table lihat pada panduan dimulai dari table 1
dan seterusnya )
Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas distribusi data dan homogenitas varians data kedua kelompok.
Pengujian normalitas distribusi data dalam penelitian dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnow (K2-21) pada program (SPSS)
versi 17, sedangkan uji homogenitas varians data dilakukan dengan Levene
Test.
Perbedaan hasil test peningkatan hasil belajar, menggunakan uji
statistikinfetensial. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas
dilanjutkan dengan pengujian hipotesis komparatif. Sigiyono (2008)
mengatakan bahwa hipotesis komparatif adalah pernyataan yang
menunjukkan hasil dugaan nilai dalam suatu variable atau lebih dalam
sampel yang berbeda. Untuk menguji hipotesis komparatif digunakan Uji-
t untuk parametric (jika data distribusi normal dan homogen) dan Uji-
Mann Whitney untuk non parametric (jika data tidak berdistribusi normal
atau homogeny).

I. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi data. Normalitas
data diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Salah satu
metode yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah metode
Kolmogorof-Smirnov (K2-21) menurut Wulansari (2008)

KS = │Fn(yi-1)Foy1│

Keterangan :
KS : Nilai KS hitung
Fn(yi-1) : Frekuensi presentase komulatif pada waktu sebelum i
Foy1 : Frekuensi komulatif pada saat i
Nilai KS hitung diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai KS
tabel. Jika nilai KS hitung < KS tabel atau Asymp.Sig (2-tailed) ≥ 5% maka
H0 diterima artinya data model regarasi sederhana atau regarasi berganda
tidak mengikuti sebaran normal dan sebaliknya jika nilai KS hitung > KS
tabel atau Asymp.Sig (2-tailed) ≤ 5% maka H0 ditolak, artinya data model
regarasi sederhana atau regarasi berganda tidak mengikuti sebaran normal.

J. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman
data penelitian. Dalam analisis regarasi data penelitian yang baik harus
mempunyai sebaran data yang homogen dan metode yang digunakan untuk
mengujinya adalah Uji Levene, rumus Uji Levene (Sugiono, 2008) adalah
sebagai berikut :

Rata tengah
semuanya ya??

Vij = │xij-x│
Keterangan :
L : nilai Levene hitung
X : nilai data residual
x : rata-rata data residual
N : jumlah sampel
K : jumlah kelompok

K. Uji-t
Hipotesis komparatif rata2 dua sampel, bila datanta berbentuk interval
atau rasio uji-t digunakan apabila data normal dan homogeny. Untuk
menentukan data normal dan homogeny digunakan uji normalitas dan
homogenitas.
Nilai Levene hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Levene
tabel atau dapat juga menggunakan nilai perbandingan signifikan dengan 5%.
Jika nilai Levene hitung < Levene tabel atau P value >5% maka data regarasi
sederhana atau regarasi berganda mempunyai ragam yang tidak homogen.
Sugiyono (2008) menyatakan menguji hipotesis dengan rumus uji-t seperti
dibawah ini :

Keterangan :
t : lambang statistik untuk menguji hipotesis
x1 : Nilai rata-rata kelas kontrol
x2 : Nilai rata-rata kelas eksperimen
S12 : Variasi kelompok kontrol
S22 : Variasi kelompok eksperimen
n : Jumlah sampel

L. Uji Mann-Whitney test ( tidak perlu 2 kali kata testnya diawal saja)
U – test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen bila datanya terbentuk oridinal. Bila dalam suatu pengematan data
berbentuk interval, maka perlu diubah terlebih dahulu kedalam bentuk data
oridinal. Bila data masih berbentuk interval, sebenarnya maka akan
menggunakan uji-t untuk pengujiannya, tapi bila iji-t tidak dipenuhi (data harus
normal), maka tes ini dapat digunakan. Terdapat dua rumus yang digunakan
untuk pengujian harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil
tersebut digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel.
Rumus :

Keterangan :
n2 : Jumlah sampel 1
n1 : Jumlah sampel 2
U1 : Jumlah peringkat 1
U2 : Jumlah peringkat 2
R1 : Jumlah peringkat pada sampel n1
R2 : Jumlah peringkat pada sampel n2

M. Hipotesis Tindakan ( ini untuk penelitian PTK) untuk eksperiman


berbeda
H0 : Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kontekstual
berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa materi
pengklasifikasikan makhluk hidup dan benda tak hidup kelas VII
SMPN 1 PEKANBARU TA.2019/2020

H1 : Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kontekstual


berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa pada materi
pengklasifikasikan makhluk hidup dan benda tak hidup kelas VII
SMPN 1 PEKANBARU TA.2019/2020

N. Alur Penelitian
Observasi

Penyuluhan proposal

Pembuatan instrumen silabus rpp


observasi dan soal

Pretest

Pembelajaran dengan Pembelajaran dengan


model konteksual Observasi aktivitas model pembelajaran
berbantuan tutor teman guru dan siswa konteksual berbantuan tutor
sebaya kelas eksperimen teman sebaya kelas kontrol

Posttest

Analisis data
Kesimpulan
O. Jadwal Penelitian

Jadwal Pelaksanaan Penelitian yang telah dilakukan adalah :

Tahun 2020
No kegiatan
Februari Maret April Mei Juni
1 Pengajuan
Proposal
2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar
Proposal

Anda mungkin juga menyukai