Anda di halaman 1dari 10

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

PENGGUNAAN MEDIA YOUTUBE DALAM MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS XI IPA
SMA NEGERI 9 REJANG LEBONG

Zulhijah
SMA Negeri 9 Rejang Lebong

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dengan


menggunakan Youtube. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 yang terdiri
dari 27 siswa. Tahapan penelitian terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi
dan Refleksi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan bahasa
Inggris: hal ini terlihat pada siklus I hanya 20 siswa yang memiliki nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata 82,7 dan ketuntasan klasikal 74,07%. Pada siklus II terdapat
24 siswa yang memiliki nilai di atas KKM dengan rata-rata nilai siswa meningkat
menjadi 86,33 dengan ketuntasan klasikal 88,88%.

Kata kunci: Peningkatan, Media Youtube, Kemampuan Bahasa Inggris.

1. PERKENALAN
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang memiliki peranan penting
dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Handayani (2016:106) menyatakan bahwa penguasaan bahasa Inggris
merupakan modal dasar untuk mampu menghadapi era global. Pembelajaran
bahasa Inggris di Indonesia telah diajarkan sejak SD, SMP hingga SMA. Bahasa
Inggris juga merupakan bahasa kedua atau bahasa asing yang diundang ke
sekolah setelah bahasa pertama atau bahasa Indonesia. Padahal, berdasarkan
hasil survei di SMA Negeri 9 Rejang Lebong, pembelajaran bahasa Inggris
menjadi mata pelajaran yang banyak siswanya masih mendapat nilai rendah.
Wawancara yang dilakukan menunjukkan siswa masih kurang menguasai
kosakata dan kurang percaya diri saat menggunakan bahasa Inggris. Media
pembelajaran yang digunakan hanya buku pelajaran. Kondisi ini menjadi faktor
kurangnya penguasaan bahasa Inggris.
Kualitas pesan dan visual yang kurang serta keterbatasan media yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran akan membuat siswa bosan, sehingga siswa akan kehilangan motivasi untuk
belajar. Kita ambil contoh: seorang guru mengajar mata pelajaran bahasa Inggris, materi tentang
percakapan sehari-hari. Guru menggunakan media papan tulis, menuliskan materi pelajaran kemudian
disampaikan kepada siswa melalui metode ceramah, keesokan harinya materi tentang kalimat guru
melakukan hal yang sama dan seterusnya. Keterbatasan media tersebut jelas akan membuat siswa
bosan dan kurang antusias dalam belajar, juga mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada
guru. Maka dalam hal ini media dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan, agar terwujud,
maka ada tiga faktor yang perlu diperhatikan

1
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

diantisipasi, yaitu: pertama kemampuan guru, kedua sikap inovatif guru dan
ketiga ketersediaan sarana dan prasarana.
Penggunaan media pembelajaran menjadi poin yang sangat penting selain dari strategi
dan metode dan pembelajaran, penggunaan media yang tepat dan pembaharuan media yang
digunakan akan memudahkan siswa dan pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Penggunaan media yang menarik dapat membangkitkan semangat, rasa ingin tahu
baru dan memberikan pengaruh positif dalam perkembangan psikologi mahasiswa. Dengan
media, pendidik dapat menyediakan lingkungan, suasana yang sesuai bagi peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran mulai dikembangkan dengan memanfaatkan jaringan internet.
Internet merupakan proses teknologi dan komunikasi terbaik saat ini, yang kecanggihannya
masih terus dikembangkan untuk menemukan sesuatu yang lebih baik dari yang sudah ada.
Meluasnya penggunaan internet dikalangan masyarakat melalui komputer, laptop,
handphone, tab atau bahkan alat komunikasi modern yang terus bermunculan menandakan
bahwa gelombang komunikasi antar manusia kini mengalami percepatan yang cukup cepat
dan luas.
Di era globalisasi ini banyak sekali media yang dapat digunakan dengan memanfaatkan
internet baik media video maupun media suara. Media yang dipilih dalam penelitian ini adalah
media video. Media video yang dipilih untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran perlu
memperhatikan kurikulum. Pemanfaatan media harus dapat mendukung kegiatan pembelajaran
yang memudahkan siswa mencapai kompetensi yang diinginkan. Penggunaan media video
pembelajaran harus dapat memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media
audio visual seperti video dan multimedia dapat digunakan untuk membantu siswa mempelajari
informasi dan pengetahuan tentang suatu proses atau prosedur
Media video yang cukup populer di kalangan pelajar adalah Youtube. Youtube adalah
sebuah situs web berbagi video (video sharing) atau penyedia layanan berbagai video populer
yang didirikan oleh tiga karyawan paypal yaitu Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada
Februari 2005 (Haryanto, 2015: 118). Dalam mengakses Youtube akan muncul konten yang terdiri
dari jenis, kategori, dan channel dengan link yang dapat diakses sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan oleh pengguna. Video yang diambil dari Youtube yang digunakan sebagai media
adalah jenis program yang dapat mendukung dalam menjelaskan, menjelaskan, menambahkan,
menghibur, mendorong siswa dalam belajar dengan menggabungkan sistem konvensional dan
modern.
Pilihan konten YouTube yang digunakan akan mempengaruhi kemampuan berbahasa
Inggris. Ada empat aspek belajar bahasa Inggris, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Misalnya, aspek
menulis sangat erat kaitannya dengan aspek membaca; karena untuk dapat menulis
diperlukan kompetensi membaca terlebih dahulu. Dengan banyak membaca, seseorang
akan pandai menulis. Aspek berbicara dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa lisan
yang saling berkaitan dengan lambang-lambang bahasa. Ketika mengkomunikasikan ide-ide
secara verbal, informasi disampaikan melalui suara atau bunyi bahasa, sedangkan ketika
mendengarkan ide atau informasi, melalui ucapan atau suara serta media.

2
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MEDIA PEMBELAJARAN
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” arti
umum adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi. Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses
belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang
digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Banyak ahli memberikan batasan tentang media pembelajaran. Media pembelajaran adalah
segala bentuk dan sarana untuk menyampaikan informasi yang dibuat atau digunakan sesuai dengan
teori belajar, dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran dalam menyalurkan pesan, pembelajaran,
berpikir, mendorong, dan menyemangati siswa sehingga dapat mendorong kesengajaan, objektif, dan
proses pembelajaran yang terkontrol (Syriac et al, 2018:5). Miarso (1986:62) mengatur kebebasan
media untuk mempertimbangkan apa yang dapat digunakan untuk mengatasi pikiran, perasaan,
persetujuan, dan keinginan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.
Sedangkan Noehi Nasution (2004: 7) menulis media pembelajaran sesuai dengan (1) Gagne, media
pembelajaran sebagai komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat memfasilitasi siswa
untuk belajar, (2) Briggs, media pembelajaran adalah wahana yang menggunakan materi yang
mempelajari materi pelajaran. dan (3) Wilbur Schramm, media pembelajaran merupakan pembawa
informasi atau teknik pesan pembelajaran. Dari pendapat di atas dapat disangkal bahwa media
pembelajaran adalah alat yang mempelajari materi yang digunakan untuk belajar siswa untuk belajar.

Pengelompokan jenis media pembelajaran banyak dikemukakan oleh para ahli media
pembelajaran, diantaranya Asra (2007: 58-59) mengelompokkan media pembelajaran menjadi
beberapa jenis, yaitu:
sebuah. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat, seperti foto, gambar dan
poster.
B. Media audio adalah media yang hanya dapat didengar seperti kaset audio, MP3,
dan radio.
C. Media audio visual adalah media yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan
seperti film suara, video, televisi, dan slide suara.
D. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan elemen-elemen media secara lengkap
seperti suara, animasi, video, grafik, dan film.
e. Media realia adalah semua media nyata di lingkungan alam, seperti tanaman,
batu, air, sawah, dan sebagainya.

Media merupakan salah satu faktor penting yang juga menunjang keberhasilan suatu proses
pembelajaran di kelas. Media adalah penyampai pesan atau informasi antara sumber dan penerima
informasi. Dengan kata lain, penggunaan media lebih mendekatkan makna dari informasi yang
diterima dibandingkan dengan hanya menggunakan bahasa verbal. Dalam pembelajaran bahasa
Inggris, penggunaan media sangat dianjurkan, apalagi jika media tersebut dekat dan kontekstual
dengan kehidupan siswa. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa media merupakan komponen
penting dari strategi penyampaian. Strategi penyampaian pada dasarnya adalah pemilihan dan
penggunaan media. Dengan demikian, media merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dari pembelajaran itu sendiri. Pada era pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa, media memiliki cakupan yang lebih luas, yang tanpa media pembelajaran tidak
akan mungkin terjadi. Media harus ada dalam setiap pembelajaran

3
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

aktivitas. Penggunaan media disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik siswa, dan materi
yang disampaikan.

2.2 YOUTUBE
YouTube adalah situs web berupa layanan berbagi video populer yang memungkinkan
pengguna memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Didirikan pada Februari 2005
oleh 3 mantan karyawan PayPal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim. YouTube dapat
digunakan sebagai media untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Media ini dapat membantu
siswa memahami materi pembelajaran termasuk keterampilan klinis yang harus dikuasai.
Teknologi ini akan memberikan kemudahan baik bagi pendidik maupun peserta didik dalam
mencapai hasil belajar. Penerapan teknologi ini di Indonesia sangat memungkinkan untuk
dilakukan. Saat ini beberapa institusi pendidikan telah menyediakan fasilitas yang memudahkan
guru dan siswa untuk mengakses situs online termasuk YouTube.
Teknologi pembelajaran dengan menggunakan web atau media sosial seperti YouTube
telah lama dikenal oleh negara-negara besar di dunia. Penggunaan youtube sebagai media
pembelajaran yang sangat praktis dan mudah dipahami namun dalam pencarian literatur saat ini
tidak menjadikan informasi yang terdapat di youtube sebagai referensi karena, youtube hanya
sebagai strategi pengajaran dalam pendidikan. Dimana media ini menyajikan gambaran tentang
YouTube dan aplikasi sebagai alat pembelajaran yang efektif, seperti contoh-contoh khusus yang
digunakan dalam program pendidikan. Kamhar (2019:5) menyatakan bahwa penggunaan media
sosial atau media sosial sebagai bahan ajar berpengaruh positif dalam proses belajar-mengajar
di dalam dan di luar kelas seperti YouTube. Beberapa manfaat menggunakan YouTube dalam
pendidikan, yaitu:
1. Sebagai strategi mengajar untuk mendapatkan referensi dalam proses pembelajaran.
2. YouTube dapat menjadi sumber instruksional yang baik.
3. Sebagai sumber alat motivasi mengajar yang dapat melibatkan siswa dan
mendukung gaya belajar modern.
Melalui YouTube online proses belajar mengajar lebih praktis hanya dengan memasukkan
URL video pada situs YouTube yang akan dipilih. Guru harus meninjau dan mengevaluasi semua
video sebelum menunjukkannya kepada siswa. Pendidik perlu memperhatikan tanggal konten
video untuk memastikan informasi yang ingin disampaikan tidak ketinggalan zaman. Terkadang
akurasi dan kualitas video sangat terbatas dan menampilkan gambar yang tidak pantas dan tidak
dapat diterima. Tantangan lainnya adalah jumlah video yang muncul saat melakukan pencarian
sesuai dengan pencarian. salah satu cara untuk mempersempit pilihan adalah dengan fokus
pada nama pengguna yang telah mengunggah video dengan mengklik nama pengguna dan
akan dibawa ke halaman YouTube pribadi pengguna. Mengintegrasikan video YouTube
memungkinkan peserta didik untuk lebih kreatif dalam belajar dan tidak terbatas pada materi
pelajaran. Penggunaan Youtube sebagai media pembelajaran memberikan respon yang sangat
setuju terhadap proses pembelajaran yang terlihat dari minat belajar dan motivasi siswa yang
meningkat (Mujianto, 2019:156-157) Video youtube sangat memberikan kejelasan kepada siswa
untuk melihat gambaran visual berbagai kondisi dan juga memberikan kesempatan kepada siswa
untuk benar-benar melihat kondisi yang sebenarnya.

4
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

3. METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas
didefinisikan sebagai penelitian tindakan yang dilakukan oleh seorang guru yang juga peneliti di
kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain dengan merancang, melaksanakan dan
mencerminkan tindakan kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk meningkatkan atau
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui perbuatan tertentu dalam sebuah
silkus (Kunandar, 2011: 44-45). PTK merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati suatu kegiatan
pembelajaran yang diberikan suatu tindakan dengan sengaja dimunculkan di dalam kelas. PTK
bertujuan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Dalam pelaksanaannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa
tahapan. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kunandar (2011: 71-76) PTK
dilakukan melalui proses yang dinamis dan saling melengkapi yang terdiri dari empat
momen esensial, yaitu penyusunan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 9 Rejang Lebong 9 yang terletak di Raya
Curup – Lubuk Linggau No.52, Beringin Tiga, Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang
Lebong, Bengkulu 39182. Waktu penelitian pada bulan Februari 2020. Subyek penelitian
merupakan siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 19 siswa
perempuan dan 8 siswa laki-laki. Pemilihan mata pelajaran ini karena berdasarkan nilai
rata-rata kelas, kelas XI IPA 1 memiliki nilai rata-rata paling rendah. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data secara
langsung (primer), yaitu data tentang hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang
dimaksud adalah hasil belajar berupa tes pada setiap siklusnya yaitu hasil belajar pada
ranah kognitif. Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditetapkan
berdasarkan ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah jika siswa mendapat nilai   
75. Berdasarkan ketuntasan belajar klasikal dikatakan tuntas apabila 80% siswa
memperoleh nilai 75.
Penelitian ini dilakukan di Langsa, khususnya dilakukan di SMP N 5 Langsa dan
menggunakan desain kualitatif. Bogdan dan Biklen (1992, hlm. 62), penelitian kualitatif
sering disebut naturalistik karena peneliti sering mengunjungi tempat-tempat di mana
peristiwa yang ia minati terjadi secara alami.

4. HASIL
4.1 PERENCANAAN
Berdasarkan hasil kondisi awal dan hasil observasi, peneliti
merencanakan pembelajaran, yaitu:
sebuah. Menentukan sub topik pendapat dan pemikiran yang akan diajarkan pada setiap siklus

B. Perangkat pembelajaran yang digunakan :

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disiapkan oleh media YouTube


D. Siapkan pertanyaan tes siklus
e. Tindakan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada kondisi awal. Tindakan yang
dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:

5
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Tabel 1. Tindakan Pemecahan Masalah Kondisi Awal

n Masalah di Awal Tindakan


Hai Kondisi
1 Nilai siswa Penggunaan Media Youtube adalah
hasil belajar di untuk meminta siswa
Bahasa Inggris masih berdiskusi satu sama
rendah, hal ini terlihat lain tentang materi
dari rata-rata hasil diperoleh dan mengeluarkan
ulangan harian yaitu pendapat tentang materi yang
72,5 dan ketuntasan diperoleh
klasifikasi mendapat

9,67%.
2 Siswa masih belum secara aktif Pembelajaran menggunakan
berpikir untuk menggunakan bahasa berbagai materi video YouTube
Inggris dalam pelajaran mereka sehingga siswa dapat bertukar
pikiran.
3 Siswa tidak memiliki Penggunaan video yang beragam
cukup kosakata dalam dapat menambah perbendaharaan
belajar bahasa Inggris kata siswa.
5 Guru bahasa Inggris tidak Penggunaan media youtube
menggunakan media pembelajaran dapat menambah media
untuk mendukung pengajaran pembelajaran yang membuat
proses siswa tidak bosan.

4.2 IMPLEMENTASI
Pertemuan untuk setiap siklus I dilaksanakan selama 2 x 45 menit (2 jam belajar), diikuti
oleh 27 siswa. Mula-mula siswa menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah model
pembelajaran menggunakan youtube. Peneliti dalam meningkatkan konsentrasi siswa
melakukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang kosakata bahasa Inggris.
Setiap siswa diminta untuk membuka saluran "BBC belajar bahasa Inggris". Guru
bertindak sebagai peninjau dan penentu video mana yang dapat didiskusikan oleh siswa. Video
awal yang dibahas adalah video yang masih memiliki subtitle yang ditujukan sebagai adaptasi
untuk siswa. Setiap siswa diberikan kesempatan untuk mendengarkan video selama 10 menit
dengan durasi video maksimal 4 menit.
Siswa yang telah selesai mereview video secara individu diminta untuk mencari teman
yang memiliki video yang sama. Pengelompokan berdasarkan video yang sama akan membentuk
7 grup. Tugas siswa secara berkelompok adalah bertukar pendapat tentang hasil
pengamatannya. Diskusi dalam setiap kelompok siswa diberikan waktu 15 menit kemudian
disampaikan di depan kelas.
Diskusi yang diadakan di depan kelas bertujuan agar siswa percaya diri dalam
menggunakan bahasa Inggris. Kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang dijelaskan. Di akhir setiap siklus, guru akan memutar video lain yang tidak
memiliki tiga sub judul di kelas. Tugas siswa perhatikan hal-hal penting dalam video. Di akhir
video, guru akan memberikan pertanyaan siklus untuk mengetahui kemampuan siswa.

6
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

pemahaman.
Pelaksanaan pada siklus II dilakukan hampir sama dengan siklus I. Perbedaannya
terletak pada pemberian materi youtube dimana, guru telah menceritakan video
kepada siswa sehari sebelum pembelajaran. Tindakan ini dimaksudkan agar siswa tidak
hanya memahami video yang menjadi tugasnya tetapi, memahami video kelompok lain.

Diskusi kelompok yang diadakan di depan kelas juga berlangsung lebih aktif
karena siswa sudah menonton video di rumah. Pada sesi tanya jawab siswa yang
jarang bertanya mulai berani mengemukakan pendapat walaupun bertanya
terkadang masih menggunakan bahasa Indonesia. Pada akhir tes siklus II, siswa
mulai terbiasa mereview kesimpulan dari video. Hal ini dibuktikan dengan hanya
sedikit siswa yang mencontek jawaban temannya.

4.3 OBSERVASI
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk melihat proses
pembelajaran. Adapun beberapa aspek yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I:
1. Ada 6 siswa yang belum serius menonton video tersebut.
2. Ada 2 siswa yang tidak saling menghargai selama diskusi. Terlihat
selama diskusi kelompok, 2 siswa berbicara tentang sesuatu yang lain.

3. Terdapat 5 siswa yang tidak memperdulikan video tes siklus yang diberikan
karena tidak memperhatikan tampilan video.
4. Ada 6 siswa yang tidak mengikuti tes siklus dengan tenang dan menyalin
pekerjaan temannya.
Pengamatan pada Siklus II memperoleh hasil yang lebih baik. Proses siswa menonton
video berjalan dengan baik, terlihat siswa lebih fokus dan mencatat poin-poin rangkuman
yang lebih banyak. Kondisi ini terjadi karena siswa mulai terbiasa menggunakan media
YouTube. Proses diskusi juga berjalan dengan baik walaupun masih ada satu kelompok
yang membahas hal lain. Namun, dengan kunjungan guru ke kelompok, siswa kembali
fokus pada diskusi. Pada pemutaran video untuk tes siklus siswa meminta pemutaran 4 kali.
Hal ini dikarenakan siswa tidak ingin mendapatkan nilai yang rendah seperti siklus I.

4.4 REFLEKSI
Selama melaksanakan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan refleksi terhadap
proses belajar mengajar dan diperoleh kesimpulan:
1. Siswa telah bekerja sama dengan baik dalam diskusi
2. Siswa dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran di akhir pertemuan
3. Siswa percaya diri berbicara bahasa Inggris dalam kelompok.
Keaktifan siswa dalam berdiskusi juga berdampak pada hasil belajar pada
setiap siklusnya. Rekapitulasi nilai pada setiap siklus ditunjukkan pada Tabel 2.

7
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Meja 2. Rekap Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus


Jumlah
Klasik
Siswa
Rata-rata Al
siklus mencapai
nilai lengkap
minimum
kekenyalan
kriteria penguasaan
siklus 74,07
82,7 20
Saya %
siklus 88,88
86,33 24
II %

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap siklus mengalami


peningkatan hasil belajar. Hal ini terlihat pada siklus I hanya 20 siswa yang
memiliki nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata 82,7 dan ketuntasan klasikal
74,07%. Pada siklus II terdapat 24 siswa yang memiliki nilai di atas KKM
dengan rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 86,33 dengan ketuntasan
klasikal 88,88%.
Analisis data hasil tes setiap siklus secara individual perkembangan hasil belajar siswa
mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1 .Pengembangan Nilai Grafik Tes Siklus Siswa Individu

Gambar 1 dapat dilihat diatas dapat dilihat bahwa perkembangan grafik


nilai individu siswa tidak selalu meningkat pada setiap siklusnya. Peningkatan
nilai siswa pada setiap siklus ada 18 siswa sedangkan 9 siswa lainnya
mengalami perubahan nilai naik turun dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II
terdapat dua siswa yang mengalami penurunan. Berdasarkan perkembangan
grafik hasil tes pada siklus I terdapat 7 siswa yang belum mencapai KKM. Pada
siklus II terdapat 3 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan.

Tindakan berhenti pada siklus II karena 80% klasikal siswa

8
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

ketuntasan belajar mendapat nilai 75. Prestasi yang diperoleh disimpulkan bahwa
penggunaan media Youtube dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa kelas
XI IPA 1 SMA N 9 Rejang Lebong. Penggunaan youtube dapat membuat siswa belajar
dengan suasana baru sehingga hasil belajar siswa meningkat. Hal ini sejalan dengan
pendapat Lestari (2017:611) bahwa penggunaan Youtube di kelas bahasa Inggris sangat
membantu untuk pengayaan materi bagi peserta didik dan membantu generasi internet
yang akrab dengan berbagai sumber informasi digital memahami materi pembelajaran
dengan lebih baik.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Penggunaan media Youtube dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris
seperti menulis, membaca, mendengarkan dan berbicara. Hal ini terlihat dari
pencapaian hasil belajar setelah melalui siklus II diperoleh rata-rata 86,33 dengan
ketuntasan klasikal 88,88%. Penggunaan media youtube dalam pembelajaran harus
disertai dengan pengawasan guru. Dalam penggunaannya sebaiknya guru terlebih
dahulu menentukan setiap materi yang ada di youtube agar siswa hanya fokus pada
materi tersebut. Sebaiknya guru membuat materi sendiri dan menguploadnya di
youtube agar sesuai dengan karakter masing-masing siswa.

REFERENSI

Asra, Dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran Di SD. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi : Jakarta
Hamid B, La ode Muhammad Idrus,”Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa
Inggris Melalui Media Gambar Berseri”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra,
Tahun 3, No 1, Januari 2014 Handayani, Sri, “Pentingnya Kemampuan
Berbahasa Inggris Sebagai Dalam Menyongsong ASEAN Community 2015”,
Jurnal Profesi Pendidik, Vol 3, No 1, Mei 2016 .
Handayani, Sri, “Pentingnya Kemampuan Berbahasa Inggris Sebagai Dalam
Menyongsong ASEAN Community 2015”, Jurnal Profesi Pendidik, Vol 3, No 1,
Mei 2016.
Haryanto, Rudi, Cerdas Jelajah Internet, Jakarta: Kriya Pustaka, 2015.
Kamhar, Muhammad Yusi dan Erma Lestari. 2019. “Pemanfaatan Sosial media
Youtube Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi”.
INTELIGENSI: Jurnal Ilmu pendidikan. Vol.1 No.2
Kunandar, Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada, . 2011.
Lestari, Rendra,”Penggunaan Youtube Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris”,
disampaikan dalam Seminar Nasional Kdua Pendidikan Berkemajuan dan
Menggembirakan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Agustus 2017.
Miarso, Yusufhadi Dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Rajawali: Jakarta.
Mujianto, Haryadi. 2019. “ Pemanfaatan Youtube Sebagai Media Ajar
Dalam peningkatan Minat Dan Motivasi Belajar”. Jurnal Komunikasi Hasil
Pemikiran dan Penelitian. Jil.5. No.1

9
e-ISSN: 2723-1623
p-ISSN: 2723-1615

ELITE
Jurnal Pendidikan, Linguistik, Sastra dan Pengajaran Bahasa

Noehi Nasution. 2004. “Psikologi Belajar”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Suryani,
Nunuk dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2018.

10

Anda mungkin juga menyukai