Anda di halaman 1dari 45

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada tingkat satuan pendidikan dasar

terutama di sekolah dasar. Pada kurikulum yang berlaku sekarang ini dikenal

dengan kurikulum satuan pendidikan (KTSP) terjadi pengurangan jam pelajaran

Bahasa Indonesia dari 2 jam pelajaran menjadi 1 jam pelajaran.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia dipelajari mulai dari pendidikan dasar

sampai ke tingkat sekolah menengah atas. Pentingnya pembelajaran Bahasa

Indonesia auntuk mendidik siswa guna menumbuhkan rasa nasionalisme,

patriotisme dan nilai-nilai perjuangan yang mempertebal semangat berbangsa,

cinta tanah air, rela berkorban dan memperkokoh kesatuan bangsa.

Perbaikan pendidikan, yang dilakukan pemerintah dengan melakukan

perubahan kurikulum yang bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum

sebelumnya demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia, seperti saat ini yang

berlaku adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006) yang

merupakan penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

Sehubungan dengan perubahan kurikulum ini, banyak berdampak kepada bidang

studi Bahasa Indonesia, diantaranya mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak lagi

termasuk dalam mata pelajaran wajib yang diberikan untuk semua jurusan. Bidang

studi Bahasa Indonesia termasuk dalam mata pelajaran yang diujikan pada ujian

nasional. Siswa banyak tidak acuh dan pasif belajar, siswa malas mengerjakan

1
latihan dan pekerjaan rumah dengan asal-asalan, kurang bertanya apabila tidak

mengerti dalam mengerjakan latihan. Hal ini menyebabkan pada rendahnya hasil

ulangan seperti ulangan harian 1 semester I tahun pelajaran 2009- 2010.

Sebetulnya banyak hal yang menyebabkan rendahnya nilai Bahasa

Indonesia khususnya pada kelas 5 SDSN Negeri Kebagusan 03 Pagi, Jakarta

Selatan, di antaranya :

1. Kurang termotivasinya siswa dalam mengerjakan tugas/soal latihan.

2. Kurangnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

3. Tidak memadainya media pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah di atas, berbagai upaya sudah pernah penulis

lakukan, diantaranya pengajaran remedial, memperbanyak soal-soal latihan,

namun hasil belajar belum menunjukan hasil yang memuaskan. Sebagai pendidik

penulis selalulu berupaya melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik.

Perbaikan dalam mengatasi kesulitan belajar diantaranya dapat dilakukan dengan

memaksimalkan perencanaan dan persiapan mengajar, salah satu diantaranya

media pembelajaran atau alat peraga yang dapat memotivasi siswa sehingga

aktifitas dan hasil belajar Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan sehingga siswa

akan lebih memahami konsep-konsep, menguatkan daya ingat tentang konsep

yang dipelajari dan dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diajarkan.

Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Model

Pembelajaran Picture and Picture dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SDSN Kebagusan 03 Pagi, Jakarta

Selatan”

2
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut :

1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Sulit bagi siswa memahami konsep dalam mengerjakan soal-soal latihan dan

PR.

3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Materi pelajaran yang dilaksanakan terbatas tentang pokok bahasan orde baru,

runtuhnya orde baru dan lahirnya reformasi.

2. Penggunaan media atau alat peraga diberikan untuk membantu siswa

memahami konsep.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas maka

perumusan masalah adalah sebagai berikut: Apakah dengan Penerapan Model

Pembelajaran Picture and Picture dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDSN Kebagusan 03 Pagi, Jakarta Selatan ?

E. Tujuan Penelitian

3
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa kelas 5 SDSN Kebagusan 03 Pagi dengan menggunakan media atau

alat peraga Picture and Picture.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Untuk dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa pada proses

pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran

Bahasa Indonesia.

3. Sumbangan pikiran dan penambah wawasan pengetahuan dalam

mengembangkan kemampuan mengajar di kelas

4. Bahan masukan khususnya bagi guru bidang study Bahasa Indonesia untuk

mengadakan evaluasi tentang penggunaan media atau alat peraga dan

pendekatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia selanjutnya.

BAB II

4
KERANGKA TEORITIS

A. Proses Belajar Mengajar

Belajar merupakan kegiatan mental, yakni proses penyesuaian susunan

pengalaman / pengetahuan yang telah ada pada otak, oleh masuknya informasi

baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku, misalnya siswa mampu

mentrasferkan pengetahuan Bahasa Indonesia ke dalam kehidupan kesehariannya.

Belajar Bahasa Indonesia bisa berhasil bila proses belajarnya baik yaitu

melibatkan intelektual peserta didik secara optimal.

Menurut Moh. Uzer USDn (1995, hal 5), “belajar diartikan sebagai proses

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu

dengan lingkungannya”. Jadi belajar harus melalui satu proses yang dirancang

sedemikian sehingga informasi baru yang masuk pada otak benar-benar menjadi

bermakna bagi peserta didik.

Sedangkan menurut Departemen Agama RI (1999/2000, hal 3), “belajar

berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi

dengan sumber belajar yang dapat berupa buku, lingkungan, guru, atau sesama

teman.”

Dari kutipan diatas, penulis berkesimpulan bahwa seseorang setelah

mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku baik aspek

pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun aspek sikapnya

(affektif), misalnya dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi

yakin, dari tidak baik menjadi baik dan sebagainya. Perubahan ini terjadi

5
disebabkan adanya interaksi dengan lingkungannya. Menurut pendapat Sikun

Pribadi yang dikutip Syafrizal.MS (1990, hal 3):

Pengajaran tidak lain dari pada usaha menyampaikan informasi


atau ilmu tentang berbagai hal supaya pelajar memahami dan
menguasai ilmu tentang berbagai hal supaya pelajar memahami
dan menguasai ilmu itu serta tidak lekas melupakannya.
Diharapkan bila siswa diuji tentang ilmu itu dapatlah ia
menunjukkkannya, bahwa ia telah mengausai ilmu yang diajarkan,
sehingga memperoleh keterampilan, seperti keterampilan
membaca, menulis, berbicara, berhitung dan sebagainya.

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab

moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung

pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

Suryosubroto (1997: 19) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

“ Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang akan dilakukan


guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan atau evaluasi
dan program tinak alnjut yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran.”

Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar,

mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha

mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan

pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Dimana guru dituntut untuk dapat

berperan sebagai organisatoris kegiatan belajar mengajar siswa dan juga

hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun

yang ada di luar kelas guna menunjang kegiatan belajar mengajar.

B. Proses Belajar Bahasa Indonesia

6
Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia ditandai oleh sejumlah

unsur yaitu tujuan pembelajaran siswa dan guru, bahan pelajaran, metoda

pengajaran dan evaluasi yang semuanya harus saling berintegrasi dan saling

mengisi, sehingga berfungsi guna mencapai tujuan pembelajaran Bahasa

Indonesia. Pada hakekat nya pembelajaran Bahasa Indonesia adalah proses yang

dirancang untuk menciptakan suasana lingkungan belajar yang memungkinkan

siswa dapat melakukan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik.

Suryo subroto[1997:19] mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

“Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru


mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan evaluasi dan program
tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran”

Dari pengertian tersebut jelas kiranya bahwa unsur pokok dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia adalah guru sebagai salah satu perancang proses, proses yang

sengaja dirancang selanjutnya disebut proses pembelajaran, siswa sebagai

pelaksana kegiatan belajar, dan Bahasa Indonesia sebagai objek yang dipelajari

dalam hal ini sebagai salah satu bidang studi.

Pola tingkah laku manusia yang tersusun menjadi satu model sebagai

prinsip-prinsip belajar diaplikasisan ke dalam Bahasa Indonesia. Prinsip ini

haruslah dipilih sehingga cocok untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Belajar

Bahasa Indonesia memerlukan konsentrasi yang baik, karena pembelajaran

Bahasa Indonesia berkenaan dengan akhlak manusia.

Menurut Herman Hudoyo (1988, hal 6), ”seseorang akan lebih mudah

mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari apa yang telah diketahui orang itu”.

7
Karena itu untuk mempelajari sustu materi Bahasa Indonesia yang baru,

pengalaman belajar seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar

Bahasa Indonesia tersebut.

C. Penggunaan Media dan Model Pengajaran

Pada dasarnya secara individual manusia berbeda-beda, demikian pula

dalam memahami konsep-konsep yang akan dicapai melalui tingkatan-tingkatan

belajar yang berbeda. Bahkan pada situasi tertentu masih memerlukan media

perantara, contohnya dalam menjelaskan masa orde baru. Walaupun objek

Bahasa Indonesia konkrit namun pengajarannya perlu diberikan penguatan supaya

tidak mudah dilupakan sehingga menjadi pola dalam berfikir dan bertindak.

Karena itulah maka dalam pengajaran Bahasa Indonesia diperlukan suatu

alat atau media dalam pembelajaran. Sebagai seorang guru Bahasa Indonesia

perlu mengetahui macam-macam media yang dapat dipakai dalam mengajarkan

Bahasa Indonesia. Namun tidaklah berarti bahwa setiap konsep Bahasa Indonesia

harus diajarkan dengan menggunakan media.

Media pengajaran diartikan sebagai semua benda yang dapat membantu

terjadinya suatu proses belajar mengajar. Media untuk menerangkan konsep

Bahasa Indonesia itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar

atau diagram.

Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa media yang dapat digunakan

dalam pembelajaran berupa gambar dan model. Dalam penelitian ini media yang

digunakan adalah dalam bentuk media atau alat peraga yaitu menampilkan

8
gambar-gambar Presiden Suharto, surat perintah 11 Maret, Chart sebab-sebab

jatuhnya orde baru, krisis ekonomi dan tuntutan reformasi presiden BJ Habibi dan

Gusdur.

D. Fungsi Media Pendidikan

Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran semakin penting artinya karena

dalam tujuan yang harus dicapai dalam proses komunikasi yaitu siswa menjadi

lebih memahami dan mengerti tentang yang diinformasikan. Tentunya kita

mengharapkan tidak terjadi salah komunikasi. Untuk menghindari atau

mengurangi kesalahan komunikasi maka harus digunakan sarana yang bisa

membantu proses komunikasi yaitu media pendidikan.

Menurut Moh. Uzer USDn (1996, hal 31) media pendidikan dapat

berfungsi sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidah mudah dilupakan.

4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri di kalangan siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontiniu.

6. Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan

kemampuan bahasa.

E. Kerangka Konseptual

9
Untuk memperbaiki hasil belajar Bahasa Indonesia peran guru sangat

penting dalam memilih strategi mengajar yang tepat, sehingga siswa mudah

memahami materi yang diterangkan guru.

Dalam hal ini penulis mencoba menggunakan metode mengajar agar

membuat siswa lebih aktif belajar dengan cara menyajikan pelajaran dengan

mempergunakan media atau alat peraga. Bagi siswa yang belum berhasil dalam

belajar diberikan remedial diluar jam pelajaran.

F. Hasil Belajar

Setiap proses belajar mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Sebelum

merumuskan tujuan pengajaran guru hendaknya mengetahui tipe hasil belajar

yang diterapkan dapat dicapai siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa

merupakan pedoman dalam mengukur keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Terdapat beberapa pendapat mengenai hasil belajar. Gagne

mengemukakan ada lima tipe hasil belajar, yaknih (a) kemahiran intelektual

(cognitif), (b) informasi verbal, (c) mengatur kegiatan intelektual (strategi

kognitif), (d) sikap, dan (e) keterampilan motorik. (Bloom, Kratwohl dan Anita

Harrow, mengemukakan ada tiga tipe hasil belajar, yakni (a) kognitif, (b) afektif,

dan (c) psikomotor. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,

dan merupakan hubungan hirarki. Jadi ada tipe hasil belajar yang digunakan

dalam proses pembelajaran yaitu: kognitif, apektif dan psikomotor.

Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil belajar

tipe kognitif, yaitu hasil tes selama proses penelitian berlangsung.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

11
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang disingkat dengan

PTK. Menurut Lutfian Almash (1998, hal 2) PTK adalah “suatu bentuk penelitian

yang reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas lebih

professional.”

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini menggunakan “model

siklus”. Pada setiap siklus terdapat suatu rencana yang dikerjakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan memberikan tindakan-tindakan

tertentu, kemudian dilakukan pengamatan terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi, hasilnya dicatat untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Rancangan penelitian tindakan kelas ini penulis laksanakan sebagai

berikut:

1. Rencana (Plan)

Untuk dapat dengan lancar mengajarkan siswa dalam memahami masa

orde baru, runtuhnya dan lahirnya reformasi dalam usaha meningkatkan motivasi

dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDSN Kebagusan 03 Pagi,

Jakarta Selatan. Penulis menyiapkan satuan pelajaran (SP) dengan rencana

pelaksanaan pengajarannya:

a) Pendahuluan : Persepsi. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan

pelajaran sebelumnya.

b) Pengembangan : Guru menginformasikan KD yang harus dicapai,

kemudian guru menyuruh siswa memperhatikan media

yang ada di depan.

12
c) Penerapan : Kegiatan siswa diskusi kelompok dan penyampaian

hasil diskusi

d) Penutup : Merangkum, menyimpulkan dan pemberian tugas (PR)

dan mengerjakan beberapa soal obyektif.

Rencana tindakan:

 Menyiapkan analisis materi pelajaran, satuan pelajaran dan rencana

pelaksanaan pembelajaran

 Gambar Wali. Untuk mengenalkan penyebar agama Islam.

 Chart tentang pembagian materi PAI.

 Gambar orang sholat.

Menyelesaikan latihan dengan baik diharapkan siswa dapat

mengeneralisasikan objek-objek nyata berdasarkan pengalaman menggunakan

media atau alat peraga.

2. Tindakan (Action)

 Alat-alat peraga yang digunakan proses pembelajaran dibuat oleh guru.

 Dengan alat peraga gambar siswa dibimbing untuk mampu menemukan

konsep tentang PAI.

 Dari bahan pembelajaran yang disajikan siswa dapat menyimpulkan

konsep Agama Islam.

 Sebagai penerapan dari gambar-gambar kepada siswa diberikan beberapa

pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran sebagai umpan balik.

 Siswa mengerjakan soal latihan dibawah bimbingan guru.

13
 Guru mengamati pekerjaan siswa sambil memperbaiki jawaban siswa

yang kurang sempurna.

 Di akhir pelajaran siswa diberi tugas berupa PR.

3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan yang dilakukan dengan mengamati kemajuan siswa dalam

penggunaan media atau alat peraga:

a. Aktivitas Siswa

 Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah

 Siswa yang memperhatikan penjelasan guru (motivasi dan kegairahan

siswa selama menggunakan alat peraga chart)

 Siswa yang mengerjakan latihan.

 Siswa yang mengerjakan latihan memahami gambar-gambar yang

berkaitan dengan KD.

 Siswa yang mencontoh

b. Hasil Tes

 Melihat kesulitan dalam memahami gambar sebagai alat media.

 Melihat kemampuan siswa mengerjakan soal-soal latihan.

 Berapa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

soal-soal latihan.

c. Refleksi

 Dari kegiatan observasi dapat dilihat banyaknya siswa yang

mengalami kesulitan dalam memahami gambar-gambar.

14
 Melalui pengamatan dapat pula dilihat motivasi dan kegairahan siswa

dalam penggunaan media atau alat peraga.

 Setelah selesai melakukan siklus II dengan memperhatikan hasil

observasi aktivitas siswa dan penilaian hasil belajar siswa, dampak

tindakan yang telah dilakukan jika telah mencapai hasil yang

diinginkan maka penelitian dihentikan dan jika belum maka perlu

dilanjutkan siklus II.

 Dengan memberi tugas kepada siswa.

B. Subjek Penelitian

Disebabkan penulis mengajar di kelas V, maka subjek penelitian adalah

siswa kelas V di SDSN Kebagusan 03 Pagi, Jakarta Selatan tahun pelajaran

2009/2010. Penulis memilih kelas V karena kelas ini bukan kelas unggul tapi

mempunyai kemampuan setara dengan kelas lain.

C. Instrumen

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Tes proses yaitu tes dilakukan setiap selesai mengadakan suatu tindakan atau

tes akhir setiap siklus.

2. Tes hasil belajar yaitu yang diberikan setelah selesai materi.

15
3. Lembaran observasi untuk mencatat bagaimana hasil:

 Jumlah siswa yang membuat dan menanyakan PR

 Jumlah siswa yang memperhatikan

 Jumlah siswa yang bertanya waktu mengerjakan latihan.

 Jumlah siswa yang mengerjakan latihan dengan benar

 Jumlah siswa yang bercanda, keluar, mencontoh, dan merangkum

pelajaran.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2009 / 2010 dimulai

pada bulan November dan berakhir di bulan Desember .

2. Siklus I dilaksanakan hari Rabu tanggal 9 November 2009 dan hari Selasa

tanggal 16 November 2009 sedangkan siklus II dilakukan pada hari Rabu

tanggal 23 November 2009, hari selasa tanggal 30 November 2009.

E. Hipotesa

Sebagai hipotesa dalam penelitian ini adalah jika kepada siswa diberikan

bahan pelajaran dengan mengunakan media atau alat peraga dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDSN Kebagusan 03

Pagi.

PENILAIAN

a. Tekhnik Penilaian : Tes Tertulis

b. Bentuk Penilaian : Tes Uraian / Essay Test

16
F. Tekhnik Analisi Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan cara :

1. Data hasil ulangan harian setelah pemberian tindakan dianalisi dengan mencari

nilI rata-rata hasil ulangan harian yaitu menggunakan rumus statistik:

x=
∑x
n Dimana: x = Nilai rata-rata hasil

ulangan harian

∑x = Jumlah nilai siswa

n = Jumlah siswa

(Depdiknas, 2000 hal. 85)

2. Data tentang peningkatan hasil belajar setelah dilakukan tindakan dianalisis

dengan membandingakn nilai rata-rata setiap siklus

3. Data observasi siswa dianalisis dari pertemuan ke pertemuan dengan mencari

persentase masing-masing kegiatan untuk melihat keaktifan siswa sebagai

berikut:

Persentase siswa yang membuat PR =

Jumlah siswa yang membuat PR


x 100 %
Jumlah siswa

17
Persentase siswa yang membuat latihan :

Jumlah siswa yang membuat Latihan


x 100 %
= Jumlah siswa

Persentase siswa yang memahami rumus :

Jumlah siswa yang memahami rumus


x 100 %
= Jumlah siswa

Persentase siswa yang kurang perhatian :

Jumlah siswa yang kurang perhatian


x 100 %
= Jumlah siswa

Persentase siswa yang Mencontoh :

Jumlah siswa yang mencontoh


x 100 %
= Jumlah siswa

18
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Siklus Pertama

1 . Perencanaan Tindakan

2 . Pelaksanaa Tindakan

3 . Hasil Pengamatan

4 . Refleksi

Pada siklus pertama terdiri atas dua kali pertemuan yang merupakan

pelaksanaan rencana pengajaran no. 1 dan 2 seperti tersebut pada bab sebelumnya.

Dari hasil pelaksanaan siklus pertama dapat dijelaskan:

1. Deskripsi Data

Berdasarkan observasi siklus pertama diamati kemajuan aktifitas siswa

dalam penggunaan gambar atau alat peraga / chart diperoleh data seperti tabel 2

berikut:

Tabel 2. Aspek-aspek yang Diobservasi, Jumlah dan Persentase Siswa yang

Beraktifitas pada Siklus Pertama (Jumlah 34 orang siswa)

Rata

Pertemuan 1 Pertemuan 2 -rata


No. Aspek yang diobservasikan
Jumla Jumla

h % h %
A.   Pendahuluan          
70.

  1 Membuat PR 22 65 26 76 6
10.

  2 Menanyakan PR yang sulit 3 9 4 12 3


  3 Membawa buku paket 27 28 80.

19
79 82 9
               
B.   Kegiatan Inti          
Memperhatikan uraian

guru menggunakan media 70.

  1 atau alat peraga 22 65 26 76 6


Mengerjakan LKS dengan 54.

  2 memahami materi 16 47 21 62 4
Siswa yang bertanya 27.

  3 waktu mengerjakan LKS 9 26 10 29 9


  4. Kurang memperhatikan          
13.

    a. Bercanda 6 18 3 9 2
16.

    b. Keluar 6 18 5 15 2
26.

  5 Siswa yang mencontoh 10 29 8 24 5


               
C.   Penutup          
Siswa yang mencatat 76.

    rangkuman pelajaran 24 71 28 82 5

2. Analisis Data

Dari data tabel 3 siswa yang beraktifitas setelah diberi tindakan ternyata

ada peningkatan, walaupun peningkatan itu dalam taraf rendah. Aktifitas siswa

dari tabel dapat dijelaskan:

a. Siswa yang membuat PR hasilnya menunjukan ada peningkatan yaitu dari 65

% menjadi 76 %

20
b. Siswa yang menanyakan PR hasilnya sangat kurang yaitu dari 9 % menjadi 12

c. Siswa yang membawa buku paket hasilnya menunjukkan adanya peningkatan

yaitu 79% menjadi 82 %

d. Siswa yang memperhatikan guru menggunakan media gambar, atau alat

peraga / chart hasilnya meningkat yaitu dari 65 % menjadi 76 %

e. Mengerjakan latihan/ LKS dengan memahami materinya menunjukkan

peningkatan yang cukup menggembirakan yaitu dari 47 % menjadi 62 %

f. Siswa yang bertanya waktu mengerjakan latihan / LKS hasilnya menunjukkan

peningkatan dalam taraf yang rendah yaitu dari 26 % menjadi 29 %

g. Siswa yang bercanda selama proses pembelajaran menunjukkan penurunan

yaitu dari 18 % menjadi 9 % dan siswa yang keluar kelas yaitu dari 18 %

menjadi 15 %

h. Siswa yang mencontoh waktu mengerjakan latihan hasilnya menunjukan

penurunan yaitu dari 29 % menjadi 24 %

i. Siswa yang mencatat rangkuman hasilnya menunjukkan adanya peningkatan

yaitu dari 71 % menjadi 82 %

3. Hasil yang telah dicapai

a. Aktifitas siswa yang mengerjakan PR 70.6 %

b. Aktifitas siswa yang membawa buku paket 80.9 %

c. Aktifitas siswa yang memperahatiakn uraian guru 67.6 %

21
d. Banyaknya siswa bercanda, keluar, dan mencontoh saat mengerjakan latihan

sudah berkurang jumlahnya

e. Aktifitas siswa yang memcatat rangkuman pelajaran 76.5 %

4. Hasil yang belum Dicapai

a. Aktifitas siswa yang menanyakan PR masih rendah 10.3 %

b. Aktifitas siswa yang mengerjakan latihan dengan memahami materinya masih

rendah yaitu 54.4 %

c. Aktifitas siswa yang bertanya waktu mengerjakan latihan / LKS 27.9 %

Dilihat dari refleksi siklus pertama dengan tindakan yang diberikan

motivasi dan aktifitas siswa belum mencapai hasil yang memuaskan diantaranya:

1. Sebahagian besar diantara siswa membuat PR hanya menyalin pekerjaan

rumah yang dibuat temannya dan rendahnya aktifitas siswa dalam

menanyakan PR.

2. Diantara siswa dalam mengerjakan latihan kebanyakan belum memahami

rumus dengan benar

3. Masih terdapatnya siswa yang bercanda, mencontoh dan rendahnya aktifitas

bertanya dalam mengerjakan latihan.

Pada siklus kedua ini motivasi dan aktifitas siswa yang belum memuaskan,

penulis akan memperbaiki dengan menggunakan media atau alat peraga / chart

yang dibuat / dicari oleh siswa sebelumnya.

22
B. Siklus Kedua

1 . Perencanaa Tindakan

2 . Pelaksanaan Tindakan

3 Hasil Pengamatan

4 . Refleksi

Pada siklus kedua terdiri atas dua kali pertemuan yang merupakan

pelaksanaan rencana pengajaran no. 3 dan 4 seperti tersebut di Bab sebelumnya.

Dari hasil pelaksanaan siklus pertama dapat dijelaskan:

1. Deskripsi Data

Berdasarkan observasi siklus pertama diamati kemajuan aktifitas siswa

dalam penggunaan gambar atau alat peraga / chart diperoleh data seperti tabel 3

berikut :

Tabel 4 Aspek-aspek yang Diobservasi, Jumlah dan Persentase Siswa yang

Beraktifitas pada Siklus Pertama (Jumlah 34 orang siswa)

Rat

a-
No. Aspek yang diobservasikan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 rata
Jumla Jumla

h % h %
A.   Pendahuluan          
91.

  1 Membuat PR 30 88 32 94 2

23
14.

  2 Menanyakan PR yang sulit 4 12 6 18 7


82.

  3 Membawa buku paket 27 79 29 85 4


               
B.   Kegiatan Inti          
Memperhatikan uraian

guru menggunakan media 89.

  1 atau alat peraga 29 85 32 94 7


Mengerjakan LKS dengan 79.

  2 memahami materi 26 76 28 82 4
Siswa yang bertanya 30.

  3 waktu mengerjakan LKS 10 29 11 32 9


  4. Kurang memperhatikan          
5.

    a. Bercanda 2 6 2 6 9
4.

    b. Keluar 3 9 0 - 4
11.

  5 Siswa yang mencontoh 5 15 3 9 8


               
C.   Penutup          
Siswa yang mencatat 91.

    rangkuman pelajaran 29 85 33 97 2

2. Analisis Data

Dari data tabel 4 siswa yang beraktifitas setelah diberi tindakan ternyata

ada peningkatan, walaupun peningkatan itu dalam taraf rendah. Aktifitas siswa

dari tabel dapat dijelaskan:

a. Siswa yang membuat PR hasilnya menunjukan ada peningkatan yaitu dari 88

% menjadi 94 %

b. Siswa yang menanyakan PR hasilnya meningkat yaitu dari 12 % menjadi 18

24
c. Siswa yang membawa buku paket hasilnya menunjukkan adanya peningkatan

yaitu 79% menjadi 85 %

d. Siswa yang memperhatikan guru menggunakan media gambar, atau alat

peraga / chart hasilnya meningkat yaitu dari 85 % menjadi 94 %

e. Mengerjakan latihan/ LKS dengan memahami materinya meningkat yaitu dari

76 % menjadi 82 %

f. Siswa yang bertanya waktu mengerjakan latihan / LKS hasilnya menunjukkan

peningkatan dalam taraf yang rendah yaitu dari 29 % menjadi 32 %

g. Siswa yang bercanda dan keluar selama proses pembelajaran menunjukkan

perubahan kea rah yang lebih baik

h. Siswa yang mencontoh waktu mengerjakan latihan hasilnya menunjukan

penurunan yaitu dari 15 % menjadi 9 %

i. Siswa yang mencatat rangkuman hasilnya menunjukkan adanya peningkatan

yaitu dari 85 % menjadi 97 %

3. Hasil yang telah dicapai

a. Motivasi siswa meningkat yang diwujudkan dalam aktifitas mengerjakan PR

91,2% membawa buku paket 82, 4 %, menanyakan PR 14, 7 %,

memperhatikan uraian guru 89,7 %, mengerjakan LKS/ latihan 79,4 % dan

mencatat rangkuman 91, 2 %

b. Adanya penurunan persentase jumlah siswa yang bercanda (5,9 %), keluar

waktu belajar (4,4 %), dan siswa yang mencontoh (11, 8 %)

25
4. Hasil Tes Akhir Siklus

Dengan berakhirnya siklus kedua penulis mengadakan tes akhir yang

merupakan ulangan harian II di pokok bahasan perkembangan masyarakat pada

masa orde baru, runtuhnya orde baru dan terjadinya reformasi. Jumlah siswa yang

mampu mendapat nilai > =7.0 sebanyak 26 orang dari 34 orang siswa atau 76.4

% dengan rata-rata hasil tes 7.6.

Dilihat dari akhir etst akhir sudah cukup baik, walaupun belum memenuhi

tuntutan kurikulum. Namun hasil belajar dengan menggunakan media atau alat

peraga bangun ruang sudah menunjukan adanya peningkatan.

Tabel 5 : Menunjukkan Hasil Tes Setiap Siklus dan Hasil Tes Akhir Siklus

Kriteria Siklus I Siklus I I Siklus Akhir


∑ % ∑ % ∑ %
Nilai
Nilai > = 7 18 52.9 22 64.7 26 76.4
Nilai < 7 16 47.1 12 35.3 8 23.6

C. Pembahasan

Berdasarkan pada temuan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada

bagain depan, maka pada bagian ini akan dibahas penemuan tersebut.

1. Keaktifan siswa

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa dengan penggunaan media atau

alat peraga dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran perkembangan

masyarakat pada masa orde baru, runtuhnya orde baru dan terjadinya reformasi.

26
Sehingga keaktifan siswa dapat meningkat. Tabel 6 berikut ini menyajikan

kecenderungan rata-rata keaktifan masing-masing kegiatan siswa setiap siklus.

Tabel 6: Kecenderungan rata-rata Aktifitas Siswa setiap Siklus

Persentase Rata-rata Aktifitas


No. Aspek yang diobservasikan
Siswa
Siklus I Siklus II
A.   Pendahuluan    
  1 Membuat PR 65% 76%
  2 Menanyakan PR yang sulit 9% 12%
  3 Membawa buku paket 79% 82%
         
B.   Kegiatan Inti    
Memperhatikan uraian guru

menggunakan media atau 65% 76%

  1 alat peraga
Mengerjakan LKS dengan
47% 62%
  2 memahami materi
Siswa yang bertanya waktu
29% 32%
  3 mengerjakan LKS
  4. Kurang memperhatikan    
    a. Bercanda 18% 9%
    b. Keluar 18% 15%
  5 Siswa yang mencontoh 29% 24%
         
C.   Penutup    
Siswa yang mencatat
71% 82%
    rangkuman pelajaran

2. Analisis Data Tabel 6

Dari Tabel 6 terlihat bahwa kecenderungan persentase siswa sebagai

berikut:

a. Antara Siklus I dan Siklus II terdapat peningkatan persentase keaktifan yang

dilakukan oleh siswa

 Keaktifan siswa mengerjakan PR meningkat 11 %

27
 Keaktifan siswa menanyakan PR meningkat 3 %

 Keaktifan siswa membawa buku paket meningkat 3 %

 Keaktifan siswa memeprhatikan uraian guru menggunakan media atau alat

peraga meningkat 11 % dari 65 % ke 76 %

 Keaktifan siswa yang bertanya waktu mengerjakan latihan meningkat 3 %

dari 29% menjadi 32 %

 Keaktifan siswa mencatat rangkuman pelajaran meningkat 11 % dari 71 %

ke 82%

b. Adanya penurunan persentase siswa yang bercanda 9%, siswa yang keluar

waktu belajar turun 3 % dan siswa yang mencontoh saat mengerjakan latihan

turun 5%

c. Disaat mengerjakan latihan LKS dalam kelas guru memberikan bimbingan

kepada siswa, setiap kali pertemuan pada setiap sikulus. Adanya peningkatan

persentase keaktifan siswa yang mengerjakan latihan dengan memahami

materi 11%

d. Adanya peningkatan persentase keaktifan siswa dan penurunan persentase

siswa yang bercanda, keluar dan mencontoh pada proses pembelajaran

menunjukkan bahwa motivasi siswa meningkat

3. Hasil Belajar

Untuk melihat kemajuan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

dengan penggunaan media atau alat peraga, maka diberikan tes setiap selesai satu

28
siklus dan tes akhir siklus yang merupakan ulangan harian II seperti dapat di lihat

pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Persentase Belajar

Hasil Tes Nilai >= 7 Nilai < 7 Rata-rata


∑ % ∑ %
Siklus I 18 55.9 16 44.1 6.6
Siklus II 22 64.7 12 35.3 7.0
Akhir 26 76.5 8 23.5 7.6

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat disimpulkan:

1. Persentase hasil belajar siswa kedua siklus meningkat 20.6 % sedangkan rata-

rata hasil belajar siklus kedua naik dari 6.6 menjadi 7.6

2. Hasil belajar yang merupakan ulangan harian II sudah memuaskan dengan

rata-rata 7.6 dan persentase siswa yang berhasil mendapat nilai di atas 76.5 %

Dari pengamatan hasil belajar siswa terlihat pada lampiran IV bahwa pada

siklus pertama 8 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah angka 6, pada

siklus kedua ada 6 orang, sedangkan pada tes akhir hanya 2 orang yang

memperoleh nilai di bawah angka 6.

Untuk menunjukkan hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat dari

siklus pertama ke siklus kedua bahwa ada 20 orang dari 34 orang siswa yang

nilainya meningkat. Seperti meningkatnya dari 5.7 menjadi 7 dan 6.5 menjadi 8.

29
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Meningkatnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran yang diwujudkan

dalam:

 Peningkatan aktivitas siswa yaitu dalam bentuk jumlah siswa yang

membuat PR, menanyakan PR yang sulit, membawa buku paket,

mengerjakan latihan dengan memahami materi, siswa yang bertanya,

menjawab pertanyaan guru dan siswa yang merangkum pelajaran.

 Peningkatan aktivitas dalam mempersiapkan mental yaitu siswa yang

memperhatikan uraian guru saat menggunakan media atau alat peraga dan

tidak keluar waktu proses pembelajaran berlangsung.

2. Meningkatnya hasil belajar siswa yang diwujudkan dalam:

 Persentase hasil belajar siswa meningkat dari siklus pertama ke siklus

kedua, dimana jumlah siswa yang mencapai nilai besar sama dari 7, pada

siklus pertama 55.9 % dan akhir siklus 76.4 %. Sedangkan rata-rata hasil

belajar terjadi peningkatan, yakni dari 6.6 pada siklus I menjadi 7.0 pada

siklus II.

30
 Tes akhir menunjukkan hasil yang memuaskan dengan rata-rata 7.6 dan

ssiwa yang memperoleh nilai sama dan lebih dari 7 adalah 76.4%.

B. Saran-saran

Meningkatnya motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa IPS

SDSN Kebagusan 03 Pagi dengan penggunaan media atau alat peraga pada

pembelajaran perkembangan masyarakat pada masa orde baru, runtuhnya orde

baru dan terjadinya reformasi. Diharapkan guru bersama-sama dalam wadah

Musyawarah Guru Mata Pelajaarn (MGMP) dapat merancang dan

mengoptimalkan penggunaan media atau alat peraga dalam belajar Bahasa

Indonesia.

Penggunaan media atau alat peraga akan memberi banyak keuntungan

diantaranya memperbesar perhatian siswa dan cocok digunakan bagi siswa yang

belajarnya pasif, acuh, pemalas, kurang perhatian dan siswa yang sukar

memahami materi pelajaran.

31
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Alfurqon. (2007). Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia. Toraja Utara: MGMP Bahasa Indonesia

Kecamatan Pasar Minggu

Dardjowidjojo, Soenjono. (1992). Berbagai Masalah Dalam Penulisan Formal.

Toraja Utara: Seminar Nasional Pengajaran Bahasa Indonesia.

Kuswanto dkk. (1996). Bahasa Indonesia Nasional Dan Umum 3. Solo: Tiga

Serangkai

Syafrizal. Ms. (1990). Pengelolaan Pengajaran.: Fakultas Tarbiyah IAIN Imam

Bonjol.

Tim Penulis, (1999/2000). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar.

Cetakan ke 2. Jakarta:

Tim Penulis. (2002). Pengembangan Silabus Berbasis Kemampuan Dasar

sekolah Menengah (SMU). Jakarta: Direktorat Pendidikan Menegah

Umum

Umar, Moh. Uzer, (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakarya

32
Lampiran I

SOAL TEST SIKLUS PERTAMA

1. Jelaskanlah latar belakang lahirnya Orde baru.

2. Jelaskanlah pengertian Orde Baru

3. Simpulkanlah isi Surat Peritah 11 Maret 1966.

4. Jelaskanlah Latar Belakang Runtuhnya Pemerintah Orde Baru di bidang

Politik, Ekonomi dan Sosial.

33
Lampiran II

SOAL TEST SIKLUS KEDUA

1. Jelaskanlah Pengertian Reformasi.

2. Tulislah 6 Tuntutan Reformasi yang di sampaikan oleh mahasiswa.

3. Tuliskanlah masing-masing 2 buah agenda reformasi yang sudah terlaksana

dan yang belum terlaksana.

4. Jelaskan 2 peristiwa yang terjadi sebelum Suharto menyerahkan jabatannya.

5. Jelaskanlah masing-masing 2 sebab mundurnya presiden Habibie dan Gusdur!

34
Lampiran III

Soal – Soal

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas :V

Sekolah : SDSN Kebagusan 03 Pagi

Hari / Tanggal : ………………. / … November 2009

Waktu : 45 Menit

1. Suatu tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan UUD 1945

dan Pancasila secara murni dan konsekwen adalah pengertian dari:

a. Orde Lama b. Orde Baru

c. Reformasi d. Golkar

e. P3

2. Latar belakang lahirnya orde baru adalah:

a. Keluarnya Surat Perintah 11 Maret

b Terjadinya pemberontakan G 30 S/ PKI

c Sidang istimewa MPRS

d TAP MPRS NO XXV NO 26

35
e. Lahirnya KAMI

3. Setelah menerima surat perintah 11 Maret Mayjen Suharto melakukan

beberapa tindakan diantaranya:

a. Membubarkan KAMI.

b. Membentuk kabinet pembangunan I

c. Membubarkan PKI serta ormas-ormasnya

d. Mengangkat Sarwo Edi Wibowo sebagai KASAD

e. Membatalkan hasil sidang umum MPRS III

4. TAP MPRS NO XXV /MPRS /1966. Berisi tentang:

a. Penegasan politik luar negeri bebas dan aktif

b. Mengatur lembaga Negara baik tingkat pusat maupun tingkat daerah

c. Pembubarkan PKI dan ormas-ormasnya

d. Dibentuknya kabinet Ampera

e. Pengukuhan Surat Perintah 11 Maret.

5. Tugas kabinet Ampera meliputi dua hal (Dwi Darma) yaitu stabilitas:

a. Politik & Sosial b. Sosial & Ekonomi

c. Ideologi & Politik d. Ekonomi & Budaya

e. Politik & Ekonomi

6. Perhatikan pernyataan berikut:

36
1. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap US$

2. Meningkatnya jumlah hutang dalam negeri

3. Meningkatnya tuntutan terhadap amandemen UUD 1945

4. Meningkatnya jumlah mahasiswa yang turun ke jalan

5. Banyaknya kredit macet di sejumlah Bank di Indonesia

Yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada awal tahun

1998 adalah:

a. 1, 2, 5 b. 2, 3, 4

c. 4, 3, 2 d. 1, 3, 5

e. 4, 3, 2

7. Pada akhir tahun 1997 terjadi krisis di beberapa negara Asia, berbeda halnya

dengan Indonesia, krisis terjadi di Indonesia berupa :

a. Krisis Politik b. Krisis Ekonomi

c. Krisis Multidimensi d. Krisis Sosial

e. Krisis Agama

8. Praktek korupsi merupakan praktek yang sangat sensasional pada masa

pemerintahan presiden:

a. Gusdur

b. Magawati Sukarmo Putri

c. Sukarno

d. BJ. Habibie

37
e. Suharto

9. Hal-hal di bawah ini merupakan latar belakang runtuhnya Orde Baru di bidang

politik, kecuali:

a. Sistem pemerintahan yang diterapkan bersifat Sentralistik dan Otoriter

b. Tokoh-tokoh miilter menduduki jabatan penting di pemerintahan

c. Terjadinya kecemburuan social antara si kaya dan miskin

d. Segala kekuasaan Negara didominasi oleh pemerintah

e. Golkar selalu dilindungi dan menjadi alat kekuasaan Pemerintah

10. Pada 21 Mei 1998 pukul 10.00 WIB, presiden Suharto secara resmi:

a. Dilantik sebagai presiden, pemenang pemilu

b. Melantik kabinet pembangunan 5

c. Menerima penghormatan sebagai Bapak Pembangunan

d. Meletakkan jabatan presiden di depan MA

e. Mengumumkan bahwa negara dalam keadaan darurat perang.

11. Pengertian Reformasi menurut Drs. Adam Norniet adalah:

a. Perubahan yang radikal untuk perbaikan dalam suatu negara

b. Kehendak/ keinginan menuju perbaikan di bidang politik di suatu Negara

c. Terjadinya perubahan karena hasil kerja keras Negara di bidang ekonomi

d. Perubahan UUD di suatu Negara

e. Suatu pemerintahan yang bersih dari unsur KKN

38
12. Berikut adalah tuntutan mahasiswa terhadap pemerintah pada bulan April dan

Mei 1998, kecuali:

a. Pemerintahan yang bersih dari KKN

b. Turunnya Suharto dari jabatan sebagai Presiden RI

c. Dilakukannya reformasi di segala bidang

d. Mempertahankan UUD 1945 secara utuh

e. Otonomi daerah

13. Pada 12 Mei 1998 terjadi demontrasi besar-besaran oleh mahasiswa Trisakti di

Jakarta yang berakhir dengan tertembaknya 4 (empat) orang mahasiswa.

Peristiwa ini dikenal nama peristiwa:

a. Malari b. 12 Mei berdarah

c. Semanggi d. Trisakti

e. Jakarta Gate.

14. Agenda reformasi yang di suarakan mahasiswa sampai saat ini ada belum

terlaksana diantaranya:

a. Adili Soeharo beserta koloninya b. Otonomi daerah

c. Amandemen UUD 1945 d. Dwi fungsi ABRI

e. Pejabat yang bersih dari KKN

39
15 Republik Indonesia tidak akan pernah maju atau menyamai Negara lain apabila

Indonesia tidak mengindahkan salah satu agenda reformasi yang paling utama,

yaitu:

a. Otonomi daerah yang luas

b. Merefisi UUD 1945

c. Pemerintahan yang bersih dari KKN

d. Menolak bantuan luar negri

e. Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan agar BANK INDONESIA

mencetak uang rupiah sebanyak-banyaknya untuk membayar utang luar

negri

16. Setelah Soeharto lengser dari jabatannya, di gantikan oleh:

a. Megawati Soekarno Putri b Bj. Habibie

c. Gusdur d. K.Hj. Abdul Rahman

Wahid

e. Amien Rais

17. Langkah pertama Bj. Habibie setelah menduduki jabatan presiden adalah

membentuk Kabinet:

a. Ampera b.Reformasi pembangunan

c. Pembangunan d. Indonesia bersatu

e. Reformasi

40
18. Persoalan di bawah ini terjadi pada masa pemerintahan Bj. Habibie, kecuali :

a. Terjadi kerusuhan dan pemberontakan di beberapa daerah seperti di Ambon,

Aceh dll

b. Kasus Bali Gate

c. Kaburnya para Bankir ke luar negeri

d Lepasnya Timur - timur dari pangkuan ibu pertiwi

e. Penculikan para aktifis politik

19. Masalah yang sangat besar pada masa pemerintahan Gusdur adalah

pertentangan antara Gusdur dengan:

a Legislatif b. Menteri Kabinet Reformasi Pembagunan

c Eksekutif d. Rakyat yang tidak senang terhadap Gusdur

e Yudikatif

20. Masa pemerintan Gusdur di warnai dengan masalah yang paling rumit salah

satu di antaranya adalah masalah:

a. Brunai Gate

b. Bali Gate

c. Pertentagan dengan Dinas Sosial

d. Lepasnya Timor- timur dari pangkuan ibu pertiwi

e. Diculiknya aktifis kampus

41
LAPORAN PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

KELAS V SDSN KEBAGUSAN 03 PAGI

Oleh:

Christina Susilowati, S. Pd.

NIP : 131076515

JAKARTA SELATAN

2010

42
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN EKSPERIMEN

Bidang Kajian : Penelitian Tindakan Kelas

1. Judul Penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Picture And

Picture Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SDSN

Kebagusan 03 Pagi, Jakarta Selatan

2. Nama Lengkap : Christina Susilowati

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pangkat/Gol. & NIP : Pembina/ IV A / 131076515

5. Mata Pelajaran/Kelas : Bahasa Indonesia / V

6. Sekolah : SDSN Kebagusan 03 Pagi, Jakarta Selatan

Mengesahkan,

Kepala Sekolah Peneliti

Dra.Hj.Sri Suparni Christina Susilowati.S.Pd

NIP : 130829909 NIP : 131076515

i
43
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehasdirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-

Nya sehiingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Penerapan

Model Pembelajaran Picture and Picture dalam Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SDSN Kebagusan 03 Pagi, Jakarta

Selatan”.

Terima kasih kepada :

1. Ibu Assiah, SE kasie DIKDAS Kecamtan Pasar Minggu, yang telah

memberikan motivasi untuk menyusun karya tulis ini dalam rangka

pengembangan profesi ini.

2. Bapak,Ibu pengurus PGRI cabang Pasar Minggu yang telah berjuang

secara maksimal memfasilitsi terselenggara kegiatan penulisan PTK

dengan menghadirkan pembimbing yang berkompeten.

3. Rekan guru yang berkenan bertindak sebagai kolabor dalam penelitian

tindakan kelas ini.

4. Hj.Sri Suparni, selaku kepala sekolah SDSN Kebagusan 03 Pagi, Jakarta

Selatan yang telah memotivasi penulis untuk melaksanakan PTK di SDSN

Kebagusan 03 Pagi.

5. Kepala perpustakaan sekolah yang telah membantu memberikan buku

sebagai referensi.

6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini.

44ii
Dalam penelitian ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak

kekurangan, karena itu saran dan kritik dari pembaca kami harapkan.

Jakarta, Maret 2010

Penulis

Christina Susilowati. S.Pd

iii
45

Anda mungkin juga menyukai