Anda di halaman 1dari 26

BAB III

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA MATA KULIAH

MENYIMAK BAHASA JEPANG IV: Studi Kasus Mahasiswa Sastra

Jepang Semester IV Universitas Nasional

Mata kuliah choukai / menyimak bahasa jepang semester IV

Universitas Nasional, adalah lanjutan dari mata kuliah menyimak Bahasa

Jepang III yang berjumlah 2 SKS selama satu semester. Mahasiswa yang

belum lulus Tata Bahasa Jepang III tidak dapat mengikuti atau mengambil

mata kuliah menyimak bahasa jepang IV, karena dikawatirkan Mahasiswa

tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik, disebabkan oleh karena

Mahasiswa belum mempelajari pola kalimat dan kosa kata bahasa jepang

yang keluar pada mata kuliah menyimak Bahasa Jepang IV. Pola kalimat dan

kosa kata Bahasa Jepang yang keluar pada mata kuliah menyimak Bahasa

jepang IV kurang lebih sama dengan pola kalimat yang diajarkan pada mata

kuliah Tata Bahasa Jepang IV. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah

menyimak Bahasa Jepang IV berjumlah 10 orang, 3 orang laki – laki 7 orang


perempuan. Dalam seminggu Mahasiswa masuk hanya satu kali petemuan

dengan durasi satu setengah jam, dengan kurun waktu 14 kali pertemuan

dalam satu semester.Setiap 2 minggu sekali, Dosen pengajar memberikan tes

kecil untuk mengevaluasi kemampuan Mahasiswa dalam memahami setiap

mata kuliah yang diajarkan.

3.3  Teknik Pengajaran Menyimak di Sastra Jepang Universitas Nasional

Teknik atau cara pengajaran menyimak di Jurusan Sastra Jepang

Universitas Nasional khususnya semester IV dapat dilakukan secara variatif

untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar dosen di

Jurusan Sastra Jepang Universitas Nasional. Selain itu, melalui penggunaan

teknik menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi

mahasiswa. Dosen pengajar Universitas Nasional mempunyai metode sendiri

untuk mengajar Mahasiswa agar Mahasiswa dapat memahami apa yang

diajarkan oleh Dosen pengajar serta dapat menambah motivasi dalam belajar

sehingga Mahasiswa dapat bersifat positif terhadap materi yang diajarkan. .

Berdasarkan hasil observasi di kelas menyimak bahasa jepang IV selama

2 kali pertemuan dan wawancara dengan Dosen pengajar menyimak bahasa

jepang tersebut, ada beberapa teknik yang digunakan Dosen pengajar dalam

mata kuliah menyimak bahasa jepang IV Universitas Nasional yaitu :


Berikut ini adalah kategori atau urutan metode pengajaran menyimak

bahasa jepang IV Universitas Nasional

Donyuu / pengantar

- Dosen pengajar memberikan arahan tentang permata kuliahan yang akan

diajarakan selama mata kuliah berlangsung dalam kurun waktu 14 kali

pertemuan satu minggu satu kali.

- Sebelum memulai menyimak tape mahasiswa diberikan lembaran soal

yang akan dipelajari dari buku choukai yang digunakan untuk mengajar

mahasiswa yaitu buku Minna no Nihongo shokyuu II 初級で読めるト

ピック 25 dan buku kedua adalah Minna no Nihongo shokyuu II 聴解タ

ス ク 25 , lalu menanyakan soal satu persatu dari lembaran soal yang

diberikan oleh Dosen , apakah dalam soal tersebut ada kosakata yang

belum dimengerti oleh Mahasiswa, apabila belum ada, Dosen pengajar

akan memberitahukan kosakata apa yang tidak dipahami yang sebagian

besar menceritakan tentang perubahan kata dari bentuk masu, futsukei ke

bentuk sonkeigo.

- Setelah memberikan pertanyaan dan mendrill satu persatu mahasiswa,

dosen menulis pola yang akan diajarkan mengenai bab yang akan

diajarkan yaitu bentuk sonkeigo ( bentuk sopan ) dan kenjougo ( bentuk

merendah ). Lalu menerangkan tentang pola tersebut untuk apa dan

bagaimana menggunakannya.
- Setelah selesainya mata kuliah choukai Dosen memberikan selembaran

soal yang dikerjakan dirumah mengenai pelajaran bab minggu depan,

yang sama sekali dosen pengajar belum pernah mengajarkannya pada

mahasiswa. Jadi mahasiswa harus mengira-ngira dan menjawab isi dari

soal tersebut yang bertujuan melatih daya pikir mahasiswa agar mampu

memahami soal yang belum diajarkan tersebut yang nantinya pada

pertemuan berikutnya akan dibahas kembali bersama-sama dengan Dosen

pengajar.

- Pola yang dipelajari dalam mata kuliah choukai kurang lebih sama

dengan pola yang ada dalam matakuliah bunpou yaitu penggunaaan pola

kalimatnya dari bab 39 sampai dengan 50. Maka dari itu, Mahasiswa

yang belum lulus standar tata bahasa jepang III tidak dapat mengambil

atau mengikuti mata kuliah choukai / menyimak bahasa jepang IV,

ditakutkan Mahasiswa tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik karena

terbatasnya kosakata serta tata bahasa yang belum dipelajari. Tapi

terkadang dalam mata kuliah choukai ada bagian kosakata yang belum

dipelajari oleh Mahasiswa semester IV.

Fukushuu / mengulang

- Mula – mula sebelum memulai pelajaran dosen mengulang pelajaran yang

telah dipelajari minggu sebelumnya dengan mendrill dan memberikan

pertanyaan satu persatu kepada mahasiswa dengan bahasa jepang yaitu

pelajaran bab 48 mengenai bentuk shieki atau bentuk menyuruh seperti


Penggunaan pola kalimat .48 (人)を/に~させます、( 好きなことをさ

せる、~(さ)せていただけませんか.

- Setiap dua minggu sekali Dosen pengajar mengulang dan memberikan tes

kecil untuk mahasiswa yang bertujuan melihat seberapa besar mahasiswa

memahami mata kuliah yang diajarkan oleh Dosen pengajar sebelumnya.

Kihon Renshuu

- Setelah itu menanyakan situasi yang ada dalam soal tersebut, siapa dan

siapa yang terlibat dalam percakapan tersebut atau apa dan apa, setelah itu

konteksnya membicarakan tentang apa. berikut ini adalah isi soal

percakapan pada bab 49 berserta contoh gambar soalnya :

1. Pada bab 49 pada soal pertama menceritakan tentang Bapak miller yang

berbicara di telfon dengan tuan matsumoto Kepala Bagian di perusahaan

buku Oosaka yang nantinya Bapak Matsumoto akan mengadakan rapat di


tempat Bapak Miller di Tokyo, serta kesepakatan mereka untuk

menentukan hari tanggal dan tempat untuk mengadakan rapat dan dalam

percakapan tersebut mereka menggunakan bentuk sonkeigo.

2. Pada soal kedua menceritakan tentang direktur dan bawahannya yang

terlibat pembicaraan dan yang menjadi fokusnya adalah jawaban direktur

tersebut yang membicarakan tentang buku yang telah dibaca, kurang

bagusnya osake untuk kesehatan, rumah baru yang telah dibeli, dan

kepala bagian yang baru saja masuk ke perusahaannya. Dalam soal

tersebut terdapat perubahan kata dari bentuk sonkeigo menjadi bentuk

futsukei.

Contoh 本をお読みになりましたか menjadi 本を読んだ.

3. Pada soal ketiga menceritakan keberadaan ワ ッ ト 先 生 yang sedang

dirumah dan meninggalkan pesan pada telpon rumahnya, apabila ada

keperluan silahkan tinggalkan pesan. Terdapat 4 pesan pada voice

recording telpon rumahnya. Yang berisi ,


1. Tentang muridnya Kim pada tahun ketiga yang memberitahukan bahwa

Kim besok tidak dapat pergi ke ruang penelitian dikarenakan sakit , dan

laporannya akan dikirim melalui e-mail. Disini terdapat penggunaan

kalimat sonkeigo、

2. Pada pesan kedua menceritakan tentang Bapak Wan yang besok malam

akan makan malam dengan Bapak miller lalu ingin mengajak Bapak Watt

untuk malam bersama jika tidak ada halangan.

3. Pesan ketiga dari Bapak Hayato yang memberitahukan bahwa barang

kiriman dari inggris sudah tiba tapi belom ada konfirmasi ulang dari

Bapak Watt, Apabila tidak berhalangan tolong hubungi ke pusat jasa

pengiriman barang.

4. Pesan ketiga menceritakan Bapak I dari AKC yang tidak bisa hadir pada

seminar dikarenakan ada janji dengan 小林先生.


4. Pada soal keempat terdapat gambar yang nantinya mahasiswa akan

diperdengarkan soal melalui tape lalu memilih gambar yang benar setelah

mendengarkan soal tersebut. Soal tersebut menceritakan tentang Bapak

Smith yang akan berkunjung kerumah Bapak Matsumoto.

5. Pada soal kelima adalah melengkapi soal dengan mengisi bagian-bagian

yang kosong dengan mendengarkan tape. Soal tersebut menceritakan

tentang mendengarkan speech dalam upacara perkawinan bagaimana

orang tersebut dan apa yang diucapkan.


- Setelah Mahasiswa dirasa sudah mengerti, Dosen memperdengarkan

percakapan dalam tape sebanyak 2 kali, tujuannya agar Mahasiswa dapat

mengamati dan memahami lebih dalam lagi apa isi konteks tersebut .

- Yang pertama Dosen menanyakan siapa dan siapa yang terlibat dalam

percakapan lalu yang kedua apa isi konteks percakapan tersebut.

- Setelah Mahasiswa bisa menjawab semua, Dosen memberikan pertanyaan

yang berbeda dengan tape yang sama. Lalu menyuruh Mahasiswa

menterjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Tujuannya agar Mahasiswa

dapat melatih bahasa jepangnya atau menggunakan bahasa jepangnya

serta mengerti apa yang diajarkan Dosen pengajar.

- Dosen pengajar juga memberikan pengajaran menonton film dorama

bersama, lalu Dosen pengajar menyuruh mahasiswa untuk mencatat

kosakata yang keluar dalam film dorama tersebut, yang nantinya Dosen

pengajar akan memberitahukan arti dari kosakata yang ditayakan oleh

mahasiswa.

- Dosen pegajar memperdengarkan percakapan kepada mahasiswa,. Lalu

Dosen pengajar menanyakan siapa dan siapa yang terlibat dalam

percakapan lalu yang kedua apa isi konteks percakapan tersebut dengan

mendrill satu persatu Mahasiswanya. Apabila Dosen pengajar merasa

mahasiswa belum bisa menjawab dengan sempurna isi konteks

percakapan tersebut, Dosen pengajar mengulang rekaman / tape tersebut

sebanyak 2 kali.
- Setiap 3 bulan sekali dalam satu semester dosen pengajar memberikan tes

khusus kepada mahasiswa yaitu UTS dan UAS. Tes ini adalah

pertanggung jawaban mahasiswa selama mengikuti mata kuliah

menyimak bahasa jepang IV yang nantinya hasil dari tes ini menentukan

mahasiswa berhasil atau tidak dalam mempelajari mata kuliah menyimak

bahasa jepang IV.

Teknik yang digunakan oleh Dosen pengajar pada pertemuan pertama

pada bab 49 :

1. Simak ulang ucap

Teknik simak ulang ucap digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa

dengan pengucapan dan pelafalan yang jelas. Pengajar dapat mengucap

atau memutar rekaman bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat,

idiom, semboyan, kata – kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang

tepat.Siswa menirukan.Teknik ini dapat dilakukan individual, kelompok

dan klasikal. Sebelum memulai pelajaran, Dosen pengajar menerangkan

dan menuliskan pola kalimat / tata bahasa yang akan di ajarkan pada hari

itu bagaimana cara pemakaiannya dan untuk apa kegunaannya. Setelah itu

mahasiswa diminta mencoba untuk menggunakan pola tersebut dengan

bahasanya sendiri dengan mendrill satu persatu mahasiswa didiknya.

2. Identifikasi kata kunci


Untuk menyimak kalimat yang panjang, siswa perlu mencari kalimat

intinya. Kalimat inti itu dapat dicari melalui beberapa kata kunci. Kata

kunci itu yang akan mewakili pengertian kalimat. Dosen pengajar

memberikan soal yang berupa perubahan kalimat kata kerja dari bentuk 尊

敬語 ke bentuk 普通形. Contoh :

Dengan mengosongkan isi dari jawaban , mahasiswa mencari jawaban

yang tepat dalam soal tersebut yang berupa kata kerja, yang nantinya

jawaban yang berupa perubahan kata kerja tersebut akan mewakili

pengertian kalimat tersebut.

3. Parafrase

Pengajar menyiapkan sebuah puisi dan dibacakan atau diperdengarkan.

Setelah menyimak siswa diharapkan dapat menceritakan kembali isi puisi

tadi dengan kata – katanya sendiri. Dosen pegajar memperdengarkan

percakapan dalam tape sebanyak 2 kali, tujuannya agar Mahasiswa dapat

mengamati dan memahami lebih dalam lagi apa isi konteks tersebut.
Setelah itu Dosen pengajar menanyakan siapa dan siapa yang terlibat

dalam percakapan lalu yang kedua apa isi konteks percakapan tersebut.

4. Menjawab pertanyaan

Untuk memahami simakan yang agak panjang, pengajar dapa mengajukan

petanyaan – pertanyaan yang dapat menggali pemahaman siswa. Dosen

pengajar dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV menanyakan

pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam soal tersebut dengan bahasa

jepang maksud, siapa, apa, dan bagaimana yang dilakukan dalam

percakapan tersebut, lalu mahasiswa menjawab pertanyaan terbut dalam

bahasa jepang dan menerjemahkannya dengan bahasa Indonesia. Dan juga

Dosen pengajar memberi pertanyaan yang berbeda dengan soal tersebut

dengan pola yang sama.

5. Bisik berantai

Suatu pesan dapat dilakukan secara berantai. Mulai dari siswa membisikan

pesan kepada siswa pertama dan dilanjutkan dengan siswa berikutnya

sampai siswa terakhir. Siswa terakhir harus mengucapkannya dengan

nyaring. Tugas pengajar adalah menilai apakah yang dibisikan tadi sudah

sesuai atau belum. Jika belum sesuai, bisikan dapat diulangi, jika sudah

sesuai bisikan dapat diganti dengan topik yang lain. Dosen pegajar

memperdengarkan percakapan kepada mahasiswa,. Lalu Dosen pengajar

menanyakan siapa dan siapa yang terlibat dalam percakapan lalu yang
kedua apa isi konteks percakapan tersebut dengan mendrill satu persatu

Mahasiswanya. Apabila Dosen pengajar merasa mahasiswa belum bisa

menjawab dengan sempurna isi konteks percakapan tersebut, Dosen

pengajar mengulang rekaman / tape tersebut sebanyak 2 kali.

6. Menyelesaikan cerita

Pengajar memperdengarkan suatu cerita sampai selesai. Setelah siswa

selesai menyimak, pengajar menyuruh seorang untuk menceritakan

kembali dengan kata – katanya sendiri. Sebelum selesai bercerita, pengajar

menghentikan cerita siswa tadi dan menggantikan dengan siswa lain yang

bertugas menyelesaikan. Metode yang diberikan Universitas Nasional

selaras dengan teori berikut mula – mula Dosen pengajar

memperdengarkan kaset / tape kepada mahasiswa, lalu Dosen pengajar

menanyakan kepada mahasiswa siapa dan siapa yang ada dalam

percakapan tersebut, lalu kepada mahasiswa lainnya dengan pertayaan

yang berbeda, Dosen pengajar menanyakan tentang apa yang dilakukan

dalam percakapan tersebut ( Jatiyasa I Wayan, 2012 : 10 – 11 ).

- Mula – mula sebelum memulai pelajaran Dosen pengajar mengulang

pelajaran yang telah dipelajari minggu sebelumnya dengan mendrill dan

memberikan pertanyaan satu persatu kepada mahasiswa dengan bahasa

jepang yaitu pelajaran bab 48 mengenai bentuk shieki atau bentuk

menyuruh.
- Sebagian besar Dosen pengajar menggunakan bahasa jepang untuk

menjelaskan sesuatu yang akan diajarkan.

- Apabila Dosen pengajar mendapati Mahasiswa mengalami kemajuan dari

minggu sebelumnya, Dosen pengajar melanjutkan mata kuliah yang akan

diajarkan kepada Mahasiswa.

- Sebelum memulai menyimak tape, Mahasiswa diminta oleh Dosen untuk

mengeluarkan lembaran soal yang minggu lalu diberikan untuk minggu

yang akan datang. Soal tersebut diberikan Dosen untuk bahan Mahasiswa

belajar dirumah sebelum memulai perkuliahannya minngu depan.

Mahasiswa diberikan lembaran soal yang akan dipelajari dari buku

choukai yang digunakan untuk mengajar mahasiswa yaitu buku Minna no

Nihongo shokyuu II 初級で読めるトピック 25 dan buku kedua adalah

Minna no Nihongo shokyuu II 聴 解 タ ス ク 25 , lalu menanyakan soal

satu persatu dari lembaran soal yang diberikan oleh Dosen pengajar,

apakah dalam soal tersebut ada kosakata yang belum dimengerti oleh

Mahasiswa, apabila belum ada, Dosen pengajar memberitahukan kosakata

apa yang tidak dipahami yang sebagian besar menceritakan tentang

perubahan kata dari bentuk masu, futsukei ke bentuk kenjougo.

- Setelah memberikan pertanyaan dan mendrill satu persatu mahasiswa,

Dosen menulis pola yang akan diajarkan mengenai bab yang akan

diajarkan yaitu bentuk sonkeigo atau bentuk sopan lalu menerangkan

tentang pola tersebut untuk apa dan bagaimana menggunakannya. Dosen

pengajar lebih menitikberatkan mahasiswa untuk benar – benar


menghafal perubahan bentuk sonkeigo ini, karena pada mata kuliah bab

49 ini sebagian besar soal yang keluar adalah tentang perubahan bentuk.

- Setelah itu, sebelum Dosen pengajar memperdengarkan kaset / tape

kepada Mahasiswa, Dosen pengajar menanyakan situasi yang ada dalam

soal pertama tersebut, siapa dan siapa yang terlibat dalam percakapan

tersebut atau apa dan apa, setelah itu konteksnya membicarakan tentang

apa. Mahasiswa harus menebak dengan nalarnya siapa dan siapa yang

telibat dalam percakapan tersebut dan apa yang sedang dilakukan dalam

percakapan tersebut.

- Setelah Mahasiswa bisa menjawab semua, Dosen memberikan pertanyaan

yang berbeda dengan tape yang sama. Lalu menyuruh Mahasiswa

menterjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Tujuannya agar Mahasiswa

dapat melatih bahasa jepangnya atau menggunakan bahasa jepangnya

serta mengerti apa yang diajarkan Dosen pengajar.

- Dosen pengajar memperdengarkan percakapan kepada mahasiswa, lalu

Dosen pengajar menanyakan siapa dan siapa yang terlibat dalam

percakapan lalu yang kedua apa isi konteks percakapan tersebut dengan

mendrill satu persatu Mahasiswanya. Apabila Dosen pengajar merasa

mahasiswa belum bisa menjawab dengan sempurna isi konteks

percakapan tersebut, Dosen pengajar mengulang rekaman / tape tersebut

sebanyak 2 kali. Hal itu berlanjut sampai dengan soal terakhir yang

diberikan oleh Dosen pengajar. Hal yang perlu diperhatikan dalam bab 50
adalah perubahan bentuk, dimana mahasiswa harus merubah kalimat

biasa ke bentuk sonkeigo atau bentuk sopan.

Teknik yang digunakan oleh Dosen pengajar pada pertemuan kedua

pada bab 50 :

1. Simak ulang ucap

Teknik simak ulang ucap digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa

dengan pengucapan dan pelafalan yang jelas. Pengajar dapat mengucap

atau memutar rekaman bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat,

idiom, semboyan, kata – kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang

tepat.Siswa menirukan. Teknik ini dapat dilakukan individual, kelompok

dan klasikal. Sebelum memulai pelajaran, Dosen pengajar menerangkan

dan menuliskan pola kalimat / tata bahasa yang akan di ajarkan pada hari

itu bagaimana cara pemakaiannya dan untuk apa kegunaannya. Setelah itu

mahasiswa diminta mencoba untuk menggunakan pola tersebut dengan

bahasanya sendiri dengan mendrill satu persatu mahasiswa didiknya.

2. Parafrase

Pengajar menyiapkan sebuah puisi dan dibacakan atau diperdengarkan.

Setelah menyimak siswa diharapkan dapat menceritakan kembali isi puisi

tadi dengan kata – katanya sendiri. Dosen pegajar memperdengarkan

percakapan dalam tape sebanyak 2 kali, tujuannya agar Mahasiswa dapat


mengamati dan memahami lebih dalam lagi apa isi konteks tersebut.

Setelah itu Dosen pengajar menanyakan siapa dan siapa yang terlibat

dalam percakapan lalu yang kedua apa isi konteks percakapan tersebut.

3. Menjawab pertanyaan

Untuk memahami simakan yang agak panjang, pengajar dapa mengajukan

petanyaan – pertanyaan yang dapat menggali pemahaman siswa. Dosen

pengajar dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV menanyakan

pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam soal tersebut dengan bahasa

jepang maksud, siapa, apa, dan bagaimana yang dilakukan dalam

percakapan tersebut, lalu mahasiswa menjawab pertanyaan terbut dalam

bahasa jepang dan menerjemahkannya dengan bahasa Indonesia. Dan juga

Dosen pengajar memberi pertanyaan yang berbeda dengan soal tersebut

dengan pola yang sama.

4. Bisik berantai

Suatu pesan dapat dilakukan secara berantai. Mulai dari siswa membisikan

pesan kepada siswa pertama dan dilanjutkan dengan siswa berikutnya

sampai siswa terakhir. Siswa terakhir harus mengucapkannya dengan

nyaring. Tugas pengajar adalah menilai apakah yang dibisikan tadi sudah

sesuai atau belum. Jika belum sesuai, bisikan dapat diulangi, jika sudah

sesuai bisikan dapat diganti dengan topik yang lain. Dosen pegajar

memperdengarkan percakapan kepada mahasiswa,. Lalu Dosen pengajar


menanyakan siapa dan siapa yang terlibat dalam percakapan lalu yang

kedua apa isi konteks percakapan tersebut dengan mendrill satu persatu

Mahasiswanya. Apabila Dosen pengajar merasa mahasiswa belum bisa

menjawab dengan sempurna isi konteks percakapan tersebut, Dosen

pengajar mengulang rekaman / tape tersebut sebanyak 2 kali.

5. Menyelesaikan cerita

Pengajar memperdengarkan suatu cerita sampai selesai. Setelah siswa

selesai menyimak, pengajar menyuruh seorang untuk menceritakan

kembali dengan kata – katanya sendiri. Sebelum selesai bercerita,

pengajar menghentikan cerita siswa tadi dan menggantikan dengan siswa

lain yang bertugas menyelesaikan. Metode yang diberikan Universitas

Nasional selaras dengan teori berikut mula – mula Dosen pengajar

memperdengarkan kaset / tape kepada mahasiswa, lalu Dosen pengajar

menanyakan kepada mahasiswa siapa dan siapa yang ada dalam

percakapan tersebut, lalu kepada mahasiswa lainnya dengan pertayaan

yang berbeda, Dosen pengajar menanyakan tentang apa yang dilakukan

dalam percakapan tersebut ( Jatiyasa I Wayan, 2012 : 10 – 11 ).

- Mula – mula sebelum memulai pelajaran Dosen pengajar mengulang

pelajaran yang telah dipelajari minggu sebelumnya dengan mendrill dan

memberikan pertanyaan satu persatu kepada mahasiswa dengan bahasa


jepang yaitu pelajaran bab 49 mengenai bentuk sonkeigo atau bentuk

sopan .

- Sebagian besar Dosen pengajar menggunakan bahasa jepang untuk

menjelaskan sesuatu yang akan diajarkan.

- Apabila Dosen pengajar mendapati Mahasiswa mengalami kemajuan dari

minggu sebelumnya, Dosen pengajar melanjutkan mata kuliah yang akan

diajarkan kepada Mahasiswa.

- Sebelum memulai menyimak tape, Mahasiswa diminta oleh Dosen untuk

mengeluarkan lembaran soal yang minggu lalu diberikan untuk minggu

yang akan datang. Soal tersebut diberikan Dosen untuk bahan Mahasiswa

belajar dirumah sebelum memulai perkuliahannya minngu depan.

Mahasiswa diberikan lembaran soal yang akan dipelajari dari buku

choukai yang digunakan untuk mengajar mahasiswa yaitu buku Minna no

Nihongo shokyuu II 初級で読めるトピック 25 dan buku kedua adalah

Minna no Nihongo shokyuu II 聴 解 タ ス ク 25 , lalu menanyakan soal

satu persatu dari lembaran soal yang diberikan oleh Dosen pengajar,

apakah dalam soal tersebut ada kosakata yang belum dimengerti oleh

Mahasiswa, apabila belum ada, Dosen pengajar memberitahukan kosakata

apa yang tidak dipahami yang sebagian besar menceritakan tentang

perubahan kata dari bentuk masu, futsukei ke bentuk kenjougo.

- Setelah memberikan pertanyaan dan mendrill satu persatu mahasiswa,

Dosen menulis pola yang akan diajarkan mengenai bab yang akan

diajarkan yaitu bentuk kenjougogo atau bentuk merendah. Lalu


menerangkan tentang pola tersebut untuk apa dan bagaimana

menggunakannya.

- Dosen pengajar lebih menitikberatkan mahasiswa untuk benar – benar

menghafal perubahan bentuk kenjougo ini sama dengan mata kuliah bab

49 yaitu sonkeigo, karena pada mata kuliah bab 49 ini sebagian besar soal

yang keluar adalah tentang perubahan bentuk.

- Setelah itu sebelum Dosen pengajar memperdengarkan kaset / tape

kepada Mahasiswa, Dosen pengajar menanyakan situasi yang ada dalam

soal pertama tersebut, siapa dan siapa yang terlibat dalam percakapan

tersebut atau apa dan apa, setelah itu konteksnya membicarakan tentang

apa. Mahasiswa harus menebak dengan nalarnya siapa dan siapa yang

telibat dalam percakapan tersebut dan apa yang sedang dilakukan dalam

percakapan tersebut.

- Setelah Mahasiswa bisa menjawab semua, Dosen memberikan pertanyaan

yang berbeda dengan tape yang sama. Lalu menyuruh Mahasiswa

menterjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Tujuannya agar Mahasiswa

dapat melatih bahasa jepangnya atau menggunakan bahasa jepangnya

serta mengerti apa yang diajarkan Dosen pengajar.

- Dosen pengajar memperdengarkan percakapan kepada mahasiswa, lalu

Dosen pengajar menanyakan siapa dan siapa yang terlibat dalam

percakapan lalu yang kedua apa isi konteks percakapan tersebut dengan

mendrill satu persatu Mahasiswanya. Apabila Dosen pengajar merasa

mahasiswa belum bisa menjawab dengan sempurna isi konteks


percakapan tersebut, Dosen pengajar mengulang rekaman / tape tersebut

sebanyak 2 kali. Hal itu berlanjut sampai dengan soal terakhir yang

diberikan oleh Dosen pengajar. Hal yang perlu diperhatikan dalam bab 50

adalah perubahan bentuk, dimana mahasiswa harus merubah kalimat

biasa kebentuk kenjougo atau bentuk merendah.

- Bab 50 adalah bab terakhir yang diajarkan oleh Dosen pengajar dalam

mata kuliah menyimak bahasa jepang IV, pertemuan berikutnya adalah

UAS yaitu ujian akhir yang diberikan oleh Dosen pengajar. Hasil nilai

UAS ini cukup mempengaruhi lulus atau tidaknya mahasiswa dalam mata

kuliah menyimak bahasa jepang IV.

Kesimpulan dari kedua pertemuan tersebut mahasiswa diberikan metode

pengajaran dan teori yang sama dimasing – masing pertemuan. Yang

menitik beratkan pada perubahan bentuk sonkeigo dan kenjougo atau

bentuk sopan dan bentuk merendah.

PENGAMATAN TEST

Dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang semester IV diadakan

sebuah test sebanyak 2 kali yaitu UTS dan UAS.

Diketahui soal materi yang keluar dalam UTS dimulai dari bab 39 sampai

de
sampai dengan 44.

- Pada bab 39 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan pola kalimat ( ~ て/ ~なく/ ~ で、

(名前)で、~ので、~て/なく/~で、) atau penggunaan kalimat

sambung.

- Pada bab 40 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan pola kalimat (疑問詞) ~かどう

か、~ています、~かどうか~みています)atau penggunaan

kalimat tanya dengan ragamnya.

- Pada bab 41 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan pola kalimat (やりもらい) (~

をいただく/ くださる、~てくださいます、~やります、~て

くださいません.

- Pada bab 42 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang limat (の)ために、~(の)に~(は/も)か

かります.

- Pada bab 43 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan pola kalimat (今にも)~そうです、

(これから )~そうです、 (形容詞)そうです、~て来る . Atau

penggunaan kalimat ~sou ~ dan ragamnya serta pola kalimat.

- Pada bab 44 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan pola kalimat (動詞、形容詞)すぎ


る 、 や す い / に く い で す 、 ~ く / ~ に し ま す . atau penggunaan

perubahan kata kerja, adjectiva, dan nomina.

Dari silabus diatas telah dibuat menjadi soal UTS sebanyak 6 soal

yang terdiri dari beberapa jenis soal seperti soal memilih gambar yang

tepat, melengkapi kalimat, mencocokan kalimat yang terpisah mengisi

space kosong dalam soal. Dalam satu paket soal UTS terdapat materi

bab 39 sampai dengan 44. Mahasiswa diminta untuk mengerjakan

butir – butir soal menyimak dari tape percakapan yang

diperdengarkan oleh Dosen pengajar. UTS ini bertujuan untuk

menguji kemampuan menyimak dan perbendaharaan kosakata

mahasiswa dalam berbahasa jepang.

PENGAMATAN TEST UAS

Diketahui soal materi yang keluar dalam UAS dimulai dari bab 45

sampai dengan 50.

- Pada bab 45 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan pola kalimat ~ baai ( ~ 動詞/形容

詞) ばあいは~、~のに ~.
- Pada bab 46 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan pola kalimat ~ところです、~ば

かりです、~はずです.

- Pada bab 47 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan pola kalimat ~層です、(書かれた

情報と聞いた情報を伝える、~ようです

- Pada bab 48 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang bentuk shieki atau bentuk menyuruh (人)を/に~

させます、(すきなことを~させる、~させていただけません

か.

- Pada bab 49 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan bentuk sonkeigo atau bentuk sopan

(ら)れる、(尊敬動詞)、お~なります、特別な尊敬語、お~く

ださい.

- Pada bab 50 dalam mata kuliah menyimak bahasa jepang IV

mempelajari tentang penggunaan bentuk kenjougo atau bentuk

merendah お/語~します、特別な謙譲語.

Dari silabus diatas telah dibuat menjadi soal UAS sebanyak 6 soal

yang terdiri dari beberapa jenis soal seperti soal memilih gambar yang

tepat, melengkapi kalimat, mencocokan kalimat yang terpisah mengisi

space kosong dalam soal. Dalam satu paket soal UAS terdapat materi

bab 45 sampai dengan 50. Mahasiswa diminta untuk mengerjakan

butir – butir soal menyimak dari tape percakapan yang


diperdengarkan oleh Dosen pengajar. UAS ini bertujuan untuk

menguji kemampuan menyimak dan perbendaharaan kosakata

mahasiswa dalam berbahasa jepang dikahir semester.

HASIL TEST UTS DAN UAS

Hasil penelitian mendeskripsikan hal – hal yang akan di analisis pada

pengamatan pertama tentang : bagaimana kemampuan menyimak mahasiswa

melalui penggunaan media audio dalam hal peningkatan perbendaharaan

kosakata.

Data tentang hasil pengamatan pada siklus pertama / UTS dapat

digambarkan sebagai berikut :

Dari 10 orang Mahasiswa yang mendapatkan nilai 58 hanya satu

orang, mahasiswa yang mendapatkan nila 60 sebanyak satu orang ,kemudian

Mahasiswa yang mendapatkan nilai 65 sebanyak 2 orang, yang mendapatkan

nilai 70 sebanyak 3orang, yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 3 orang.

Pada siklus pertama / UTS, Mahasiswa yang mendapatkan nilai

dibawah 6 hanya satu orang dan sisanya diatas rata – rata 7.

Lalu pada siklus ke 2 / UAS, Mahasiswa yang mendapatkan nilai 70

sebanyak 1 orang, mahasiswa yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 2 orang,


mahasiswa yang mendapatkan nilai 77 sebanyak 2 orang, mahasiswa yang

mendapatkan nilai 78 sebanyak 1 orang, mahasiswa yang mendapatkan nilai

80 sebanyak 3 orang, mahasiswa yang mendapatkan nilai 85 sebanyak 1

orang.

Berdasarkan langkah – langkah yang dilakukan pada siklus kedua

menunjukan adanya perubahan, yaitu peningkatan nilai mahasiswa. Hal ini

terlihat pada tabel data pada siklus kedua yang menunjukan bahwa siswa

mengalami peningkatan nilai ujian dan mampu memahami penggunaan

kalimat yang lebih kompleks melalui media audio visual. Sehingga telah

memperoleh hasil yang diharapkan.

Memperhatikan data tentang hasil siswa pada siklus I dan siklus II dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini perlu dilaksanakan, sebab

penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam proses

belajar mengajar, khususnya pada keterampilan menyimak. Hal ini dilihat dari

hasil pelaksanaan siklus II, umumnya mahasiswa sudah mampu

mengungkapkan kembali hasil simakannya melalui tape-recorder.

Anda mungkin juga menyukai