Anda di halaman 1dari 26

AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp.

75-100
p-ISSN 2406-8268, e-ISSN 2580-2984, DOI: https://doi.org/10.25139/ayumi.v10i1.6787

Kesalahan Pemilihan Bunkei dalam Soal Shoutesuto Mata Kuliah


Enshuu 2

Hendri Zuliastutik1, Rahadiyan Duwi Nugroho2, Eki Danah Armita3


123
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Dr. Soetomo,
Surabaya, Indonesia
Email: 1hendri.zuliastutik@unitomo.ac.id, 2rahadiyan.duwi@unitomo.ac.id,
3
eki.danah@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini mendeskripsikan kesalahan pemilihan bunkei dan penyebab kesalahan yang
dilakukan mahasiswa tingkat II Prodi Sastra Jepang Universitas Dr. Soetomo dalam
menjawab soal kuis Enshuu 2 bab 26 sampai bab 34. Teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teori kesalahan berbahasa dan teori bunkei di bab 26-34. Manfaat penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi pembelajaran responden dan pembelajar bahasa
Jepang dalam memahami kembali bunkei tersebut dengan baik dan benar, serta dapat
menjadi referensi bagi pengajar dalam menerangkan bunkei di kelas secara lebih detail.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data berupa soal pola kalimat atau bunkei
shoutesuto Enshuu 2 yang pilihan jawabannya salah dengan jumlah pemilih lebih dari 4
orang ditambah dengan angket jawaban responden. Berdasarkan analisis, kesalahan
pemilihan responden dalam memilih bunkei yang paling sering hingga yang paling sedikit
pada bunkei …nai de,… …te…masu, …hou ga ii, … bentuk kanoukei (bentuk kemampuan)
[…raremasu], …ga miemasu/ …ga kikoemasu, …deshou, mada …te imasen, dan ..te
shimaimashita. Penyebab kesalahan tersebut karena responden masih belum memahami
konteks kalimat soal dengan baik dan tidak teliti.
kata kunci: bunkei; Enshuu 2; kesalahan berbahasa; shoutesuto.

Mistakes in Bunkei Selection in the Shoutesuto Question for Enshuu 2 Course

Abstract

This study describes the mistakes in choosing bunkei and the causes of mistakes made by
second-level students of Japanese Literature Study Program, University of Dr. Soetomo in
answering the Enshuu 2 quiz questions chapters 26 to chapter 34. The theory used in this
study is the theory of language errors and the theory of bunkei in chapters 26-34. The benefits
of this research are expected to be material for evaluating the learning of respondents and
Japanese language learners in understanding the bunkei properly and correctly, and can be
a reference for teachers in explaining bunkei in class in more detail. This study uses a
qualitative method. The data is in the form of sentence pattern questions or bunkei shoutesuto
Enshuu 2 where the answer choices are wrong with more than 4 voters added to the
respondent's answer questionnaire. Based on the analysis, the respondents’ selection errors
in selecting bunkei that were most frequent to least were bunkei …nai de,… …te…masu,
…hou ga ii, …kanoukei forms (forms of ability) […raremasu], …ga miemasu/ … ga
kikoemasu, …deshou, mada …te imasen, and ..te shimaimamashita. The cause of the error
was because the respondent still did not understand the context of the question sentence
properly and was not careful.
keywords: bunkei; Enshuu 2; language errors; shoutesuto.

75
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

A. Pendahuluan Indonesia, khususnya di Jawa Timur.


Bahasa Jepang merupakan salah Saat ini, perusahaan Jepang yang
satu dari 20 bahasa di dunia yang berada di provinsi ini sebanyak 150
paling banyak digunakan. Pada tahun perusahaan (Marzuki, M. Bahrul,
2022, bahasa Jepang menduduki 2020: 1). Hal ini mendorong
peringkat ke-12 dunia dengan 150 pemenuhan terhadap kebutuhan
juta penutur (Zulfikar, 2022: 1). perekrutan lulusan yang memiliki
Bahasa ini mengalami perkembangan kemampuan bahasa Jepang yang
yang pesat terutama di Indonesia, mumpuni. Oleh karena itu, hingga
seiring dengan kemampuan bangsa dewasa ini, bahasa Jepang menjadi
Jepang sebagai salah satu bangsa mata kuliah keminatan dalam
yang mampu menyediakan kebutuhan Peguruan Tinggi, sehingga
industri yang mencakup mesin dan terbentuklah cakupan yang menaungi
infrastruktur. Tidak hanya itu, seni bahasa Jepang tersebut dalam Prodi
dan budaya manga, anime, J-Pop, Sastra Jepang, Prodi Pendidikan
fashion juga membuat para Bahasa Jepang, dsb. Untuk mencapai
pembelajar bahasa Jepang bertambah lulusan mahasiswa berkemampuan
di Indonesia. Berdasarkan hasil survei bahasa Jepang yang mumpuni, sedari
The Japan Foundation, Indonesia awal mahasiswa belajar bahasa
berada di urutan ke-2 di dunia dengan Jepang dengan baik dan benar yang
jumlah pelajar sebanyak 706.603 dimulai dengan penguasaan dasar
orang (Miyashita, 2020: 1). Tentu, hal bahasa Jepang di Perguruan Tinggi.
ini juga didukung dengan hubungan Pembelajaran bahasa Jepang,
kerja sama yang baik antara kedua terutama di Prodi Sastra Jepang
negara, sehingga pertukaran bahasa Unitomo diarahkan pada penguasaan
dan budaya di antara kedua belah bunpou. Hal ini tercermin dalam
pihak senantiasa terus terjalin. implementasi di mata kuliah pokok
Wujud konkret tersebut seperti Nihongo dan Enshuu. Mata
misalnya, banyaknya perusahaan kuliah Nihongo dan Enshuu adalah
Jepang yang melakukan investasi atau mata kuliah yang diberikan secara
PMA (Penanaman Modal Asing) di urut setiap minggunya. Sebelum mata

76
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

kuliah Enshuu diajarkan, mata kuliah hlm. 4) menyatakan bahwa tes


Nihongo terlebih dahulu diajarkan. digunakan untuk mengetahui
Kedua mata kuliah ini berada di penguasaan dan kemampuan
semester 1 dan 2. Nihongo yang keterampilan berbahasa, karena tes
berada di semester 1 bernama bahasa sasaran utamanya adalah
Nihongo 1, dan Nihongo yang berada tingkat kemampuan berbahasa. Pada
di semester 2 bernama Nihongo 2. mata kuliah Enshuu 2 ini, tes yang
Begitu juga dengan Enshuu. Enshuu 1 dimaksud adalah tes/ kuis atau
berada di semester 1 dan Enshuu 2 ulangan dari bab 26 sampai bab 34.
berada di semester 2. Selanjutnya, titik konsentrasi evaluasi
Mata kuliah Enshuu bertujuan peneliti diarahkan pada soal bagian II
memberikan latihan dan keterampilan tentang pemilihan bentuk bunkei yang
dalam memahami kalimat pendek benar di antara 2 pilihan jawaban.
dengan menggunakan pola-pola dan Soal pemilihan bunkei ini
menggunakan kosakata yang telah menjadi titik konsentrasi peneliti,
dipelajari pada mata kuliah Nihongo. karena apabila mahasiswa menjawab
Akhir dari capaian pembelajaran soal pilihannya dengan betul, peneliti
dalam mata kuliah ini yakni, beranggapan bahwa di samping
mahasiswa diharapkan dapat mahasiswa memahami maksud
memantapkan penguasaan bahasa soalnya, mereka juga dianggap
Jepang melalui latihan soal dalam mengerti tentang perubahan
buku Minna no Nihongo 1 dan Minna bentuknya. Jika mahasiswa
no Nihongo 2 di soal renshuu B dan memahami soal dan bagaimana
mondai. memutuskan pilihan terhadap
Pada semester 2 ini, peneliti perubahan bunkei yang benar, maka
mencoba melakukan penelitian mahasiswa tersebut dianggap
dengan mengukur kemampuan menguasai pola kalimat atau bunkei
pemahaman bahasa Jepang bahasa Jepang tersebut. Soal yang
mahasiswa melalui shoutesuto (tes/ dipilih oleh peneliti sebagai bahan
kuis) di mata kuliah Enshuu 2. penelitian ini adalah soal-soal yang
Djiwandono (2008) (dalam Irawan, pilihan jawabannya banyak salah

77
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

dipilih oleh mahasiswa, dengan juga diimplementasikan ke dalam


jumlah lebih dari 4 orang dari setiap soal latihan sebelum dikuiskan.
soal yang sama. Dengan demikian, Oleh karena kesalahan dalam
dari sini, peneliti beranggapan bahwa berbahasa ini berada pada hasil kuis
kesalahan berbahasa telah terjadi. tes tulis Enshuu 2 dengan cara
Dalam proses pembelajaran, memilih bunkei yang benar, yang
perihal melakukan kesalahan adalah materinya telah diterangkan dalam
salah satu hal yang tidak dapat Nihongo 2 serta diimplementasikan
dihindari, terutama bagi pembelajar ke dalam latihan soal di mata kuliah
yang tingkat kemampuan penguasaan Enshuu tersebut, kesalahannya dapat
bahasanya kurang baik. Jadi, secara dikategorikan dalam kesalahan
otomatis tingkat kesalahan berbahasa berbahasa (error). Lebih lanjut,
semakin tinggi. Kesalahan-kesalahan kesalahan berbahasa merupakan
tersebut dapat disebabkan oleh faktor bentuk penyimpangan yang
pemahaman yang kurang atau sudah sistematis, konsisten dan
memahami tata bahasanya, namun menggambarkan kemampuan
mengalami kesulitan ketika pembelajar pada tahapan tertentu.
menerapkannya (Tarigan, dalam Pada tahap ini, kemampuan
Wulandari, 2019: 19). kompetensi atau pengetahuan peserta
Lalu, kesalahan dalam didik masih belum memahami benar
berbahasa dibagi menjadi 2 yakni, bahasa yang dipelajari sehingga
kesalahan berbahasa (error) dan menyebabkan terjadinya kesalahan
kekeliruan berbahasa (mistakes). (Tarigan, dalam Wulandari, 2019: 20).
Fokus penelitian ini terletak pada Berdasarkan hasil evaluasi,
kesalahan berbahasa (error) karena kesalahan pilihan jawaban soal
secara konsisten (sering), responden bunkei terdapat pada 8 tipe soal
melakukan kesalahan dalam bunkei dengan bentuk pilihan
pemilihan bunkei. Padahal, dalam jawaban berkategori verba atau
mata kuliah Nihongo 2 dan Enshuu 2, doushi. Bentuk soal pilihan bunkei
materi tersebut telah diterangkan dan tersebut di antaranya bentuk bunkei
…nai de, … …te…masu, …hou ga ii,

78
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

… bentuk kanoukei (bentuk tidak dilakukan tersebut dapat


kemampuan) […raremasu], …ga bermakna sebagai pelengkap dan
miemasu/ …ga kikoemasu, …deshou, penjelas bahwa si subjek cenderung
mada …te imasen, dan ..te memilih melakukan satu perbuatan
shimaimashita. Secara gramatikal, dalam situasi tersebut. Jadi, perbuatan
kedelapan bunkei tersebut memiliki yang dilakukan si pembicara
struktur dan fungsi penggunaan yang bukanlah hal yang ada di permulaan
berbeda. Berikut uraian (perbuatan 1/ verba di klausa 1),
penjelasannya. melainkan hal berikutnya yang
dilakukan (perbuatan 2/ verba di
1. Bunkei …nai de, … klausa 2) (Iori et al, 2002: 192).
Bunkei …nai de (… な い で ) Berikut contoh penggunaan bunkei
pada dasarnya merupakan verba …nai de, ….
bentuk negatif yang menggantikan 日曜日どこもいかないで、うちに
います。
verba bentuk …te (…て) di depannya.
Nichiyoubi doko mo ikanaide, uchi ni
Bunkei …nai de memiliki nuansa imasu.
‘Tanpa pergi ke mana-mana pada hari
sangkalan khususnya pada klausa Minggu, melainkan di rumah.’
yang dilekati oleh pola kalimat ini.
(Minna no Nihongo 2, 2013: 70)
Lebih tepatnya, verba yang berada di
klausa 1 merupakan verba bentuk 2. Bunkei …te…masu
negatif dengan pola futsuukei …nai, Ichikawa (2005: 374-375)
sedangkan verba di klausa 2 menjelaskan bahwa bunkei atau pola
merupakan verba bentuk positif kalimat …te…masu memiliki 3
dengan pola masukei. Pola kalimat ini makna. Pertama adalah menunjukkan
dapat digunakan dalam kalimat yang suatu kegiatan yang berkelanjutan
memiliki nuansa pelengkap/ yakni, setelah melakukan kegiatan
sampingan yang disebut futaijoukyou yang satu, kegiatan berikutnya
( 付 帯 状 況 ). Artinya, dalam satu dilanjutkan. Kedua adalah
waktu, si subjek tidak melakukan menunjukkan alasan. Ketiga adalah
perbuatan yang satu, tapi melakukan menunjukkan suatu kegiatan yang
perbuatan yang lain. Perbuatan yang

79
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

dilakukan dalam keadaan seperti apa maksud si pembicara dengan yang


atau dalam keadaan bagaimana. disampaikan lawan pembicara. Kedua,
Berikut contoh penggunaan bunkei kelas kata yang dapat dilekati oleh
…te…masu. bunkei …hou ga ii adalah adjektiva
朝ごはんをたべてでかけます。 dengan bentuk na atau na-keiyoushi
Asagohan wo tabete dekakemasu. dan i atau i-keiyoushi. Berikut contoh
‘Sarapan pagi kemudian keluar
rumah.’ penggunaan bunkei …hou ga ii yang
menggunakan verba.
(Minna no Nihongo 2, 2013: 70)
顔色が悪いですね。少し休んだほ
うがいいですよ。
3. Bunkei …hou ga ii Kaoiro ga warui desu ne. Sukoshi
Bunkei atau pola kalimat ...hou yasunda hou ga ii desu yo.
‘Raut muka Anda kurang baik.
ga ii merupakan salah satu bunkei Sebaiknya istirahat sebentar.’
yang digunakan untuk memberikan
(Shokyuu Nihongo Bunpou to Oshiekata
saran atau nasihat kepada lawan no Pointo, 2005: 106)
bicara. Nitta (2003: 102-103)
4. Bunkei Kanoukei
menyebutkan bahwa pola kalimat
Bunkei atau pola kalimat
…hou ga ii dapat dilekati oleh
kanoukei memiliki fungsi untuk
beberapa kelas kata, seperti doushi
menunjukkan kemampuan seseorang
(verba), keiyoushi (adjektiva) dan
akan suatu hal dan keadaan sesuatu.
meishi (nomina). Bentuk verba yang
Ichikawa (2005: 272-274)
dapat dilekati oleh pola kalimat ini
menyebutkan bahwa kategori
adalah verba bentuk lampau, bentuk
berbentuk verba atau doushi dapat
kamus, dan bentuk negatif. Verba
diubah ke dalam bentuk kanoukei,
bentuk lampau yang melekat pada
sehingga verba tersebut memiliki
pola kalimat ini dapat berfungsi
fungsi kemampuan. Namun demikian,
menyatakan perasaan pembicara
verba dalam bahasa Jepang tidak
(Ichikawa, 2005: 106-107). Selain itu,
semuanya dapat diubah ke dalam
bunkei ini juga memiliki fungsi
bentuk bunkei kanoukei, karena
sebagai ungkapan perbandingan
hanya kata kerja yang memiliki
antara dua hal yang berbeda antara
potensi fungsi kehendak/ kemauan

80
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

seperti verba iku ‘pergi’, benkyou ‘terdengar’ dalam penggunaan


suru ‘belajar’, taberu ‘makan’ yang kalimatnya. Verba ini tidak
dapat digunakan. Sebaliknya, verba berhubungan dengan keinginan atau
yang tidak memiliki potensi fungsi kehendak seseorang untuk melakukan
kehendak/ kemauan seperti hiraku aktivitas secara sengaja, melainkan
‘membuka’, shimeru ‘menutup’, menunjukkan suatu gambaran yang
kieru ‘padam’ tidak dapat diubah ke dapat ditangkap oleh mata atau
dalam bentuk bunkei kanoukei. Selain telinga kita (Tanaka et al, 2001: 14).
itu, verba seperti wakaru ‘mengerti’ Hal ini diperkuat pendapat Ichikawa
dan dekiru ‘bisa’ yang sudah (2005: 272-274) yang menambahkan
mengungkapkan kemampuan juga bahwa verba mieru dan kikoeru
tidak dapat diubah lagi ke dalam merupakan bentuk kata kerja spontan
bentuk bunkei kanoukei. Berikut yang dapat tertangkap oleh
contoh penggunaan bunkei kanoukei. pancaindra secara alami baik indra
(1) 私は中国語が話せる。 penglihat (mata) maupun indra
Watashi wa chuugokugo ga pendengar (telinga). Berikut contoh
hanaseru.
‘Saya dapat berbicara bahasa penggunaan bunkei kanoukei …ga
Mandarin.’ miemasu dan …ga kikoemasu.
(2) この水は汚くて飲めない。
Kono mizu wa kitanakute (1) 2階からはなびがみえます。
nomenai. Nikai kara hanabi ga miemasu.
‘Air ini kotor tidak dapat ‘Dari lantai 2 terlihat kembang
diminum.’ apinya.’
(2) 隣の部屋からこえが聞こえま
(Shokyuu Nihongo す。
Bunpou to Oshiekata no Pointo, 2005: Tonari no heya kara koe ga
273) kikoemasu.
‘Dari kamar sebelah suaranya
5. Bunkei …ga Miemasu/ …ga terdengar.’
Kikoemasu (Minna no Nihongo 2, 2013: 12)
Bunkei atau pola kalimat ...ga
miemasu atau …ga kikoemasu 6. Bunkei …deshou
merupakan pola kalimat yang Bunkei atau pola
menyisipkan verba intransitif seperti kalimat ...deshou merupakan bunkei
miemasu ‘terlihat’ dan kikoemasu

81
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

yang digunakan pada saat pembicara pernyataan jawaban negatif dari si


menduga atau menyatakan suatu pembicara. Jawaban negatif tersebut
perkiraan tertentu berdasarkan menyatakan keadaan atau kenyataan
informasi, bukti maupun alasan yang dari sebuah aktivitas atau kegiatan
dimilikinya. Apabila menggunakan yang belum terlaksana/ belum
bunkei ini, dugaan atau perkiraan dilaksanakan oleh si pembicara
yang diutarakan si pembicara ini selama periode atau kurun waktu itu.
kemungkinan akan benar-benar Akan tetapi, pernyataan yang belum
terjadi dengan persentase sekitar 70%. sanggup dikerjakan si pembicara
Selanjutnya, kategori yang melekat tersebut bukan berarti tidak
pada bunkei ini antara lain verba, dikerjakannya, melainkan akan
adjektiva i dan adjektiva na dengan dikerjakannya. Berikut contoh
bentuk biasa atau futsuukei, ditambah penggunaan bunkei mada…te imasen.
dengan nomina yang menghilangkan レポートはまだ出していません。
kopula da sebagai bentuk biasanya Repouto wa mada dashite imasen.
‘Laporannya masih belum kukirim.’
(Darjat, 2009: 50). Berikut contoh
penggunaan bunkei …deshou. (Minna no Nihongo 2, 2013: 46)

今夜は星がみえるでしょう。
Konya wa hoshi ga mieru deshou. 8. Bunkei ...te shimaimashita
‘Malam ini bintangnya akan kelihatan
Ichikawa (2005: 224)
lho.’
menyebutkan bahwa bunkei atau pola
(Minna no Nihongo 2, 2013: 54) kalimat …te shimaimasu/ ...te
shimaimashita digunakan untuk
7. Bunkei mada…te imasen
menyatakan berakhirnya atau
Bunkei atau pola kalimat
selesainya suatu kegiatan secara
mada…te imasen merupakan bunkei
keseluruhan. Pada saat itu, adverbia
yang digunakan untuk menunjukkan
atau fukushi yang turut melekat pada
arti suatu hal yang belum terjadi atau
bunkei ini antara lain zenbu, kanzen ni,
suatu perbuatan yang belum
subete, sukkari. Di samping itu,
dilakukan pada saat ini (Tanaka et al,
bunkei ...te shimaimashita dapat juga
2001: 39). Lebih lanjut, bunkei
digunakan untuk menyatakan
mada…te imasen ini menyatakan

82
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

penyesalan atau kekecewaan bagi Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa


pembicara dalam waktu tertentu atau dan Sastra Universitas Pendidikan
terhadap hal yang disayangkan telah Indonesia (DPBJ FPBS UPI). Tujuan
terjadi. Berikut contoh penggunaan penelitian ini adalah mengetahui jenis
bunkei …te shimaimashita. kesalahan yang dilakukan mahasiswa
(1) 400 ページもある小説を一晩で dalam penggunaan verba bahasa
全部読んでしまいました。 Jepang yang bermakna memakai, dan
Yonhyaku pe-jimo aru shousetsu
wo hitoban de zenbu yonde mengetahui faktor penyebab
shimaimashita. terjadinya kesalahan.
‘Novel yang 400 halaman sudah
selesai saya baca semuanya dalam Metode yang digunakan adalah
semalam.’ metode deskriptif dengan instrumen

(2) きのう買ったカメラがもう壊 tes dan angket dengan jumlah


れてしまいました。 responden 30 mahasiswa.
Kinou katta kamera ga kowarete
Berdasarkan hasil evaluasi, kesalahan
shimaimashita.
‘Kamera yang saya beli kemarin penggunaan makna mencapai 64%
sudah rusak berat.’
dengan tingkat pemahaman yang
(Shokyuu Nihongo Bunpou to keliru pada verba maku (menggulung;
Oshiekata no Pointo, 2005: 224)
melilitkan), menyusul verba shimeru

Penelitian terdahulu ke-1 yang (mengikatkan) kemudian kakeru

berkaitan dengan analisis kesalahan (menggantungkan). Lalu, faktor

soal bahasa Jepang berjudul Analisis penyebab terjadinya kesalahan yakni,

Kesalahan Penggunaan Verba banyaknya jenis verba yang

Bahasa Jepang yang Bermakna bermakna memakai dalam bahasa

“Memakai” pada Mahasiswa Tingkat Jepang, kurangnya pemahaman

II DPBJ FPBS UPI oleh Nurrakhman terhadap makna dan situasi, serta

et al (2016). Hal yang menjadi pengalaman belajar menjadi salah

masalah penelitian ini yakni, satu faktor terjadinya kesalahan para

kesalahan penggunaan verba bahasa responden.

Jepang bermakna memakai yang Penelitian terdahulu ke-2 yang

kerap terjadi pada mahasiswa tingkat juga berkaitan dengan analisis

II Departemen Pendidikan Bahasa kesalahan tentang soal bahasa Jepang

83
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

berjudul Analisis Kesalahan Siswa pelajaran mengenai perubahan takei,


dalam Mengubah Masukei menjadi dan jarang melakukan percakapan
Takei di SMA Kesatrian 1 oleh mengenai perubahan takei.
Fransiska dan Prasetiani (2018) dari Penelitian terdahulu ke-3
Universitas Negeri Semarang. berjudul Kemampuan Pemahaman
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Fungsi Doushi …te imasu Mahasiswa
siswa yang sering melakukan Tingkat III Tahun Masuk 2016
kesalahan dalam menjawab soal Program Studi Pendidikan Bahasa
bahasa Jepang berpola takei menurut Jepang Universitas Negeri Padang
guru mapel bahasa Jepang di SMA oleh Geni et al (2018). Tujuan
Kesatrian 1. Oleh karena itu, penelitian ini adalah mengetahui
penelitian ini bertujuan untuk kemampuan pemahaman fungsi
mengidentifikasi kesalahan dan doushi …te imasu mahasiswa tingkat
penyebab kesalahan siswa dalam III tahun 2016 sebanyak 29 orang.
mengubah bunkei takei dengan Metode yang digunakan dalam
responden siswa kelas XII MIPA penelitian ini adalah kuantitatif
yang berjumlah 33 orang. dengan jenis penelitian deskriptif.
Metode yang digunakan adalah Hasil penelitian ini yakni,
metode deskriptif kuantitatif dengan kemampuan pemahaman responden
instrumen berupa tes dan angket. terhadap verba te imasu paling besar
Berdasarkan hasil tes, rata-rata nilai pada fungsi shinkouchuu atau
tes siswa adalah 51, 06. Hal ini menyatakan keadaan yang sedang
disebabkan oleh kesalahan siswa terjadi (nilai rata-rata 84,13), dan
yang sering salah dalam mengubah paling lemah pada fungsi shuukan
kata kerja masukei menjadi takei atau menyatakan kebiasaan yang
dalam kelompok kata kerja golongan dilakukan berulang-ulang (nilai rata-
I dan golongan II. Selanjutnya, rata 72, 75). Kesalahan yang
penyebab kesalahan siswa belum dilakukan responden sebagian besar
memahami dengan baik soal tersebut kurang memahami verba intransitif
karena jarang mengulang kembali dan transitif dari konteks soal. Kedua,
pelajaran, jarang membaca buku responden kurang teliti dalam

84
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

menjawab dan memahami konteks 34. Oleh karena itu, banyak


soal yang menyebabkan kesalahan responden yang salah dalam
arti dan jawaban. menjawab soal tersebut, meskipun
Penelitian ini memiliki telah berlatih di kelas dalam mata
kemiripan dengan ketiga penelitian kuliah Enshuu 2. Dengan demikian,
terdahulu di atas yakni, bertujuan penelitian ini perlu dilakukan untuk
untuk mengidentifikasi penyebab menganalisis penyebab kesalahan
kesalahan responden baik siswa responden dalam memilih bentuk
maupun mahasiswa dalam bunkei yang salah kemudian
mengerjakan soal bahasa Jepang mengevaluasinya agar tidak terjadi
dengan tema yang sama berkaitan kesalahan lagi.
dengan penggunaan kata kerja atau Selanjutnya, manfaat penelitian
doushi dalam soal tes. Namun, meski dari artikel penelitian ini ada 2.
memiliki kemiripan secara umum, Pertama, responden diharapkan dapat
perbedaan penelitian ini dengan memahami kesalahan pemilihan
ketiga penelitian terdahulu di atas jawaban dan dapat menjadikan
yakni, soal tes bahasa Jepang yang evaluasi pembelajaran dalam
digunakan untuk mendapatkan hasil mempelajari kembali bunkei tersebut
temuan berada pada seputar soal di atas. Kedua, bagi para pengajar,
pilihan bunkei di mata kuliah artikel penelitian ini diharapkan dapat
Enshuu2. Lalu, keragaman bunkei menjadi referensi dalam
dalam setiap data yang menjadi bahan menerangkan bunkei tersebut di kelas
analisis diharapkan mendapatkan secara lebih detail.
hasil pembahasan yang beragam.
Sejalan dengan gagasan B. Metode Penelitian
penelitian, tujuan penelitian ini untuk Metode penelitian dalam artikel
mengidentifikasi penyebab kesalahan penelitian ini adalah metode
pemilihan jawaban mahasiswa penelitian kualitatif. Taylor dan
sebagai responden dalam soal Bogdan (dalam Moleong, 2005: 3)
pemilihan bunkei shoutesuto Enshuu menjelaskan bahwa penelitian
2, bab 26-28, bab 29-31, dan bab 32- kualitatif adalah penelitian yang

85
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

menghasilkan data deskriptif de,… …te…masu, …hou ga ii, …


berbentuk kata-kata tertulis. Data bentuk kanoukei (bentuk
deskriptif tersebut dapat peneliti kemampuan) […raremasu], …ga
anggap sebagai data yang telah miemasu/ …ga kikoemasu, …deshou,
mengalami pendeskripsian tertulis mada …te imasen, dan ..te
melalui proses analisis sehingga shimaimashita.
menghasilkan hasil pembahasan yang Selanjutnya, teknik
rinci dan simpulan yang objektif. pengumpulan data dalam artikel
Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tiga
penelitian ini menggunakan metode langkah. Pertama, mengoreksi soal
kualitatif karena bertujuan untuk dari 22 responden di semester 2.
mendeskripsikan penyebab kesalahan Kedua, memfokuskan pemilihan data
pilihan jawaban responden dalam tes soal pilihan bunkei di bagian soal ke-
di setiap soal bunkei yang beragam. 2, baik dari soal bab 26-28, bab 29-31,
Dengan demikian, melalui proses dan bab 32-34. Ketiga,
pendeskripsian yang rinci dan teliti, mengklasifikasikan pilihan soal
penelitian ini diharapkan dapat bunkei yang paling banyak salah
menghasilkan deskripsi pembahasan jawabannnya dari hasil tes. Terakhir,
yang akurat dan berkualitas. dalam teknik analisis data, peneliti
Sumber data dalam penelitian mendeskripsikan jumlah kesalahan
ini adalah 3 kuis atau shoutesuto mata dari pilihan jawaban di setiap soal
kuliah Enshuu 2 dari bab 26-28, bab bunkei yang berbeda, menganalisis
29-31, dan bab 32-34. Data dalam struktur pola kalimat atau bunkei,
penelitian ini adalah soal pola kalimat menganalisis kemungkinan kesalahan
atau bunkei di bagian II yang pilihan pada pilihan jawaban, dan terakhir
jawabannya salah dengan jumlah menyimpulkan hasil pembahasan dari
pemilih lebih dari 4 orang ditambah setiap data.
dengan hasil angket jawaban
responden. Pilihan jawaban pola
kalimat atau bunkei yang sering keliru
antara lain dalam bentuk bunkei …nai

86
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

C. Hasil dan Pembahasan responden masih belum banyak


1. Data 1 memahami konteks kalimat soal.
彼はいつも(勉強しないで/勉強 Kedua, faktor ketidaktelitian dalam
しなくて)、遊んでいます。
memilih jawaban. Pada faktor
Jawaban soal pilihan bunkei pertama, responden menganggap
yang paling banyak salah ditemukan bahwa bentuk bunkei ...shinakute (…
pada data di atas. Soal di atas berada しなくて) merupakan pilihan yang
pada bagian soal II nomor 1 kuis bab tepat karena dianggap memiliki
32-34. Pada soal pilihan bunkei ini, makna yang sama dengan kata tidak.
responden diminta memilih jawaban Jadi, bila dirangkai antara verba
yang paling tepat, apakah benkyou bentuk kamus benkyou suru ‘belajar’
shinaide ( 勉 強 し な い で ) atau dengan pola kalimat…shinakute (…
benkyou shinakute (勉強しなくて). し な く て ), pola tersebut menjadi
Dari 22 jawaban kuis, 15 orang benkyou+shinakute= benkyou
menjawab salah sedangkan 7 orang shinakute yang memiliki arti ‘tidak
menjawab benar. Kelima belas belajar’. Padahal, konteks kalimat
responden tersebut memilih jawaban pada data 1 sebenarnya bukan hanya
benkyou shinakute ( 勉 強 し な く menggambarkan karakter dari subjek

て ) , sehingga pilihan jawaban (kare) yang lebih memilih dan selalu


tidak belajar, melainkan mempertegas
tersebut dapat menjadi kalimat seperti
kecenderungan si subjek (kare) yang
di bawah ini.
lebih memilih aktivitas bermain terus
彼はいつも勉強しなくて、遊んでい
ます。 dan menyampingkan belajar,
Kare wa itsumo benkyou shinakute,
asonde imasu. sehingga penggunaan bunkei …shinai
‘Dia selalu tidak belajar, dan hanya de (… し な い で ) menjadi pilihan
bermain.’
yang paling tepat jika mengacu pada
Jawaban di atas masih salah.
konteks di atas.
Seharusnya, responden memilih
Kedua, faktor ketidaktelitian
jawaban benkyou shinaide (勉強しな
responden ketika memilih jawaban
い で ). Kesalahan pilihan jawaban bunkei yang seharusnya …shinai de
terjadi pada 2 faktor. Pertama,

87
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

(…しないで) yang secara struktur atas berada pada bagian soal II nomor
dan fungsinya juga sudah diterangkan 3 kuis bab 32-34. Pada soal pilihan
di bab 34 renshuu A ketika di kelas. bunkei ini, responden diminta

Pola …shinai de (… し な い で ) memilih jawaban yang paling tepat,

secara gramatikal juga memiliki arti apakah kakete (かけて) atau kaketara

tidak, dan jika disambung dengan (かけたら). Dari 22 jawaban kuis, 14


klausa di depannya, fungsi dari orang menjawab salah sedangkan 8
bunkei …shinai de ini juga orang menjawab benar. Keempat
menambahkan makna konjugatif belas responden tersebut memilih
melainkan pada klausa di depannya. pilihan jawaban kaketara ( か け た
Jadi, jika dipasangkan, pola kalimat ら ) , sehingga pilihan jawaban
yang benar akan terbentuk dan berarti tersebut dapat menjadi kalimat seperti
demikian. berikut ini.
彼はいつも勉強しないで、遊んでい いつもめがねをかけたら新聞を読み
ます。 ます。
Kare wa itsumo benkyoushinaide, asonde Itsumo megane wo kaketara shinbun wo
imasu. yomimasu.
‘Dia selalu tidak belajar, melainkan ‘Dia kalau selalu memakai kacamata
bermain.’ akan membaca koran.’

Dengan demikian, berdasarkan Jawaban di atas masih salah.


pembahasan di atas, penyebab Seharusnya, responden memilih
kesalahan pilihan jawaban responden jawaban kakete (かけて). Kesalahan
terletak pada faktor pemahaman pilihan jawaban terjadi pada 2 faktor.
konteks soal kalimat yang kurang dan Pertama, ketidakpahaman konteks
faktor ketidaktelitian. kalimat. Kedua, faktor ketidaktelitian.
Pada faktor pertama, responden
2. Data 2 menganggap bahwa makna kalimat di
いつもめがねを(かけて、かけた atas menunjukkan pada kegiatan
ら)新聞を読みます。
khusus si subjek. Artinya, saat akan
Jawaban soal pilihan bunkei membaca koran, si subjek secara
yang banyak salah di urutan kedua otomatis memakai kacamata, padahal
ditemukan pada data di atas. Soal di tidak demikian. Boleh jadi, si subjek

88
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

tersebut tidak hanya pada saat bunkei yang seharunsya kakete (かけ
membaca koran saja memakai て ) yang secara struktur dan
kacamata, tapi dalam aktivitas sehari- fungsinya juga sudah diterangkan di
hari lainnya pun tetap ia gunakan. bab 34 renshuu A di kelas. Pola …te
Pilihan jawaban responden pada
(…て) pada verba bentuk kamus yang
jawaban kaketara (かけたら) yang
melekat pada kamus kakeru yang
memiliki arti ‘kalau memakai apabila digabung menjadi kakete,
(kacamata)’ dirasa tidak tepat. secara gramatikal juga memiliki arti
Padahal, konteks kalimat pada data 2 memakai, dan jika disambung dengan
sebenarnya yakni, si subjek bukan klausa di depannya, fungsi dari kakete
kadang-kadang saja membaca koran, ini juga menambahkan makna
melainkan menjelaskan kebiasaannya konjugatif kemudian pada klausa di
yang selalu membaca koran dan pasti depannya. Jadi, jika dipasangkan,
memakai kacamata. Dengan kata lain, pola kalimat yang benar akan
sebelum membaca koran, si subjek terbentuk dan berarti demikian.
memakai kacamata sebagai aktivitas いつもめがねをかけて新聞を読みま
pertama kemudian dilanjutkan す。
Itsumo megane wo kakete shinbun wo
dengan aktivitas kedua berupa yomimasu.
membaca koran. Hal ini ‘Dia selalu memakai kacamata
kemudian membaca koran.’
menunjukkan bahwa dua kegiatan
Dengan demikian, berdasarkan
tersebut sebagai dua kegiatan yang
pembahasan di atas, penyebab
berkelanjutan, tidak dapat dipisahkan
kesalahan pilihan jawaban responden
dan saling melengkapi. Jadi,
terletak pada faktor pemahaman
penggunaan bunkei …te (…て) pada
konteks soal kalimat yang kurang dan
verba kakeru ( か け る ) ‘memakai’
faktor ketidaktelitian.
yang kemudian menjadi kakete (かけ
て) menjadi pilihan yang paling tepat 3. Data 3
jika mengacu pada konteks di atas.
毎日(運動した/運動の)ほうが
Kedua, faktor ketidaktelitian いいです。
responden ketika memilih jawaban

89
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

Jawaban soal pilihan bunkei jenis keizoku doushi (verba aktivitas)


yang banyak salah di urutan ketiga atau verba bentuk negatif …nai kei,
ditemukan pada data di atas. Soal di bukan nomina atau meishi. Meski
atas berada pada bagian soal II nomor maknanya terlihat benar, penggunaan
4 kuis bab 32-34. Pada soal pilihan nomina + hou ga ii dengan bentuk
bunkei ini, responden diminta klausa jadian undou no + hou ga ii
memilih jawaban yang paling tepat, yang dianggap memiliki arti
apakah undou shita (運動した) atau ‘sebaiknya olahraga’ tidak pernah

undou no (運動の). Dari 22 jawaban ditemukan dalam pola kalimat ini.

kuis, 12 orang menjawab salah Lalu, jika responden memilih

sedangkan 10 orang menjawab benar. jawaban ini, pembicara seolah-olah

Kedua belas responden tersebut memberikan alternatif pilihan saran

memilih pilihan jawaban undou no kepada si lawan bicara.


Lebih lanjut, secara gramatikal,
( 運 動 の ) , sehingga pilihan
bentuk …ta hou ga ii (…たほうがい
jawaban tersebut dapat menjadi
kalimat seperti di bawah ini. い ) memiliki kesan saran positif,

毎日運動のほうがいいです。 sedangkan bentuk ...nai hou ga ii (…


Mai nichi undou no hou ga ii desu.
な い ほ う が い い ) memiliki kesan
‘Setiap hari sebaiknya olahraga.’
saran negatif, sehingga penggunaan
Jawaban di atas masih salah.
bunkei …ta hou ga ii pada kalimat
Seharusnya, responden memilih
soal di atas menggambarkan satu-
jawaban undou shita (運動した) atau
satunya saran yang paling tepat si
undou shita hou ga ii (運動したほう
pembicara pada saat ini kepada lawan
がいい ). Kesalahan pilihan jawaban
bicara agar berolahraga daripada
karena faktor ketidaktelitian.
tidak sama sekali. Jadi, jika
Responden tidak teliti bahwa bentuk
dipasangkan, pola kalimat yang benar
bunkei ...hou ga ii (…ほうがいい)
akan terbentuk seperti ini.
sesuai dengan penjelasan renshuu A 毎日運動したほうがいいです。
bab 32 hanya dapat dilekati oleh kelas Mai nichi undou shita hou ga ii desu.
‘Setiap hari sebaiknya berolahraga.’
kata verba atau doushi, baik verba
bentuk lampau…ta kei yang termasuk

90
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

Dengan demikian, berdasarkan jawaban nomemasu ( 飲 め ま す ).


pembahasan di atas, penyebab Kesalahan pilihan jawaban terjadi
kesalahan pilihan jawaban responden karena faktor ketidaktelitian.
pada data ke-3 terletak pada faktor Beberapa responden masih ada yang
ketidaktelitian. beranggapan bahwa bentuk verba
nomu ‘minum’ bila dilekati dengan
4. Data 4
bunkei…raremasu yang memiliki
その日本人はお酒が(飲められま
す、飲めます)。 makna gramatikal bisa/ mampu,
merupakan pilihan yang tepat karena
Jawaban soal pilihan bunkei
dianggap memiliki makna bisa atau
yang banyak salah di urutan keempat
dapat, sehingga apabila digabung
ditemukan pada data di atas. Soal di
menjadi bentuk nomeraremasu yang
atas berada pada bagian soal II nomor
memiliki arti ‘bisa minum’. Padahal,
3 kuis bab 26-28. Pada soal pilihan
bentuk tersebut salah. Penggunaan
bunkei ini, responden diminta
akhiran -raremasu untuk menyatakan
memilih jawaban yang paling tepat,
bisa dalam segala aktivitas hanya
apakah nomeraremasu (飲められま
berlaku untuk kata kerja golongan
す) atau nomemasu (飲めます). Dari kedua, sedangkan verba nomu
22 jawaban kuis, 9 orang menjawab ‘minum’ merupakan kata kerja
salah sedangkan 13 orang menjawab golongan pertama. Oleh karena itu,
benar. Sembilan responden tersebut bentuk bisa atau dapat dari kata
memilih pilihan jawaban minum menjadi bisa minum
nomeraremasu(飲められます), seharusnya nomemasu ‘bisa minum’
sehingga pilihan jawaban tersebut yang berasal dari verba
dapat menjadi kalimat seperti di nomu+memasu= nomemasu. Hal ini
bawah ini. telah diterangkan di bab 27 renshuu A.
その日本人はお酒が飲められます。 Jadi, jika dipasangkan, pola kalimat
Sono Nihonjin wa osake ga
nomeraremasu. yang benar akan terbentuk dan berarti
‘Orang Jepang itu bisa minum sake.’ demikian.
Jawaban di atas masih salah. その日本人はお酒が飲めます。
Sono Nihonjin wa osake ga nomemasu.
Seharusnya, responden memilih ‘Orang Jepang itu bisa minum sake.’

91
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

Sari : Kirei desu ne.


Dengan demikian, berdasarkan Wan : ‘Wah, Gunung Fuji bisa dilihat
ya.’
pembahasan di atas, penyebab Sari : ‘Indah ya.’
kesalahan pilihan jawaban responden
Jawaban di atas masih salah.
pada data ke-4 terletak pada faktor
Seharusnya, responden memilih
ketidaktelitian.
jawaban miemasu ( 見 え ま す ).
Kesalahan pilihan jawaban terjadi
5. Data 5
pada 2 faktor yakni, ketidakpahaman
ワン : あ、富士山が(a. 見えま
す/ b. 見られます)ね。 konteks kalimat dan ketidaktelitian.
サリ : きれいですね。 Pada faktor pertama, responden

Jawaban soal pilihan bunkei menganggap bahwa bentuk

yang banyak salah di urutan kelima bunkei ...raremasu (… ら れ ま す )

ditemukan pada data di atas. Soal di merupakan pilihan yang tepat karena
atas berada pada bagian soal II nomor Gunung Fuji dapat dilihat
4 kuis bab 26-28. Pada soal pilihan (miraremasu). Jadi, bila
bunkei ini, responden diminta menggunakan pola kalimat atau
memilih jawaban yang paling tepat bunkei ini, pembicara seolah-olah
dari soal model percakapan di atas, dengan usahanya sendiri akhirnya
apakah pilihan jawaban pada mampu melihat dengan sejelasnya

miemasu ( 見 え ま す ) atau keadaan Gunung Fuji, entah dengan


cara mendaki atau memfoto jarak
miraremasu (見られます). Dari 22
jauh. Padahal, apabila memahami
jawaban kuis, 8 orang menjawab
konteks kalimatnya dengan baik,
salah sedangkan 14 orang menjawab
percakapan tersebut menggambarkan
benar. Kedelapan responden tersebut
bahwa kedua orang tersebut tiba-tiba
memilih pilihan jawaban miraremasu
tidak sengaja melihat Gunung Fuji.
(見られます), sehingga pilihan
Kedua, faktor ketidaktelitian
jawaban tersebut dapat menjadi
responden ketika mempelajari bunkei
kalimat seperti di bawah ini.
di bab 27 yang sebenarnya telah
ワン : あ、富士山が見られますね。
サリ : きれいですね。 diperkenalkan dan diajarkan
Wan : A, Fujisan ga miraremasu ne. mengenai verba bentuk jidoushi

92
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

(intransitif) seperti verba miemasu berada di urutan keenam dengan data


( 見 え ま す ) ‘kelihatan’ dan verba soal di atas. Soal di atas berada pada

kikoemasu (聞こえます) ‘terdengar’. bagian soal II nomor 2 kuis bab 32-34.

Jenis verba ini merupakan jenis verba Pada soal pilihan bunkei ini,

yang pelaku atau si pembicara tidak responden diminta memilih jawaban

melakukan kegiatan secara aktif, yang benar, apakah memilih jawaban

namun hanya menerima keadaan konai deshou (来ないでしょう) atau

situasi atau fenomena alam atau kuru deshou (来るでしょう). Dari


keadaan sekitar. Jadi, jika 22 jawaban kuis, 6 orang menjawab
dipasangkan, pola kalimat atau salah sedangkan 16 orang menjawab
bunkei yang benar dalam percakapan benar. Keenam responden yang keliru
di atas akan terbentuk dan berarti tersebut memilih jawaban kuru
demikian. deshou(来るでしょう), sehingga
ワン : あ、富士山が見えますね。 pilihan jawaban tersebut dapat
サリ : きれいですね。
Wan : A, Fujisan ga miemasu ne. menjadi kalimat seperti di bawah ini.
Sari : Kirei desu ne. まだ病気ですから、彼は明日も大学
Wan : ‘Wah, Gunung Fuji kelihatan に来るでしょう。
ya.’
Mada byouki desu kara, kare wa ashita
Sari : ‘Indah ya.’
mo daigaku ni kuru deshou.
‘Karena masih sakit, dia besok pun akan
Dengan demikian, berdasarkan hadir lho.’
pembahasan di atas, penyebab
Jawaban di atas masih salah dan
kesalahan pilihan jawaban responden
tak lazim maksudnya. Karena masih
terletak pada faktor pemahaman
sakit, tidaklah mungkin orang ketiga
konteks soal kalimat yang kurang dan
yang disinggung oleh si pembicara
faktor ketidaktelitian.
tersebut 100% dapat hadir besok.
Seharusnya, responden memilih
6. Data 6
jawaban konai deshou (こないでし
まだ病気ですから、彼は明日も大
学に(a. 来ないでしょう/ b. 来 ょ う ). Kesalahan pilihan jawaban
るでしょう)。
tersebut karena faktor
Jawaban soal pilihan bunkei ketidakpemahaman terhadap konteks
yang kesalahannya mulai sedikit kalimatnya. Apabila melihat konteks

93
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

kalimatnya, responden seharusnya benar dalam percakapan di atas akan


mengetahui bahwa ada 2 klausa terbentuk dan berarti demikian.
dalam kalimat di atas, yakni klausa まだ病気ですから、彼は明日も大学
に来ないでしょう。
sebab dan klausa akibat. Klausa sebab
Mada byouki desu kara, kare wa ashita
di atas berbunyi “Mada byouki desu mo daigaku ni konai deshou.
‘Karena masih sakit, dia besok pun akan
kara,” ( ま だ 病 気 で す か ら 、 ) tidak akan hadir lho.’
‘Karena masih sakit,’ dan klausa
Dengan demikian, berdasarkan
akibat seharusnya dijawab dengan
pembahasan di atas, penyebab
kare wa ashita mo daigaku ni konai
kesalahan pilihan jawaban responden
deshou (彼は明日も大学に来ない terletak pada faktor pemahaman
でしょう) ‘dia besok pun pasti tidak konteks soal kalimat yang kurang.
akan hadir’. Hal ini jelas, karena di
dalam klausa sebab, pembicara 7. Data 7
menyebutkan keadaan orang ketiga A: レポートはもうできましたか。
yang masih dalam keadaan sakit, B: いいえ、まだ(書いていませ
ん / 書きませんでした )。
sehingga kemungkinan besar untuk
datang besok adalah tidak mungkin Jawaban soal pilihan bunkei

(absen). Hal ini diperkuat dengan yang kesalahannya paling sedikit

penggunaan bunkei …deshou (… で dibandingkan dengan data 6


ditemukan pada data 7 di atas ini. Soal
し ょ う ) yang melekat pada verba
di atas berada pada bagian soal II
negatif konai ( こ な い ) sehingga
nomor 2 kuis bab 29-31. Pada soal
verba bentukannya menjadi:
pilihan bunkei model percakapan ini,
konai+deshou= konai deshou ‘pasti
responden diminta memilih jawaban
tidak akan hadir’. Penggunaan
yang paling tepat, apakah kaite
bunkei ...deshou sebagai jodoushi
imasen ( 書 い て い ま せ ん ) atau
atau kata kerja bantu ini secara
kakimasen deshita (書きませんでし
gramatikal memiliki makna
た). Dari 22 jawaban kuis, 5 orang
keyakinan si pembicara terhadap
informasi yang telah dimilikinya. Jadi, menjawab salah sedangkan 17 orang

jika dipasangkan, pola kalimat yang menjawab benar. Kelima responden

94
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

tersebut memilih pilihan jawaban renshuu A ini memiliki fungsi


kakimasen deshita(書きませんで sebagai pernyataan sangkalan

し た ) , sehingga pilihan jawaban jawaban dari si lawan bicara (B)

tersebut dapat menjadi kalimat seperti kepada pembicara (A) jika belum

di bawah ini. rampung dalam menyelesaikan

A: レポートはもうできましたか。 kegiatan/ pekerjaannya. Walau


B: いいえ、まだ書きませんでした。 demikian, si lawan bicara akan tetap
A: Repouto wa mou dekimashita ka?
B: Iie, mada kakimasen deshita. menyelesaikan kegiatan/
A: ‘Laporannya sudah rampung?’ pekerjaannya tersebut dalam kurun
B: ‘Belum, masih belum kutulis.’
waktu itu dan tidak bermaksud untuk
Jawaban di atas masih salah.
tidak menyelesaikannya. Pola kalimat
Seharusnya, responden memilih
atau bunkei ini melekat pada verba
jawaban kaite imasen (書いていませ bentuk kamus te-kei yang berasal dari
ん ). Kesalahan pilihan jawaban verba bentuk kamus kaku ‘menulis’
terjadi karena faktor ketidakpahaman yang apabila diubah ke dalam bentuk
responden terhadap fungsi dari pola te-kei menjadi kaite iru (書いている).
mada …te imasen (まだ...ていませ Verba ini kemudian melekat di tengah
ん ). Responden tampaknya masih pola kalimat dengan sisipan:
belum memahami fungsi pola kalimat mada+kaite+imasen yang kemudian
mada …te imasen (まだ...ていま menjadi mada kaite imasen. Jadi,
せん) dengan baik, sehingga memilih dalam menjawab pertanyaan si A, si

jawaban kakimasen deshita (書きま B lebih tepat menggunakan pola

せんでした) atau mada kakimasen mada…te imasen (まだ...ていませ

deshita (まだ書きませんでした) ん) atau mada kaite imasen (まだ書い


ていません ) ‘masih belum menulis’
yang dianggap memiliki arti yang
sama dengan ‘masih belum menulis’ tanpa menjadikan verba tersebut

dalam bahasa Indonesia, padahal menjadi verba lampau di akhir

secara makna berbeda. kalimat, karena perbuatan si B belum

Pola kalimat mada…te imasen rampung. Jadi, jika dipasangkan

yang telah diajarkan di bab 31 antara pertanyaan dan jawaban dari

95
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

soal pilihan percakapan di atas, pola salah sedangkan 17 orang menjawab


kalimat yang benar akan terbentuk benar. Kelima responden yang keliru
dan berarti demikian. tersebut memilih jawaban
A: レポートはもうできましたか。 shimaimasu ( し ま い ま す ) ,
B: いいえ、まだ書いていません。
A: Repouto wa mou dekimashita ka? sehingga pilihan jawaban tersebut
B: Iie, mada kaite imasen. dapat menjadi kalimat seperti di
A: ‘Laporannya sudah rampung?’
B: ‘Belum, masih belum kutulis.’ bawah ini.
どこかで誕生日にもらった手帳を落
Dengan demikian, berdasarkan
としてしまいます。
pembahasan di atas, penyebab Doko ka de tanjoubi ni moratta techou
wo otoshite shimaimasu.
kesalahan pilihan jawaban responden ‘Di mana saja buku agenda yang
terletak pada faktor kuterima saat ulang tahunku selalu akan
kujatuhkan.’
ketidakpemahaman terhadap fungsi
bunkei. Jawaban di atas masih salah.
Kelima responden tersebut memilih

8. Data 8 jawaban shimaimasu (しまいます).

どこかで誕生日にもらった手帳を Seharusnya, jawaban pilihan yang


落として(しまいます/しまいま paling tepat adalah shimaimashita (し
した)。
ま い ま し た ). Kesalahan pilihan
Jawaban soal pilihan bunkei
jawaban karena faktor kemiripan arti
yang kesalahannya paling sedikit dan
dan faktor ketidakpahaman konteks
memiliki jumlah kesalahan yang
kalimat.
sama seperti pada data 7 berada di
Pertama, faktor kemiripan arti.
data 8 ini. Soal di atas berada pada
Responden yang menjawab dengan
bagian soal II nomor 4 kuis bab 29-31.
bentuk shimaimasu ( し ま い ま
Pada soal pilihan bunkei ini,
す )kemungkinan menduga bahwa
responden diminta memilih jawaban
makna pola kalimat ini juga dapat
yang benar, apakah memilih jawaban
mengutarakan perasaan kecewa dan
shimaimasu ( し ま い ま す ) atau
menyesal, ditambah bahwa kejadian
shimaimashita (しまいました). Dari
yang serupa dapat terulang ketika
22 jawaban kuis, 5 orang menjawab
pembicara berulang tahun kemudian

96
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

menerima hadiah buku agenda selalu dari sebuah peristiwa atau kegiatan
dijatuhkannya. Pemahaman ini yang sudah selesai kemudian
sebenarnya dapat dimengerti dan diutarakan pada lawan bicaranya.
diterima, namun seharusnya, masih Sebaliknya, penggunaan pola
ada pilihan yang paling benar untuk shimaimasu ( し ま い ま す ) dalam
menggambarkan kondisi di atas buku Minna no Nihongo 2 dapat
dengan pilihan shimaimashita (しま digunakan untuk menyatakan maksud
い ま し た ). Hal ini bersambung si pembicara dalam menyelesaikan
dengan ketidakpahaman terhadap seluruh aktivitas atau pekerjaan
konteks kalimatnya sebagai faktor ke- dalam satu waktu yang diceritakan
2 yang menyebabkan responden pula kepada lawan bicara, yang
tersebut keliru dalam memilih cenderung memiliki makna positif.
jawaban yang paling tepat. Selain itu, penggunaan pola kalimat

Penggunaan shimaimashita (し …te shimaimasu (…てしまいます)

ま い ま し た ) atau bentuk …te atau …te shimaimashita (…てしま

shimaimashita (… てしまいました ) い ま し た ) yang bermakna positif


yang menyisip pada verba otosu dapat diceritakan si pembicara ketika
‘menjatuhkan’ kemudian menjadi pekerjaan tersebut telah selesai semua
bentuk klausa jadian otoshite atau si pembicara menyatakan
shimaimashita (落としてしまいま kalimat ikrar/ janji untuk

し た ) lebih tepat bila digunakan menyelesaikan pekerjaannya kepada


si lawan bicara. Jadi, jika
untuk menggambarkan perasaan
dipasangkan, pola kalimat yang benar
kecewa dan menyesal dari si
dalam kalimat di atas akan terbentuk
pembicara yang disampaikannya
dan berarti demikian.
kepada lawan bicara. Secara
どこかで誕生日にもらった手帳を落
gramatikal, bunkei …te
としてしまいました。
shimaimashita (…てしまいました) Doko ka de tanjoubi ni moratta techou
wo otoshite shimaimashita.
dapat menggambarkan keadaan si ‘Di mana saja buku agenda yang
pembicara yang merasa kecewa berat kuterima saat ulang tahunku selalu akan
kujatuhkan.’
atau mengalami penyesalan akibat

97
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

Dengan demikian, berdasarkan dengan menggunakan shoutesuto dari


pembahasan di atas, penyebab mata kuliah Enshuu 2 ini dapat
kesalahan pilihan jawaban responden dilakukan dengan cara menambah
terletak pada faktor kemiripan arti tugas berupa soal bunkei di sumber
dan pemahaman konteks soal kalimat buku lain beserta pembahasannya dan
yang kurang. menugaskan responden untuk
membuat reibun setelah selesai di tiap
D. Simpulan pembahasan renshuu B dan mondai.
Berdasarkan hasil pembahasan, Selain itu, faktor lain penyebab masih
faktor penyebab kesalahan pilihan banyaknya jawaban yang salah dari
jawaban bunkei yang tidak tepat responden karena tipe soal tes pilihan
dikarenakan responden rata-rata tidak yang terbatas pada pilihan jawaban
memahami konteks kalimat dengan yang sudah ditentukan yakni,
baik dan tidak teliti. Padahal, memilih satu jawaban yang benar
penguasaan konteks kalimat dapat atau memilih jawaban yang salah
didukung dengan penguasaan kotoba sesuai dengan kunci jawaban yang
(arti kosakata, arti ungkapan), arti dan sudah ditentukan. Kedua, tidak
makna kalimat (bun), dan penguasaan adanya ilustrasi gambar juga dapat
fungsi partikel (joshi). Lalu, ketelitian memengaruhi kekurangan
dapat didukung dengan pengulangan pemahaman konteks kalimat di
kontinu yang dapat dilakukan beberapa soal.
responden dengan cara berlatih soal Selanjutnya, peneliti memiliki
selain renshuu B dan mondai, saran untuk penelitian analisis
membaca reibun, membuat reibun, kesalahan selanjutnya agar diarahkan
dan mempelajari kembali bunkei pada salah satu penelitian dengan 1
beserta fungsinya dari yang telah tipe pembahasan bunkei seperti
diterangkan. Walau demikian, tidak bentuk bunkei berpola jidoushi dan
selamanya kesalahan responden tadoushi. Lalu, soal yang diteskan
dalam memilih pilihan jawaban dibuat secara beragam, dimulai dari
disebabkan karena diri mereka sendiri. soal mengisi partikel (joshi), soal
Untuk itu, evaluasi dari penelitian pilihan bunkei seperti penelitian ini,

98
Hendri Zuliastutik, Rahadiyan Duwi Nugroho, Eki Danah Armita, Kesalahan Pemilihan…

dan soal mengisi bunkei yang benar. Negeri Padang.


OMIYAGE: Jurnal
Dengan demikian, hasil yang
Bahasa dan
diharapkan dari penelitian Pembelajaran Bahasa
Jepang. Vol. 1 No. 3,
selanjutnya adalah penguasaan
2018, pp. 7-15. DOI:
bahasa Jepang masing-masing https://doi.org/10.2403
6/omg.v1i3.96
responden terhadap tema bunkei
tersebut lebih dapat terukur dan Hirai, Etsuko dan Miwa, Sachiko.
pembahasannya dapat menghasilkan 2000.『みんなの日本
語初級 II 書いて覚え
substansi yang lebih bervariatif. る 文 型 練 習 帳 』
Tokyo: 3A Corporation.
Daftar Pustaka
Ichikawa, Yasuko. 2005. Shokyuu
Darjat. 2009. Ungkapan Akhir Nihongo Bunpou to
Kalimat pada Bahasa Oshiekata no Pointo.
Jepang-Bunmatsu Tokyo: 3A Corporation.
Hyougen. Jakarta:
Gramedia Pustaka Iori, Isao et al. 2002. Shokyuu wo
Utama. Oshieru Hito no tame no
Nihongo Bunpou Hand
Fransiska, Riska dan Dyah Prasetiani. Book. Tokyo: Kabushiki
(2018). Analisis Kaisha 3A Cooporation.
Kesalahan Siswa dalam
Mengubah Masukei Irawan, Dedd. _____. Pendekatan
menjadi Takei di SMA Tes Bahasa. Melalui: <
Kesatrian 1. CHI’E: https://www.academia.
Journal of Japanese edu/19736509/PENDE
Learning and Teaching, KATAN_TES_BAHA
Vol. 6 No. 1, 2018, pp. SA> [Diakses pada
30-34. DOI: 2/9/2023.]
https://doi.org/10.1529
4/chie.v6i1.22580 Marzuki, M. Bahrul. 2020. Ada 150
Perusahaan Jepang di
Geni, Tifani Adnisa, Desvalini Anwar, Jatim, Sumbang
Meira Anggia Putri. Investasi Rp 24 Triliun
(2018). Kemampuan Per Triwulan. Melalui:
Pemahaman Fungsi <
Doushi te imasu https://www.malangti
Mahasiswa Tingkat III mes.com/baca/49288/2
Tahun Masuk 2016 0200221/182200/ada-
Program Studi 150-perusahaan-
Pendidikan Bahasa jepang-di-jatim-
Jepang Universitas sumbang-investasi-rp-

99
AYUMI: Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra, Volume 10, Nomor 1, Maret 2023, pp. 75-100

24-triliun-per- Terjemahan Yazawa


triwulan> [Diakses Etsuko dan Inami
pada 3/9/2023.] Yukiko (2001). Tokyo:
3A Corporation.
Miyashita, Yasuyuki. 2020. Ada
Berapa Banyak Pelajar -----------------------. 2013. 『みんな
Bahasa Jepang di の 日 本 語 初 級 II 』
Indonesia? Melalui: < Tokyo: 3A Corporation.
https://www.sukasuki. Melalui:
org/2020/01/ada- <www.japandaisuki.co
berapa-banyak-pelajar- m> [Diakses pada
bahasa-jepang-di- 4/7/2023.]
indonesia/> [Diakses
pada 3/9/2023.] Wulandari, Siti. 2019. Analisis
Kesalahan
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penggunaan
Penelitian Kualitatif. Setsuzokugo dalam
Bandung: Remaja Teks Karangan Bahasa
Rosdakarya. Jepang (Sakubun)
Mahasiswa Prodi
Nitta, Yoshio. 2003. 『現代日本語 Pendidikan Bahasa
文法第8部モダリテ dan Sasta Jepang
Angkatan 2016/2017
ィ』. Tokyo: Kuroshio
Universitas Negeri
Shuppan. Surabaya (Tesis).
Surabaya: Prodi
Nurrakhman, Denny Kusno, Pendidikan Bahasa dan
Herniwati, Linna Sastra Jepang
Meilia Rasiban. (2016). Universitas Negeri
Analisis Kesalahan Surabaya.
Penggunaan Verba
Bahasa Jepang yang Zulfikar, Fahri. 2022. 20 Bahasa
Bermakna “Memakai” yang Paling Banyak
pada Mahasiswa Digunakan di Dunia,
Tingkat II DPBJ FPBS Bahasa Jawa &
UPI. Japanedu, Vol. 1 Indonesia Masuk!
No. 1, 2016, pp. 46-54. Melalui: <
DOI: https://www.detik.com
https://doi.org/10.1750 /edu/detikpedia/d-
9/japanedu.v1i1.2650 6478219/20-bahasa-
yang-paling-banyak-
Tanaka, Yone et al. 2001. 『みんな digunakan-di-dunia-
の日本語初級 II 翻訳 bahasa-jawa--
●文法解説インドネ indonesia-masuk>
[Diakses pada
シ ア 語 版 』
3/9/2023.]

100

Anda mungkin juga menyukai