Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KONTRASTIF PADA FUNGSI BAHASA JEPANG

DAN BAHASA INDONESIA

Kartika Nuswantara, Salsabela Putri Aghnadiin

Abstrak
Paper ini mencoba menguraikan ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang
umum diajarkan pengajar bahasa Jepang pada pembelajar yang berbicara
bahasa Indonesia. Teori analisis kontrastif digunakan untuk memperoleh
persamaan sekaligus perbedaan antara ungkapan pada bahasa Jepang dan
bahasa Indonesia. Sumber acuan data diambil dari buku ajar Marugoto A1 jilid
katsudou. Diperoleh 120 data ungkapan, dan diantaranya yaitu, 97 ungkapan
yang mirip, 21 ungkapan yang memiliki perbedaan, dan 2 ungkapan yang tidak
ada pembandingnya dalam bahasa Indonesia. Dari hasil ini, didapat bahwa
perlu perhatian lebih pada ungkapan yang memiliki perbedaan kemiripan, yaitu
ungkapan ajakan/undangan dan menanggapi ajakan/undangan, menawarkan,
dan bertamu, serta ungkapan yang tidak ada ungkapan pembanding dari
Bahasa Indonesia seperti ungkapan “itadakimasu”-“gochisoosama”.
Kata kunci: Analisis kontrastif, ungkapan, fungsi bahasa, Bahasa Jepang,
Bahasa Indonesia.

Bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang mulai diajarkan di sekolah


maupun perguruan tinggi di Indonesia sebagai bahasa asing pilihan setelah bahasa
Inggris. Minat pembelajar untuk mempelajari dan menguasai bahasa ini juga
meningkat tajam dari waktu ke waktu. Salah satu hal yang mendorong pembelajar
khususnya pembelajar pada usia Sekolah Menengah hingga Perguruan Tinggi adalah
dipergunakannya bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar pada jenis-jenis film
animasi atau beragam game yang sangat populer di kelompok usia diatas. Dalam
lingkungan pendidikan, beasiswa untuk belajar di perguruan tinggi di Jepang yang
diberikan oleh pemerintah Jepang kepada pelajar atau mahasiswa Indonesia menjadi
alasan lain mengapa bahasa ini menjadi sangat digemari untuk dipelajari. Hal ini
menjadi sebuah peluang bagi pengajar bahasa Jepang untuk semakin kreatif dalam
berinovasi untuk menciptakan proses pembelajaran bahasa Jepang yang tidak hanya
menyenangkan tetapi juga efisien.

Salah satu cara yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran menjadi
menyenangkan adalah dengan cara memilih materi ajar yang menarik secara visual.
Materi yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar dan warna yang cerah, secara umum
jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016
1
Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 2

dapat menarik perhatian dan akan memancing gairah belajar pembelajar. Sementara
itu, dari sisi proses pembelajaran yang efisien, salah satu caranya adalah dengan cara
memanfaatkan bahasa ibu sebagai bahasa pembanding. Analisis kontrastif dapat
menjadi pendekatan untuk menjaring persamaan dan perbedaan. Kardaleksa (2006)
dan Geethakumary (2002) telah memanfaatkan pendekatan ini dan menyepakati
bahwa dalam pembelajaran bahasa kedua apabila ditemukan persamaan yang
signifikan pada fitur lingustik pada tingkat strukturnya maka tingkat kesulitan dalam
mempelajari bahasa kedua pada waktu yang terbatas memiliki tingkat kesulitan yang
rendah.

Paper ini mencoba melakukan analisis kontrastif untuk memperoleh


persamaan sekaligus perbedaan yang membentang dalam sebuah rangkaian kesatuan
ketika ujaran dalam bahasa Jepang dibandingkan dengan ujaran dalam bahasa
Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
bentuk saran bagi pengajar bahasa Jepang untuk mengenali sequence atau urutan
materi berdasarkan tingkat persamaan dengan bahasa ibu pembelajar.

Fungsi Bahasa
Kembali pada era emas Pembelajaran Komunikatif (Communicative
Language Teaching, CLT, - Richard & Rodgers, 1986), maka salah satu bagian
penting dalam proses pembelajaran adalah diajarkannya bahasa sebagai fungsi
komunikasi. Oleh sebab itu bahasa diajarkan sebagai alat komunikasi dan bukan
sebagai system struktur gramatika; atau pemakaian bahasa (use) dari pada
penggunaan bahasa (usage); dan kunci utama dalam pemakaian bahasa adalah
pemakai bahasa tersebut, yang berarti bahwa fungsi bahasa tergantung pada
bagaimana bahasa itu dipergunakan oleh pemakainya. Sejak tahun 70an pendekatan
ini dikenal dengan Functional Approach seperti yang dijelaskan oleh Finocchiaro
dan Brumfit (1983) seperti berikut ini:
“Language was much more appropriately classified in terms of what people
wanted to do with the language (functions)… than in terms of the grammatical items
as in traditional language teaching model” (p.12)

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


3 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

Dari penjelasan tersebut diatas maka sebuah bahasa dapat diklasifikasikan


berdasarkan bagaimana seorang pemakai bahasa memerlukan bahasa tersebut untuk
digunakan pada situasi tertentu, sehingga bukan bagaimana bahasa itu dibentuk
seperti halnya yang diajarkan oleh kelompok tradisional yang lebih menekankan
pada sistem dalam sebuah bahasa.
Finocchiaro dan Brumfit (1983) juga mencoba membuat daftar fungsi bahasa
yang biasa diajarkan dalam pemebelajaran bahasa yang diklasifikasikan menjadi 4
kelompok yaitu a) personal; b) direktif, c) referential, dan d) imajinatif. Masing
masing diantaranya meliputi, a) personal dipergunakan, diantaranya, untuk:
mengungkapkan perasaan atau pendapat; membuka dan mengakhiri pembicaraan;
mengundang termasuk cara menerima/menolak undangan, memperkenalkan diri dan
orang lain; menyatakan persetujuan atau penolakan; menginterupsi pembicaraan;
menyampaikan pujian; dan menyampaikan rasa terima kasih. Kelompok kedua yaitu
direktif dipergunakan untuk: meminta sesuatu, memberikan saran, membujuk,
meminta bantuan, dan memberikan instruksi; sedangkan berikutnya adalah fungsi
referential yang meliputi: menanyakan arah, meminta definisi, dan melaporkan;
memberikan evaluasi. Dan yang terakhir, fungsi imajinatif seperti membuat puisi
atau sajak, dan pemecahan masalah atau misteri.
Berdasarkan klasifikasi diatas maka penelitian ini mencoba melihat
bagaimana fungsi bahasa dalam bahasa Jepang dipergunakan sebagai alat
komunikasi, sehingga pengguna bahasanya memiliki ungkapan-ungkapan yang
dapat dipelajarari dan kemudian dipergunakan oleh pembelajar bahasa Jepang.

Analisis Kontrastif
Analisis Kontrastif secara umum dipergunakan sebagai pendekatan dalam
penelitian yang bersifat induktif dengan tujuan untuk mencari elemen yang berbeda
dalam sebuah bahasa (Kardaleska, 2006). Secara umum terminology ini dapat
diartikan sebagai metode untuk menganalisa struktur dari dua bahasa yang berbeda
sehingga dapat diperkirakan tingkat persamaan dan perbedaan diatara keduanya
(Geethakumary, 2006). Adapun persamaan dan perbedaan diantara kedua bahasa
tersebut, menurut Kardaleska, dapat ditinjau dari unsur fonologi, morfologi,

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 4

leksikologi, sintaksis, atau analisis teks. Yang menjadi penting dari hasil analisis ini
adalah hasil analisis akan dapat dimanfaatkan untuk membuat asumsi tentang tingkat
kesulitan yang akan dihadapi pembelajar dalam mempelajari sebuah bahasa target
tertentu.
Analisis kontrastif memberikan dasar obyektif dan ilmiah untuk mengajar
bahasa kedua. Sambil belajar bahasa kedua, jika bahasa ibu pembelajar dan bahasa
target kedua memiliki fitur linguistik signifikan serupa di semua tingkatan struktur
mereka, tidak akan ada banyak kesulitan dalam mempelajari bahasa baru dalam
waktu yang terbatas. Untuk mengetahui struktur secara signifikan serupa pada kedua
bahasa langkah pertama untuk diadopsi adalah bahwa kedua bahasa harus dianalisis
secara independen. Setelah analisis independen, untuk memilah fitur yang berbeda
dari dua bahasa, perbandingan dua bahasa diperlukan. Dari analisis ini sangat mudah
untuk membuat bahwa pada tingkat yang berbeda dari struktur dua bahasa ini ada
beberapa fitur sangat mirip dan beberapa cukup berbeda.
Menurut asumsi populer dari analisis kontrastif, kesamaan struktural akan
menyebabkan fasilitasi dan perbedaan akan menyebabkan gangguan dalam konteks
situasi belajar kedua / bahasa asing. Namun ini hanya prediksi dan pemahaman
parsial dari masalah dan prospek dari situasi kedua / bahasa asing. Masalah pelajar
tidak selalu dibatasi untuk prediksi studi kontrastif. Guru, kompetensi, motivasi dan
sikap peserta didik, metode pengajaran dan bahan ajar adalah variabel lain yang
dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kedua / pengajaran bahasa asing.
Namun, tata bahasa kontrastif sangat berguna untuk guru termotivasi dan pembelajar
untuk proses yang lebih efektif belajar mengajar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana peneliti hanya
memanfaatkan fenomena yang telah ada untuk diteliti sehingga menghasilkan
sebuah gambaran tentang fenomena tersebut. Data yang dipakai berupa kalimat atau
frasa sehingga data penelitian ini merupakan data kualitatif. Adapun pendekatan
yang dipakai adalah kontrastif analisis yang akan membandingkan fungsi bahasa
dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Hasil penelitian merupakan
rekomendasi yang akan disampaikan kepada para penyusun silabus, materi maupun
pengajar bahasa Jepang bagi pembelajar dengan bahasa ibu bahasa Indonesia.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


5 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

Sumber data pada penelitian ini adalah dialog atau sampel dialog yang
disadur dari buku pembelajaran bahasa Jepang berjudul Marugoto jilid A1 seri
katsudou; sedangkan bahasa Indonesia akan memanfatkan data empiris yang
diperoleh berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti, yang kebetulan
memiliki latar belakang penutur asli bahasa Indonesia.

Hasil Dan Pembahasan


Berdasarkan buku Marugoto jilid katsudou A1 sebagai sumber data, disusun
sejumlah 120 data ungkapan. Fungsi bahasa dari ungkapan yang diambil adalah
sebagai berikut: 1) sapaan, 2) perpisahan, 3) berterima kasih, 4) perkenalan, 5)
ketika makan, 6) memberi pujian dan menanggapi pujian, 7) mengajak atau
mengundang, 8) menawarkan, 9) minta tolong, 10) meminta perhatian, 11) membeli
sesuatu, 12) bertamu, 13) menelepon, 14) memberi selamat, dan 15) meminta maaf.
Data-data tersebut diambil baik dalam bentuk kalimat maupun percakapan utuh jika
ada. Berdasarkan pengelompokan Cross-language similarity (Ringbom, H. (2005),
diperoleh 97 data pada kategori hubungan antar kedua bahasa ‘mirip’ (similar
relation), 21 data pada ‘berbeda’ (contrast relation), dan 2 pada ‘sama sekali tidak’
(zero relation).

Tabel 4.1 Ungkapan dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia

No. Ungkapan Ungkapan


Fungsi Bab/hal
Data (bahasa Jepang) (bahasa Indonesia)

(A) おはよ う ご ざいま す。


L1/22 (A) Selamat pagi
1 Ohayoo gozaimasu
(B) Ohayoo gozaimasu (B) Selamat pagi
(A) こ んにちは。
L1/22 (A) Selamat siang
2 Sapaan Konnichiwa.
(B) Konnichiwa. (B) Selamat siang
(A) こ んばんは。
L1/22 (A) Selamat malam
3 Konbanwa.
(B) Konbanwa (B) Selamat malam
(A) さ よう なら 。
4 L1/22 (A) Selamat tinggal
Sayoonara.
Perpisahan
(B) じ ゃ 、 ま た。
5 (B) Sampai ketemu lagi
Jaa, mata.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 6

(A) お先にし つれいし ます。


6 L1/22 (A) Saya pulang duluan, ya.
Osaki ni shitsureishimasu.
(B) お疲れさ までし た。 (B) Terima kasih atas .........
7
Otsukaresama deshita.
(A) (1) あり がと う ございま す。
8 L1/23 (A) (1) Terima kasih.
Arigatou gozaimasu.
Berterima (2) すみま せん。
9 (2) Maaf (terima kasih)
kasih Sumimasen.
(B) いいえ
10 (B) Tidak.
Iie
はじ めまし て。 山田です。
11 L3/32 Perkenalkan. Saya Yamada.
Hajimemashite. Yamada desu.
(A) おなま えは?
12 L3/32 (A) Namanya siapa?
O-namae wa?
(B) ワン です。
13 (B) Saya Wan.
Wan desu.
(B) どう ぞよ ろし く 。 (B) Senang berkenalan dengan
Doozo yoroshiku. anda
14
(A) ど う ぞよろ し く 。 (A) Senang berkenalan dengan
Doozo yoroshiku. anda
(A) はじ めまし て。 キムです。
15 Perkenalan L3/35 (A) Perkenalkan. Saya Kimu.
Hajimemashite. Kimu desu.
どう ぞよ ろし く 。
16 Senang berkenalan dengan anda.
Doozo yoroshiku.
(B) はじ めま し て。 野田です。
17 (B) Perkenalkan. Saya Noda.
Hajimemashite. Noda desu.
どう ぞよ ろし く 。
18 Senang berkenalan juga.
Doozo yoroshiku.
はじ めまし て。 佐藤と 申し ます。
19 L3/35 Nama saya ______ (formal)
Hajimemashite. Satoo to mooshimasu.
どう ぞよろ し く お願いし ま す。 Senang berkenalan dengan anda
20
Doozo yoroshiku onegaishimasu (formal)
いただきま す。
21 L5/44 -
Itadakimasu
Ketika makan
ごちそ う さ ま。
22 L5/44 -
Gochisoosama
(A) こ の人はだれですか。
23 L4/128 (A) Orang ini siapa?
Kono hito wa dare desu ka?
(B) わたし のあにです。
24 (B) Kakakku.
Watashi no ani desu.
(A) へえ、 かっ こ いいですね。
(A) Wah, ganteng ya. Umurnya
25 おいく つですか。
Memberi berapa?
Hee, kakkoii desu ne. Oikutsu desu ka?
pujian/
(B) 33さ いです。
26 membalas (B) 33 tahun.
pujian 33-sai desu.
(A) ど こ にすんでいま すか。
27 (A) Tinggalnya di mana?
Doko ni sundeimasu ka?
(B) 東京にすんでいま す。
(B) Tinggal di Tokyo.
28 かいし ゃ いんです。
Dia pegawai kantor.
Tookyoo ni sundeimasu. Kaishain desu.
29 (A) そ う ですか。 (A) Ooh.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


7 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

Soo desu ka.


(A) こ の子はだれですか。
30 L4/128 (A) Anak ini siapa?
Kono ko wa dare desu ka?
(B) あぁ 、 あにのこ ど もです。
31 (B) Oh, anak kakakku.
Aa, ani no kodomo desu.
(A) かわいいですね。 おいく つですか。
32 (A) Lucu, ya. Umurnya berapa?
Kawaii desu ne. Oikutsu desu ka?
(B) 6 さ いです。
33 (B) 6 tahun.
6-sai desu.
(A)6 さ い。 そう ですか。
34 (A) Oh, 6 tahun.
6-sai. Soo desu ka.
(A) こ のひと はだれですか。
35 L4/128 (A) Orang ini siapa?
Kono hito wa dare desu ka?
(B) ちち です。
36 (B) Ayahku.
Chichi desu.
(A) え、 おと う さ んは6 5 さ いです。
37 (A) Eh, ayah? Berapa usianya?
E, otoosan. Oikutsu desu ka?
(B) ええっ と 、 ち ちは6 5 さ いです。
38 (B) Hmm, umur beliau 65 tahun.
Eetto, chichi wa 65-sai desu.
(A) 6 5 さ い。 おわかいですね。
39 (A) 65 tahun? Masih muda ya.
65-sai. Owakai desu ne.
(B)そう ですか。 ひと り でほっ かいどう にすんでい
ます。 (B) Oh, begitu? Beliau tinggal di
40
Soo desu ka. Hitori de Hokkaidoo ni Hokkaido sendirian.
sundeimasu.
(A) こ のひと 、 だれですか?き れいですね。
41 L4/128 (A) Orang ini, siapa? Cantik ya.
Kono hito, dare desu ka? Kirei desu ne.
(B) いも う と です。 2 2 さ いです。
42 (B) Adikku. Umurnya 22 tahun.
Imooto desu. 22-sai desu.
(A) へえ、 どこ にすんでいますか? (A) Hee, (sekarang) tinggal di
43
Hee, doko ni sundeimasu ka? mana?
(B) フ ラ ンス のパリ です。
いも う と は学生です。 (B) Di Perancis, di kota Paris.
44
Furansu no Pari desu. Imooto wa gakusei Adikku mahasiswa.
desu.
(A) へえ、 そう ですか。
45 (A) Ooh.
Hee, soo desu ka.
(A) いいへやですね。
46 L8/57 (A) Ruangannya bagus ya.
Ii heya desu ne.
(B) どう もあり がと う 。
47 (B) Terima kasih.
Doomo arigatoo.
(A) こ れ、 なんですか。
48 L8/57 (A) Ini apa?
Kore, nan desu ka?
(B) かんこ く のにんぎょ う です。
49 (B) Boneka Korea.
Kankoku no ningyoo desu.
(A) そ う ですか。 きれいですね。
50 (A) Ooh. Cantik ya.
Soo desu ka. Kiree desu ne.
(A) き ょ う はど こ で食べま すか。
51 L6/47 (A) Hari ini mau makan di mana?
Kyoo wa doko de tabemasu ka?
Mengajak/
(B) あのみせで食べま し ょ う 。
52 mengundang (B) Ayo makan di warung itu.
Ano mise de tabemashoo.
53 (A) ラ ーメ ンですか。 (A) Ramen?

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 8

Raamen desu ka?


(B) はい、 あのみせはおいし いですよ 。
54 (B) Ya, warung itu enak lho.
Hai, ano mise wa oishii desu yo.
(A) じ ゃ 、 そう し まし ょ う 。
55 (A) Kalau begitu, ayo.
Jaa, soo shimashoo.
(A) ら いし ゅ う カ ーラ さ んのバース デーパーテ ィ
ーをし ます。 (A) Minggu depan akan
いつがいいですか。 diadakan pesta ulang tahun
56 L10/68
Bu Carla.
Raishuu Kaara-san no baasudee-paathii o
shimasu. Kapan anda bisa?
Itsu ga ii desu ka?
(B) (1) にちよ う びがいいです。
57 (B) (1) Hari minggu saya bisa.
Nichiyoobi ga ii desu.
にち よう びはだいじ ょ う ぶです。 (2) Hari minggu tidak apa-
58
(2) Nichiyoobi wa daijoobu desu. apa.
(3) いつでも いいです。
59 (3) Kapan saja saya bisa.
Itsudemo ii desu.
(4) ど よう びはだめです。
(4) Hari Sabtu saya tidak
60 すみません。
bisa. Maaf.
Doyoobi wa dame desu. Sumimasen.
(A) も し も し 。
61 L10/134 (A) Halo.
Moshi-moshi.
(B) もし もし 、 ジョ イ さ んですか。
キムです。
62 (B) Halo, Bu Joy? Saya Kimu.
Moshi-moshi, Joi-san desu ka? Kimu
desu.
(A) ああ、 キムさ ん、 こ んにち は。
63 (A) Oh, Bu Kim. Selamat siang.
Aa, Kimu-san, konnichiwa.
(B) あのう 、 ら いし ゅ う カ ーラ さ んの
バース デーパーティ ーをし ます。
(B) Begini, minggu depan akan
ジョ イ さ んはいつがいいですか。
64 ada pesta ulang tahun Mbak
Anou, raishuu Kaara-san no baasudee Carla. Bu Joy kapan bisanya?
paatii o shimasu. Joi-san wa itsu ga ii
desu ka?
(A) にちよ う びがいいです。
(A) Saya hari Minggu bisa. Kalau
65 キムさ んは?
Bu Kim?
Nichiyoobi ga ii desu. Kimu-san wa?
(B) わたし ですか。 わたし はいつでもいいです。
(B) Saya? Kalau saya kapan saja
66 Watashi desu ka? Watashi wa itsudemo ii bisa.
desu.
(B) 鈴木さ んはいつがいいですか。
67 L10/134 (B) Bu Suzuki bisa kapan?
Suzuki-san wa itsu ga ii desu ka?
(A) ど よう びはだめです。
いもう と がわたし のいえに来ま す。 すみま せん (A) Saya hari Sabtu tidak bisa.
68 。 Adik saya datang ke rumah.
Doyoobi wa dame desu. Imooto ga Maaf, ya.
watashi no ie ni kimasu. Sumimasen.
(B) にち よう びは?
69 (B) Kalau hari Minggu?
Nichiyoobi wa?
(A) にちよ う びはだいじ ょ う ぶです。
70 (A) Minggu saya tidak apa-apa.
Nichiyoobi wa daijoobu desu.
(B) シン さ んはいつがいいですか。
71 L10/134 (B) Pak Shin bisa kapan?
Shin-san wa itsu ga ii desu ka?

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


9 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

(A) ど よう びはだめです。 し ごと です。


にちよ う びがいいです。 キムさ んは? (A) Saya hari Sabtu tidak bisa.
72 Saya kerja. Saya hari Minggu
Doyoobi wa dame desu. Shigoto desu. bisa. Kalau Bu Kim?
Nichiyoobi ga ii desu. Kimu-san wa?
(B) わたし はいつでも いいです。
73 (B) Saya kapan saja bisa.
Watashi wa itsudemo ii desu.
(A) ら いし ゅ う まつり があり ま すよ 。 (A) Minggu depan ada perayaan,
74 L12/81
Raishuu matsuri ga arimasu yo. lho.
(B) いつですか。
75 (B) Kapan?
Itsu desu ka?
(A)7 がつ2 5 にちです。
76 (A) Tanggal 25 Juli.
Shichi-gatsu nijuu-go-nichi desu.
いっ し ょ にみにいき ませんか。
77 Mau pergi bareng?
Isshoni mi ni ikimasen ka?
(B) (1) いいですね。 いきまし ょ う 。
78 (B) (1) Wah, boleh juga. Ayo.
Ii desu ne. Ikimashoo.
(2) はい、 たぶんだいじ ょ う ぶです。 (2)Ya, sepertinya tidak apa-
79
Hai, tabun daijoobu desu. apa.
(3) 2 5 にちはちょ っ と ...
すみま せん。 (3) Tanggal 25 sepertinya
80
Nijuu-go-nichi wa chotto... agak sulit. Maaf, ya.
Sumimasen
(4) 2 5 にちはだめです。
すみま せん。 (4) Tanggal 25 saya tidak
81
Nijuu-go-nichi wa dame desu. bisa. Maaf, ya.
Sumimasen.
(A) (1) ざんねんです。
82 (A) (1) Sayang sekali.
Zannen desu.
(2) そう ですか。 じ ゃ あ、 ま たこ んど。 (2) Ooh. Kalau begitu, lain
83
Soo desu ka. Jaa, mata kondo. kali ya.
(A) コ ーヒ ー、 のみま すか。
84 L5/43 (A) Mau minum kopi?
Koohii, nomimasu ka?
(B) (1) はい、 おねがいます。
85 (B) (1) Ya, tolong ya
Hai, onegaishimasu
(2) いいえ、 けっ こ う です。
86 (2) Tidak, terima kasih
Iie, kekkoo desu
(A) はい、 どう ぞ。
87 (A) Ini, silakan
Hai, doozo
Menawarkan
(B) すみません。
88 (B) Terima kasih
Sumimasen
(A) おちゃ 、 ど う ぞ。
89 L8/57 (A) Tehnya, silakan
Ocha, doozo
(B) いただき ます。
90 (B) Terima kasih
Itadakimasu
(B) おいし いですね。
91 (B) Enak ya
Oishii desu ne
きいてく ださ い。
92 L2/26 Tolong dengarkan.
Kiite kudasai.
かいてく ださ い。
93 Minta tolong Tolong tuliskan.
Kaite kudasai.
よんでく ださ い。
94 Tolong bacakan.
Yonde kudasai.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 10

3 ページを あけてく ださ い。
95 Tolong buka halaman 3.
San-peeji o akete kudasai.
いっ てく ださ い。
96 Tolong ucapkan.
Itte kudasai.
みてく ださ い。
97 Tolong lihat.
Mite kudasai.
ペアではなし てく ださ い。 Tolong bicarakan dengan
98
Pea de hanashite kudasai. pasangan.
もう いちど おねがいし ます。
99 L2/27 Tolong ulangi sekali lagi.
Moo ichido onegaishimasu.
もう すこ し ゆっ く り いっ てく ださ い。
100 Tolong bicara lebih pelan sedikit.
Mou sukoshi yukkuri itte kudasai.
はい、 おねがいし ます。
101 L5/43 Ya, tolong ya
Hai, onegaishimasu.
はこ のなかにおねがいし ま す。
102 L7/56 Tolong (letakkan) di dalam kotak
Hako no naka ni onegaishimasu
すみま せん。
103 L1/23 Permisi/ maaf.
Meminta Sumimasen.
perhatian あのう 、 おなま えは?
104 L3/32 Permisi, namanya siapa?
Anoo, onamae wa?
(A) いら っ し ゃ いませ。
105 L6/49 (A) Selamat datang
Irasshaimase
(B) すみません。
106 (B) Permisi
Sumimasen
Membeli ハン バーガー、 ひと つく ださ い。
107 Tolong hamburger satu
sesuatu Hanbaagaa, hitotsu kudasai
(A) はい、 ハン バーガーひと つですね。
108 (A) Baik, hamburger satu ya
Hai, hanbaagaa hitotsu desu ne
どう もあり がと う ございます。
109 Terima kasih
Doomo arigatoo gozaimasu
(A) いら っ し ゃ い。
110 L8/37 (A) Selamat datang.
Irasshai
(A) ど う ぞあがっ てく ださ い。
111 Bertamu (A) Silakan masuk.
Doozo agatte kudasai
(B) おじ ゃ ま し ま す。
112 (B) Permisi.
Ojamashimasu
もし も し 。
113 Menelepon L10/68 Halo.
Moshi-moshi
おめでと う !
114 L10/69 Selamat!
Omedetoo!
おたんじ ょ う びおめでと う !
115 L10/69 Selamat ulang tahun!
Memberi Otanjoobi omedetoo!
selamat かんぱい!
116 L10/69 Bersulang!
Kanpai!
あり がと う !
117 L10/69 (B) Terima kasih!
Arigatoo!
(A) すみま せん。
118 L1/23 (A) Maaf.
Sumimasen.
Meminta
(B) いいえ。
119 maaf (B) Tidak apa-apa.
Iie.
120 すみま せん。 おく れま す。 L2/27 Maaf, saya terlambat.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


11 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

Sumimasen. Okuremasu.

Tabel 4.2 Perbandingan antara Ungkapan dalam Bahasa Jepang dan Bahasa
Indonesia

Tingkat kemiripan
Ungkapan
No. Data
(bahasa Jepang)
Similar relation Contrast relation Zero relation
(A) おはよ う ご ざいま す。 Dalam konteks dan makna
Ohayoo gozaimasu yang sama, bahasa
1 Indonesia juga memiliki
(B) Ohayoo gozaimasu ungkapan serupa.

(A) こ んにちは。
2 Konnichiwa. Idem.
(B) Konnichiwa.
(A) こ んばんは。
3 Konbanwa. Idem.
(B) Konbanwa
(A) さ よう なら 。
4 Idem.
Sayoonara.
(B) じ ゃ 、 ま た。
5 Idem.
Jaa, mata.
Dalam konteks yang sama,
bahasa Indonesia juga memiliki
ungkapan yang kurang lebih
mengandung makna dan tujuan
yang sama: minta izin untuk
(A) お先に mendahului meninggalkan
し つれいし ます。 lokasi. Selain itu, dalam bahasa
6
Osaki ni shitsurei Jepang, ungkapan ini
shimasu. digunakan di situasi
formal/sopan; misal: kantor,
lokasi kerja, dll., tidak seperti
dalam bahasa Indonesia yang
cenderung digunakan dalam
konteks yang lebih santai.

Dalam bahasa Indonesia,


ungkapan perpisahan dengan
ucapan terima kasih seperti ini
(B) お疲れさ までし た。 tidak memiliki bentuk tetap
7 seperti pada bahasa Jepang dan
Otsukaresama deshita.
cenderung sangat subjektif,
tergantung dari situasi/kegiatan
yang dibicarakan.

(A) (1) あり がと う
8 ございます。 Idem.
Arigatou gozaimasu.
Orang Jepang juga berterima
(2) すみま せん。
9 kasih dengan menggunakan
Sumimasen. kata maaf. Biasanya ucapan ini
digunakan karena orang yang

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 12

dibantu tersebut merasa telah


menyusahkan orang yang
membantu.

Makna ungkapan ini mirip


(B) いいえ dengan “tidak apa-apa” dalam
10 bahasa Indonesia.Hal ini masih
Iie berkaitan dengan pola pikir
orang Jepang seperti di atas.

はじ めまし て。 山田です。
11 Hajimemashite. Idem.
Yamada desu.
(A) おなま えは?
12 Idem.
O-namae wa?
(B) ワン です。
13 Idem.
Wan desu.
(B) どう ぞよ ろし く 。 Dalam bahasa Indonesia,
Doozo yoroshiku. ungkapan semacam ini tidak
memiliki bentuk tetap seperti
14 pada bahasa Jepang dan
(A) ど う ぞよろ し く 。 cenderung lebih bebas,
Doozo yoroshiku. tergantung dari situasi/kegiatan
yang dibicarakan.

(A) はじ めまし て。 キムです。


15 Hajimemashite. Kimu Idem.
desu.
どう ぞよ ろし く 。
16 Idem.
Doozo yoroshiku.
(B) はじ めま し て。 野田です。
17 Hajimemashite. Noda Idem
desu.
どう ぞよ ろし く 。
18 Idem
Doozo yoroshiku.
Bahasa Jepang memiliki
はじ めまし て。
berbagai tingkat bahasa,
佐藤と 申し ます。 termasuk pula dalam
19 memperkenalkan diri.
Hajimemashite.
Ungkapan ini digunakan dalam
Satoo to mooshimasu. situasi formal.

どう ぞよろ し く お願いし ます。


20 Doozo yoroshiku Idem.
onegaishimasu
Bahasa Indonesia sama
sekali tidak memiliki
ungkapan seperti ini.
Ungkapan ini sering kali
diterjemahkan menjadi
“selamat makan”. Akan
tetapi, terjemahan
いただきま す。 tersebut dalam
21 masyarakat Indonesia
Itadakimasu tidak betul-betul
digunakan. Pada
dasarnya, “itadakimasu”
digunakan sebagai
ungkapan terima kasih
kepada siapapun yang
telah membuat atas
makanan yang diterima.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


13 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

Seperti halnya
“itadakimasu”,
“gochisoosama” juga
digunakan sebagai
ungkapan terima kasih
ごちそ う さ ま。 atas makanan yang
22 diterima. Akan tetapi,
Gochisoosama
“gochisoosama”
diucapkan setelah selesai
makan. Dalam bahasa
Indonesia, tidak ada
ungkapan yang serupa.

(A) こ の人はだれですか。
23 Kono hito wa dare desu
ka?
(B) わたし のあにです。 - Dalam percakapan ini,
24 ungkapan dalam bahasa
Watashi no ani desu.
Jepang yang digunakan
(A) へえ、 かっ こ いいですね。 kurang lebih mirip
おいく つですか。 dengan bahasa
25 Indonesia. Sebagian
Hee, kakkoii desu ne. besar kalimat yang
Oikutsu desu ka? digunakan bukan
(B) 33さ いです。 kalimat utuh dan
26 cenderung dibuat
33-sai desu.
seringkas mungkin.
(A) ど こ に すんでいますか。
27
Doko ni sundeimasu ka? - Dalam memberi pujian,
(B) 東京にすんでいま す。 bentuk kalimat
‘mengkonfirmasi’
かいし ゃ いんです。 sama-sama dipakai
28
Tookyoo ni sundeimasu. dalam kedua bahasa.
Kaishain desu.
(A) そ う ですか。
29
Soo desu ka.
(A) こ の子はだれですか。
30 Kono ko wa dare desu
ka?
(B) あぁ 、 あにのこ ど も です。
31
Aa, ani no kodomo desu.
(A) かわいいですね。 Dalam konteks dan makna
yang sama, bahasa
おいく つですか。
32 Indonesia juga memiliki
Kawaii desu ne. Oikutsu ungkapan serupa.
desu ka?
(B) 6 さ いです。
33
6-sai desu.
(A)6 さ い。 そう ですか。
34
6-sai. Soo desu ka.
(A) こ のひと は だれですか。
35 Kono hito wa dare desu
ka?
(B) ちち です。
36
Chichi desu.
(A) え、 おと う さ んは Idem.
6 5 さ いです。
37
E, otoosan. Oikutsu desu
ka?
(B) ええっ と 、 ち ちは
38 6 5 さ いです。
Eetto, chichi wa 65-sai

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 14

desu.
(A) 6 5 さ い。
39 おわかいですね。
65-sai. Owakai desu ne.
(B)そう ですか。 ひと り でほっ か
いどう にすんでいます。
40 Soo desu ka. Hitori de
Hokkaidoo ni
sundeimasu.
(A) こ のひと 、 だれですか?
きれいですね。
41
Kono hito, dare desu ka?
Kirei desu ne.
(B)
いもう と です。 2 2 さ いです
42 。
Imooto desu. 22-sai desu.
(A) へえ、 どこ に
すんでいま すか? Idem.
43
Hee, doko ni sundeimasu
ka?
(B) フ ラ ンス のパリ です。
いも う と は学生です。
44
Furansu no Pari desu.
Imooto wa gakusei desu.
(A) へえ、 そう ですか。
45
Hee, soo desu ka.
(A) いいへやですね。
46
Ii heya desu ne.
Idem.
(B) どう もあり がと う 。
47
Doomo arigatoo.
(A) こ れ、 なんですか。
48
Kore, nan desu ka?
(C) かんこ く のにんぎょ う です。
49 Kankoku no ningyoo
desu. Idem.
(A) そ う ですか。
きれいですね。
50
Soo desu ka. Kiree desu
ne.
Dalam konteks dan makna
(A) き ょ う はど こ で yang sama, bahasa
食べま すか。 Indonesia juga memiliki
51 ungkapan serupa.
Kyoo wa doko de
tabemasu ka?

(B) あのみせで 食べま し ょ う 。 Kedua kalimat ini memiliki


makna yang sama dan
52 Ano mise de digunakan dalam konteks
tabemashoo. yang serupa.

Dalam konteks dan makna


(A) ラ ーメ ンですか。 yang sama, bahasa
53
Raamen desu ka? Indonesia juga memiliki
ungkapan serupa.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


15 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

(B) はい、 あのみせは


おいし いですよ 。
54 Idem.
Hai, ano mise wa oishii
desu yo.
(A) じ ゃ 、 そう し ま し ょ う 。
55 Idem.
Jaa, soo shimashoo.
Dalam hal menanyakan
(B) ら いし ゅ う カ ーラ さ んのバー kesediaan menerima
スデーパーティ ーをし ます。 ajakan/undangan, bahasa
いつがいいですか。 Indonesia secara umum
menggunakan kata “bisa” dsb.
56 Raishuu Kaara-san no yang memiliki makna potensial
baasudee-paathii o (kemampuan). Sementara itu,
shimasu. bahasa Jepang menggunakan
Itsu ga ii desu ka? kata “ii” yang bermakna
kondisional (baik, bagus, dsb) *.

(B) (1) にちよ う びがいいです。


57 Nichiyoobi ga ii Idem.
desu.
(2) にちよ う びは Dalam konteks dan makna
だいじ ょ う ぶ です。 yang sama, bahasa
58
Nichiyoobi wa Indonesia juga memiliki
daijoobu desu. ungkapan serupa.

(3) いつでも いいです。


59 Idem.
Itsudemo ii desu.
Dalam bahasa Indonesia,
menolak ajakan/undangan
dapat dilakukan dengan
(4) ど よう びは だめです。 mengubah kata “bisa” menjadi
すみません。 “tidak bisa”. Sementara itu,
60 bahasa Jepang menggunakan
Doyoobi wa dame
kata “dame” yang memiliki
desu. Sumimasen.
makna berkebalikan dari “ii” :
(1) kondisi yang tidak baik, (2)
tidak memungkinkan, dst†.

(A) も し も し 。
61 Idem.
Moshi-moshi.
(B) もし もし 、
ジョ イ さ んですか。
62 Idem.
キムです。
Moshi-moshi, Joi-san

*
よ・ い【 良い/善い/▽好い/▽吉い/▽佳い】

[ 形] [ 文] よ・ し [ ク ]
1 ( 多く 「 良い」 「 好い」 と 書く ) 人の行動・ 性質や事物の状態など が水準を 超えて いるさ ま 。
Disandur dari http://dictionary.goo.ne.jp/leaf/jn2/226039/m0u/ 良い / 1 Oktober 2015, pukul 19.46 WIB

だめ【駄目】

名・形動]《5が原義》

よくない状態にあること。また、用をなさない状態にあること。また、そのさま。「暑さで食べ物が―になる」「
重病で、もう―らしい」「―なやつ」
2 効果がないこと。また、そのさま。むだ。「いくら頼んでも―だ」「―でもともと」
3 しようとしてもできないこと。また、そのさま。不可能。「これ以上歩けと言われてもとても―だ」
Disandur dari http://dictionary.goo.ne.jp/leaf/jn2/226039/m0u/ 駄目/ pada tanggal 1 Oktober 2015, pukul 20.32 WIB

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 16

desu ka? Kimu desu.


(A) ああ、 キムさ ん、
こ んにちは。
63 Idem.
Aa, Kimu-san,
konnichiwa.
(B) あのう 、 ら いし ゅ う
カ ーラ さ んの
バース デーパーティ ーをし ま
す。
ジョ イ さ んは
64 Idem.
いつがいいですか。
Anou, raishuu Kaara-san
no baasudee paatii o
shimasu. Joi-san wa itsu
ga ii desu ka?
(A) にちよ う びが いいです。
キムさ んは?
65 Idem.
Nichiyoobi ga ii desu.
Kimu-san wa?
(B) わたし ですか。
わたし はいつでもいいです。
66 Watashi desu ka? Idem.
Watashi wa itsudemo ii
desu.
(B) 鈴木さ んはいつが
いいですか。
67 Idem.
Suzuki-san wa itsu ga ii
desu ka?
(A) ど よう びはだめです。
いもう と がわたし のいえに来
ます。 すみません。
68 Idem.
Doyoobi wa dame desu.
Imooto ga watashi no ie
ni kimasu. Sumimasen.
(B) にち よう びは?
69 Idem.
Nichiyoobi wa?
(A) にちよ う びは
だいじ ょ う ぶです。
70 Idem.
Nichiyoobi wa daijoobu
desu.
(B) シン さ んはいつが
いいですか。
71 Idem.
Shin-san wa itsu ga ii
desu ka?
(A) ど よう びはだめです。
し ごと です。
にちよ う びがいいです。
72 キムさ んは? Idem.
Doyoobi wa dame desu.
Shigoto desu. Nichiyoobi
ga ii desu. Kimu-san wa?
(B) わたし はいつでも
いいです。
73 Idem.
Watashi wa itsudemo ii
desu.
(A) ら いし ゅ う まつり が
74 Idem.
あり ま すよ 。

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


17 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

Raishuu matsuri ga
arimasu yo.
(B) いつですか。
75 Idem.
Itsu desu ka?
(A)7 がつ2 5 にちです。
76 Shichi-gatsu nijuu-go- Idem.
nichi desu.
いっ し ょ にみにいきま せんか
。 Sama seperti penjelasan
77
Isshoni mi ni ikimasen sebelumnya (data no. 53)
ka?
(B) (1) いいですね。 Dalam konteks dan makna
いきま し ょ う 。 yang sama, bahasa
78 Indonesia juga memiliki
Ii desu ne.
Ikimashoo. ungkapan serupa.

(2) はい、 たぶん


だいじ ょ う ぶ です。
79 Idem.
Hai, tabun daijoobu
desu.
- Dalam bahasa Jepang, untuk
menolak ajakan/undangan
seseorang dapat
diungkapkan dengan hanya
mengekspresikan melalui
(3) 2 5 にち は ち ょ っ と ... bahasa tubuh bahwa ia
すみま せん。 keberatan, tanpa harus
80 menyelesaikan kalimat
Nijuu-go-nichi wa penolakan ataupun
chotto... Sumimasen menyertakan alasan. Pada
situasi ini, orang yang
mengajak/mengundang
harus dapat membaca situasi
dan memahami kondisi
lawan bicara.

(4) 2 5 にち は だめです。
すみま せん。
81 Nijuu-go-nichi wa Idem.
dame desu.
Sumimasen.
(A) (1) ざんねんです。
82 Idem.
Zannen desu.
(2) そう ですか。
じ ゃ あ、 ま た こ んど 。
83 Idem.
Soo desu ka. Jaa,
mata kondo.
(A) コ ーヒ ー、 のみますか。
84 Idem.
Koohii, nomimasu ka?
(B) (1) はい、 おねがいます。
85 Idem.
Hai, onegaishimasu
- Dalam bahasa Indonesia,
umumnya kita menolak
tawaran sambil berterima
(2) いいえ、 kasih, dengan asumsi karena
86 けっ こ う です。 orang yang menawarkan
sudah bermaksud baik.
Iie, kekkoo desu
Akan tetapi, dalam bahasa
Jepang, menolak tawaran
umumnya diungkapkan
dengan “kekkoo” yang

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 18

bermakna “cukup”.

(A) はい、 どう ぞ。
87 Idem.
Hai, doozo
- Dalam bahasa Jepang,
(B) すみません。 berterima kasih dapat
88 diucapkan dengan kata
Sumimasen
maaf.

(A) おちゃ 、 ど う ぞ。
89 Idem.
Ocha, doozo
- Pada data sebelumnya,
“itadakimasu” diucapkan
sebelum menyantap
hidangan. Pada situasi ini,
“itadakimasu” diucapkan
(B) いただき ます。 ketika kita hendak
90
Itadakimasu menikmati apa yang
ditawarkan orang lain.
Secara dasarnya,
“itadakimasu” adalah
ungkapan terima kasih atas
makanan yang diterima.

(B) おいし いですね。


91 Idem.
Oishii desu ne
きいてく ださ い。
92
Kiite kudasai.
かいてく ださ い。
93
Kaite kudasai.
よんでく ださ い。
94
Yonde kudasai.
3 ページを あけて く ださ い。
95
San-peeji o akete kudasai. Dalam bahasa Indonesia,
permintaan tolong dapat
いっ てく ださ い。
96 diungkapkan cukup dengan
Itte kudasai. menggunakan kata
みてく ださ い。 “tolong”. Sementara itu,
97 dalam bahasa Jepang, ada
Mite kudasai.
dua ungkapan yang dapat
ペアではなし て く ださ い。 digunakan, yaitu:
98 “kudasai” dan
Pea de hanashite kudasai.
“onegaishimasu”. Kedua
もう いちど おねがい し ま す。 ungkapan ini memiliki
99
Moo ichido onegaishimasu. fungsi yang sama, meski
もう すこ し ゆっ く り いっ てく ださ pada situasi tertentu tidak
bisa saling mensubtitusi.
い。
100
Mou sukoshi yukkuri itte
kudasai.
はい、 おねがいし ます。
101
Hai, onegaishimasu.
はこ のなかにおねがいし ま す。
102 Hako no naka ni
onegaishimasu
Dalam bahasa Indonesia,
baik kata “permisi”
maupun “maaf” lazim
すみま せん。
103 digunakan sebagai
Sumimasen. ungkapan ketika kita
bermaksud meminta
perhatian orang yang
hendak kita ajak bicara.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


19 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

Begitu pula dalam bahasa


Jepang, “sumimasen”
memiliki makna dan fungsi
bahasa yang serupa.

Dalam konteks dan makna


あのう 、 おなま えは? yang sama, bahasa
104 Indonesia juga memiliki
Anoo, onamae wa?
ungkapan serupa.

(A) いら っ し ゃ いませ。
105 Idem.
Irasshaimase

(B) すみません。 Sama seperti penjelasan


106 pada data sebelumnya
Sumimasen (data no. 103)

ハンバーガー、 ひと つく ださ Dalam konteks dan makna


い。 yang sama, bahasa
107 Indonesia juga memiliki
Hanbaagaa, hitotsu
kudasai ungkapan serupa.

(A)
はい、 ハン バーガーひと つで
108 すね。 Idem.
Hai, hanbaagaa hitotsu
desu ne

どう も あり がと う ございま す
109 。 Idem.
Doomo arigatoo
gozaimasu
- Dalam bahasa Indonesia,
kita tidak benar-benar
mengucapkan “selamat
datang” pada orang yang
sedang berkunjung ke
rumah. Kita cukup dengan
mengatakan “silakan
(A) いら っ し ゃ い。 masuk”.
110
Irasshai
- Ketika bertamu, “selamat
datang” dalam bahasa
Jepang memiliki sedikit
perbedaan dengan yang
diucapkan di tempat
umum/toko.

- “silakan masuk” yang


digunakan untuk
mempersilakan tamu masuk
dalam bahasa Jepang,
memiliki ungkapan sendiri:
“doozo agatte kudasai”.
(A) ど う ぞあがっ て く ださ い。 Ungkapan ini dapat
111 diartikan secara harafiah
Doozo agatte kudasai sebagai “silakan naik”.
Ungkapan ini terbentuk
karena rumah-rumah di
Jepang selalu memiliki
‘genkan’, yaitu lantai yang
lebih tinggi pada pintu
masuk.

(B) おじ ゃ ま し ま す。
112 - “permisi” dalam bahasa
Ojamashimasu Indonesia digunakan tidak

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 20

hanya dalam situasi ketika


kita hendak minta izin
membuka pembicaraan,
menyela ataupun
semacamnya. Tetapi juga
dapat digunakan untuk
minta izin masuk ke tempat
milik orang lain.

- Sementara itu,
“ojamashimasu” digunakan
hanya ketika kita minta izin
masuk ke tempat milik
orang lain.

もし も し 。
113 Idem.
Moshi-moshi
おめでと う !
114 Idem.
Omedetoo!
おたんじ ょ う び おめでと う !
115 Idem.
Otanjoobi omedetoo!
Pada umumnya, di Indonesia
tidak ada budaya minum-
minum bersama seperti di
かんぱい! Jepang, sehingga ungkapan
116 “bersulang” tidak terlalu lazim
Kanpai!
digunakan meskipun memang
kita memiliki ungkapan
tersebut.

Dalam konteks dan makna


あり がと う ! yang sama, bahasa
117 Indonesia juga memiliki
Arigatoo!
ungkapan serupa.

(A) すみま せん。


118 Idem.
Sumimasen.
(B) いいえ。
119 Idem.
Iie.
すみま せん。
120 おく れます。 Idem.
Sumimasen. Okuremasu.

Dari analisis ini, dapat kita simpulkan bahwa buku Marugoto jilid katsudou
A1 memang sangat sesuai digunakan untuk mengajarkan pembelajar pemula. Dalam
buku ini, dipilih ungkapan-ungkapan sederhana yang tidak memberatkan pembelajar
untuk memahami bahasa Jepang. Bagi para pengajar, terdapat sejumlah poin yang
harus lebih diperhatikan dalam mengajarkan ungkapan, terutama pada ungkapan
dalam kategori contrast relation dan zero relation.
Pada kategori contrast relation, ungkapan dari kedua bahasa memiliki
perbedaan yang cukup mencolok. Sehingga pembelajar yang sedang berusaha

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


21 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

memahami ungkapan tersebut akan cenderung menitikberatkan ‘perbedaan’ yang


terdapat dari ungkapan pada kedua bahasa. Dalam hal ini, pengajar harus mampu
menguraikan sedemikian rupa perbedaan yang dimaksud dari setiap ungkapan yang
akan diajarkan; apakah pebedaan itu pada situasi penggunaan, cara menyampaikan,
maupun maknanya.
Sementara itu, kategori zero relation berarti pada bahasa pembelajar (dalam
hal ini Bahasa Indonesia) tidak memiliki ungkapan sejenis sebagai pembanding.
Ungkapan yang termasuk kategori ini membutuhkan gambaran situasi untuk
menjelaskan fungsi bahasanya. Gambaran situasi dapat dijelaskan dengan bantuan
media visual seperti gambar, foto, ataupun video.
Berdasarkan data di atas, 97 data dari 120 data merupakan termasuk dalam
similar relation. Data tersebut menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan yang
diperkenalkan dalam buku ini sangat sesuai untuk digunakan pembelajar asing,
terutama pembelajar Indonesia. Sebagian besar ungkapan dapat dipahami dengan
mudah oleh pembelajar Indonesia karena situasi dan fungsi bahasa yang mirip
dengan ungkapan yang digunakan dalam Bahasa Indonesia.
Selain ungkapan yang mudah dipahami, terdapat sejumlah ungkapan yang
memerlukan perhatian lebih dalam pengajaran. Sebanyak 21 data ungkapan dalam
bahasa Jepang merupakan ungkapan yang tergolong kategori contrast relation, dan
2 data ungkapan dalam kategori zero relation. 21 data ungkapan kategori contrast
relation terdapat pada fungsi bahasa 1) salam perpisahan, 2) berterima kasih, 3)
perkenalan, 4) mengungkapkan ajakan/undangan serta menanggapi
ajakan/undangan, 5) menawarkan, 6) bertamu, dan 7) memberi selamat. Ungkapan
kategori contrast relation yang terdapat pada 1) perpisahan, 2) berterima kasih, 3)
perkenalan, dan 7) memberi selamat, tetap harus disampaikan di awal pembelajaran.
Ungkapan-ungkapan tersebut merupakan ungkapan dasar dalam berinteraksi dengan
orang lain sehingga sebaiknya sudah diajarkan sedini mungkin. Metode pengajaran
harus lebih diperhatikan dalam mengajarkan ungkapan-ungkapan ini sehingga
pembelajar mampu memahami tanpa mengalami kesalahan pemahaman. Sedangkan,
dalam mengajarkan mengenai ungkapan 4) ajakan/undangan dan menanggapi
ajakan/undangan, 5) menawarkan, dan 6) bertamu, perlu pertimbangan lebih lanjut.

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 22

Ungkapan tersebut memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk dipahami
pembelajar, sebab ungkapan-ungkapan tersebut erat kaitannya dengan pola pikir,
budaya, dan norma masyarakat Jepang dalam berinteraksi dengan sesama. Oleh
karena itu, dalam mengajarkan ungkapan-ungkapan tersebut, dibutuhkan media
tambahan maupun perluasan ilmu untuk membantu pengajar dalam menjelaskan.
Pada kategori zero relation, ungkapan yang masuk dalam kategori ini
terdapat 2 data, yaitu ungkapan yang digunakan ‘ketika makan’. Dalam bahasa
Jepang, ungkapan “itadakimasu” (いただきます; diucapkan sebelum makan) dan
“gochisoosama” (ごちそうさま; diucapkan setelah makan) tidak memiliki
ungkapan pembanding dalam bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia secara umum
tidak memiliki budaya seperti Jepang: bersama-sama mengucapkan ungkapan terima
kasih atas makanan yang diterima baik sebelum maupun sesudah. Dari segi situasi,
konteks, bahkan fungsi bahasa maupun budaya, masyarakat Indonesia secara umum
tidak memiliki ungkapan yang sejenis. Untuk dapat memahami hal ini, pembelajar
perlu dikenalkan gambaran detil mengenai situasi penggunaan ungkapan ini.
Menurut pengalaman penulis, pengajaran ungkapan ini lebih mudah ketika diajarkan
pada pembelajar yang memang pernah melihat situasi yang dimaksud melalui acara-
acara televisi dari Jepang.

Kesimpulan dan Saran


Perbedaan pola pikir, budaya, dan norma tak jarang ditemui dalam
mempelajari bahasa. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengajar untuk
mengenalkan situasi dan konteks penggunaan ungkapan pada pembelajar sehingga
mereka dapat memahami fungsi dan penggunaannya secara tepat. Seperti yang
ditunjukkan pada pembahasan di atas, ungkapan bahasa Jepang pun tidak lepas dari
pola pikir, budaya, dan norma masyarakat Jepang. Beberapa ungkapan dari buku
ajar Marugoto A1 jilid katsudou yang dimaksud, yaitu: ungkapan ajakan/undangan
dan menanggapi ajakan/undangan, menawarkan, dan bertamu, serta ungkapan yang
tidak ada ungkapan pembanding dari Bahasa Indonesia seperti ungkapan
“itadakimasu”-“gochisoosama”. Maka dari itu, dalam pengajaran ungkapan ada hal-
hal yang perlu perhatian lebih lanjut. Selain diperlukan gambaran situasi terkait

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


23 – Analisis Kontraktif pada Fungsi Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

penggunaan ungkapan yang diajarkan, penjelasan mengenai pola pikir serta norma
di masyarakat Jepang juga diperlukan untuk membantu ketepatan pemahaman
pembelajar sehingga hal ini menuntut perluasan pengetahuan dari pengajar.
Pengenalan pola pikir maupun norma dan budaya masyarakat Jepang dapat
dirancang secara bertahap sepanjang termin pembelajaran. Oleh karenanya, dalam
sequence penempatan urutan materi, ungkapan di atas dapat diletakkan di bagian
mengenah akhir pengajaran dengan asumsi bahwa pembelajar telah cukup mengenal
sedikit banyak pola pikir, norma, maupun budaya masyarakat Jepang. Akan tetapi,
pengalihan materi seperti ini sesekali sulit dilakukan oleh karena fakta bahwa
ungkapan-ungkapan tersebut sangat sering digunakan masyarakat Jepang sehingga
urgensi pemahaman terhadap ungkapan tersebut pun meningkat. Pengajaran
terhadap ungkapan ini dapat dilakukan lebih efisien dengan bantuan media
tambahan seperti gambar, video, atau bahkan mungkin komik maupun permainan
terkait ungkapan yang diajarkan. Media tambahan yang menarik akan lebih memacu
ketertarikan pembelajar sehingga mempermudah proses penyampaian informasi.

Daftar Pustaka
Geethakumary, V. (2002). A Contrastive Analysis of Hindi and Malayalam, PhD
Dissertation, Language in India, Vol. 2 (Diunduh dari
http://repository.um.edu.my/16277/1/LANGUAGE%20IN%20INDIA.pdf 25
September 2015)

Jacobs, G. M., & Ratmanida. (1996). Intergrating language functions and


collaborative skills in the second language classroom. TESL Reporter, 29, 1:
21-33 (diunduh dari
https://ojs.lib.byu.edu/spc/index.php/TESL/article/viewFile/3586/3360 pada tanggal 27
September 2015)

Kinsella, K. (2010). Academic Language Function Toolkit. (diunduh dari


http://www.htsb.org/wp-content/uploads/2014/07/Academic-Language-Functions-toolkit.pdf
pada tanggal 27 September 2015)

Pallotti, G. (2010). Doing interlanguage analysis in school contexts. “Communicative


proficiency and linguistic development : intersections between SLA and language
testing research”. Vol. 1, halaman 159-190. (Diunduh dari
http://eurosla.org/monographs/EM01/159-190Pallotti.pdf pada tanggal 25 September
2015)

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016


Kartika Nuswantara dan Salsabela Putri - 24

Ringbom, H. (2007). Cross-linguistic similarity in foreign language learning.


Clevedon England: Multilingual Matters.

The Japan Foundation. (2013). Marugoto Starter A1 Katsudoo: Coursebook for


communicative language activities. Tokyo: Sanshusha Publishing.

Y. Abe, T. Suzuki, B. Liang, T. Utsuro, M. Yamamoto, S. Matsuyoshi, Y. Kawada.


(2011). Example-based translation of Japanese functional expressions
utilizing semantic equivalence classes. In Proc. MT Summit XIII 4th
Workshop on Patent Translation , halaman 91–103. (Diunduh dari
http://nlp.iit.tsukuba.ac.jp/papers/utsuro/MTSummitXIII_Proceedings_Final-2011-abe-from-
proc.pdf pada tanggal 21 September 2015)

Yuwono, S. E., (2010). Contrastive Analysis of English and Indonesian Noun


Phrase. (diunduh dari http://download.portalgaruda.org/article.php? article=253330
&val=6820&title=CONTRASTIVE%20ANALYSIS%20OF%20ENGLISH%20AND%20I
NDONESIAN%20NOUN%20PHRASE pada tanggal 21 September 2015)

jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 9 No.1, Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai