Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEMINAR LINGUISTIK

ANALISIS KONTRASTIF MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KATA

‘KAO’ DENGAN IDIOM BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA

MUKA

Dosen Pengampu : Adriana Hasibuan SS., M.Hum

Disusun Oleh :

Nama : Yohanna Monalisa Manalu

NIM : 200708087

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023
ABSTRAK
Kata kunci : Kanyouku, Ashi, idiom, padanan
Idiom dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia banyak sekali ditemukan pada
simbol anggota tubuh. Sebagai contohnya idiom yang menggunakan kata ashi “kaki”. Kata
“ashi” dalam bahasa Jepang dan kata “kaki” dalam bahasa Indonesia mempunyai bermacam-
macam makna, tidak hanya diartikan sebagai kaki, tetapi bisa juga diartikan sebagai kehormat
an seseorang. Hal ini menjadi kendala bagi pembelajar bahasa Jepang, karena baik kanyouku
kao maupun idiom muka, tidak bisa di artikan secara makna leksikalnya saja. Ditambah lagi,
makna kata kao dan muka telah mengalami perluasaan makna. Oleh sebab itu, penulis tertarik
untuk menganalisa makna idiom yang menggunakan kata „kao‟ dan padanannya dengan idio
m bahasa Indonesia khsusnya yang menggunakan kata „muka‟.
Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini
adalah majalah dan koran Jepang. Obyek data dalam penelitian ini adalah kanyouku yang me
nggunakan kata „kao‟. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, kemudian dil
anjutkan dengan teknik analisis data yang menggunakan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP).
Berdasarkan hasil penelitian ini, dari 15 kanyouku yang telah dibahas, makna idiomatikal dal
am bahasa Indonesia dan bahasa Jepang khususnya yang menggunakan kata „muka‟ digunak
an untuk menyatakan reputasi seseorang, harga diri seseorang, emosi seseorang, dan menyata
kan kedatangan disuatu pertemuan hanya untuk sekedar basa-basi. Sedangkan, secara leksikal
makna kata kao(muka) telah mengalami perluasaan, namun ada pula yang dapat diartikan ata
u dipahami secara leksikalnya saja. Dari 15 kanyouku terdapat 10 kanyouku yang memiliki p
adanan dalam bahasa Indonesia. Dari 10 kanyouku tersebut terdapat pula persamaan dan perb
edaan. Persamaan kanyouku kao dengan padanan dalam bahasa Indonesia, ialah terletak pada
makna idiomatikalnya dan majas, sedangkan perbedaan terletak pada makna leksikal dan maj
asnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna. Semanti

k mempunyai peranan penting, karena bahasa yang digunakan dalam komunikasi fungsinya a

dalah untuk menyampaikan suatu makna kepada lawan bicara. Setiap penelitian yang berhub

ungan dengan bahasa, pada hakikatnya tidak terlepas dari makna.

Salah satu kajian dari semantik adalah idiom (kanyouku). Setiap negara mempunyai idiom

negaranya masing-masing, begitu juga Indonesia dan Jepang. Dikarenakan maknanya yang k

husus, terkadang pembelajar bahasa asing sulit untuk mengartikannya. Begitupun dengan pe

mbelajar bahasa Jepang, ketika menemukan idiom dalam bahasa Jepang, lalu diterjemahkan l

angsung ke dalam bahasa Indonesia, tidak selalu memiliki arti yang sama.

Saeed (1980-4) menyatakan bahwa idiom adalah sejumlah kata yang dipakai bersama yan

g memiliki arti yang berbeda dari arti masing-masing kata pembentuk idiom itu. Selain itu, C

owie (2009) menceritakan bahwa idiom itu pada mulanya merupakan suatu frase atau kelomp

ok kata dengan arti yang bersifat literal. Namun karena pemakaian dalam waktu lama yang di

ulang-ulang, terjadilah sifat membeku pada frase/kelompok kata tersebut sehingga tercipta art

i baru. Dengan demikian, idiom tersebut menjelma menjadi leksikon baru (leksikon dalam art

i khasanah leksem, bukan dalam arti kekayaan kata sebuah bahasa).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sa

ma dengan gabungan makna unsumya. Ahli linguistik Jepang, Miyaji Yutaka (1982:238) men

yatakan bahwa idiom atau kanyouku adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang mempun

yai perpaduan kata-kata yang relatif sulit dan secara keseluruhan menjadi kata yang memiliki

arti yang tetap, sehingga menjadi suatu pengertian yang umum. Baik dalam bahasa Indonesia
maupun bahasa Jepang, idiom atau kanyouku memiliki arti tetap dan bukan terbentuk dari ma

kna asli kata-kata pembentuknya, sehingga cara untuk memahaminya adalah dengan mengha

pal maknanya.

Banyak idiom dalam bahasa Jepang yang menggunakan bagian tubuh manusia sebagai sal

ah satu kata pembentuknya. Contohnya idiom yang terbentuk dari kata 'kao' yang berarti

wajah, banyak ditemukan penggunaannya di dalam bahasa Jepang. Salah satu contoh kalimat

yang mengandung idiom 顔 'kao' adalah :

地域の行事に積極的に参加し、顔を売ることにしたのです。

“Chiiki no gyouji nisekkyokuteki ni sanka shi, kao o uru koto ni shita no desu”

Artinya :

顔 = wajah, 売る= menjual

Menjual wajah = mempromosikan diri agar keberadaan dirinya diketahui oleh orang banyak.

Sehingga kalimat tersebut memiliki arti :

Makna sebenarnya : “Saya memutuskan untuk secara aktif berpartisipasi dalam acara daerah

dan menjual wajah saya.”

Makna idiom : “Saya memutuskan untuk mempromosikan diri dan berpartisipasi aktif di acar

a daerah.”

Berdasarkan contoh di atas, terdapat hal-hal menarik yang dapat diteliti dalam pemakaian

idiom bahasa Jepang. Dalam menerjemahkan idiom bahasa Jepang, pembelajar tidak dapat ha

nya menggunakan pikiran saja, tetapi juga perasaan untuk benar-benar memahami arti sebena

mya. Meskipun pembelajar bahasa Jepang memahami makna masing-masing kata pembentuk

nya, tetapi belum tentu dapat memahami makna kalimat secara keseluruhannya.
Makna idiom yang berbeda dengan makna sesungguhnnya ini yang menyebabkan kesulita

n untuk para pembelajar bahasa Jepang dalam memahaminya. Biasanya para pembelajar baha

sa Jepang cenderung mengartikan idiom berdasarkan makna harfiah kata-kata pembentuknya.

Terkait dengan pembelajaran bahasa Jepang, ditemukan beberapa persamaaan dan perbed

aan dalam idiom bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Contohnya dalam bahasa Indonesia ter

dapat idiom bermuka suram yang berarti tampak sedih, murung sedangkan dalam bahasa Jep

ang terdapat idiom kao o kumoraseru, yang memiliki arti sebenarnya "raut wajah muram kare

na sedih,khawatir" atau secara idiomatikal berarti mengaburkan muka. Kesamaan arti ini juga

menjadikan ketertarikan sendiri bagi penulis untuk membandingkan perbedaan antara idiom b

ahasa Indonesia dengan idiom bahasa jepang.

Dalam kajian bahasa proses membandingkan dua bahasa disebut dengan analisis kontrasti

f. Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa menyatakan b

ahwa analisis kontrastif adalah komparasi sistem sistem linguistik dua bahasa, misalnya siste

m bunyi atau sistem gramatikal. Analisis kontrastif dikembangkan dan dipraktekkan pada tah

un 1950-an dan I 960- an, sebagai suatu aplikasi linguistik struktural pada pengajaran bahasa,

dan didasarkan pada asumsi-asumsi berikut ini :

a. Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa baru disebabkan oleh in

terferensi dari bahasa pertama.

b. Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diperkirakan oleh analisis kontras

tif.

c. Materi atau bahan pengajaran dapat memanfaatkan analisis kontrastif untuk menguran

gi efek-efek interferensi.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengambil judul "Analisis Kontrastif Makna

Kanyouku yang Menggunakan Kata 顔 'kao' dengan Idiom Bahasa Indonesia yang Mengguna

kan Kata 'Muka'.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Makna apa kah yang terkandung dalam kanyouku yang menggunakan kata kao dalam

bahasa Jepang dan idiom yang menggunakan kata muka dalam bahasa Indonesia dilih

at secara lesikal dan makna idiomatikal?

2. Apakah padanan yang cocok bagi kanyouku yang menggunakan kata kao dalam bahas

a Jepang dengan idiom yang menggunakan kata muka dalam bahasa Indonesia?

3. Apa persamaan dan perbedaan kanyouku yang menggunakan kata kao bahasa Jepang

dengan muka dalam bahasa Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Untuk memahami makna yang terkandung pada kanyouku yang menggunakan kata

kao dalam bahasa Jepang dengan idiom yang menggunakan kata muka dalam bahasa I

ndonesia dilihat secara lesikal dan idiomatikal.

2. Mencari padanan makna idiom 顔 'kao' bahasa Jepang dengan idiom 'muka' dalam ba

hasa Indonesia.

3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kanyouku yang menggunakan kata kao b

ahasa Jepang dengan idiom yang menggunakan kata muka bahasa Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian

1. Pembelajar bahasa pada umunya, pembelajar bahasa Jepang serta penulis dapat denga

n mudah mengetahui dan memahami makna idiom kao dalam bahasa Jepang dengan i

diom yang mengunakan kata muka dalam bahasa Indonesia. Serta mengetahui persam

aan dan perbedaan maknanya.

2. Meningkatkan minat pembelajar bahasa Jepang dalam menambah wawasan mengenai

kanyouku bahasa Jepang.

1.5. Ruang Lingkup Pembahasan

Berdasarkan dari masalah di atas, perlu dilakukannya batasan pembahasan permasalahan. Hal

ini bertujuan agar pembahasannya tidak terlalu luas, sehingga objek pembahasan dapat fokus

dan lebih diperjelas. Penulis hanya akan meneliti makna kanyouku yang menggunakan kata

kao dalam bahasa Jepang dengan idiom yang menggunakan kata muka dalam bahasa Indones

ia baik makna lesikalnya maupun makna idiomatikalnya, meneliti persamaan dan perbedaan

kanyouku yang menggunakan kata kao bahasa Jepang dengan muka dalam bahasa Indonesia,

dan mencari padanan makna idiom 顔 'kao' bahasa Jepang dengan idiom 'muka' dalam bahasa

Indonesia.

1.6. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang kanyouku cukup banyak. Beberapa hasil penelitian mengenai kanyouku

telah ada yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hannah Kory Malinda (2015) yang meneliti te

ntang kanyouku kao. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitiannya

hanya meneliti makna kanyouku kao beserta padanannya dalam bahasa Indonesia. Sedangkan

pada penelitian ini, peneliti menganilisis Kontrastif Makna Kanyouku yang Menggunakan Ka

ta 顔 'kao' dengan Idiom Bahasa Indonesia yang Menggunakan Kata 'Muka'.


1.7. Kerangka Teori

Dalam mengadakan sebuah penelitian, teori merupakan salah satu unsur yang sangat penti

ng, karena melalui teori, kita dapat memahami objek penelitian dengan baik. Dalam penelitia

n ini, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dib

ahas, antara lain :

1. Teori mengenai analisis kontrastif dalam buku Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa

oleh Henry Guntur Tarigan. Beliau menyebutkan bahwa yang disebut dengan analisis

kontrastif adalah komparasi sistem-sistem linguistik antara dua bahasa, BI dan B2 yan

g menghasilkan identitikasi perbedaan antara kedua bahasa tersebut.

2. Teori mengenai pengklasifikasian makna idiom bahasa Jepang dalam buku Reikai Ka

nyouku Jiten oleh Inoue Mune, yang membagi kanyouku dalam 5 jenis, yaitu :

1) Kankaku, kanjyou wo arawasu kanyouku

2) Karada, seikaku, taido wo arawasu kanyouku

3) Koui, dousa, koudou wo arawasu kanyouku

4) Joutai, teido, kachi wo arawasu kanyouku

5) Shakai, bunka, seikatsu wo arawasu kanyouku

3. Teori mengenai idiom bahasa Indonesia dalam buku Pengantar Semantik Bahasa Indo

nesia oleh Abdul Chaer. Dalam buku tersebut, Abdul Chaer membagi idiom dalam du

a jenis, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian.

1.8. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kontrastif.

yaitu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data, analisis data dan perbandingan has

il analisis data atau juga dikenal dengan dengan analisis kontrastif untuk menunjukan persam
aan dan perbedaan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dijaba

rkan dalam masalah praktis (kridalaksana, 1982:11).

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah masalah kanyouku yang menggunakan kata kao d

alam bahasa Jepang dengan idiom muka dalam bahasa Indonesia. Sesuai dengan sasaran mas

alah yang akan diteliti yaitu kontrastif kanyouku yang menggunakan kata kao dalam bahasa J

epang dengan idiom muka dalam bahasa Indonesia, maka jelas akan didapat persamaan-persa

maan dan perbedaan-perbedaan penggunaan idiom tersebut dari kedua bahasa tersebut. Terleb

ih lagi kedua bahasa tersebut tidak serupun, maka kemungkinan adanaya perbedaan-perbedaa

n dalam penggunaanya besar sekali. Dalam menganalisis makna idiom tersebut, penulis meng

gunakan konsep gramatikal, sebab baru akan jelas maknanya jika digunakan dalam kalimat (s

utedi, 2003: 17).

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3. Teknik Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data dengan memakai studi literatur atau studi kepustakaan, dima

na penulis meneliti buku-buku yang dijadikan objek penelitian, mengumpulkan sumber lain y

ang dapat mendukung masalah yang akan dibahas sebagai bahan referensi.

Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data makna apa yang terkandung dalam kanyouku yang menggunakan

kata kao dalam bahasa Jepang dan idiom yang menggunakan kata muka dalam bahasa

Indonesia dilihat secara lesikal dan makna idiomatikal dari blog bahasa Jepang
2) Mencari persamaan serta perbedaan idiom dalam bahasa Jepang dengan idiom dalam

Bahasa Indonesia.

3) Mencari padanan yang cocok bagi kanyouku yang menggunakan kata kao dalam baha

sa Jepang dengan idiom yang menggunakan kata muka dalam bahasa Indonesia dari

internet.
BAB II

ANALISIS DATA

2.1. Deskripsi Data

Untuk menganalisis data-data penelitian dalam bab ini, penulis mengumpulkan data objek

dan mencatat data yang akan dianalisa yang berhubungan dengan kanyouku yang menggunak

an kata ashi dan idiom yang menggunakan kata kaki. Objek dalam penelitian ini adalah kany

ouku dengan makna kata ashi dalam buku sanseido jitsuyou kanyouku no jiten ( 三省堂実用

慣 用句の辞典). Dan idiom yang menggunakan kata kaki dalam Kamus Ungkapan Bahasa In

donesia (Chaer,1997).

Anda mungkin juga menyukai