Anda di halaman 1dari 13

EDUJAPAN

Vol. 1, No. 2, Oktober 2017, pp. 185-197

KAJIAN SEMANTIK KANYOUKU


YANG MENGGUNAKAN KATA “KOE ” (声)
Dwi Prihanti Moehardini1*, Nuria Haristiani2, Dedi Sutedi3

Departemen Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Pendidikan Indonesia


Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia
*e-mail: dwi.prihantim@yahoo.co.id

Abstrak
Studi penelitian berdasarkan semantik (imiron) merupakan bagian dari linguistik (gengogaku) yang
meneliti maknanya. Tentu studi tentang makna ini sangat penting dan memiliki peran karena dalam
bahasa jepang ada makna. Sehingga saat kita menyampaikan informasi kepada orang lain, orang
tersebut akan mengerti arti dari apa yang kita katakan karena makna yang terkandung dalam bahasa
tersebut diserap dengan baik oleh orang lain. Kanyouku (idiom) adalah kombinasi dari dua atau lebih
kata yang memiliki arti tertentu namun sulit untuk dipahami, dan merupakan kombinasi dari arti kata
pembentuknya. Meski itu adalah kombinasi dari masing-masing makna, namun pengucapannya
menunjukkan arti lain. Kanyouku sering memiliki arti yang sangat berbeda dari makna leksikal kata
pembentuknya. Dalam penelitian ini penulis fokus pada kanyouku yang terdiri dari kata koe.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna leksikal dan idiomatik kanyouku yang mengandung
kata koe. Dan begitu juga sesuai dengan wacana. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan 23 kanyouku yang menggunakan kata koe. Dari 23
kanyouku diambil 12 kanyouku yang sering digunakan saat belajar dan berkomunikasi dalam bahasa
Jepang. Arti kanyouku yang mengandung metafora adalah 4, metonimi adalah 6, sinekdoke adalah 2
idiom.

Keyword : kanyouku; koe; idiom; semantik

Abstract
Study research based on semantics (imiron) is a part of linguistics (gengogaku) which examines the
meaning. Of course the study about this meaning is very important and have a role because in the
Japanese language there is meaning. So that when we convey information to the other person, the
person will understand the meaning of what we say because the meaning contained in the language is
well absorbed by the other person. Kanyouku (idiom) is a combination of two or more words that have
a certain meaning but is difficult to comprehend, and is a combination of the meanings of the word
formers. Although it is a combination of each meaning, but the pronunciation shows another meaning.
Kanyouku often have a very different meaning from the lexical meaning of the word formers. In this
study the authors focus on kanyouku that consisting the word of koe. This study aims to determine the
meaning of lexical and idiomatic meanings of kanyouku containing the word koe. And as well as
according to the figure of speech. This study used descriptive qualitative method. The result of this
study found 23 kanyouku that use the word koe. From 23 kanyouku taken 12 kanyouku that often used

185
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang
Menggunakan Kata ‘Koe’ (声)

when studying and communicating in Japanese. The meaning kanyouku that containing metaphoric is
4, metonymy is 6, synecdoche is 2 idioms.

Keywords : kanyouku; koe; idioms; semantics

Pendahuluan
Istilah semantik dalam bahasa
Jepang disebut imiron yang merupakan
cabang linguistik yang mengkaji tentang Kanyouku sangat jarang digunakan oleh
makna. Sutedi (2011, hlm. 127) menyatakan pembelajar bahasa Jepang dikarenakan
bahwa semantik (imiron) merupakan salah ketidak pahaman pembelajar terhadap
satu cabang Linguistik (gengogaku) yang kanyouku itu sendiri. Dan seringkali
mengkaji tentang makna. Objek kajian pembelajar mengartikan kanyouku
semantik antara lain makna kata (go no imi), berdasarkan makna leksikal atau makna
relasi makna antar satu kata dengan kata yang sebenarnya dari kata yang
lainnya (go no imi kankei), makna frasa (ku bersangkutan. Seperti pada contoh (1) 腹が
no imi), dan makna kalimat (bun no imi). 立 つ (hara ga tatsu). Bila dilihat secara
Alwasilah (1993, hlm. 165) idiom makna leksikal atau makna yang sebenarnya,
adalah grup kata-kata yang mempunyai maka frase hara ga tatsu diartikan “perut
makna tersendiri yang berbeda dari makna berdiri”. Namun tidak demikian dalam
tiap kata dalam grup itu. Idiom tidak bisa kanyoku. Penggunaan kanyouku 腹が立つ
diterjemahkan secara harafiah ke dalam (hara ga tatsu) memiliki makna “marah”.
bahasa asing. Idiom adalah persoalan
Selain itu, misalnya pada (2) 顔が
pemakaian bahasa oleh penutur asli. Dalam
bahasa Indonesia kita mempunyai idiom 広 い (kao ga hiroi), yang bila
panjang tangan, jantung hati, makan hati, diterjemahkan secara leksikal, maka akan
dan sebagainya. Orang asing yang sudah berarti “muka lebar” atau “wajah yang
mengerti kata jantung dan hati tidak bisa luas”. Bila kita tidak paham bahwa idiom
langsung menyelami makna jantung hati. itu tidak bisa diartikan secara leksikal saja,
Dalam bahasa Jepang idiom disebut maka kita akan mengira ada orang yang
dengan kanyouku. Menurut Yasuo wajahnya lebar. Padahal sebenarnya dapat
Kuramochi dan Yukiko Sakata dalam diartikan secara idiomatikal 顔 が 広 い
Rustini (2010, hlm. 2) menyatakan bahwa (kao ga hiroi) itu adalah “kenalannya
kanyouku adalah : “Futatsu ijyou no tango banyak”.
ga kimatta musubitsuki o shiteite sorezore Oleh karena itu, makna idiomatik
no tango no imi o tada tsunagi awasete mo adalah makna yang terdapat pada
rikai dekinai betsu no imi o arawasu iikata kelompok kata tertentu yang tidak dapat
o kanyoku to yondeimasu . “ Yang diartikan ditelusuri asal usul kemunculannya, dan
bahwa : yang disebut kanyoku adalah dua makna ini bersifat kiasan. Bila contoh di
buah kata atau lebih yang memiliki atas merupakan contoh dari penggunaan
hubungan, serta mengungkapkan makna dari kanyouku yang terbentuk dari kata hara
masing-masing kata tersebut. ( 腹 ) dan kao ( 顔 ), maka penulis akan
Dari beberapa pengertian diatas menyoroti kanyouku yang terbentuk dari
dapat diambil kesimpulan bahwa kanyouku kata koe (声). Contoh : (3) 声を落とす
adalah gabungan dari dua kata atau lebih (koe o otosu) yang bermakna
yang membentuk sebuah makna yang leksikal ”menjatuhkan suara”. Jika
berbeda dengan makna leksikalnya. menemukan sebuah kalimat ”みんなが寝
たから声を落としてしゃべる。”
(Minna ga neta kara koe o otoshite

186
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

shaberu. ) mungkin ada sebagian orang Berikut ini penelitian terkait


yang mengartikannya : “Karena mengenai kanyouku yang telah diteliti oleh
semuanya sudah tidur, jadi ngobrolnya beberapa peneliti dengan menggunakan tiga
dengan menjatuhkan suara” sehingga jenis majas yaitu metafora, metonimi, dan
kalimat tersebut menjadi rancu dan sulit sinekdoke. Metode yang digunakan ialah
dipahami. Namun bila memahami dan metode deskriptif dan merupakan penelitian
mengetahui tentang kanyouku yang kualitatif yang datanya berupa tulisan,
menggunakan kata koe, maka kalimat tadi catatan kalimat yang diperoleh dari berbagai
tidak akan diartikan secara leksikal saja, sumber nyata (jitsurei). Penulis menjadikan
namun akan diartikan berdasarkan makna penelitian tersebut sebagai referensi.
idiomatikal yang terkandung dalam
kanyouku koe tersebut, sehingga akan Oktaheryanta (2015) meneliti
diartikan : “Karena semuanya sudah tidur, tentang Kanyouku Dalam Bahasa Jepang
jadi ngobrolnya pelan-pelan.” yang Menggunakan Kata Mizu. Tujuan
Apabila tidak memahami makna penelitiannya adalah untuk mendeskripsikan
kanyouku dengan baik, sering terjadi salah idiom bahasa Jepang yang menggunakan
pengertian akan pesan yang disampaikan. kata mizu, dan memberikan pengetahuan
Perbedaan secara idiomatikal dan leksikal mengenai idiom dalam bahasa Jepang
inilah yang sulit dipahami dan menjadi salah kepada pembaca sehingga ilmu pengetahuan
satu masalah bagi pembelajar bahasa Jepang. dalam bidang kebahasaan terutama
Bagi orang asing kanyouku tidak bisa linguistik menjadi lebih spesifik. Metode
dipelajari secara instant, dikarenakan di yang digunakan adalah metode deskriptif.
dalam kanyouku terdapat makna idiomatikal Oktaheryanta membahas mengenai 15 buah
dan makna leksikal. Selain itu jarang ada kanyouku yang terbentuk dari kata mizu
kamus atau buku ajar yang membagi yang diambil dari tiga kamus kanyouku
kanyouku berdasarkan tingkatannya yaitu Kazuhide Jyukugo Kanyouku Jiten
(shokyuu, chuukyuu, jyokyuu) agar mudah oleh Charles Corwin (1994), Jitsuyou
dipelajari dan dihafalkan. Kotowaza Kanyouku Jiten oleh Yasuo
Sudah banyak penelitian mengenai Kuramochi (1987), dan Kanyouku No Imi To
kanyouku. Kebanyakan penelitian Youhou oleh Miyaji Yutaka (1987).
membahas kanyouku yang berhubungan
dengan anggota badan seperti kanyouku Rustini (2010) meneliti tentang
atama, kao, me, hana, kuchi, mimi, kubi, te, Analisis Makna Kanyouku yang Terbentuk
ashi, ki, dan lain sebagainya. Namun belum dari Kata Ki ( 気 ) Dalam Bahasa Jepang.
ada penelitian kanyouku mengenai anggota Tujuan dari penelitiannya adalah untuk
badan yang berhubungan dengan koe (suara) mengetahui kanyouku yang terbentuk dari
padahal banyak kanyouku koe yang sering kata ki ( 気 ) yang kerap digunakan dan
kita jumpai ketika berkomunikasi dalam penggunaannya dari segi gramatikal dan
bahasa Jepang. Misalnya koe o kakeru, koe o situasi. Metode yang digunakan adalah
otosu, koe o tateru, koe o ageru, koe ga metode deskriptif. Dalam penelitiannya,
kakaru dan lain sebagainya. Berdasarkan hal Rustini menggunakan beberapa kamus dan
tersebut, penulis akan mengkaji kanyouku buku, yaitu Reikai Kanyouku Jiten (1998),
yang menggunakan kata “koe” ( 声 ) Jiko Kotowaza Kanyouku Jiten (1999),
berdasarkan kajian semantik, dengan judul Gakushuu Kokugo Jiten (1987), Neruson
“Kajian Semantik Kanyouku yang Saishin Kanji Jiten (2008), Kenji Matsura
Menggunakan Kata “Koe” (声)” Nihongo-Indoneshiago Jiten (1994),
Hyoujun Nihon-Indoneshiago Jiten (1999).
Penelitian Terdahulu

187
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

TSAI Yu-lin, SENBA Mitsuaki, masing-masing kanyouku yang terbentuk


WANG Ming-tung (2010) meneliti tentang dari kata koe.
「気」が句頭に位置する慣用句について
-慣用句教材を編纂する手かがりとして Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan analisis data
の一考察- yaitu analisis kanyouku yang
pada beberapa sumber, maka dapat diketahui
menggunakan kata ki (気) untuk penyusunan bahwa terdapat 23 macam kanyouku yang
bahan ajar yang berhubungan dengan idiom. yang terbentuk dari kata koe. Dari 23 macam
Pada penelitian tersebut ditemukan 71 kanyouku tersebut diambil 12 kanyouku
kanyouku yang terbentuk dari kata ki (気) yang sering dipakai ketika mempelajari dan
pada 3 kamus. atau berkomunikasi dalam bahasa Jepang.
12 kanyouku tersebut memiliki makna
Metode leksikal dan idiomatikal serta memiliki
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk keterkaitan antara kedua maknanya. 12
mengetahui makna leksikal dan makna macam kanyouku itu adalah sebagai berikut :
idiomatikal dari kanyouku yang terbentuk
dari kata koe (声), serta untuk mengetahui 1. 声を落とす (Koe o otosu)
hubungan antara makna leksikal dan Koe o otosu memiliki makna leksikal
idiomatikalnya. Berdasarkan tujuannya oleh menjatuhkan suara atau menurunkan suara.
karena itu, metode yang akan digunakan Otosu memiliki arti menjatuhkan atau
dalam penelitian ini adalah metode analisis menurunkan sehingga dari makna
deskriptif. leksikalnya akan tergambar menjatuhkan
Sesuai dengan metode penelitian atau menurunkan suara dari atas ke bawah
yang digunakan, yaitu metode deskriptif yang terkesan janggal. Sedangkan makna
kualitatif, maka teknik pengumpulan data idiomatikalnya yaitu :
yang akan digunakan oleh peneliti adalah
「周囲の人に聞かれないように、また、
studi literatur atau studi kepustakaan untuk
memperoleh data yang relevan yaitu dengan 迷惑にならないように、それまでより声
cara mengumpulkan tulisan atau buku-buku の調子を下げる。」
khususnya kamus yang berhubungan dengan "Shuui no hito ni kikarenai youni, mata,
kanyouku, penelitian terdahulu, artikel, dan meiwaku ni naranai youni, soremade yori
sumber-sumber tulis lainnya. Sumber data koe no choushi o sageru. "
yang akan digunakan adalah Reikai ‘Merendahkan suara dengan maksud agar
Kanyouku Jiten, Koji Kotowaza-Kanyouku tidak didengar dan tidak mengganggu orang
Jiten, Yourei De Wakaru Kanyouku Jiten, yang ada di sekitar.’
Seigo Hayashi Koji Kotowaza Kanyouku, (Yahata, 2010, hlm. 304)
Risou No Kokugo Jiten, Kokugo Kanyouku (86) ここから先は秘密だよと、彼は急
Daijiten, Poketto Han Kanyouku Koji に声を落として話し始めた。
Kotowaza Jiten, CiNii, Weblio. “Koko kara saki wa himitsu dayo to, kare
Kemudian setelah terkumpul, maka wa kyuu ni koe o otoshite hanashi
akan dicari kanyouku yang mengandung hajimeta. ”
unsur koe di dalamnya, selanjutnya dikaji “ ’Yang ini dan seterusnya rahasia loh ya”,
mulai dari berapa jumlahnya, macamnya, kemudian ia mulai mengecilkan suara dan
menganalisa maknanya secara leksikal dan memulai pembicaraan. ”
idiomatikal, menganalisa keterkaitan antara (Tsuchiya, 2014, hlm. 159)
makna leksikal dan idiomatikalnya dengan
menggunakan 3 majas yaitu metafora, Berdasarkan contoh nomor (86)
metonimia, dan sinekdok, kemudian mencari kanyouku koe o otosu diartikan dengan
tahu kesan yang terkandung di dalam “mengecilkan suara”. Pada contoh nomor
(86) karena akan menceritakan sebuah

188
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

rahasia (himitsu) maka orang tersebut kalimat nomor (88) guru berteriak demi
berbicara dengan mengecilkan suaranya agar mencari anak yang hilang agar anak yang
rahasia (himitsu) nya tersebut tidak hilang tersebut dapat mendengar suara
terdengar oleh orang lain. Merendahkan atau gurunya. Pada situasi tersebut adanya
mengecilkan volume suara memiliki keterkaitan antara “mengeringkan suara”
kedekatan makna dengan menjatuhkan atau dan “berteriak dengan keras” karena
menurunkan yaitu membuat sesuatu mempunyai hubungan sebab-akibat yaitu
berpindah atau berubah dari tempat yang ketika mengeluarkan suara keras secara
tinggi ke tempat yang rendah. Berdasarkan berlebihan tentu saja suara akan menjadi
hubungan kedua makna tersebut, koe o otosu kering dan serak. Maka dari itu, pada
berarti kegiatan menurunkan volume suara kanyouku koe o karasu terdapat perluasan
agar tidak mengganggu orang yang ada makna leksikal dan idiomatikal secara
disekitar. metonimia dikarenakan makna leksikal
Pada kanyouku koe o otosu terdapat karasu yakni “membuat kering“ dan
perluasan makna leksikal dan idiomatikal “berteriak dengan keras sampai suara kering”
secara metonimia dikarenakan makna mempunyai kedekatan makna. Maka dari itu
leksikal otosu yakni “menurunkan“ atau koe o karasu memiliki makna idiomatikal
“menjatuhkan” mempunyai keterkaitan mengeluarkan suara terlalu keras sehingga
makna dengan “merendahkan”. Maka dari membuat suara menjadi serak dan tergolong
itu koe o otosu memiliki makna idiomatikal sebagai doushi kanyouku.
mengecilkan volume suara, dan tergolong
sebagai doushi kanyouku. 3. 声を殺す (Koe o korosu)
Koe o korosu memiliki makna
2. 声を嗄らす (Koe o karasu) leksikal membunuh suara. Karena jika
Koe o karasu memiliki makna diartikan berdasarkan kata-kata yang
leksikal membuat suara menjadi serak atau membentuknya yaitu koe yang berarti suara
mengeringkan suara. Karasu memiliki arti dan korosu yang berarti membunuh atau
menjadi serak, kering atau parau. Sedangkan mematikan, maka dari itu makna leksikal
makna idiomatikalnya yaitu : dari kanyouku koe o korosu adalah
「大声で叫んでかすれ音になる。」 mematikan atau membunuh suara.
"Oogoe de sakende kasure oto ni naru. " Sedangkan makna idiomatikalnya yaitu :
‘Berteriak dengan suara yang keras, 「他の人に聞こえないように、声を低く
sehingga menjadi bunyi yang parau. ’ 抑えるようにする。」
(Inoue, 1992, hlm. 129) "Hoka no hito ni kikoenai youni, koe o
(88) 迷子を捜すために、引率の先生は hikuku osaeru youni suru. "
声を嗄らして、遊園地を歩き回ってい ‘Merendahkan suara agar tidak terdengar
ました。 oleh orang lain. ’
“Maigo o sagasu tameni, insotsu no sensei (Yahata, 2010, hlm. 304)
wa koe o karashite, yuuenchi o aruki (95) 仲間に意地悪され、家に帰ると声
mawatteimashita. ” を殺して泣いた。
“Guru pembimbing berteriak sambil “Nakama ni ijiwarusare, ie ni kaeru to koe o
berjalan memutari taman bermain demi koroshite naita. ”
mencari anak yang hilang. ” “Setelah diijahili oleh teman, ketika pulang
(Inoue, 1992, hlm.129) ke rumah, aku menangis diam-diam. “
(Yahata, 2010, hlm. 304)
Berdasarkan contoh nomor (88),
kanyouku koe o karasu diartikan dengan Pada contoh nomor (95) kanyouku
“berteriak dengan suara yang keras”. Pada koe o korosu mempunyai makna diam-diam.

189
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

Contoh nomor (95) memiliki kemiripan seharusnya. Sehingga kanyouku koe o kagiri
karena “diam-diam” adalah suatu kegiatan ni itu mempunyai perluasan makna secara
yang terkesan tidak ingin diketahui oleh metafora dikarenakan adanya keterkaitan
orang banyak dan tentunya berusaha untuk antara makna “limit” atau “batas”, dengan
tidak mengeluarkan suara yang keras. “sekuat mungkin”. Dan mempunyai arti
Makna korosu yang berarti membunuh pun yaitu berusaha mengeluarkan suara sekuat
memiliki kedekatan arti dengan suatu mungkin dari biasanya untuk tujuan dan
kegiatan yang tidak ingin diketahui oleh maksud tertentu. Koe o kagiri ni termasuk
orang banyak, Berdasarkan kedekatan ke dalam meishi kanyouku.
makna leksikal dan idiomatikalnya, koe o
korosu bermakna “merendahkan suara agar
tidak terdengar oleh orang lain” dan 5. 声を掛ける (Koe o kakeru)
memiliki perluasan makna secara metonimia Kakeru dalam bahasa Jepang
dan termasuk kedalam doushi kanyouku. memiliki berbagai macam makna tergantung
kata benda dan partikel yang ada di
4. 声を限りに (Koe o kagiri ni) depannya. Seperti pada http://chigai-
Koe o kagiri ni memiliki makna allguide.com misalnya kabe ni kakeru yang
leksikal pada batas suara. Kagirini ni berarti “menggantungkan”, koshi o kakeru
terbentuk dari kata kagiri dan partikel ni. yang berarti “duduk”, jikan o kakeru yang
Kagiri memiliki arti batas. Jika diartikan berarti “menghabiskan waktu”, denwa o
berdasarkan kata-kata pembentuknya yaitu kakeru yang berarti “menelepon”, kagi o
koe yang berarti suara dan kagiri yang kakeru yang berarti “mengunci”, megane o
berarti batas ditambah dengan partikel ni kakeru yang berarti “mengenakan”,
yang berarti pada, maka makna leksikal dari meiwaku o kakeru yang berarti
kanyouku koe o kagiri ni adalah pada batas “membebani”, hoken o kakeru yang berarti
suara. Sedangkan makna idiomatikalnya “melamar”, shio o kakeru yang berarti
yaitu : “menaburkan”, saiban ni kakeru yang
berarti “berargumen”, dan lain sebagainya.
「出せる限りの声を出して。」
Bila dilihat dari hal tersebut, koe o kakeru
"Daseru kagiri no koe o dashite. "
memiliki makna leksikal menggantungkan
‘Mengeluarkan suara sebisa yang
suara. Sedangkan makna idiomatikalnya
dikeluarkan. ’
yaitu :
(Tsuchiya, 2014, hlm. 159)
「呼びかける。話しかける。誘う。」
(97) 彼女は助けを求めて声を限りに
"Yobi kakeru. Hanashi kakeru. Sasou. "
叫んだ。 ‘Memanggil, menyapa, mengundang. ’
“Kanojyou wa tasuke o motomete koe o (Tsuchiya, 2014, hlm. 159)
kagirini sakenda. ” 「一緒にするように誘う。」
“Ia berteriak sekencang mungkin untuk
meminta bantuan. ” "Isshoni suru youni sasou. "
(Yahata, 2010, hlm. 304)
‘Mengajak untuk melakukan sesuatu
Pada contoh kalimat nomor (97)
bersama-sama. ’
kanyouku koe o kagirini mempunyai arti
berteriak sekencang mungkin yang (Yahata, 2010, hlm. 304)
mempunyai keterkaitan makna dengan kata (99) 今度の試合には、後輩たちにも声を
asalnya yaitu kagiru atau kagiri yang berarti 掛けて応援に行くつもりだ。
“batas” atau “limit”. Mengeluarkan suara “Kondo no shiai ni wa, kouhatachi ni mo
sebisa dan sekencang mungkin adalah koe o kakete ouen ni iku tsumori da. ”
keadaan dimana berusaha sebisa mungkin “Pada pertandingan selanjutnya Saya juga
mengeluarkan suara lebih dari biasanya atau akan mengajak adik-adik tingkat untuk
lebih dari batas kemampuan dan limit yang bersama-sama pergi mensupport.”
190
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

(Yahata, 2010, hlm. 304) berdasarkan kata-kata yang membentuknya,


yaitu koe yang berarti suara dan shiboru
(100) 前を知人が歩いているのが見えた yang berarti memeras, maka kanyouku koe o
ので、声を掛けた。 shiboru bermakna memeras suara.
“Mae o chijin ga aruiteiru no ga mieta no de, Sedangkan makna idiomatikalnya yaitu :
koe o kaketa. ” 「出ない声を無理に出す。また、声を小
さくする。」
“Tadi saya melihat seseorang yang dikenal, "Denai koe o muri ni dasu. Mata, koe o
kemudian saya memanggilnya. ” chiisaku suru. "
(Tsuchiya, 2014, hlm. 159) ‘Mengeluarkan suara yang tidak bisa keluar,
(101) 次に一杯飲む機会があったら、私 mengecilkan suara. ’
(Akao, 1992, hlm. 389)
にも声を掛けてください。
(102) 病人は苦しい息の下から声を絞っ
“Tsugi ni ippai nomu kikai ga attara,
watashi ni mo koe o kaketekudasai. ” て訴えた。
“Kalau ada lagi kesempatan untuk “Byounin wa kurushii iki no shita kara koe
minum-minum, tolong ajak saya juga. ” o shibotte uttaeta. ”
(Tsuchiya, 2014, hlm. 159) “Orang yang sakit itu mengeluh dan
mengeluarkan suara dengan nafasnya yang
terlihat kesakitan. ”
Pada contoh kalimat nomor (100) (Yahata, 2010, hlm. 304)
kanyouku koe o kakeru mempunyai makna
memanggil, sedangkan pada contoh nomor Pada contoh kalimat nomor (102)
(99) dan (101) kanyouku koe o kakeru kanyouku koe o shiboru memiliki makna
memiliki makna ajak, atau mengajak. Pada mengeluarkan suara. Berdasarkan contoh
ketiga contoh kalimat diatas dapat dan penjelasan diatas, kanyouku koe o
disimpulkan bahwa kanyouku koe o kakeru furishiboru dipakai ketika ingin
memiliki makna “memanggil” dan mengeluarkan suara besar yang sebenarnya
“mengajak”. Dari beberapa arti verba kakeru tidak bisa dikeluarkan berdasarkan kondisi-
dalam bahasa Jepang terdapat beberapa kondisi tertentu. Pada contoh kalimat diatas
kesamaan arti, seperti misalnya pada denwa dijelaskan bahwa orang yang dibicarakan
o kakeru yang berarti menelepon dan sedang sakit dan ingin mengeluh kesakitan
megane o kakeru yang berarti mengenakan sehingga memaksa mengeluarkan suara
kacamata. Pada verba kakeru dari contoh yang sebenarnya tidak bisa dan suara yang
tersebut terdapat memunculkan kesan bahwa dikeluarkan adalah suara yang kecil. Shiboru
kakeru itu berarti memakai atau yang berarti “memeras” mempunyai
menggunakan sesuatu. Begitu halnya keterkaitan makna dengan “memaksa
dengan kanyouku koe o kakeru, yang mengeluarkan”, sehingga terjadi perluasan
memiliki kesan “menggunakan suara”, yang makna secara metonimia. Dan kanyouku koe
tujuannya untuk menggunakan fungsi dasar o shiboru termasuk kedalam doushi
dari suara tersebut. Seperti misalnya untuk kanyouku.
berbicara, berkata, memanggil, dan lain
sebagainya. Sehingga kanyouku koe o 7. 声を大にする (Koe o daini suru)
kakeru itu mempunyai perluasan makna Koe o daini suru memiliki makna
secara metafora. Dan termasuk kedalam leksikal membesarkan suara. Dai ni suru
doushi kanyouku. bermakna membesarkan. Sedangakan koe
disini bermakna iken atau “pendapat”.
6. 声を絞る (Koe o shiboru)
Sedangkan makna idiomatikalnya yaitu :
Koe o shiboru memiliki makna
leksikal memeras suara. Jika diartikan

191
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

「大声で上げる意で、自分の考えを受け ‘Tanpa disadari mengeluarkan suara di


入れてもらおうと懸命に主張する。」 tempat yang tidak seharusnya.’
"Oogoe de ageru i de, jibun no kangae o (Yahata, 2010, hlm. 305)
ukeirete moraou to kenmei ni shuchousuru. " (106) 美術館では、声を立てたりしない
‘Berteriak dengan suara yang keras dan よう、気を付けねばなら ない。
mendesak agar pemikirannya dapat diterima.’ “Bijyutsukan dewa, koe o tatetari shinai
(Yahata, 2010, hlm. 305) youni, ki o tsukeneba naranai. ”
(103) 環境問題の深刻さを、私は声を大 “Di studio galeri harus hati-hati agar tidak
にして訴えたい。 membuat kegaduhan. ”
“Kankyou mondai no shinkokusa o, watashi (Tsuchiya, 2014, hlm. 160)
wa koe o dai ni shite uttaetai. ”
“Saya ingin menyuarakan suara untuk Berdasarkan contoh nomor (106)
masalah lingkungan yang semakin parah. ” diatas dapat diketahui bahwa kanyouku koe
o tateru memiliki makna menimbulkan
(Yahata, 2010, hlm. 305) suara yang dapat membuat kegaduhan.
Berdasarkan kedua contoh nomor Tateru yang mempunyai arti mendirikan
(103) dapat diketahui bahwa kanyouku koe o mempunyai kedekatan makna dengan
daini suru memiliki makna menyuarakan menimbulkan suara yang dapat membuat
suara. Dari contoh kalimat tersebut dapat kegaduhan karena ketika mendirikan sesuatu
diketahui bahwa “koe” itu tidak hanya seperti bangunan dan lain sebagainya biasa
berarti suara saja, tapi mempunyai arti menimbulkan suara yang dapat
khusus didalamnya yaitu iken atau menimbulkan kegaduhan. Berdasarkan
“pendapat”. Makna leksikal “membesarkan” kedekatan makna tersebut, kanyouku koe o
mempunyai kedekatan makna dengan tateru memiliki perluasan makna leksikal
“menyuarakan” dan “berpendapat” karena dan idiomatikal secara metonimia dan
ketika berpendapat biasanya orang-orang tergolong pada doushi kanyouku.
ingin agar pendapatnya didengar, maka dari
itu dibutuhkanlah suara yang besar. 9. 声を呑む (Koe o nomu)
Berdasarkan perluasan makna tersebut maka Nomu dalam bahasa Jepang memiliki
kanyouku koe o daini suru termasuk berbagai macam makna tergantung kanji,
kedalam perluasan makna secara sinekdok kata benda dan partikel yang ada di
yakni dari hal yang umum ke hal yang depannya. Nomu yang umum diketahui oleh
khusus, dan termasuk kedalam golongan banyak pembelajar bahasa Jepang adalah 飲
meishi kanyouku. む yaitu kata kerja yang mempunyai arti
“minum” atau “meminum”. Tetapi ketika
8. 声を立てる (Koe o tateru) mencari artinya di kamus-kamus bahasa
Koe o tateru memiliki makna Jepang, kata 飲む (nomu) juga disandingkan
leksikal mendirikan suara. Tateru dalam dengan 呑 む (nomu) yang dapat berarti
bahasa Jepang memiliki makna mendirikan. “minum”. Namun demikian dalam kanyouku
Jika diartikan berdasarkan kata-kata yang koe o nomu, kanji 呑む lah yang dipakai.
membentuknya yaitu koe yang berarti suara Menurut http://chigai-allguide.com 呑 む
dan tateru yang berarti mendirikan, maka (nomu) banyak dipakai pada 比喩的 表 現
kanyouku koe o tateru memiliki makna
(hiyutekihyougen) yaitu ungkapan yang
leksikal mendirikan suara. Sedangkan
berkaitan dengan gaya bahasa dan memiliki
makna idiomatikalnya yaitu :
banyak arti (tagigo). Seperti pada funiki ni
「出してはいけない所で思わず声を出し nomareru, teki o nomu, yang memiliki
てしまう。」 makna meremehkan, pada youkyuu o nomu
"Dashite wa ikenai tokoro de omowazu koe yang berarti menerima, namida o nomu dan
o dashiteshimau. " katazu o nomu yang berarti menahan agar
192
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

tidak keluar, namida ni nomareru yang dan ageru yang berarti menaikkan.
berarti dipenuhi, futokoro ni dosu o nomu Sedangkan makna idiomatikalnya yaitu :
yang berarti membawa dan
menyembunyikannya. Kanyouku koe o 「大きな声を出す。自分の意見を発明す
nomu termasuk ke dalam arti “menahan agar る。」
tidak keluar” sama seperti pada namida o "Ookina koe o dasu. Jibun no iken o
nomu dan katazu o nomu. Dan makna hatsumei suru. "
leksikal dari kanyouku koe o nomu yaitu
meminum suara. Sedangkan makna ‘Mengeluarkan suara yang keras,
idiomatikalnya yaitu : mengemukakan pendapat.’
「ひどく緊張したり、驚いたり悲しんだ
(Tsuchiya, 2014, hlm. 159)
りして、声が出ない。」
"Hidoku kinchoushitari, odoroitari (115)子供は、「痛い、痛い」と声を上
kanashindarishite, koe ga denai. " げた。
‘Suara tidak keluar dikarenakan sangat
tegang , terkejut, atau sedih. ’ “Kodomo wa ‘itai, itai’ to koe o ageta.
(Akao, 1992, hlm. 389) “Anak berteriak ‘sakit,sakit’. ”
(112) あまりの惨事に、思わず声を呑
む。 (Tsuchiya, 2014, hlm. 159)
“Amari no sanji ni, omowazu koe o nomu. ” (116) 待遇の改善を求めて、従業員が団
“Tanpa sadar tercengang ketika mendengar 結して声を上げた。
bencana yang dasyat. ”
(Akao, 1992, hlm. 389) “Taiguu no kaizen o matomete, jyuugyouin
ga danketsushite koe o ageta. ”
Berdasarkan contoh (112) dapat
disimpulkan bahwa koe o nomu itu adalah “Semua pekerja bersatu untuk menuntut
keadaan dimana suara tidak dapat keluar demi kemajuan pelayanan. ”
dikarenakan sangat kaget dan terkejut (Tsuchiya, 2014, hlm. 159)
setelah melihat atau mendengar suatu
kejadian (tercengang). Makna leksikal dari (117) 普通の人々が、原発政策に反対の
kanyouku koe o nomu yang berarti 声を上げた。
meminum suara, memiliki keterkaitan
makna dengan tercengang, karena minum itu “Futsuu no hitobito ga, genpatsu seisaku ni
mempunyai kesan menelan sesuatu kedalam hantai no koe o ageta. “
kerongkongan, begitu halnya dengan ‘Orang-orang biasa bersuara untuk
kanyouku koe o nomu yang berarti menelan menentang kebijakan tentang pembangunan
suara sehingga suara menjadi habis dan tenaga nuklir’
tidak dapat dikeluarkan lagi. Maka dari itu
kanyouku koe o nomu memiliki perluasan (Utaguchi, 2014, hlm. 262)
makna secara metonimia dan termasuk pada Pada contoh nomor (115) koe o
doushi kanyouku. ageru memiliki makna berteriak. Sedangkan
pada contoh nomor (116) dan (117)
10. 声を上げる (Koe o ageru) memiliki makna menuntut dan bersuara
Koe o ageru memiliki makna untuk menentang. Menuntut dan bersuara
leksikal menaikkan suara. Karena jika untuk menentang disini memiliki kesan
diartikan berdasarkan kata-kata mengemukakan pendapat. Sehingga dapat
pembentuknya yaitu koe yang berarti suara diambil kesimpulan bahwa kanyouku koe o
ageru mempunyai dua makna yaitu berteriak

193
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

atau mengeluarkan suara dengan volume satu suara atau menyatukan suara menjadi
yang tinggi dan mengemukakan pendapat. satu. Suara disini berarti pendapat dan
Makna verba ageru yang berarti menaikkan pemikiran. Soroeru sendiri memiliki makna
mempunyai kedekatan makna dengan menyatukan. Pada kanyouku koe o soroeru,
mengeluarkan suara dengan volume yang kata koe lah yang mengalami perluasan
tinggi, dikarenakan pada saat mengeluarkan makna sebagai pendapat atau pemikiran,
suara si pembicara “menaikkan” volume sehingga kanyouku koe o soroeru memiliki
suaranya. Selain itu kata “menaikkan” juga perluasan makna leksikal dan idiomatikal
mempunyai kedekatan makna dengan secara sinekdok dikarenakan “suara” yang
mengemukakan pendapat dikarenakan agar merupakan hal umum diperkhusus menjadi
pendapat dapat didengar banyak orang, “pendapat” atau “pemikiran”. Dan termasuk
maka pendapat tersebut harus dikeluarkan kedalam meishi kanyouku.
dengan cara menaikkan suara agar terdengar
oleh orang banyak. Maka dari itu kanyouku 12. 声が掛かる (Koe ga kakaru)
koe o ageru memiliki perluasan makna
leksikal dan idiomatikal secara metafora dan Kakaru dalam bahasa Jepang
termasuk pada doushi kanyouku. memiliki berbagai macam makna tergantung
kata benda dan partikel yang ada di
11. 声を揃える (Koe o soroeru) depannya. Misalnya jikan ga kakaru yang
Koe o soroeru memiliki makna berarti “menghabiskan”, me ni kakaru yang
leksikal menyatukan suara. Karena jika berarti “bertemu”, kagi ga kakaru yang
diartikan dari kata-kata yang membentuknya berarti “terkunci”, wani ni kakaru yang
yaitu koe yang berarti suara dan soroeru berarti “terkena”, denwa ga kakaru yang
yang berarti menyatukan atau menjadikan berarti “mendapat”, dan lain sebagainya.
satu. Sedangkan makna idiomatikalnya Koe ga kakaru memiliki makna leksikal
yaitu : suara yang digantung. Sedangkan makna
idiomatikalnya yaitu :
「皆がいっせいに同じことを言う。一つ
のことについて皆がそろって同じ考えを 「一緒に何かをするようにと誘われる。
言う。」 上の立場の人から推薦されたり、引き立
"Minna ga issei ni onaji koto o iu. Hitotsu てられたりする。」
no koto ni tsuite minna ga sorotte onaji
kangae o iu. " "Isshoni nanika o suru youni to sasowareru.
‘Semua orang bersama mengatakan hal yang Ue no tachiba no hito kara suisen saretari,
sama atau berkumpul untuk mengatakan hikitateraretari suru. "
pendapat dan hal yang sama. ’ ‘Diajak untuk melakukan sesuatu bersama
(Akao, 1992, hlm. 389) atau direkomendasikan dan dipuji orang
yang posisinya diatas. ’
(118) 卒業生のだれもが、この大学で有
意義な時間を過ごしたと声を揃える。 (Yahata, 2010, hlm. 303)
“Sotsugyousei no daremo ga, kono daigaku 「誘われる。」
de yuuigi na jikan o sugoshita to koe o
soroeta. ” "Sasowareru. "
“Semua wisudawan satu suara bahwa
‘Diundang. ’
mereka telah menghabiskan waktu yang
sangat berarti di kampus ini. ” (Tsuchiya, 2014, hlm. 158)
(Tsuchiya, 2014, hlm. 160)
(126) 友人から「君も来ないか」と声が
Berdasarkan contoh nomor (118) 掛かり、旅行に加わることになった。
kanyouku koe o soroeru memiliki makna

194
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

“Yuujin kara ‘Kimi mo konaika’ to koe ga memiliki kesan “mendapatkan suara”,


kakari, ryokou ni kuwawaru koto ni natta. ” sehingga adanya keterkaitan antara arti
kakeru yakni mendapatkan suara dari orang
“ ’Bagaimana kalau kamu juga ikut?’, lain. Suara tersebut dapat berarti ajakan,
kemudian saya diajak teman dan undangan, tawaran, dan lain sebagainya.
ditambahkan untuk pergi berlibur. ” Sehingga kanyouku koe ga kakaru itu
(Yahata, 2010, hlm. 303) mempunyai perluasan makna secara
metafora. Dan termasuk kepada doushi
(127) 次の大会から、日本代表のメンバ kanyouku.
ーにならないかと声が掛かる。
Kesimpulan
“Tsugi no taikai kara, nihon daihyou no
membaa ni naranaika to koe ga kakaru. ” Setelah melakukan analisis data guna
mengumpulkan kanyouku yang terbentuk
“Saya direkomendasikan untuk menjadi dari kata Koe dan untuk mengetahui makna
anggota perwakilan jepang mulai dari leksikal dan idiomatikal yang terkandung
pertandingan selanjutnya.” dalam kanyouku tersebut, maka kesimpulan
yang didapat penulis adalah sebagai berikut :
(Tsuchiya, 2014, hlm. 159) 1. Dari 12 kanyouku yang terbentuk dari
(128) あまり気の進まない会合だが、先 kata koe yang telah diteliti oleh penulis,
輩から声が掛かったものだから断れな didapat makna leksikal sebagai berikut :
くて。 声 を 落 と す (koe o otosu) =
Menjatuhkan suara/menurunkan suara;
“Amari ki ga susumanai kaigou daga, 声を嗄らす (koe o karasu) = Membuat
senpai kara koe ga kakattamono dakara suara serak/mengeringkan suara; 声を殺
kotowarenakute. ” す (koe o korosu) = Membunuh
“Walaupun pertemuan yang tidak terlalu suara/mematikan suara; 声 を 限 り に
saya sukai, karena diundang oleh senior, (koe o kagirini) = Pada batas suara; 声を
maka tidak bisa ditolak. ” 掛 け る (koe o kakeru) =
(Akao, 1992, hlm. 388) Menggantungkan suara; 声を絞る (koe
o shiboru) = Memeras suara; 声を大に
Pada contoh kalimat nomor (126) する (koe o daini suru) = Membesarkan
dan (128) kanyouku koe ga kakaru
suara; 声 を 立 て る (koe o tateru) =
mempunyai makna diajak atau di undang,
sedangkan pada contoh (127) kanyouku koe Mendirikan suara; 声 を 呑 む (koe o
ga kakaru memiliki makna nomu) = Meminum suara; 声を上げる
direkomendasikan. Pada ketiga contoh (koe o ageru) = Menaikkan suara; 声を
kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa 揃える (koe o soroeru) = Menyatukan
kanyouku koe ga kakaru memiliki makna suara; 声が掛かる (koe ga kakaru) =
diajak”, “diundang” atau Suara yang digantung.
“direkomendasikan/diikutsertakan”. Dari
beberapa arti verba kakaru dalam bahasa 2. Dari 12 kanyouku yang terbentuk dari
Jepang terdapat beberapa kesamaan arti, kata koe yang telah diteliti oleh penulis,
seperti misalnya pada denwa ga kakaru yang didapat makna idiomatikal sebagai
berarti mendapat telepon. Pada verba kakaru berikut : 声を落とす (koe o otosu) =
dari contoh tersebut terdapat memunculkan Merendahkan volume suara; 声を嗄ら
kesan bahwa kakaru itu berarti mendapatkan
す (koe o karasu) = Berteriak dengan
sesuatu dari orang lain. Begitu halnya
dengan kanyouku koe ga kakaru, yang keras; 声 を 殺 す (koe o korosu) =

195
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

Merendahkan volume suara, diam-diam;


声を限りに (koe o kagirini) = Berteriak
sebisa mungkin; 声 を 掛 け る (koe o
kakeru) = Memanggil, mengajak; 声を
絞る (koe o shiboru) = Mengeluarkan 声を落とす、声を嗄ら
suara (dengan kecil); 声 を 大 に す る Majas Sinekdoke
す、声を殺す、声を絞
(koe o daini suru) = Menyuarakan suara, る、声を立てる、声を
berpendapat; 声を立てる (koe o tateru) Majas Metafora
呑む、
= Menimbulkan suara yang dapat
Majas Metonimia
membuat kegaduhan; 声を呑む (koe o
nomu) = Tertakjub, tercengang; 声を上
げ る (koe o ageru) = Berteriak, Pustaka Rujukan
berpendapat, menuntut, menentang; 声 [1] Akao, Kazuo. (1992). Seigo
Hayashi Koji Kotowaza Kanyouku.
を揃える(koe o soroeru) = Satu suara
Jepang : Obunsha
(pendapat, pemikiran); 声が掛かる (koe
ga kakaru) = Diajak, diundang, [2] Alwasilah, A. Chaedar. (1993).
direkomendasikan. Beberapa Madhab & Dikotomi
Teori Linguistik.
Bandung :Penerbit Angkasa
3. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa
kanyouku yang menggunakan kata koe [3] Alwasilah, A. Chaedar. (1993).
tidak selalu bermakna suara saja sesuai Linguistik Suatu Pengantar.
dengan arti kata nya, tetapi memiliki Bandung : Penerbit Angkasa
makna idiomatikal juga yaitu pendapat [4] Chaer, Abdul. (2007). Linguistik
atau pemikiran. Meskipun makna yang Umum. Jakarta: Rineka Cipta
mendominasi adalah yang berkaitan [5] Depdiknas. (2001). Kamus Besar
dengan suara atau bunyi yang dihasilkan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
oleh alat ucap. Pustaka
[6] Garrison, Jefferey G. (2006). Idiom
4. Dilihat dari perluasan makna Bahasa Jepang : Memakai Nama-
menggunakan tiga jenis majas, yakni Nama Bagian Tubuh. Jakarta :
metafora, metonimia, dan sinekdoke, Keisant Blanc
diketahui bahwa 4 kanyouku mengalami [7] Inoue, Muneo. (1992). Reikai
perluasan makna secara metafora, 6 Kanyouku Jiten. Jepang :
kanyouku mengalami perluasan makna Sotakushashuppan
secara metonimia, dan 2 kanyouku
mengalami perluasan makna secara [8] Kunihiro, Tetsuya. (1997). Risou
sinekdok. Kanyouku yang mengandung no Kokugo Jiten. Jepang :
kata koe ini kebanyakan mengalami Taishuukanshoten
perluasan makna secara metonimia [9] Miyaji, Yutaka. (1982). Kanyouku
karena sebagian besar merupakan verba No Imi To Youhou. Tokyo : Meiji
yang memiliki kedekatan arti. Untuk Shoin
lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan [10] Sakata, Yukiko. (1995). Sanseido
dibawah ini. Kanyouku Benran. Jepang:
Sanseido
Bagan 5.1 Perluasan Makna [11] Shiraishi, Daiji. (1977). Kokugo
Kanyouku Koe Berdasarkan Majas Kanyouku Daijiten. Jepang :
Tokyodou
声を限りに、 Kanyouku 声 を 大 に す [12] Sudaryanto. (1992). Metode
声を掛ける、 Koe (声) る、声を揃
声を上げる、 える 196
声が掛かる
Dwi Prihanti Moehardini, Nuria Haristiani, Dedi Sutedi. Kajian Semantik Kanyouku Yang Menggunakan
Kata ‘Koe’ (声)

Linguistik Ke Arah Memahami Han Kanyouku Koji Kotowaza


Metode Linguistik. Yogyakarta : Jiten. Jepang : Seibido Shuppan
Gadjah Mada University Press [19] Yahata, Toukou. (2010). Koji
[13] Surakhmad. (1982). Pengantar Kotowaza Kanyouku Jiten. Jepang :
Penelitian Ilmiah. Bandung : Sanseido
Tarsito [20] Yasuo, Kuramochi & Yukiko
[14] Sutedi, Dedi. (2011). Dasar-Dasar Sakata. (1996). Jitsuyou Kotowaza
Linguistik Bahasa Jepang. Kanyouku Jiten. Tokyo: Sanseido
Bandung : Humaniora Henshuujo
[15] Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian [21] Yasuo, Kuramochi & Yukiko
Pendidikan Bahasa Jepang. Sakata. (1999). Koji Kotowaza
Bandung : Humaniora Kanyouku Jiten. Tokyo: Sanseido
[16] Tarigan, Henry Guntur. (1985). Henshuujo
Pengajaran Gaya Bahasa. [22] http://chigai-allguide.com
Bandung: IKAPI [23] http://ci.nii.ac.jp
[17] Tsuchiya, Tooru. (2014). Yourei [24] http://oshiete.goo.ne.jp
De Wakaru Kanyouku Jiten. [25] https://www.weblio.jp
Jepang : Gakken
[18] Utaguchi, Hajime. (2014). Poketto

197

Anda mungkin juga menyukai