Anda di halaman 1dari 10

Proposal Penelitian

Analisis Penggunaan Partikel ~nagara, ~noni, dan ~kuseni Pada Kalimat


yang Menyatakan Pertentangan Dalam Bahasa Jepang

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah mahluk sosial yang pada kehidupannya tidak dapat lepas dari
komunikasi. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Dengan Bahasa kita dapat
menyampaikan ide, perasaaan, dan informasi. Bahasa juga bisa menjadi sebuah media
pembelajaran. Bila seorang pembaca, penulis, atau pendengar bisa mengerti satu sama
lain, maka fungsi dari sebuah bahasa telah tercapai.
Setiap bahasa memiliki beragam macam bentuk pola kalimat yang dapat kita
susun agar menjadi padanan kalimat yang tepat. Dengan bahasa kita dapat
mengungkapkan apa yang ingin kita ungkapkan. Dalam bahasa apa pun terdapat berbagai
macam ungkapan seperti untuk mengungkapkan perasaan senang, sedih, gundah,
suka,benci, setuju, bertentangan, dan masih banyak lagi. Keragaman bahasa inilah yang
membuat kita terkadang bingung dalam membuat suatu padanan kalimat yang tepat dan
sesuai dengan nuansa maupun kondisi yang ingin kita sampaikan. Ketepatan tersebut
tidak terlepas dari beberapa faktor seperti siapa lawan bicara kita, kondisi saat berbicara
dan lain-lain. Terlebih lagi jika kita ingin mengungkapkan sesuatu yang bertentangan
baik itu pandangan positif maupun pandangan negatif. Dalam mengungkapkan suatu
pertentangan dari kejadian atau kondisi yang sedang dihadapi, harusnya dapat memilah-
milih ungkapan mana yang paling tepat. Dalam Bahasa Indonesia, ada beberapa
ungkapan yang menyatakan pertentangan seperti : meskipun, tetapi, walaupun, dan
padahal. Perbedaan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Jepang adalah dalam Bahasa
Jepang terdapat nuansa dari tiap katanya. Setiap kata memiliki nuansa yang berbeda. Hal
itu menyebabkan pembelajar bahasa jepang merasa kesulitan karena tak jarang yang
menggunakan suatu ungkapan tetapi kurang sesuai dengan konteks kalimatnya.
Dalam mempelajari bahasa asing, banyak terjadi kesalahpahaman yang
disebabkan oleh ketidakpahaman penggunaan suatu kata yang dapat menimbulkan
perbedaan makna maupun maksud yang ingin disampaikan. Untuk dapat berkomunikasi
dengan baik dalam bahasa Jepang, kemampuan untuk memilih jenis ungkapan yang tepat
1
merupakan suatu hal yang sangat penting. Dalam bahasa Jepang ungkapan tersebut
dikenal dengan istilah hyoogen . Ungkapan dalam bahasa Jepang terbagi ke dalam
beberapa jenis. Diantaranya adalah setsuzoku no hyoogen (ungkapan sambung).
Penggunaan ungkapan ini sering kali menimbulkan kesulitan karena tidak sedikit
didalamnya terdapat ungkapan yang sama tetapi mempunyai arti yang berbeda, atau
sebaliknya ungkapan yang berbeda tetapi mempunyai arti yang sama, contohnya :
1. “忙しいと言いながら、いつまでもテレビを見ている”。
(Reiko Ishibashi, Chujokyu Nihongo Hyougen Bunkei, 2006, hlm.169)
Isogashii to iinagara, itsumademo terebi wo miteiru.
Padahal ia berkata sibuk, tapi daritadi menonton televisi.
2. “ご飯を食べながら、新聞を読んでいる父は、母は機嫌が悪い”。
Gohan wo tabenagara, shinbun wo yondeiru chichi wa, haha wa kigen ga
warui.
Ayah makan sambil membaca Koran. Ibu menjadi kesal.

Pada kalimat 1 dan 2, kedua kalimat tersebut menggunakan kata sambung nagara.
Tetapi ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, keduanya memiliki makna yang
berbeda. Pada kalimat 1, nagara bermakna pertentangan, sedangkan pada kalimat 2,
nagara bermakna melakukan suatu pekerjaan sambil melakukan pekerjaan yang lain, atau
dengan kata lain melakukan lebih dari satu pekerjaan.
Selain itu ada pula ungkapan ~noni contohnya :
Noni menunjukkan adanya pertentangan kejadian yang dituturkan antara kata
yang satu dengan kata yang lain. Contohnya :
3. 高いのに、品質がわるい。
Takai noni, hinshitsu ga warui.
meskipun mahal, kualitasnya jelek
4. 日本人なのに、英語がとてもじょうずだ。
Nihonjin nanoni, eigo ga totemo jyouzuda.
meskipun orang jepang, tetapi pandai bahasa inggris

2
Pada kalimat 3 dan 4 termasuk contoh kalimat yang menggunakan ~noni yang
menyatakan pertentangan sementara itu ada pula ~noni yang menyatakan karena dan bukan
kalimat pertentangan, contohnya :
5. このナイフは野菜を薄切りにするのに便利だ。
Kono naifu wa yasai wo usugiri ni suru noni benri da.
Pisau ini praktis karena untuk mengiris sayuran.
6. 大きすぎて持って歩くのに不便だ。
Ookisugite motte aruku noni fuben da.
Karena berjalan dengan membawa benda yang terlalu besar, merepotkan.
Selain ungkapan ~nagara dan ~noni ada pula ungkapan ~kuseni yang menyatakan
pertentangan, contohnya :
7. 彼は大学生のくせに、まだ母親に選択してもらっているんだって。
(Sue A. Kawashima . A Dictionary of Japanese Particles, 1999, hlm. 82)
Kare wa daigakusei no kuseni, mada hahaoya ni sentakushite moratte
irundatte.
walaupun ia seorang mahasiswa, tetapi pakaiannya masih dicucikan oleh
ibunya.
8. い つ も 寝 坊 す る く せ に 、 今 日 は ず い ぶ ん 早 く 起 き た ね 。 (Sue A.
Kawashima . A Dictionary of Japanese Particles, 1999, hlm. 82)
Itsumo nebou suru kuseni, kyou wa zuibun hayaku okitane.
walaupun selalu bangun kesiangan, tetapi hari ini bangun cepat.

Seperti halnya ungkapan ~nagara, ~noni, dan ~kuseni. Ketiga kata tersebut dalam kelas
kata gramatika Bahasa Jepang termasuk kedalam partikel atau jooshi yang termasuk setsuzokushi
yang menyatakan pertentangan atau berlawanan (Gyakusetsu no Setsuzokushi). Agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam penggunan ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang
yang menyatakan pertentangan, oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalis persamaan
maupun perbedaan dari contoh kalimat yang menggunakan ~nagara, ~kuseni dan ~noni sebagai
ungkapan yang menyatakan pertentangan dalam Bahasa Jepang.

3
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, penulis memiliki
beberapa rumusan masalah, diantaranya :
a. Bagaimana penggunaan ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang
yang menyatakan pertentangan ?
b. Apa makna ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang yang
menyatakan pertentangan ?
c. Apa persamaan dan perbedaan ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa
jepang yang menyatakan pertentangan ?
d. Apakah nagara, ~kuseni dan ~noni dapat saling menggantikan dalam bahasa
jepang ?

2. Batasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis
membatasi penelitian ini yakni hanya dengan membahas tentang penggunaan, makna,
persamaan dan perbedaan dari ungkapan nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat
bahasa jepang. Serta menganalisis apakah nagara, ~kuseni dan ~noni dapat saling
menggantikan dalam kalimat bahasa jepang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a. Untuk memahami penggunaan ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam
kalimat bahasa jepang yang menyatakan pertentangan.
b. Untuk memahami makna ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat
bahasa jepang.
c. Untuk mememahami persamaan dan perbedaan ~nagara, ~kuseni dan
~noni dalam kalimat bahasa jepang.
d. Untuk memahami apakah nagara, ~kuseni dan ~noni dapat saling
menggantikan dalam kalimat bahasa jepang.

4
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang baik dapat memberikan manfaat,baik bagi peneliti sendiri
maupun bagi orang lain. Adapun manfaat dari di tulisnya penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memperjelas
pemahaman mengenai ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa
jepang yang menyatakan pertentangan. Serta dapat menambah
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan penguasaan bahasa jepang.

b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi reverensi
dalam upaya mengatasi masalah pembelajar bahasa jepang terutama dalam
penggunaan ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang
yang menyatakan pertentangan. Adapun manfaat yang diperuntukkan bagi
mahasiswa, pengajar, serta peneliti yaitu :

1. Bagi mahasiswa
Diharapkan penelitian ini dapat membantu pemahaman mahasiswa
tentang penggunaan ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat
bahasa jepang yang menyatakan pertentangan.
2. Bagi Pengajar
Diharapkan penelitian ini dapat bermaanfaat sebagai bahan masukan
dalam materi pembelajaran pada mata kuliah linguistik atau
kebahasaan.
3. Bagi peneliti lainnya
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengadakan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan ungkapan yang
menyatakan kalimat bertentangan yang ada dalam bahasa Jepang.

5
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan. Untuk
menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan istilah yang digunakan, berikut
beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang datanya bukan berupa angka-
angka dan tidak perlu diolah dengan menggunakan metode statistik. Data
penelitian dapat berupa kalimat, rekaman, atau dalam bentuk lainnya.
2. Analisis
“Analisis adalah penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya” (Poerwadarminta, 1984, hlm 39).
3. Partikel (joshi)
Menurut Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dipakai
setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan
kata lain serta menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi.
4. Setsuzokujoshi
Joshi yang termasuk kedalam Setsuzokujoshi dipakai setelah yoogen
(dooshi, i-keiyooshi, na-keiyooshi) atau setelah jodooshi untuk melanjutkan
kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian
berikutnya.

E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan untuk penelitian ini adalah
penelitian kualitatif . “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya bukan
angka-angka dan tidak perlu diolah dengan menggunakan metode statistik. Data
penelitian dapat berupa kalimat, rekaman, atau dalam bentuk yang lainnya”
(Sutedi, 2011, hlm 23). Sedangkan metode penelitian yang akan digunakan
adalah metode deskriptif. “Metode deskriptif adalah metode yang membicarakan
beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan

6
data, menyusun/ mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikannya”
(Surakhman, 1985, hlm 147).
Dalam penelitian ini, akan dideskripsikan mengenai penggunaan, makna,
persamaan dan perbedaan dari ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa
jepang yang menyatakan pertentangan. Serta dijelaskan pula apakah ~nagara,
~kuseni dan ~noni dapat saling menggantikan atau tidak.

2. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


Adapun teknik pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan yaitu:
a. Studi kepustakaan atau studi literature
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data melalui pembacaan
literature yang berkenaan dengan penelitian.Dalam hal ini, penulis
membaca dan mengumpulkan literature terdahulu dan referensi-referensi
lain yang berkenaan dengan ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat
bahasa jepang yang menyatakan pertentangan

b. Mengumpulkan contoh kalimat yang berkenaan dengan ~nagara, ~kuseni


dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang yang menyatakan pertentangan.

c. Meneliti, menganalisis dan mendeskripsikan makna dari ~nagara, ~kuseni


dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang yang menyatakan pertentangan
serta menjelaskan persamaan dan perbedaan penggunaan ungkapan ini.
Serta menganalisis apakah ~nagara, ~kuseni dan ~noni dapat saling
menggantikan di dalam kalimat bahasa jepang yang menyatakan
pertentangan.

d. Menarik kesimpulan dan menyusun laporan


Setelah mendapat hasil dari analisis sebelumnya, ditariklah kesimpulan
mengenai analisis ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa
jepang yang menyatakan pertentangan, kemudian dibuatlah laporan.

7
3. Instrumen Penelitian
Menurut Sutedi (2011, hlm. 155), instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan
dalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data berupa
literatur mengenai ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang
yang menyatakan pertentangan diperoleh dari data hasil kepustakaan dari sumber-
sumber sebagai berikut :
a. Buku-buku referensi, baik yang berbahasa Jepang maupun berbahasa
Indonesia,
b. Novel, komik, majalah dan lain-lainnya yang memuat jitsurei
~nagara, ~kuseni dan ~noni yang menyatakan pertentangan,
c. Kamus,
d. Karya ilmiah terdahulu, dan
e. Internet .

4. Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm.173), “populasi adalah keseluruhan
objek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah sumber-sumber
bahasa jepang atau instrumen penelitian yang didalamnya terdapat
~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang yang
menyatakan pertentangan.

b. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm. 174), “sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Sampel dalam penelitian ini adalah contoh
kalimat pertentangan yang terdapat di dalam sumber-sumber (intsrumen
penelitian) yang digunakan .

8
F. Sistematika Penelitian

Secara garis besar sistematika yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu BAB I
Pendahuluan, yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan dan batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Pada BAB II Landasan Teoritis, akan menjelaskan mengenai teori – teori yang
melandasi kegiatan penelitian termasuk pada hasil penelitian terdahulu yang relevan. Dan
juga mengenai kajian ~nagara, ~kuseni dan ~noni dalam kalimat bahasa jepang yang
menyatakan pertentangan.
Berikutnya pada BAB III Metodologi Penelitian pada bab ini akan di bahas
mengenai metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan, penulis akan menjelaskan mengenai
laporan kegiatan penelitian, sajian data dan hasil pengolahannya, diikuti pembahasan, dan
kesimpulan yang menyatakan apakah masalah penelitian terjawab atau tidak.
Dan yang terakhir pada BAB V Kesimpulan dan Saran, akan menjabarkan
mengenai kesimpulan tentang jawaban dari masalah yang diteliti apakah terjawab atau
tidak. Kemudian saran atau rekomendasi sebagai implikasi hasil penelitian.

9
G. DAFTAR PUSTAKA

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang Cetakan Kedua. Bandung:
UPI PRESS, HumanioraUtama Press.
Sudjianto dan Ahmad Dahidi. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:
Kesaint Blanc.
Sue A. Kawashima (1999) . A Dictionary of Japanese Particles. Jepang: Kondansha
International.
Poerwadarminta (1984). Bahasa Indonesia untuk karang mengarang: petunjuk
menggunakan bahasa Indonesia secara tepat praktis. Yogyakarta: U.P. Indonesia.
Surakhmad, Winarno (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah: dasar, metode, dan teknik.
Bandung : Tarsito.
Reiko Ishibashi (2006). Chujokyu Nihongo Hyougen Bunkei, Jepang: nihongo no
sonjinsha.
Suharismi, Arikunto (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai