Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

LINGUISTIK BAHASA JEPANG


KAMIS, 7 APRIL 2022

SOAL:
1. Pilih salah satu bidang linguistik yang sudah dipelajari di kelas
(Fonetik&Fonologi atau Morfologi bahasa Jepang), lalu deskripsikan
permasalahan apa yang Anda hadapi saat ini berkaitan dengan bidang
linguistik yang Anda pilih tersebut.
2. Pemecahan seperti apa yang Anda harapkan dari permasalahan yang
anda tulis pada nomor.1.

Jawaban :
1. Selama mempelajari bahasa Jepang sejak masuk Sekolah
Menengah Atas hingga sekarang saya sudah menjadi mahasiswa, hal
yang menurut saya sulit dalam belajar bahasa Jepang adalah serapan
bahasa asing yang diubah ke dalam bahasa Jepang. Untuk lebih spesifik
saya masih mengalami kesulitan dalam memahami 外来語 yang mana
termasuk dalam kajian morfologi bahasa Jepang. Pertama-tama hal yang
menyulitkan saya adalah pemakaian 外来語 cukup terbatas pada bidang
dan lapisan masyarakat yang cukup terbatas, frekuensi pemakaiannya
juga rendah. Sebagai mahasiswa yang masih belajar bahasa Jepang pada
tingkat N4, terkadang saya masih mencampurkan bahasa Inggris ke
dalam bahasa Jepang secara terpaksa karena menurut saya kosakata
bahasa Jepang sulit dihafal jika tidak menghafal dan mengusut tuntas
kanji nya juga. Sedangkan pelafalan bahasa asing , dalam kasus ini
bahasa Inggris seringkali orang Jepang menyebutkannya berbeda
dengan aslinya sehingga bahasa Inggris yang telah saya modifikasikan ke
bahasa Jepang tidak dimengerti. Saya berpikir bahwa hanya dengan
menambahkan huruf vokal akan membuat orang Jepang mengerti kosa
kata bahasa Inggris yang saya maksud, namun ternyata kosakata yang
hanya bergantung pada insting saya tersebut masih tidak dipahami oleh
orang Jepang. Kembali lagi pada pembahasan sebelumnya, penghafalan
kosakata merupakan hal yang sulit bagi saya sehingga untuk menghafal
kanji perlu memakan waktu yang banyak. Namun sebagai mahasiswa
yang mendambakan menjadi interpreter / penerjemah saya menyadari
bahwa ini tantangan yang ada untuk saya sehingga saya harus dengan
belajar lebih keras demi bisa bersaing di tengah mahasiswa yang juga
mempunyai impian sama dengan saya. Masalah kedua yang saya hadapi
pada 外 来 語 adalah terkadang ada kata yang dipendekkan atau
digabungkan. Setelah saya masih tidak yakin dengan kata apa yang
dimaksud, terkadang saya juga harus berpikir ekstra maksud dari kata
yang dipendekkan seperti   ロ ケ ー シ ョ ン (location = lokasi ) diubah
menjadi ロケ atau kata “high technology” yang awalnya disebut ハイテク
ノロジー namun diubah menjadi ハイテク . Terkadang makna yang saya
tangkap menjadi ambigu karena mirip dengan kata lain yang maknanya
berbeda. Seperti ロケ dari ロケーション yang menurut pendapat saya
dapat terdengar seperti kata rocket, locket, lock,atau bahkan rock. Selain
harus berpikir kata apa yang relevan dengan keseluruhan kalimat, saya
juga harus berpikir kira-kira orang Jepang akan mengucapkannya seperti
apa. Selain itu bunyi panjang yang ada pada 外 来 語 juga cukup
menyulitkan bagi saya karena lagi-lagi dapat menyebabkan makna ganda
yang berbeda jauh dari kata yang sebenarnya dimaksud. Seperti contoh
セ ー タ ー yang sebenarnya adalah pengucapan dari sweater. Menurut
saya pengucapan セーター dapat saya dengar juga sebagai kata center
yang bermakna “pusat”. Tidak hanya berhenti di situ, saya juga
mengalami kebingungan pada penambahan vokal pada kosakata 外 来
語 . Sama seperti sebelumnya saya juga mengalami makna ambigu pada
kasus ini. Seperti contoh kata drift yang diucapkan menjadi ドリフト . Jika
kata tersebut dituliskan mungkin saya juga akan memahami bahwa yang
dimaksud adalah drift. Namun jika kata tersebut diucapkan secara lisan
bisa saja saya menangkapnya menjadi Dory Food. Tentu saja hal ini akan
sangat memalukan jika saya salah menangkap maksud dari lawan bicara
hanya karena pengucapannya terdengar seperti kata lain yang
maknanya jauh berbeda.

2. Setiap bahasa memang mempunyai keunikan dan karakteristik


sendiri-sendiri. Namun di tengah globalisasi bahasa menjadi hal yang
dinamis. Bahasa sendiri memang akan cenderung berubah terus
menerus karena sifat manusia juga dinamis. Namun saya mempunyai
prinsip bahwa lebih baik mempelajari dan mengaplikasikan bahasa asing
sesuai dengan aslinya. Maknanya adalah akan lebih baik jika kita bisa
mengikuti aksen dan unsur bahasa lainnya yang sesuai agar terdengar
seperti native speaker. Menurut pendapat saya jika kita mau berusaha
untuk terdengar dan berbicara seperti native speaker maka hal itu bisa
dikatakan wujud apresiasi kita terhadap bahasa tersebut. Pada hal ini
pemecahan masalah yang bisa saya usulkan antara lain :

a. Pemecahan masalah yang saya harapkan pada diri sendiri adalah


saya berusaha untuk mewujudkan impian saya yaitu menjadi guru
bahasa Inggris di Jepang agar dapat membantu orang Jepang
melafalkan bahasa Inggris yang baik dan benar mengingat bahasa
Inggris sampai sekarang masih menjadi bahasa internasional.
Jikalaupun bahasa Inggris tidak lagi menjadi bahasa internasional
saya tetap ingin menjadi guru bahasa asing di Jepang.
b. Pemecahan masalah yang saya harapkan untuk dilakukan orang
lain adalah saya berharap terdapat kamus 外 来 語 untuk
memudahkan pembelajar bahasa Jepang. Selain itu saya ingin
sarankan untuk pemerintah Jepang mengganti peraturan.
Mungkin lebih baik bahasa Inggris tidak hanya untuk dihafal
namun lebih dipraktekkan dengan mengadakan conversation atau
menhadirkan native speaker dalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai