Anda di halaman 1dari 3

もののけ姫

Seperti yang kita tahu bahwa Jepang sangat menghormati alam sehingga walaupun
merupakan negara maju, Jepang tetap berdampingan hidup dengan alam. Orang Jepang
membangun sesuatu di alam namun juga merawatnya. Hal tersebut juga terbawa sampai
animasi yang dibuat oleh orang Jepang seperti anime berjudul Princess Mononoke. Dalam
anime latar tempat utama yang digunakan adalah hutan belantara. Sebagian besar scene
terjadi di hutan belantara sehingga latar tidak hanya memainkan fungsi nya sebagai latar
belakang namun juga menjadi bagian penting dari cerita dan menguatkan tema yang diambil
yaitu ekologi. Hal tersebut juga diperkuat dengan narasi pada awal anime yang berbunyi :

『むかし、この国は深い森におおわれ、そこには太古からの神々がすんでい
た』

Dalam kutipan tersebut diperjelas bahwa dahulu negeri (Jepang) ditutupi oleh hutan belantara
yang merupakan tempat tinggal bagi para dewa dari zaman purba. Hutan belantara dan dewa
adalah inti dari cerita anime ini dan manusia berada di tengah-tengah nya. Hutan belantara
dan biodiversitas di dalamnya menjadi terancam karena ulah Nona Eboshi dan pekerja nya
yang mengoperasikan pabrik besi kayu. Mereka menebang kayu dan berniat menguasai hutan
belantara demi kepentingan produksi besi kayu,kekayaan pribadi,dan pembangunan wilayah.
Hal ini dijelaskan pada kalimat yang dilontarkan oleh Nona Eboshi :

『森に光が入り山犬どもが鎮まればここに豊かな苦になる』

Hal tersebut sudah cukup menjelaskan tentang bagaimana manusia memandang alam.
Manusia hanya peduli dengan kepentingan sesama kelompoknya. Mereka tidak memikirkan
nasib tumbuhan dan hewan yang hidup di hutam/alam bebas. Karena hal itu lah hewan dan
tumbuhan membenci manusia, bukti yang menguatkan adalah perkataan Tatari Kami saat
sekarat yang berbunyi :

『汚らわしい人間どもめ』

. Hal lain yang menyedihkan adalah hewan dan tumbuhan sadar bahwa mereka akan kalah
dengan manusia karena manusia diberi karunia oleh Tuhan berupa akal untuk berpikir.
Bahkan kera di hutan belantara ingin memakan manusia karena mereka pikir hal tersebut
akan membuat mereka sekuat manusia, buktinya ada pada dialog berikut :

『人間食う、人間の力もらう』

Bukannya memikirkan bagaimana caranya agar kebutuhan manusia terpenuhi tanpa merusak
alam, justru manusia semakin berpikir bagaimana caranya untuk menguasai segala yang ada
di alam. Ironisnya saat manusia bersiasat untuk menguasai alam sepenuhnya biasanya
manusia juga sadar akan dampak yang akan timbul baik bagi manusia maupun
keberlangsungan alam. Sangat disayangkan untuk kebaikan Nona Eboshi yang telah
memberikan ilmu,tempat tinggal,dan perlindungan bagi sesama manusia namun di sisi lain ia
juga mempunyai ambisi untuk menguasai hutan belantara. Nona Eboshi bahkan juga sangat
berambisi membunuh Dewa Rusa yang merupakan dewa penjaga hutan belantara. Ambisi
Eboshi terbukti pada dialog yang dilontarkan oleh orang penyintas penyakit yang bekerja
sebagai pembuat senapan untuk Eboshi:

『こわや、こわや、エボシ様は国崩しをなさる気だ』

Eboshi benar-benar serius dalam mewujudkan ambisinya hal ini terlihat pada dialog yang
dilontarkan oleh Ashitaka :

『あなたは山の神の森を奪いタタリ神にしても飽きたらず』

Pada dialog tersebut disebutkan bahwa Ashitaka sudah dapat menebak Eboshi yang membuat
dewa babi hutan menjadi iblis setelah menyadari bahwa Eboshi memperkerjakan orang
penyinta penyakit untuk membuat senjata yang mematikan. Namun di tengah-tengah manusia
yang berambisi, terdapat juga manusia yang masih memikirkan alam seperti Ashitaka.
Ashitaka merasa tanggung jawab nya sebagai manusia adalah untuk menjaga keharmonisan
antara kehidupan alam dan manusia. Pemikiran Ashitaka terlihat pada dialog berikut :

『その石火矢でさらに新たな恨みと呪い隅出そうというのか』

『森とタタラ場双方生きる道はないのか』

『モロ,森と人間が一緒に住む道はないのか。本当にもう止められないの
か。』

Di akhir cerita Ashitaka membuktikan tekad nya dengan berhasil mengembalikan kepala
dewa rusa kepada dewa rusa. Selain itu walaupun menyukai Mononoke Hime, Ashitaka tetap
menghormati pilihan Mononoke Hime untuk tetap tinggal di dalam hutan karena dirinya tidak
bisa memaafkan manusia.

Anime ini tidak hanya menggugah pembaca untuk mencintai alam namun juga
membuat manusia merenungkan tentang apa saja yang sudah manusia lakukan terhadap alam.
Banyak manusia yang tidak peduli dengan apa hakikat dan manfaat alam untuk
keberlangsungan hidup manusia dan biodiversitas hutan. Manusia seringkali tidak menyadari
bahwa alam dan manusia seharusnya berdampingan. Kelalaian manusia terlihat pada akhir
cerita ketika kepala dewa rusa terpotong oleh Eboshi tiba tiba hutan menjadi kering dan mati.
Setelah kepala dewa rusa dikembalikan hutan kembali hijau dan hidup. Ketika melihat itu
salah satu pekerja Tataraba berkata :

『へええ、シシ神は花坂時事だったんだ』

Terbukti dari potongan dialog tersebut bahwa walaupun punya akal manusia seringkali
menganggap remeh alam yang seharusnya dilestarikan. Bahkan rasa tanggungjawab kita
sebagai manusia dalam menjaga alam kalah dengan Moro sang serigala,babi hutan,dan
kera di hutan.Moro berkata bahwa saat mendengar hutan kesakitan hatinya sakit seperti ada
peluru di dadanya. Sedangkan para babi hutan sangat bertekad untuk melawan manusia
walaupun mereka tahu senjata manusia berbahaya dan mereka akan kalah telak.
Sedangkan para kera selalu menanam pohondi hutan dan mempunyai tekad untuk melawan
manusia sampai-sampai mereka ingin memakan Ashitaka karena mereka berpikir dengan
begitu mereka dapat mendapatkan kekuatan manusia dan mengalahkannya. Namun
Mononoke Hime melarangnya dan berkata bahwa memakan manusia hanya akan
menjadikan kera sesuatu yang lain. Untuk hal tersebut menurut pendapat saya maksud dari
perkataan Mononoke Hime adalah kera tidak boleh memakan Ashitaka karena Ashitaka
bukan manusia yang tidak peduli dengan alam. Dewa rusa pun menolong Ashitaka dengan
menyembuhkan luka dan kutukan nya karena tahu Ashitaka bukan manusia yang tidak
peduli dengan ligkungan. Bukankah sangat tidak adil ketika alam yang tereksploitasi oleh
segelintir manusia namun tetap berpikir objektif untuk tetap menolong dan memberikan
manfaat kepada manusia?. Saya pribadi merasa malu untuk menerima fakta bahwa hewan
dan tumbuhan lebih memiliki hati dibandingkan manusia yang berakal. Terlebih bukankah
adalah sebuah kerugian bagi manusia ketika kita pada akhirnya mendapatkan “senjata
makan tuan” karena ulah kita yang mengutamakan “kekayaan” daripada “keseimbangan”?

Anda mungkin juga menyukai