OLEH :
BENI JULIANDA
20016066
Pesan moral dan pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita dongeng fabel Semut dan
Kepompong adalah kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan.
Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang
lain.
C. Analisis
Pada bagian ini, penulis akan menganalisis sebuah contoh teks fabel berjudul “Semut dan
Kepompong” yang diambil dari jayakartanews.com.
1. Fungsi Komunikatif Teks
Teks fabel memiliki fungsi komunikatif untuk memberikan sarana yang potensial dalam
menanamkan nilai-nilai moral pada pembaca. Teks fabel yang berjudul “Semut dan Kepompong” ini
telah memenuhi fungsi komunikatif tersebut. Pembaca dapat belajar dan mencontoh dari si Kupu-kupu
yang disajikan dalam cerita, agar kita harus memiliki perilaku yang terpuji, pemaaf, dan menolong
siapa pun yang membutuhkan pertolongan. Sebaliknya pembaca diharapkan tidak meniru prilaku si
Semut yang sombong dan suka menghina.
2. Lokasi Sosial Teks
Teks cerita fabel sangat mudah ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari dan setiap. Setiap
pasti sudah pernah mendengar berbagai cerita maupun dongeng-dongeng yang menggunakan
binatang sebagai tokoh rekaannya. Teks cerita fabel dapat ditemui di ensiklopedia, buku bacaan
anak-anak, buku ajar, hingga internet. Teks cerita fabel yang berjudul “Semut dan Kepompong” ini
penulis temukan dalam sebuah blog di internet. Selain teks yang penulis jadikan contoh, pada blog
tersebut juga dimuat cerita fabel popular lainnya, seperti “Kelinci dan Kura-kura” karangan Aesop.
3. Unsur Teks
Teks cerita fabel memiliki unsur-unsur yang harus ada didalamnya. Diantaranya: unsur tema,
latar, tokoh, alur cerita atau plot, serta sudut pandang. Pada contoh teks fabel “Semut dan Kepompong”
ini sudah memenuhi unsur-unsur pembangan teks fabel. Misalnya untuk unsur latar terdapat pada
kalimat pertama :
Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, disana tinggallah bermacam-macam hewan, mulai dari
semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya.
Unsur tokoh atau penokohan yang terdapat dalam contoh teks cerita fabel ini adalah Semut,
Kepompong, dan Kupu-kupu. Untuk unsur plot atau alur cerita yang digunakan dalam cerita ini adalah
alur maju. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga.
4. Struktur Teks
Struktur teks yang dimiliki oleh teks fabel adalah orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Pada
contoh teks fabel “Semut dan Kepompong” ini sudah terdapat strukur-struktur yang membangun teks
fabel. Namun, pada orientasi, lebih tepatnya pada pengenalan tokoh tidak diuraikan lebih lengkap.
Sedangkan untuk komplikasi, klimaks atau puncak dari permasalahan cerita yang sedang dialami oleh
tokoh sudah tepat. Begitu juga, resolusi atau jalan keluar dari permasalahn yang sedang dialami tokoh
Semut agar dapat menyelesaikan konflik yang dihadapi sudah tepat.
5. Karekterisitik Kebahasaan
Teks fabel atau cerita fabel supaya jelas ceritanya maka terdapat terdapat kaidah
kebahasaannya. Teks cerita fabel “Semut dan Kepompong” ini telah memenuhi kaidah tersebut. Kata
kerja yang dapat ditemukan pada contoh teks “Semut dan Kepompong”. Penggunaan kata sandang Si
dan Sang terdapat pada kalimat “Sang Kepompong sedih meratapi keadaannya” dan “sampai pada
suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup”. Pengguaan kata keterangan tempat dan waktu
terdapat pada “Pada suatu hari tiba-tiba datanglah badai yang sangat dahsyat”. Penggunaan kata
hubung lalu, kemudian, dan akhirnya, terdapat pada kalimat “Lalu suara semut terdengar dari atas”, dan
“Akhirnya kupu-kupu pun menolong si Semut dan semut pun selamat”.
Pesan moral dan pembelajaran yang dapat diambil dari cerita ini adalah janganlah kita
meninggalkan pekerjaan atau kewajiban yang telah diamanahkan kepada kita. Meskipun kita
memiliki kesempatan untuk berbuat curang, akhirnya kita hanya merugikan orang lain dan
terutama diri kita sendiri.