Anda di halaman 1dari 10

Sekolah : SMPN 14 Banda Aceh

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : VII/2
Tahun : 2016/2017

BAB 6: Mengapresiasi dan Mengkreasikaan Fabel


A. Pengertian teks cerita fabel
Cerita fabel adalah teks cerita fiksi yang menggunakan hewan sebagai tokoh
yang bertingkah laku seperti manusia. Teks cerita fabel menunjukkan penggambaran
moral / unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentangkehidupan di dalam
ceritanya. Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-
pesan dan nilai moral kepada pembaca, dengan tujuan agar pembaca tidak mudah
tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Selain itu, pembaca juga terilhami untuk
menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi luhur. Meskipun dijadikan sebagai
sarana untuk menyampaikan pesan moral, bukan berarti cerita fabel kehilangan daya
tarik.
B. Ciri-ciri teks cerita fabel
1. Menggunakan hewan sebagai tokoh utama dan dapat bertingkah seperti
manusia.
2. Menunjukkan penggambaran moral dan dan kritik tentang kehidupan di
dalam ceritanya.
3. Penceritaan yang pendekdan menggunakan pilihan kata yang mudah.
4. Menceritakan antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
5. Menggunakan setting alam.
6./Memuat informasi berdasarkan khayalan (fiksi).

C . Struktur teks cerita fabel:


1. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca
tentang gambaran umum isi fabel.
2. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya
untuk pengenalan waktu, tempat & karakter/tokoh.
3. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
4. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
5. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
6. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang
menyantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.

D. Ciri bahasa teks cerita fabel:


Bahasa dalam fabel dimanfaatkan untuk menggambarkan sifat-sifat hewan
yang memiliki kemiripan atau kesamaan dengan sifat manusia. Adapun ciri-ciri
bahasa dalam fabel adalah :
a. Memuat kata-kata sifat untuk mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik,
atau kepribadiannya.
b. Memuat kata-kata keterangan untuk menggambarkan latar (latar waktu,
tempat, dan suasana).
c. Memuat kata kerja yang menunjukan peristiwa-peristiwa yang dialami
para pelaku.

E. Memahami teks cerita fabel


Dalam kehidupan sehari-hari, nilai kejahatan dan kebaikan akan selalu hadir di
sekitar kehidupan manusia. Dalam teks cerita fabel ini menyajikan karakter tokoh
yang berperilaku baik dan jahat yang akhirnya tokoh yang baiklah yang akan menang.
Pemahaman teks cerita fabel dapat dilihat dari :
a. Memahami struktur teks cerita fabel
Cerita teks fabel memiliki struktur sebagai berikut :
 Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya
enalan waktu, tempat & karakter/tokoh.
 Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
 Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
 Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang
menyantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.

b. Memahami unsur kebahasaan teks cerita fabel


tifikasi kata kerja
 Verba Transitif adalah verba yang membutuhkan kehadiran nomina
atau kata benda sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat menjadi
subjek dalam kalimat aktif.
Contoh:
1) Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari
tubuhnya.
2) Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah
 Verba Intransitif adalah verba yang tidak memerlukan objek dalam
kalimat.
Contoh:
1) Ia berjanji tidak akan menghina mahluk ciptaan Tuhan.

 Penggunaan kata sandang si dan sang


Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya.
Katasi dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital.Contoh berikut ini :
1) “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?”tanya ibu.
2) Kedua orang tua itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembatu di pasar.
Kata kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan
nama. Pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kapital karena dimaksudkan sebagai
panggilan atau nama julukan.

 Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu


Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata
keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya
digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata
depan pada atau kata yang menunjukan informasi waktu.
Contoh :
1) Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di
taman.
2) Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.

 Penggunaan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya.


Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan
sebagai penghubung antarkalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk
menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragrap atau dalam teks. Perhatikan
kalimat dibawah ini :
1) Setelah mendengar berita kebakaran itu, Amir pergi ke
luar, kemudian berlari,lalu berteriak sambil menangis.
2) Lalu, sang semut memegang erat ranting itu.
3) Kemudian, sang semut berterimakasih kepada kupu-kupu karena kupu-
kupu telah menyelamatkan nyawanya.
4) Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan
menghina semua mahluk ciptaan Tuham yang ada di taman itu.
F. Membedakan teks cerita fabel
Perbedaan antara teks cerita fabel dengan teks cerita pendek dapat dilihat dari
dua aspek, yaitu dari segi struktur isi dan dari segi fitur bahasa. Struktur isi dalam
fabel umumnya bersifat statis (tidak banyak mengalami perubahan) dari waktu ke
waktu. Sebaliknya struktur isi cerpen cenderung bersifat dinamis sesuai dengan
kreativitas pengarang. Disamping itu watak tokoh cerita dalam fabel digambarkan
secara jelas dan tegas. Sebaliknya dalam cerpen, watak tokoh tidak digambarkan
secara hitam putih. Artinya, watak tokoh digambarkan lebih manusiawi. Dibalik
wajah jahatnya, seorang tokoh masih memiliki watak yang baik.

*Contoh teks cerita fabel :


Kupu-kupu Berhati Mulia
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di
taman. Ia sangat bahagua karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang
semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
Ia melihat sebuah kepompong diatas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong
yang jelek yang tidak bisa pergi kemana-mana.
“Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung diranting
itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu
patah?”
Sang semut selalu membnaggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat yang ia suka.
Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang
semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya
diam saja mendengar ejekan tersebut.
Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ketaman itu. Karena hujan ,dimana-
mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir
kedalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam
genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.
“Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong …, tolong…..!”
Untunglah saat itu adaseekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-
kupu menjulurkan sebuah ranting kearah semut.“Semut, peganglah erat-erat ranting
itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”Lalu sang semut memegang erat-erat
ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang
aman.
Kemudian, sang semut berterimakasih kepada kupu-kupu karea kupu-kupu telah
menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan
terpuji.
Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.
“Aku adalah kepompong yang pernah diejek,”kata si kupu-kupu.
Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina
semua mahluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

*Contoh teks cerita pendek


Sudah dua hari ini Imah tidak ke sekolah. Padahal, dia itu anak yang rajin dan
sebelumnya tak pernah begini. Oleh karena itu, aku, Ana, dan Afga berencana
mengunjunginya usai pulang sekolah.
Siang harinya sesuai rencana kami, aku pun menunggu teman-temanku disamping
pintu gerbang sekolah.
“Kemana ya mereka ?” gumamku.
Tiba-tiba mereka mengejutkanku dan berteriak, “Dor! kaget, ya ?”
“Apaan sih, kalian? mengagetkanku saja. Kalau aku jantungan gimana ?” seruku.
“Maaf, maaf ,Di. Soalnya tadi kami mampir dulu keruang guru untuk mengumpulkan
tugas dari Pak Marno, pinta Ana dan Afga.
Sebelum kerumah Imah, kami sempat mampir kewarung untuk membeli roti. Bahkan
Afga sempat membeli es karena kehausan.
Tak terasa kami sampai didepan pintu rumah Imah. Kami pun mengetuk serta
mengucapkan salam.
“Adi, Ana, Afga rupanya. Silahkan masuk dan duduk dulu,ya,” Bu Ina, Ibu Imah
mempersilahkan kami masuk.
Tidak lama, Imah keluar. Dia terlihat kurus dan wajahnya Nampak pucat.
Dia berkata “Afga, jajannya dijaga. Jangan jajan sembarangan gitu,” sembari
menunjuk katong es yang dibaea Afga.
“Kenapa? Aku kan haus?” jawab Afga dengan polosnya.
“Kamu tahu?” Ucap Imah yang membuat kami penasaran.
“Tahu apa?”tanyaku.
Imah menjelaskan bahwa dia sakit karena jajan sembarangan. Ia juga minum es
seperti yang sedang dibawa Afga.
“Ya ampun,” kata Afga berikut menjauhkan sedotan dari bibirnya.
Imah juga memberitahu kami kalau lebih baik kita membawa bekal dari rumah.
Sebab, itu lebih bersih dan terhindar dari zat berbahaya bagi tubuh. Zat tersebut
adalah zat pewarna yang tidak dianjurkan untuk makanan, boraks atau bahan
formalin. Padahal, formalin itu digunakan untuk mengawetkan mayat.
“Astaga aku kan belum jadi mayat!” Seru Afga.
“Iya aku juga ngga mau.” Sahutku
“Kalau gitu, besok kau bawa bekal aja dari rumah,” ucap Afga. Kami semua
sependapat dengan Afga.
Ternyata karena menjenguk sobat ku itu, aku jadi tahu kalau kita memag tidak boleh
jajan sembarangan. Lagi pula, lebih baik bawa bekal dari rumah, terus uang sakunya
bisa ditabung untuk keperluan yang lebih bermanfaat.
“Imah, lekas sembuh ,ya,” ucap kami sebelum pulang.
“Aamiin. Makasih ya teman-teman,”jawab Imah.
“Besok kamu jadi masuk sekolah kan ,? belajar juga buat ulangan matematika.
Semangat!” Kata Ana.
“Siap bos! Semoga kita dapat seratus lagi, ya,” jawab Imah.
“Pasti! Semangat! Seru kami.
Perjalanan kami dihari itu berakhir dengan senyuman dan semangat untuk
menghadapi ulangan di esok hari.

G. Mengklasifikasi teks cerita fabel


Teks cerita moral pada dasarnya dijadikan sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan moral kepada pembaca. Penyampaian pesan moral
melalui teks cerita lebih menarik karena dipadukan melalui rangkaian peristiwa yang
seru dan menegangkan. Ada juga cerita moral yang dibuat oleh pengarang bukan
berdasarkan landasan ilmiah tetapi hanya menggunakan imajinasi. Cerita moral
semacam ini sering disebut sebagai cerita moral fantasi.

H. Mengidentifikasi kekurangan teks cerita fabel


Ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan ketika mengidentifikasi
kekurangan teks cerita fabel, yaitu aspek isi dan bahasa. Aspek isi berkaitan dengan
unsur-unsur yang membangun cerita, seperti alur dan perwatakan. Aspek bahasa
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang digunakan dalam cerita, seperti ejaan, dan
tanda baca.
Alur cerita berkaitan dengan rangkaian peristiwa demi peristiwa yang
diungkapkan oleh sang pengarang. Perwatakan berkaitan dengan cara pengarang
dalam menggambarkan watak tokoh cerita.

I. Menangkap makna teks cerita fabel


Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan
dan nilai moral kepada pembaca. Tujuannya agar pembaca tidak mudah tergoda untuk
melakukan tindakan tercela. Selain itu pembaca juga terilhami untuk menjadi manusia
yang berbudaya dan berbudi luhur. Meskipun dijadikan sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan dan nilai moral, bukan berarti cerita fabel kehilangan daya tarik.
Dengan kemasan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, cerita fabel digemari oleh
kalangan anak-anak hingga orang tua.

J. Menyusun teks cerita fabel


Setiap orang pada dasarnya memiliki naluri untuk bercerita. Namun, kita
harus mampu mengolah cerita dengan menggunakan tokoh binatang. Hal yang tidak
kalah penting untuk diperhatikan adalah struktur isi dan fitur bahasa. Keduanya
penting agar kisah menarik yang kamu tulis benar-benar memenuhi syarat sebagai
sebuah fabel. Menyusun teks cerita fabel harus sesuai dengan struktur teks cerita
fabel, agar urutannya logis.
K. Menelaah dan merevisi teks cerita fabel
Menelaah dan merevisi teks cerita fabel merupakan kegiatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam rangkaian aktivitas menulis. Tujuannya adalah agar tulisan yang
disusun terhindar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan yang fatal. Kesalahan itu
baik dari aspek struktur isi maupun bahasa yag kita gunakan. Sebagus apapun isi
sebuah cerita tetapi banyak kesalahan, maka cerita itu tidak aka ada yang menyukai.
Ada dua aspek yang perlu ditelaah dan direvisi dari sebuah teks cerita fabel
Berikut beberapa poin yang harus dilakukan sat merevisi teks cerita fabel :
1. Betulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan huruf
2. Betulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan kata depan
3. Setelah itu urutkan bagian-bagian teks menjadi urutan yang baik dan
menjadi sebuah teks cerita fabel yang baik dan utuh.
L. Meringkas teks cerita fabel
Meringkas atau merangkum merupakan salah satu upaya untuk memahami
teks. Tujuannya agar mampu memberikan apresiasi terhadap kreativitas penulis.
Seseorang akan mengalami kesulitan untuk meringkas sebuah teks apabila ia sendiri
belum memahami teks yang akan diringkas. Oleh karena itu, hal penting yang perlu
diperhatikan ketika meringkas sebuah teks adalah memahami isi teks yang
bersangkutan.
Ada tiga langkah penting yang perlu dilakukan dalam meringkas teks fabel, yaitu :
1. Membaca naskah asli
Bacalah naskah asli berkali-kali agar kamu mampu mendapatkan kesan umum tentang
isi fabel tersebut.
2. Mencatat gagasan utama
Dalamilah gagasan yang tertuang didalam teks. Setelah itu catat semua gagasan yang
penting. Gagasan pokok yang telah dicatat dapat dipakai untuk menyusun sebuah
ringkasan.
3. Mereproduksi gagasan
Urutan isi hasil ringkasan disesuaikan dengan naskah asli. Akan tetapi, kalimat-
kalimat dalam ringkasan berupa kalimat-kalimat baru untuk menggambarkan kembali
isi dari karangan aslinya.
M. Langkah Menyusun Teks Cerita Fabel
1. Amatilah perilaku binatang yang ada disekitarmu, kemudian tentukan hal yang
menarik yang kamu amati sehingga menjadi tema tulisanmu. Tema yang disarankan
berkaitan dengan kebaikan yang dapat diambil dari perilaku binatang.
2. Buatlah kerangka teks cerita fabel yang terdiri atas struktur teksnya, yaitu
orientasi,komplikasi, resolusi, dan koda. Kamu harus ingat bagian yang termasuk
orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
3. Buatlah ide pokok atau gagasan yang ingin kamu tulis di dalam keempat bagian
teks tersebut.
4. Hubungkan antara ide pokok pada setiap bagian itu dengan menggunakan kata
sambung yang sudah kamu pelajari. Jika perlu kamu mampu membuat dan
menambahkan kalimat lain sehingga teksmu menjadi lebih menarik dan mudah
dipahami.
5. Ketika menyusun teks berdasarkan hasil pengamatanmu itu, kamu harus
menerapkan unsur kebahasaan, seperti ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat.
6. Setelah kamu berhasil menyusun teks cerita fabel, baca dan cermati lagi teks hasil
karyamu itu. Lengkapi kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Kemudian, diskusikan
karyamu itu dengan gurumu. Mintalah dia membaca dan memeriksanya. Jika sudah
dianggap sempurna, publikasikanlah teks yang telah kamu susun tersebut di majalah
dinding sekolah atau kamu dapat mengirimnya ke media massa di daerah mu.
Sebelum dipubliksikan, perbaiki hasil teks yang disusun sesuai dengan masukan
teman dan gurumu.
J. Menulis puisi dari teks cerita fabel
Setelah kamu banyak membaca dan memahami jenis teks fabel, kamu juga dapat
memperkaya pemahamanmu melalui puisi. Ketrampilan menulis puisi tdak
bergantung pada bakat yang dimiliki seseorang. Setiap orang dapat menulis puisi.
Bagus tidaknya puisi yang dibuat bergantung pada kemampuan diri dalam mengolah
kata. Agar dapat menulis puisi dengan baik, kamu perlu mengetahui langkah-langkah
dalam menulis puisi sesuai tema teks cerita fabel.
Langkah-langkah menulis puisi :
 Menentukan tema berdasarkan pengamatan perilaku binatang yang ada disekita
kita.
 Membayangkan hal yang akan diungkapkan atau ditulis sesuai dengan karakter
binatang yang telah kita amati.
 Menulis secara sederhana apa yang telah kita tangkap dari pengamatan kita.
 Memilih kata atau diksi yang tepat atau sesuai dengan menggambaran perilaku
hewan yang kita amati.
 Menggunakan ungkapan dan majas dengan tepat untuk mengungkapkan ide dalam
puisi.

Anda mungkin juga menyukai