A. Kompetensi Inti
2. Keterampilan
Kompetensi Dasar Indikator pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pengetahuan
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1) Mendata pokok-pokok isi dalam hikayat.
2) Mendata karakteristik dalam hikayat.
3) Mendata nilai-nilai dalam hikayat.
2. Keterampilan
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1) Menyusun teks eksposisi berdasarkan pokok-pokok isi dalam
hikayat.
2) Menyusun teks eksposisi berdasarkan pokok-pokok nilai-nilai dalam
hikayat.
3) Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi, teks eksposisi yang
telah disusun
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Faktual
Pengetahuan tentang Teks Cerita Rakyat.
2. Materi Konseptual
•Karakteristik hikayat.
•Isi hikayat.
•Nilai-nilai dalam hikayat (moral, sosial, agama, budaya, dan pendidikan).
3. Materi Prosedural
Langkah mengidentifikasi dan menceritakan kembali isi teks cerita rakyat
(hikayat).
E. Pendekatan, Strategi dan Metode
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Strategi/Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Presentasi, diskusi, penugasan, demonstrasi
F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
Pertemuan ke-1 KD 3.7 (2 x 45 menit)
1. Pendahuluan (15menit)
a. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pelajaran dengan
cara:
1) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama
(menghayati ajaran agama);
2) Memberi pesan moral tentang syukur kepada Tuhan YME, karena telah
memberi kesehatan dan kesempatan menuntut ilmu untuk masa depan;
3) Mengecek kehadiran peserta didik,
4) Guru memerintahkan siswa untuk mengecek kebersihan laci,
Kebersihan lingkungan kelas, kerapihan seragam.
Sikap yang
Nilai
Diamati
Jumlah
Kerjasama
Skor
Jawab
Angka Huruf
1
2
3
4
5
6
7
8
9
dst
Nilai setiap peserta didik untuk penilaian sikap Guru Mata pelajaran
Kelas : ........................
Semester : ........................
No. Pernyataan Ya Tidak
3 Dll
4) Lembar Penilaian Antar teman
Nama teman yang dinilai : ........................
3 Dll
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
Jenis
Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Soal
Soal
SOAL URAIAN
Identifikasilah teks cerita rakyat (hikayat) “ Puteri Kuning” berdasarkan pokok-pokok isi,
karakteristik, nilai-nilai dalam hikayat!
PENSKORAN JAWABAN DAN PENGOLAHAN NILAI
= 100
Jumlah 100
KISI-KISI PENILAIAN PENGETAHUAN
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Cilacap
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks cerita rakyat (hikayat)
Kelas/Semester : X/GANJIL
Perte muan :
Bentuk Penilaian : Tes Tulis (Individu)
KKM : 60 (Enam Puluh)
Tanggal Penilaian : ..................................
Bentuk No Jumlah
KD IPK Jenjang Soal Soal Soal
PG Uraian
(Tulis)
Jumlah 1
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
SOAL PRAKTIK
Susunlah teks cerita rakyat (hikayat) dengan memerhatikan teks cerita rakyat
(hikayat) berdasarkan pokok-pokok isi, nilai-nilai dalam hikayat, kemudian
mempresentasikan cerita rakyat (hikayat) yang telah disusun!
NORMA PENILAIAN KETERAMPILAN
Pedoman penilaian:
Skor
Aspek Yang Diamati
Perolehan
KESESUAIAN:
Sesuai dengan kaidah dan struktur 10
Tidak sesuai dengan kaidah dan struktur 5
KELENGKAPAN:
Jawaban lengkap 10
Jawaban kurang lengkap 5
KELANCARAN DAN KERUNTUTAN:
Tidak tersendat-sendat sehingga mudah diikuti 10
Tersendat-sendat/ berhenti untuk berfikir 5
PENGGUNAAN BAHASA:
Bahasa komunikatif , sederhana, dan tidak menghafal 10
Kalimat rumit dan sukar dipahami 5
40
SKOR MAKSIMAL
Skor perolehan 35
∑ Nilai Keterampilan/Unjuk kerja = x 100 = x 100 = 87,5
Skor maksimal 40
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
MUHAMMADIYAH KABUPATEN CILACAP
SMK MUHAMMADIYAH 1 CILACAP
HAND OUT
TEKS CERITA RAKYAT
(HIKAYAT)
OLEH:
LAELA SUCI SARIASIH, S.Pd.
Pengetahuan
3.7. Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat
(hikayat) baik lisan maupun tulis.
Indikator:
Keterampilan
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.
Indikator:
Hikayat merupakan istilah yang berasal dari Arab yakni dari kata “Haka” yang artinya
bercerita atau menceritakan.
Fungsi Hikayat
Umumnya hikayat memiliki fungsi sebagai pembangkit semangat, penghibur atau pelipur
lara, atau hanya untuk meramaikan suatu acara atau pesta.
Baca juga : Pengertian Teks Narasi, Jenis, Ciri, Tujuan dan Langkah Pembuatannya
Ciri-ciri Hikayat
Salah satu bentuk sastra prosa yang dikenal dengan Hikayat ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
Anonim
Istana Sentris
Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan atau pusat ceritanya
berada didalam lingkungan istana.
Bersifat Statis
Bersifat Komunal
Bersifat Tradisional
Hikayat bersifat tradisional atau Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik.
Bersifat Didaktis
Bersifat didaktis atau mendidik baik Didaktis secara moral maupun didaktis secara religi.
Hikayat menceritakan kisah secara universal seperti peperangan antara yang baik dengan
yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik.
Magis
Cerita hikayat umumnya bersifat magis. Pengarang akan membawa pembaca ke dunia khayal
imajinasi yang serba indah.
Unsur Hikayat
Hikayat memiliki beberapa unsur yang harus dipenuhi yakni :
Tema
Latar
Latar ialah tempat, waktu, dan suasana yang digambarkan dalam suatu cerita hikayat.
Alur
Alur merupakan jalinan peristiwa dalam sebuah cerita yang terjadi dalam hikayat.
Amanat
Pengertian amanat adala suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita.
Tokoh
Tokoh adalah pemeran di dalam cerita, pemeran ini baik sebagai pemeran utama maupun
pemeran pendukung. Penokohan sendiri merupakan penggambaran watak seorang tokoh.
Sudut pandang
Sudut pandang adalah pusat pengisahan darimana suatu cerita dikisahkan oleh si pencerita.
Gaya
Gaya sangat berhubungan dengan bagaimana si penulis menyajikan suatu cerita dengan
menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan lainnya.
Jenis-jenis Hikayat
Hikayat terbagi kedalam beberapa jenis baik dari isinya maupun dari asal daerahnya.
Cerita Rakyat
Epos India
Cerita dari Jawa
Cerita-cerita Islam
Sejarah dan Biografi
Cerita berbingkat
Melayu Asli
Contoh Hikayat Melayu Asli :
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur islam)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
Pengaruh Jawa
Pengaruh Arab-Persia
Entah sudah berapa hari kasus seorang bayi yang diakui oleh dua orang ibu yang sama-
sama ingin memiliki anak. Hakim rupanya mengalami kesulitan memutuskan dan
menentukan perempuan yang mana sebenarnya yang menjadi ibu bayi itu.
Karena kasus berlarut-larut, maka terpaksa hakim menghadap Baginda Raja untuk minta
bantuan. Baginda pun turun tangan. Baginda memakai taktik rayuan. Baginda berpendapat
mungkin dengan cara-cara yang amat halus salah satu, wanita itu ada yang mau mengalah.
Tetapi kebijaksanaan Baginda Raja Harun Al Rasyid justru membuat kedua perempuan
makin mati-matian saling mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya. Baginda berputus asa.
Mengingat tak ada cara-cara lain lagi yang bisa diterapkan Baginda memanggil Abu Nawas.
Abu Nawas hadir menggantikan hakim. Abu Nawas tidak mau menjatuhkan putusan pada
hari itu melainkan menunda sampai hari berikutnya. Semua yang hadir yakin Abu Nawas
pasti sedang mencari akal seperti yang biasa dilakukan. Padahal penundaan itu hanya
disebabkan algojo tidak ada di tempat.
Keesokan hari sidang pengadilan diteruskan lagi. Abu Nawas memanggrl algojo dengan
pedang di tangan. Abu Nawas memerintahkan agar bayi itu diletakkan di atas meja.
“Apa yang akan kau perbuat terhadap bayi itu?” kata kedua perempuan itu saling
memandang. Kemudian Abu Nawas melanjutkan dialog.
“Sebelum saya mengambil tindakan apakah salah satu dari kalian bersedia mengalah dan
menyerahkan bayi itu kepada yang memang berhak memilikinya?”
“Tidak, bayi itu adalah anakku.” kata kedua perempuan itu serentak.
“Baiklah, kalau kalian memang sungguh-sungguh sama menginginkan bayi itu dan tidak ada
yang mau mengalah maka saya terpaksa membelah bayi itu menjadi dua sama rata.” kata
Abu Nawas mengancam.
“Jangan, tolongjangan dibelah bayi itu. Biarlah aku rela bayi itu seutuhnya diserahkan
kepada perempuan itu.” kata perempuan kedua. Abu Nawas tersenyum lega. Sekarang
topeng mereka sudah terbuka. Abu Nawas segera mengambil bayi itu dan langsurig
menyerahkan kepada perempuan kedua.
Abu Nawas minta agar perempuan pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Karena
tak ada ibu yang tega menyaksikan anaknya disembelih. Apalagi di depan mata. Baginda
Raja merasa puas terhadap keputusan Abu Nawas. Dan .sebagai rasa terima kasih, Baginda
menawari Abu Nawas menjadi penasehat hakim kerajaan. Tetapi Abu Nawas menolak. la
lebih senang menjadi rakyat biasa.